Anda di halaman 1dari 12

1

TEORI ANTROPOLOGI
TEORI SOSIAL DAN TEORI ANTROPOLOGI HUKUM

MAKALAH

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah : Antropologi
Dosen Pengampu :Masdar, S.Th.I, M.H

Oleh :
1. MAUSUL HAYAT NIM : 2017 02 12 032
2. NGATO UROHMAN NIM : 2017 02 12 055
3. NGATOUROHMAN NIM : 2017 02 12 056
4. WAGINO NIM : 2017 02 12 057

PROGRAM STUDI HUKUM SYARIAH


FAKULTAS SOSIAL, EKONOMI, DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA PURWOKERTO
TAHUN 2020
2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antropologi merupakan ilmu penting dalam perjalanan
manusia. Beberapa orang mungkin mempunyai ide-ide tentang Antropologi
yang didapat melalui berbagai media, baik media cetak maupun media
elektronik, bahkan sudah pernah membaca literature-literature atau tulisan-
tulisan tentang Antropologi. 
Antropologi membahas tentag ilmu-ilmu tentang benda-benda masa
lalu, namun pada masa ini antropologi juga mulai membahas mengenai
tingkah laku manusia.
Ilmu antropologi memiliki berbagai ruang lingkup yang meliputi asal
muasal manusia, perkembangan struktur fisik, serta ruang lingkupnya di
lingkungan sekitar.
Ilmu antropologi pun tidak berdiri sendiri, ilmu antropologi juga
memiliki kaitan dengan ilmu-ilmu lain, seperti Ilmu Geografi, Sosiologi,
Psikologi, ilmu Sejarah, Ekonomi, dan Ilmu Hayat.
 
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka yang kami
jadikan rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian teori antropologi ?
2. Apa Pengertian teori sosial ?
3. Apa Teori antropolologi hukum dan aplikasinya ?
 
C. Tujuan
Adapaun tujuan makalah ini adalah:
1. Mengetahui Pengertian teori antropologi
2. Mengetahui Pengertian teori sosial
3. Mengetahui Teori antropolologi hukum dan aplikasinya.
 
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI ANTROPOLOGI
1. Pengertian Antropologi
Antropologi secara umum adalah salah satu cabang ilmu sosial
yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal yang dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal
daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tapi pada sosiologi
lebih menitik beratkan/fokus pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.1

2. Pengertian Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan


dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan
sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan
antarvariabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.

3. Unsur – unsur teori


Unsur – unsur utama dalam sebuah teori menurut Campbell
meliputi: definisi, deskripsi, dan penjelasan.
1. Definisi, artinya harus menjelaskan apa yang dimaksud dengan kata
masyarakat, dan menawarkan pandangan tertentu mengenai
peristilahan pokok, seperti interaksi, kontrak,maupun solidaritas.
2. Deskripsi, merupakan sebuah kegiatan yang tanpa akhir dan selalu
belum selesai serta tanpa batas. Jadi, tidak terhingga banyaknya fakta
yang harus ditemukan, diselidiki, dibuktikan, atau diperdebatkan.
3. Penjelasan, harus melampaui makna deskripsi sehingga mengenai
mengapa suatu kenyataan seperti itu ?.

1 Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. 1989


http://krindanoviracarollien.blogspot.co.id/2013/05/hubungan-antropologi-
4

4. Peranan Dan Manfaat Teori


a. Teori sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitian
mengenai pentingnya teori sebagai kerangka kerja untuk penelitian,
dimaksudkan untuk mencegah praktek – praktek pengumpulan data
yang tidak memberikan sumbangan bagi pemahaman peristiwa.
b. Teori memberikan suatu kerangka kerja bagi pengorganisasian butir
-butir informasi tertentu dalam hal ini fakta–fakta, proposisi, dan
kaidah–kaidah itu dapat diturunkan dari sebuah teori dan disusun
secara sistematik, yang dilengkapi dengan ciri – ciri pokok
selanjutnya, yaitu keumuman (generality), rasionalis, objektivitas,
kemampuan diperiksa kebenarannya dan kemampuan menjadi milik
umum.
c. Teori berguna untuk mengungkapkan kompleksitas peristiwa yang
kelihatannya sederhana secara umum, fungsi ketiga dari suatu teori
adalah bahwa teori sering mengungkapkan seluk beluk dan
kompleksitas peristiwa–peristiwa yang tampaknya sederhana.
d. Teori berfungsi untuk mengorganisasi kembali pengalaman-
pengalaman sebelumnya di dalam ilmu pengetahuan, keberadaan
teori–teori lama mutlak diadakan peninjauan kembali untuk dikaji dan
diuji validitasnya dan relevansinya secara mendalam.
e. Teori Berfungsi Untuk Prediksi Dan Kontrol
Hal ini dikemukakan oleh Kerlinger (2000 : 16) bahwa di samping
ilmuwan mempersoalkan penjelasan dan pemahaman tentang ilmu,
juga tidak kalah pentingnya adalah melakukan prediksi dan kontrol .
          
B. TEORI SOSIAL
1. Pengertian toeri social
Teori Sosial merupakan gabungan atau kumpulan dari konsep-
konsep sosial yang telah diuji kebenarannya secara umum (Obyektif,
Metodologis) dan memiliki sifat Generalisasi.2
2. MACAM-MACAM TEORI SOSIAL

2 http://www.dunsarware.com/2015/08/hubungan-antropologi-dengan-ilmu-ilmu.html  
5

Pada abad-19 sejumlah ilmuwan menyadari perlunya secara khusus


mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu berupaya
membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada
tiap tahap peradaban manusia. 3
Macam–macam teori sosial :
a. Toeri Fungsionalisme
Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional
yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer.
Pemikiran structural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran
biologis yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu
terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan
tersebut merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap
dapat bertahan hidup.
b. Teori Struktural
Yang menjadi objek kajiannya adalah sistem sastra, yaitu
seperangkat konvensi yang abstrak dan umum yang mengatur hubungan
berbagai unsur dalam teks sastra sehingga unsur-unsur tersebut berkaitan
satu sama lain dalam keseluruhan yang utuh. Pendekatan struktural
berangkat dari pandangan kaum strukturalisme, antara lain Aristoteles,
menurutnya ada 4 konsep dasar yang ditemukan oleh Aristoteles yaitu:
1. Order berarti urutan dan aturan. Urutan aksi harus teratur dan logis.
2. Unity berarti bahwa semua unsur dalam plot harus ada, dan tidak
bisabertukar tempat tanpa mengacaukan keseluruhannya.
3. Complexity berarti bahwa luasnya ruang lingkup dan kekomplekan
karyaharus cukup untuk memungkinkan perkembangan peristiwa
yang logisuntuk menghasilkan peredaran dari nasib baik ke nasib
buruk ataupun sebaliknya.

3.http://www.kompasiana.com/www.ilhamakbar.com/definisi-tujuan-dan-ruang-
lingkup-antropologi.
6

4. Coherence berarti bahwa sastrawan tidak bertugas untuk


menyebutkan hal-halyang benar terjadi, tetapi hal-hal yang mungkin
atau harus terjadi dalamrangka keseluruhan plot.
c. Teori Konflik.
Konflik secara etimologis adalah pertengkaran, perkelahian,
perselisihan tentang pendapat atau keinginan; atau perbedaan;
pertentangan berlawanan dengan; atau berselisih dengan.Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik mempunyai arti
percekcokan; perselisiah; dan pertentangan.Sedangkan menurut
kamus sosiologi konflik bermakna pertentangan secara terbuka
antara individu-individu atau kelompok-kelompok di dalam
masyarakat atau antara bangsa-bangsa.
Dengan demikian yang dimaksud dengan teori konflik adalah
beberapa teori atau sekumpulan teori yang menjelaskan tentang
peranan konflik, terutama antara kelompok-kelompok dan kelas-
kelas dalam kehidupan sosial masyarakat.

C. TEORI-TEORI ANTROPOLOGI HUKUM


1. Teori Forum Shopping-Shopping Forum d (Keebet von Benda Beckmann
)4
Teori ini dibangun dari fakta persengketaan harta warisan kolam
Batu Panjang yang diklaim oleh dua kaum yang berbeda. Dari fakta-fakta
penelitian itu, Keebet membangun sebuah teori yang di-analogkan dari
istilah hukum perdata internasional, yaitu Forum Shopping-Shopping
Forum. Forum Shopping berarti orang-orang yang bersengketa dapat
memilih lembaga dan mendasarkan pilihannya pada hasil akhir apakah
yang diharapkan dari sengketa tersebut. Sedangkan Shopping Forum
berarti pihak pengadilan, baik pengadilan adat ditingkat masyarakat
maupun di pengadilan pemerintah terlibat memanipulasi sengketa yang
diharapkan dapat memberikan keuntungan politik atau malah menolak
4.http://konselorqurani.blogspot.co.id/2012/06/syifaul-ummahtugas-antropologi-
individu.html
7

sengketa yang mereka (hakim) kawatirkan akan mengancam kepentingan


mereka.
Dikaitkan dengan kondisi sekarang ini, pada Forum Shopping,
para pihak yang bersengketa bebas memilih model penyelesaian sengketa
apakah melalui jalur di luar pengadilan (ADR) ataukah di pengadilan
sesuai dengan hasil akhir yang diharapkan. Sedangkan Shopping Forum,
pihak lembaga penegak hukum (polisi, jaksa,hakim, juga advokat)
mempunyai kekuasaan apakah akan meneruskan perkara yang diajukan
kepadanya atau tidak.

