Anda di halaman 1dari 9

UU No.

27/2022
Tentang
Perlindungan Data Pribadi
Regulatory insight
Urgensi diundangkannya UU PDP

Terdapat sejumlah poin penting di dalam UU PDP yang secara umum berlaku
untuk sektor publik, pemerintah, sektor privat perorangan maupun korporasi,
baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Aturan itu juga
mencakup persetujuan pemilik data hingga konsekuensi hukum, termasuk
sanksi pidana bagi pelanggar aturan mengenai perlindungan data pribadi.
Regulatory insight
4 Unsur Penting dalam UU PDP

12 Point Penting dalam UU PDP


Regulatory insight

UU PERLINDUNGAN DATA
PRIBADI
Regulatory insight

1. JENIS DATA PRIBADI


Jenis data pribadi diatur pada pasal 3. Jenis data pribadi antara lain terdiri atas data pribadi
yang bersifat umum dan data pribadi yang bersifat spesifik. Data pribadi yang bersifat umum
meliputi nama lengkap, jenis kelamin, kewarganegaraan, agama, dan/atau data pribadi yang
dikombinasikan untuk mengidentifikasi seseorang. Data pribadi yang bersifat spesifik meliputi
data dan informasi kesehatan, data biometrik, data genetika, kehidupan/orientasi seksual,
pandangan politik, catatan kejahatan, data anak, data keuangan pribadi, dan/atau data lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. HAK PEMILIK DATA PRIBADI
Hak pemilik data pribadi tercakup dalam bab III yang terdiri atas pasal 4 sampai dengan pasal 16. Di
antara hak pemilik data pribadi antara lain meminta informasi tentang kejelasan identitas, dasar
kepentingan hukum, tujuan permintaan dan penggunaan data pribadi, dan akuntabilitas pihak yang
meminta data pribadi. Pemilik data pribadi juga berhak mengakhiri pemrosesan, menghapus,
dan/atau memusnahkan data pribadi miliknya, bahkan menarik kembali persetujuan pemrosesan data
pribadi miliknya yang telah diberikan kepada pengendali data pribadi. Selain itu, pemilik data pribadi
berhak menuntut dan menerima ganti rugi atas pelanggaran data pribadi miliknya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Regulatory insight

3. PEMROSESAN DATA PRIBADI  


Pemrosesan data pribadi termasuk poin yang diatur secara mendalam dengan bab terpisah yakni bab
IV dengan sebanyak 6 pasal mulai dari pasal 17 hingga pasal 22. Aturan mengenai pemrosesan data
pribadi juga tergolong luas, mulai dari cara pemrosesan itu sendiri, prinsip-prinsip dalam
pemrosesan, tujuannya, etika, perlindungan bagi pemilik data pribadi, serta ketentuan-ketentuan
yang mengiringinya.
4. KEWAJIBAN PENGENDALI DATA DAN PROSESOR DATA PRIBADI 
Pengendali data pribadi dan prosesor data pribadi meliputi setiap orang, badan publik, dan
organisasi/institusi. Mereka wajib menyampaikan informasi mengenai legalitas dari pemrosesan data
pribadi, tujuan pemrosesan, jenis dan relevansi data pribadi yang akan diproses, dan lain sebagainya,
dan wajib menunjukkan bukti persetujuan yang telah diberikan oleh pemilik data pribadi.
Mengingat tingginya potensi moral hazard yang dapat mengenai pemilik data pribadi atas langkah
yang dilakukan pengendali data pribadi dan prosesor data pribadi, aturan mengenai kewajiban
pengendali data pribadi dan prosesor data pribadi dalam pemrosesan data pribadi cukup panjang dan
komprehensif yang diatur dalam 28 pasal khusus mulai dari pasal 23 hingga pasal 50. Hal ini juga
mencakup poin tentang transfer data pribadi dan sanksi administratif.
Regulatory insight

5. LARANGAN DALAM PENGGUNAAN DATA PRIBADI


Poin ini mencakup larangan bagi pihak-pihak yang mengumpulkan data pribadi
bukan miliknya, memasang dan/atau mengoperasikan alat pemroses atau
pengolah data visual yang bukan miliknya untuk menguntungkan diri sendiri
yang data mengakibatkan kerugian pemilik data pribadi.

6. PEMBENTUKAN PEDOMAN PERILAKU PENGENDALI DATA PRIBADI


Poin ini terkait dengan asosiasi pelaku usaha untuk membentuk pedoman
perilaku pengendali data pribadi, dengan mempertimbangkan tujuan
pemrosesan data pribadi, prinsip perlindungan data pribadi, juga kepentingan
pemilik data pribadi.
Regulatory insight
7. PENYELESAIAN SENGKETA DAN HUKUM ACARA
Pasal 56 mengatur tentang penyelesaian sengketa perlindungan data pribadi dilakukan
melalui arbitrase, pengadilan, atau penyelesaian sengketa alternatif lainnya.
8. KERJA SAMA INTERNASIONAL
Terkait dengan kerja sama internasional dalam hal perlindungan data pribadi, diatur dalam
pasal 57. Kerjasama internasional dilakukan oleh pemerintah dengan pemerintah negara
lain atau organisasi internasional, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan prinsip hukum internasional.
9. PERAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT
Pemerintah berperan mewujudkan penyelenggaraan perlindungan data pribadi, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh menteri. Masyarakat dapat berperan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dalam mendukung terselenggaranya perlindungan data pribadi.
10. KETENTUAN PIDANA
Ketentuan ini memuat konsekuensi-konsekuensi hukum atas pelanggaran terhadap aturan
perlindungan data pribadi, termasuk hukuman penjara paling lama 7 tahun dengan denda
maksimal hingga Rp70 miliar.

Anda mungkin juga menyukai