Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI DALAM KEEHATAN GIGI

Disusun oleh :

Nabila Gusni R (P1337425119061)

Annisa Wulan Safitri (P1337425119062)

Kelas : 2B

Kelompok : 2 (dua)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN GIGI

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019/2010
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Istilah korupsi dalam bahasa Inggris corruption dan corrupt, dalam bahasa Perancis
corruption dan dalam bahasa Belanda corruptie yang menjadi kata korupsi dalam
bahasa Indonesia. Henry Campbell Black dalam Black's Law Dictionary menjabarkan
korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud memberikan beberapa
keuntungan yang bertentangan dengan tugas dan hak orang lain. Perbuatan seorang
pejabat atau seorang pemegang kepercayaan yang secara bertentangan dengan hukum,
secara keliru menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan keuntungan untuk
dirinya sendiri atau untuk orang lain, bertentangan dengan tugas dan hak orang lain.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan tentang pengertian istilah korup
(kata sifat) dan korupsi (kata benda). Korup adalah buruk, rusak, busuk. Arti lain
korup adalah suka memakai barang (uang) yang dipercayakan kepadanya; dapat
disogok (memakai kekuasannya untuk kepentingan pribadi). Mengkorup adalah
merusak, menyelewengkan (menggelapkan) barang (uang) milik perusahaan (negara)
tempat kerjanya. Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Mengkorupsi
adalah menyelewengkan atau menggelapkan (uang dan sebagainya). Menurut Kamus
Oxford, korupsi adalah perilaku tidak jujur atau ilegal, terutama dilakukan orang yang
berwenang. Arti lain korupsi adalah tindakan atau efek dari membuat seseorang
berubah dari standar perilaku moral menjadi tidak bermoral. Berdasarkan Undang-
undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah tindakan setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Korupsi juga diartikan sebagai tindakan setiap orang yang dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi. Juga
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.

B. TUJUAN

Mengetahui dampak masif korupsi.

Mengetahui apa itu korupsi.

Mampu mengidentifikasi kasus korupsi dan dampak yang terjadi.


BAB II

PEMBAHASAN

DAMPAK MASIF KORUPSI :

A.Dampak Ekonomi

Korupsi memiliki korelasi negative dengan tingkat investasi, pertumbuhan ekonomi, dan
dengan pengeluaran pemerintah untuk program social dan kesejahteraan. Halini merupakan
bagian dari inti ekonomi makro.

Berbagai macam permasalahan ekonomi berikutini adalah hasil dari dampak ekonomi yang
akan terjadi:

1. Lesunya pertumbuhan Ekonomi Dan Investasi

Korupsi bertanggung jawab terhadap lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi dalam
negeri. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan
ketidakevisiennya yang tinggi. Penanaman modal yang dilakukan oleh PMDN dan asing
PMA semestinya bias digunakan untuk pembangunan Negara menjadi sulit sekali terlaksana,
karena permasalahan kepercayaan dan kepastian hokum dalam melakukan investasi, selain
stabilitas.

2. Penurunan Produktifitas

Dengan semakin lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi, maka tidak dapat disanggah
lagi, bahwa produktifitas semakin menurun. Hal ini terjadi seiring dengan terhambatnya
sector industry dan produksi untuk bias berkembang lebih baik. Ujung dari penurunan
produktifitas ini adalah kemiskinan.

3. Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa Bagi Publik

Korupsi berakibat menurunkan kualitas barang dan jasa karena mengurangi pemenuhan
syarat-syarat keamanan bangunan, material dan produksi, kesehatan, lingkungan hidup, dan
aturan-aturan lain.

4. Menurunnya Pendapatan Negara Dari Sektor Pajak

Pajak berfungsi sebagai stabilitas harga sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan
inflasi. Tapi akibat dari parahnya korupsi stabilitas harga menjadi tidak seimbang, akhirnya
masyarakat tidak mempunyai kepercayaan lagi terhadap pajak ini.

5. Meningkatnya HUtang Negara

Korupsi yang terrjadi di Indonesia akan meningkatkan hutang luar negri yang semakin besar.
B. Dampak Sosial Dan Kemsikina Masyarakat

1. Mahalnya Harga Jasa Dan Pelayanan Publik

Praktek korupsi yang terjadi menciptakan ekonomi biaya tinggi. Beban yang ditanggung para
pelaku ekonomi akibat korupsi disebut high cost economy. Kondisi ekonomi biaya tinggi ini
berimbas pada mahalnya harga jasa danpelayanan public, karena harga yang tetapkam harus
menutupi kerugian pelaku ekonomi akibat besarnya modal yang dilakukan karena
penyelewengan yang mengarah ke tindak korupsi.

2. Pengentasan Kemiskina Berjalan Lambat

Lemahnya koordinasi dan pendataan, pemdanaaan dan lembaga akibat adanya korupsi
akhirnya membuat masyarakat sulit untuk mendapatkan akses lapangan kerja.

3. Trbatasnya Akses Bagi Masyarakat Miskin

Korupsi yang merajalela dan terjadi disetiap aspek kehidupan mengakibatkan semua harga-
harga melambung tinggi dan semakin tidak terjangkau oleh masyarkat miskin. Kondisi ini
membuat rakyat miskin semakin tidak bias mendapatkan berbagai macam akses dalam
kehidupannya.

4. Meningkatnya Angka Kriminalitas

Karna semakin mahalnya harga-harga  pelayan public yang tidak akan bias diakses oleh
masyarakat miskin, hal ini akan terjadi kriminalitas. Seperti mencuri, merampok dan lainnya.

5. Solidaritas Sosila Semakin Langka Dan Demoralisasi

Masyarakat semakin lama menjadi semakin individualis hanya mementingkan sendiri dan
keluarganya saja. Hal ini karena memang sudah tidak ada lagi kepercayaan kepada pemrintah
yang sering korupsi.

C. Runtuhnya Otoritas Pemerintah

Tidak adanya kejujuran lagi di pemerintahan, peraturan perundang-undangan menjadi tidak


efektif. Sehingga birokrasi menjadi tidak efisien.

D. Terhadap Politik Dan Demokrasi

1. Munculnya Kepemimpina Korup

Hubungan Transaksional sudah berjalan dari hulu yang pada akhirnyapun memunculkan
pemimpin korup.

2. Hilangnya Kpercayaan Publik Pada Demokrasi

Masyarakat semakin apatis dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah karna sering
melihatnya tindak korupsi yang berdampak kepada masyarakat.
3. Menguatnya Plutokrasi

Korupsi yang sudah menyandera pemerintahan akhirnya menghasilkan system politik yang
dikuasai oleh pemilik modal.

4. Hancurnya kedaulatan Rakyat

Dengan plutokrasi yang terjadi, kekayaan Negara ini hanya dinikmati oleh sekelompok
tertentu bukan oleh rakyat yang seharusnya.

E. Dampak Trehadap Penegakan Hukum

1. Fungsi Pemerintahan Mandul

2. Hilangnya Kepercayaan Rakyat Terhadap Lembaga

F. Dampak Terhadap Pertahanan Dan Keamanan

1. Kerawanan Hankamnas Karena Lemahnya Alusista dan SDM

Semakin banyaknya korupsi yang dilakukan di lembaga-lembaga, ini membuat pendanaan


dalam membeli peralatan pertahanan terhambat karena tidak memilikinya dana.

2. Lemahnya Garis Batas Negara

Daerah-daerah yang terdapat diperbatasan Negara rata-rata adalah rakyat miskin yang tidak
mempunyai peralatan atau teknologi yang modern.

Menguatnya Sisi Kekerasan Dalam Masyarakat

G. Dampak Kerusakan Lingkungan

1. Menurunnya Kualitas Lingkungan

2. Menurunnya Kualitas Hidup


Contoh Artikel :

Tersangka Dugaan Korupsi Pembangunan Tribun Lapangan Merdeka Solok


Resmi Ditahan

Langgam.id – Pasca dilimpahkannya kasus dugaan korupsi pembangunan Tribun


Lapangan Merdeka Kota Solok ke Kejaksaan yang diterima langsung tim Jaksa Penuntut
Umum (JPU), kedua tersangka resmi ditahan, Rabu (12/2/2020) malam.
Kedua tersangka, yaitu mantan Kepala Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
(Perkim) Kota Solok, Jaralis dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Syofia Handayani.

Pantauan di lapangan, terlihat kedua tersangka, Jaralis dan Syofia Handayani menggunakan
rompi tahanan saat keluar dari gedung Kejaksaan Negeri (Kejari) Solok. Keduanya langsung
digiring masuk mobil tahanan.

Kepala Kejari Solok, Donny Haryono Setiawan mengatakan, kedua tersangka untuk
sementara waktu akan ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II, Anak Air Kota Padang.

