Anda di halaman 1dari 14

363

PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU TERHADAP


PENGEMBANGAN INDUSTRI TEKNOLOGI ELEKTRONIKA INDONESIA

INTEGRATED LAYOUT CIRCUIT DESIGN REGISTRATION SYSTEM FOR


INDONESIA ELECTRONICS TECHNOLOGY DEVELOPMENT

Sudjana
Departemen Hukum Teknologi Informasi Komunikasi dan Kekayaan Intelektual
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

sdjana@yahoo.com

ABSTRAK
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan kepada pendesain yang melakukan pendaftaran. Jika pemilik desain
tidak melakukan pendaftaran, maka tidak mendapat pelindungan hukum. Kajian ini bertujuan untuk menentukan sistem
pendaftaran yang dianut dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkut Terpadu. Teori
yang digunakan adalah teori tentang Kekayaan Intelektual, sedangkan metode yang digunakan adalah yuridis normatif
yaitu mengkaji bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran
terhadap peraturan-peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Hasil temuan
menunjukan bahwa permohonan pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak dilakukan pemeriksaan substantif,
melainkan hanya administratif saja. Selanjutnya, belum ada pendaftaran untuk mendapatkan Hak Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu karena kualitas sumber daya manusia atau kurangnya kesadaran hukum pendesain, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ketentuan tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu secara yuridis sosiologis belum merealisasikan
pengembangan industri teknologi elektronika di Indonesia.

Kata kunci: pendesain, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, kekayaan intelektual, yuridis normatif, sistem pendaftaran
kekayaan Intelektual

ABSTRACT

Integrated Circuit Layout Design rights are given to the designer who registers; if the design owner does not register,
there is no legal protection for him. This study aims to determine the registration system adopted in Law No. 32 of 2000
concerning Integrated Circuit Layout Design. The theory used is the theory of Intellectual Property, while the method
used is normative juridical, namely reviewing library materials or secondary data as the basic material to be examined
by conducting a search of the regulations and the literature relating to the problem under study. The findings indicate
that for Integrated Circuit Layout Design registration applications, there is no substantive examination performed, only
administrative ones. Furthermore, there is no registration to obtain Integrated Circuit Layout Design rights due to the
quality of human resources or lack of legal awareness of the designer. Therefore, it can be concluded that the provisions
regarding Integrated Circuit Layout Design in a sociologically juridical manner have not yet realized the development
of the electronics technology industry in Indonesia.

Keywords: designer, Integrated Circuit Layout Design, Intellectual property, normative juridical, registration system
Intellectual property
364 Jurnal Sosioteknologi Volume 19, No 3, Desember 2020

PENDAHULUAN dilakukan, karena permohonan pendaftaran


Keikutsertaan Indonesia dalam keanggotaan sebagai syarat utama bagi pemegang hak yang
WTO mewajibkan untuk melaksanakan sah belum ada. Padahal pelindungan hukum
ketentuan Agreement on Trade Related Aspect dalam arti menjamin hak dan kewajiban
of Intellectual Property Rights (Persetujuan pendesain baru diakui apabila DTLST yang
TRIPs-WTO) yang mengatur aspek-aspek bersangkutan didaftarkan, sehingga pendaftaran
Kekayaan Intelektual dihubungkan dengan menjadi penting karena berakibat terhadap
Perdagangan (Soeparman, A, 2013: 49). kepastian hukum dan kepentingan pemerintah
Peranan Kekayaan Intelektual (selanjutnya dalam melakukan kebijakan untuk menentukan
disebut KI) di bidang Desain Tata Letak Sirkuit perencanaan dan pembinaan dalam rangka
Terpadu (selanjutnya disebut DTLST) harus pengembangan industri elektronika nasional.
mampu mengembangkan industri eletronika Berdasarkan hal tersebut, identifikasi
dengan cara mendorong timbulnya desain- masalahnya adalah bagaimana pendaftaran
desain baru serta menciptakan stabilitas, DTLST menurut hukum UU No 32 Tahun
dalam arti melindungi setiap kepentingan 2000? dan bagaimana akibat belum adanya
pelaku ekonomi dalam kaitan dengan industri pendaftaran DTLST terhadap pengembangan
elektronika dan perdagangan internasional. Hal industri teknologi elektronika di Indonesia?
itu dirasakan sebagai suatu tantangan karena Ketentuan Internasional yang mengatur
dalam kenyataannya, perkembangan hukum KI tentang sirkuit terpadu adalah Perjanjian
di negara maju berlangsung cepat sehubungan Washington (Washington Treaty yang dibuat di
dengan cepatnya perkembangan teknologi Washington, D.C. Amerika Serikat pada tanggal
informasi atau komputer dan perekonomian 26 Mei 1989). Pasal 2 Perjanjian tersebut
(Rahmah, M, 2017: 90) sedangkan Indonesia menjelaskan tentang definisi sirkuit terpadu
sebagai negara berkembang masih belum sebagai berikut: “Integrated Circuit means
memadai untuk berperan secara wajar dalam a product, in its final form or an intermediate
suasana arus globalisasi terutama menyangkut form, in which the elements, at least one of
kuantitas kepemilikan KI khususnya DTLST which is an active element, and some or all
yang masih baru dibandingkan KI lainnya of the interconnection are integraly form in
(Bintang, S, 2018: 24). and / or on a piece of material and which is
Peningkatan kualitas sumber daya manusia intended to perform an electronic function.“
Indonesia yang mampu berkreasi dan berinovasi (Suatu produk chip semikonduktor adalah
dalam mendesain teknologi, kesadaran pendesain bentuk akhir atau tingkatan lanjutan dari setiap
untuk memhami hak dan kewajibanya berkaitan produk yang memiliki dua atau lebih lapisan
dengan DTLST, dana yang mencukupi serta metalik, penyekat, atau bahan semikonduktor,
didukung kebijakan pemerintah komprehensif lapisan atau bagian sebaliknya, atau sketsa
dalam pengembangan teknologi nasional yang atau yang dapat dilepaskan dari sebaliknya,
konsisten tidak dapat ditunda-tunda lagi. Hal sekeping bahan semikonduktor sesuai dengan
tersebut menimbulkan konsekuensi perlunya pola yang ditetapkan sebelumnya dimaksudkan
memanfaatkan peranan hukum di bidang KI untuk melakukan fungsi kontak elektronik).
yaitu DTLST (UU No 32 Tahun 2000), yang Layout Design adalah:“The three-dimensionnal
mengatur tentang penggunaan desain teknologi disposetion, however expressed, of the element,
elektronika yaitu teknologi yang berkaitan and of some or all of the interconnections of an
dengan rancangan peletakan tiga dimensi Integrated Circuit, or such a three-dimensional
dari berbagai elemen aktif serta interkoneksi disposition prepared for an Integrated Circuit
sebagai tempat bergantung perangkat berbentuk intended for manufacture.”
Chip (Circuit housed in a platform) dan IC Perjanjian Washington mengatakan
(Integrated Circuit). Namun, sampai saat ini bahwa kewajiban menurut Perjanjian ini tidak
pemanfaatan melalui kepemilikan hak belum akan mempengaruhi kewajiban suatu negara
PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU... Sudjana 365

berdasarkan Konvensi Paris untuk pelindungan saing dalam lingkup perdagangan nasional dan
Hak Milik Perindustrian dan Konvensi Bern internasional sehingga perlu diciptakan iklim
untuk pelindungan hak cipta. Ketentuan Pasal yang mendorong kreasi dan inovasi masyarakat
12 Perjanjian Washington mengatakan: “This (UU.No. 32 Tahun 2000 Tentang DTLST).
Treaty shall not effect the obligations what any Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah
Contracting Party may have under the Paris bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,
Convention for the Protection on Industrial dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai
Property or Bern Convention for the Protection lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk
of Literary and Artistic Works. Ketentuan Pasal kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
16 khususnya Ayat (3) Perjanjian Washington industri (UU No 3 Tahun 2014 tentang
mengatakan “bahwa pelindungan Layout- Perindustrian). Adapun istilah teknologi berasal
Design yang ada pada saat berlakunya perjanjian dari kata “teknik“ atau technique dari kata-kata
ini, suatu negara anggota mempunyai hak untuk Yunani “technikos“ yang berarti kesenian atau
tidak memperlakukan IPIC Treaty terhadap ketrampilan dan “logos“ yaitu ilmu atau asas-
DTLST yang sudah ada pada saat mulai asas utama (fundamental principles).
berlakunya perjanjian ini”. Teknologi berasal dari bahasa Yunani
Implementasi Ketentuan TRIPs-WTO “technologia“ yang artinya pembahasan
adalah UU No. 32 Tahun 2000 Tentang DTLST sistematik tentang seluruh seni dan kerajinan
yang dalam Pasal 1 butir 1 menjelaskan “Sirkuit (systematic treatment of the art and craft).
Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi Perkataan tersebut mempunyai akar kata “techne”
atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat dan “logos” (perkataan atau pembicaraan). Akar
berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu kata “techne” pada zaman Yunani Kuno berarti
dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang seni (art), kerajinan (craft). Dari hal tersebut
sebagian atau seluruhnya saling berkaitan maka pada zaman Yunani, teknologi diartikan
serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah sebagai seni memproduksi alat-alat produksi
bahan semi konduktor yang dimaksudkan untuk dan menggunaannya. (Ngafifi, M, 2014: 36).
menghasilkan fungsi elektronik.” Definisi tersebut kemudian berkembang menjadi
Ketentuan Pasal 1 butir 2 UU tersebut penggunaan ilmu pengetahuan sesuai dengan
menjelaskan ”Desain Tata Letak adalah kreasi kebutuhan manusia. Teknologi dapat pula
berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari dimaknai sebagai pengetahuan mengenai cara
berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu pembuatan sesuatu (know-how of making things)
dari elemen tersebut adalah elemen aktif, atau “bagaimana melakukan sesuatu” (know-
serta sebagian atau semua interkoneksi dalam how of doing things), dalam arti kemampuan
suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga untuk mengerjakan sesuatu dengan nilai yang
dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan tinggi, baik nilai manfaat maupun nilai jualnya
pembuatan Sirkuit Terpadu.” (Martono, 2012: 276).
Paingot Rambe Manalu sebagaimana Dalam kaitan dengan industri, teknologi
dikutip (Sudjana, 2017: 223) menjelaskan adalah proses meningkatkan nilai tambah
bahwa ketika Layout Design diciptakan dengan menggunakan produk lain yang telah
(belum berbentuk Integrated Circuit), maka ada, sehingga teknologi merupakan bagian yang
sesungguhnya termasuk hak cipta, namun tidak terpisahkan dari sistem industri.
setelah proses mentransfer dari wujud desain Menurut Merriam Webster Dictionary
menjadi cip (Micro-Chip) tidak lagi hak cipta. “technology“ disamakan dengan “applied
Karena keunikan itu, maka tepat peraturannya science” atau “a technical method of schieving
dilakukan tersendiri. a practical purpose”, sedangkan elektronika
Pelindungan terhadap KI di bidang DTLST (Budiman, A. tanpa tahun: 88 dan 86) adalah
bertujuan untuk memajukan desain dalam bagian dari ilmu pengetahuan dan teknik yang
industri elektronika yang mempunyai daya ada sangkut pautnya dengan alat-alat elektron
366 Jurnal Sosioteknologi Volume 19, No 3, Desember 2020

dan penggunaannya. Alat-alat elektron ialah alat


terjadinya aliran elektron melalui ruang hampa,
gas, atau setengah penghantar, seperti tabung
elektron, transistor, tabung gas, sirkuit terpadu
dan lain-lain. Elektron merupakan partikel dasar
yang bermuatan listrik positif, dengan masa
yang sangat kecil yaitu kurang lebih sebesar 1
elektron negatif (-1 ).
Kajian ini bertujuan untuk memperoleh
kejelasan tentang pendaftaran - pendaftaran
DTLST menurut hukum UU No 32 Tahun
2000 dan menentukan akibat belum adanya
pendaftaran DTLST terhadap pengembangan
industri teknologi elektronika di Indonesia.
Adapun manfaat kajian ini adalah pertama,
manfaat teoritis yaitu pengembangan hukum
KI khusus DTLST. Kedua, manfaat praktis
sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah
dalam merumuskan kebijakan berkaitan dengan
pelindungan DTLST.

METODE
Metode yang digunakan adalah yuridis normatif,
mengkaji bahan pustaka atau data sekunder
yang terdiri atas bahan hukum primer (peraturan
perundang-undangan), bahan hukum sekunder Gambar 1 Contoh Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
(literatur atau pandapat ahli) dan bahan hukum
tersier (kamus dan sumber digital lainnya) sebagai Perlindungan terhadap Desain Tata Letak
bahan dasar untuk menganalisis permasalahan Sirkuit Terpadu diberikan kepada pemegang hak
yang diteliti. Analisis data yang digunakan sejak pertama kali desain tersebut dieksploitasi
adalah kualitatif, yaitu data yang telah diperoleh secara komersial di manapun, atau sejak
dianalisis melalui penalaran berdasarkan logika Tanggal penerimaan. Dalam hal Desain Tata
untuk dapat menarik simpulan yang logis Letak Sirkuit Terpadu telah dieksploitasi secara
(Novita, Prasetyo & Suparno, dikutip dalam komersial, permohonan harus diajukan paling
Sudjana, 2020: 91). lama dua tahun terhitung sejak tanggal pertama
kali dieksploitasi (UU No.32 Tahun 2000;
HASIL DAN PEMBAHASAN Pasal 4). Berdasarkan hal tersebut, publikasi
berupa eksploitasi secara komersil DTLST yang
Permohonan Pendaftaran Desain Tata Letak
belum didaftar tidak menyebabkan gugurnya
Sirkuit Terpadu
hak mengajukan permohonan pendaftaran.
DTLST merupakan produk yang berkaitan Undang-undang tetap memberikan kesempatan
dengan teknologi elektro di dalam sebuah bahan mengajukan permohonan pendaftaran kepada
semi konduktor. karya DTLST yang telah dieksploitasi secara
komersil (dijual, dipakai, diedarkan dengan
tujuan mendapatkan keuntungan) dengan syarat
paling lama setelah 2 tahun sejak dieksploitasi
DTLST yang bersangkutan harus didaftar.
Dengan kondisi tersebut, penentuan mulainya
PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU... Sudjana 367

jangka waktu pelindungan didasarkan pada Ketentuan Pasal 9 UU No. 32 Tahun 2000
tanggal pertama kali dieksploitasi bagi yang menjelaskan bahwa DTLST diberikan atas
melakukan eksploitasi sebelum mendaftar, dasar permohonan. Selanjutnya menurut Pasal
sedangkan bagi yang langsung mengajukan 11 UU. tersebut setiap permohonan hanya dapat
pendaftaran tanpa eksploitasi didasarkan pada diajukan untuk 1 (satu) DTLST. Pada dasarnya,
tanggal penerimaan. permohonan hak DTLST diajukan secara tertulis
Keadaan ini sangat menguntungkan dalam bahasa Indonesia oleh Pendesainnya
bagi pendesain DTLST, karena dengan sendiri kepada Ditjen dengan membayar
eksploitasi terlebih dahulu pendesain akan biaya permohonan pendaftaran dan syarat
tahu tanggapan pasar terhadap produknya. administrasi lainnya yang telah ditentukan, serta
Jika tanggapannya baik dan menguntungkan, ditandatangani oleh Pemohon atau kuasanya.
kesempatan mengajukan pendaftaran ditempuh, Dalam hal permohonan diajukan oleh bukan
sehingga pelindungan akan diperoleh, dengan pendesainnya, menurut Pasal 10 Ayat (6) UU.
demikian pendesain mendapat keuntungan No. 32 Tahun 2000 permohonan harus disertai
secara ekonomis. Hal seperti ini tidak diperoleh dengan pernyataan yang dilengkapi dengan
inventor yang mengajukan paten dan pendesain bukti yang cukup bahwa pemohon berhak atas
dalam desain industri, karena harus mendaftar DTLST yang bersangkutan. Bukti yang cukup
terlebih dahulu sebelum memasarkan invensinya adalah bukti yang sah dan benar bahwa pemohon
dan produk desainnya tersebut, padahal belum berhak mengajukan permohonan. Ketentuan ini
tentu dapat diterima pasar, sehingga banyak yang dimaksudkan untuk melindungi kepentingan
tidak memperoleh keuntungan dari invensi dan pendesain dari hal-hal yang dapat merugikan.
desain produknya, mengingat untuk mengajukan Pemohon yang bukan pendesain itu adalah pihak
permohonan pendaftaran diperlukan biaya yang lain yang menerima pengalihan hak DTLST dari
tidak sedikit, terutama dalam pelindungan paten pendesainnya sendiri.
terdapat biaya tahunan yang harus dibayar setiap Ketentuan Pasal 10 Ayat (2) UU No. 32
tahunnya tanpa melihat apakah patennya laku Tahun 2000 menjelaskan bahwa permohonan
dipasaran atau tidak? Adapun kelemahan dari pendaftaran DTLST selain diajukan sendiri oleh
ketentuan di atas adalah bagaimana jika terdapat pemohon, juga dapat diajukan oleh kuasanya.
DTLST yang sama dari pendesain yang berbeda? Pasal 1 butir 10 UU No. 32 Tahun 2000
Kemudian pendesain pertama mengekploitasi menjelaskan bahwa kuasa adalah konsultan KI
sebelum mendaftar kemudian pendesain yang sebagaimana diatur dalam UU ini. Selanjutnya
ke dua langsung mendaftar tanpa eksploitasi pasal 1 butir 12 UU No. 32 Tahun 2000
terlebih dahulu, yaitu waktu pendaftaran menyatakan konsultan KI adalah orang yang
pendesain kedua adalah pada masa 2 (dua) tahun memiliki keahlian di bidang KI dan secara
setelah ekploitasi pendesain pertama, sedangkan khusus memberikan jasa di bidang pengajuan
pada masa itu pendesain pertama masih dapat dan pengurusan permohonan paten, merek,
mengajukan pendaftaran sehingga dapat terjadi desain Industri, DTLST serta bidang-bidang
tumpang tindih pendaftaran. Namun demikian, KI lainnya dan terdaftar sebagai konsultan KI
pendaftar pertama secara hukum lebih berhak di Ditjen. Dengan demikian, pengertian kuasa
dari pendaftar berikutnya berdasarkan first to file bukan orang lain seperti tercantum dalam Pasal
(pemegang hak adalah pendaftar pertama). 10 Ayat (2) UU No. 32 Tahun 2000, tetapi
Pendesain yang telah dapat membuat harus seorang konsultan KI. Hal ini berarti
kreasi dan inovasi baru yang berupa DTLST tidak dapat menjadi kuasa dari pendesain untuk
sesuai dengan prinsip konstitutif (harus mendaf- mengajukan permohonan pendaftaran DTLST
tarkan) ke Ditjen KI agar mendapat pelindungan seorang yang bukan konsultan KI padahal Pasal
hukum. Hal ini sebagai konsekuensi dianutnya 10 Ayat (6) UU No. 32 Tahun 2000 memberikan
stelsel konstitutif dalam UU. No. 32 Tahun 2000, kemungkinan pihak lain yang bukan pendesain
yang berarti pemegang hak akan dilindungi untuk mengajukan permohonan pendaftaran
apabila melakukan permohonan pendaftaran. DTLST. Selanjutnya, dalam hal permohonan
368 Jurnal Sosioteknologi Volume 19, No 3, Desember 2020

diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu permohonan diterima, ditolak, ataupun ditarik
pemohon, permohonan tersebut ditandatangani kembali.
oleh salah satu pemohon dengan melampirkan Ketentuan Pasal 17 UU. No. 32 Tahun
persetujuan tertulis dari para pemohon lain. 2000 menyatakan permintaan penarikan
Ketentuan Pasal 12 UU. No. 32 Tahun 2000 kembali permohonan pendaftaran DTLST dapat
menjelaskan bahwa pemohon yang bertempat diajukan secara tertulis kepada Ditjen KI oleh
tinggal di luar wilayah Negara Republik pemohon atau kuasanya selama permohonan
Indonesia, harus mengajukan permohonan tersebut belum mendapat keputusan, dalam arti
melalui kuasa dan harus menyatakan dan permohonan yang belum terdaftar dalam daftar
memilih domisili hukumnya di Indonesia. umum DTLST. Adapun larangan mengajukan
Ketentuan ini dimaksudkan untuk memudahkan permohonan dan kewajiban menjaga kerahasiaan
pemohon yang bersangkutan karena dokumen bagi pegawai aktif dan pensiunan dari Ditjen KI
permohonan yang akan diajukan harus diatur dalam Pasal 18 UU No. 32 Tahun 2000
seluruhnya menggunakan bahasa Indonesia. yang berbunyi selama masih terikat dinas aktif
Tanggal penerimaan permohonan hingga 12 (dua belas) bulan sesudah pensiun
pendaftaran DTLST, menurut Pasal 14 UU atau berhenti karena sebab apapun dari Ditjen
No. 32 Tahun 2000 adalah tanggal diterimanya KI, Pegawai Ditjen KI atau orang yang karena
permohonan dengan syarat pemohon telah tugasnya bekerja untuk/atau atas nama Ditjen KI
mengisi formulir permohonan; melampirkan dilarang mengajukan permohonan, memperoleh,
salinan gambar atau foto dan uraian dari memegang, atau memiliki hak yang berakaitan
DTLST yang dimohonkan pendaftarannya; dan dengan DTLST, kecuali jika pemilikan tersebut
membayar biaya permohonan yang besarnya diperoleh karena pewarisan. Selanjutnya dalam
ditetapkan oleh Pemerintah. Selanjutnya, Pasal 19 UU No. 32 Tahun 2000 mengatakan
Pasal 15 UU No. 32 Tahun 2000 menjelaskan terhitung sejak tanggal penerimaan, seluruh
bahwa apabila terdapat kekurangan pemenuhan pegawai Ditjen KI atau orang yang karena
syarat-syarat dan kelengkapan permohonan tugasnya bekerja untuk dan/atau atas nama
pendaftaran, Ditjen KI memberitahukan kepada Ditjen KI berkewajiban menjaga kerahasiaan
pemohon atau kuasanya agar kekurangan tersebut permohonan sampai dengan diumumkannya
dipenuhi dalam waktu 3 (tiga) bulan terhitung permohonan yang bersangkutan.
sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuan Pemberian hak dan Pengumuman diatur
pemenuhan kekurangan tersebut, bukan dihitung dalam Pasal 20 Ayat (1) UU No. 32 Tahun
sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan 2000, yang mengatakan setelah menerima
oleh pemohon. Tanda pengiriman dibuktikan permohonan pendaftaran DTLST, Ditjen
dengan cap pos, dokumen pengiriman, atau KI melakukan pemeriksaan kelengkapan
bukti pengiriman lainnya. Jangka waktu persyaratan administratif. Penjelasan Pasal 20
tersebut dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) Ayat (1) UU No. 32 Tahun 2000 mengatakan
bulan atas permintaan pemohon. Kemudian yang dimaksud dengan pemeriksaan adalah
berdasarkan Pasal 16 Ayat (1) UU No. 32 Tahun pemeriksaan administratif (formality check)
2000, apabila kekurangan tidak dipenuhi dalam yang berkaitan dengan kelengkapan persyaratan
jangka waktu yang telah ditentukan, Ditjen KI administratif permohonan pendaftaran DTLST
memberitahukan secara tertulis kepada pemohon (Usman, 2013: 488). Namun Ditjen KI tidak
atau kuasanya bahwa permohonannya dianggap melakukan pemeriksaan substantif, padahal
ditarik kembali. Sehubungan dangan itu, Pasal syarat diterimanya sebuah DTLST adalah karya
16 Ayat (2) menjelaskan segala biaya yang telah yang original (asli/benar-benar dibuat oleh
dibayarkan kepada Ditjen KI tidak dapat ditarik orang yang bersangkutan), jika tidak dilakukan
kembali. Ketentuan yang mengatakan bahwa pemeriksaan substantif bagaimana dapat
seluruh biaya yang dibayarkan dalam kaitannya diketahui karya tersebut original atau tidak.
dengan permohonan pendaftaran DTLST tidak Dengan tidak adanya pemeriksaan substantif,
dapat ditarik kembali berlaku juga dalam hal dimungkinkan terdapat penerimaan 2 atau
PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU... Sudjana 369

lebih karya DTLST yang sama. Tidak adanya media penyimpanan, misalnya CD-Rom dan
pelaksanaan pemeriksaan substantif jika dalam Optical disk. Setelah itu, menurut ketentuan
proses pengumuman tidak terdapat keberatan Pasal 20 Ayat (2) UU No. 32 Tahun 2000 Ditjen
dari pihak ketiga. Padahal dalam kenyataannya, KI mengeluarkan sertifikat DTLST diberikan
dapat terjadi pengumuman terhadap permohonan kepada pemohon yang bersangkutan paling
DTLST tidak ada keberatan karena informasi lama dalam jangka waktu 2 (dua) bulan sejak
itu tidak diterima secara merata. Akibatnya dipenuhinya persyaratan yang telah ditentukan
dengan mekanisme seperti ini dapat terjadi oleh UU.
pihak Direktorat Jenderal KI “kecolongan” Pembatalan pendaftaran DTLST
dalam pemberian hak DTLST. Selain itu, untuk berdasarkan permintaan pemegang haknya
tujuan pengumuman permohonan, Ditjen KI diatur dalam Pasal 29 UU No. 32 Tahun 2000
melakukan klasifikasi dan memeriksa hal-hal yang menjelaskan bahwa DTLST terdaftar dapat
yang dianggap tidak jelas atau tidak patut jika dibatalkan oleh Ditjen atas permintaan tertulis
permohonan tersebut diumumkan. Permohonan yang diajukan oleh pemegang hak, namun
tersebut diajukan secara tertulis dalam bahasa harus disetujui secara tertulis oleh penerima
Indonesia dengan membayar biaya yang telah lisensi hak DTLST serta keputusan pembatalan
ditetapkan, ditandatangani, memuat persyaratan diberitahukan secara tertulis oleh Ditjen
lainnya, dan lampiran-lampiran yang diperlukan. kepada pemegang hak, penerima lisensi jika
Permohonan tersebut hanya dapat diajukan telah dilisensikan sesuai dengan catatan dalam
untuk 1 (satu) DTLST. Ketentuan Pasal 20 Ayat daftar umum DTLST, pihak yang mengajukan
(2) UU No. 32 Tahun 2000 mengatakan terhadap pembatalan dengan menyebutkan bahwa hak
permohonan yang telah memenuhi persyaratan DTLST yang telah diberikan dinyatakan tidak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal berlaku lagi terhitung sejak tanggal keputusan
10, dan Pasal 11 UU No. 32 Tahun 2000, pembatalan, kemudian keputusan pembatalan
Ditjen KI memberikan hak atas permohonan tersebut dicatatkan dalam daftar umum DTLST
tersebut, dan mencatatkannya dalam daftar dan diumumkan dalam berita resmi DTLST.
umum DTLST serta mengumumkannya dalam
Berita Resmi DTLST atau sarana lain, yaitu

Bagan 1 Prosedur Pendaftaran Hak DTLST


(Sumber: Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, 2019)
370 Jurnal Sosioteknologi Volume 19, No 3, Desember 2020

