Anda di halaman 1dari 8

PENTINGNYA MENGEMBANGKAN SUARA HATI

PENDAHULUAN

oLatar Belakang Masalah

Setiap manusia mempunyai HATI NURANI yang menuntut manusia untuk berlaku berdasarkan prinsip-
prinsip moral, seperti bertindak adil, benar, dan jujur. Tuntutan tersebut bersifat mutlak atau tidak bisa
ditawar-tawar, bukan berdasar pertimbangan untung atau rugi, bukan pula berdasarkan perasaan
senang atau tidak senang, misalnya saja bila ada orang yang tidak melakukan tindakan moral (seperti
mencuri, membunuh, menganiaya, berlaku tidak adil, dll), orang tersebut akan merasa malu, bersalah
dll, bahkan seandainya tidak ada orang lain yang mengetahuinya.

Pertanyaannya, "Dari manakah tuntutan HATI NURANI yang bersifat mutlak tersebut?" Pastilah bukan
sebuah realitas di luar diri manusia (misalnya alam, orang lain, atau masyarakat), karena tuntutan
apapun yang berasal dari luar selalu masih dapat dipertanyakan oleh SUARA HATI, "Apakah tuntutan
dari pihak luar tersebut sesuai atau tidak dengan tuntutan HATI NURANI?".

Dapat ditambahkan bahwa tuntutan dari pihak luar hanya mengikat sejauh tidak bertentangan dengan
HATI NURANI (seperti apa yang baik, adil, jujur, benar, dan sebagainya). Pertanyaannya, "Dari manakah
tuntutan HATI NURANI yang bersifat mutlak tersebut?" Pastilah bukan sebuah realitas di luar diri
manusia (misalnya alam, orang lain, atau masyarakat), karena tuntutan apapun yang berasal dari luar
selalu masih dapat dipertanyakan oleh SUARA HATI, "Apakah tuntutan dari pihak luar tersebut sesuai
atau tidak dengan tuntutan HATI NURANI?". Dapat ditambahkan bahwa tuntutan dari pihak luar hanya
mengikat sejauh tidak bertentangan dengan HATI NURANI (seperti apa yang baik, adil, jujur, benar, dan
sebagainya).

oRumusan masalah

1.Apakah sebenarnya hati nurani itu?

2.Bagaimanakah hubungan antara hati nurani dan kesadaran moral tersebut?

3.Bagaimanakah mengembangan kesadaran moral tersebut?

4.Bagaimana peranan suara hati dalam perilaku seseorang?

5.Bagaimana hubungan antara hati nurani dengan superego? Apakah hati nurani sama saja dengan
superego atau ada perbedaan juga?
oTujuan penulisan

1.Kita dapat mengetahui dan mengerti apakah sebenarnya yang dinamakan hati nurani itu.

2.Kita dapat mengetahui hubungan yang sebenarnya antara hati nurani dan kesadran. moral,karena
mengingat pentingnya kesadaran moral tersebut dalam tingkah laku kita sehari – hari.

3.Karena pentingnya kesadaran moral tersebut,maka penting juga bagi kita untuk tau bagaimana
mengembangkan kesadaran moral tersebut.

4.Agar kita mengetaui apakah ada hubungan antara hati nurani dengan tindakan kita sehari- hari,karena
sering kali kita dengan apabila sesorang yang tega terhadap mahkluk lain maka akan dikaitkan dengan
hati nurani orang tersebut.

5.Agar kita mengetaui apakah itu superego dan hubungannya dengan hati nurani.

LANDASAN TEORI

ARTI SUARA HATI

Kesadaran moral kita dalam situasi konkret yakni mengenai apa yang menjadi tanggungjawab dan
kewajiban kita sebagai manusia.

• Kesadaran itu merupakan kesadaran dalam batin bahwa kita berkewajiban mutlak untuk selalu
menghendaki bagi apa yang menjadi kewajiban dan tanggungjawab kita, sehingga dari kehendak itulah
tergantung kebijakan saya sebagai manusia dan bahwa diri sendirilah yang mengetahui apa yang
menjadi tanggungjawab dan kewajiban.
• Suara hati bersifat mutlak, artinya entah kita menuruti atau tidak, tuntutan tersebut tetap ada.

SUARA HATI MENYATAKAN DIRI BERHADAPAN DENGAN TIGA LEMBAGA NORMATIF

• Suara hati menyatakan diri lewat sikap yang kita ambil dalam menghadapi keadaan konkret di dalam
hidup ini.

• Situasi konkret memaksa kita untuk bersikap; mengikuti atau sebaliknya (menolak) tuntutan ketiga
lembaga normatif tersebut. Manusia secara moral, hanya berkewajiban menaatinya sejauh tuntutan itu
sesuai dengan suara hatinya.

Sehingga suara hati menjadi nyata dalam kebijaksanaan diri yang diambilnya di hadapan suatu peristiwa
hidup yang konkret.

• Ketiga lembaga normatif itu menyediakan pengetahuan bagi putusan-putusan suara hati, namun
demikian, toh mereka tidak berhak mengikat suara hati begitu saja, mereka tidak dapat menghapus
tanggungjawab kita untuk akhirnya sendiri memutuskan apa yang menjadi kewajiban kita dalam situasi-
situasi konkret yang kita hadapi.

ANALISA

Suara Hati : Kesadaran moral dalam situasi personal, konkret dan aktual,

•Personal : Selalu berkaitan erat dengan pribadi tersebut, diwarnai oleh kepribadian orang tersebut dan
akan berkembang pribadinya.(subjek)

•Konkret: Keputusan Suara hati terjadi dalam situasi nyata dan tertentu, bukan dalam situasi umum.

•Aktual: Keputusan Suara hati hanya terjadi pada saat itu saja ( tidak dapat diulangi).

FUNGSI SUARA HATI

1. Prospektif: menunjuk apa yang harus dipilih /dilakukan,

2. Introspektif : mawas diri, menilai tindakan yang telahdilakukan.

3. Retrospektif:

Baik :Ganjaran (puas,bahagia,damai)

Buruk: Hukuman (gelisah,tidak tenang, takut, marah dan muak terhadap diri sendiri)
FUNGSI SUARA HATI TERHADAP NORMA

1. Suara hati Menginternalisasikan norma dan menyuarakan kembali dalam situasi konkret.

2. Suara hati menangkap nilai-nilai yang ada di balik norma (mempertimbangkan, mengurutkan menurut
bobot).

3. Suara hati mendorong tindakan-tindakan yang mewujudkan nilai-nilai secara benar.

4. Membina otonomi / kemandirian moral.

Dengan hati nurani kita dimkasudkan penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan dengan
tingkah laku konkret kita. Hati nurani ini memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu
kini dan di sini. Tidak mengikuti hati nurani ini berarti menghancurkan integritas pribadi kita dan
mengkhianati martabat terdalam kita.

Hati nurani berarti berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaraan moral.
Kesadaran yang dimaksud disini adalah kesanggupan manusia untuk mengenal dirinya sendiri dan
karena itu berefleksi tentang dirinya. Dalam hati nurani berlangsung juga penggandaan . bukan saja
manusia melakukan perbuatan-perbuatan moral (baik atau buruk), tapi juga yang turut mengetahui
tentang perbuatan-perbuatan moral kita. Dalam diri kita , seolah – olah ada instansi yang menilai dari
segi moral perbuatan- perbuatan yang kita lakukan . hati nurani semacam “saksi” tentang perbuatan –
perbuatan moral kita .

Enam tahap dalam perkembangan moral :

a)Tingkat prakonvensional
Pada tingkat ini si anak mengakui adanya aturan- aturan dan baik serta buruk mulai mempunyai arti
baginya, tapi hal itu semata- mata di hubungkan dengan reaksi orang lain. Tingkat prokonvensional
dijadikan menjadi 2 tahap :

•Tahap 1 : orientasi hukuman dan kepatuhan

•Tahap 2 : orientasi relatives instrumental

b) Tingkat konvensional

Pada tingkat ini perbuatan- perbuatan mulai di nilai atas dasar norma – norma umum dan kewajiban
serta otoritas di junjung tinggi. Tingkat konvensional ini mencakup 2 tahap:

•Tahap 3 : penyesuiaan dengan kelompok atau orientasi menjadi anak manis

•Tahap 4 : orientasi hukum dan ketertiban (law and order)

c) Tingkat pascakonvensioanal

Tingkat ini disebut juga tingkat otonom atau tingkat berprinsip, pada tingkat ini hidup moral dipandang
sebagai penerimaan tanggung jawab pribadi atas dasar prinsip- prinsip yang dianut dalam batin. Di bagi
menjadi 2 tahap juga:

•Tahap 5 : orientasi kontrak – social legalistis

•Tahap 6 : orientasi prinsip etika yang universal

Seringkali hati nurani kaitkan dengan “superego”,bahkan tidak jarang kedua hal itu disamakan begitu
saja. Istilah superego berasal dari Sigmund Freud dokter ahli saraf Autria yang meletakkan dasar untuk
psikoanalisis dalam rangka teorinya tentang struktur kepribadian manusia. Superego adalah instansi
yang melepaskan diri dari ego dalam bentuk observasi diri,kritik diri,larangan dan tindakan refleksi
lainnya,dan tindakan terhadap diri sendiri yang di bentuk selama masa anak melalui jalan internalisasi(
jalan pembatinan). Superego ini merupakan dasar fenomena yang kita sebut “ hati nurani”.

