Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

DAMPAK KORUPSI DAN BIAYA SOSIAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen pengampu:
Sugiono, Ftr., M.H (Kes)

Disusun oleh:
Annisa Salwa Salsabila : P27226023122

Arum Sativa Nurnugraheni : P27226023123

Ashya Paramesty Putri : P27226023124

Avrilista Arsada Putri : P27226023125

Azizah Nur Anggraini : P27226023126

PRODI SARJANA TERAPAN


JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB 1: RINGKASAN 1

A.Dampak Korupsi 1

B. Biaya Sosial Korupsi 1

BAB 2: PEMBAHASAN 2

A. Dampak Korupsi 2

1. Dampak Ekonomi 2

2. Dampak Terhadap Pelayanan Kesehatan 5

3. Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat 6

4. Dampak Birokrasi Pemerintahan 9

5. Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi 10

6. Dampak Terhadap Penegakan Hukum 10

7. Dampak Terhadap Pertahanan dan Keamanan 11

8. Dampak Kerusakan Lingkungan 11

B. Biaya Sosial Korupsi 12

1. Konsep Biaya Sosial Korupsi 12

2. Komponen Biaya Sosial Korupsi 13

3. Landasan Pemikiran 13

C. Hubungan Antara Dampak Korupsi dan Biaya Sosial Korupsi 14

BAB 3: SOAL LATIHAN 15

i
ii

DAFTAR PUSTAKA 15

LAMPIRAN 20

ii
BAB I
RINGKASAN
A. Dampak Korupsi
Dalam setiap peradaban korupsi telah menjadi hal yang konstan terjadi
dalam masyarakat. Korupsi terwujud dalam berbagai bentuk serta menyebabkan
berbagai dampak, baik pada ekonomi dan masyarakat luas. Berbagai penelitian
maupun studi komprehensif soal dampak korupsi dan juga masyarakat luas telah
banyak dilakukan hingga saat ini. Hasilnya, korupsi jelas menimbulkan dampak
negatif.
Macam-macam dampak korupsi antara lain:
1. Dampak ekonomi: meliputi penurunan produktivitas ekonomi
2. Dampak terhadap pelayanan kesehatan: alokasi anggarannya besar, alat
kesehatan memiliki banyak substitusi, dan lemahnya pengawasan.
3. Dampak sosial dan kemiskinan masyarakat
4. Dampak biokrasi pemerintahan
5. Dampak terhadap politik dan demokrasi
6. Dampak terhadap penegakan hukum: penegakan hukum menjadi lemah,
Fungsi pemerintahan menjadi tidak efektif, dan kepercayaan Masyarakat terhadap
negara semakin menurun.
7. Dampak terhadap pertahanan dan keamanan: pertahanan menjadi rawan dan
keamanan, lemahnya garis batas negara, kekerasan dalam masyarakat,
lemahnya alutsista (alat utama sistem pertahanan) serta sumber daya manusia,
mudah diintervensi oleh pihak pihak yang ingin merongrong pemerintahan.
8. Dampak kerusakan lingkungan: kualitas lingkungan rendah dan kualitas
hidup yang menurun.

B. Biaya Sosial Korupsi


Biaya sosial korupsi adalah biaya yang muncul akibat tindak korupsi
seseorang dan hal ini sangatlah merugikan bagi negara dan masyarakat, baik
dalam satu waktu maupun di waktu mendatang.

1
2

Komponen biaya sosial korupsi terdiri atas biaya eksplisit korupsi, biaya
antisipasi korupsi, biaya akibat reaksi terhadap korupsi, dan biaya implisit
korupsi. Sedangkan landasan pemikiran bisa dilihat dari sisi pelaku, dan korban
bersifat acak. Kerugian dari korupsi tentulah bersifat besar, meluas, serta tidak
statis.
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dampak Korupsi
1. Dampak Ekonomi
Korupsi merupakan salah satu dari sekian masalah yang mempunyai dampak
negatif terhadap perekonomian suatu negara, dan dapat berdampak merusak
sendi-sendi perekonomian negara. Menurut Mauro, setelah dilakukan studi
terhadap 106 negara, ia menyimpulkan kenaikan 2 poin pada Indeks Persepsi
Korupsi akan mendorong peningkatan investasi lebih dari 4 persen.
a) Menghambat Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
IPK telah digunakan banyak negara sebagai referensi tentang situasi korupsi.
IPK digunakan untuk membandingkan kondisi korupsi di suatu negara terhadap
negara lain. IPK mengukur tingkat persepsi korupsi di sektor publik, yaitu korupsi
yang dilakukan oleh pejabat negara dan politisi. Skor 0 berarti negara
dipersepsikan sangat korup, sementara skor 100 berarti dipersepsikan sangat
bersih dari korupsi.
Tahun 2012, Indonesia berada di peringkat 118 dari 176 negara dan di tahun
2013 peringkat Indonesia menjadi 114 dari 177 negara . Korupsi membuat
sejumlah investor kurang percaya untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan
lebih memilih menginvestasikannya ke negara-negara yang lebih aman. Korupsi
akan menyebabkan investasi dari negara lain berkurang karena para investor luar
negeri ingin berinvestasi pada negara yang bebas dari korupsi.
Ketidakinginan berinvestasi pada negara korup memang sangat beralasan
karena uang yang diinvestasikan pada negara tersebut tidak akan memberikan
keuntungan seperti yang diharapkan oleh para investor, bahkan modal mereka pun
kemungkinan hilang dikorupsi oleh para koruptor.
Bantuan dari negara donor pun tidak akan diberikan kepada negara yang
tingkat korupsinya masih tinggi. Hal ini menyebabkan kerugian yang besar bagi
negara tersebut karena dengan tidak ada bantuan dari negara donor akan

