PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu “Ethikos” yang berati timbul dari kebiasaan, adalah
cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan
tanggung jawab.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu meta - etika (studi konsep etika), etika normatif
(studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika). Sedangkan menurut (
Sonny Keraf : 1998) : etika, etika berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang dalam bentuk jamaknya (ta
etha) yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. (Sonny Keraf : 1998) Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya
“Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang
baik (kesusilaan), dan menghin-dari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama
pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk
penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang
berlaku.
Kata etika seringkali disebut pula dengan kata etik, atau ethics (bahasa Inggris), mengandung
banyak pengertian. Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang
berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai
dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu
ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan
mana yang dapat dinilai tidak baik.
Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma)
dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988), etika
dirumuskan dalam tiga arti, yaitu;
1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
1
Berikut ini merupakan dua sifat etika, yaitu :
Non-empiris filsafat digolongkan sebagai ilmu non empiris. Ilmu empiris adalah ilmu yang
didasarkan pada fakta atau yang kongkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha
melampaui yang kongkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala kongkret.
Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang kongkret yang secara
faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh
dilakukan.
Praktis Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”. Misalnya filsafat hukum
mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan bertanya tentang
“apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis
karena langsung berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi
ingat bahwa etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai. Etika tidak bersifat
teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisis tema-tema pokok seperti hati
nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dan sebagainya, sambil melihat teori-teori etika masa lalu
untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya. Diharapakan kita mampu menyusun sendiri
argumentasi yang tahan uji.
Perbedaan antara Etika dengan Etiket yaitu, Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan
sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Contohnya : Dilarang mengambil barang milik orang
lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri.
“Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut
mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri. Sedangkan Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita
tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada
saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Contohnya : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil
meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya
sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan
cara demikian.
Etika adalah bentuk perilaku manusia yang dinilai baik di mata manusia yang menjadi tolak ukur
baik atau tidak nya seseorang pada lingkungannya.
Etika dalam keluarga adalah sesuatu yang sangat mendasari kehidupan individu dalam bermasyarakat,
karena semua baik- buruk perilaku manusia pada dasarnya tercipta pada lingkungan keluarga karena
seorang individu lahir dan menjalani kehidupan pertama-tama adalah dalam lingkungan keluarga tersebut.
Maka keluarga menjadi pemeran utama seorang individu untuk memiliki etika yang baik.
2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, bisa dirumuskan permasalahan penulisan
ini sebagai berikut :
1. Bagaimana cara beretika yang baik di lingkungan keluarga ?
2. Bagaimana cara beretika yang baik di lingkungan kampus ?
3. Bagaimana cara beretika yang baik di lingkungan masyarakat ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara beretika yang baik di lingkungan keluarga
2. Mengetahui cara beretika yang baik di lingkungan kampus
3. Mengetahui cara beretika yang baik di lingkungan masyarakat
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pembaca
Penulisan makalah ini berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan
terhadap cara beretika yang baik dan benar sehingga kita dapat menerapkan di dalam
lingkungan kampus, keluarga, dan masyarakat
2. Bagi Penulis
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai cara beretika
yang baik dan benar, makalah ini juga memiliki manfaat untuk meningkatkan kesadaran
akan pentingnya beretika dalam kehidupan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
b) Masing-masing suami-istri harus memberikan cinta kasih yang tulus kepada pasangannya
sepanjang hidupnya.
c) Masing-masing suami-istri harus mempercayai pasangannya, dan tidak boleh meragukan
kejujurannya, nasihatnya, dan keikhlasannya.
Adapun hak-hak khusus, dan etika-etika yang harus dikerjakan masing-masing suami-istri
terhadap pasangannya adalah sebagai berikut:
5
baik dengannya. Selain kewajiban anak terhadap orang tua, anak juga mempunyai hak
terhadap orang tua, yaitu: mendapatkan kasih sayang, perhatian, bimbingan dan kehidupan
yang layak.
Contoh lain etika dalam keluarga misalnya antara orangtua, Ayah, Ibu dan anak, kakak
dan adik terjadi hubungan yang harmonis dan menjalankan peran hak serta kewajibannya
dengan baik sesuai dengan perannya masing- masing, jika tidak terjadi demikian keluarga
tersebut terjadi suatu disfungsional keluarga yang menyebabkan anggota keluarga tidak
harmonis. dan etika harus ditata dalam keluarga agar tiap-tiap individu mengerti berperilaku
yang baik sesuai dengan peran nya sebagai Ayah, Ibu, Anak, Adik , Kakak sehingga tercipta
keluarga yang harmonis dalam kehidupan sehari-hari.
