Anda di halaman 1dari 7

TEOLOGI ESTETIKA

Erick M. Kundiman (21188010)


PENDAHULUAN

Estetika berasal dari Bahasa Yunani aisthetike, dari kata kerja


aisthanomai, yang artinya adalah pengalaman dan penghayatan.
Secara tradisional, estetika digambarkan sebagai ilmu
pengetahuan mengenai keindahan. Di sini pengalaman dan
penghayatan memainkan peran penting untuk memperoleh
pengetahuan mengenai keindahan.
Berdasarkan definisi di atas, Teologi Estetika dapat dipahami
sebagai Teologi Keindahan. Teologi Estetika dapat dipahami
sebagai teologi yang berbicara mengenai keindahan dan aspek-
aspek yang berkaitan dengannya.
PANDANGAN BEBERAPA FILSUF DAN
TEOLOG PRA MODERN TENTANG ESTETIKA

1. Plato
• Plato memandang estetika dari segi dunia ide (idea)
• Bagi Plato, yang indah adalah material, misalnya
tubuh manusia
• Meskipun tubuh indah, namun ada yang lebih indah
daripada tubuh, yaitu jiwa
• Yang paling indah adalah ide yang indah. Ide
keindahan adalah sumber segala keindahan
LANJUTAN

2. Augustinus
• Ciri khas keindahan adalah keselarasan,
keseimbangan dan keteraturan
• Kesatuan adalah sumber atau dasar keindahan
• Allah adalah sumber dan tujuan dari semua yang
indah
• Jalan keindahan adalah jalan menuju Allah, dan
karenanya merupakan cara untuk keleselamatan dan
kebenaran
LANJUTAN

3. Thomas Aquinas
• Keindahan itu berkaitan dengan pengetahuan. Indra
manusia berkaitan langsung dengan pengetahuan akan
keindahan. Misalnya, ketika indra manusia berperan dalam
melihat pemandangan yang indah dan mendengar suara
yang bagus
• Keindahan mencakup tiga kualitas, yaitu sempurna,
selaras, cemerlang
• Konsep keindahan bagi Aquinas adalah saling merangkul
dan terkaitnya tiga realitas: integritas, proportion, claritas
TEOLOGI ESTETIKA ATAU ESTETIKA TEOLOGIS
MENURUT BEBERAPA TEOLOG MODERN
• Menurut Edward Farley, A Theological Aesthetic, isitlah “estetika”
diciptakan oleh filsuf Jerman, Alexander Gootlieb Baumgarten,
untuk merujuk pada suatu bentuk ilmu baru yang berbeda dari
logika dan ilmu alam, mempertanyakan pengalaman indrawi
dengan cara yang teratur
• G.F Meier merujuk pada pengalaman pralogis, yang manusia
alami sebagai hal yang menyenangkan dan indah, seperti
ketika mendengar music, melihat seni, dan membaca puisi
• Teologi Estetika sering didefinisikan sebagai teologi kesenian
yang berbicara tentang tempat seni dalam ibadah dan
kehidupan komunitas iman
• John Navone membedakan antara keindahan sejati dan
keindahan “yang menggoda”, yang dapat dibedakan secara
analogis. Keindahan sejati mempertahankan tujuannya, yaitu
kesempurnaan moral dan pemenuhan diri sebagai sumber
sukacita, sedangkan keindahan “yang menggoda”
menghalangi manusia untuk mencapai hal tersebut
KESIMPULAN

• Para teolog memaknai keindahan sebagai cara manusia berelasi


dengan Allah dan sebaliknya
• Jika kita meyakini bahwa Allah adalah Keindahan, kita akan
terdorong untuk mewujudkan keindahan Allah dalam kehidupan
kita
• Dengan memaknai keindahan dalam praktik sehari-hari, manusia
diajar untuk menghargai diri dan kehidupannya, serta orang lain
• Percakapan mengenai Teologi Estetika adalah percakapan
mengenai seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam lingkup
social maupun religious
• Jika manusia benar-benar memahami keindahan Allah dalam diri
sesamanya, maka ia tidak akan pernah merusak sesamanya
dengan perbuatan kekerasan dan kejahatan
• Jika manusia benar-benar menyadari keindahan Allah yang ada
pada alam semesta, maka ia tidak akan pernah tega merusak
alam dan seluruh ciptaan

Anda mungkin juga menyukai