2. Teori Justice in Many Rooms. (Marc Galanter )


Marc Galanter berpendapat bahwa setiap komunitas biasanya
mempunyai self regulation termasuk dalam penyelesaian sengketa yang
tejadi diantara mereka yang bermasalah. Menurutnya teori Justice in
Many Rooms adalah bahwa keadilan itu dapat ditemukan diberbagai
tempat, tidak hanya di lembaga peradilan yang dibentuk oleh pemerintah.
Aplikasi teori Galanter di Indonesia yang bernuansa pluralistik dapat kita
temukan, misalnya negosiasi, mediasi, arbitrase baik sengketa tentang
rumah tangga, di tempat kerja, perdagangan dan lain sebagainya. Contoh
konkritnya lembaga bipartit dan tripartit untuk sengketa perburuhan,
mediasi kasus pencemaran sungai Tapak di Semarang dan sungai Asahan
di Sumatera Utara untuk sengketa lingkungan, peran orang tua/sesepuh
untuk perkara rumah tangga dan masih banyak lagi. Bahkan sejak tahun
1999 pemerintah telah memberikan wadah dengan dikeluarkannya
Undang Undang No.30 tahun 1999 tentang Alternatif Penyelesaian
Sengketa dan Arbitrase.

3. Teori Semi Autonomous Social Fields (Roscoe Pound dan Cochrane)


Teori ini merupakan hasil penelitian di bidang agraria di
Tanzania, tepatnya pada suku Chagga. Latar belakang munculnya teori
ini bermula dari adanya dikotomi tentang hukum. Roscoe Pound
berpendapat bahwa hukum itu berfungsi sebagai alat untuk
8

merubah/merekayasa masyarakat (law as a tool of social engeneering),


artinya dengan pemberlakuan hukum dari pemerintah maka perilaku
masyarakat dapat diarahkan sesuai dengan hukum tersebut (perubahan
sosial). Sebaliknya Cochrane mengemukakan bahwa masyarakatlah yang
menentukan hukum, bukan masyarakat yang diarahkan oleh hukum dari
pemerintah.
Dengan bekal pendapat yang kontradiktif tersebut, Moore ingin
membuktikannya dengan melakukan penelitian pada Suku Chagga di
Tanzania yang sedang diberlakukan UU Agraria yang baru yang intinya
tidak ada lagi tanah milik pribadi tetapi semua tanah milik negara, setiap
warganegara hanya mempunyai hak menggarap. Ternyata penerapan UU
tersebut oleh pemerintah Tanzania yang sosialis, tidak mencapai hasil
yang diharapkan. Orang-orang yang dulunya tuan tanah, dan sekarang
tanahnya diambil oleh negara dan kemudian diberi tanah garapan yang
luasnya sama dengan lainnya, ternyata secara terselubung tetap menjadi
“tuan tanah”, karena jika ada orang yang dulunya tidak punya tanah
kemudian dengan UU baru dia dapat tanah, tidak dapat menggarap tanah
tersebut karena tidak punya biaya. Kemudian yang terjadi, secara diam-
diam tanahnya dijual sedikit kepada “tuan tanah” untuk memperoleh
uang. Sehingga yang terjadi keadaan kembali seperti sebelum adanya UU
Agraria, yang tuan tanah kembali jadi tuan tanah, yang miskin tetap
miskin.

4. Teori Street Level Bureaucracy


(Michel Lipsky) berpendapat bahwa para birokrat tingkat bawah
yang langsung berhadapan dengan masyarakat mengamban dua tugas
sekaligus, yaitu sebagai pelaksana peraturan/kebijakan; sebagai pelekat
diskresi (kebijaksanaan). Teori Steet Level Bureaucracy mengatakan
kecenderungan birokrat tingkat bawah untuk melakukan ada diskresi
yang menguntungkan dirinya sendiri. Berbagai contoh di Indonesia,
adalah pungutan-pungutan liar untuk mengurus KTP, SIM, Paspor,
9

perijinan, sertifikat tanah, bahkan termasuk pelanggaran lalu lintas, dan


lain-lain.

