Anda di halaman 1dari 146

HUKUM DAN

HAK ASASI MANUSIA

Elfia Farida
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
PERJANJIAN KULIAH
1. Tepat waktu
2. Kehadiran : minimal 75 %
3. Tugas
4. Ujian : UTS & UAS
5. Ujian Susulan mll Prosedur Fakultas
6. Penilaian :
 tugas : 20 %
 uts : 30 %
 uas : 50 %
Ijin meninggalkan kuliah bagi mahasiswa

karena sakit, kegiatan kemahasiswaan,


hanya diperkenankan sebanyak 2 (dua) kali dan
1 (satu) kali alpha setiap semester,
yang diperhitungkan sbg hak mahasiswa
agar memenuhi syarat mengikuti Ujian Akhir Semester
yaitu 75 % kehadiran
(SK Rektor Undip No. 209/PER/UN7/2012,
Pasal 17 ayat (4))
POKOK BAHASAN
I. ISTILAH, PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN
PEMIKIRAN HAM
A. Istilah dan Pengertian HAM
B. Prinsip-Prinsip HAM
C. Kewajiban Negara terhadap HAM
D. Perkembangan Pemikiran HAM

II. SEJARAH PERKEMBANGAN PEMENUHAN HAM


A. Perkembangan HAM dalam Hukum Internasional
1. Sebelum Perang Dunia II
2. Sesudah Perang Dunia II
B. Perkembangan HAM di Indonesia
1. Sebelum Kemerdekaan
2. Sesudah Kemerdekaan
III. TEORI HAM
1. Teori Hak Kodrati
2. Teori Positivisme
3. Teori Universalisme
4. Teori Relativisme Budaya
IV. INSTRUMEN HAM INTERNASIONAL
Instrumen Utama :
1. Deklarasi Universal HAM (UDHR)
2. Kovenan Int’l ttg Hak Sipil Politik (ICCPR)
3. Kovenan Int’l ttg Hak Ekosob (ICESCR)
4. Konvensi Hak Anak (CRC)
5. Konvensi Menentang Penyiksaan (CAT)
6. Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi (CERD)
7. Konvensi Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi
terhadap Perempuan (CEDAW)
8. Konvensi Hak-Hak Orang Penyandang Disabilitas (CPRD)
9. Konvensi Perlindungan Hak Pekerja Migran dan
Anggota Keluarganya (ICRMW)
V. Mekanisme Pemantauan Int’l HAM
A. Dewan HAM PBB
B. Mekanisme berdasar Perj Int’l
C. Mekanisme Pemantauan Regional HAM
VI. INSTRUMEN HUKUM NASIONAL HAM
A. HAM dalam UUD NRI 1945
B. HAM dalam Peraturan Perundang-undangan
Lainnya
1. UU No. 39/ 1999 tentang HAM
2. UU No. 26/ 2000 tentang Pengadilan HAM
3. UU No. 3/ 1997 tentang Peradilan Anak
4. UU No. 23/ 2002 tentang Perlindungan Anak
jo UU No. 35 Tahun 2014
5. UU No. 23/ 2004 tentang PKDRT
6. UU No. 13/ 2006 tentang Perlindungan
Saksi dan Korban
VII. MEKANISME PERLINDUNGAN DAN
PENEGAKAN HAM DI INDONESIA
A. Mekanisme Perlindungan & Penegakan HAM
B. Lembaga-Lembaga Perlindungan HAM
1. Komnas HAM
2. Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan
3. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
4. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK)

C. Mekanisme Penegakan HAM


1. Pengadilan HAM
2. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR)
ISTILAH
HAM
• ISTILAH LAIN : Human Rights, Fundamental Rights,
Basic Rights
• SCR ETIMOLOGIS :
1. HAK : HAQQ → HAQQA, YAHIQQU, HAQQAN :
- benar, nyata, pasti, tetap dan wajib
- Kewenangan atau kewajiban utk melak
sesuatu atau tdk melakukan sesuatu
2. ASASI : ASASIY → ASSA, YAUSSU, ASASSAN :
- membangun, mendirikan, meletakkan
- asal, asas, pangkal, dasar
 sgl sesuatu yg bersifat mendasar & fundamental yg
sll melekat pd obyeknya

HAM diartikan sbg HAK2 MENDASAR PD DIRI MANUSIA


Istilah Human Rights atau Hak Asasi Manusia
(HAM)
diciptakan oleh Eleanor Roosevelt
sebagai Ketua Komisi HAM di PBB
ketika merumuskan
Universal Declaration of Human Rights
• Tujuan PBB :
Ps. 1 angka (3) Piagam PBB :
mendorong penghormatan thd HAM &
kebebasan2 dasar bagi semua umat
manusia tanpa membedakan ras,
jenis kelamin, bhs, agama

• Pasal 55 Piagam PBB


penghargaan thd persamaan hak &
hak menentukan nasib sendiri
KONSEP DASAR HAM
• Prinsip Dasar Perlindungan HAM : kebebasan
individu
• Pengutamaan individu dlm HAM tdk bersifat
egoistik
• Paham individualisme dlm HAM bukan paham
abstrak yg diperjuangkan demi individualisme
sendiri ttpi dlm rangka pembebanan sosial thd
kebebasannya memilih
 pd setiap pilihan bebas individu tdpt
kewajiban distribusi hak secara sosial
• Kesimpulan :
Penyelenggaraan HAM tjd dlm prasyarat2
sosial, krn kebebasan individu sll dipahami
dlm konteks penghormatan hak individu lain.
Pilihan bebas tsb tdk dilakukan dgn cara
kekerasan
PENGERTIAN HAM

JOHN LOCKE :
“SEMUA ORANG DICIPTAKAN SAMA & MEMILIKI
HAK-HAK YANG MELEKAT PADA DIRINYA SBG MANUSIA”

HAK-HAK YG MELEKAT (INHERENT)  HAM


 HAK FUNDAMENTAL

SOETANDYO WIGNJOSOEBROTO :
HAM ADL HAK2 MENDASAR (FUNDAMENTAL) YG DIAKUI
SECARA UNIVERSAL SBG HAK2 YG MELEKAT PADA MANUSIA
KARENA HAKIKAT DAN KODRATNYA SBG MANUSIA
MULADI :
HAM ADALAH HAK YG MELEKAT SECARA
ALAMIAH (INHERENT) PADA DIRI MANUSIA
SEJAK MANUSIA LAHIR, & TANPA HAK TSB,
MANUSIA TIDAK DAPAT TUMBUH & BERKEMBANG
SBG MANUSIA YG UTUH

UU NO. 39 TH 1999 TTG HAM :


SEPERANGKAT HAK YG MELEKAT PD MNS
SBG MAKHLUK TUHAN YG WJB DIHORMATI,
DIJUNJUNG TINGGI & DILINDUNGI OLEH
NEG, HUKUM, PEMERINTAH & SETIAP ORG,
DEMI KEHORMATAN SERTA PERLINDUNGAN
HARKAT & MARTABAT MNS
SCR GARIS BESAR DPT DIPAHAMI :
HAM adalah HAK yg sehrsnya diakui
scr universal sbg hak-hak yg melekat
pd manusia krn hakekat & kodrat
kelahiran manusia itu sbg manusia
PENGERTIAN HAM MENGANDUNG
2 DIMENSI :

• Hak-hak moral :
hak2 yg tidak dapat dipisahkan & dicabut adalah hak manusia
karena ia manusia (INHERENT)
Bertujuan : Menjamin martabat setiap manusia.

• Hak-hak menurut hukum :


hak yang dijamin melalui aturan hk baik HI maupun HN (dibuat
sesuai dgn proses pembentukan hukum dari masy int’l maupun
nas)

 persoalan PENEGAKAN HAM bukan hanya persoalan hukum


tetapi juga moral.
 kewjbn menghormati, memajukan & menegakkan HAM
merup kwjbn yg mendsr bg setiap pelaku dlm berhub baik
dlm skala int’l maupun nasional
PRINSIP-PRINSIP DASAR HAM
• UNIVERSALITY & INALIENABILITY
• INDIVISIBILITY
• INTERDEPENDENCE & INTERRELATION
• EQUALITY & NON DISCRIMINATION
• PARTICIPATION & CONTRIBUTION
• STATE RESPONSIBILITY & RULE OF LAW
1. Universality & inalienability :
 Universal & tidak dapat dicabut.
 Bhw HAM berlaku utk semua orang di
seluruh dunia.
 Hak asasi merupakan hak yg melekat
pada setiap manusia dan dimiliki oleh
seluruh manusia di seluruh dunia.
 Hak-hak tsb tidak dapat diserahkan scr
sukarela atau dicabut.
2. Indivisibility (tidak dapat dibagi) :
 Bhw HAM didasarkan pada prinsip penghormatan thd martabat
manusia & utk hidup bermartabat, semua org berhak atas
hak2 pd wkt yg bersamaan.

 HAM, baik sipol maupun ekosob semuanya inherent, menyatu


sbg bagian dari harkat & martabat umat manusia yg
tidak dpt dipisahkan.