3
4

menghambat pertumbuhan perekonomian negara. Oleh sebab itu, korupsi


memberikan dampak yang sangat besar terhadap eksistensi negara.
b) Melemahkan Kapasitas Pemerintah dalam Program Pembangunan yang
Meningkatkan Perekonomian
Hal ini disebabkan negara yang korup akan merugikan negara lain yang
memberikan modal atau bekerja sama dalam bidang tertentu. Misalnya, negara
yang memberikan modal untuk membangun sarana dan prasarana berupa jalan tol
untuk membantu suatu negara berkembang dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya, namun karena adanya korupsi, pembangunan sarana dan
prasarana tersebut akan terhambat sehingga akan menyebabkan ketidakpuasan
dari negara pemberi modal dan akhirnya hubungan dengan negara tersebut akan
semakin merenggang.
c) Meningkatkan Utang Negara
Kondisi perekonomian global yang mengalami resesi melanda semua negara
termasuk Indonesia. Korupsi makin memperparah kondisi keuangan utang luar
negeri terus meningkat. Dibanding dengan utang di akhir 2012 yang sebesar
Rp1.977,71 triliun, utang pemerintah di September 2013 naik cukup tinggi.
d) Menurunkan Pendapatan Negara
Apabila dibandingkan dengan negara-negara maju, Indonesia tertinggal jauh.
Pendapatan negara terutama berkurang karena menurunnya pendapatan negara
dari sektor pajak. Kondisi penurunan pendapatan dari sektor pajak, diperparah
dengan korupsi pegawai pajak untuk memperkaya diri sendiri maupun kelompok.
Sebagai contoh kasus fenomenal GT, seorang pegawai golongan 3 A, yang
menggelapkan pajak negara sekitar Rp 26 miliar.
Dengan demikian, pendapatan pemerintah dari sektor pajak akan berkurang
Rp 26 miliar, itu hanya kasus GT belum termasuk kasus makelar pajak lainnya
yang sudah maupun belum terungkap.
e) Menurunkan Produktivitas
Lemahnya investasi dan pertumbuhan ekonomi serta menurunnya pendapatan
negara akan menurunkan produktivitas. Dibandingkan negara maju, angka ini
5

jauh lebih tinggi, misal Belanda 3,3% atau Denmark 3,7%. Dibanding negara
tetangga, misalnya Kamboja hanya 3,5% tahun 2007, Thailand 2,1% pada 2009.
f) Korupsi Menciptakan Ketimpangan Pendapatan
You dan Khagram (2005) menyatakan bahwa tingkat pendapatan masyarakat
berpengaruh pada perilaku korupsi. Orang kaya lebih memiliki kekuasaan dan
kesempatan untuk melakukan suap dibandingkan orang miskin. Secara umum,
aktivitas korupsi terdiri dari tiga jenis yaitu suap, pungli dan penggelapan
(Bowles, 2000). Tindakan korupsi tersebut mampu memindahkan sumber daya
publik ke tangan para koruptor.
Korupsi menyebabkan uang pembelanjaan pemerintah korup menjadi lebih
sedikit. Akibatnya ketimpangan pendapatan akan terjadi antara elit koruptor
dengan publik karena berpindahnya sumber daya publik kepada koruptor.
g) Korupsi meningkatkan kemiskinan
Badan Pusat Statistik mengklasifikasikan kemiskinan menjadi empat kategori
yaitu:
a. Kemiskinan absolut
Merupakan kondisi seseorang yang memiliki pendapatan di bawah garis
kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan,
kesehatan, perumahan dan pendidikan yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan
bekerja dengan layak. Standar kemiskinan absolut merupakan standar kehidupan
minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang diperlukan,
baik kebutuhan makanan dan nonmakanan.
b. Kemiskinan relatif
Merupakan kemiskinan yang dikarenakan pengaruh kebijakan yang dapat
menyebabkan ketimpangan pendapatan. Standar kemiskinan relatif ditentukan dan
ditetapkan secara subyektif oleh masyarakat.
c. Kemiskinan kultural
Merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor adat atau budaya
yang membelenggu sehingga tetap berada dalam kondisi miskin.
d. Kemiskinan struktural
6

