Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ETIKA SOSIAL

“SUARA HATI”

KELOMPOK 2:

NI Putu Gyaani Chisti Prativi (202009045)

I Komang Budi Arcana (202009046)

PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

ISTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

2020
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Setiap manusia dalam hatinya memiliki suatu kesadaran tentang apa


yangmenjadi tanggungjawab dan kewajibannya. Tetapi kesadaran itu tidak selalu
kitaperhatikan. Namun dalam situasi yang konkret suara hati akan selalu
menyatakandiri sebagai kesadaran tentang apa yang menjadi kewajibannya
berhadap pandangan masalah konkret yang dihadapanya. Suara hati atau Hati Nurani
sering kali juga disebut sebagai keputusan suara hati, atau dalam Bahasa latin
disebut Judicium Consientiae.

Setiap individu atau makhluk hidup memiliki nurani yang berbeda – beda.
Nurani tersebut muncul ketika makhluk itu sudah terbiasa melakukan segala sesuatu
yang sama secara terus menerus. Seperti halnya makhluk hidup yang lain manusia
juga memiliki nurani yang sering kita sebut dengan suara hati. Suara hati merupakan
suara yang kita dengar dan dari dalam diri kita. Suara itu selalu kita anggap benar jika
kita ingin melakukannya. Suara hati merupakan cermin dari kepribadian kita
sesungguhnya. Ada orang yang mengatakan bahwa suara hati itubersifat baik atau
positif, namun ada yang mengatakan ia bersifat seperti yang dipercayai oleh orangnya
(yang mendengar suara hati tersebut). Suara hati adalah kemampuan orang untuk
membedakan mana yang baik dan benar atau sebaliknya, serta diarahkan untuk
selalu mengambil keputusan yang paling baik dan benar. Suara hati dapat kita kita
dengar atau rasakan apabila kita selalu dapat mengintropeksikan diri kita sendiri atas
apa yang telah kita lakukan. Kita juga harus peka terhadap segala gejala yang
menimpa diri kita dan tetap berpegang pada norma baik budaya, adat, sosial dan
agama kita. Suara hati sudah dimiliki oleh setiap orang. Namun bagaimana caranya
kita mendengar dan melakukan tindakan berdasarkan suara hati tersebut. Caranya
memang dapat mudah dan sulit,tergantung bagaimana kita melakukannya dan niat
kita untuk mendengarnya. Caranya yaitu dengan selalu berbuat sesuai norma yang
berlaku, peka terhadap kejadian sekitar, intropeksi diri dan berbuat sesuai dengan
apa yang yakini itu benar baik menurut diri kita dan orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu suara hati?
2. Bagaimana cara membentuk suara hati?
3. Bagaimanakah tanggung jawab atas keputusan suara hati?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian suara hati
2. Mengetahui cara membentuk suara hati
3. Mengetahui tanggung jawab atas keputusan suara hati
Pembahasan
A. Pengertian Suara Hati

Suara hati adalah suara halus dan murni datang langsung dari kesadaran sang
Hidup yang ada di dalam diri kita paling dalam yang bersih dan jujur, tanpa
pertimbangan dalam memberikan jawaban. Suara hati adalah keputusan praktis
akal budi yang membantu seseorang dalam menjalankan atau membatalkan suatu
tindakan. Suara hati akan membawa kita kepada keselamatan dan kebahagiaan,
asalkan kita dapat mendengarkannya dengan jelas dan meyakininya kemudian
mempraktikkannya dalam kehidupan. Dalam arti luas suara hati berarti kesadaran
moral yang tumbuh dan berkembang dalamhati manusia. Sedangkan suara hati
dalam arti sempitnya merupakan penerapan kesadaran moral dalam situasi
konkret. Suara hati tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat
keliru.
Suara hati merupakan suara yang kita dengar dan dari dalam diri kita. Suara
itu selalu kita anggap benar jika kita ingin melakukannya. Suara hatimerupakan
cermin dari kepribadian kita sesungguhnya. Ada orang yang mengatakan bahwa
suara hati itu bersifat baik atau positif, namun adayang mengatakan ia bersifat
seperti yang dipercayai oleh orangnya (yang mendengar suara hati tersebut).
Suara hati adalah kemampuan orang untuk membedakan mana yang baik dan
benar atau sebaliknya, serta diarahkanuntuk selalu mengambil keputusan yang
paling baik dan benar.
Suara hati adalah pusat kemandirian moral manusia. Segala macam perintah,
peraturan, larangan dan kebiasaan dari berbagau panutan, dari lingkungan social,
dari negara atau dari sebuah pandangan dunia atau ideologi, hanya untuk
menuntut ketaatan, sejauh sesuai dengan suara hati saya. Jadi kewajiban moral
dasar ialah agar manusia tidak pernah meakukan sesuatu yang bertentangan
dengan suara hatinya.
B. Membentuk Suara Hati

Dalam hati manusia, sebelum bertindak atau berbuat sesuatu, ia sudah


mempunyai kesadaran atau pengetahuan umum bahwa da yang baik dan ada
yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran moral tersebut, walaupun kadang
kesadarannya berbeda – beda. Pada saat suatu tindakan itu dilakukan, suara hati
akan mengatakan perbuatan itu baik atau buruk. Jika perbuatan itu baik, kata hati
akan mendorong supaya perbuatan itu dilakukan. Dan jika perbuatan itu buruk,
kata hati akan melarang perbuatan untuk dilakukan. Dan akan terus bekerja
dengan mendorong perbuatan baik dan melarang perbuatan buruk. Sesudah
suatu tindakan atau perbuatan, maka kata hati muncul sebagai hakim yang
memberi vonis. Untuk perbutan yang baik, kata hati akan memberitanda lewat
perasaan positif dengan pujian yang membuat orang merasa senang, bangga,
tenang dsb. Namaun jika perbuatan itu buruk maka ia akan memberi tanda lewat
perasaan yang muncul, karena suara hati mencela perbuatan tersebut sehingga
orang merasa gelisah, malu, menyesal, putus asa dsb. Suara hati harus dibentuk
dan keputusan moral harus diterangi. Suara hati yang dibentuk dengan baik dapat
memutuskan secara tepat dan benar. Dalam keputusannya ia mengikuti akal budi
dan pada kebaikan yang benar. Bagi kita umat manusia yang takluk kepada
pengaruh – pengaruh yang buruk dan selalu digoda untuk mementingkan diri
sendiri dan menolak ajaran Tuhan yang membawa kita kepada keselamatan kekal.
Pembentukan suara hati itu mutlak perlu, supaya segala sesuatu yang bukan
kehendak Tuhan dapat diatasi. Pembentukan suara hati merupakan suatu tugas
seumur hidup yang pada akhirnya membawa kita kepada pengenalan akan kasih
Tuhan. Dalam pembentukan hati nurani. Dengan mohon rahmat Tuhan kita yakin
dan percaya bahwa Tuhan akan memberikan rahmat bagi kita yang memintanya
sebab Tuhan menghendaki kita, supaya kita mempunyai suatu tujuan hidup yang
penuh arti yang pada akhirnya membawa kita kepada keselamatan kekal. Di lubuk
hati nuraninya manusia menemukan hukum, yang tidakditerimanya dari dirinya
sendiri, tetapi harus ditaatinya. Suara hati itu selalumenyerukan kepadanya untuk
mencintai dan melaksanakan apa yang baik, danuntuk menghindari apa yang
jahat. Bilamana perlu, suara itu menggemakan dalamlubuk hatinya.dibentuk oleh
pengetahuan yang kita dapat, sehingga pendidikanhati nurani merupakan tugas
seumur hidup.