 Konsekuensi : semua org memiliki status hak yg sama &


sederajat, tdk bs digolongkan berdasar
tingkatan hierarkhis.

 Pengabaian pd satu hak akan berdampak pd hak lainnya.


3. Interdependence & Interrelation :
 Saling bergantung dan berkaitan,
baik secara keseluruhan maupun
sebagian.
 Pemenuhan suatu hak seringkali
bergantung pd pemenuhan hak
lainnya.
4. Equality & Non Discrimination :
 Kesetaraan dan non diskriminasi.
 Ide yg mendasari adl semua orang terlahir bebas & memiliki
kesetaraan dlm HAM
 Setiap individu sederajat sbg manusia & memiliki kebaikan yg
melekat dlm harkat & martabatnya sbg manusia.
 Setiap manusia berhak sepenuhnya atas hak2nya tanpa ada
pembedaan dgn alasan apa pun,
seperti : suku, agama, ras, etnis, jenis kelamin, pandangan
politik, kewarganegaraan, latar belkg sosial, tingkat
kesejahteraan, cacat & kekurangan dsb.
 Intinya : mensyaratkan adanya perlakuan yang setara
(pd situasi yg sama hrs diperlakukan sama & di situasi
yang berbeda jg hrs diperlakukan scr berbeda pula)

 Tindakan afirmatif (affirmative action) atau diskriminasi positif yang


mengizinkan negara utk memperlakukan secara lebih kepada
kelompok ttt yg tdk terwakili

 Salah satu konsekuensi dr prinsip kesetaraan adl pelarangan thd


diskriminasi, krn diskriminasi adl kesenjangan perbedaan perlakuan
dr perlakuan yg sehrsnya sama atau setara
Diskriminasi
(Ps.1 angka 3 UU No. 39 Tahun 1999 ttg HAM) :
• Setiap pembatasan, pelecehan atau pengucilan yg langsung ataupun tdk
langsung
• didsrkan pd pembedaan mns atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,
golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan,
politik,
• yg berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan, pengakuan,
pelaksanaan atau penggunaan HAM & kebebasan dasar
• dalam kehidupan baik individual maupun kolektif
• dlm bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya & aspek khdpn lainnya
5. Participation and contribution.
 Partisipasi dan kontribusi.
 Setiap orang dan seluruh masy berhak utk turut
berperan aktif scr bebas & berkontribusi utk
menikmati kehidupan pembangunan, baik dlm
kehidupan sosial, politik, ekonomi, sosial dan
budaya.
6. State responsibility & rule of law.
 Negara bertanggung jawab utk menghormati,
memenuhi dan melindungi HAM setiap orang yg
berada di wilayahnya sesuai dgn norma hukum dan
standar yg tercantum dlm instrumen hukum.

 Bila negara gagal melaksanakan tg jwb nya tsb,


maka pihak yg dirugikan berhak mengajukan
tuntutan scr layak sesuai dgn aturan & prosedur
hukum yg berlaku.
DIMENSI MORAL HUMAN RIGHTS DIMENSI HUKUM
1. Universality & Inalienability 28
2. Indivisibility
3. Interdependence & Interrelation
HAM SEBAGAI 4. Equality & non-discrimination
HAK MORAL 5. Participation & Contribution
6. State responsibility & Rule of Law HAM SEBAGAI
NATURAL RIGHTS HAK HUKUM

Non-derogable Rights INSTRUMEN


- Hak untuk hidup HUKUM HAM
- Hak untuk bebas dr penyiksaan, perlakuan kejam,
tdk manusiawi
- Hak untuk bebas dr perbudakan
- Hak sbg pribadi hukum
- Hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan HUKUM HUKUM
beragama INTERNASIONAL
- Hak untuk bebas dari pemenjaraan akibat NASIONAL
ketidaksanggupan memenuhi kewajiban kontrak.
- Hak utk bebas dr dinyatakan bersalah atas
tindakan kriminal yg blm menjadi hukum pd
saat tindakan tsb dilakukan.

KEWAJIBAN NEGARA
NATURAL LAW to respect, to fulfill, and to
THEORY protect of Human Rights

HAM adalah hak yang dimiliki manusia pada segala


waktu dan tempat berdasarkan takdirnya sebagai Diatur dalam
manusia
hukum
HAK ALAMIAH
HAM bertolak dari gagasan hak alamiah, yaitu hak yg
melekat pd manusia terlepas dr segala adat istiadat atau
aturan tertulis
 akar religiusitas HAM
 mendahului posisi legal, kultural, ekonomi & sosial
manusia dlm satu komunitas.
 hak BUKAN diberikan oleh kekuasaan duniawi tapi
adi duniawi (Tuhan YME), shg manusia memiliki
klaim atas dirinya utk tidak diperlakukan semena-mena
oleh siapa pun
 Posisi manusia setara, shg manusia hrs saling
menghormati & memahami bhw hak yg dinikmatinya tdk
boleh melanggar hak orang lain.
• Hak alamiah adalah hak moral
 klaim atas hak alamiah berarti memiliki pembenaran
moral utk membuat pihak lain tidak campur tangan
(hak negatif) atau justru campur tangan (hak positif)
• Dampak abad pencerahan terhadap konsep HAM :
 akar religiusitas mulai pudar
 hak alamiah bukan sebagai pemberian Tuhan, tapi melekat pd
manusia karena kemanusiaannya, bukan karena agama,
suku bangsa, ras atau gender.

 Hak melekat scr alamiah pd manusia selaku makhluk yg berakal


budi, yaitu manusia yg memiliki daya pertimbangan dan karenanya
terbuka pada pilihan shg tidak dapat diperlakukan semena-mena.

 Hak secara alamiah berkorelasi dengan kewajiban


KEWAJIBAN NEGARA
KEWAJIBAN NEGARA
STATE OBLIGATION
to respect, to fulfill, and
to protect

FILSAFAT HUKUM POSITIF POLITIS


 Bersifat imperatif
 Asas “pacta sunt
Globalisasi :
1. HAM inherent  HAM isu utama
servanda”
(teori hk alam)  Pelaksana : otoritas  Dasar hubungan
2. HAM yudisial, administratif, antar negara
berkarakter dan legislatif  Komoditas politik
universal  Remedi terhadap dan ekonomi
3. Obligation erga korban internasional
omnes

BATAS :
Kewajiban untuk saling menghormati
dan menghargai orang lain,
moralitas, ketertiban umum dan
kesejahteraan umum

Restriksi dan Limitasi berdasar


peraturan per-UU-an

Ps 29 ayat (2) UDHR


Ps 28 J (2) UUD NRI 1945 10/11/2021
KEWAJIBAN NEGARA
• HAM merup sekumpulan hak yang bersifat normatif
yang hrs diimplementasikan & dijamin
pelaksanannya
• Negara sebagai pemangku kewajiban (duty bearer),
sedangkan individu yang berdiam di wilayahnya sbg
pemegang hak (rights order)
• Penjelasan : filsafati, hukum positif dan politis.
PERLINDUNGAN & PENEGAKAN HAM
OLEH NEGARA
1. FILSAFATI,
- HAM adalah hak yang melekat atau inherent pada diri manusia,
yang berasal dari Tuhan sejak manusia itu dilahirkan.
- manusia memperoleh haknya langsung dari Tuhan
(secundum suam naturan).

Penghormatan & Penegakan HAM merupakan kewajiban Negara


 melindungi kepentingan umat manusia (obligations erga omnes)
 asas obligations erga omnes, bhw penghormatan & penegakan HAM
adalah bagian dari kewajiban negara utk melindungi kepentingan umat
manusia
2. HUKUM
Kewajiban negara terhadap warganya adalah menjamin dan melindungi
HAM warganya melalui hukum positif, dan mewujudkan ke dalam
kehidupan nyata.

Dlm konteks hukum, maka ada tiga hal yang harus diperhatikan :
- substansi hukum  substansinya hrs sesuai antara HI & HN
- struktur hukum  pentaatan aturan2 HAM hrs dipenuhi oleh para pejabat neg
- budaya hukum  kondisi nilai-nilai masyarakat setempat
 Berdasar hukum positif :
 instrumen / perjanjian hukum internasional, a.l.:
Ps 55 (c) Piagam PBB; Mukadimah UDHR,
ICCPR & ICESCR; Ps 2 (1) ICCPR dan
Ps 2 (1) ICESCR
 prinsip ‘pacta sunt servanda’ bagi negara peserta
 hukum kebiasaan internasional
3. POLITIK
- Negara hrs memperhatikan etika dan peraturan dalam
tata pergaulan internasional.
- Prinsip yang mendasari hubungan antara negara pada
era globalisasi ini adalah penghormatan HAM.
- Penghormatan HAM dijadikan alat penekan politik dan
ekonomi internasional.
- Pada masa kini, penghormatan HAM dilakukan secara
serius.
- Pemerintah otoriter yang melakukan pelanggaran HAM
scr sistemik akan menghadapi SANKSI INTERNASIONAL
 Bagi Indonesia :
 UUD NRI 1945 : Pasal 28 I ayat (4)
‘...perlindungan, pemajuan, penegakan & pemenuhan HAM adlh tg jwb
neg terutama Pemerintah...’
 UU No.39/1999 ttg HAM : Ps 8 jo Ps 71
‘...perlindungan, pemajuan, penegakan & pemenuhan HAM trtm
menjadi tanggung jwb negara...’ (Ps 8)
 Pasal 71 :
‘Pem wajib & bertg jwb menghormati, melindungi, menegakkan, dan
memajukan HAM yg diatur dlm UU ini, perat per UU an lain, dan HI
tentang HAM yg diterima oleh negara RI’
 Kewajiban tsb harus dilaksanakan negara dgn mengambil langkah2
implementatif yg diperlukan di berbagai bidang, yaitu hukum, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan negara dan bidang
lainnya (Pasal 72).
 melalui upaya :
- perumusan kebijakan nasional yg berlandaskan HAM
- perumusan kebijakan hukum yg berorientasi pd HAM
- perumusan hukum yg berorientasi HAM (legislatif & eksekutif)
- pelaksanaan hukum (eksekutif)
- pengawasan hukum (yudikatif)
KEWAJIBAN UTK MENGHORMATI HAM

