Anda di halaman 1dari 16

KERJASAMA LUAR NEGERI

DI BIDANG PENEGAKAN HUKUM


KEIMIGRASIAN

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI


NOVEMBER 2014
KEIMIGRASIAN Pelayanan
DPRI, Visa, Izin Masuk,
“Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk Izin Tinggal
atau keluar wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam
rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara.” Tindakan Admin Kim dan
Penegakan Hukum
Penyidikan Kim
Intelijen Kim, dan
Keamanan Negara
Pengawasan WNI dan OA
Fungsi Keimigrasian Kebijakan Kim (Domestik
Tarik DPRI
Pasal 1 angka 3 UU 6/2011
Fas Bang Kes Mas Batal DPRI
dan Intl) Bid Ekososbud
Cabut DPRI
Pengawasan WNI
Pasal 66 ayat (2) huruf a UU 6/2011 Tindakan Admin. Kim Ganti DPRI
Fungsi Kim di Perwakilan Pasal 67 ayat 1 huruf e UU 6/2011

Pasal 5 UU6/2011
Pengawasan OA Pro Yustisia Asas Teritorial
Pasal 68 ayat (1) UU 6/2011

Preventif Represif PN Jakarta


Kerma Perwakilan
Pusat

Kerma Perbatasan TPPO


Kerma LN Keimigrasian Penyelundupan
Pasal 6 UU 6/2011
Kerma Antar Negara Manusia

Indonesia Kerma Org Internasional


Ratifikasi Konvensi PBB, Aturan Hukum
Diseminasi, Sosialisasi

Upaya Hambatan/Kendala Koordinasi Antar Instansi


Internasional
PBB, Pemerintah, NGO, Kondisi Masyarakat
Partisipasi Bali Process,
ASEAN, Australia
Keimigrasian
Pasal 1 Angka 1 UU No. 6 Tahun 2011

“Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia
serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara.”

Pelayanan
Keimigrasian

Fasilitator
Pembangunan
Kesejahteraan FUNGSI Penegakan
Masyarakat KEIMIGRASIAN Hukum

Keamanan
Negara
Fungsi Keimigrasian
a. PEMBERIAN DOKUMEN PERJALANAN
PELAYANAN b. PENERBITAN VISA
c. PEMBERIAN IZIN MASUK
d. PEMBERIAN IZIN TINGGAL

a. PENYIDIKAN KEIMIGRASIAN
PENEGAKAN HUKUM b. TINDAKAN ADMINISTRASI KEIMIGRASIAN
(CEKAL, PEMBATALAN INTAL, DETENSI, DEPORTASI)

a. MELAKSANAKAN FUNGSI INTELIJEN


KEIMIGRASIAN
KEAMANAN NEGARA b. PENGAWASAN KEIMIGRASIAN TERHADAP WNI
DAN ORANG ASING

KEBIJAKAN KEIMIGRASIAN (DOMESTIK DAN


FASBANGKESMAS INTERNASIONAL) YANG MENDUKUNG
PEMBANGUNAN NASIONAL DI BIDANG EKONOMI,
SOSIAL DAN BUDAYA.
Kerjasama Luar Negeri Keimigrasian
Pasal 6 UU No. 6 Tahun 2011

“Pemerintah dapat melakukan kerjasama internasional di bidang Keimigrasian dengan negara


lain dan/atau dengan badan atau organisasi internasional berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.”

Kerjasama
Kerjasama
Organisasi
Perbatasan
Internasional

Kerjasama Kerjasama
Perwakilan RI Antar Negara
KERJASAMA
LUAR NEGERI
KEIMIGRASIAN
Fungsi Keimigrasian di Perwakilan
Pasal 5 UU No. 6 Tahun 2011
9 KBRI
8 KJRI “Fungsi Keimigrasian di setiap Perwakilan Republik
1 KDEI Indonesia atau tempat lain di luar negeri dilaksanakan
1 KRI oleh Pejabat Imigrasi dan/atau pejabat dinas luar negeri
19 Perwakilan yang ditunjuk.”
RI di LN

BELANDA
JERMAN
JEPANG
GUANG ZHOU
BEIJING
LOS ANGELES ARAB SAUDI
THAILAND TAIWAN
PENANG HONGKONG
KUALA LUMPUR
DAVAO
JOHOR
SINGAPORE TAWAU
DILI

SYDNEY
Pengawasan Keimigrasian
Perwakilan RI di Luar Negeri

Pengawasan terhadap WNI Pengawasan terhadap OA

• Pasal 66 ayat (2) huruf a • Pasal 68 ayat (1)


• “Pengawasan terhadap WNI yang • “Pengawasan Keimigrasian terhadap
memohon dokumen perjalanan, OA dilaksanakan pada saat
keluar atau masuk Wilayah permohonan Visa, masuk atau keluar,
Indonesia, dan yang berada di luar dan pemberian Izin Tinggal dilakukan
Wilayah Indonesia”; dengan:
• Pengumpulan, pengolahan, serta
• Pasal 67 ayat (1) huruf c penyajian data dan informasi;
• “Pemantauan terhadap setiap WNI • Penyusunan daftar nama OA yang
yang memohon Dokumen dikenai Penangkalan atau
Perjalanan keluar atau masuk Pencegahan;
Wilayah Indonesia dan yang berada • Pengawasan terhadap keberadaan
di luar Wilayah Indonesia” dan kegiatan OA di Wilayah
Indonesia
• Pengambilan foto dan sidik jari;
• Kegiatan lain yang dapat
dipertanggungjawabkan secara
hukum
Tindakan Keimigrasian
Perwakilan RI di Luar Negeri