C. Tanggung Jawab Atas Keputusan Suara Hati

Tidak cukup kalausuatu keputusan diambil begitu sajaatas dasar kesadaran


ata pendapat hati kita yang semula. Mengapa? Karena belum tentu pendapat itu
betul! Agar keputusan dapat dipertanggungjawabkan secara moral!. Sering kali
suara hati ikut serta atau bertindak memberikan informasi padadiri kita didalam
menentukan prioritas, akan tetapi kita sering mengabaikan suarahati kita sendiri
hanya untuk mengikuti nafsu sesaat atau untuk kepentingan yang lain dimana
pada akhirnya hanyalah kerusakanlah yang terjadi dikemudian hari, disebabkan
mengabaikan suara hati sendirinya. Suara hati merupakan acuan atau
fundasimental bagi kita semua karena kalau kita akan melakukan kesalahan atau
perbuatan yang akan berdampak fatal suara hatilah yang menasehati pada diri
kitabahwa perbuatan tersebut terlarang dan jika kita merasa putus asa akan
sesuatusuara hatilah yang memberi semangat bagi diri kita, maka dari itu
janganlahabaikan suara hati kita
Tanggung jawab atas kebebasan pribadi manusia (otonomi) tersebut ̧ dihayati
melalui keputusan hati nurani atau suara hati. Jika kebebasan dihayati sebagai
tanggung jawab, maka manusia memiliki kesadaran moral. Tanggung jawab
adalah kesadaran diri manusia terhadap semua tingkah laku dan perbuatan yang
disengaja atau pun tidak di sengaja. Dalam proses pertimbangan yang mendhului
pengambilan keputusan tadi, dengan sendirinya akan terwujud suatu kesadaran
dalam hati tentang apa yang merupakan kewajiban dan tanggung jawab untuk
memutuskan masalah. Kesadaran itulah yang disebut suara hati. Maka keputusan
harus kita ambil menurut apa yang pada saat itu kita sadari sebagai kewajiban dan
tanggung jawab sebagai manusia.
Dalam situasi ini perlu kita perhatikan dua hal. Pertama, meskipun kita
mengikuti suara hati, belum tentu keputusan tersebut betul. Tak ada manusia yang
mengetahui segala – galanya dan oleh karena itu tidak ada manusia yang dapat
memastikan seratus persen bahwa tidak ada unsur penting yang kurang
diperhatikannya.
Bagaimana kalau pada akhirnya kita sadar bahwa keputusan terebut tidak
tepat? Di satu pihak, itu tidak berarti bahwa dalam pengambilan keputusan yang
salah tadi kita bersalah atau berdosa. Kita sudah berusaha sebaik – baiknya untuk
mempertimbangkan emua hal yang penting. Kemungkinan untuk keliru termasuk
kodrat manusia. Tetapi di lain pihak, kita bertanggung jawab terhadap akibat
keputusan yang salah tadi. Artinya kita harus berusaha sekuat tenaga untuk
melindungi orang lain dari akibat buruk keputusan kita.
Kedua, dapat terjadi bahwa kita pada saat keputusan harus diambil, masih
tetap ragu – ragu tentang keputusan mana yang harus diambil. Misalnya kita tetap
ragu – ragu apakah harus melaporkan tindakan korupsi seorang rekan
sekantor.dalam hal ini kita mengambil keputusan yang dirasakan paling tepat,
meskipun sadar, bahwa keputusan itu barangkali salah. Resiko itu harus kita
ambil. (DR. Franz Magnis-Suseno, Etika Sosial, pp. 29-36).
Kesimpulan
Suara hati adalah keputusan praktis akal budi yang membantu seseorang dalam
menjalankan atau membatalkan suatu tindakan. Suara hati tampil sebagai hakim
yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. Suara hati merupakan suara yang kita
dengar dan dari dalam diri kita. Suara hati adalah pusat kemandirian moral
manusia. Jadi kewajiban moral dasar ialah agar manusia tidak pernah meakukan
sesuatu yang bertentangan dengan suara hatinya. Suara hati harus dibentuk dan
keputusan moral harus diterangi. Suara hati yang dibentuk dengan baik dapat
memutuskan secara tepat dan benar. Pembentukan suara hati itu mutlak perlu,
supaya segala sesuatu yang bukan kehendak Tuhan dapat diatasi. Suara hati itu
selalumenyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik,
danuntuk menghindari apa yang jahat. Tidak cukup kalua suatu keputusan diambil
begitu sajaatas dasar kesadaran ata pendapat hati kita yang semula. Suara hati
merupakan acuan atau fundasimental bagi kita semua karena kalau kita akan
melakukan kesalahan atau perbuatan yang akan berdampak fatal suara hatilah
yang menasehati pada diri kitabahwa perbuatan tersebut terlarang dan jika kita
merasa putus asa akan sesuatusuara hatilah yang memberi semangat bagi diri
kita, maka dari itu janganlahabaikan suara hati kita. Tanggung jawab adalah
kesadaran diri manusia terhadap semua tingkah laku dan perbuatan yang
disengaja atau pun tidak di sengaja. Kesadaran itulah yang disebut suara hati.
Pertama, meskipun kita mengikuti suara hati, belum tentu keputusan tersebut
betul. Tak ada manusia yang mengetahui segala – galanya dan oleh karena itu
tidak ada manusia yang dapat memastikan seratus persen bahwa tidak ada unsur
penting yang kurang diperhatikannya. Bagaimana kalau pada akhirnya kita sadar
bahwa keputusan terebut tidak tepat? Di satu pihak, itu tidak berarti bahwa dalam
pengambilan keputusan yang salah tadi kita bersalah atau berdosa. Tetapi di lain
pihak, kita bertanggung jawab terhadap akibat keputusan yang salah tadi.
Misalnya kita tetap ragu – ragu apakah harus melaporkan tindakan korupsi
seorang rekan sekantor.dalam hal ini kita mengambil keputusan yang dirasakan
paling tepat, meskipun sadar, bahwa keputusan itu barangkali salah. Resiko itu
harus kita ambil.
Daftar Pustaka

DR. Franz Magnis-Suseno, S. (. (n.d.). Etika Sosial. Jakarta: PT Gramedia.


Elijah, C. o. (2008). suara hati. Retrieved from carmlia.net:
https://www.carmelia.net/index.php/artikel/spiritualitas/169-suara-hati
gloriam, m. D. (2019, November 13). Suara Hati. Retrieved from apa-itu-suara-hati:
https://aendydasaint.com/tag/apa-itu-suara-hati/
katolitas.org. (2018, Desember 19). Tentang Suara Hati. Retrieved from katolitas.org:
https://www.katolisitas.org/tentang-suara-hati/

Anda mungkin juga menyukai