kewajiban ini menuntut negara & seluruh institusi


beserta aparaturnya utk tidak membuat
kebijakan & bertindak apapun yang melanggar
integritas atau martabat kemanusiaan dari
individu atau kelompok atau pelanggaran thd
hak-hak dasar yg dilindungi oleh hukum
KEWAJIBAN UTK MELINDUNGI HAM

Kewajiban utk menuntut negara & seluruh institusi


beserta aparaturnya utk membuat kebijakan &
melakukan tindakan yg memadai, guna melindungi
individu dari pelanggaran hak-hak individu atau
kelompok termsk pencegahan atau pelanggaran
atas hak dasar yg dilindungi oleh hukum
KEWAJIBAN UTK MEMENUHI HAM

Kewajiban utk menuntut neg & seluruh institusi


beserta aparaturnya utk melakukan tindakan yg
memadai dlm menjamin setiap orang memperoleh
haknya sesuai yg diamanatkan dlm instrumen HAM
KEWAJIBAN UTK MEMAJUKAN HAM

Kewajiban ini menuntut negara & seluruh institusi


beserta aparaturnya utk mengambil langkah-
langkah dgn tujuan mencapai perwujudan penuh
scr progresif dari HAM dgn segala cara yg layak
KEWAJIBAN UTK MENEGAKKAN HAM

Kewajiban ini menuntut negara & seluruh institusi


utk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum
serta pemenuhan rasa keadilan masyarakat
 Pemenuhan hak-hak tsb tidak bersifat mutlak
 ada restriksi & limitasi
 Ps 29 ayat (2) UDHR
Hak & kebebasan dasar manusia hanya dpt dibatasi oleh UU dgn
tujuan menghormati hak & kebebasan org lain, moralitas,
ketertiban umum & kesejahteraan umum (general welfare) di
dalam masy demokratik

Pembatasan lain :
- alasan kepentingan nasional (national security)
- dlm keadaan darurat yang sah (officially proclaimed public
emergencies) yang membahayakan kehidupan bangsa.
 Ps 28 J UUD NRI 1945 :
1) ....setiap org wajib menghormati HAM org lain dlm tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara....

2) ...dlm menjalankan hak & kebebasannya, setiap org wajib


tunduk kpd pembatasan yg ditetapkan dgn UU dgn maksud
semata-mata utk menjamin pengakuan & penghormatan hak

& kebebasan org lain, & utk memenuhi tuntutan yg adil


sesuai dgn pertimbangan moral, nilai2 agama, keamanan,
dan ketertiban umum dlm masy demokratis.
KEWAJIBAN UTAMA NEGARA
MENURUT HUKUM HAM INTERNASIONAL
1. Kewajiban untuk tidak melakukan pelanggaran HAM, baik
melalui tindakan (by commission) atau pembiaran (by
ommission).

2. Kewajiban untuk mencegah pelanggaran, menyelidikinya


ketika terjadi, memproses dan menghukum pelaku, serta
melakukan reparasi atas kerugian / kerusakan yg terjadi.
PELANGGARAN HAM
(PASAL 1 ANGKA 6 UU NO.39 TAHUN 1999)

• Setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara


• Baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan
hukum
• Mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU ini
• Dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme yang
berlaku
PELANGGARAN HAM DPT DISEBABKAN OLEH 4 HAL

1. Kesewenangan (abuse of power) yaitu tindakan penguasa


atau aparatur neg thd masy di luar atau melebihi batas-batas
kekuasaan & wewenangnya yg telah ditetapkan dlm UU
2. Pembiaran pelanggaran HAM (violation by omission) yaitu
tdk mengambil tindakan atas suatu pelanggaran HAM
3. Sengaja melak pelanggaran HAM (violation by comission)
yaitu melak tindakan yg menyebabkan pelanggaran HAM
4. Pertentangan antar kelompok masyarakat
KEWAJIBAN NEGARA
• Kewajiban untuk Menghormati (obligation to respect)
• Kewajiban untuk Memenuhi (obligation to fulfill)
• Kewajiban untuk Melindungi (obligation to protect)

 Ketiga kewajiban ini merupakan kewajiban generik


KEWAJIBAN NEGARA UNTUK MENGHORMATI
(OBLIGATION TO RESPECT)
• Merupakan kewajiban negara untuk menahan diri agar tidak melakukan
intervensi kecuali atas hukum yang sah (legitimate).

• Kewajiban negara utk tidak mengambil tindakan2 yang mengakibatkan


tercegahnya akses thd suatu hak, termasuk didalamnya mencegah melakukan
sesuatu yg dpt menghambat warga memanfaatkan sumber2 daya alam
materiil yg tersedia.

• Kewajiban ini harus diterapkan pada semua hak, baik hak hidup, integritas
personal, privasi maupun hak untuk bekerja, hak atas pangan, kesehatan dan
pendidikan.
KEWAJIBAN NEGARA UNTUK
MEMENUHI
(OBLIGATION TO FULFILL)
• Kewajiban negara untuk mengambil langkah-langkah atau
tindakan pro aktif untuk memperkuat dan menfasilitasi
masyarakat untuk memperoleh haknya.

• Berupa langkah legislatif, administratif, yudisial dan praktis yang


perlu untuk menjamin pelaksanaan HAM
KEWAJIBAN NEGARA UNTUK MELINDUNGI
(OBLIGATION TO PROTECT)

• Kewajiban negara untuk melindungi tidak hanya terhadap pelanggaran


yang dilakukan oleh negara, namun juga terhadap pelanggaran atau
tindakan yang dilakukan oleh entitas atau pihak lain (non-negara) yang
akan mengganggu perlindungan hal tersebut.
• Menjamin bahwa pihak ketiga (individu atau perusahaan) tidak melanggar
hak individu lain atas akses terhadap hak tsb.
• Bagi yang haknya dilanggar maka mendapat akses terhadap legal remedies.
PERKEMBANGAN
PEMIKIRAN HAM
KAREL VASAK,
MEMBG PERKEMB HAM DLM :
1. GENERASI PERTAMA : HAK SIPIL DAN POLITIK
→ dilandasi filosofi politik dari individualisme
liberal & doktrin ekonomi & sosial laissez-faire
→ mengartikan HAM dgn istilah yg lebih
bersifat negatif (“BEBAS DARI”) :
tdk ada campur tangan neg thd hak &
kebebasan individual
→ PS. 3 - 21 UDHR
(hak hidup, keutuhan jasmani, kebebasan bergerak,
perlindungan thd hak milik, kebebasan berpikir,
beragama & berkeyakinan, kebebasan utk
berkumpul, menyatakan pendpt dll)
→ Int’l Covenant on Civil and Political Rights
(ICCPR)
2. GENERASI KEDUA : HAK EKONOMI, SOSIAL &
BUDAYA
→ diperjuangkan oleh neg2 sosialis didukung
oleh neg dunia ketiga pd awal abad ke-19
agar neg menyediakan pemenuhan thd
kebutuhan dasar setiap orang
→ lbh bersifat POSITIF (“HAK ATAS”) :
hak yg pemenuhannya sangat
membutuhkan peran aktif negara
→ Diatur dalam Ps. 22 -27 UDHR
(hak atas pekerjaan & upah yg layak,
hak atas jaminan sosial, hak atas pendidikan,
hak atas kesehatan dll)
→ DASAR : TUNTUTAN BAGI PERSAMAAN SOSIAL

→ Int’l Covenant on Economic, Social and Culture Rights


(ICESCR)
3. GENERASI KETIGA :
HAK ATAS PERDAMAIAN & PEMBANGUNAN
→ merup rekonseptualisasi dari kedua generasi sblmnya
→ dipengaruhi oleh kepentingan negara dunia ketiga
(neg berkemb)
→ tuntutan atas tatanan int’l yg adil
→ tuntutan atas hak kolektif & hak solidaritas
TERDPT 6 HAM YG DITUNTUT → PS. 28 UDHR

1. Hak atas pemerataan kekayaan, kekuasaan dan nilai


yang penting secara global
2. Hak menentukan nasib sendiri di bidang ekonomi,
sosial, budaya, politik, hak atas pembangunan ekonomi,
sosial dan budaya
3. Hak atas pemanfaatan warisan Bersama umat manusia
4. Hak atas perdamaian
5. Hak atas lingkungan hidup dan keseimbangan
6. Hak atas bantuan bencana alam
Jimly Asshiddiqie :
→ Perkemb konsepsi HAM, ada 4 generasi:
4. Persoalan HAM tdk cukup hanya dipahami dlm
konteks hub kekuasaan yg vertikal ttpi juga dlm
hubungan kekuasaan yg bersifat horisontal :
- antar kelompok masy
- antar golongan rakyat atau masy
- antar satu kelomp masy di suatu neg dgn
kelomp masy di neg lain
• Misal :
pelanggaran HAM berpotensi
dilakukan oleh korporasi, khususnya
thd masy yg bertempat tinggal di
sekitar perusahaan
• Konferensi Dunia tentang HAM di Vienna tahun 1993 :
pelaku bisnis memiliki kwjbn & tggjwb utk
menghormati & melaks HAM
• Ditegaskan dalam Resolusi MU-PBB Tahun 2003
No. E/CN 4/Sub 2/2003/12/Rev 2 tentang
Norms on the Responsibilities of Trans National
Corporations and Other Business Enterprises with
Regard to Human Right
HAM DAPAT DIKATEGORIKAN :
DEROGABLE RIGHTS NON-DEROGABLE RIGHTS
• hak yg bersifat mutlak atau tidak dapat ditunda
• HAM yg dpt ditunda pelaksanaannya; pemenuhannya dalam kondisi darurat sekalipun,
• ALASAN; - hak utk hidup;
- Keadaan Darurat, bencana - hak bebas dari penyiksaaan;
- Perang - bebas dari perbudakan;
- hak utk tdk diperhamba,
- Kepentingan Keamanan Nasional
- hak utk tdk dipenjara semata krn ketidakmampuannya
• Contoh :
membayar prestasi kontraktual,
memperoleh pendidikan, - hak bebas dari pemidanaan yg berlaku surut
mengembangkan kebud dll - hak sbg subyek hk di manapun ia berada
- Hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan &
beragama
 Ps. 28 I (1) UUD NRI 1945
SEJARAH PERKEMBANGAN
PEMENUHAN HAM
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
HAM INT’L
Tonggak Penting Perumusan Gagasan HAM :
1. Magna Charta (15 Juni 1215)
2. Bill of Rights tahun 1689
3. The Declaration of Independence (Deklarasi kemerdekaan
Amerika Serikat, 6 Juli 1776)
4. Declaration of the Rights of Man and the Citizen (Deklarasi
HAM & Warga Negara, di Prancis pd tgl 4 Agustus 1789)
• Magna Charta (1215)
 hendaknya raja tdk melak pelanggaran thd hak milik & kebebasan pribadi
dari rakyatnya

• Bill of Rights (1689)


 pengaturan konstitusional yg melindungi kepentingan kelompok (borjuis),
namun juga mengatur hal ttt yg bercirikan HAM
 pembatasan kekuasaan raja & dihilangkannya hak raja utk melaks
kekuasaan thd siapa pun, utk memenjarakan dan menyiksa tanpa dasar
hukum
 manusia sama di depan hk (equality before the law)
• The Declaration of Independence (1776)
 semua orang diciptakan sama yg dilengkapi dengan hak-hak yg tdk dpt
dipisahkan, a.l. hak hidup, hak kebebasan & hak kebahagiaan.
Pemerintah dibtk oleh manusia utk menjamin hak2 tsb & kekuasaan yg
adil berasal dari persetujuan mereka yg diperintah

• Declaration of the Rights of Man and the Citizen (1789)


 menitikberatkan 5 hak asasi yaitu hak atas pemilikan harta, kebebasan,
persamaan, keamanan & perlawanan thd penindasan
 lahir prinsip rule of law, presumption of innocence, freedom of expression,
freedom of religion, the right of property dll.
• Di dalam sejarah Islam (dikenal Piagam Madinah)
Piagam Madinah dibuat & disepakati oleh Nabi Muhammad & penduduk
Kota Madinah (tahun 600-an Masehi)
 Berisi kesepakatan antara Nabi Muhammad, Kaum Muhajirin, Kaum
Anshor, Komunitas Yahudi, serta suku2 spt. Suku Aus & Suku Khazraj yg
tinggal di Kota Madinah.
 Berisi pengakuan bhw semua manusia yg tinggal di Kota Madinah adalah
sama, memiliki hak & kewajiban yg sama.
Mrk bersepakat utk slg memberikan perlindungan ant satu kelomp dgn
kelomp yg lain.
• Pada Peradaban Modern
 sejarah perkembangan HAM pd tingkat int’l selalu dikaitkan dgn
Perang Dunia :
- Sebelum Perang Dunia II
- Setelah Perang Dunia II
Sebelum Perang Dunia II :
1. Doktrin Perlindungan thd Orang Asing (State responsibility for injury to aliens)
 orang asing berhak mengajukan tuntutan thd negara tuan rumah dimana
ia diperlakukan scr sewenang2 oleh aparat pem neg tsb, & neg tsb tdk
mengambil tindakan apapun atas pelanggaran itu

2. Doktrin Intervensi Kemanusiaan


 suatu neg dpt mengintervensi scr militer utk melindungi penduduk atau
sebag penduduknya yg berada di neg lain jika penguasa neg tsb
memperlakukan mereka secara semena-mena
3. Penghapusan Perbudakan
- Traktat Perdamaian Paris ant Inggris & Prancis (1814) : mengutuk perbudakan
- Akta Umum Konferensi Berlin yg mengatur Kolonisasi Eropa di Afrika :
“perdagangan budak dilarang berdsrkan asas-asas HI”
- LBB (1926) mengesahkan Konv Penghapusan Perbudakan dan Perdagangan
Budak dan melarang praktik perbudakan di wilayah-wilayah bekas koloni
Jerman & Turki yg berada dibwh Sistem Mandat (Mandates System) LBB pd
akhir PD I
4. Pembentukan Palang Merah Internasional (1863)
- memprakarsai Konv utk melindungi Korban Perang dan perlakuan thd
tawanan perang.
- tentang perlakuan thd penduduk sipil pd masa perang & pembatasan thd
cara2 perang
5. Pembentukan Liga Bangsa-Bangsa
 melalui Perjanjian Versailles, stlh berakhirnya PD I
 LBB tdk scr eksplisit membuat ketetapan mgn perlind HAM, namun dari
dokumen pendiriannya (Covenant of the League of Nations), berupaya
ke arah sasaran2 kemanusiaan spt. Kondisi kerja yg manusiawi bg
individu, larangan perdag perempuan & anak, pencegahan &
pengendalian penyakit, perlakuan yg adil thd penduduk pribumi di wil
jajahan
Setelah Perang Dunia II :
1. Pembentukan PBB :
 menjaga perdamaian & keamanan int’l, utk mencapai kerjasama int’l,
mempromosikan, memajukan penghormatan HAM & kebebasan
fundamental
2. Hk HAM Int’l :
 Int’l Bill of Rights : UDHR, ICCPR, ICESCR
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
HAM NASIONAL
1. Prakemerdekaan & Masa Orde Lama
 Hatta & Yamin : agar pasal HAM dicantumkan dlm Konstitusi, krn jk tdk
dicantumkan dikhawatirkan penguasa akan mjd otoriter krn kekuasaan
yg terlalu luas
 Soekarno & Soepomo : menolak pencatuman HAM di dlm Konstitusi dgn
alasan kekhawatiran akan merebaknya paham liberalisme &
individualisme
 Akhirnya diakui & digunakannya konsep “hak warga negara” bukan
konsep “hak asasi manusia”
2. Masa Orde Baru :
 Secara Sosial :
HAM dikualifikasikan sbg paham individuslistik yg bertentangan dgn
watak bgs Indonesia yg kolektivistik
 Secara Politik :
HAM distigmatisasi sbg paham liberalistik yg bertentangan dgn Pancasila
 Secara Budaya :
Bgs Ind memiliki HAM sendiri (khas) yg didsrkan pd budaya bgs
 Pandangan partikularistik tsb dipakai utk menolak watak universal dr
HAM yg scr efektif memungkinkan dilahirkannya kebijakan politik, tmsk
di bidang hk yg mengabaikan HAM
3. Pasca Reformasi :
 Perkemb HAM mulai membaik, ditandai dgn disahkannya Ketetapan
MPR Nomor XVII/MPR//1998 tentang HAM, yg ditetapkan dlm Sidang
Istimewa MPR tgl 13 November 1998
Tgl 15 Agustus 1998 diberlakukannya Keppres Nomor 129 Tahun 1998
tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia 1998-2003
 UU No. 5 Tahun 1998 tentang Pengesahan Convention Againts Torture
and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment (Konv
menentang Anti Penyiksaan & Perlakuan atau Penghukuman Lain yg
Kejam, Tdk manusiawi atau Merendahkan Martabat Mns)
 Amandemen Konstitusi : Bab XA Pasal 28A hingga Pasal 28J
 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
TEORI
HAK ASASI MANUSIA
80

1. TEORI HUKUM KODRAT(TEORI HUKUM


ALAM)
2. TEORI POSITIVISME
3. TEORI UNIVERSALISME
4. TEORI RELATIVISME BUDAYA

10/11/21
1. TEORI HUKUM KODRAT (HUKUM 81

ALAM)
Tokoh : Thomas Aquinas, Grotius, John Locke,
JJ Rousseau
Ide dasar : posisi manusia dlm kehidupan
ditentukan oleh Tuhan, semua
manusia apa pun statusnya tunduk pd
otoritas Tuhan.
Kekuasaan raja dibatasi oleh aturan Illahi.
Semua manusia diberi identitas individual yg
unik, terpisah dari negara.
Hukum kodrati merup cikal bakal ide hak kodrati,
bhw setiap manusia adalah individu yg otonom.

