- Etika Keluarga
- Etika Profesi
- Etika Politik
2. ETIKA KELUARGA
Di setiap nilai-nilai etika yang ada tidak hanya berlaku pada golongan tertentu
namun berlaku pada masyarakat luas. Dengan adanya nilai etika tersebut dalam
masyarakat diharapkan akan mengatur jalannya kehidupan bersama.
Menjadi sorotan masyarakat ketika ada perilaku para anggota profesi yang
bertindak tidak didasarkan nilai pergaulan yang telah disepakati bersama,
sehingga akan terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut.
Secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa peran etika dalam profesi sebagai alat
pengendali hati nurani /kode etik atau tidak, oleh karena itu etika disini
merupakan pencerminan ilmiah dalam perilaku manusia dari sudut norma-
norma baik dan buruk.
Secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa peran etika dalam profesi sebagai alat
pengendali hati nurani /kode etik atau tidak, oleh karena itu etika disini
merupakan pencerminan ilmiah dalam perilaku manusia dari sudut norma-
norma baik dan buruk.
4 . ETIKA POLITIK
Etika politik adalah salah satu cabang ilmu etika yang diterapkan dalam
lingkungan politik atau dimensi politik kehidupan. Fungsi etika politik dalam
masyarakat adalah sebagai penyedia sumber nilai atau teori yang menjelaskan
benar salahnya suatu tindakan dalam kaitannya dengan legitimasi politik. (etika
politik adalah seni untuk menapai tujuan ).
a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Sekolah
c. Lingkungan Masyarkat
ETIKA DALAM KELUARGA
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah
sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajarinilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,buruk,
dan tanggung jawab. etika itu sendiri adalah yang berkaitan dengan tingkah laku lahriah
dan dibatasi pada aspek sopan santun antar sesama manusia. Etika diartikan sebagai
watak kesusulaan atau adat kebiasaan
Jika kita membahas tentang etika biasanya dikaitkan dengan kata moral, yang
juga diartikan sebagai adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik dan menghindari perbuatan yang buruk.
Keluarga adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu,
memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di
antara individu tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Setiap anggota keluarga harus saling mengetahui peranan dan hak serta
kewajibannya masing-masing, dengan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-
masing anggota keluarga, pertikaian dan ketidak harmonisan akan hilang dengan
sendirinya. Dengan etika yang baik Antara orang tua dan anak maka akan terjalin
keluarga yang harmonis dengan menerapkan prinsip etika komunikasi, misalnya
berbicara dengan perkataan yang baik baik dari orang tua ke anak, anak ke orang tua,
kaka ke adik dan adik ke kakak.
Dengan membiasakan diri dalam keluarga dengan Bahasa yang baik maka itu
akan menberi dampak yang baik juga untuk diri anak ke lingkungan luar keluarga.
Perkataan yang efektif dan keterbukaan antara anggota keluarga dapat menjalin ikatan
yang baik diantara anggota keluarga, ini juga dapat meningkatkan kepercayaan lebih
didalam keluarga serta kenyamanan sehingga dapat mengurangi dampak ketidak
harmonisan antara anggota keluarga.
Selain itu juga etika komunikasi yang lain ada seperti setiap anggota keluarga
menggunakan perkataan yang lemah lembut dalam menyampaikan maksud dari setiap
anggota keluarga serta menggunakan perkataan yang pantas diucapan. Etika yang baik
yang dimiliki seseorang juga tercermin dari kebiasaan yang dibiasakan dalam keluarga.
Baik atau tidaknya sikap seseorang dalam beretika dilingkungan luar tercipta dan
bermula dari lingkungan terdekatnya seperti keluarga karena baik atau tidak nya
seseorang berawal dari kebiasaan- kebiasaan yang dilakukan dalam kelurga.
Contoh Etika yang harus ada dalam sebuah Keluarga :
• Pamitan dan mencium tangan orang tua sebelum pergi ke luar rumah.
• Tidak menyebutkan nama pada saat memanggil ayah, ibu dan kakak.
Bahwa kita ketahui kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, karna dia
yang telah membesarkan kita.Dan ada sikap yang harus kita lakukan terhadap orang tua
kita adalah
•Suami wajib berlaku baik terhadap istrinya dengan memberikan hak-hak istrinya
•Suami harus menahan diri untuk tidak menyakiti dan memberatkan istrinya tanpa
sebab yang jelas.