6
2. Cara beretika yang baik di lingkungan kampus
Seperti mana yang kita ketahui bahwa mahasiswa merupakan intelektual-intelektual
yang sangat berperan penting terhadap bangsa dan negara kedepannya, maka dari itu sudah
Berikut etika baik yang sudah seharusnya diterapkan mahasiswa dalam lingkungan kampus ;
d. Saling menghormati
g. Kehadiran dalam kelas, tidak pernah bolos atau tidak hadir tanpa keterangan
h. Kegiatan pada jam istirahat, menggunakan jam istirahat sebagaimana mestinya dengan
b. Komitmen dan disiplin yang bersifat terbuka, dan mau menerima pendapat rekan mahasiswa
lainnya
7
c. Saling berbagi informasi
k. Tidak memfitnah
l. Melakukan pergaulan secara wajar dengan menghormati nilai-nilai agama, kesusilaan, dan
kesopanan
Hubungan etika dengan mahasiswa sangat erat kaitanya, karena dengan etika
merugikan banyak pihak. Contohnya, etika mampu menjadi control ketika mahasiswa
Di era globalisasi ini dimana telah banyak terjadi perubahan-perubahan besar, yang
akibatkan oleh beberapa hal (secara umum)yaitu perkembangan IPTEK, urbanisasi, dan
tuntutan hidup, dimana perubahan tersebut mengarah ke kualitas, pergeseran nilai dan norma,
pembangunan masyarakat, Menjadi filter dari pengaruh buruk di era globalisasi, Menjadi alat
kontrol dalam melakukan aktivitasnya, dan Berusaha memperbaiki dan menjaga moral agar
8
D. Membangun Etika dalam diri Mahasiswa
kampus, baik dosen, karyawan dan mahasiswa. Antara etika dengan mahasiswa memiliki
hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun
orang lain, dengan memahami peranan etika mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam
menuntut keadilan etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar
tidak bertindak anarkis. Dengan etika mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap
siapa pun dan apapun itu. Sebagai seorang mahasiswa yang beretika, mahasiswa harus
memahami kebebasan dan tanggung jawab, karena banyak mahasiswa yang apabila sedang
Berkaitan dengan etika yang perlu dibangun mahasiswa, dewasa ini sedang marak tema
tentang character building dalam dunia pendidikan, yakni suatu pembentukan karakter dan
watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran etika maupun estetika
Maka dari itu adapun beberapa usaha untuk membangun etika baik dalam diri yakni,
b. Berpikir positive
9
3. Cara beretika yang baik di lingkungan masyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat, peran etika sangatlah penting. Yang harus diperhatikan
agar peranan tersebut berjalan dengan baik adalah bagaimana kita memahami teori etika dan
mempraktekkannnya dengan baik didalam kehidupan bermasyarakat. Dengan hal itu maka
akan menghasilkan sesuatu yang baik. Dengan etika kita juga dapat menentukan kebenaran
tentang masalah moral dan bagaimana pandangan atau tanggapan terhadap norma-norma
moral yang telah menjadi aturan dalam kehidupan bermasyarakat.
Etika membentuk pribadi seseorang untuk bersikap rasional terhadap norma-norma moral
yang sudah tidak sesuai lagi antara adat istiadat setempat dan perkembangan zaman. Selain
itu, etika juga memberikan kemungkinan kepada kita untuk mengambil sikap dan ikut
menentukan arah perkembangan masyarakat.
3. Apabila ingin menyelenggarakan acara, sebaiknya tetangga diberi tahu supaya tidak
terganggu
Dengan penerapan etika yang baik, yaitu menerapkan pemahaman teori etika dan
menjalankan etika tersebut maka etika akan memberikan manfaat yang selaras pula terhadap
individu yang melakukannya dengan baik. Berikut manfaat etika dalam bermasyarakat :
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat dalam
bermasyarakat etika digunakan sebagai pedoman dan alat control agar tidak beretentangan
dengan nilai nilai dan norma yang berlaku baik di lingkungan kampus, keluarga, maupun
dalam bermasyarakat. Dengan merealisasikan etika yang baik dalam kehidupan
bermasyarakat maka akan tercipta kehidupan yang nyaman dan tentram. Namun apabila
kita dalam menjalani kehidupan tidak berlandakan etika yang baik dan benar maka kita
akan dinggap buruk dan sangat susah untuk menciptakan kehidupan yang tentram dan
damai.
B. Saran
Etika yang baik harus diajarkan dari awal atau sejak dini agar saat dewasa nanti orang
tersebut sudah mengerti dan paham sehingga terbiasa beretika yang baik dan benar sesuai
dengan norma norma yang berlaku.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.scribd.com/document/365625975/MAKALAH-ETIKA-PROFESI
2. https://www.scribd.com/document/374019769/MAKALAH-ETIKA-PROFESI
3. https://www.scribd.com/document/376010032/Makalah-Etika-Dalam-Lingkungan-Mahasiswa
4. http://ilhamkurniapajakb.blogspot.com/2015/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
12