10/11/21
HUGO DE GROOT (GROTIUS) : 82

• Eksistensi hukum kodrat dpt menjadi landasan bagi


semua hukum positif yg dpt dirasionalkan di atas
landasan yg non empiris dgn menelaah aksioma ilmu
ukur.
John Locke :
• Teori hak kodrati (abad ke-17)
• Semua individu dikaruniai oleh alam, hak yg inheren atas
kehidupan, kebebasan dan harta yg merupakan milik
mrk sendiri & tdk dpt dipindahkan / dicabut negara
• Du Contract Social : utk menghindari ketidakpuasan
hidup di alam ini, umat manusia tlh melakukan kontrak
sosial dgn menyerahkan penggunaan hak mereka yg
tidak dpt dicabut tsb kpd penguasa negara.

10/11/21
83
JOHN LOCKE, LANJUTAN…
• Bila penguasa negara memutuskan kontrak sosial tsb dengan
melanggar hak kodrati individu , maka para kawula negara itu bebas
utk menyingkirkan penguasa tsb dan menggantikannya dgn
Pemerintah yg bersedia menghormati hak-hak tsb.
• Terdapat 2 hal, yaitu :
1. Individu adalah makhluk otonom yg mampu melakukan
pilihan
2. Keabsahan Pemerintah tidak hanya bergantung pd kehendak
rakyat tapi juga kemauan & kemampuan Pemerintah utk
melindungi hak kodrati tsb.
• Tanggung jwb neg utk menghormati & melindungi HAM warga
negaranya  obligation erga omnes
JJ Rousseau :
• Hukum kodrati tidak menciptakan hak-hak kodrati individu, tapi
memberikan kedaulatan yg tidak bisa dicabut pada warga negara
sbg satu kesatuan 10/11/21
84

TEORI HAK KODRATI

• HAM adalah hak – hak yg dimiliki oleh semua orang,


setiap saat & di semua tempat oleh karena manusia
dilahirkan sbg manusia.
• Tidak diperlukan pengakuan, baik dari negara maupun
dari hukum.
• Sumber HAM semata-mata berasal dari manusia itu
sendiri.
• Dpt dilihat perwujudannya dlm berbagai ‘Bill of Rights’ spt
di Inggris (1689), AS (1776), Perancis (1789), UDHR
(1948).
• Menyiapkan landasan bagi sistem hukum HAM
internasional.
10/11/21
2. TEORI POSITIVISME 85

• Tidak semua org sepakat dgn teori hak kodrati,


diantaranya adalah teori positivisme.
• Timbul sbg implikasi dari jaman enlightment di Eropa
abad ke-18.
• Diambil dr tradisi ilmu alam yg menempatkan gejala /
fenomena yg dikaji sbg obyek yg dpt dikontrol &
digeneralisasi shg ke depan dpt diramalkan.
• Teori positivisme sangat matematis & sangat dipengaruhi
oleh ilmu alam yg pd wkt itu merup satu2nya ilmu yg
validitasnya tdk diragukan lagi.
• Secara tegas menolak pandangan teori hak kodrati.
• Hak diberikan oleh konstitusi, hukum atau kontrak
 hak hrs berasal dr sumber yg jelas.
10/11/21
TEORI POSITIVISME, LANJUTAN…. 86

Tokohnya a.l : Jeremy Bentham


Dlm konteks HAM :
 Teori positivisme lbh menekankan pd aturan2 tertulis
mengenai HAM
 Tindakan yg tdk sesuai aturan dianggap melanggar HAM
 Tdk mempersoalkan bhw aturan hk positif itu sejak
pembuatannya sdh penuh dgn unsur kepentingan pihak
yg dominan, shg peraturan tsb tdk netral &
cenderung tdk adil bagi sebagian masy yg lain

Tdk menempatkan kendala moral pd aturan2 yg disahkan neg


Individu hanya menikmati hak2 yg diberikan negara
Keunggulan : berdasar perat yg ada individu dpt menuntut
haknya
10/11/21
3. TEORI UNIVERSALISME
87

• Asal muasal perkembangan HAM tidak dpt dipisahkan dr


perkembangan universalisme nilai moral
• Individu sbg pemikul hak ‘alamiah’ ttt & pandangan umum
mengenai nilai moral yg melekat & adil bagi setiap individu scr
rasional
• HAM bersifat universal, shg HAM dimiliki individu terlepas dr
nilai-nilai atau budaya yg dimiliki suatu masyarakat ataupun yg
ada pd suatu negara
• HAM tidak memerlukan pengakuan dr otoritas mana pun, spt
negara atau penguasa ttt.

10/11/21
ADA 2 (DUA) ALIRAN : 88

1. Universalisme absolut :
 memandang HAM sebagai nilai universal
sebagaimana dirumuskan dalam The International
Bill of Rights.
 Mereka ini tidak menghargai sama sekali profil sosial
budaya yang melekat pada masing-masing bangsa.
2. Universalisme relatif :
melihat persoalan HAM sebagai masalah universal dan
melihat dokumen-dokumen internasional tentang HAM
sbg acuan yang penting, namun demikian perkecualian
(exception) yang didasarkan atas asas-asas hukum
internasional yang diakui.

10/11/21
89
4. TEORI RELATIVISME BUDAYA
• Muncul menjelang akhir Perang Dingin
• Keberatan dgn teori hak kodrati dan universalisme yg
dianggap mengabaikan dasar sosial dari identitas yg
dimiliki individu sbg manusia.
• Manusia adl produk dr lingk sosial, budaya, tradisi &
peradaban ttt.
• Kebudayaan merupakan satu-satunya sumber keabsahan
hak atau kaidah moral, shg HAM perlu dipahami dari
konteks budaya masing2 negara krn semua budaya
mempunyai hak hidup serta martabat yg harus dihormati.
• HAM hrs diletakkan dlm konteks budaya ttt & menolak
pandangan adanya hak yg bersifat universal.
• Kontekstualisasi HAM
10/11/21
90

ADA 2 (DUA) ALIRAN :


1. Partikularistik absolut :
 melihat HAM sebagai persoalan masing-masing
bangsa, tanpa memberikan alasan yang kuat, khususnya
dalam melakukan penolakan terhadap berlakunya
dokumen-dokumen internasional.
 Pandangan ini bersifat defensif dan pasif terhadap HAM.
2. Partikularistik relatif :
melihat persoalan HAM di samping sebagai persoalan
universal juga merupakan masalah internasional yang
harus diselaraskan memperoleh dukungan dan tertanam
(embedded) serta melembaga dalam masyarakat bangsa
tersebut.

10/11/21
91

KOMPROMI
• Mengingat sifatnya yg melekat (inherent), maka
esensi HAM merupakan suatu hal yg bersifat
universal.
• Konsekuensinya, HAM merup karunia Tuhan,
maka orang atau penguasa tidak berhak
merampas HAM seseorang.
• HAM mengatasi batas-batas geografis maupun
adanya perbedaan ras, jenis kelamin, agama,
bahasa atau budaya yg melekat pada diri
manusia.

10/11/21
92
• Aktualisasi HAM : bersifat partikular
• Pelaksanaannya disesuaikan dgn situasi & kondisi lingkungan
yg bersifat lokal
• Sifat partikular HAM sbg perwujudan kompleksitas HAM yg
multidimensi dgn berbagai elemen di dlmnya, seperti : politik,
hukum, ekonomi, sosial maupun budaya
 bersifat kontekstual.
• Kesimpulan : masalah universalitas HAM menyangkut esensi
dr HAM, sedangkan partikularitas HAM adalah masalah
aktualisasi dari HAM.
• Frans Magnis Suseno : tidak ada pertentangan antara
kontekstualitas dan universalitas HAM.
• Satjipto Rahardjo : HAM itu universal dan memiliki struktur
sosialnya sendiri.