•Suami harus berlaku bijaksana, ramah tamah, berlaku manis dan lemah lembut
terhadap istrinya, baik ketika mereka sedang berdua atau bersama orang banyak.
•Tidak membuka rahasia istrinya dan, sebab ia orang yang diberi kepercayaan
terhadapnya, dituntut menjaga, dan melindunginya.
•Seorang adik harus menghormati kakaknya, dan kakak harus menyayangi adiknya.
ETIKA
Secara etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno “ethikos” dan
“ethos” dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang
biasa; padang rumput; kandang; habitat; kebiasaan; adat; akhlak; watak;
perasaan; sikap; dan cara berpikir. Etika mempunyai tiga pengertian: pertama,
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak); kedua, kumpulan asas atau nilai yang berkaitan dengan akhlak;
ketiga, nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan
masyarakat
ILMU
Setelah dijelaskan seluruh definisi dari etika dan menuntut ilmu di atas, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa etika menuntut ilmu adalah ilmu yang
menjelaskan bagaimana seharusnya perasaan, sikap, serta cara berpikir seorang
penuntut ilmu dalam kegiatan belajarnya terhadap kesadaran moral yang
memuat keyakinan baik-buruk,benar-tidaknya sesuatu perbuatan berdasarkan
aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat.
Hendaknya seorang murid memilih bidang ilmu yang terbaik yang ia butuhkan
untuk menjalankan agamanya saat itu, kemudian ia memilih apa yang ia akan
butuhkan kelak, dalam hal ini yang perlu ia dahulukan adalah ilmu tauhid dan
maa’rifah untuk mengenali allah dan dalilnya, karena keimanan seorang muqalid
meskipun kamu anggap sah tetapi ia akan berdosaa bila tidak mempelajari dalil-
dalinya, dan memilih buku yang lama dari pada buku-buku yang baru, guru-guru
berkata “Berpedomanlah pada buku-buku lama dan jauhilah buku-buku baru”
Cara memilih guru hendaknya dipilih guru yang paling alim, yang paling wara’ dan lebih
tua, Mencari ilmu merupakan kepentingan tertinggi dan paling sulit maka dalam hal ini
musyawarah lebih penting dan lebih wajib. Ketahuilah bahwa kesabaran dan ketekunan
merupakan dasar utama segala sesuatu tetapi hal ini jarang ditemui. Hendaknya ia nuga
bersabar atas ujian dan cobaan, telah dikatakan seorang guru “gudang karunia Allah
terletak pada serangkaian ujian”
Dalam memilih hendaknya ian meilih teman yang serius dalam belajar, wara’ dan
yang shaleh, dan menjauhi teman yang males membuat onar, banyak bicara,
perusak dan pembawa fitnah.
Ketahuilah bahwa seorang pencari ilmu tidak akan mendapat ilmu dan tidak
akan manfaat dari ilmunya kecuali dengan mengagungkan ilmu dan orang-orang
yang berilmu, mengagungkan dan menghormati guru. Sesungguhnya
barangsiapa yang mengajarimu satu huruf yang engkau butuhkan untuk
ibadahmu berarti ia ayahmu dalam agama.
TAWAKKAL
Orang yang berilmu harus bersifat kasih saying, memberi nasehat dan tidak iri
karena hanya akan merusak dan tidak bermanfaat.
Cara/ usaha yang digunakan dalam mencari ilmu pengetahuan disebut juga
metode mencari ilmu pengetahuan. Metode yang dipakai dalam mencari ilmu
pengetahuan hendaknya juga merupakan metode yang efektif agar ilmu
pengetahuan yang diperoleh benar-benar ilmu pengetahuan yang tidak lagi
diragukan kebenarannya. Sebab diusahakan dengan cara yang benar. Adapun
kebenaran yang dimaksud ialah kebenaran yang tegas dan pasti. Sebab
kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu.
Pada dasarnya ada dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah mendasarkan diri kepada rasio
dan kedua mendasarkan diri kepada pengalaman. Kaum rasionalais
mengembangkan apa yang kita kenal dengan rasionalisme. Sedangkan mereka
yang mendasarkan diri kepada pengalaman mengembangkan paham yang
disebut dengan empirisme.Pendapat ini sejalan dengan epistemologi dalam
pemikiran Barat (yang]) bermuara dari dua pangkal padangannya, yaitu
rasionalisme dan empirisme yang merupakan pilar utama metode keilmuan
(scientific method), dan pada gilirannya kajian epstemologis tersebut dapat
membuka perspektif baru dalam ilmu pengetahuan yang multi-dimensional.
Metode memperoleh ilmu dalam konsep Islam tidak hanya terbatas pada yang
empiris saja atau rasio saja, tetapi juga menggunakan intuisi atau wahyu.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi.
Dari mulai kita bangun tidur sampai kemudian tertidur kembali, komunikasi selalu
menjadi kegiatan utama kita entah itu komunikasi verbal atau non verbal, entah itu
komunikasi antar pribadi atau komunikasi organisasi.
Hal seperti ini memang telah menjadi kodrat kita sebagai seorang manusia yang
memang tidak dapat hidup sendiri. Kita selalu membutuhkan orang lain disekitar kita,
walaupun hanya untuk sekedar melakukan obrolan basa-basi karena manusia adalah
makhluk sosial dan dari dalam interaksi itulah manusia lambat laun menciptakan nilai-
nilai bersama yang kemudian disebut sebagai kebudayaan.
Pemakaian etika dalam konteks komunikasi antar pribadi memiliki paradoks tersendiri.
Di lain pihak, hal ini dapat menjadi hal yang positif namun terkadang sesuatu yang
negatif dan cenderung merusak dan memperburuk keadaan juga dapat terjadi. Berbagai
hal dinilai bertanggung jawab atas hal ini. Dari mulai cara kita berkomunikasi antar
sesama sampai pada saat kita menggunakan etika dalam berinteraksi.
ETIKA
• Membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat dipertanggung jawabkan
• Membantu manusia mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam hidup ini
Terlepas setuju atau tidaknya kita dengan teori diatas, namun ada hal yang bisa kita
sepakati bahwa etika berhubungan dengan moral,”sistem tentang bagaimana kita harus
hidup secara baik sebagai manusia.”
Persoalan etika yang potensial selalu melekat dalam setiap bentuk komunikasi
antar pribadi sehingga komunikasi dapat dinilai dalam dimensi benar-salah, melibatkan
pengaruh yang berarti terhadap manusia lain, sehingga komunikator secara sadar
memilih tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai dan cara-cara komunikasi guna
mencapai tujuan tersebut. Apakah seorang komunikator bertujuan menyampaikan
informasi, meningkatkan pemahaman seseorang, memudahkan keputusan yang bebas
pada orang lain, menawarkan nilai-nilai yang penting, memperlihatkan eksistensi dan
relevansi suatu persoalan sosial, memberikan sebuah jawaban atau program aksi atau
memicu pertikaian—persoalan etika yang potensial terpadu dalam upaya-upaya
simbolik sang komunikator. Demikianlah keadaannya pada sebagian besar komunikasi
pribadi, baik komunikasi antara 2 orang, dalam kelompok kecil, dalam retorika gerakan
sosial maupun dalam hubungan masyarakat.
Secara potensial timbul ketegangan antara ” kenyataan” dan “keharusan”, antara yang
aktual dan yang ideal. Mungkin terdapat ketegangan antara apa yang dilakukan setiap
orang dengan apa yang menurut kita harus dilakukan oleh orang tersebut. Mungkin
terdapat konflik antara komunikasi yang kita pandang berhasil dan penilaian teknik
tersebut tidak boleh digunakan karena cacat menurut etika. Kita mungkin terlalu
menekankan pemahaman tentang sifat dan efektivitas teknik, proses dan metode
komunikasi dengan mengorbankan perhatian pada masalah etika tentang penggunaan
teknik-teknik seperti itu. Kita harus menguji bukan hanya bagaimana, melainkan juga
apakah kita secara etis harus , memakai berbagai macam metode dan pendekatan.
Masalah “apakah”, jelas bukan hanya penyesuaian khalayak, melainkan maslah etika.
Kita boleh merasa bahwa tujuan-tujuan etika itu tidak dapat dicapai secara nyata
sehingga tidak banyak manfaatnya.
