PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, penulis dapat memetik
rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Perumusan
Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan diatas, maka penulis dapat menarik
tujuan perumusan sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hati Nurani
Hati nurani adalah kemampuan atau fakultas yang membedakan apakah salah satu
dari tindakan apakah benar atau salah. Rasa moral tentang yang benar dan yang salah,
terutama karena akan mempengaruhi tingkah laku sendiri; Kesadaran; berpikir; kesadaran,
terutama kesadaran diri. Kesadaran juga berarti peran kognitif diri yang memperjelas
secara sadar di mana diri kita saat ini dan bagaimana situasi lingkungan kita. Kajian-kajian
yang mendalam tentang hal ini dapat kita telusuri lebih jauh terutama di dalam sains
psikologi.
Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang
dalam hati manusia dalam situasi konkret. Suara hati menilai suatu tindakan manusia
benar atau salah , baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur,
walaupun dapat keliru. Dalam hati, manusia sebelum bertindak atau melakukan sesuatu ,
ia sudah mempunyai kesadaran atau pengetahuan umum bahwa ada yang baik dan ada
yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran moral tersebut, walaupun kadar
kesadarannya berbeda-beda. Pada saat-saat menjelang suatu tindakan etis, pada saat itu
kata hati akan mengatakan perbuatan itu baik atau buruk. Jika perbuatan itu baik, kata
hati muncul sebagai suara yang menyuruh dan jika perbuatan itu buruk, kata hati akan
muncul sebagai suara yang melarang. Kata hati yang muncul pada saat ini disebut prakata
hati.
Pada saat suatu tindakan dijalankan, kata hati masih tetap bekerja, yakni
menyuruh atau melarang. Sesudah suatu tindakan, maka kata hati muncul sebagai “hakim”
yang memberi vonis. Untuk perbuatan yang baik, kata hati akan memuji, sehingga
membuat orang merasa bangga dan bahagia. Namun, jika perbuatan itu buruk atau jahat,
maka kata hati akan menyalahkan, sehingga, orang merasa gelisah, malu, putus asa,
menyesal.
B. Sikap kita terhadap hati nurani adalah menghormati setiap suara hati yang keluar dari hati
nurani kita.
D. Mempertimbangkan secara masak dan dengan pikiran sehat apa yang dikatakan hati
nurani.
Tujuan pokok pembinaan hati nurani adalah hati nurani yang secara subyektif dan
obyektif benar. Dengan hati nurani yang baik dan benar, seseorang akan selalu terdorong
untuk bertiandak melakukan kehendak Tuhan dan menuruti norma-norma moral obyektif.
Pembinaan hati nurani tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan seseorang
tentang kebenaran dan nilai-nilai, ataupun kemapuan untuk memecahkan dilema moral,
tetapi juga harus memasukkan ke dalamnya pembinaan karakter moral seseorang secara
lebih penuh. Pembinaan hati nurani merupakan upaya yang hakiki agar manusia lebih
mampu hidup dan bertindak sesuai dengan bisikan hati. hati nurani yang bisa
dipertanggung jawabkan secara moral. Melalui pembinaan hati nurani, manusia diharapkan
bisa terhindar dari kesesatan dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
Pembinaan Hati Nurani penting sebab menjaga sikap dan moralitas dari manusia
untuk selalu hidup terhormat dan bahagia dengan pantulan dan cerminan kata hati yang
tergambarkan dalam kata hati setiap individu manusia. Dan dari pembinaan tersebut
manusia mampu menerapkan dalam setiap kehidupan agar menjadi bijak dan mulia antar
semsama sebab binaan yang baik tentang nilai-nilai kebenaran.
Ciri khas dari suara hati nurani adalah ia tidak dapat ditawar dan hanya sepintas
keluarnya dengan atau tanpa disadari, ini berlaku mutlak. Mutlak di sini mempunyai arti ia
tidak dapat ditawar melalui pertimbangan-pertimbangan dalam bentuk apapun. Hal itu
disebkan karena suara hati nurani merupakan suara dari Maha Mutlak.
Tempat berkumpulnya bagi mereka yang hatinya bersih dan tak bernoda dan
tempat mengingat Tuhan itulah Hati Nurani. Suara hati adalah suara halus yang murni
datang langsung dari kesadaran sang Hidup yang ada dalam diri kita yang paling dalam
yang bersih dan jujur, tanpa adanya pertimbangan dalam memberikan jawaban. Suara hati
ini tidak akan keluar jika hati nurani manusia di isi dengan rasa dendam dan kebencian
yang terjalin baik secara vertikal dan horizontal.
Hati nurani disini dapat dibedakan menjadi dua yakni hati nurani retrospektif dan
hati nurani prospektif.
F. Etika
Hati nurani merupakan cerminan dari diri manusia yang bersumber dari hati
manusia yang mengatakan tentang seharusnya yang baik dan benar. Sedangkan etika
memberikan wawasan kepada kita bahwasannya kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, cara
berpikir merupakan sifat yang dimiliki manusai untuk mendapatkan asas-asas akhlak yang
baik.
Kebiasaan, adat, akhlak dan perasaan yang baik merupakan cerminan dari kata hati
dan hati nurani manusia yang semuanya menjadi cerminan dari etika manusia untuk hidup
sempurna di dunia dan akhirat. Hubungan yang subtansial terdapat pada kebaikan yang
menjadi kajian keduanya agar hidup manusia lebih indah, walaupun terkadang kata hati
kita memberikan gambaran tentang keburukan keadaan tentang sosial dunia. Memilah-
milah mana yang menjadi keharusan baik dan buruk dari manusia. Baik buruk di telaah
oleh hati nurani sedangkan etika membahas tentang akhlat. Sehingga antara hati nurani
dan etika sama membahas tentang kebaikan cermin manusia.
DAFTAR PUSTAKA