Anda di halaman 1dari 4

1.

Retorika berasal dari bahasa Inggris bersumber dari perkataan Latin "rhetorica" "rhetoric " dan
yang berarti ilmu bicara. Ada juga yang memberi pengertian retorika sebagai seni penggunaan
bahasa yang efektif. Yang lain mengatakan retorika sebagai public speaking atau berbicara di
depan umum.
Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah
orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan
dengan istilah pidato. Biasanya bersifat informatif, rekreatif, dan persuasif.

2. Retorika sering disebut dengan istilah keterampilan bertutur kata atau seni berkomunikasi
secara lisan, dengan lebih sederhananya disebut orang berbicara. Sementara dalam ranah ilmu
komunikasi , retorika disebut dengan public speaking.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ilmu komunikasi dan retorika mempunyai keterkaitan antara
keduanya. Dengan menggunakan ilmu retorika, maka informasi yang hendak kita sampaikan
dapat ditangkap dengan baik oleh pendengar sehingga proses komunikasi menjadi lebih efektif.
3.
Dalam bidang pendidikan pengajaran sangat memerlukan ilmu retorika,dengan maksud dan
tujuan untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Pemanfaatan retorika secara terarah
tampak menonjol pada proses balajar mengajar di kelas. Dalam proses ini para guru sangat
penting dalam menerapkan prinsip pendidikan dan memanfaatkan retorika berdasarkan jenis
pembelajaran yang disajikan. Selain itu guru bisa menggunakan alat peraga untuk menarik minat
siswanya. Bermacam-macam usaha dilakukan untuk menarik minat siswanya, termasuk
menggunakan tindak dan tuturan yang menyenangkan sekaligus produktif bagi perkembangan
belajar peserta didiknya.
Sehubungan dengan ini dapat kita pahami bahwa pendidikan merupakan proses penerapan
retorika. Donald C. Bryant menjelaskan bahwa keselurahan dari proses pengajaran didalam kelas
adalah penerapan retorik. Jika seandainya dalam pendidikan tidak memanfaatkan retorika, maka
pembelajaran akan tampak membosankan bagi peserta didiknya dan alhasil keberhasilan dalam
pendidiknpun akan kurang terasa dan maksimal.

4.
 Faktor Kebahasaan
Faktor-Faktor Kebahasaan Sebagai Penunjang Keefektifan Berbicara.

Ketepatan ucapan.
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat.
Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat, dapat mengalihkan perhatian pendengar.

Kesesuaian tekanan, nada, dan durasi yang sesuai.


Kesesuaian tekanan, nada, dan durasi akan merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara.
Sebaliknya jika penyampaian datar saja, dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan
keefektifan berbicara tentu berkurang.

Ketepatan Sasaran Pembicara


Semua ini berkaitan dengan pemakaian kalimat, pembicara diharapkan menggunakan kalimat
yang efektif agar dapat dipahami pendengar, dimengerti, serta menangkap isi dari apa yang
dibicarakan

Pilihan kata (Diksi).


Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh
pendengar yang menjadi sasaran.

 Faktor non kebahasaan

Sikap pembicara, seorang pembicara dituntut memiliki sikap positif ketika berbicara maupun
menunjukkan integritas pribadinya, tenang dan bersemangat dalam berbicara.
Pandangan mata, seorang pembicara dituntut mampu mengarahkan pandangan matanya kepada
semua yang hadir agar para pendengar merasa terlihat dalam pembicaraan. Keterbukaan, seorang
pembicara dituntut memiliki sikap terbuka, jujur dalam mengemukakan pendapat, pikiran,
perasaan, atau gagasannya dan bersedia menerima kritikan dan mengubah pendapatnya kalau
ternyata memang keliru atau tidak dilandasi argumentasi yang kuat
Gerak-gerik dan mimik yang tepat, seorang pembicara dituntut mampu mengoptimalkan
penggunaan gerak-gerik anggota tubuh dan ekspresi wajah untuk mendukung penyampaian
gagasan. Untuk itu perlu dihindari penggunaan gerak-gerik yang tidak ajeg, berlebihan, dan
bertentangan dengan makna kata yang digunakan.
Kenyaringan suara, seorang pembicara dituntut mampu memproduksi suara yang nyaring sesuai
dengan tempat, situasi, jumlah pendengar, dan kondisi akustik.
Kelancaran, seorang pembicara dituntut mampu menyampaikan gagasannya dengan lancar.
Kelancaran berbicara akan mempermudah pendengar menangkap keutuhan isi paparan yang
disampaikan. Untuk itu perlu menghindari bunyi-bunyi penyela seperti em, ee, dll. Penguasaan
topik, seorang pembicara dituntut menguasai topik yang dibicarakan. Kunci untuk menguasai
topik adalah persiapan yang matang, penguasaan materi yang baik, dan meningkatkan
keberanian dan rasa percaya diri.

5. Retorika merupakan seni dalam berbicara atau retorika dapaf diartikan sebagail ilmu yang
mempelajari tentang kecakapan seseorang berbicara didepan massa. Setiap manusia
secara fitrah memiliki kemampuan berbahasa. Dengan bahasa, manusia
dapat mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Bahasa merupakan
media retorika, sedangkan retorika sering digunakan sebagai ilmu
berbicara yang diperlukan setiap orang. Sedangkan komunikasi didefinisikan
sebagai proses pertukaran informasi melalui sebuah media yang
disampaikan oleh seseorang kepada orang lain dan kemudian
menimbulkan sebuah pemahaman. Sebuah proses komunikasi
antarbudaya dapat berjalan dengan lancar tentu tidak luput dari unsur-
unsur komunikasi antarbudaya yang ada didalamnya : komunikator,
komunikan, pesan/symbol, media, efek atau umpan balik, suasana, dan
gangguan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan media dalam dalam
Retorika sehingga dengan seseorang pintar dalam bidang retorika maka
seseorang tersebut akan lancar dalam berkomunikasi didepan umum.
Komunikasi didefinisikan sebagai proses pertukaran informasi melalui
sebuah media yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain dan
kemudian menimbulkan sebuah pemahaman.
Jadi bahasa, retorika dan Komunikasi memiliki hubungan keterkaitan
antara ketiganya.
6. Perbedaan Berbicara dan Retorika
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan. Pengertian tersebut menunjukkan
dengan jelas bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata
yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik
itu perasaan, ide, atau gagasan yang berada dan benak.
Berbicara tidak perlu menggunakan seni atau teknik artinya berbicara
penggunaan katanya bebas
Berbicara kemungkinan kecil tidak dapat menaklukkan audiens yang
besar.
Berbicara biasanya dengan satu pihak atau banyak pihak. Artinya tidak
ada ketentuan khusus untuk berbicara.
Contoh berbicara seperti Ani dan sara sedang berbicara tentang idol
mereka.
Fara dan ibunya sedang berbicara di telepon.
Sedangkan Retorika merupakan seni dalam berbicara atau retorika dapat diartikan sebagail
ilmu yang mempelajari tentang kecakapan seseorang berbicara didepan massa.
Retorika juga disebut seni terapan menggunakan bahasa bombing, kata-kata berhias, dan omong
kosong.
Retorika mampu secara tak sadar menaklukkan audiens yang besar.
Retorika biasanya dituturkan di tempat-tempat umum seperti pertemuan, stadion, demonstrasi
politik dan pertemuan besar lainnya.
Retorika lebih umum digunakan dalam masalah publik
retorika tidak kontroversial.
Retorika adalah jalan satu arah Ini berarti bahwa retorika mengalir dan ucapan terus menerus
Contoh Retorika adalah seorang da'i yang sedang ceramah didepan
jamaahnya

7
Gaya Bahasa dalam Retorika
Didalam Retorika terdapat gaya bahasa. Gaya bahasa digunakan untuk mempermudah
penyampaian pesan dalam retorika. Gaya bahasa dipahami sebagai cara seseorang dalam
menggunakan bahasa untuk mengungkapkan suatu kalimat. Gaya merupakan sebuah ciri khas
yang menempel pada diri seseorang, sehingga seorang penceramah harus memilih gaya bahasa
yang tepat agar dapat dengan mudah menarik perhatian dari komunikan. Maka penggunaan gaya
retorika yang baik akan membuat penilaian audiens terhadap da’i tersebut semakin baik pula.
Dan Dalam menggunakan bahasa yang baik, maka harus mengandung tiga unsur yaitu
kesopanan, kejujuran dan menarik.

Gaya Bahasa dalam Diksi


Peran Diksi atau pemilihan kata dalam retorika sangat membantu
seseorang. Yaitu bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang
tepat, dengan diksi kemampuan membedakan secara tepat makna dari
gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk
yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar. Maka dari itu seseorang harus
menguasai diksi atau Pilihan kata yang tepat agar perbendaharaan kata
bahasa bisa baik.

Anda mungkin juga menyukai