Merupakan kemiskinan yang terjadi akibat ketidakberdayaan seseorang


atau sekelompok masyarakat tertentu terhadap sistem yang tidak adil sehingga
mereka tetap terjebak dalam kemiskinan. Kebijakan penurunan tingkat korupsi
mampu menurunkan ketimpangan pendapatan dan kemiskinan (Gupta dan
Alonso-Terme, 2002). Selain memberikan efek langsung korupsi juga
memberikan efek tidak langsung terhadap kemiskinan.
Kebijakan penurunan tingkat korupsi mampu menurunkan ketimpangan
pendapatan dan kemiskinan (Gupta dan Alonso-Terme, 2002). Selain memberikan
efek langsung korupsi juga memberikan efek tidak langsung terhadap kemiskinan.
Channeling-nya berasal dari dampak korupsi adalah negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi (Shleiver dan Vishny, 1993; Mauro, 1995, 1998; Bardhan,
1997; Mo, 2001; Meon dan Sekkat, 2005; Dzhumashev, 2014), yang mana
pertumbuhan ekonomi yang rendah dapat meningkatkan tingkat kemiskinan
(Deaton dan Dreze, 2002).
Channeling korupsi terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi
lebih fokus pada kemiskinan absolut. Sedangkan channeling korupsi terhadap
kemiskinan melalui ketimpangan pendapatan lebih fokus pada kemiskinan relatif.
Dari dampak korupsi terhadap budaya, maka akan didapat channeling korupsi
terhadap kemiskinan melalui budaya yang mana lebih fokus pada kemiskinan
kultural dan kemiskinan struktural. Dengan mengetahui dampak negatif korupsi
terhadap kemiskinan maka korupsi harus diberantas sampai dengan akar-akarnya.
2. Dampak Terhadap Pelayanan Kesehatan
Keberhasilan terhadap program program kesehatan tidak ditentukan
semata hanya kuantitas dari program itu sendiri, namun sedikit banyaknya
ditentukan oleh berjalannya sistem yang ada melalui kebijakan-kebijakan yang
telah ditetapkan. Kewenangan dan kekuasaan pada tahap implementasi dapat
diterjemahkan secara berbeda oleh tiap-tiap daerah dan cenderung ditafsirkan
dengan keinginan masing-masing daerah. Kondisi ini akan dapat menciptakan
peluang-peluang KKN yang dapat berdampak langsung maupun tidak langsung
terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.
7

Dampak korupsi di bidang kesehatan, antara lain tingginya biaya


kesehatan, tingginya angka kematian ibu hamil dan ibu menyusui, tingkat
kesehatan masih buruk, dan lain-lain. Angka mortalitas ibu hamil dan melahirkan
pada tahun 2012, ternyata masih tinggi yakni 359 per 100.000 kelahiran. Angka
ini meningkat tajam dibanding tahun 2007, yakni 228 per 100.000 kelahiran
hidup. Secara makro, angka kematian ibu hamil dan melahirkan, merupakan
parameter kualitas kesehatan masyarakat pada suatu negara (KPK, 2013).
Selain itu, korupsi juga berdampak terhadap sistem manajemen rumah
sakit. Sistem manajemen rumah sakit yang diharapkan untuk pengelolaan lebih
baik menjadi sulit dibangun. Apabila korupsi terjadi di berbagai level maka akan
terjadi keadaan sebagai berikut :
1. Organisasi rumah sakit menjadi sebuah lembaga yang mempunyai sisi
bayangan yang semakin gelap;
2. Ilmu manajemen yang diajarkan di pendidikan tinggi menjadi tidak relevan;
3. Direktur yang diangkat karena kolusif (misalnya harus membayar untuk
menjadi direktur) menjadi sulit menghargai ilmu manajemen;
4. Proses manajemen dan klinis di pelayanan juga cenderung akan tidak seperti
apa yang ada di buku teks.
Akhirnya, terjadi kematian ilmu manajemen apabila sebuah rumah/lembaga
kesehatan sudah dikuasai oleh kultur korupsi di sistem manajemen rumah sakit
maupun sistem penanganan klinis.
3. Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat
Korupsi berdampak merusak kehidupan sosial di dalam masyarakat,
kekayaan negara yang dikorup oleh segelintir orang dapat mengguncang stabilitas
ekonomi negara, yang berdampak pada kemiskinan masyarakat dalam negara.
Dampak pada aspek sosial di antaranya sebagai berikut :
a. Meningkatnya Kemiskinan
Korupsi dapat meningkatkan kemiskinan karena tingkat korupsi yang
tinggi dapat menyebabkan kemiskinan setidaknya untuk dua alasan. Pertama,
bukti empiris menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
berkaitan dengan tingkat pengurangan kemiskinan yang tinggi pula (Ravallion
8