Implikasi terhadap Pengembangan Industri Indonesia masih merupakan sesuatu yang baru
Elektronika di Indonesia dan berkaitan dengan teknologi tinggi, biaya
Potensi untuk mengembangkan industri pembuatan yang mahal serta perlu keahlian
elektronika melalui perancangan DTLST khusus. Selain itu, berkaitan dengan sikap
tersebut sebenarnya sudah terbuka (Sung & pendesain itu sendiri yang beranggapan prosedur
Moon, 2013: 257). Namun, dalam kenyataannya pendaftaran DTLST sangat rumit, memerlukan
sampai saat ini belum ada pihak-pihak yang waktu yang lama, dan biaya pengurusan yang
mengajukan permohonan pendaftaran DTLST tinggi (padahal tidak) sehingga tidak perlu
kepada Ditjen KI padahal sesuai dengan sistem mendaftarkannya. Dengan demikian, hal ini
konstitutif yang dianut dalam UU. No. 32 Tahun berkaitan dengan tingkat kesadaran hukum
2000, pendaftaran merupakan syarat mutlak yang masih rendah yaitu menyangkut indikator
agar mendapat pelindungan. pengetahuan hukum, pemahaman hukum,
Berdasarkan hal itu, timbul pertanyaan sikap hukum, dan pola perilaku hukum yang
mengapa permohonan pendaftaran DTLST belum baik. Oleh karena itu, sosiologi hukum
sampai sekarang belum ada. Dalam hal ini berperan dalam upaya sosialisasi hukum untuk
kemungkinan terdapat 2 (dua) asumsi (Sudjana, meningkatkan kesadaran hukum yang positif,
2017: 243), pertama memang kualitas SDM bagi warga masyarakat secara keseluruhan,
Indonesia belum mampu dan ketiadaan modal maupun dari kalangan penegak hukum.
yang mencukupi serta sarana penunjang fisik (Soekanto, S, 2012:13; Rifqi, M.S, 2017: 68).
yang belum lengkap untuk merancang DTLST.
Hal ini disebabkan industri elektronika bagi

TABEL 1 BIAYA DAN TARIF PENGURUSAN DTLST

Sumber: Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (2019)


PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU... Sudjana 371

Apabila DTLST tersebut belum dirancang Pranata hukum lisensi DTLST merupakan
sebagaimana yang diharapkan karena faktor sarana alih teknologi elektronika yang dapat
kualitas SDM belum mampu dan kekurangan meningkatkan kemampuan dalam menguasai
modal serta sarana penunjang yang belum teknologi tersebut sehingga menciptakan desain
lengkap, akan berakibat tidak munculnya kreasi teknologi elektronika sendiri. Selanjutnya,
dan inovasi di bidang industri elektronika. Hal mekanisme alih teknologi kedua yang dapat
ini membawa konsekuensi yang lebih luas dipilih sebagai alternatif adalah PMA, yang
lagi, yaitu tidak terjadi pengembangan industri mempunyai kelebihan dalam hal membantu
elektronika Indonesia karena tidak dapat pembangunan ekonomi negara penerima modal
menghasilkan DTLST yang baru dan orisinal. antara lain dalam pengembangan tenaga kerja
Upaya untuk mengatasi permasalahan domestik. Apabila dianalisis dari segi yuridis,
tersebut adalah melakukan kebijakan melalui perundang-undangan yang berkaitan dengan
alih teknologi kemampuan bukan sekadar alih pengembangan industri elektronika melalui
teknologi secara fisik dari negara-negara yang lisensi dan PMA belum sepenuhnya mendukung
telah maju industri elektronikanya baik secara kebijakan tersebut.
langsung, melalui pendidikan dan pelatihan UU No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem
serta perjanjian lisensi, maupun tidak langsung Nasional Penelitian, Pengembangan, dan
berdasarkan PMA (WIPO). Sehubungan dengan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
hal itu, perundang-undangan yang berkaitan diubah melalui UU. No. 11 Tahun 2019 tentang
dengan alih teknologi, perjanjian lisensi, dan Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
PMA harus dapat mendukung kelancaran merupakan landasan dalam pengembangan
pengembangan industri elektronika tersebut. teknologi Indonesia menjelaskan tentang kerja
Alih teknologi melalui pranata hukum sama internasional yang dapat diusahakan
lisensi lebih menguntungkan kedua belah oleh semua unsur kelembagaan IPTEK untuk
pihak yaitu licensor dan licensee serta meningkatkan alih teknologi dari negara-negara
biayanya lebih murah dibandingkan dengan lain serta meningkatkan partisipasi dalam
pembelian teknologi fisik yang seringkali kehidupan masyarakat ilmiah internasional.
menimbulkan ketergantungan teknologi secara Kerja sama tersebut harus dilaksanakan atas
terus menerus. Hal ini sejalan dengan pendapat dasar persamaan kedudukan yang saling
Warren J. Keegen yang mengatakan bahwa menguntungkan dengan tidak merugikan
biaya pemberian lisensi ini tidak besar, dan kepentingan nasional, serta tidak bertentangan
karenanya dapat meningkatkan penjualan dan dengan peraturan perundang-undangan. Namun,
keuntungan perusahaan secara lebih optimal. tidak secara eksplisit mengatur tentang lisensi
Meskipun demikian, bukanlah suatu hal yang di bidang KI. Ketentuan UU. No.11 Tahun
mudah bagi seorang pengusaha yang ingin 2019 masih bersifat umum, dalam arti mengatur
mengembangkan usahanya melalui lisensi norma-norma tentang penyelenggaraan IPTEK,
sehingga harus dilakukan secara selektif agar tetapi implementasinya secara teknis operasional
tercipta suatu sinergi yang optimum (Saleh, S, belum jelas.
tanpa tahun: 11). Lisensi merupakan salah satu Pengaturan di bidang alih teknologi
alternatif yang dapat di pilih sebagai mekanisme kekayaan intelektual serta hasil penelitian dan
alih teknologi karena memiliki kelebihan dalam pengembangan oleh perguruan tinggi dan lembaga
pengembangan bisnis (Widjaja, G, 2011: 3), penelitian dan pengembangan telah ada sejak
antara lain mempercepat proses pengembangan dikeluarkan PP. No. 20 Tahun 2005 (Peraturan
usaha bagi industri-industri padat modal dengan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005). Namun, PP
menyerahkan sebagian proses produksi melalui tersebut tidak mengatur secara tegas tentang alih
teknologi yang dilisensikan dan pihak pemberi teknologi yang berasal dari luar negeri. Padahal
lisensi ataupun pihak penerima lisensi dapat alih teknologi DTLST pada umumnya berasal
melakukan trade off (barter) teknologi. dari luar negeri terutama negara-negara maju
372 Jurnal Sosioteknologi Volume 19, No 3, Desember 2020

dalam industri teknologi elektronikanya, seperti seyogianya dapat dilakukan melalui fasilitas
Amerika dan Jepang. Kemudian pengaturan internet atau online system sehingga lebih cepat
khusus tentang perjanjian lisensi DTLST juga dan hemat. Upaya lain yang dapat dilakukan
belum ada, pada saat ini hal-hal yang berkaitan sehubungan dengan sosialisasi UU. No.32
dengan perjanjian lisensi masih didasarkan pada Tahun 2000 adalah pemerintah membentuk
asas kebebasan berkontrak sebagaimana diatur sentra-sentra KI di seluruh Indonesia bekerja
dalam Pasal 1338 dan Pasal 1320 KUHPerdata sama dengan Perguruan Tinggi dan Balitbang
serta ketentuan alih teknologi yang diatur serta Lembaga Swadaya Masyarakat sehingga
secara sumir dalam UU.No. 32 Tahun 2000. dapat menyebarluaskan informasi terutama yang
Pada umumnya dalam perjanjian lisensi, posisi berkaitan dengan pendaftaran DTLST.
licensee tidak menguntungkan dibandingkan Jika alih teknologi elektronika tersebut
dengan licensor (Astutty, D.M, 2011: 59). Hal telah memberikan kemampuan untuk
ini disebabkan teknologi dilihat dari segi bisnis merancang DTLST sendiri, pemerintah dan
merupakan aset yang diciptakan melalui investasi pihak terkait lainnya harus mendorong agar
dengan risiko tinggi dan biaya besar sehingga mau mendaftarkannya sehingga mendapat
dengan menguasai teknologi memungkinkan pelindungan hukum. Upaya yang dapat
pemiliknya memperoleh kekuatan bukan hanya dilakukan adalah menjalin kerjasama antara
dalam bidang ekonomi saja, melainkan juga pendesain potensial dengan pelaku usaha atau
sosial dan politik. Oleh karena itu, wajar apabila koordinasi antarinstansi terkait. Kerjasama
pemilik teknologi memertahankan teknologi antara pendesain potensial dengan pelaku usaha
yang dimilikinya dan dirasakan esensial dengan dikembangkan dalam bentuk dukungan dana
cara menuangkan klausula-klausula yang untuk perancangan DTLST kemudian melakukan
harus dipenuhi oleh penerima lisensi. Dengan perjanjian tentang kepemilikan hak melalui
demikian, yang mungkin dapat dilakukan pendaftaran DTLST. Sedangkan kerjasama yang
adalah membuat posisi tawar dalam melakukan dibuat antara Kantor KI khususnya DTLST baik
perjanjian, melalui ketentuan hukum yang dapat pemerintah maupun swasta dengan sejumlah
memfasilitasi peningkatan posisi tawar tersebut Perguruan Tinggi, perlu ditindaklanjuti dengan
(Astutty, D.M, 2011: 52). Selain itu, pentingnya membuat rencana pemanfaatan dan pendirian
pengawasan dari instansi terkait terhadap lisensi pusat pengelolaan DTLST termasuk pengurusan
yang diterima sebagaimana dilakukan di negara- tentang pendaftarannya.
negara lain. UU No. 25 Tahun 2007 tentang Upaya lain yang dapat dilakukan adalah
penanaman modal mengatur alih teknologi perlu dipertimbangkan untuk menjadikan KI
karena modal asing tidak hanya berbentuk valuta dengan titik berat pada DTLST sebagai salah
asing, tetapi meliputi alat-alat perlengkapan tetap satu mata kuliah wajib yang tercantum dalam
yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan- kurikulum nasional, tidak hanya di fakultas
perusahaan di Indonesia serta penemuan- hukum saja, tetapi juga di fakultas-fakultas
penemuan milik orang /badan asing. eksakta, khususnya jurusan teknologi elektronika
Apabila belum adanya pendaftaran DTLST sehingga diharapkan lahir cendikiawan-
tersebut berkaitan dengan tingkat kesadaran cendikiawan yang mampu membuat DTLST
hukum masyarakat yang masih rendah, maka serta Perguruan Tinggi yang bersangkutan
upaya sosialisasi UU. No. 32 Tahun 2000 kepada membantu proses permohonan pendaftarannya.
pelaku bisnis, khususnya pendesain potensial Selanjutnya, pembentukan asosiasi yang khusus
merupakan tindakan yang perlu dilakukan oleh mengurus kepentingan para pendesain baik
pemerintah. Ditjen KI perlu menyederhanakan yang berkaitan dengan pembuatan desainnya
proses pendaftaran namun tetap selektif yang harus orisinal dan baru maupun proses
meskipun untuk DTLST hanya melakukan permohonan pendaftarannya untuk mendapatkan
pemeriksaan administratif tidak menyangkut status sebagai pemegang hak DTLST. Unit-unit
substantif. Selain itu, prosedur pendaftaran khusus untuk mengelola aset KI yang berkaitan
PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU... Sudjana 373

dengan DTLST memegang peranan penting HAM ini sejalan dengan konsep pemberian
sebagaimana di negara-negara maju para otonomi yang lebih luas kepada daerah.
peneliti yang bekerja untuk lembaga penelitian Selanjutnya, upaya sosialisasi oleh Ditjen KI
atau perusahaan biasanya tidak berurusan dipandang sinergis dengan otonomi yang lebih
dengan pengelolaan aset KI tersebut secara luas kepada daerah, karena penyelenggaraannya
langsung karena tugas tersebut akan ditangani dilakukan melalui kerja sama dengan Kantor
oleh unit khusus, baik dengan nama unit KI Wilayah Departemen Kehakiman dan HAM di
maupun kantor lisensi teknologi, seperti British semua Ibukota Provinsi, maupun dengan instansi
Technology Group di Inggris dan Stanford terkait di daerah serta kalangan Perguruan
Office Technology Licensing di Amerika Serikat. Tinggi. Program sosialisasi KI ini dimaksudkan
Peneliti independen di Negara-negara maju untuk menumbuhkan sikap tanggap terhadap
mempunyai pilihan untuk mengelola aset KI-nya, tanda-tanda perubahan dan kesadaran tentang
dapat dilakukan sendiri atau bergabung dengan pengaruh KI terhadap kegiatan perekonomian dan
organisasi lisensi teknologi independen untuk investasi, baik makro maupun mikro. Kemudian
menangani komersialisasi KI yang diciptakan, untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada
seperti Arthur D. Little, yaitu suatu organisasi masyarakat mengenai informasi KI, Ditjen
lisensi teknologi independen di Amerika Serikat. KI membangun IPDL (Intellectual Property
Keberadaan unit khusus yang menangani Digital Library) dan DIGIP (Directorate
pengelolaan aset KI, memungkinkan peneliti Generale Intellectual Property). Selanjutnya
berkonsentrasi pada aktivitas penelitiannya dan di bidang adiministrasi, Ditjen KI melakukan
tidak terlalu berurusan dengan aspek hukum penyempurnaan pengelolaan sistem KI dengan
dan administrasi, seperti proses permohonan meningkatkan kualitas SDM, peningkatan sarana
pendaftaran. dan prasarana dan penunjang lainnya dalam
Di Indonesia, meskipun embrio meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
keberadaan unit KI sudah dimulai oleh Institut termasuk pendaftaran DTLST. Upaya tersebut
Teknologi Bandung sejak Tahun 1995, tetapi diharapkan dapat mendorong pendesain untuk
perkembangan yang pesat baru dimulai Tahun mendaftarkan DTLST, agar mendapat kepastian
1999 setelah unit tersebut direstrukturisasi hukum sebagai pemegang hak DTLST yang
menjadi suatu unit manajemen dan lisensi KI sah. Namun, kenyataannya pendaftaran DTLST
dengan nama “Kantor Manajemen HaKI ITB tetap belum ada sehingga berakibat terhadap
(KM HaKI ITB)” (Hilman, H) Selanjutnya, pengembangan industri elektronika.
lembaga lain yaitu universitas, lembaga Kendala dalam pengembangan industri
penelitian, dan perusahaan di Indonesia seperti elektronika sebagai akibat belum adanya
IPB, UI, BPPT, LIPI, IPTN (sekarang PT DI) pendaftaran DTLST, didasarkan pada beberapa
juga mendirikan sentra/unit KI. Lembaga- hal. Pertama, apabila berkaitan dengan kualitas
lembaga tersebut yang merupakan unit khusus SDM Indonesia belum memiliki kemampuan
KI diharapkan dapat berperan maksimal untuk dan dana terbatas dalam merancang DTLST,
mendorong dan mengembangkan kuantitas dan berarti tidak ada kreasi dan inovasi yang
kualitas DTLST termasuk pendaftarannya. dapat menghasilkan industri elektronika.
Peranan Ditjen KI juga sangat penting Hal ini menimbulkan konsekuensi tidak
karena sejak Januari 2001 telah membuka berkembangnya industri elektronika karena
loket-loket pendaftaran KI pada kantor-kantor tidak dapat menciptakan DTLST yang orisinal.
Wilayah Departemen Kehakiman dan HAM di Kedua, ada kemungkinan DTLST telah dapat
semua ibukota provinsi di seluruh Indonesia. dibuat, tetapi tidak didaftarkan, konsekuensinya
Upaya ini ditempuh dalam rangka memberikan pendesain tidak mendapat pelindungan hukum
akses kepada masyarakat untuk mendaftarkan terhadap pihak lain yang melakukan pembajakan
karya-karya intelektualnya di daerah. Program atau peniruan DTLST tersebut karena tidak
pendaftaran KI melalui Kanwil Depkeh dan dikategorikan sebagai perbuatan melawan
374 Jurnal Sosioteknologi Volume 19, No 3, Desember 2020