Bagaimana para peserta dalam sebuah transaksi komunikasi pribadi menilai etika dari
komunikasi itu, atau bagaimana para pengamat luar menilai etikanya, akan berbeda-
beda tergantung pada standar etika yang mereka gunakan. Sebagian diantara bahkan
mungkin akan memilih untuk tidak mempertimbangkan etika. Namun demikian,
masalah etika yang potensial tetap ada meskipun tidak terpecahkan atau tidak terjawab.
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling membutuhkan satu sama lain.
Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Maryati dan
Suryawati (2003) menyatakan bahwa , “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan
timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar
individu dan kelompok. “ Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan
Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan
suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada
akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.
“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai,
menghargai dan saling mendukung.”
Berdasarkan definisi di atas, maka penulis dapat mnyimpulkan bahwa interaksi sosial
adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama
lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun antar individu
dan kelompok.
Dalam kehidupan sehari – hari manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi. Dari
mulai kita bangun tidur sampai kemudian tertidur kembali, komunikasi selalu menjadi
kegiatan utama kita entah itu komunikasi verbal atau non verbal, entah itu komunikasi
antar pribadi atau komunikasi organisasi.
Hal seperti ini memang telah menjadi kodrat kita sebagai seorang yang memang tidak
dapat hidup sendiri. Kita selalu membutuhkan orang lain disekitar kita, walaupun hanya
untuk sekedar melakukan obrolan basa – basi karena manusia adalah makhluk sosial
dan dari dalam interaksi itulah manusia lambat laun menciptakan nilai – nilai bersama
yang kemudian disebut sebagai kebudayaan.
Dalam nilai – nilai yang terbentuk tersebut terdapat beberapa kaidah yang bertujuan
mengatur tata cara kita berkomunikasi antar sesama tanpa menyakiti hati dan
menjunjung tinggi etika sebagai sebuah tanda penghargaan pada lawan bicara kita.
Namun terkadang pemakaian sesuatu yang kita anggap sebuah etika dapat berakibat
pada sesuatu yang tidak menyenangkan dan menimbulkan kesalahpahaman antar
sesama. Mengapa hal itu bisa terjadi Padahal tujuan kita menggunakan etika adalah
untuk mencoba menghargai khalayak.
Persoalan etika yang potensial selalu melekat dalam setiap bentuk komunikasi
antar pribadi sehingga komunikasi dapat dinilai dalam dimensi benar – salah,
melibatkan pengaruh yang berarti terhadap manusia lain, sehingga komunikator secara
sadar memilih tujuan – tujuan tertentu yang ingin dicapai dan cara – cara komunikasi
guna mencapai tujuan tersebut. Apakah seorang komunikator bertujuan menyampaikan
informasi, meningkatkan pemahaman seseorang, memudahkan keputusan yang bebas
pada orang lain, menawarkan nilai – nilai yang penting, memperlihatkan eksistensi dan
relevansi suatu persoalan sosial, memberikan sebuah jawaban atau program aksi atau
memicu pertikaian – pertikaian etika yang potensial terpadu dalam upaya – upaya
simbolik sang komunikator.
Banyak peristiwa dalam kehidupan kita yang tidak kita sadari memiliki
konsekuensi etis. Dengan mengingat manusia sebagai mahluk sosial yang denang
sendirinya pasti membutuhkan orang lain dalam hidupnya, membuat manusia akan
selalu berhubungan dengan orang lain, salah satu “jembatan” yang menghubungkan
manusia sebagai individu dengan manusia-manusia lain dan dunia luar adalah
komunikasi.
Melalui komunikasi itulah manusia menyatakn dirinya, menyimak orang lain atau
memahami berbagai keadaan lingkungannya. Oleh karena itu, komunikasi menjadi ciri
penting manusia. Kemampuan berkomunikasi itu pulalah yang membedakan manusia
dengan mahluk-mahluk lain yang ada di muka bumi ini.
ARTI FUNGSI DAN BENTUK KONIKASI
Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di
antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang
lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar
menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins, 2002 : 310).
Fungsi Komunikasi
untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai
pilihan-pilihan alternatif.
a. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke
atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara
timbal balik.
Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau
organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi ini
memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan
kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan
perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam
kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan,
menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan
masalah-masalah yang ada.Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di
antara kelompok kerja yang sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada
tingkat yang sama, diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama
b. Komunikasi horisontal
c. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang
dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan
bagianPendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau
lateral (menyisi)
Dalam setiap pembicaraan yang kita lakukan kepada lawan bicara kita, kita harus
memperhatikan beberapa hal atau etika berkomunikasi untuk menjaga perasaan,
kepercayaan dan harga diri seseorang terutama pada dunia bisnis atau kerja, yaitu
antara lain:
1.Berbicara dengan suara yang jelas, dalam arti suara tidak kecil maupun tidak terlalu
kencang.
3.Saat berbicara dengan lawan bicara maupun saat mendengarkan lawan bicara, mata
kita harus saling melihat, sehingga tidak terkesan malu ataupun tidak mendengarkan
lawan bicara.
4.Berbicara seperlunya, tidak panjang lebar tanpa arti yang jelas ataupun berputar-
putar (berbelit-belit)
6.Jangan menyela atau memutus pembicaraan lawan bicara apabila lawan bicara kita
belum selesai berbicara, karena itu akan membuat lawan bicara kita tiak senang dan
tidak dihargai.
7.Dalam berkomunikasi diharapkan menjaga emosi kita, yaitu jangan sampai terbawa
emosi sehingga marah-marah kepada lawan bicara.
8.Tidak tertawa secara berlebihan dan terus menerus.
9.Sebaiknya tidak menguap saat lawan bicara sedang berbicara, karena lawan bicara
akan merasa kita bosan dengan pembicaraannya.
10.Tidak mengerjakan sesuatu saat lawan bicara sedang berbicara (misalnya sambil
menulis, mengetik, dan lain sebagainya).
11.Menghargai pendapat, masukan atau kritik dari lawan bicara. Artinya tidak langsung
membantah.
Advertisements
Etika berkomunikasi
Pentingnya etika dapat dilihat jika seseorang berkomunikasi, kita tentu lebih
menghargai orang yang berbicara dengan sopan ketimbang orang yang berbicara
dengan kasar atau tidak sopan, seorang komunikan akan ragu untuk terbuka dengan
orang yang memiliki kredibilitas yang rendah, penyampaian pesan yang tidak valid juga
akan menyulitkan seorang komunikan dalam menangkap pesan maka dari itu kita perlu
mengetahui etika apasaja yang perlu kita penuhi sebelum berkomunikasi.
Ada beberapa hal pokok yang mana kita selaku komunikator perlu lakukan dan perlu
aplikasikan dalam kehidupan, antara lain :
Komunikan yang baik adalah komunikan yang mau mendengarkan dengan bijaksana
perkataan dari komunikator, menghargai apa yang dikatakannya dan tidak menimpali
atau menyela perkataannya sebelum selesai.
d. Saling menghargai
Biasanya dalam proses ini dua individu (komunikan dan komunikator) perlu saling
memahami satu sama lain dalam model komunikasi dipaparkan dalam konsep field
experience yaitu konsep kesamaan, dimana tingkat efektifitas komunikasi akan terjalin
lebih tinggi jika dua individu memiliki kesamaan yang besar, sebagai contoh seorang
collecor barang antik tentu akan lebih cenggung berkomunikasi dengan seorang pecinta
ayam hias dari pada seorang collector lainnya. Namun meski demikian jika kita dan
orang lain tidak memiliki faktpr kesamaan, kita harus tetap menjaga etika dengan
menghargai tiap ucapan orang tersebut dengan menyimak dan mendengarkan apa yang
dikatakannya, dengan demikian rasa pengahargaan akan timbul pula pada orang yang
kita hargai tersebut.
Ada kalanya dalam berkomunikasi kita merasa bosan dengan informasi yang
disampaikan tentu ini bukan kesalahan pendengar namun dalam proses penyampaian
informasi tersebut kurang bumbu yang menarik pendengar, dalam hal ini kita perlu
menyelinginya dengan candaan atau gurauan agar para pendengar atau komunikan
tidak merasa bosan dengan apa yang kita sampaikan.
Dalam berkomunikasi dengan orang lain ada etika tersendiri yang harus kita pegang,
kita selaku individu perlu menjaga perasaan lawan bicara kita agar mereka tidak
tersinggung ataupun salah paham dengan maksud dan tujuan kita. Adapun point-point
berikut ditujukan kepada lawan bicara yang biasanya baru kita temui, baru kita kenal
ataupun kurang akrab dengan orang tersebut diantaranya :
Dalam proses transaksi informasi seorang individu termasuk kepada orang yang tidak
dikenal atau belum memiliki kedekatan sama sekali, kita perlu menggunakan kalimat
baku atau formal agar orang lain merasa dihargai.
Etika sopan santun sangat berlaku pada point ini, orang tentu akan merasa tersinggung
saat jika kita dengan sibuk makan dan dalam saat bersamaan berbicara dengan lawan
bicara kita.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata yang diucapkan
(memakai mulut) bisa langsung dipahami.
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata melalui
mulut (harus ditafsirkan dahulu).
ETIKA PROFESI
1. Pengertian profesi dan lingkup etika
a.profesi
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess",
yang dalam bahasa Yunani adalah"Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk
memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap atau permanen".
b.Lingkup Etika
Ruang lingkup etika sangat luas sehingga terbagi atau terpecah menjadi beberapa
bagian atau bidang seperti :
• - Etika keluarga
• - Etika Profesi
• - Etika Politik
• - Etika Lingkungan
• - Etika Ideologi
• Etika profesi berasal terdiri atas “etika” dan “profesi”. Istilah Etika berasal dari
bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk
jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang
biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap,
cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
• Profesi sendiri berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua
pengertian yaitu janji atau ikrar dan pekerjaan, , dalam arti sempit profesi
berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus
dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Profesi
merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan
yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan
yang rumit dari manusia.
• Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.
• Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan
orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang
paling kecil yaitu keluarga sampai satu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut,
suatu kelompok diharapakan akan mempunyai tata nilai untuk mengtur
kehidupan bersama. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-
nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau
masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat
profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata
nilai yang mengatur dan tertuang secara tidertulis (yaitu kode etik profesi) dan
diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
1.Tanggung jawab
2.Keadilan
• Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
3.Otonomi
• Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri
kebebasan dalam menjalankan profesinya.
4.Prinsip Kompetensi
• Prinsip ini menuntut kita untuk berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
6.Prinsip kerahasiaan
menurut biggs dan blocher (1986:10) mengemukakan tiga fungsi kode etik
yaitu :
• kode etik
• harus rasional
• harus konsisten, tetapi tidak kaku
• harus bersifat universal
• Aturan kesopanan
• Aturan kelakuan, dan
• Sikap antara para anggota profesi b)
Standar profesi
Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap staf
atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada wewenang
tertentu (schroeder, 1991).
ETIKA DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Etika berasal dari kata ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat. Etika berkaitan dengan yang dimiliki oleh individu atau kelompok untuk
menilai tindakan salah atau benar, baik atau buruk sikap seseorang.
Kaitan etika dengan teknologi informasi, di zaman yang serba canggih ini
banyak komunitas atau kelompok yang menggunakan teknologi informasi untuk
mempermudah segala urusan baik dari segi komunikasi atau dari segi bisnis,
seperti contohnya jejaring sosial maupun aplikasi –aplikasi perusahaan. Dengan
adanya teknologi ini membuat manusia bisa berinteraksi dengan siapa saja
melalui dunia maya tanpa harus mengeluarkan biaya dan waktu yang lama, dan
dengan adanya teknologi website manusia bisa melihat dan menggali informasi
dari seluruh penjuru dunia.
Dampak dampak negatif dari kemajuan teknologi sekarang ini salah satunya
adalah hilangnya etika -etika dalam bermayarakat. Kita dapat melihat contoh
nyatanya ada dalam kehidupan kita sehari hari. Setiap kita bertemu orang
hampir pasti kita melihat orang tersebut tengah sibuk dengan smartphone nya.
Dikereta misalnya, orang-orang sibuk menunduk kelayar smartphone nya tanpa
peduli dengan sekitarnya. Tak jarang terkadang ada penumpang lain yang lebih
di prioritaskan untuk duduk namun orang-orang seperti tak perduli karena
tengah sibuk dengan smartphone nya.
Terkadang kita melihat muda-mudi yang asik dengan smartphone nya melintas
di depan orang yang lebih tua tanpa mengucapkan permisi atau setidaknya
menyapa orang terebut. Karena ia asyik dengan smartphone dan tak peduli
dengan keadaan sekitarnya. Karena hal tersebut terkadang dianggap kurang
sopan dan tidak memiliki etika.
Bukan hanya orang lain, terkadang saat kita berkumpul dengan teman atau
bahkan keluarga. Saat kita tengah berkumpul, pasti ada salah satu dari teman
atau keluarga kita terlalu sibuk dengan smartphone nya. Sehingga saat ada yang
berbicara atau tengah mengajaknya mengobrol pasti akan diacuhkan karena dia
terlalu sibuk dengan smartphonnya. Ia pasti akan dianggap tidak sopan dan tidak
memiliki etika. Bukan hanya saat berkumpul untuk mengobrol, saat sedang
makan bersama pun demikian. Seseorang yang sudah kecanduan dengan
smartphone pasti tidak akan dapat lepas dari smartphone nya tersebut bahkan
saat makan sekalipun. Ia pun pasti ditegur karena tidak memiliki etika makan
yang benar. kita harus membiasakan diri tidak terlalu sibuk dengan smartphone
atau gadget kita dan lebih peka terhadap lingkungan sekitar kita. Biasakan saat
kita sedang bersama orang lain untuk menyimpan sejenak smartphone atau
gadget kita dan biasakan untuk memperbanyak interaksi dengan mereka. Kita
juga harus membatasi pengguanaan smartphone atau gadget agar kita tidak
mengalami kecanduan terhadap smartphone dan gadget.
Dampak Negatif Perkembangan Teknologi Terhadap Etika Manusia
• Pada akhir-akhir ini marak sekali pencurian uang milik nasabah. Para
pembobol menggunakan teknologi informasi untuk membobol uang milik
nasabah bank tersebut.
Kesimpulan
Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat dan berpotensi untuk membantu
mempermudah umat manusia mengarungi kehidupannya untuk mencapai
keberhasilan dalam bermasyarakat. Efek-efek negatif bisa dihindari dengan
memberikan pedoman-pedoman etika yang jelas kepada para profesional dan
pengguna teknologi ini.
Manfaat maksimal atau efek negatif dari teknologi informasi sangat tergantung
pada manusia yang mengoperasikan. Kesadaran setiap insan yang didasari etika
dan mengedepankan kepentingan bersama dalam pemanfaatan teknologi
sebagai salah satu kunci.
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan
dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara
hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan
sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian
perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang berlaku.
• Kita hidup dalam masyarakat yang makin pluralistis, dan dihadapkan dengan
sekian banyak pandangan moral yang seringkali bertentangan.
• Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding.
Transformasi ekonomi, intelektual dan budaya, yang menantang budaya
tradisional. Dalam situasi ini, etika membantu agar kita tidak kehilangan
orientasi.
• Banyaknya tawaran ideologi sebagai penyelamat. Etika membantu kita agar
sanggup menghadapi ideologi-ideologi itu dengan kritis dan obyektif dan
membentuk penilaian sendiri agar tidak mudah terpancing
1.Etika Deskriptif
• Etika yang berbicara tentang suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola perilaku
manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan
masyarakat.
• Etika yang menyoroti secara rasional dan kritis tentang apa yang di harapkan
manusia mengenai sesuatu yang bernilai
• Misalnya: adat istiadat, kebiasaan, hal yang dianggap baik/buruk, tindakan yang
boleh/tidak boleh dilakukan
2. Etika Normatif
• Etika yang mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam
kehidupan sehari-hari
Macam-macam norma :
1. Norma Sopan satun, yang menyangkut tata cara hidup dalam pergaulan sehari-
hari.
2. Norma Hukum, yang memiliki keberlakuan lebih tegas karena diatur oleh suatu
hukum dengan jaminan hukuman bagi pelanggar.
3. Norma Moral, yang sering digunakan sebagai tolak ukur masyarakat untuk
menentukan baik buruknya seorang sebagai manusia, misalnya: menampilkan
diri sebagai manusia dalam profesi yang dijalani.