dan Chen, 1997). Korupsi akan memperlambat laju pengurangan kemiskinan


bahkan meningkatkan kemiskinan karena korupsi akan menghambat laju
pertumbuhan ekonomi. Kedua, ketimpangan pendapatan akan berefek buruk
terhadap pertumbuhan ekonomi (Alesina dan Rodrik 1994; Persson dan Tabellini,
1994) sehingga jumlah orang yang menjadi miskin akan bertambah. Korupsi juga
dapat menyebabkan penghindaran terhadap pajak, administrasi pajak yang lemah,
dan pemberian privilege (hak istimewa) yang cenderung berlebih terhadap
kelompok masyarakat makmur yang memiliki akses kepada kekuasaan sehingga
yang kaya akan semakin kaya, sedangkan yang miskin akan semakin miskin.
Masyarakat yang miskin kesulitan memperoleh makanan pokok, konsumsi gizi
yang sehat terlupakan dan menyebabkan gizi buruk. Gizi buruk merupakan
masalah yang tak kunjung usai. Dampak krisis yang ditimbulkan gizi buruk
menyebabkan biaya subsidi kesehatan semakin meningkat.
b. Tingginya Angka Kriminalitas
Korupsi menyuburkan berbagai jenis kejahatan yang lain dalam
masyarakat. Semakin tinggi tingkat korupsi, semakin besar pula kejahatan.
Terdapat pertalian erat antara jumlah korupsi dan jumlah kejahatan. Rasionalnya,
ketika angka korupsi meningkat, maka angka kejahatan yang terjadi juga
meningkat. Sebaliknya, ketika angka korupsi berhasil dikurangi, maka
kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum (law enforcement) juga
meningkat. Dengan mengurangi korupsi dapat juga secara tidak langsung
mengurangi kejahatan yang lain. Idealnya, angka kejahatan akan berkurang jika
timbul kesadaran masyarakat (marginal deterrence). Kondisi ini hanya terwujud
jika tingkat kesadaran hukum dan kesejahteraan masyarakat sudah memadai
(sufficient).
c. Demoralisasi
Korupsi yang merajalela di lingkungan pemerintah dalam penglihatan
masyarakat umum akan menurunkan kredibilitas pemerintah yang berkuasa. Jika
pemerintah justru memakmurkan praktik korupsi, lenyap pula unsur hormat dan
trust (kepercayaan) masyarakat kepada pemerintah. Praktik korupsi yang kronis
menimbulkan demoralisasi di kalangan warga masyarakat. Kemerosotan moral
9

yang dipertontonkan pejabat publik, politisi, artis di media massa, menjadikan


sedikitnya figur teladan yang menjadi role model (panutan). Apalagi bagi generasi
muda yang mudah terpapar dan terpengaruhi.
Demoralisasi juga merupakan mata rantai, dampak korupsi terhadap
bidang pendidikan, karena korupsi menyebabkan biaya pendidikan tinggi, angka
putus sekolah tinggi, banyaknya sekolah yang rusak, dan lain-lain.
4. Dampak Birokrasi Pemerintahan
Upaya pemerintah mencanangkan clean government (pemerintahan yang
bersih) dalam upaya memberantas korupsi di kalangan birokrasi pemerintahan,
belum dapat menjamin menanggulangi korupsi, berbagai jenis kebocoran
keuangan negara masih saja terjadi, berdampak pelayanan publik dapat terganggu.
Kebocoran keuangan negara yang paling besar di lingkungan lembaga negara
adalah melalui pengadaan barang dan jasa, lemahnya pengawasan dan kurangnya
penerapan disiplin serta sanksi terhadap penyelenggara negara dalam
melaksanakan tugas-tugas negara berdampak birokrasi pemerintahan yang buruk.
Sementara itu, dampak korupsi yang menghambat berjalannya fungsi
pemerintah, sebagai pengampu kebijakan negara, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Korupsi menghambat peran negara dalam pengaturan alokasi;
2. Korupsi menghambat negara melakukan pemerataan akses dan aset;
3. Korupsi juga memperlemah peran pemerintah dalam menjaga stabilitas
ekonomi dan politik.
Dengan demikian, suatu pemerintahan yang dilanda wabah korupsi akan
mengabaikan tuntutan pemerintahan yang layak. Kehancuran birokrasi pemerintah
merupakan garda depan yang berhubungan dengan pelayanan umum kepada
masyarakat. Korupsi menimbulkan ketidakefisienan yang menyeluruh di dalam
birokrasi.
Tidak efisiennya birokrasi ini, menghambat masuknya investor asing ke
negara tersebut. Korupsi adalah tindakan yang buruk sehingga tingkat korupsi
suatu negara akan mempengaruhi pandangan negara lain terhadap negara tersebut.
Negara yang tingkat korupsinya tinggi akan memiliki citra negatif dari negara
lain, sehingga kehormatan negara tersebut akan berkurang.
10