hukum. Perbuatan tersebut menyebabkan Richard Mengko pemerintah seharusnya dapat


beredarnya DTLST palsu yang harganya lebih mengambil manfaat ekonomi dari perlakuan
murah, tetapi kualitasnya rendah sehingga sistem KI Global sekaligus merupakan komitmen
pengembangan industri elektronika menjadi Indonesia terhadap TRIPs-WTO dengan cara
terhambat. Akibat belum adanya pendaftaran menciptakan infrastruktur dan lingkungan
DTLST berdampak sulitnya untuk mendapatkan pendukung, sehingga dapat mendorong para
informasi mengenai kepemilikan DTLST yang intelektual domestik untuk secara aktif berkarya
telah ada. Padahal pemerintah berkepentingan dan berinovasi secara kompetitif sekaligus
mengenai data pendaftaran DTLST tersebut menarik investasi asing (Sudjana, 2017: 243).
untuk melakukan kebijakan berkaitan dengan Namun, karena industri elektronika yang
perencanaan dan pembinaan dalam rangka berkaitan dengan DTLST bernilai ekonomi dan
pengembangan industri elektronika nasional. perubahannya cepat sesuai dengan kemajuan
Keempat, belum adanya pendaftaran DTLST teknologi, persaingannya juga akan semakin
mempunyai konsekuensi terhadap penerimaan ketat sehingga rawan adanya persaingan usaha
Negara bukan pajak (PNBP), yang sebagian tidak sehat yang menghambat pengembangan
PNBP dialokasikan bagi kegiatan operasional industri elektronika. Dengan demikian, UU.No.
Ditjen KI. Penerimaan PNBP dari hasil 32 Tahun 2000 tentang DTLST harus mampu
pendaftaran dapat digunakan untuk menunjang melindungi hal-hal yang berkaitan dengan
operasionalisasi pengembangan KI, khususnya pengembangan industri elektronika sehingga
DTLST. Dengan demikian, belum adanya diharapkan dapat meningkatkan daya saing
pendaftaran DTLST berkaitan dengan arus sebagai pendukung pembangunan ekonomi
dana yang masuk (cash in flow) ke Kas Negara. Indonesia pada era perdagangan bebas. Namun,
Hal ini mengakibatkan pengembangan industri tetap memiliki orientasi pada kepentingan
elektronika juga tidak dapat dilakukan secara nasional yang mengacu pada falsafah Pancasila
maksimal karena biaya yang diperlukan tidak yang mengedepankan prinsip keseimbangan
sedikit, sedangkan dalam kondisi seperti (Irawan, C, 2011: 22).
sekarang ini agak sulit untuk mengandalkan
dana yang bersumber dari APBN. SIMPULAN
Incentive Theory mendukung penegakan Pendaftaran merupakan hal yang wajib dilakukan
KI khususnya DTLST karena secara mikro untuk mendapatkan hak DTLST sesuai dengan
penegakan DTLS akan mendorong motivasi bagi prinsip konstitutif yang dianut dalam UU No
semua pihak sesuai dengan bidang tugas dan 32 Tahun 2000. Ditjen KI hanya melakukan
profesinya masing-masing untuk tumbuh dan pemeriksaan adminitratif, mengingat biaya yang
berkembang sebagai manusia yang kreatif dan diperlukan untuk pemeriksaan substantif mahal.
inovatif, sedangkan Economic Growth Stimulus Pendaftaran DTLST belum ada, kemungkinan
Theory mengakui KI sebagai sarana pendukung disebabkan oleh faktor kualitas SDM Indonesia
pembangunan ekonomi. Pelindungan terhadap yang belum memiliki kemampuan merancang
DTLST merupakan penghargaan atau imbalan DTLST atau kurangnya kesadaran hukum
atas kreativitas pendesain (Reward Theory) pendesain untuk mendaftarkan. Hal ini
sehingga mendapatkan kembali apa yang telah berakibat sulitnya untuk mendapatkan informasi
dikeluarkan (Recovery Theory) untuk mencegah mengenai kepemilikan DTLST yang telah
penggunaan tidak sah oleh pihak lain (Risk ada, sehingga pemerintah mengalami kendala
Theory). untuk melakukan kebijakan berkaitan dengan
Pendaftaran DTLST sebagai dasar perencanaan dan pembinaan dalam rangka
pelindungan hak DTLST berkaitan dengan pengembangan industri elektronika nasional.
kepastian hukum dan kemanfaatan, yaitu Dengan belum adanya pendaftaran DTLST
kepentingan Indonesia dalam pengembangan mempunyai konsekuensi terhadap penerimaan
industri elektronikanya. Oleh karena itu, menurut negara bukan pajak (PNBP), yang sebagian
PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU... Sudjana 375

PNBP dialokasikan bagi kegiatan operasional Berne Convention for Protection of Literary and
Ditjen KI. Penerimaan PNBP dari hasil Artistic Work 1971.
pendaftaran dapat digunakan untuk menunjang Paris Convention for the Protection of
operasionalisasi pengembangan KI, khususnya Industrial Property of March 20, 1883, as
DTLST. Dengan demikian, belum adanya resived at Brussels on December 14, 1900,
pendaftaran DTLST berkaitan dengan arus dana at Washington on June 2, 1911, at The
yang masuk (cash in flow) ke kas negara. Hal Hague on November 6, 1925, at London
ini mengakibatkan ketentuan tentang DTLST on June 2, 1934, at Lisbon on October 31,
secara yuridis sosiologis belum merealisasikan 1958, and at Stockholm on July 14, and as
pengembangan industri teknologi elektronika di Amended on September 29, 1979. Black’s
Indonesia. Law Dictionary.
Budiman, A. tanpa tahun. Kamus Istilah
SARAN Elektronika, tanpa penerbit dan tahun.
Perlu revisi substansi UU No. 32 Tahun 2000 Cho, Dong-Sung & Moon, Hwy-Chang. (2013).
terutama berkaitan dengan pemegang hak setelah From Adam Smith to Michael Porter:
dilakukan 2 dua tahun secara komersial (Pasal Evolusi Teori Daya Saing. Jakarta:
4) dan tidak adanya pemeriksaan substantif Salemba Empat.
hanya pemeriksaan administratif (Pasal 20). Ditjen KI. (2014). Membangun usaha kecil-
Selanjutnya, pemerintah melalui instansi terkait menengah berbasis Pendayagunaan
perlu memberikan pelatihan tentang pembuatan Sistem Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta:
dan pendaftaran DTLST serta sosialisasi secara Departemen Kehakiman dan HAM RI.
berkesinambungan tentang UU DTLST. Hilman, H (tanpa tahun). Optimalisasi
Pemanfaatan Sistem HKI dalam Menyusun
SANWACANA Strategi Usaha Menghadapi Kompetensi
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Global, Kantor Manajemen HKI Institut
Mitra Bestari yang telah memberikan saran Teknologi Bandung, Makalah.
dan masukannya serta kepada Tim Redaksi Irawan, C. (2011). Politik Hukum Hak Kekayaan
Jurnal Sosioteknologi yang telah bersedia Intelektual Indonesia. Bandung: Mandar
memublikasikan artikel ini. Maju.
Martono, N. (2012). Sosiologi perubahan sosial:
perspektif klasik, modern, postmodern,
DAFTAR PUSTAKA dan postkolonial. Jakarta: PT. Raja
Agus, B.R & M Syamsudin. (2014). Hak Grafindo Persada.
Kekayaan Intelektual Dan Budaya Hukum, Novita, R. A., Prasetyo, A. B. & Suparno. (2017).
Jakarta: Rajawali. Efektivitas Pelaksanaan Undang-Undang
Agreement Establishing The World Trade Nomor 2 Tahun 1960 tentang Perjanjian
Organization, Marakesh. 15 April 1994. Bagi Hasil Tanah Pertanian (Tanah Kering)
Trade Related Aspects of Intellectual di Desa Bringin, Kecamatan Bayan,
Property Right, Including Trade in Kabupaten Purworejo. Diponegoro Law
Counterfeit Goods. Journal, 6 (2).
Astutty, D.M. (2011). Perjanjian Lisensi Rahmah, M. (2017). The Protection of
Alih Teknologi dalam Pengembangan Agricultural Products under Geographical
Teknologi Indonesia. Bandung: Alumni. Indication: An Alternative Tool for
Bintang, S (2018), Desain Tata Letak Sirkuit Agricultural Development in Indonesia,
Terpadu sebagai HKI dalam Hukum Journal of Intellectual Property Rights,
Indonesia. Kanun Jurnal Ilmu Hukum Vol. Vol. 22, Maret , 90-103.
20, No. 1, (April), 23-38. Rifqi, M. (2017). Tingkat Kesadaran Hukum
Mahasiswa Terhadap Qanun No. 6 Tahun
376 Jurnal Sosioteknologi Volume 19, No 3, Desember 2020

2014 Tentang Hukum Jinayat (Studi Kasus Usman, R. (2013). Hukum Hak Atas Kekayaan
Mahasiswa Fakultas Syariah & Hukum Intelektual. Perlindungan dan Dimensi
UIN Ar-Raniry). Jurnal Legitimasi, Vol. Hukumnya di Indonesia. Bandung:
VI No. 1, Januari-Juni. Alumni.
Saidin, OK. (2015). Transplantation of Foreign Widjaja, G. (2011). Seri Hukum Bisnis: Lisensi.
Law into Indonesian Copyright Law: Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
The Victory of Capitalism Ideology on WIPO. Licensing Guide for Developing
Pancasila Ideology, Journal of Intellectual Countries. Geneva.
Property Rights, Vol. 20. WIPO. Backgroud Reading Material on
Saleh, R. (tanpa tahun). Seluk Beluk Praktis Intellectual Property.
Lisensi, Jakarta : Sinar Grafika. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Soekanto, S. (2012), Pokok-Pokok Sosiologi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994
Hukum, Jakarta: Rajawali Pers. Tentang Pengesahan Pembentukan
Soeparman, A. (2013). Hak Desain Berdasarkan Organisasi Perdagangan Dunia
Penilaian Kebaruan Desain Industri. (Agreement Establishing The World Trade
Bandung: Penerbit Alumni. Organization).
Sudjana. (2017). Hak Desain Tata Letak Sirkuit Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor
Terpadu. Keni Media : Bandung. 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak
Sudjana. (2017). Desain Tata Letak Sirkuit Sirkuit Terpadu.
Terpadu dalam Perspektif Perbandingan Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 11
Hukum Interen. Veritas et Justitia Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu
.EJournal UNPAR, Vol 3. No. 1, 218-243. Pengetahuan dan Teknologi.
Sudjana. (2020). Penegakan Hukum Terhadap Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 25
Pembajakan KARYA Cipta Dalam Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
Perspektif Teori Fungsionalisme Asing.
Struktural, Kanun Jurnal Ilmu Hukum, Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah
Vol. 22, No. 1, (April, 2020), 89-110. Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Sarana
Treaty Washington. 1984 (Treaty on Intellectual Produksi Berteknologi Tinggi Untuk
Property in Respect on Integrated Circuit, Cakram Optik (Optical Disc).
IPIC). Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah
UNCTC. Transnational Corporation and Nomor 20 Tahun 2005 Tentang Alih
Technology Transfer : Effect and Policy Teknologi Kekayaan Intelektual serta
issues, New York. Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh
UNIDO, (tanpa tahun) Guideline for evolution Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian
on Transfer of Technology Aggrement of dan Pengembangan.
Development and Transfer Technology.
Series 12. United nation. New York.

Anda mungkin juga menyukai