Disusun oleh :
Kelas : 2B
Kelompok : 2 (dua)
2019/2010
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah korupsi dalam bahasa Inggris corruption dan corrupt, dalam bahasa Perancis
corruption dan dalam bahasa Belanda corruptie yang menjadi kata korupsi dalam
bahasa Indonesia. Henry Campbell Black dalam Black's Law Dictionary menjabarkan
korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud memberikan beberapa
keuntungan yang bertentangan dengan tugas dan hak orang lain. Perbuatan seorang
pejabat atau seorang pemegang kepercayaan yang secara bertentangan dengan hukum,
secara keliru menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan keuntungan untuk
dirinya sendiri atau untuk orang lain, bertentangan dengan tugas dan hak orang lain.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan tentang pengertian istilah korup
(kata sifat) dan korupsi (kata benda). Korup adalah buruk, rusak, busuk. Arti lain
korup adalah suka memakai barang (uang) yang dipercayakan kepadanya; dapat
disogok (memakai kekuasannya untuk kepentingan pribadi). Mengkorup adalah
merusak, menyelewengkan (menggelapkan) barang (uang) milik perusahaan (negara)
tempat kerjanya. Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Mengkorupsi
adalah menyelewengkan atau menggelapkan (uang dan sebagainya). Menurut Kamus
Oxford, korupsi adalah perilaku tidak jujur atau ilegal, terutama dilakukan orang yang
berwenang. Arti lain korupsi adalah tindakan atau efek dari membuat seseorang
berubah dari standar perilaku moral menjadi tidak bermoral. Berdasarkan Undang-
undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah tindakan setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Korupsi juga diartikan sebagai tindakan setiap orang yang dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi. Juga
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.
B. TUJUAN
PEMBAHASAN
A.Dampak Ekonomi
Korupsi memiliki korelasi negative dengan tingkat investasi, pertumbuhan ekonomi, dan
dengan pengeluaran pemerintah untuk program social dan kesejahteraan. Halini merupakan
bagian dari inti ekonomi makro.
Berbagai macam permasalahan ekonomi berikutini adalah hasil dari dampak ekonomi yang
akan terjadi:
Korupsi bertanggung jawab terhadap lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi dalam
negeri. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan
ketidakevisiennya yang tinggi. Penanaman modal yang dilakukan oleh PMDN dan asing
PMA semestinya bias digunakan untuk pembangunan Negara menjadi sulit sekali terlaksana,
karena permasalahan kepercayaan dan kepastian hokum dalam melakukan investasi, selain
stabilitas.
2. Penurunan Produktifitas
Dengan semakin lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi, maka tidak dapat disanggah
lagi, bahwa produktifitas semakin menurun. Hal ini terjadi seiring dengan terhambatnya
sector industry dan produksi untuk bias berkembang lebih baik. Ujung dari penurunan
produktifitas ini adalah kemiskinan.
Korupsi berakibat menurunkan kualitas barang dan jasa karena mengurangi pemenuhan
syarat-syarat keamanan bangunan, material dan produksi, kesehatan, lingkungan hidup, dan
aturan-aturan lain.
Pajak berfungsi sebagai stabilitas harga sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan
inflasi. Tapi akibat dari parahnya korupsi stabilitas harga menjadi tidak seimbang, akhirnya
masyarakat tidak mempunyai kepercayaan lagi terhadap pajak ini.
Korupsi yang terrjadi di Indonesia akan meningkatkan hutang luar negri yang semakin besar.
B. Dampak Sosial Dan Kemsikina Masyarakat
Praktek korupsi yang terjadi menciptakan ekonomi biaya tinggi. Beban yang ditanggung para
pelaku ekonomi akibat korupsi disebut high cost economy. Kondisi ekonomi biaya tinggi ini
berimbas pada mahalnya harga jasa danpelayanan public, karena harga yang tetapkam harus
menutupi kerugian pelaku ekonomi akibat besarnya modal yang dilakukan karena
penyelewengan yang mengarah ke tindak korupsi.
Lemahnya koordinasi dan pendataan, pemdanaaan dan lembaga akibat adanya korupsi
akhirnya membuat masyarakat sulit untuk mendapatkan akses lapangan kerja.
Korupsi yang merajalela dan terjadi disetiap aspek kehidupan mengakibatkan semua harga-
harga melambung tinggi dan semakin tidak terjangkau oleh masyarkat miskin. Kondisi ini
membuat rakyat miskin semakin tidak bias mendapatkan berbagai macam akses dalam
kehidupannya.
Karna semakin mahalnya harga-harga pelayan public yang tidak akan bias diakses oleh
masyarakat miskin, hal ini akan terjadi kriminalitas. Seperti mencuri, merampok dan lainnya.
Masyarakat semakin lama menjadi semakin individualis hanya mementingkan sendiri dan
keluarganya saja. Hal ini karena memang sudah tidak ada lagi kepercayaan kepada pemrintah
yang sering korupsi.
D. Terhadap Politik Dan Demokrasi
Hubungan Transaksional sudah berjalan dari hulu yang pada akhirnyapun memunculkan
pemimpin korup.
Masyarakat semakin apatis dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah karna sering
melihatnya tindak korupsi yang berdampak kepada masyarakat.
3. Menguatnya Plutokrasi
Korupsi yang sudah menyandera pemerintahan akhirnya menghasilkan system politik yang
dikuasai oleh pemilik modal.
Dengan plutokrasi yang terjadi, kekayaan Negara ini hanya dinikmati oleh sekelompok
tertentu bukan oleh rakyat yang seharusnya.
Daerah-daerah yang terdapat diperbatasan Negara rata-rata adalah rakyat miskin yang tidak
mempunyai peralatan atau teknologi yang modern.
Pantauan di lapangan, terlihat kedua tersangka, Jaralis dan Syofia Handayani menggunakan
rompi tahanan saat keluar dari gedung Kejaksaan Negeri (Kejari) Solok. Keduanya langsung
digiring masuk mobil tahanan.
Kepala Kejari Solok, Donny Haryono Setiawan mengatakan, kedua tersangka untuk
sementara waktu akan ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II, Anak Air Kota Padang.
Penahanan kedua tersangka, kata Donyy, maksimal 20 hari, hingga kasus itu dilimpahkan ke
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) Padang untuk disidangkan.
Diketahui sebelumnya, diduga kedua pelaku melakukan penggelembungan aggaran (mark up)
volume pekerjaan. Jaralis sebagai pelaku Pengguna Anggaran (PA) menyetujui bobot
pekerjaan yang diajukan pelaksana proyek sebesar 93 persen.
“Sementara, berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan oleh konsultan pengawas, progres
pengerjaan baru selesai 84,304 persen,” ungkap Donny.
Tidak hanya itu, dugaan pelanggaran lainnya, yaitu tidak memutus kontrak pekerjaan ketika
pelaksana tidak sanggup lagi menyelesaikan pekerjaan tersebut, meskipun sudah diberikan
tenggang waktu hingga 50 hari kerja.
“Kontrak baru diputuskan setelah melewati 50 hari kerja dan jaminan pelaksanaan tidak bisa
dicairkan lagi,” ucapnya.
Dampak massif korupsi yang dilakukan oleh Jaralis dan Syofia Handayani adalah :