Penahanan kedua tersangka, kata Donyy, maksimal 20 hari, hingga kasus itu dilimpahkan ke
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) Padang untuk disidangkan.

Diketahui sebelumnya, diduga kedua pelaku melakukan penggelembungan aggaran (mark up)
volume pekerjaan.  Jaralis sebagai pelaku Pengguna Anggaran (PA) menyetujui bobot
pekerjaan yang diajukan pelaksana proyek sebesar 93 persen.
“Sementara, berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan oleh konsultan pengawas, progres
pengerjaan baru selesai 84,304 persen,” ungkap Donny.

Tidak hanya itu, dugaan pelanggaran lainnya, yaitu tidak memutus kontrak pekerjaan ketika
pelaksana tidak sanggup lagi menyelesaikan pekerjaan tersebut, meskipun sudah diberikan
tenggang waktu hingga 50 hari kerja.

“Kontrak baru diputuskan setelah melewati 50 hari kerja dan jaminan pelaksanaan tidak bisa
dicairkan lagi,” ucapnya.

Atas perbuatan kedua tersangka, negara dirugikan sekitar Rp1.038.072.053,00 sebagaimana


tercantum dalam laporan penghitungan kerugian negara oleh BPKP Perwakilan
Sumbar dengan nomor : SR-2616/PW03/5/2019 tertanggal 24 September 2019.
Tersangka Jaralis, disangkakan melanggar Pasal Primair, pasal 2 ayat 1 junto pasal 18 UU
nomor 31 tahun 1999 tentang Tipidkor sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 20 tahun
2001 tentang perubahan atas UU nomor 31 tahun 1999 junto pasal 55 ayat 1 ke 1
KUHP. (ICA/ZE)
Analisi Dampak Masif Korupsi pada Artikel :

Dampak massif korupsi yang dilakukan oleh Jaralis dan Syofia Handayani adalah :

Dampak Masif Korupsi Terhadap Ekonomi


1.     Melakukan penggelembungan aggaran (mark up) volume pekerjaan  dapat
menyebabkan lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi
Korupsi bertanggung jawab terhadap lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi
dalam negeri. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi
dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor privat,korupsi meningkatkan ongkos niaga
karena kerugian dari pembayaran illegal, ongkos management dalam negoisasi dengan
pejabat korup juga menjadi mahal,dan resiko pembatalan perjanjian jika sewaktu – waktu ada
penyelidikan dari pihak berwenang. Investasi di negeri yang korup juga menjadi mahal
karena adanya biaya siluman, hal ini membuat para investor menjadi enggan melakukan
investasi dan memilih negara lain.sebagai tempat investasi sehingga negara yang korup di
tinggalkan / dijauhi oleh para investor,padahal sebenarnya investor itu ikut membantu
mendorong laju pertumbuhan ekonomi suatu negara.
2.    Kontrak baru diputuskan setelah melewati 50 hari kerja dan jaminan pelaksanaan
tidak bisa dicairkan lagi menyebabkan Penurunan Produktifitas
Negara yang korup menimbulkan produktifitas yang semakin menurun. Hal ini terjadi
seiring dengan terhambatnya sektor industri dan produksi yang semestinya berkembang lebih
baik atau dapat melakukan pengembangan dalam kapasitasnya. Penurunan produktifitas ini
akan menyebabkan permasalahan yang cukup rumit seperti tingginya angka PHK dan
meningkatnya angka pengangguran, yang akhirnya akan terjadi kemiskinan masyarakat yang
cukup meluas.
3.     Tidak memutus kontrak pekerjaan ketika pelaksana tidak sanggup lagi menyelesaikan
pekerjaan menyebabkan menurunnya pendapatan Negara dari sektor pajak
Di Indonesia di kenal dengan berbagai macam pajak seperti : Pajak penghasilan
(PPh), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penambahan nilai (PPn) dan masih banyak
lagi yang lainnya.
Selain sebagai pendapatan negara, pajak juga berfungsi sebagai stabilitas harga
sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan inflasi. Kondisi penurunan pendapatan dari
sektor pajak karena adanya kenyataan bahwa banyak sekali pegawai dan pejabat pajak yang
bermain kotor (KKN).untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan memperkaya diri sendiri.
Apakah jumlahnya ribuan atau milyaran,dampaknya terhadap ekonomi Negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia sangatlah besar, hilangnya penghasilan dalam skala
tersebut dapat mengurangi kemampuan pemerintah untuk menyediakan kebutuhan –
kebutuhan dasar dan layanan kepada warganya.
4.    Karena negara dirugikan sekitar Rp1.038.072.053,00 menyebabkan meningkatnya
Hutang Negara
Korupsi yang terjadi di Indonesia akan meningkatkan hutang luar negeri yang sudah
semakin besar, konon sekarang ini setiap bayi yang lahir di Indonesia langsung menanggung
hutang negara sebesar tujuh juta rupiah.
Dampak Masif Korupsi Terhadap Sosial Dan Kemiskinan Masyarakat
1. Pengentasan Kemiskinan Berjalan Lambat
Pengentasan kemiskinan dirasakan sangat lambat.hal ini terjadi karena berbagai sebab
seperti lemahnya koordinasi antar lembaga dan instansi dalam pendataan dan pendanaan
dimana akan membuat masyarakat sulit mendapatkan akses ke lapangan kerja yang di
sebabkan latar belakang pendidikan semata, karena untuk masuk kerja masyarakat harus
punya uang untuk menyuap oknum pejabat, sedangkan bagi yang tak punya uang tidak
mendapatkan pekerjaan.
2.      Terbatasnya Akses bagi Masyarakat Miskin
Korupsi membuat semua harga melambung tinggi dan semakin tidak terjangkau oleh
rakyat miskin,kondisi ini mengakibatkan rakyat miskin semakin tidak bisa mendapatkan
berbagai macam akses yang di butuhkan dalam kehidupannya,sehingga mereka lebih
mendahulukan mendapatkan bahan pokok dari pada menyekolahkan anak atau untuk berobat.
3.      Meningkatnya Kriminalitas
Melalui praktek korupsi dapat menyuburkan berbagai jenis kejahatan dalam
masyarakat, seperti :
a.       Sindikat kejahatan atau para penjahat leluasa melanggar hukum
b.      Proteksi terhadap kelompok kejahatan karena polisi yang korup gampang sekali di
suap,untuk menyediakan proteksi terhadap berbagai macam kejahatan.
4.      Solidaritas Yang Semakin Langka
Korupsi yang begitu masif akan membuat masyarakat merasa tidak mempunyai
pegangan yang jelas dalam menjalankan kehidupan sehari – hari dan akhirnya masyarakat
semakin lama menjadi masyarakat individualis yang mementingkan dirinya dan keluarganya.

Dampak masif korupsi terhadap birokrasi pemerintahan


1.      Matinya Etika Sosial Politik
Korupsi bukan suatu tindak pidana biasa karena ia merusak sendi – sendi kehidupan
yang paling dasar yaitu etika sosial bahkan kemanusiaan.Kejujuran sudah tidak ditegakkan
lagi, Kejujuran yang dihadapi dengan kekuatan politik adalah sesutu yang tidak mendidik dan
justru bertentangan dengan etika dan moralitas.
Melindungi seorang koruptor dengan kekuatan politik adalah salah satu indikasi besar
runtuhnya etika sosial politik.

2.      Tidak efektifnya peraturan dan perundang – undangan


Dewasa ini banyak sekali seseorang yang memiliki perkara atau permasalahan tetapi
ingin diposisikan sebagai pihak yang benar. Oleh sebab itu banyak upaya yang dilakukan
oleh seseorang dalam memenangkan perkaranya seperti menyuap hakim, memberi iming –
iming gratifikasi bahkan sampai kepada ancaman nyawa. Disisi aparat hukum,semestinya
menyelesaikan masalah haruslah secara fair dan tanpa ada unsur pemihakan, seringkali para
pejabat mengalahkan integritasnya dengan menerima suap,iming-iming,gratifikasi atau
apapun untuk memberikan kemenangan pada kelompok tertentu sehingga peraturan dan
perundang – undangan yang berlaku menjadi mandul karena setiap perkara selalu di
selesaikan dengan korupsi.
3.      Birokrasi Tidak Efisien
Menurut survey Oleh PERC menunjukan bahwa Indonesia menempati peringkat
kedua dengan birokrasi terburuk di Asia. Banyak investor yang tertarik menanamkan
modalnya di Indonesia,namun untuk mendapatkan perizinan usaha dan investasi harus
melalui birokrasi yang berbelit – belit. Pada akhirnya suap adalah jalan yang banyak di
tempuh oleh para pengusaha untuk memudahkan izin usaha mereka,maka sebaiknya birokrasi
di Indonesia harus dibenahi.

