Anda di halaman 1dari 18

Diksi dan Kosakata Baku

Kelompok 6

1.Dicky Wahyudi Fikri (19129209)


2. Fitri Meilona (19129120)
3. Hazizah Zafira (19129124)
4. Helda Septi Amanda (19129228)
5. Nining Aulia Idris (19129048)
6. Nur Aknes (19129142)

Dosen Pengampu :
Farel Olva Zuve, S.Pd, M.Pd
 Pengertian Diksi

Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan selaras
untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek
tertentu.

Menurut Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi


adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam
berbicara di dalam karang mengarang.

Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan
selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan
 Makna denotatif dan konotatif

• Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara ekplisit. Makna
wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah
suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif.

Contohnya : kambing hitam Pak Amir telah dijual dengan harga yang tinggi.
Makna jelas tidak ada ambigu didalamnya.

• Makna konotatif adalah makna asosiatif,makna yang timbul sebagai akibat


dari sikap sosial,sikap pribadi,dan kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual.

Contohnya: Mereka menjadikan Pak Amir sebagai kambing hitam. Dalam


kalimat ini makna kambing hitam sifatnya ambigu dan bisa merujuk ke
maksud lain (makna kiasan).
 Makna Umum Dan Khusus
• Kata umum adalah kata-kata yang memiliki makna dan cakupan
pemakaian yang lebih luas. Kata-kata yang termasuk dalam kata umum
disebut dengan hipernim.
• Kata khusus adalah kata-kata yang ruang lingkup dan cakupan maknanya
lebih sempit, atau disebut juga dengan hiponim.

Contoh:

 Kata umum: ikan


Kata khusus: tuna, sepat, lele, gurame, dan nila.

 Kata umum: bunga


Kata khusus: kamboja, dahlia, matahari, anggrek, dan melati.
 Kata Konkret Dan Abstrak

• Kata konkret adalah kata yang acuannya semakin mudah


diserap pancaindra. Contohnya : meja,
rumah,mobil,air,cantik,hangat,wangi,dan suara.

• Kata abstrak adalah kata yang acuannya tidak mudah


diserap oleh pancaindra.kata abstrak digunakan untuk
mengungkapkan gagasan rumit. Contohnya : gagasan,
perdamaian,kaya,miskin,kesenian,kerajinan,demokrasi,dan
kemakmuran.
 Sinonim

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang mempunyai makna yang sama,
tetapi bentuknya berlainan. Sinonim ini dipergunakan untuk mengalihkan
pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan
Kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan
mengkonkretkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi akan
terwujud.

Contohnya :
 Cerdas,cerdik,pintar
 Mati,mangkat,wafat,meninggal
 Cahaya,sinar
 Agung,besar,raya
 Penelitian,penyelidikan
 Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentukan kata, dari dalam dan dari luar bahasa
Indonesia:

• Dari dalam bahasa Indonesia (bahasa melayu dan bahasa


daerah ) contohnya :
 Himbau yang berasal dari kata imbau (bahasa Minang)
 Celik yang berasal dari kata caliak (bahasa Minang)
• Dari luar bahasa Indonesia (bahasa Asing) contohnya :
 Bank (bahasa Inggris)
 Film ( bahasa Inggris)
 Fotokopi yang berasal dari kata photocopy( bahasa Inggis)
 Kesalahan Pembentukan Dan
Pemilihan Kata
 Penanggalan awalan me-
Dalam teks beritanya awalan me- harus eksplisit.
• a). Amerika serikat luncurkan pesawat bolak-balik Kolombia.(salah)
• b). Amerika serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Kolombia.(benar)
 Penanggalan awalan be-

• a). Sampai jumpa lagi. (benar)

• b). Sampai berjumpa lagi. (salah)


Peluluhan bunyi /c/sering menjadi luluh apabila mendapat
awalan me-
• a). Wakidi sedang menyuci mobil. (salah)
• b). Wakidi sedang mencuci mobil. (salah)
 Penyengauan kata dasar.