Sebaliknya, negara yang tingkat korupsinya rendah akan mendapat


pandangan positif dari negara lain dan memiliki citra yang baik di dunia
internasional sehingga kedaulatan dan kehormatan negara itu akan dilihat baik
oleh negara lain. Bahkan, apabila negara memiliki tingkat korupsi yang sangat
rendah biasanya akan menjadi tempat studi banding dari negara lain untuk
memperoleh pembelajaran.
5. Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi
Rencana anggaran yang diajukan pihak eksekutif kepada pejabat legislatif
yakni pihak DPR/DPRD untuk disetujui dalam APBN/APBD adalah berdampak
politik. Anggaran APBN/APBD yang dikucurkan ke masyarakat implementasinya
harus dapat dipertanggungjawabkan secara accountable kepada masyarakat dan
bebas dari intervensi kepentingan pribadi maupun golongan tertentu.
Pihak-pihak yang terlibat dalam penetapan anggaran pendapatan belanja
negara di DPR kemungkinan tidak terlepas dari kepentingan politik dari masing-
masing partai yang diwakilinya. Beberapa bentuk konflik kepentingan dapat
menimbulkan suatu potensi korupsi seperti dalam bentuk kebijakan dan
gratifikasi. Indonesia merupakan negara demokrasi dimana masyarakat dapat ikut
serta dalam pengawasan terhadap jalannya pemerintahan. Upaya pencegahan
korupsi melalui pengaduan masyarakat adalah bentuk peran serta yang harus
mendapat tanggapan dengan cepat dapat dipertanggungjawabkan.
Korupsi mengganggu kinerja sistem politik yang berlaku. Publik
cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang diduga terkait
dengan tindakan korupsi.
6. Dampak Terhadap Penegakan Hukum
Pihak-pihak yang terlibat dalam penetapan anggaran pendapatan belanja
negara di DPR kemungkinan tidak terlepas dari kepentingan politik dari masing-
masing partai yang diwakilinya. Beberapa bentuk konflik kepentingan dapat
menimbulkan suatu potensi korupsi seperti dalam bentuk kebijakan dan
gratifikasi. Indonesia merupakan negara demokrasi dimana masyarakat dapat ikut
serta dalam pengawasan terhadap jalannya pemerintahan.
11

Upaya pencegahan korupsi melalui pengaduan masyarakat adalah bentuk


peran serta yang harus mendapat tanggapan dengan cepat dapat
dipertanggungjawabkan. Korupsi mengganggu kinerja sistem politik yang
berlaku. Publik cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang
diduga terkait dengan tindakan korupsi.
7. Dampak Terhadap Pertahanan dan Keamanan
Korupsi dapat berdampak pada lemahnya sistem pertahanan dan keamanan
nasional, negara yang korupsi dapat memiskinkan rakyat, dan rakyat yang miskin
sangat rapuh dan mudah diintervensi oleh pihak-pihak yang ingin merongrong
pemerintahan.
8. Dampak Kerusakan Lingkungan
Bukan hanya lingkungan fisik, melainkan juga lingkungan sosial budaya.
Terhadap lingkungan fisik yakni penyimpangan terhadap anggaran pembangunan
sarana-prasarana dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi dan berdampak
pada kemiskinan rakyat. Begitu pun penyalahgunaan pengelolaan hutan lindung
yang membuat ekosistem terganggu, menimbulkan banjir, longsor, berdampak
kerugian materi dan jiwa pada masyarakat. Penyalahgunaan wewenang yang
berdampak terhadap lingkungan kelautan juga terjadi, sebagai contoh adanya
penyalahgunaan perizinan pengelolaan potensi kelautan.
Kerusakan lingkungan akan menciptakan bencana yang sebenarnya dibuat
oleh manusia seperti banjir, banjir bandang, kerusakan tanah, kekeringan,
kelangkaan air dan menurunnya kualitas air dan udara, tingginya pencemaran di
perairan sungai sehingga sangat beracun, dan sebagaimana.
Dampak kerusakan lingkungan sosial dalam masyarakat makin
memperlebar strata sosial di masyarakat, yang kaya semakin kaya, yang miskin
makin sulit memperoleh kehidupan yang layak, bahkan kesulitan mendapatkan
kebutuhan pokok karena harganya yang mahal. Biaya pendidikan yang mahal,
akibatnya masyarakat dapat melakukan tindakan-tindakan yang anarkis kurang
menghargai hak-hak asasi manusia.
Berikut ini beberapa contoh :
12

1. Efek rumah kaca menimbulkan kenaikan suhu atau perubahan iklim bumi pada
umumnya (global warming).
2. Penggunaan bahan kimia seperti freon untuk pendingin ruangan dan hasil
pembakaran yang dilakukan oleh berbagai industri secara masif akan merusak
lapisan ozon (O3).
3. Kerusakan hutan hujan tropis yang akut akan mengurangi persediaan oksigen.
4. Kerusakan yang terjadi di perairan seperti pencemaran sungai dan laut, juga
mengakibatkan menurunnya kualitas hidup.

B. Biaya Sosial Korupsi


1. Konsep Biaya Sosial Korupsi
Biaya sosial korupsi bisa diartikan sebagai dampak kerugian dari perilaku
korupsi yang membebani keuangan negara. Biaya ini termasuk ongkos
pencegahan korupsi, proses hukum pelaku korupsi mulai dari penyelidikan,
penyidikan, hingga pengadilan, bahkan biaya untuk menghidupi koruptor di
penjara.
Dalam metodologi Brand and Price, penghitungan biaya sosial dapat
diukur dari tiga unsur, yaitu biaya antisipasi, biaya akibat, dan biaya reaksi. Biaya
antisipasi terhadap korupsi adalah besaran biaya yang dikeluarkan negara untuk
mengantisipasi dan mencegah korupsi. Biaya akibat korupsi adalah biaya dari
kerugian yang ditanggung masyarakat akibat korupsi, Biaya ini dibagi menjadi
dua, yaitu eksplisit dan implisit. Biaya eksplisit adalah kerugian akibat korupsi
yang dihitung oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sedangkan implisit adalah nilai kerugian
yang dihitung akibat efek domino dari korupsi tersebut. Biaya Reaksi muncul
sepanjang proses penyelesaian perkara. Mulai dari proses penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, sampai si koruptor masuk ke penjara.
Biaya sosial yang muncul dalam kasus korupsi adalah tanggungan negara,
yang sudah pasti uangnya berasal dari pajak rakyat. Pajak yang seharusnya bisa
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat malah digunakan untuk mengurusi
korupsi dan mensubsidi kerugian akibat korupsi.
13

2. Komponen Biaya Sosial Korupsi


Komponen-komponen biaya sosial korupsi terdiri atas 3 hal, yaitu:
a. Biaya Lingkungan
Biaya Lingkungan merupakan biaya dari dampak yang dihasilkan oleh
aktivitas-aktivitas organisasi atau perusahaan terhadap lingkungannya.
Dalam memahami biaya lingkungan, memahami konsep eco efficiency itu
sangat penting. Hal ini disebabkan karena inti dari konsep eco efficiency
adalah mempertahankan organisasi atau perusahaan dapat memproduksi
barang dan jasa yang lebih bermanfaat dan berkualitas sambil mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya.
b. Biaya Produk
Biaya produksi pada dasarnya adalah dana atau modal yang harus
dikeluarkan oleh suatu perusahaan selama untuk mengolah bahan baku
untuk menghasilkan suatu produk yang akan dipasarkan atau dijual. Oleh
sebab itu, biaya produksi ini sudah pasti dikeluarkan dalam kegiatan
produksi suatu perusahaan.
Biaya yang dikeluarkan ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan
patokan untuk menentukan harga jual. Prosesnya adalah dengan
mengakumulasikan seluruh biaya produksi, kemudian digabungkan
dengan biaya yang lainnya hingga kemudian ditentukan harganya.
c. Biaya Komunitas
Biaya komunitas atau biaya untuk komunitas adalah biaya yang
digunakan untuk masyarakat atau sekelompok organisme yang saling
berinteraksi dengan perusahaan.
3. Landasan Pemikiran
Biaya sosial korupsi memiliki beberapa landasan pemikiran, diantaranya
adalah:
a. Diperlukan adanya usaha yang luar biasa (extraordinary effort) untuk
menangani korupsi yang merupakan kejahatan yang luar biasa
(extraordinary crime)
14

b. Terdapat asas malis non expediat malos esse dalam dunia hukum, yaitu
pelaku kejahatan tidak boleh menikmati kejahatan hasilnya.
c. Tindak pidana harus mengembalikan rasa aman, mengembalikan tata
kehidupan serta tata hukum yang berlaku.
C. Hubungan antara Dampak Korupsi Dan Biaya Sosial Korupsi
Dampak korupsi merupakan penempatan yang tidak tepat dalam hal
sumber daya sehingga perekonomian tidak dapat optimal perkembangannya. Lalu
apakah hubungan dampak korupsi dengan biaya sosial korupsi?
Perilaku korupsi menyebabkan banyak kerugian, diantaranya pelayanan
kesehatan serta biaya pendidikan semakin mahal, kesejahteraan finansial
masyarakat menurun, besaran pajak yang meningkat, serta biaya sosial korupsi
yang dihasilkan akibat dampak sosial korupsi.
BAB III
SOAL LATIHAN

1. Dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, terdapat dampak tindak


pidana korupsi. Dampak tindak pidana korupsi tentunya memberikan
kerugian pada masyarakat, dibawah ini yang termasuk dalam kerugian dari
dampak tindak pidana korupsi, kecuali…
a. Pelayanan kesehatan yang mahal
b. Kemiskinan meningkat
c. Biaya pendidikan yang mahal
d. Naiknya besaran pajak setiap tahunnya
e. Pelayanan publik yang memuaskan masyarakat
Jawaban : E
2. Korupsi berdampak pada berbagai sektor kehidupan, salah satunya adalah
di sektor ekonomi. Berikut merupakan dampak korupsi di bidang
ekonomi, kecuali…
a. Menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi
b. Meningkatkan pendapatan negara
c. Menurunkan produktivitas
d. Meningkatkan utang negara
e. Melemahkan kapasitas pemerintah dalam program pembangunan yang
meningkatkan perekonomian
Jawaban : B
3. Kondisi seseorang yang pendapatannya pendapatan yang tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan, pendidikan)
yang dibutuhkan untuk hidup, termasuk dalam kategori kemiskinan?
a. Berkecukupan
b. Kemiskinan relatif
c. Kemiskinan absolut
d. Kemiskinan kultural
e. Kemiskinan struktural

15
16

Jawaban : C
4. Dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, Peneliti Indonesia
Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo dalam sebuah wawancara
media mengatakan ada dua landasan hukum untuk memiskinkan koruptor,
yaitu...
A. UU pencucian uang saja
B. UU perampasan aset
C. Kerugian
D. UU pencucian uang dan RUU perampasan aset.
E. UU dan RUU
jawaban: D
5. Sebagai wujud keserasian masyarakat indonesia dalam memberantas
korupsi maka di bentuk berbagai macam gerakan anti korupsi, kecuali ...
a. Korupsi Pemberantasan Korupsi
b. Indonesia Corruption Watch
c. Transparancy Bantuan Hukum
d. Lembaga Bantuan Hukum
e. Jawaban a,b,c benar
jawaban: C
6. Peran masyarakat dalam pemberantasan korupsi di indonesia dapat di
wujudkan dalam bentuk ...
a. Mahkamah Konstitusi
b. Peradilan Umum
c. Lembaga Peradilan
d. Peradilan Agama
e. Lembaga Swadaya Masyarakat
jawaban: E
7. Upaya pemerintah untuk memebrantas KKN telah di lakukan dengan
membuat instrumen hukum ataupun melalui berbagai kebijakan antara
lain:
1. Menghindari sikap dan prilaku KKN
17

2. Tidak melaporkan bila dilingkungannya terdapat orang yang melakukan


korupsi
3. Melaporkan bila mendapatu praktek uang
4. Berani mengatakan kebenaran
5. Berani memberikan uang kepada aparat Pernyataan yang termasuk
peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi adalah ...
a. 1-2-3
b. 2-3-4
c. 3-4-5
d. 1-3-4
e. 2-3-5
jawaban: D
8. Macam macam dampak korupsi antara lain sebagai berikut…
a. Dampak Ekonomi
b. Dampak Sosial
c. Dampak Politik dan Demokrasi
d. Dampak Kerusakan Lingkungan
e. Semua benar
jawaban: E
9. Salah satu macam dampak korupsi adalah kerusakan lingkungan. Yang
bukan contoh kerusakan lingkungan adalah…
a. Efek rumah kaca
b. Penggunaan bahan kimia
c. Tanah longsor
d. Kerusakan hutan hujan tropis
e. Pencemaran di perairan
jawaban: C
10. Dalam metodologi Brand and Price, perhitungan biaya social dapat diukur
dari tiga unsur yaitu…
a. Biaya antisipasi, biaya akibat korupsi, dan biaya reaksi
b. Biaya antisipasi, biaya eksternal, dan biaya reaksi
18