Dampak Masif Korupsi Terhadap Politik Dan Demokrasi


1.      Munculnya Kepemimpinan Korup
Perbuatan Koruptif atau tindak korupsi dilakukan dari tingkat yang paling bawah
dimana konstituen didapatkan dan berjalan karena adanya suap yang diberikan oleh calon-
calon pemimpin partai,bukan karena simpati atau percaya terhadap kemampuan dan
kepemimpinannya. Hubungan transaksional sudah berjalan dari dulu sehingga memunculkan
pemimpin yang korup.
2.      Hilangnya Kepercayaan Publik pada Demokrasi
Hal ini terjadi dikarenakan tindak korupsi yang besar-besaran yang dilakukan oleh
petinggi pemerintah,legislative atau petinggi partai politik. Kondisi ini mengakibatkan
berkurangnya bahkan hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah yang sedang
berjalan.
3.      Menguatkan Plutokrasi
Plutokrasi adalah sistem politik yang dikuasai pemilik modal / kapitalis. Akibat
korupsi yang telah menyandera pemerintahan negeri kita, maka menghasilkan konsekuensi
yaitu menguatnya plutokrasi
4.      Hancurnya Kedaulatan Rakyat
Dengan semakin banyaknya plutokrasi yang terjadi, maka kekayaan negara ini hanya
di nikmati sekelompok tertentu saja, bukan rakyat pada umumnya. Seharusnya kedaulatan
ada di tangan rakyat. Namun sekarang ini kedaulatan ada ditangan partai politik karena
anggapan bahwa partailah bentuk refresentasi rakyat.

 Dampak Masif Korupsi Terhadap Pertahanan Dan Keamanan


1. Menguatnya Sisi Kekerasan Dalam Masyarakat
Akumulasi dari rasa tidak percaya, apatis, tekanan hidup, kemiskinan yang tidak
berujung, jurang perbedaan kaya dan miskin yang sangat dalam, serta upaya menyelamatkan
diri sendiri, menimbulkan efek yang sangat merusak,yaitu kekerasan. Bahkan pada saat ini
tempat ibadahpun bukan merupakan tempat teraman dari ancaman dan terorisme.

Dampak Masif Korupsi Terhadap Lingkungan


1.      Korupsi dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Tanggal 9 Desember silam,masyarakat internasional memperingati Hari Anti Korupsi
sedunia.Meski oleh berbagai lembaga, Indonesia termasuk negara terkorup di dunia,namun
itu tidak mengurangi minat masyarakat ikut memperingati momentum tersebut.
Pemberantasan praktek korupsi,kolusi dan nepotisme,memang menjadi salah satu agenda
reformasi nasional yang senantiasa disuarakan masyarakat menyusul tumbangnya regim orde
baru. Namun menurut banyak kalangan, yang terjadi justru pengembangbiakan korupsi,
sehingga variannya bertambah banyak dan menjalar disemua lapisan masyarakat.
Dampak dari mewabahnya penyakit korupsi,tidak hanya mendorong eskalasi
kerusakan moral masyarakat, tapi juga menjadi akar penyebab kerusakan lingkungan hidup
yang cenderung semakin mengganas dalam satu dekade terakhir.
Pembabatan hutan secara semena-mena,alih fungsi hutan lindung tanpa
mempertimbangkan dampak negatif bagi lingkungan, masuknya barang limbah berbahaya
beracun (b3) secara illegal, terjadinya bencana banjir karena pembangunan yang didasarkan
pada dokumen AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) hasil
rekayasa,mewabahnya ragam penyakit karena pembuangan limbah yang sembrono dan
sebagainya, bila ditelusuri didalamnya pasti terdapat aroma korupsi,kolusi dan nepotisme.
Praktek korupsi dalam bentuk kolusi antara para elit politik yang korup dan elit ekonomi
yang serakah akan mengekspolitasi sumber daya alam secara semena-mena untuk keuntungan
pribadi,tanpa menghiraukan kesejahteraan warga dunia dan ekonomi bangsa sendiri.
Terjadi alih fungsi hutan lindung di beberapa daerah di sumatera yang telah
menjebloskan sejumlah anggota DPR adalah salah satu contoh nyata persekongkolan antar
elit yang korup dalam perusakan lingkungan hidup. Demikian pula,masuknya limbah
berbahaya dari negara tetangga yang mengancam kelestarian lingkungan hidup (termasuk
didalamnya manusia) tentu bisa terjadi karena adanya jalinan kerja yang melibatkan banyak
pihak.

Anda mungkin juga menyukai