1. Contoh Aplikasi Kasus Antropologi hukum


Dalam pendekatan antropologi hukum, dalam rangka hendak
digalinya pranata-pranata yang dihayati sebagai hukum oleh individu,
kelompok atau masyarakat, maka dengan jalan mengungkapkan kasus-
kasus sengketa, maupun kasus-kasus non-sengketa (Ihromi, 2001)[2].
Contoh Sengketa Keluarga, Perebutan Lokasi Pemakaman Anak
Sengketa merupakan fenomena sosial yang menimbulkan ketidakadilan
dan kerugian bagi pihak yang disebut korban, baik individu maupun
sekelompok masyarakat. Sengketa diawali oleh (1) tahap prakonflik,
yaitu ketika pihak korban merasakan adanya ketidakadilan; (2) berlanjut
pada tahap konflik, yaitu ketika korban mengeluhkan kerugian yang ia
rasakan pada pihak lain; (3) dan akhirnya terjadi sengketa, yaitu jika
konflik telah diumumkan ke publik.
2. Hukum Bertamu: Sirih Pinang Sebagai Tanda Hormat
Deskripsi mengenai tradisi sirih pinang sebagai syarat bertamu
pada masyarakat Desa Lelobatan sebagai contoh dari kasus non-sengketa
untuk melihat hukum. Non-sengketa merupakan deskripsi umum situasi
yang tidak menimbulkan sengketa, korban, atau ketidakadilan.
Sirih pinang merupakan salah satu kebiasaan dari orang-orang di
daratan Timor, termasuk Desa Lelobatan. Tidak pandang bulu tidak
pandang usia, siapa saja dan dari kalangan mana saja di tanah Timor tak
lepas dari kebiasaan makan sirih pinang ini. Bukan sekadar menjadi
kebiasaan, tapi sirih pinang juga menjadi tradisi masyarakat Desa
Lelobatan yang masih dipegang dan sangat kental hingga sekarang.
Menurut Petrus Almet, sirih pinang merupakan pembuka adat bagi
masyarakat Timor[4]. Maksudnya dalam setiap prosesi adat yang
dilakukan pasti membutuhkan sirih pinang, termasuk dalam adat
bertamu.
10

Adalah sirih pinang, barang –makanan yang pertama kali


disuguhkan dan ditawarkan pada setiap kase[5] jika berkunjung atau
bertemu duduk bicara; bukan secangkir teh hangat, bukan kopi hitam,
bukan rokok linting, apalagi kue kering. Menurut Wilujeng
(2013), nginang bagi masyarakat Indonesia memiliki fungsi yang
menyangkut tata pergaulan dan tata nilai di masyarakat[6]. Sirih pinang
menjadi sarana penghantar bicara untuk mempererat persaudaraan dan
juga untuk menghargai dan menghormati tamu yang berkunjung.
Penghormatan tersebut akan berbalas jika tamu menerima suguhan sirih
pinang dari tuan rumah. Jika tamu menolak sirih pinang yang diberikan,
maka ia dianggap tidak sopan dan tidak menghargai tuan rumah. Begitu
pun jika tuan rumah tidak menawarkan sirih pinang pada tamu yang
berkunjung juga dianggap tidak sopan.
Sirih pinang dalam bertamu tersebut menandakan masih
kentalnya adat istiadat yang hidup pada masyarakat Desa Lelobatan.
Karena di Soe, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan, tradisi
bertamu dengan sirih pinang ini sudah mulai hilang. Bercak merah yang
merupakan ludah hasil memakan sirih pinang mulai meresahkan warga,
karena mengotori berbagai tempat, bahkan ruang publik seperti jalan raya
dan halaman kantor dinas. Selain itu, bagi orang yang tidak tahu ludah
sirih pinang yang berwarna merah ini akan disalahsangkakan menjadi
bercak darah. Oleh karena itu, di Soe sudah ada larangan
untuk “meludah merah”.
11

BAB  III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Unsur – unsur
utama dalam sebuah teori menurut Campbell meliputi: definisi, deskripsi,
dan penjelasan. Macam-macam teori sosial yaitu Toeri Fungsionalisme,
Teori Struktural, dan Teori Konflik.
Teori-teori antropologi hukum. Teori-teori antropologi hukum
meliputi Teori Forum Shopping-Shopping Forum d (Keebet von Benda
Beckmann ), Teori Justice in Many Rooms. (Marc Galanter ), Teori Semi
Autonomous Social Fields (Roscoe Pound dan Cochrane), dan Teori Street
Level Bureaucracy.

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kelemahan dan
kekurangan karenaterbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan dan
referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini.Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
12

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. 1989


http://krindanoviracarollien.blogspot.co.id/2013/05/hubungan-antropologi-

http://www.dunsarware.com/2015/08/hubungan-antropologi-dengan-ilmu-
ilmu.html  

http://www.kompasiana.com/www.ilhamakbar.com/definisi-tujuan-dan-
ruang-lingkup-antropologi.

http://konselorqurani.blogspot.co.id/2012/06/syifaul-ummahtugas-
antropologi-individu.html

Anda mungkin juga menyukai