10/11/21
• Perdebatan antara universalisme dan relativisme ini sdh selesai dgn 93

kesepakatan pada Konferensi Dunia ttg HAM di Wina tahun 1993


 butir 5 menegaskan :
1. Semua HAM adalah universal, tdk dpt dipisahkan, saling
bergantung & saling terkait.
2. Kekhususan nasional & regional serta berbagai latar belakang
sejarah, budaya & agama adalah sesuatu yg penting & hrs
menjadi pertimbangan dlm memajukan dan melindungi semua HAM.
3. Kewajiban negara utk memajukan & melindungi semua HAM &
kebebasan asasi.
• Kesimpulan : meskipun HAM universal, namun pelaksanaan,
pemajuan & perlindungannya akan selalu
mempertimbangkan kekhususan2 yg ada.
10/11/21
94
TUGAS : :
1.Jelaskan dengan singkat pemahaman HAM dari
beberapa perspektif teori berikut ini :
1. Teori hak kodrati (teori hukum alam).
2. Teori positivisme.
3. Teori universalisme.
4. Teori relativisme budaya.
2. Bagaimana pendapat anda terhadap
perdebatan antara universalisme dengan relativisme ?
3. Di lihat dari aspek perkembangan teori HAM di atas,
menurut anda saat ini Indonesia cenderung menganut
aliran/teori yang mana? Jelaskan alasan anda!
10/11/21
INSTRUMEN HAM
INTERNASIONAL
INSTRUMEN HAM
INTERNASIONAL
Genosida CERD CEDAW

Sejumlah hardlaw
Piagam PBB ICCPR

lainnya
1945 Instrumen Khusus
Hardlaw

DUHAM Instrumen C AT CRC CMW


1948 Utama
Instrumen Rekomendatif
Softlaw
ICESCR
Pedoman Aturan Deklarasi Prinsip
Riyadh Beijing Wina Paris
CERD Konvensi Internasional ttg Penghapusan Diskriminasi Rasial
CAT Konvensi Internasional Menentang Penyiksaan
Sejumlah softlaw lainnya
CMW Konvensi Internasional ttg Hak-Hak Pekerja Migran
CEDAW Konvensi Internasional ttg Penghapusan Diskriminasi
Terhdap perempuan
CRC Konvensi Internasional ttg Hak Anak
BANGUNAN INSTRUMEN HAM
Kewajiban Negara
Pasal 28-30

Ratifikasi UU Nasional

Konvensi Int.l

Konvensi Int.l
Konvensi Int.l

Konvensi Int.l
Kovenan Hak Sipol 1966 Kovenan Hak Ekosob 1966
Hak Sipil Hak Sosial Hak Politik Hak Ekonomi & Bud
(Pasal 1-11) (Pasal 12-17) (Pasal 18-21) (Pasal 22-27)

Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Sedunia


Hak Sipil “Biarkan saya menjadi diri saya sendiri”

1. Hak atas persamaan (tiap orang terlahir merdeka dan memiliki persamaan martabat dan hak)
2. Hak atas kebebasan dari diskriminasi dan perbedaan perlakuan dalam bentuk apapun
3. Hak atas kehidupan, kebebasan, dan keselamatan sebagai individu
4. Hak untuk bebas dari perbudakan dan perhambaan
5. Hak untuk bebas dari penyiksaan, perlakuan, dan penghukuman secara keji yang merendahkan
martabat kemanusiaan
6. Hak diakui sebagai manusia pribadi di depan hukum
7. Hak atas persamaan di depan hukum
8. Hak atas pemulihan hak yang efektif oleh pengadilan yang kompeten
9, Kebebasan dari penangkapan, penahanan, atas pengasingan sewenang-wenang
10. Hak atas pemeriksaan yang adil dan berkeadilan yang terbuka oleh pengadilan yg independen serta
tidak memihak
11. Hak atas praduga tak bersalah sampai terbukti bersalah

Hak Politik “Biarkan kami turut berpartisipasi”

18. Hak atas kebebasan pikiran, hati nurani, dan beragama atau kepercayaan
19. Hak utk bebas menyatakan pendapat, informasi, dan ekspresi
20. Hak berkumpul dan berserikat secara damai
21. Hak berpartisipasi dalam pem. dan pemilu serta hak atas pelayanan umum
UDHR (DUHAM)
Setiap pembicaraan mengenai HAM selalu dikaitkan dengan
UDHR
STATUS UDHR DLM HK INT’L
- DEKLARASI Merupakan salah satu bentuk
PERJ INT’L (isinya merupakan pencerminan dari prinsip2
Hk Int’l)
- UDHR merupakan rekomendasi MU-PBB yg bersifat
MORALLY BINDING & berisi standar2 perlindungan HAM
- UDHR bukan merupakan ekspresi dari hukum yg
diakui, bukan kodifikasi dari HAM yang bisa
diterima sebagai bagian dari hk int’l

- UDHR telah meletakkan dasar perlindungan


hukum IUS CONSTITUENDUM bagi HAM yaitu
memberikan sumbangan yang besar bagi
terbentuknya norma2 HI yang baru yaitu NORMA
HAM
(yang kemudian dikembangkan oleh negara2
sesuai dengan kondisi & situasi masing2 Neg)
- UDHR memberikan inspirasi perlindungan HAM
di dalam konstitusi, UUD, perundang-undangan
nasional, perj int’l maupun dalam deklarasi HAM
Regional

- UDHR berperan penting dalam rangka


PROGRESSIVE OF INT’L LAW (perkembangan
secara progresif dari Hk Int’l)
- UDHR TELAH MENJADI CUSTOMARY INTERNATIONAL LAW
(krn sebag konstitusi neg di dunia pd kenyataannya
mencerminkan scr jelas prinsip2 perlindungan HAM)
WALAUPUN DLM KENYATAANNYA PELANGGARAN2 THD
HAM MSH TRS TJD DI MANA2
- Prinsip2 perlindungan HAM yang fundamental &
HAM yg dimuat dlm UDHR bukan sekedar
berperan sbg hk kebiasaan, tetapi pd tingkat yg
lebih tinggi telah menjadi HIGHER RULES (tidak
ada satu pun Negara yang mengingkari
keberadaannya)

- UDHR telah menjadi COMMON STANDARD OF


ACHIEVEMENT yang berimplikasi kuat pada hk
int’l
• UDHR DIBTK ATAS DASAR PEMIKIRAN:
- MARTABAT YG MELEKAT,
KESEIMBANGAN & HAK2 YG TDK DPT DIHAPUS DR
ANGGOTA KELUARGA MNS (HUMAN FAMILY)
ADALAH DASAR UTAMA TERBTKNYA KEBEBASAN,
PERADILAN & PERDAMAIAN DUNIA
- HAK KODRATI YG DIPEROLEH SETIAP MNS ADL :
BERKAT PEMBERIAN TUHAN YG TDK DPT
DIPISAHKAN DR HAKEKATNYA KRN ITU
SETIAP MNS BERHAK AKAN KEHDPN YG
LAYAK, KEBEBASAN, KESELAMATAN &
KEBAHAGIAAN PRIBADINYA
• PEMBUKAAN UDHR 1948 MEMUAT PRINSIP DASAR
KEMANUSIAAN YG DPT DILIHAT DARI SISI:
1. HISTORIS :
PENGABAIAN HAM MENIMBULKAN KEMARAHAN
SELURUH UMAT MANUSIA
2. YURIDIS :
HAK DAN KEBEBASAN DASAR PERLU DILINDUNGI
OLEH HUKUM
3. FILOSOFIS :
MEMBERIKAN PENGAKUAN TERHADAP MARTABAT
YG MELEKAT DARI HAK YANG SAMA SETIAP MANUSIA
• SUBSTANSI UDHR BERSUMBER PADA PASAL 1
→ Ps.1 UDHR BERISI KETENT UMUM :
SEMUA MNS DILAHIRKAN MERDEKA & SAMA MARTABAT
SERTA
SAMA HAK2NYA (MNS DIKARUNIAI AKAL & BUDI, HENDAKNYA
BERGAUL SATU SAMA LAIN DLM PERSAUDARAAN)

→ Ps.1 INI MJD FONDASI BARU BAGI TATA DUNIA BARU GUNA
MENGHAPUS SEJARAH MASA LALU YG PENUH DGN
PELANGGARAN ATAS HAM

• INTI DARI PEMBUKAAN & Ps.1 UDHR :


- PERSAMAAN (EQUALITY)
- MARTABAT KEMNSAAN (DIGNITY)
- PERSAUDARAAN (BROTHERHOOD)
HAK PERSONAL DALAM UDHR
PASAL 2 -11
• Hak semua orang untuk menikmati hak yg terdapat dlm deklarasi tanpa
diskriminasi atas alasan apapun
• Hak atas penghidupan, kemerdekaan dan keselamatan
• Hak untuk tidak dianiaya atau perlakuan kejam
• Hak atas pengakuan sebagai manusia
• Hak persamaan di depan hukum
• Hak atas peradilan yang fair
• Hak untuk tidak ditangkap dan ditahan secara sewenang-wenang
• Hak untuk didengar pendapatnya di muka umum
• Hak atas pengakuan tidak bersalah sampai pengadilan memberikan putusan
pengadilan
PRINSIP INTERAKSI ANTAR
MANUSIA
PASAL 12-17
• Hak untuk tidak diganggu semua urusan pribadinya, keluarganya, rumah
tangganya, surat menyurat dan nama baiknya
• Hak untuk diam atau bergerak dalam batas territorialnya dan
meninggalkan negaranya
• Hak atas status kewarganegaraan
• Hak untuk mendapat suaka politik
• Hak mencari jodoh dan membangun keluarga
• Hak untuk memiliki, baik sendiri maupun bersama orang lain
KEBEBASAN DASAR & HAK SIPIL POLITIK
PASAL 18-21