Penarikan DPRI
Di Indonesia
Pembatalan DPRI
Tindakan
Tindakan
Hukum Pro Asas Teritorial
Administratif
Yustisia
Pencabutan DPRI
PN Jakarta Pusat
Penggantian DPRI
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)

Human Trafficking merupakan kejahatan yang tumbuh paling


cepat di dunia, diprediksi akan mengalahkan kejahatan narkoba
sebagai kejahatan nomor satu di dunia dalam 3 tahun mendatang;

Merupakan Kejahatan yang paling menguntungkan dengan


resiko paling ringan ( dalam satu tahun dapat menghasilkan
omzet 32 Milyar dolar Amerika Serikat Sumber: UNODC);

Diperkirakan 30.000 (tiga puluh ribu) orang meninggal setiap


tahunnya akibat TPPO;

Merupakan kejahatan Lintas Negara terorganisir yang menjadi


Masalah Global (kejahatan terjadi hampir di setiap negara)
People Smuggling vs Human Trafficking

People Smuggling Human Trafficking


Kegiatan memfasilitasi perlintasan atau Kegiatan eksploitasi
tinggal ke suatu negara secara ilegal

Melibatkan paling tidak 2 (dua) negara Tidak harus terjadi perlintasan antar
(pasti terjadi perlintasan antar negara) negara (dapat terjadi dalam satu
negara (domestik))

Kejahatan terhadap negara Kejahatan terhadap orang


Voluntary (korban sadar dan sukarela Involuntary (korban tidak menyadari
untuk menjadi korban penyelundupan dirinya menjadi korban)
manusia)
Upaya Preventif (1)
Penanganan TPPO
Modus
Operandi

(1)
Pertukaran
Informasi
Pengawasan
Legitimasi dan
dan
Validitas
Pengamanan
Dokumen
DPRI

Pasal 89 ayat (2) huruf a UU No. 6 Tahun 2011


Upaya Preventif (2)
Penanganan TPPO
Perlakuan
Ber-
perikemanusi
aan

Pengamanan
Pemantauan
dan Kualitas
dan Deteksi (2) DPRI
Kerjasama
Teknis &
Pelatihan dgn
Negara lain

Deteksi
Pertukaran
Dokumen
Informasi
Palsu

Pasal 89 ayat (2) huruf b UU No. 6 Tahun 2011


Upaya Represif
Penanganan TPPO
Penyidikan
Keimigrasian

Upaya
Represif

Kerjasama Tindakan
dalam Bid. Administratif
Penyidikan Keimigrasian

Pasal 89 ayat (2) huruf a UU No. 6 Tahun 2011


Peran Kerjasama Luar Negeri Keimigrasian
Pencegahan dan Penanggulangan TPPO
• Mengangkat isu TPPO di berbagai forum internasional keimigrasian seperti di Bali Process,
ASEAN (disusunnya ACTIP: ASEAN Convention on Trafficking in Persons);
• Melibatkan UNODC, IOM, UNICEF dan ILO dalam pencegahan dan penanganan TPPO;
• Meratifikasi UN Protocol to Prevent, Suppress and Punish Trafficking in Persons, especially
Upaya Women and Children, Supplementing the UN Convention against Transnational Crime (UU
No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan TPPO);
Indonesia • Koordinasi secara bilateral maupun multilateral.

• Mengadakan Seminar, Sosialisasi dan Diseminasi tentang TPPO dalam skala internasional;
• Pembentukan badan PBB yang menangani masalah TPPO serta pembuatan UN Protocol to
Prevent, Suppress and Punish Trafficking in Persons, especially Women and Children,
Supplementing the United Nations Convention against Transnational Crime;
Upaya • Peran Serta aktif Non-Government Organization dalam membantu korban TPPO serta di
negara tujuan serta melakukan usaha pencegahan di negara asal melalui edukasi bantuan
Internasional ekonomi.
Hambatan dan Kendala

• Minimnya pengetahuan petugas tentang aturan hukum serta tindakan yang harus diambil
dalam pencegahan dan penanggulangan TPPO;
Aturan • Kurangnya sosialisasi dan diseminasi kepada petugas tentang aturan hukum terkait TPPO;
hukum

• Penanganan yang masih parsial oleh masing-masing K/L maupun instansi yang berwenang
antar negara menyebabkan kurang efektifnya upaya penanggulangan dan pencegahan
TPPO;
• Belum terbentuknya jaringan/link serta komunikasi dan informasi yang baik antar K/L
Koordinasi maupun instansi yang berwenang antar negara dalam menangani TPPO;

• Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya TPPO;


• Tingkat pendidikan dan Situasi ekonomi/kesejahteraan masyarakat yang rentan menjadi
korban;
Masyarakat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai