Anda di halaman 1dari 10

Home About us Our work Contact

PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK
PIDANA HACKING
DALAM KEJAHATAN
SOSIAL MEDIA
Home About us Our work Contact

LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi sebagai dampak dari globalisasi menimbulkan berbagai dampak. Terdapat dampak negative dan
dampak positifnya. Kemajuan teknologi membuat masyarakat lebih mudah dalam mengakses internet. Internet
merupakan suatu teknologi digital yang dengan berbagai kecanggihannya mampu menghubungkan antara individu
yang lainnya melalui jaringan virtual sehingga keduanya dapat berinteraksi secara langsung walaupun tidak secara face
to face. Perkembangan teknologi pada saat ini memunculkan berbagai media komunikasi yang sangat cepat dalam
memberikan berbagai informasi dalam ruang dan waktu yang sangat singkat. Kemajuan alat komunikasi berupa
computer memunculkan suatu sistem komunikasi baru yang sering disebut jaringan kerja (network) yang bisa diakses
melalui internet dengan menggunakan computer. Cyber crime atau kejahatan pada dunia maya adalah suatu aktifitas
kejahatan yang menjadikan jaringan computer atau computer sebagai alat, dan dijadikan sasaran untuk tempat
terjadinya kejahatan tersebut atau disebut juga dengan kejahatan dunia virtual. Cyber crime juga mengacu pada
aktifitas kejahatan yang menggunakan komptuter atau jaringannya sebagai alat atau menjadi sarana tempat tejadi
kejahatan tersebut. Salah satu dari kejahatan dunia maya yang marak dilakukan yaitu peretasan. Kasus peretasan
ummnya bertujuan untuk mengambil data–data tertentu yang dimiliki target. Tapi ada juga peretasan yang bertujuan
menghancurkan dataatau sistem tertentu sehingga berdampak seperti kerusakan digital. Kasus peretasan yang marak
juga membuat masyarakat resah. Dalam aksinya, kasus peretasan ini dapat menimbulkan kerugian baik materiil
ataupun non materiil. Kerugian yang dapat ditimbulkan seperti akun yang diretas ditakutkan jika pelaku menggunakan
sebagai hal jahat dengan mengatasanamakan nama pemilik akun tersebut.
Home About us Our work Contact

PEMBAHASAN

01 Pengertian Hacking

Peran Undang-Undang Perlindungan Data


02 Pribadi dalam Tindak Pidana Hacking di Social
Media

03 Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Hacking

04 Aspek Pembuktian Pada Tindak Pidana


Hacking
Home About us Our work Contact

Pengertian Hacking
Peretasan akun media sosial (Hacking) merupakan tindak pidana
sebagaimana diatur dalam Undang – undang No. 19 tahun 2016 tentang
perubahan atas Undang – undang No. 11 tahun 2008 tentang informasi
dan transaksi elektronik pasal 30 ayat 3 yang berbunyi “ setiap orang

01 dengan sengaja dan tanpa haka tau melawan hukum mengakses computer
dan/ atau sistem elektronik dengan cara apapun dengan melanggar,
menerobos, melampaui atau menjebol sistem pengamanan”. Tidak ada
definisi khusus mengenai hacking dalam UU ITE. Namun, definisi
tersebut dapat disiratkan.
2
Peran Undang-Undang Perlindungan Data
Pribadi dalam Tindak Pidana Hacking di Social
Media

Menurut UU No.27 Tahun 2022 tentang perlindungan data pribadi pasal 1 ayat 1, menjelaskan bahwa data
pribadi adalah data tentang orang perseorangan yang teridentifikasi atau dapat diidentifikasi secara
tersenduru atau dikombinasi dengan informasi lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui system elektronik atau non elektronik. Kejahatan dengan teknik sengaja mengambil data pribadi di
suatu akun dapat dikatakan sebagai peretasan. Peretasan diambil dari kata meretas yaitu menggunakan
computer, atau perangkat teknologi lainnya untuk mengakses data milik orang atau organisasi lain scara
tidak sah. Akibat dari peretasan data pribadi dalam suatu akun tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
pemilik akun tidak memiliki perlindungan privasi atas informasi miliknya yang bersifat pribadi . Hal
tersebut secara tidak langsung telah menerobos system keamanan tanpa hak dan tanpa perizinan
merupakan tidak pidana yang dapat diancam berdasarkan Pasal 30 UU No 11 tahun 2008 yaitu dengan
senagaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses computer dan/atau system elektronik orang lain.
Home About us Our work Contact

Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana 03


Hacking
Penegak hukum merupakan mereka yang secara langsung atau tidak langsung
berkontribusi di dalam suatu proses penegakan hukum. Pada dasarnya penegak
hukum akan menggabungkan antara nilai, kaidah, dan perilaku. Banyak
kendala yang di hadapi oleh aparat penegak hukum. Kepolisian sebagai salah
satu penegak hukum tidak luput dari kendala tersebut. Terdapat beberapa
kendala, yaitu:
1. Aspek Penyidik.
2. Aspek Alat Bukti.
3. Aspek Fasilitas.
4. Aspek Juridiksi.
Home About us Our work Contact

04 Sistem perundangan di Indonesia belum mengatur secara khusus mengenai


kejahatan hacking. Alat bukti elektronik ialah informasi dan/atau dokumen
elektronik yang memenuhi persyaratan formil dan persyaratan materil yang
diatur dalam UU ITE. Informasi elektronik dan/atau hasil cetaknya
Kajian merupakan alat bukti hukum yang sah. Pasal 1 angka 1 UU No. 19 Tahun
2016 tentang perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 Tentang informasi dan
AspekPembuktian transaksi elektronik, menjelaskan yang dimaksud dengan informasi
Pada Tindak Pidana elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tertapi
tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic
Hacking data interchange (EDI), surat elektronik, telegram, teleks, telecopy atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, symbol atau perforasi yang
telah diubah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang
memapu memahaminya
Home About us Our work Contact

Agar informasi dan dokumen elektronik dapat dijadikan Dalam penerapan alat bukti dan barang bukti dalam kejahatan
alat bukti hukum yang sah UU ITE mengatur bahwa yang berkenaan dengan teknologi informasi dalam
terdapat syarat formil dan syarat materil yang harus pengungkapannya paling tidak terdapat tiga hal yang tidak dapat
tepenuhi, yaitu : dipisahkan karena menyangkut keabsahan atau kevalidan suatu
1. Syarat Formil putusan pengadilan, antara lain :
2. Syarat Materil 1. Sistem pembuktian yang dianut oleh hukum acara
2. Alat bukti dan kekuatan pembuktian
3. Barang bukti yang akan memperkuat alat bukti yang
dihadirkan di dalam sidang pengadilan.
Home About us Our work Contact

KESIMPULA
N
Perlindungan privasi atas informasi pribadi berkembang disebabkan oleh penggunaan
internet dan banyaknya transaksi melalui perdagangan elektronik (e-commerce) yang
mengakibatkan banyaknya informasi pribadi dapat diproses, diprofilkan, dan kemudian
disebarkan kepada pihak lain guna kepentingan transaksi elektronik sebagaimana yang
telah disepakati oleh para pihak. Perlindungan data pribadi selayaknya mendapat
perlindungan hukum dari pemerintah dimana hal tersebut berhubungan dengan data
pribadi yang merupakan hak asasi warga negara. Kesadaran masyarakat akan
perlindungan data pribadi yang dimilikinya atau hak privasi juga menjadi tanggung jawab
negara dalam memberikan edukasi atau pengetahuan yang setara dengan merata bagi
setiap masyarakatnya. Untuk itu Indonesia saat ini telah mengesahkan peraturan yang
mengatur tentang perlindungan data pribadi warga negara Indonesia yang tertuang dalam
UU No. 27 Tahun 2022 tentang perlindungan data pribadi dimana tercantum pasal 1 ayat
(2) yaitu perlindungan data pribadi adalah keseluruhan Upaya untuk melindungi data
pribadi guna menjamin hak konstitusional subjek data pribadi.
Home About us Our work Contact

THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai