PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
Institut Pemerintahan Dalam Negeri
IPDN KAMPUS SULUT
DAUD
KAWUNG
Tahun
1 DAMPAK EKONOMI
A. LESUNYA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI
Korupsi bertanggung jawab terhadap lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi dalam
negeri. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi
dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan
ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam
negosiasi dengan pejabat korup, dan resiko pembatalan perjanjian atau karena
penyelidikan.
Penanaman modal yang dilakukan oleh pihak dalam negeri (PMDN) dan asing (PMA)
yang semestinya bisa digunakan untuk pembangunan negara menjadi sulit sekali
terlaksana, karena permasalahan kepercayaan dan kepastian hukum dalam melakuk
Dari laporan yang diberikan oleh PERC (Political and Economic Risk Consultancy) pada
akhirnya hal ini akan menyulitkan pertumbuhan investasi di Indonesia, khususnya
investasi asing karena iklim yang ada tidak kondusif. Hal ini jelas karena terjadinya
tindak korupsi yang sampai tingkat mengkhawatirkan yang secara langsung maupun
tidak mengakibatkan ketidakperca an investasi, selain masalah stabilitas.
B. PENURUNAN PRODUKTIFITAS
Ini adalah sepenggal kisah sedih yang dialami masyarakat kita yang tidak
perlu terjadi apabila kualitas jalan raya baik sehingga tidak
membahayakan pengendara yang melintasinya. Hal ini mungkin juga
tidak terjadi apabila tersedia sarana angkutan umum yang baik,
manusiawi dan terjangkau. Ironinya pemerintah dan departemen yang
bersangkutan tidak merasa bersalah dengan kondisi yang ada, selalu
berkelit bahwa mereka telah bekerja sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan
D. MENURUNNYA PENDAPATAN NEGARA DARI
SEKTOR PAJAK
Korupsi bukan suatu bentuk tindak pidana biasa karena ia merusak sendi-
sendi kehidupan yang paling dasar yaitu etika sosial bahkan
kemanusiaan. Kejujuran sudah tidak ditegakkan lagi dan yang
paradoksal adalah siapapun yang meneriakkan kejujuran justru akan
diberikan sanksi sosial dan politik oleh otoritas menteri, aparat
penguasa bahkan oleh masyarakat sendiri.
Kejujuran yang dihadapi dengan kekuatan politik adalah sesuatu yang
tidak mendidik dan justru bertentangan dengan etika dan moralitas.
Pada saat ini kekuatan politik sangat dominan, sehingga suatu
kelompok politik akan rela melindungi anggotanya dengan segala cara,
meskipun anggotanya tersebut jelas-jelas bersalah atau melakukan
korupsi. Hal ini sangat melukai nurani masyarakat, padahal mereka
adakah wakil rakyat yang seharusnya melindungi kepentingan rakyat.
Melindungi seorang koruptor dengan kekuatan politik adalah salah
satu indikasi besar runtuhnya etika sosial dan politik.
B. TIDAK EFEKTIFNYA PERATURAN DAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Menurut laporan yang dibuat oleh State of World Forest dan FAO Indonesia sebagai
negara ke lima terbesar yang mempunyai hutan alam, menempati urutan ke dua
dalam laju kerusakan hutan yang terjadi
(http://www.berfingultom.com/worldpress/category/serba-serbi, 26 Mei 2011).
Kerusakan lingkungan hidup ini dipicu oleh berbagai sebab, seperti kepentingan
ekonomi, di mana hasil hutan yang ada di eksplotasi besar-besaran untuk
mendapatkan keuntungan. Eksploitasi ini dianggap paling mudah dan murah
untuk mendapatkan keuntungan, namun di lain sisi eksploitasi yang dilakukan
tidak dibarengi dengan upaya penanaman kembali (reboisasi) yang baik dan
terencana, sehingga hasil eksploitasi hutan ini meninggalkan kerusakan yang
parah bagi lingkungan.
Kerusakan ini juga diakibatkan oleh lemahnya penegakan hukum. Penegakan
hukum hanya menjangkau pelaku yang terlibat di lapangan saja, tapi belum bisa
menjangkau aktor di balik perusakan tersebut yang disinyalir melibatkan pejabat
tinggi, penegak hukum dan pengusaha besar nasional. Pembalakan-pembalakan
liar (illegal loging) disinyalir adalah faktor utama kerusakan hutan dan
mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah tidak pernah terungkap
kasusnya secara tuntas. Semua berjalan seperti tidak ada hukum yang berlaku.
B. MENURUNNYA KUALITAS HIDUP
Lingkungan hidup yang telah rusak akan bukan saja akan menurunkan
kualitas lingkungan itu sendiri, namun lebih jauh akan berdampak
terhadap menurunnya kualitas hidup manusia yang ada di dalamnya, serta
kualitas hidup global.
Kerusakan hutan hujan tropis yang akut akan mengurangi persediaan
oksigen bukan hanya untuk wilayah tersebut namun juga oksigen untuk
bumi secara keseluruhan. Artinya dengan kerusakan hutan hujan tropis,
kita akan membuat kualitas udara yang kita hirup menjadi berkurang.
Sementara itu asap hasil pembakaran kendaraan bermotor dan industri
terus diperoduksi dalam jumlah masal, dimana oksigen yang dihasilkan
oleh hutan tidak cukup untuk menggantikan kerusakan yang terjadi.
Berkurangnya kualitas udara tentunya juga akan berakibat pada
menurunnya kualitas kesehatan manusia yang menghirupnya.
Belum lagi masalah bencana yang dihasilkan oleh kerusakan hutan, seperti
banjir bandang, erosi, tanah longsor dan kekeringan. Di sisi lain,
kerusakan hutan akan mengurangi kuantitas dan kualitas air tanah dan
sungai yang bias digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
Sumber Materi
Buku “Pendidikan Antikorupsi untuk Perguruan Tinggi”,
Jakarta; Kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Tahun 2011
https://
aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/pendidikan/infografis/fak
tor-internal-dan-faktor-eksternal-penyebab-korupsi
aclc.kpk.go.id
Kapita Selekta Beban Biaya Sosial Korupsi
DAUD KAWUNG IPDN Kampus Sulut Tahun 2023