Kata-kata seperti, mandang, ngantuk, nabrak, nulis, nolak, nyuap, dan


nyari, Dalam bahasa Indonesia baku tulis, kita harus menggunakan kata-
kata memandang,mengantuk,menolak,menyuap,dan mencari

 Bunyi/s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh


1) Bangsa Indonesia mampu mengkikis habis paham komunis sampai ke
akar-akarnya(salah)
2) Bangsa Indonesia mampu mengikis habis paham komunis sampai ke
akar-akarnya.(benar)

 Awalan ke- yang keliru.


1) Pengendara motor itu meninggal karena ketabrak oleh metro mini.
(salah)
2) Pengendara motor itu meninggal karena tertabrak oleh metro mini.
(benar)
 Ungkapan Idiomatik
Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu
bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau
diganti.
Beberapa contoh pemakain ungkapan idiomatik adalah sebagai
berikut:
• Menteri Dalam Negeri bertemu Presiden SBY. (salah)
• Menteri Dalam Negeri bertemu dengan Presiden SBY. (benar)
 Kata Baku Dan Kata Tidak Baku
• Kata baku adalah kata yang cara pengucapannya atau
penulisannya sesuai dengan kaidah yang dibakukan. Kaidah
standar yang dibakukan terebut dapat berupa pedoman Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD), tata bahasa baku, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), dan kamus umum.
• Sedangkan kata tidak baku adalah ragam bahasa yang cara
pengucapannya atau penulisannya tidak memenuhi kaidah –
kaidah standar kata baku.
 Kata Baku Dalam Berbagai Sudut Pandang

• Berdasarkan sudut pandang pengguna bahasa, ragam bahasa


baku dapat dibatasi dengan ragam bahasa yang lazim
digunakan oleh penutur yang paling berpengaruh, seperti
ilmuan, pemerintah, tokoh masyarakat, dan kaum jurnalis atau
wartawan. Bahasa merekalah yang dianggap ragam bahasa
baku.
• Dari sudut pandang tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi
formal atau resmi yang penulisannya sesuai dengan kaidah-
kaidah yang dibakukan.
• Ciri-Ciri Kata Baku :
o Bukan merupakan ragam bahasa percakapan.
o Sesuai dengan konteks kalimat yang dipakai.
o Tidak terkontaminasi dan tidak rancu.
o Pemakaian imbuhan secara eksplisit.
• Syarat – syarat Kalimat Baku :
o Logis.
o Tidak ada unsur sia-sia (kata tidak diulang-ulang).
o Tidak terpengaruh bahasa daerah.
o Subyek jelas.
 Ciri-Ciri Bahasa Indonesia yang Baku

• Fonografi (bersistem eja bunyi).


• Aglutinatif (Dalam pembentukan kata kejadian bersistem
penempelan imbuhan pada bentuk dasarnya).
• Struktur kalimat bahasa Indonesia yang membayangkan
pola : urutan kata, makna kata, intonasi, dan situasi
 Penyebab Ketidakbakuan Kalimat

• Pelesapan imbuhan
• Pelesapan awalan
• Pelesapan Akhiran
• Pemborosan Penggunaan Kata
• Ketidaktepatan pemilihan kata
• Penggunaan kata bahasa Jawa
• Penggunaan kata yang termasuk ragam tidak baku
• Kesalahan Pembentukan Kata
• Ketidaktepatan Penggunaan bentuk – nya
• Penggunaan Konjungsi Ganda
 Kata Baku Dalam Berbagai Segi
• Baku dari Segi Lafal
Lafal baku bahasa Indonesia adalah lafal yang tidak
“menampakkan” lagi ciri-ciri bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh:
Enem = Enam
Gubug = Gubuk
Dudu = Duduk

• Baku dari Segi Gramatikal


Contoh :
Beliau ngontrak rumah di Gresik.
Gubernur tinjau daerah longsor.
• Baku dari Segi Nasional
o Contoh :
o Lempeng = Lurus
o Semrawut = Kacau
o Mudun = Turun
o Ngomong = Bicara,

Anda mungkin juga menyukai