• Hak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama


• Hak atas kebebasan mempunyai dan menyampaikan
pendapat
• Hak atas kebebasan berkumpul, berserikat dan tidak
dipaksa untuk masuk dalam suatu perkumpulan
• Hak untuk turut serta dalam pemerintahan dan hak atas
jabatan
HAK EKONOMI, SOSIAL &
BUDAYA
PASAL 22-27
• Hak atas jaminan sosial
• Hak atas pekerjaan, upah yg layak dan hak mendirikan dan
memasuki serikat pekerja
• Hak atas istirahat dan liburan, serta pembatasan kerja yg layak
• Hak atas tingkat hidup yg baik dan hak atas perlindungan sosial
bagi ibu dan anak baik yg lahir dalam perkawinan maupun di luar
perkawinan
• Hak atas pendidikan gratis terutama pendidikan dasar
• Hak untuk berpatisipasi dalam kebudayaan masyarakat dan
menikmati hasil kesenian dan hak atas perlindungan untuk
menikmati hasil produksi
MEKANISME PENGAWASAN
(PERINTAH PENEGAKAN HAM) PS.28–30

• Setiap orang berhak atas suatu ketertiban sosial dan int’l utk
mewujudkan hak kebebasan asasi tsb
• Kewajiban2 yg hrs dilaksanakan setiap org dlm rangka melaksakan
hak dan kebebasannya
• Setiap orang hanya boleh dikenakan pembatasan2 yg ditetapkan
dlm UU utk menjamin pengakuan dan penghormatan sebagaimana
mestinya dengan memperhatikan syarat2 kepantasan, kesusilaan,
ketertiban umum dan kesejahteraan umum dalam masyarakat
demokratis
• UDHR DIKONSTRUKSIKAN SBG STANDAR PERILAKU DLM
PENGHORMATAN & PERLINDUNGAN HAM
→ DLM “ASIA PACIFIC WORKSHOP ON
HUMAN RIGHTS ISSUES 1993” DITEGASKAN BHW :
‘Prinsip2 HAM bersifat universal & merup standar yg
telah disepakati & diterima di level int’l, tggjwb utk
mengimplementasikan norma2 tsb di level neg.
Namun prosedur & mekanismenya msg2 neg berbeda’
• 5 PRISIP UTAMA DLM UDHR :
- HAM adl hak (sesuatu yg dapat diklaim pemenuhannya)
- HAM bersifat universal
- HAM ada dengan sendirinya, tidak
tergantung pd pengakuan adat atau hk
- HAM sbg norma penting meskipun tidak harus absolut
- HAM mengimplementasikan pada individu & pemerintah
untuk memenuhi
ICCPR 1966
• Disahkan oleh General Assembly Resolusion atau GA. Res.
2200A (XX) pada tgl 16 Desember 1966 dan diberlakukan pada
tgl 23 Maret 1976

• Pemerintah Indonesia meratifikasinya melalui UU No. 12 Tahun


2005 ttg Pengesahan Kovenan Int’l ttg Hak Sipil dan Politik yg
dittd pd tgl 28 Okt 2005 dan diundangkan pd Lembaran Negara
Tahun 2005 No. 119.
• Bbrp alasan Indonesia meratifikasi ICCPR :
- HAM adl hak yg melekat pd manusia scr kodrati
- Ind adl bag dr masy int’l yg hrs menghormati, melindungi
dan menjunjung tinggi HAM dan tujuan PBB
- ICCPR pd dsrnya tdk bertentangan dgn Pancasila dan UUD
NRI 1945 dan pem Ind menyat keinginannya utk terus
memajukan dan melindungi HAM
• ICCPR MERUP REFLEKSI DARI SEJUMLAH HAK YG TERDPT DI DLM
UDHR

• ICCPR MENGATUR 2 POKOK YG TDK DIATUR DLM UDHR :


1. RIGHTS TO SELF-DETERMINATION
PD SETIAP DIRI MNS YG MENCAKUP KEBEBASAN
MENENTUKAN
NASIB SENDIRI DI BID POL, EKOSOSBUD

2. KEBEBASAN MENGATUR SUMBER KEKAY ALAM


(FREELY DISPOSE OF THEIR NATURAL WEALTH AND RESOURCES)
• Prinsip penting pada ICCPR :
(Ps.2 ICCPR)
- Prinsip non diskriminasi :
semua hak yg ada di ICCPR berlaku bg semua orang tanpa
pembedaan
- Prinsip pemenuhan scr serta merta :
ketika neg meratifikasi ICCPR, maka lgsg sejak saat itu Neg tsb
memiliki kewajiban utk menghormati seluruh kategori hak yg
diakui dlm ICCPR tanpa memilah memilih atau mendahulukan
hak yg satu drpd hak yg lain,
Prinsip ini juga terkait dgn doktrin kewajiban bertindak
(obligation of conduct), artinya hal yg hrs dipertanggjwbkan
Neg Pihak adl tindakan segera melak penghormatan
sepenuhnya atas hak sipil dan politik

- Prinsip tanggung jawab Neg :


penghormatan atas seluruh hak sipil dan politik adl mjd
tanggung jwb Neg
SIFAT MENDASAR ICCPR SEGERA
DIPENUHI
Kewajiban Negara :
• Apbl blm ada ketent hk nas ttg Perlindungan Hak Sipol, Negara sesuai
dgn Konstitusinya hrs mengambil langkah yg perlu utk menetapkan hkm
atau langkah lainnya utk memberikan dampak hk pd hak-hak yg diakui
dlm kovenan.

• menjamin pemulihan yg efektif (efective remedy) thd setiap orang yg


telah dilanggar hak & kebebasannya meskipun oleh Penguasa dlm
kapasitas resminya

• Memastikan hak setiap org yg menuntut pemulihan atas pelanggaran


hak & kebebasannya melalui lembaga peradilan, administratif maupun
legislatif.

• Melaporkan setiap tahun terhadap pemenuhan hak sipol pada Komisi


Hak Asasi Manusia.
• ICCPR juga menekankan 2 hal penting :
- adanya kategori hak yg tdk dpt dikurangi dlm keadaan
apapun (non-deregoble rights)
- tdk diperbolehkannya melakukan penafsiran dan
pembatasan atau pengurangan utk menghancurkan hak
dan kebebasan yg diakui dlm kovenan
DIMENSI-DIMENSI HAK ASASI MANUSIA DALAM ISU HAK SIPIL-POLITIK

PENGHORMATAN PERLINDUNGAN ) PEMENUHAN (penyediaan


(tidak ada gangguan dalam (mencegah pelanggaran sumberdaya dan hasil-hasil
pelaksanaan hak) oleh pihak ke tiga) kebijakan
 

Pemerintah berkewajiban Pemerintah harus


membuat UU untuk melakukan investasi,
melindungi dan menjamin hak mengalokasikan
setiap warganegara, anggaran, membangun
Pemerintah harus
meratifikasi kovenan tempat dan fasilitas
mengupayakan
internasional, melakukan penjara/tempat tahanan,
tindakan untuk
harmonisasi hukum (UU, memberikan subsidi
mencegah pelaku
Perpu, Perpres, Permen, dalam bidang
Hak-hak non-negara
hingga Perda) agar tidak kehakiman, kepolisian,
sipil dan melakukan
terjadi penggunaan hukum tenaga medis di bidang
politik pelanggaran seperti
untuk penyiksaan, kedokteran jiwa, serta
penyiksaan,
pembunuhan tanpa alokasi sumberdaya dan
kekerasan dan
pengadilan, penghilangan anggaran pendidikan
intimidasi kepada
paksa, penahanan sewenang- buat petugas agar
setiap warganegara
wenang, pengadilan yang memiliki pengetahuan
tidak adil, intimidasi pada saat dan kemampuan dalam
pemilihan umum, pencabutan memahami masalah hal
hak pilih, dll sipil dan politik
KATEGORI HAK YANG DIAKUI ICCPR
1. Pasal 6:
Hak untuk hidup dan hak untuk tidak dirampas
kehidupannya (hak yang paling mendasar)

2. Pasal 7 dan Pasal 8 (kategori integritas fisik)


Hak untuk tidak disiksa, diperlakukan atau dihukum
secara keji, tak manusiawi atau merendahkan
martabat manusia (termasuk tdk diculik/dihilangkan
secara paksa, diperkosa)
Hak untuk tidak diperbudak (larangan segala bentuk
perbudakan, perdagangan orang, dan kerja paksa)
3. Pasal 9, 10, 11, 15 dan 16 (hak2 hukum) :
- Pasal 9:
Hak atas kebebasan dan keamanan pribadi
(tidak ditangkap atau ditahan dengan
sewenang-wenang, didasarkan pada
ketentuan hukum acara pidana)
- Pasal 10:
Hak sebagai tersangka dan terdakwa
(diperlakukan manusiawi, anak dipisahkan
dari orang dewasa, sistem penjara didesain
utk melak pembinaan dan rehabilitasi sosial
- Pasal 11:
Hak untuk tidak dipenjara atas kegagalan
memenuhi kewajiban kontraktual
(utang atau perjanjian lainnya)
- Pasal 15: (asas legalitas)
Hak untuk tidak dipidana berdasarkan
hukum yang berlaku surut

- Pasal 16: (asas equality before the law)


Hak sebagai subyek hukum (hak perdata
setiap orang seperti kewarganegaraan)
4. Pasal 12 dan Pasal 13 (Kebebasan Bergerak) :
- Pasal 12:
Hak atas kebebasan bergerak dan berdomisili
(termasuk meninggalkan dan kembali ke negerinya
sendiri)

- Pasal 13:
Hak sebagai orang asing (dapat diusir hanya sesuai
hukum atau alasan yang meyakinkan mengenai
kepentingan keamanan nasional)
5. Pasal 14: (jaminan peradilan yang fair)
Hak atas kedudukan yang sama di muka hukum (kesalahannya
dibuktikan oleh pengadilan yang berwenang dan tidak
memihak, jaminan minimal, dapat ditinjau kembali, tidak diadili
dua kali dalam perkara yang sama)
6. Pasal 17, 18, 19 dan 23
(kategori integritas pribadi dan keluarga)
- Pasal 17:
Hak pribadi (tidak dicampuri atau diganggu
urusan pribadi seperti kerahasiaan, keluarga
atau rumah tangga, kehormatan, surat
menyurat atau komunikasi pribadi)

- Pasal 18:
Hak atas kebebasan berpikir,
beragama dan berkeyakinan (menganut ideologi
atau orientasi politik, memeluk agama dan
kepercayaan)
- Pasal 19:
Hak atas kebebasan berpendapat
(termasuk mencari, menerima dan menyebarkan
informasi dalam bentuk karya seni/ekspresi atau
melalui sarana lainnya)
- Pasal 23 :
jaminan kebebasan membtk keluarga dan
perlindungan atas hak laki2 dan perempuan
di dlm atau krn perceraian
7. Larangan propaganda perang dan ujaran kebencian
Pasal 20 :
Hak untuk bebas dari propaganda perang dan hasutan rasial
(kebencian atas dasar kebangsaan, ras, agama atau
golongan)
8. Kebebasan berserikat :
- Pasal 21:
Hak atas kebebasan berkumpul (mengadakan
pertemuan, arak-arakan atau keramaian)
- Pasal 22:
Hak atas kebebasan berserikat (bergabung
dalam perkumpulan, partai politik atau serikat
buruh) 
9. Hak Anak
Pasal 24 :
Setiap anak berhak atas perlindungan
khusus krn statusnya sbg anak.
Setiap anak yang lahir jg berhak utk
segera diberi nama serta berhak atas
status kewarganegaraan dari negara
10. Hak Politik
Pasal 25 :
Setiap orang tanpa diskriminasi berhak
utk turut serta dlm pem-an, hak utk
memilih dan dipilih; dan hak atas
pelayan publik yang memadai
11. Kategori non diskriminasi dan perlindungan khusus
Ps. 26 dan 27 :
Semua Neg hrs menghapus dan melarang
segala macam kebijakan dan tindakan
diskriminasi atas dasar apapun

Neg juga memberikan mekanisme


perlindungan khusus bg kelompok
minoritas spt mengamalkan ajaran agama
mereka atau menggunakan bhs mrk sendiri.
• Mekanisme utk mengawasi penegakan substansi ICCPR :
1. Komite HAM (Human Rights Committee)
2. Laporan Negara (State Report)
3. Komentar Umum (General Comment)
4. Komunikasi antar Negara (Inter State Communication)
5. Komunikasi Individual (Individual Communication)
HAK UTK HIDUP & HKMAN MATI
• Mnrt ICCPR :
hak utk hidup adl hak yg tdk dpt dikurangi dlm keadaan apapun
(non-derogable rights)

• Di Ind, hkman mati msh merup hukuman yg dpt dijatuhkan oleh hakim
utk bbrp kej spt. pembunuhan berencana, kej terorisme,
kej penyalahgunaan narkoba dan korupsi khusus
thd dana bantuan bencana alam
• Hukman mati pernah dimohonkan utk dinyat inkonstitusional
mll judicial review di Mahkamah Konstitusi.
Put MK No. 2-3/PPU-V/2007 menyat :
hukuman mati msh diterapkan di Indonesia dan tdk
bertentangan dgn konstitusi (Ps. 28 J UUD N RI 1945).
Di dlm pertimbangannya, MK juga merujuk pd Ps. 3 DUHAM
dan Ps. 6 (2) ICCPR
• ICCPR memberikan kemungkinan bagi Neg Pihak yg
msh menerapkan hkman MATI.
• Hukuman mati hanya dpt dijatuhkan pd kej yg sgt serius

& dgn persyaratan yg sgt ketat (Ps. 6 (2) ICCPR)


• Apkh mnrt HAM int’l bhw hkman mati msh dianggap
sbg hkman yg sah ?
Jawabannya : TIDAK
- Pasal 6 ICCPR
- Protokol Tambahan II pd ICCPR mll Res MU-PBB
(G.A. Res. 44/128 tgl 15 Des 1989 yg efektif berlaku
pd 11 Juli 1991).
Pd pertimbangan Protokol ini dinyat bhw
Ps 6 ICCPR sesungguhnya mpy pesan yg sgt
kuat utk menghapuskan hkmn mati &
langkah penghapusan hkmn mati adl kemajuan
ptg dlm menikmati hak utk hidup
• Ps. 1 Protokol Tambahan II :
(1) Tidak seorang pun dalam wilayah hukum
Negara-Negara Pihak pada Protokol ini
dapat dihukum mati
(2) Setiap Negara Pihak wajib mengambil
langkah-langkah yg diperlukan untuk
menghapuskan hukuman mati di dalam
wilayah hukumnya
• Mengapa hukuman mati masih diterapkan di Indonesia ?
- krn Ind blm meratifikasi Protokol Tambahan II
walaupun telah meratifikasi ICCPR
- Ps. 28 J UUD N RI 1945 mjd dasar utama pembenaran
pidana mati, sepanjang pidana mati ini memenuhi
kriteria yg ada dlm Ps. 28 J UUDN RI 1945
- Pembenaran atau kekecualian yg diatur pd Ps. 28 J,
khususnya yg berkaitan dgn ”utk memenuhi tuntutan yg adil
sesuai dgn pertimbangan moral dan nilai agama”,
selain itu juga tdk bs dilepaskan dari lima sila yg terdpt dlm Pancasila
• Dilihat sebagai satu kesatuan, Pancasila mengandung nilai keseimbangan
antara sila yang satu dengan sila lainnya.
Namun apabila Pancasila dilihat secara parsial (menitikberatkan pada salah
satu sila), maka ada pendapat yang menyatakan bahwa pidana mati
bertentangan dengan Pancasila dan ada pula yang menyatakan tidak
bertentangan dengan Pancasila.
Jadi pendapat yang menolak dan menerima pidana mati, sama-sama
mendasarkan pada Pancasila.
“Hak untuk hidup” (Pasal 28A jo. Pasal 28 I UUD’45 dan
Pasal 9 ayat (1) jo. Pasal 4 UU HAM) dan
“hak untuk bebas dari penghilangan nyawa” (Pasal 33 UU
HAM) tidak dapat dihadapkan secara diametral (sama
sekali bertentangan) dengan “pidana mati”.

Hal ini sama dengan “hak kebebasan pribadi” (Pasal 4 UU


HAM) atau “hak atas kemerdekaan” (Pembukaan UUD’45)
yang juga tidak dapat dihadapkan secara diametral dengan
“pidana penjara” Apabila dihadapkan secara diametral,
berarti pidana “penjara” pun bertentangan dengan UUD’45
dan UU HAM karena pidana penjara pada hakikatnya
adalah “perampasan kemerdekaan/kebebasan”.
• Pernyataan dalam UUD’45 dan UU HAM bahwa “setiap orang berhak
untuk hidup”, identik dengan Psl. 6 (1) ICCPR yang menyatakan, bahwa
“every human being has the right to life”.
Namun di dalam Pasal 6 (1) ICCPR,  pernyataan itu dilanjutkan dengan
kalimat tegas, bahwa “No one shall be arbitrarily deprived of his life”. 
Jadi walaupun Psl. 6 (1) ICCPR menyatakan, bahwa “setiap
manusia mempunyai hak untuk hidup”, tetapi tidak berarti hak
hidupnya itu tidak dapat dirampas.
Yang tidak boleh adalah “perampasan hak hidupnya secara
sewenang-wenang” (“arbitrarily deprived of his life”).
Bahkan dalam Pasal 6 (2) dinyatakan, pidana mati tetap
dimungkinkan untuk “the most serious crimes”

Anda mungkin juga menyukai