Dosen pengampu:
Sugiono, Ftr., M.H (Kes)
Disusun oleh:
Annisa Salwa Salsabila : P27226023122
DAFTAR ISI
BAB 1: RINGKASAN 1
A.Dampak Korupsi 1
BAB 2: PEMBAHASAN 2
A. Dampak Korupsi 2
1. Dampak Ekonomi 2
3. Landasan Pemikiran 13
i
ii
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 20
ii
BAB I
RINGKASAN
A. Dampak Korupsi
Dalam setiap peradaban korupsi telah menjadi hal yang konstan terjadi
dalam masyarakat. Korupsi terwujud dalam berbagai bentuk serta menyebabkan
berbagai dampak, baik pada ekonomi dan masyarakat luas. Berbagai penelitian
maupun studi komprehensif soal dampak korupsi dan juga masyarakat luas telah
banyak dilakukan hingga saat ini. Hasilnya, korupsi jelas menimbulkan dampak
negatif.
Macam-macam dampak korupsi antara lain:
1. Dampak ekonomi: meliputi penurunan produktivitas ekonomi
2. Dampak terhadap pelayanan kesehatan: alokasi anggarannya besar, alat
kesehatan memiliki banyak substitusi, dan lemahnya pengawasan.
3. Dampak sosial dan kemiskinan masyarakat
4. Dampak biokrasi pemerintahan
5. Dampak terhadap politik dan demokrasi
6. Dampak terhadap penegakan hukum: penegakan hukum menjadi lemah,
Fungsi pemerintahan menjadi tidak efektif, dan kepercayaan Masyarakat terhadap
negara semakin menurun.
7. Dampak terhadap pertahanan dan keamanan: pertahanan menjadi rawan dan
keamanan, lemahnya garis batas negara, kekerasan dalam masyarakat,
lemahnya alutsista (alat utama sistem pertahanan) serta sumber daya manusia,
mudah diintervensi oleh pihak pihak yang ingin merongrong pemerintahan.
8. Dampak kerusakan lingkungan: kualitas lingkungan rendah dan kualitas
hidup yang menurun.
1
2
Komponen biaya sosial korupsi terdiri atas biaya eksplisit korupsi, biaya
antisipasi korupsi, biaya akibat reaksi terhadap korupsi, dan biaya implisit
korupsi. Sedangkan landasan pemikiran bisa dilihat dari sisi pelaku, dan korban
bersifat acak. Kerugian dari korupsi tentulah bersifat besar, meluas, serta tidak
statis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dampak Korupsi
1. Dampak Ekonomi
Korupsi merupakan salah satu dari sekian masalah yang mempunyai dampak
negatif terhadap perekonomian suatu negara, dan dapat berdampak merusak
sendi-sendi perekonomian negara. Menurut Mauro, setelah dilakukan studi
terhadap 106 negara, ia menyimpulkan kenaikan 2 poin pada Indeks Persepsi
Korupsi akan mendorong peningkatan investasi lebih dari 4 persen.
a) Menghambat Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
IPK telah digunakan banyak negara sebagai referensi tentang situasi korupsi.
IPK digunakan untuk membandingkan kondisi korupsi di suatu negara terhadap
negara lain. IPK mengukur tingkat persepsi korupsi di sektor publik, yaitu korupsi
yang dilakukan oleh pejabat negara dan politisi. Skor 0 berarti negara
dipersepsikan sangat korup, sementara skor 100 berarti dipersepsikan sangat
bersih dari korupsi.
Tahun 2012, Indonesia berada di peringkat 118 dari 176 negara dan di tahun
2013 peringkat Indonesia menjadi 114 dari 177 negara . Korupsi membuat
sejumlah investor kurang percaya untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan
lebih memilih menginvestasikannya ke negara-negara yang lebih aman. Korupsi
akan menyebabkan investasi dari negara lain berkurang karena para investor luar
negeri ingin berinvestasi pada negara yang bebas dari korupsi.
Ketidakinginan berinvestasi pada negara korup memang sangat beralasan
karena uang yang diinvestasikan pada negara tersebut tidak akan memberikan
keuntungan seperti yang diharapkan oleh para investor, bahkan modal mereka pun
kemungkinan hilang dikorupsi oleh para koruptor.
Bantuan dari negara donor pun tidak akan diberikan kepada negara yang
tingkat korupsinya masih tinggi. Hal ini menyebabkan kerugian yang besar bagi
negara tersebut karena dengan tidak ada bantuan dari negara donor akan
3
4
jauh lebih tinggi, misal Belanda 3,3% atau Denmark 3,7%. Dibanding negara
tetangga, misalnya Kamboja hanya 3,5% tahun 2007, Thailand 2,1% pada 2009.
f) Korupsi Menciptakan Ketimpangan Pendapatan
You dan Khagram (2005) menyatakan bahwa tingkat pendapatan masyarakat
berpengaruh pada perilaku korupsi. Orang kaya lebih memiliki kekuasaan dan
kesempatan untuk melakukan suap dibandingkan orang miskin. Secara umum,
aktivitas korupsi terdiri dari tiga jenis yaitu suap, pungli dan penggelapan
(Bowles, 2000). Tindakan korupsi tersebut mampu memindahkan sumber daya
publik ke tangan para koruptor.
Korupsi menyebabkan uang pembelanjaan pemerintah korup menjadi lebih
sedikit. Akibatnya ketimpangan pendapatan akan terjadi antara elit koruptor
dengan publik karena berpindahnya sumber daya publik kepada koruptor.
g) Korupsi meningkatkan kemiskinan
Badan Pusat Statistik mengklasifikasikan kemiskinan menjadi empat kategori
yaitu:
a. Kemiskinan absolut
Merupakan kondisi seseorang yang memiliki pendapatan di bawah garis
kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan,
kesehatan, perumahan dan pendidikan yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan
bekerja dengan layak. Standar kemiskinan absolut merupakan standar kehidupan
minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang diperlukan,
baik kebutuhan makanan dan nonmakanan.
b. Kemiskinan relatif
Merupakan kemiskinan yang dikarenakan pengaruh kebijakan yang dapat
menyebabkan ketimpangan pendapatan. Standar kemiskinan relatif ditentukan dan
ditetapkan secara subyektif oleh masyarakat.
c. Kemiskinan kultural
Merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor adat atau budaya
yang membelenggu sehingga tetap berada dalam kondisi miskin.
d. Kemiskinan struktural
6
1. Efek rumah kaca menimbulkan kenaikan suhu atau perubahan iklim bumi pada
umumnya (global warming).
2. Penggunaan bahan kimia seperti freon untuk pendingin ruangan dan hasil
pembakaran yang dilakukan oleh berbagai industri secara masif akan merusak
lapisan ozon (O3).
3. Kerusakan hutan hujan tropis yang akut akan mengurangi persediaan oksigen.
4. Kerusakan yang terjadi di perairan seperti pencemaran sungai dan laut, juga
mengakibatkan menurunnya kualitas hidup.
b. Terdapat asas malis non expediat malos esse dalam dunia hukum, yaitu
pelaku kejahatan tidak boleh menikmati kejahatan hasilnya.
c. Tindak pidana harus mengembalikan rasa aman, mengembalikan tata
kehidupan serta tata hukum yang berlaku.
C. Hubungan antara Dampak Korupsi Dan Biaya Sosial Korupsi
Dampak korupsi merupakan penempatan yang tidak tepat dalam hal
sumber daya sehingga perekonomian tidak dapat optimal perkembangannya. Lalu
apakah hubungan dampak korupsi dengan biaya sosial korupsi?
Perilaku korupsi menyebabkan banyak kerugian, diantaranya pelayanan
kesehatan serta biaya pendidikan semakin mahal, kesejahteraan finansial
masyarakat menurun, besaran pajak yang meningkat, serta biaya sosial korupsi
yang dihasilkan akibat dampak sosial korupsi.
BAB III
SOAL LATIHAN
15
16
Jawaban : C
4. Dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, Peneliti Indonesia
Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo dalam sebuah wawancara
media mengatakan ada dua landasan hukum untuk memiskinkan koruptor,
yaitu...
A. UU pencucian uang saja
B. UU perampasan aset
C. Kerugian
D. UU pencucian uang dan RUU perampasan aset.
E. UU dan RUU
jawaban: D
5. Sebagai wujud keserasian masyarakat indonesia dalam memberantas
korupsi maka di bentuk berbagai macam gerakan anti korupsi, kecuali ...
a. Korupsi Pemberantasan Korupsi
b. Indonesia Corruption Watch
c. Transparancy Bantuan Hukum
d. Lembaga Bantuan Hukum
e. Jawaban a,b,c benar
jawaban: C
6. Peran masyarakat dalam pemberantasan korupsi di indonesia dapat di
wujudkan dalam bentuk ...
a. Mahkamah Konstitusi
b. Peradilan Umum
c. Lembaga Peradilan
d. Peradilan Agama
e. Lembaga Swadaya Masyarakat
jawaban: E
7. Upaya pemerintah untuk memebrantas KKN telah di lakukan dengan
membuat instrumen hukum ataupun melalui berbagai kebijakan antara
lain:
1. Menghindari sikap dan prilaku KKN
17
14. Mahasiswa memiliki peran penting sebagai motor penggerak dalam peristiwa-
peristiwa besar terkait korupsi. Contoh peran nyata yang dapat dilakukan yaitu
melalui ...
a. Tawuran antar mahasiswa
b. Bolos sekolah
c. Edukasi dan kampanye
d. Tidak memperhatikan saat dosen mengajar
e. Demo anarkis
jawaban: C
15. Keterlibatan mahasiswa di lingkungan kampus dapat berdampak positif dalam
upaya gerakan antikorupsi salah satunya yaitu ...
a. Menciptakan lingkungan kampus bebas korupsi
b. Menitipkan presensi kehadiran pada teman
c. Terlambat saat pelajaran sudah berlangsug
d. Tidak mengikuti aturan kampus
e. Tidak adanya sikap berintegritas
jawaban: A
20
DAFTAR PUSTAKA
Adwirman, dkk (2014). Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Antikorupsi. Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Anonim, “Akuntansi Biaya Lingkungan” http://e-journal.uajy.ac.id/. 28 September
2023. http://e-journal.uajy.ac.id/8963/3/2EA19193.pdf
Anonim, “Hubungan antara Dampak Korupsi dan Biaya Sosial Korupsi”
https://aclc.kpk.go.id/. 28 September 2023. https://aclc.kpk.go.id/materi-
pembelajaran/ekonomi-bisnis/infografis/hubungan-antara-dampak-
korupsi-dan-biaya-sosial-korupsi
Anonim, “Pengertian Biaya Produksi: Unsur, Jenis, dan Contoh”
www.sampoernauniversity.ac.id. 28 September 2023.
https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/biaya-produksi-adalah/
Maulana, Bagus, “Dampak Korupsi dan Biaya Sosial” www.academia.edu. 28
September 2023.
https://www.academia.edu/41330698/Dampak_korupsi_dan_biaya_sosial
Pradiptyo, Rimawan (2016). Dampak Sosial Korupsi. Direktorat Pendidikan dan
Pelayanan Masyarakat Kedeputian Bidang Pencegahan.
Sugiono (2022). Bahan Ajar Pendidikan Budaya Anti Korupsi. Jurusan Fisioterapi
Poltekkes Kemenkes Surakarta.
Yunita, Anggraeni, “Biaya Sosial Sebagai Bagian Corporate Social
Responsibility dalam Sudut Pandang Akuntansi” www.media.neliti.com.
28 September 2023. https://media.neliti.com/media/publications/130606-
ID-none.pdf
20
LAMPIRAN
21
22
23