c. Biaya reaksi, biaya internal, dan biaya akibat korupsi


d. Biaya antisipasi, biaya akibat korupsi, dan biaya eksternal
e. Semua jawaban salah
jawaban: A
11. Komponen komponen biaya sosial korupsi terdiri dari 3 hal, yaitu…
a. Biaya lingkungan, biaya layanan, biaya produk
b. Biaya lingkungan, biaya produk, biaya komunitas
c. Biaya produk, biaya komunitas, biaya sosial
d. Semua jawaban salah
e. A, B, C benar
jawaban: B
12. Lisa tertarik melakukan survei terhadap pelayanan kesehatan publik untuk
karya tulis ilmiahnya. Dia ingin meneliti mengenai pelayanan kesehatan bagi
masyarakat kurang mampu. Dalam hal ini, Lisa juga melakukan...
a. penelitian yang bertujuan untuk nilai kelulusannya
b. gerakan anti korupsi dan menanamkan nilai nilai antikorupsi di masyarakat
sekitar
c. kegiatan yang berorientasi kepada masyarakat
d. observasi kajian terhadap pelayanan kesehatan
e. penelitian yang dapat dipublikasikan untuk menilai pelayanan kesehatan
jawaban: B
13. Seorang mahasiswa yang mengikuti pendidikan kedinasan dan dibiayai oleh
negara, tetapi yang bersangkutan drop out serta tidak mengembalikan uang
yang dipakai selama pendidikan termasuk korupsi terkait...
a. kerugian keuangan negara
b. suap menyuap
c. gratifikasi
d. benturan kepentingan dalam pengadaan
e. perbuatan curang
jawaban: A
19

14. Mahasiswa memiliki peran penting sebagai motor penggerak dalam peristiwa-
peristiwa besar terkait korupsi. Contoh peran nyata yang dapat dilakukan yaitu
melalui ...
a. Tawuran antar mahasiswa
b. Bolos sekolah
c. Edukasi dan kampanye
d. Tidak memperhatikan saat dosen mengajar
e. Demo anarkis
jawaban: C
15. Keterlibatan mahasiswa di lingkungan kampus dapat berdampak positif dalam
upaya gerakan antikorupsi salah satunya yaitu ...
a. Menciptakan lingkungan kampus bebas korupsi
b. Menitipkan presensi kehadiran pada teman
c. Terlambat saat pelajaran sudah berlangsug
d. Tidak mengikuti aturan kampus
e. Tidak adanya sikap berintegritas
jawaban: A
20
DAFTAR PUSTAKA
Adwirman, dkk (2014). Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Antikorupsi. Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Anonim, “Akuntansi Biaya Lingkungan” http://e-journal.uajy.ac.id/. 28 September
2023. http://e-journal.uajy.ac.id/8963/3/2EA19193.pdf
Anonim, “Hubungan antara Dampak Korupsi dan Biaya Sosial Korupsi”
https://aclc.kpk.go.id/. 28 September 2023. https://aclc.kpk.go.id/materi-
pembelajaran/ekonomi-bisnis/infografis/hubungan-antara-dampak-
korupsi-dan-biaya-sosial-korupsi
Anonim, “Pengertian Biaya Produksi: Unsur, Jenis, dan Contoh”
www.sampoernauniversity.ac.id. 28 September 2023.
https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/biaya-produksi-adalah/
Maulana, Bagus, “Dampak Korupsi dan Biaya Sosial” www.academia.edu. 28
September 2023.
https://www.academia.edu/41330698/Dampak_korupsi_dan_biaya_sosial
Pradiptyo, Rimawan (2016). Dampak Sosial Korupsi. Direktorat Pendidikan dan
Pelayanan Masyarakat Kedeputian Bidang Pencegahan.
Sugiono (2022). Bahan Ajar Pendidikan Budaya Anti Korupsi. Jurusan Fisioterapi
Poltekkes Kemenkes Surakarta.
Yunita, Anggraeni, “Biaya Sosial Sebagai Bagian Corporate Social
Responsibility dalam Sudut Pandang Akuntansi” www.media.neliti.com.
28 September 2023. https://media.neliti.com/media/publications/130606-
ID-none.pdf

20
LAMPIRAN

21
22
23

Anda mungkin juga menyukai