Apakah hati nurani bias disamakan dengan superego? Atau kedua hal itu berbeda. Hati nurani dipakai
dalam konteks etis, sedangkan superego berperanann dalam konteks psikoanalitis. Aktivitas superego
bisa tak sadar, baik sumber rasa bersalah maupun rasa bersalah itu sendiri tetap tidak disadari.
Sedangkan dalam konteks etis, hati nurani bisa berfungsi dalam taraf sadar yang berperan menjadi
penuntun dan penyuluh di bidang moral.
PENUTUP

oKESIMPULAN

Dari makalah di atas dapat kita simpulkan bahwa hati nurani berperan penting dalam kehidupan sehari-
hari. Oleh sebab itu pembianaan hati nurani sangat penting dikembangkan dari masa anak- anak. Agar
suara hati yang muncul pada saat pengambilan keputusan adalah suara hati yang menjadi penuntun dan
penyuluh kehidupan moral kita.

oSARAN

Suara hati sebaiknya dikembangkan dari masa anak- anak, dan pentingnya peran orang tua, guru dan
lingkungan yang baik sebagai otoritas konkret.
Peranan Suara Hati Dalam
Pengambilan Keputusan
28 FEBRUARI 2011TINGGALKAN KOMENTAR

Suara hati mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk kita lakukan. Sumber
gambar: http://www.google.co.id
Dalam suatu peristiwa tertentu, mungkin kita pernah mengalami, melihat atau mendengar beberapa
peristiwa di sekitar kita tentang perbuatan-perbuatan yang semestinya tidak perlu terjadi. Misalnya kita
mendengar ada orang yang nekad melakukan tindakan bunuh diri karena stress. Mungkin juga kita
pernah melihat pemerkosaan, korupsi dan lain sebagainya. Mereka yang melakukan perbuatan tersebut
seolah-olah tidak mengenal hal itu perbuatan yang baik atau buruk. Yang penting mereka merasa puas
dengan apa yang mereka lakukan tersebut. Namun kita yang melihat atau mendengar peristiwa tersebut
tentu menganggap bahwa itu merupakan tindakan yang melanggar hukum maupun ajaran agama.
Reaksi kita terhadap peristiwa-peristiwa tersebut tentu menolak, mencegah dan melaporkannya kepada
pihak yang berwajib. Oleh karena itu suara hati sangatlah penting bagi kita dalam memutuskan suatu
perbuatan atau tindakan dalam hidup kita. Sebab suara hati mampu membedakan mana yang baik dan
mana yang tidak baik untuk kita lakukan.

Suara hati menurut Embuiru adalah “manifestasi kehendak Tuhan yang disampaikan kepada manusia
melalui pikirannya.” (1979 : 144). Oleh karena itu “suara hati sering juga dinamakan suara Tuhan,
karena ia mengajak kita memilih yang baik dan menolak yang jahat” (Embuiru, 1979 : 144). Jadi suara
hati akan mengatakan setuju atau tidak setuju sebelum kita akan melakukan suatu perbuatan atau
tindakan. Peranan suara hati secara jelas ditegaskan oleh Embuiru sebagai berikut.

1. Memberikan penjelasan tentang baik atau buruknya suatu perbuatan, sebelum dilakukan.
2. Memerintahkan supaya perbuatan baik dilakukan dan perbuatan buruk ditinggalkan.
3. Menjadi hakim terhadap perbuatan yang sudah dilaksanakan. Perbuatan baik dipuji dan hati kita
diberi kebahagiaan yang tidak terhingga. Perbuatan buruk dicela dan hati kita menjadi takut dan
kacau (1979 : 144).
Kiranya dengan memahami peranan suara hati ini perbuatan dan tindakan kita selalu diputuskan
berdasarkan suara hati yang tepat. Sehingga semakin banyak pribadi-pribadi yang memiliki sikap dan
perbuatan yang baik dalam kehidupannya sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai