Anda di halaman 1dari 25

HUKUM DAGANG

dr. Titie Isnarti, SH.,MH

Fakultas Ilmu Hukum UNSA

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen

Magang di Kantor Pengacara (PERADI)

Klinik Pratama Rawat Inap Cinta Bunda

Ibu Rumah Tangga dengan 4 orang anak

I. PENGERTIAN PERDAGANGAN DAN HUKUM DAGANG


II. BENTUK DAN PERANTARA DALAM PERDAGANGAN
III. PERUSAHAAN DAN PENGUSAHA
IV. BENTUK BENTUK PERUSAHAAN
V. KEPAILITAN
VI. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)
VII. MERGER, KONSOLIDASI, DAN AKUISISI
VIII. SURAT-SURAT BERHARGA

PERTEMUAN KULIAH 6 KALI

1. Pertemuan 1 dan 2 materi


2. Pertemuan ke 3 mid semesteran
3. Pertemuan ke 4 dan 5 materi
4. Pertemuan ke 6 ujian

I. PENGERTIAN PERDAGANGAN DAN HUKUM DAGANG


A. Pengertian Perdagangan
- Pada zaman dahulu bentuk perdagangan adalah dagang tukar. Hal ini tentu
sangat menyulitkan. Misalnya penjual ayam lkalu menginginkan baju akan
kesulitan kalau tukang jahit tidak memerlukan ayam. Semakin banyak
kebutuhan manusiaakan semakin sulit dalam pertukaran.
- Sekarang ada alat tukar berupa uang yang dapat memungkinkan
pertukaran seluas-luasnya.
- Perdagangan adalah tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi barang
dan/jasa didalam negeri dan melampaui batas wilayah Negara dengan
tujuan pengalihan hakatas barang dan/atau jasa untuk memperoleh imbalan
atau kompensasi. (UURI Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan pasal
1 angka 1)
- Tugas pokok perdagangan :
 Membawa atau memindahkan barang-barang dari tempat yang
berlebihan (surplus) ketempat yang kekurangan (minus)
 Memindahkan barang-barang dari produsen ke konsumen.
B. Latar Belakang Lahirnya Hukum Dagang
- Pada abad pertengahan Romawi sedang mengalami kejayaan. Perniagaan
semakin ramai, timbul hal hal yang tidak dapat diselesaikan oleh hukum
Romawi.
- Untuk keperluan itu, mereka membentuk badan-badan yang harus
mengadili sengketa antara para pedagang.
- Atas perintah Napoleon, hukum yang berlaku bagi pedagang dibukukan
dalam sebuah buku Code de Commerce (tahun 1807). Dan disusun kitab-
kitab l;ainnya yaitu:
 Code Civil adalah yang mengatur hukum sipil/hukum perdata.
 Code Penal adalah yang menentukan hukum pidana.

Kedua buku ini dibawa dan berlaku di Belanda dan akhirnya dibawa ke
Indonesia.Pada tanggal 1 oktober 1938 belanda mengubah Code de
Commerce menjadi Wetbook van Koophandel (WvK).

- Pada tahun 1847 berlaku pula di Indonesia atas dasar cocordantie


(persamaan) yang disebut Kitab Undang-Undang Hukum dagang
(KUHD).Pada waktu itu WvK hanya berlaku bagi orang Tionghoa dan
orang asing lainnya, sedangkan bangsa Indonesia tetap tunduk kepada
hukum adat kecuali atas kehendak mereka sendiri.
C. Kedudukan Hukum Dagang
- Secara garis besar hukum dapar diartikan sebagai keseluruhan norma, yang
ditetapkan oleh penguasa Negara atau penguasa masyarakat yang
berwenang sebagai peraturan yang mengikat bagi sebagian atau seluruh
anggota masyarakat, dengan tujuan untuk mencapai ketertiban yang
dikehendaki oleh penguasa tersebut.
- Hukum dagang terletak dalam lapangan hukum perikatan, yang khusus
timbul dari lapangan perusahaan.
 Perikatan perikatan itu ada yang bersumber :
o Perjanjian.
o UU
D. Pengertian Hukum Dagang Menurut Para Sarjana
1. Hukum dagang ialah hukum yang mengatur soal-soal perdagangan, yaitu
soal-soal yang timbul karena tingkah laku manusia (person) dalam
perdagangan. (menurut Achmad Ichsan).
2. Hukum dagang adalah bagian dari hukum perdata pada umumnya, yakni
mengatur masalh perjanjian dan perikatan-perikatan yang diatur dalam
buku III BW.
Hukum dagang dapat dirumuskan sebagai serangkaian kaidah yang
mengatur tentang dunia usaha atau bisnis dan dalam lalu lintas
perdagangan. (menurut R. Soekardono).
3. Hukum dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus dari lapangan
perusahaan (menurut HMN Purwosutjipto)
4. Hukum dagang adalah suatu hukum sipil yang istimewa. (Tittaamijaya)
E. Sumber-sumber Hukum Dagang
1. Hukum dagang Indonesia terutama bersumber pada (diatur dalam) :
a. Kitab Undang-Undang Hukum dagang (KUHD) atau Wetbook van
Koophandel Indonesia (WVK).
b. Kitab Undang-Undang Hukum Sipil (KUHS) atau Burgerlijk Wetbook
Indonesia (BW)
2. Hukum Tertulis yang belum dikondifikasikan
Yakni peraturan perundangan-undangan khusus yang mengatur hal-hal
yang berhubungan dengan perdagangan.
BAB 2 BENTUK DAN PERANTARA DALAM PERDAGANGAN

A. Bentuk-bentuk perdagangan
1. Perusahaan dagang.
Perusahaan dagang adalah bentuk perusahaan perseorangan yang telah diterima
oleh masyarakat dagang Indonesia.
a. Prosedur mendirikan perusahaan dagang
1) Pengusaha atau kuasanya datang ke kantor notaris ubtuk dibuatkan akta
pendirian perusahaan, yang pokok isinya ditetapkan oleh pengusaha yang
bersangkutan.
2) Akta pendirian tersebut tidak perlu didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan
Negeri dan tidak perlu diumumkan dalam tambahan Berita Negara RI
3) Pengusaha mengusahakan suatu izin usaha, yang dapat diminta kepada
Kepala Kantor Wilayah Perdagangan setempat.
4) Pengusaha berusaha mendapatkan izin tempat usaha kepada Pemerintah
Daerah setempat.
5) Apabila dipandang perlu, pengusaha mengusahakan izin berdasarkan
undang-undang gangguan (Hinderordonantie, Staatsblad 1926-226)yang
dapat diminta kepada Pemerintah setempat.
6) Surat-surat lain, bila diperlukan. Hal ini tergantung dengan keadaan
setempat dan jenis barang-barang yang akan diperdagangkan.
b. Hubungan hukum antara pengusaha dengan para pembantunya.
Pembantu-pembantu dalam perusahaan adalah pelayan took, pekerja keliling,
pemimpin filial, pemegang prokurasi dan manajer, sedangkan pembantu diluar
perusahaan adalah agen, notaris, pengacara, makelar, komisioner, konsultan,
akuntan dan lain-lain. Jenis pembantu tersebut tidak semuanya digunakan oleh
perusahaan pada perusahaan dagang, tergantung persoalan dan kebutuhannya.
c. Hubungan hukum antara penguasa dengan pihak ketiga
Perbuatan pengusaha atau pembantunya dapat menimbulkan perikatan
terhadap pihak ketiga.Misal :
1) Terhadap perikatan yang timbul dari perbuatan hukum pengusaha terikat
artinya, pengusaha harus melaksanakan perikatan-perikatan itu. Kalu
perbuatan itu dilakukan oleh pembantu atas namanya. Pembantu
pengusaha ini berbuat sebagai pemegang kuasa si pengusaha, yang
berakibat bahwa semua perikatan yang timbul dari perbuatan hukum yang
harus dilaksanakan oleh pengusaha.
2) Terhadap perikatan yang timbul dari perbuatan melawan hukum, baik yang
dilakukan oleh pengusaha sendiri, maupun pembantunya, menjadi
tanggungjawab pengusaha. Bila ada yang tidak beres maka pengusaha
yang menanggung.
 Kalau perbuatan melawan hukum dilakukan pengusaha sendiri,
maka tuntutan pertanggungjawaban dapat dilakukan pihak ketiga
berdasarkan pasal 1365 KUH Perdata.
 Kalau perbuatan melawan hukum dilakukan oleh pembantu
pengusaha, maka tuntutan pertanggungjawaban dapat dilakukan
pihak ketiga berdasarkan pasal 1367 KUH Perdata.
2. Usaha perniagaan (handelszaak)
Usaha perniagaan adalah segala usaha baik aktif maupun pasif, termasuk juga
segala sesuatu yang menjadi perlengkapan perusahaan tertentu, yang bertujuan
untuk memperoleh keuntungan.
Cakupan usaha perniagaan meliputi :
a. Benda-benda yang dapat diraba, dilihat serta hak-hak seperti :
1) Gedung/kantor perusahaan.
2) Perlengkapan kantor : mesin-mesin, dan alat alay yang lain.
3) Gudang beserta barang-barang yang disimpan didalamnya.
4) Penagihan-penagihan
5) Utang-utang
b. Para langganan
c. Rahasia-rahasia perusahaan.
Menurut Mr. Polak dan Mr. WLPA Molengraaft, kekayaan dari usaha
perniagaan ini tidak terpisahkan dari kekayaan pribadi (prive)
pengusaha.Pendapat Polak ini didasarkan pada Pasal 1131 dan 1132 KUHS.
3. Bisnis
Istilah hukum bisnis sudah menjelaskan bahwa tidak lain merupakan hukum yang
berkenaan dengan bisnis. Yang dimaksud dengan bisnis adalah suatu usaha
dagang, urusan dan lain-lainnya, sehingga bisnis secara umum berarti suatu
kegiatan dagang, industry atau keuangan.Semua kegiatan yang berhubungan
dengan produksi dan pertukaran barang dan jasa dan urusan urusan keuangan.
Dalam bisnis kadang ada sengketa, ada dua jalur hukum yang dapat ditempuh
untuk menyelesaikan sengketa yaitu :
a. Jalur pengadilan
Hubungan yang terjadi antara para pihak dalam dunia bisnis termasuk dalam
ikatan hubungan perdata. Apabila ada sengketa akan diselesaikan secara
perdata. Penyelesaiannya dengan adanya gugatan terlebih dahulu ke
pengadilan di wilayah hukum tergugat berada.
b. Jalur arbitrase (Perwasitan)
c. Alternative sering dilakukan oleh kalangan pengusaha adalah melalui lembaga
arbitrase.
 Adapula melalui jalur negosiasi (perundingan).
Syarat syahnya kontrak :
a. Adanya kata sepakat diantara para pihak
b. Adanya kecakapan tertentu
c. Adanya suatu hal tertentu
d. Adanya suatu sebab yang halal
4. Perkumpulan
Perkumpulan sebagai bentuk asal dari sebagian besar perusahaan.Persekutuan
berawal dari perkumpulan saling menanggung. Persekutuan ini terdiri atas :
a. Persekutuan perdata adalah suatu perjanjian yakni dua orang atau lebih
mengakibatkan diri untuk memasukan sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan
dengan maksud untuk membagi keuntungan (kemanfaatan) yang diperolehnya
(Pasal 1618 KUH Perdata).
b. Persekutuan firma adalah persekutuan perdata yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan dengan nama bersama (firma) (Pasal 16 KUHD).
c. Persekutuan komanditer adalah persekutuan firma.yang mempunyai sekutu
komanditer (Pasal KUHD).
d. Perseroan terbatas adalah persekutuan yang berbadan hukum, sedangkan
namanya tidak mempergunakan firma, tetapi tujuan perusahaannya semata-
mata (Pasal 36 KUHD)
e. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang berbadan hukum, berwatak social,
beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang
merupakan tata susun ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan (Pasal 3 UU No 12 Tahun 1967)
f. Perkumpulan saling menanggung adalah perkumpulan, yang bertujuan untuk
menutup perjanjian pertanggungan dengan peran anggotanya dalam usaha
pertanggungan, yang bekerja untuk kepentingan para anggota tersebut.
 Yang tidak berbadan hukum adalah
 Persekutuan perdata
 Persekutuan firma
 Persekutuan komanditer
 Yang berbadan hukum
 Perseroan terbatas
 Koperasi
 Perkumpulan saling menanggung
5. Oktroi
Oktroi diatur dalam UU Oktroi Tahun 1970 (LN No 313) suatu UU negeri
Belanda. Dalam Pasal 1 UU Oktroi tersebut, hak oktroi yang merupakan hak
mutlak, diberikan kepada :
a. Menemukan sesuatu pembuatan produksi baru.
b. Menemukan cara pembuatan produksi baru
c. Menemukan perbaikan baru terhadap suatu produksi
d. Menemukan cara kerja baru terhadap suatu produk

BAB III PERUSAHAAN DAN PENGUSAHA

A. Pengertian perusahaan
Beberapa pengertian perusahaan menurut para ahli
1. Molengraaff
Baru bisa dikatakan perusahaan jika secara terus menerus bertindak keluar untuk
memperoleh keuntungan dengan menggunakan atau menyerahkan barang-barang
atau mengadakan perjanjian perdagangan.
2. Polak
Menambahkan dalam perusahaan menurut molengraaff dengan keharusan
melakukan pembukuan.
3. Pemerintah belanda
Perusahaan adalah apabila pihak yang berkepentingan bertindak secara tidak
terputus-putus dan terang-terangan serta dalam kedudukan tertentu untuk
memperoleh laba bagi dirinya sendiri.
B. Pengertian pengusaha.
Pengusaha adalah orang yang menjalankan perusahaan perdagangan atau orang yang
memberikan kuasa perusahaannya kepada orang lain.
Pengusaha dapat :
1. Ia dapat menjalankan perusahaannya sendiri tampa pembantu.
2. Ia dapat menjalankan perusahaannya dengan pembantu-pembantunya.
3. Ia dapat menyuruh orang lain untuk menjalankan perusahaannya dengan memberi
kuasa.

BAB IV. BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN

Penggolongan perusahaan sebagai berikut :

1. Bentuk perusahaan yang diatur dalam KUHS


 Perseroan (maatschap)
2. Bentuk perusahaan yang diatur dalam KUHD
 Perseroan firma
 Perseroan komanditer
 Perseroan terbatas
3. Bentuk perusahaan yang diatur dalam KUHD (peraturan khusus)
 Koperasi
 Perusahaan Negara/persero/perum/perjan
A. Perseroan (maatschap)
1. Menurut Pasal 1618 KUH Perdata, Maatschap atau perseroan adalah suatu
persetujuan dimana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan
sesuatu dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan.
2. Berakhirnya suatu perseroan diatur dalam Pasal 1646 KUH Perdata sebagai
berikut :
a. Dengan lewatnya waktu dimana perseroan telah diadakan.
b. Dengan musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi
pokok persekutuan.
c. Atas kehendak semata-mata dari beberapa orang atau seorang persero.
d. Jika salah seorang persero meninggal atau ditaruh di bawah pengampuan atau
dinyatakan pailit.
3. Perseroan berakhir, maka diadakanlah pemisahan dan pembagian harta perseroan
antara para anggotanya sebagai berikut :
a. Setiap anggota mengambil kembali setiap harga sero sebanyak jumlah yang
disetorkan semula.
b. Sisa harta yang merupakan laba dibagi-bagikan menurut ketentuan undang-
undang.
c. Apabila perseroan mengalami kerugian, kerugian itu ditanggung oleh para
anggotanya menurut ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian.
B. Perseroan Firma (FA, VOF)
1. Perseroan Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu
usaha dibawah satu nama.
 Dibelakang nama bersama itu sering ditulis perkataan Co atau Cie
 Co artinya compagnon yang berarti kawan dan yang dimaksud adalah
orang yang turut berusaha.
 Cie adalah singkatan dari compagnie yang sebetulnya berarti kelompok
yang dimaksud, yaitu orang atau orang-orang yang bersama-sama
mempunyai perusahaan dengan kita.
 Contoh Fa. Anis dan Co
2. Ciri-ciri firma
a. Menyelenggarakan perusahaan
b. Mempunyai nama bersama
c. Adanya tanggungjawab renteng (tanggung menanggung)
d. Pada dasarnya tiap-tiap persero dapat mengikat firma dengan pihak ketiga.
3. Pendirian firma
Pasal 22 Kitab UU Hukum Dagang : Tiap tiap Perseroan firma harus didirikan
dengan akta autentik, akan tetapi ketiadaan akta yg demikian tidak dapat
dikemukakan untuk merugikan pihak ke tiga.
4. Latar belakang berdiri firma berdasarkan Pasal 22 KUHD adalah sebagai berikut :
a. Didirikan bersifat terang-terangan
b. Ada kepastian hukum dalam pendirian firma
c. Sebagai persekutuan menjalankan perusahaan
d. Perlu adanya bukti tulisan
5. Pendaftaran firma
Dalam Pasal 23 Kitab UUD disebutkan : para persero firma diharuskan untuk
mendaftarkan akta pendirian di kepaniteraan Pengadilan Negeri yang dalam
daerah hukumnya firma bertempat kedudukan.
6. Berakhirnya firma
a. Firma berakhir apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar
telah berakhir.
b. Firma dapat bubar sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditentapkan dalam
anggaran dasar akibat pengunduran diri atau pemberhentian sekutu.
c. Pembubaran firma harus dilakukan dengan akta yang autentik yang dibuat di
muka notaris, didaftarkan di kepaniteraan pengadilan negeri setempat dan
pengumuman dalam Tambahan Berita Negara.
C. Perseroan komanditer (CV)
1. Pasal 19 KUHD mengatakan bahwa perseroan komanditer adalah perseroan
menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara satu orang atau beberapa
orang persero yang secara langsung bertanggungjawab untuk seluruhnya pada satu
pihak dan satu orang atau lebih sebagai pelepas pada pihak lain.
2. Persekutuan komanditer mempunyai dua macam sekutu, yaitu :
a. Sekutu komplementer yaitu sekutu aktif yang menjadi pengurus persekutuan.
b. Sekutu komanditer yaitu sekutu pasif yang tidak ikut mengurus persekutuan.
D. Perseroan terbatas (PT)
1. PT adalah suatu bentuk perseroan yang didirikan untuk menjalankan perusahaan
dengan modal perseroan tertentu yang terbagi atas saham saham dan para
pemegang saham ikut serta dengan mengambil satu saham atau lebih dan
melakukan perbuatan-perbuatan hukum dibuat oleh nama bersama, dengan tidak
bertanggungjawab sendiri untuk persetujuan perseroan itu.
2. Berdasarkan Pasal 38 ayat (1), Pasal 36 ayat (2) KUHD, PT harus didirikan
dengan akta notaris. Akta notaris berisi persetujuan mendirikan PT yang di
dalamnya memuat :
a. Nama PT
b. Tempat kedudukan
c. Maksud dan tujuan
d. Lamanya akan bekerja
e. Cara-cara bekerja dan bertindak terhadap pihak ketiga
f. Hak dan kewajiban persero dan pengurus.
3. Nama PT tidak boleh mempergunakan nama salah seorang persero atau lebih.
Nama harus diambil dari objek perusahaan misalnya PT Pelayanan Pantai
nasional.
E. Bentuk-bentuk usaha milik Negara
1. Dalam Pasal 1 Perpu Nomor 19 tahun 1960, Perusahaan Negara ialah semua
perusahaan dalam bentuk apapun yang modalnya seluruhnya merupakan kekayaan
Negara RI, kecuali jika ditentukan dengan atau berdasarkan UU.

2. Berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara


(BUMN), pasal 1 butir 1 yang dimaksud BUMN adalah Badan Usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki Negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.
3. Bentuk bentuk usaha milik Negara :
a. Perusahaan perseroan adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang
modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51%
sahamnya dimiliki oleh Negara republic Indonesia yang tujuannya mengejar
keuntungan.
b. Perusahaan perseroan terbuka adalah perseroan yang modal dan jumlah
pemegang sahamnya memenuhi kriterian tertentu atau persero yang
melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dibidang pasar modal.
c. Perusahaan umum (Perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki
Negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan
umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan
sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
4. Berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), pasal 2 maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah :
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan peneriamaan Negara pada khususnya.
b. Mengejar keuntungan.
c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa
yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.
d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sector swasta dan koperasi.
e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.

BAB 5

KEPAILITAN

A. Sejarah kepailitan
1. Pailit, failliet (belanda) atau bankrupt (inggris), dahulu diatur dalam
peraturan tersendiri ke dalam faillissements verordening sejak tahun 1906.
2. UU Nomor 4 tahun 1998 tentang Kepailitan yang merupakan :
a. Perbaikan terhadap faillissements verordening 1906;
b. Adanya pasal yang mengatur tentang penundaan kewajiban
pembayaran utang (PKPU)
c. Mengenal istilah Pengadilan Niaga, diluar pengadilan umum untuk
menyelesaikan sengketa bisnis.
3. UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan penundaan Kewajiban
Pembayaran utang. Sebagai perbaikan terhadap perundangan-undangan
sebelumnya. Hal ini didasarkan beberapa asas :
a. Asas keseimbangan yaitu disatu pihak terdapat ketentuan yang dapat
yg dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan pranata dan lembaga
dalam undang-undang ini terdapat ketentuan yang memungkinkan
perusahaan debitur yang prospektif tetap berlangsung.
b. Asas keadilan bahwa ketentuan mengenai kepailitan dapat
mempengaruhi rasa keadilan bagi para pihak yang berkepentingan.
Asas keadilan ini gunanya untuk mencegah terjadinya kesewenang-
wenangan pihak penagih yg mengusahakan kepailitan oleh debitur
yang tidak jujur. Sementara dipihak lain terdapat ketentuan yang dapat
mencegah terjaninya penyalahgunaan pranata dan lembaga kepailitan
oleh kreditur yang beritikad baik.
c. Asas kelangsungan usaha,
d. pembayaran atas tagihan masing-masing debitur dengan tidak
memperdulikan kreditor lainnya.
e. Asas integrasi asas ini mengandung pengertian bahwa system hukum
formal dan hukum materiilnya merupakan satu kesatuan yang utuh dan
system hukum perdata dan hukum acara perdata nasional.
B. Beberapa pengertian kepailitan
1. Pailit adalah suatu usaha bersama untuk mendapat pembayaran bagi semua
kreditor mendapat pembayaran sesuai dengan besar kecilnya piutang
masing-masing dengfan tidak berebutan.
2. Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitur pailit dan
pembesarannya dilakukan oleh curator di bawah pengawasan hakim
pengawas sebagaimana diatur dalam UU No 37 tahun 2004
3. Pailit dapat dinyatakan atas ;
a. Permohonan debitur sendiri.
b. Permohonan satu atau lebih kreditornya (menurut pasal 8 sebelum
diputuskan pengadilan wajib memanggil debiturnya).
c. Pailit harus dengan putusan pengadilan (pasal 2 ayat (1)
d. Pailit bisa atas permintaan kebijaksanaan untuk kepentingan umum
(pasal 2 ayat (2), pengadilan wajib memanggil debitur (pasal 8).
e. Apabila debiturnya bank, permohonan pailit hanya dapat diajukan oleh
bank Indonesia.
f. Apabila debiturnya perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring dan
penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian. Permohonan
pailit hanya dapat diajukan oleh Badan Pengawas pasar Modal
(BAPEPAM).
g. Dalam hal debiturnya perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi,
dana pension atau badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang
kepentingan public, permohonan pernyataan pailit hanya dapat
diajukan oleh Menteri keuangan.
Pasal 6, pernyataan pailit dapat diajukan kepada :
a. Ketua pengadilan dan Panitera mendaftarkan permohonan pailit pada
tanggal permohonan yang bersangkutan ajukan.
b. Apabila debitur dalam keadaan berhenti membayar (utang pokok maupun
bunganya).
c. Apabila terdapat dua atau lebih kreditor dan debitur tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih.
C. Akibat dijatuhkannya pailit
1. Debitur kehilangan segala hak nya untuk menguasai dan mengurus atas
kekayaan harta bendanya (asetnya), baik menjual, menggadai dan lain
sebagainya, serta segala sesuatu yang diperoleh selama kepailaitan sejak
tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan.
2. Utang-utang baru tidak lagi dijamin oleh kekayaannya.
3. Untuk melindungi kepentingan kreditor, selama putusan atas permohonan
pernyataan pailit belum diucapkan, kreditor dapat mengajukan
permohonan kepada pengadilan untuk :
a. Meletakan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh kekayaan
debitur.
b. Menunjuk curator sementara untuk mengawasi pengelolaan usaha
debitur, menerima pembayaran kepada kreditor dan pengalihan atau
pengagunan kekayaan debitur (Pasal 10).
4. Harus diumumkan di 2 (dua) surat kabar (Pasal 15 ayat 94))
D. Golongan orang berpiutang
Menurut Pasal 55 UU No 37 Tahun 2004 kreditor dapat dibagi dalam
beberapa golongan :
1. Golongan separatisen, yaitu kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak
tanggungan, hipotek atau hak agunan atas kebendaan lainnya.
Biasanya disebut kreditor preferen yaitu para kreditor yang mempunyai
hak didahulukan, disebut demikian karena para kreditor yang telah
diberikan hak untuk mengeksekusi haknya dan melaksanakan seolah-olah
tidak ikut campur.Para kreditor ini dapat menyelesaikan secara terpisah
diluar urusan pengadilan.
2. Golongan dengan hak privilege, yaitu orang-orang yang mempunyai
tagihan yang diberikan kedudukan istimewa.
Contoh, penjualan barang yang belum menerima bayarannya, mereka
menerima pelunasan terlebih dulu dan pendapatan penjualan barang yang
bersangkutan setelah itu barulah kreditor lainnya (kreditor konkuren)
E. Pengurusan harta pailit
1. Hakim pengawasan
Pasal 65 Hakim pengawas mengawasi pengurusan dan pemberesan harta
pailit.
a. Kalau masalah kepailitannya besar (kakap) dapat diangkat panitia
kreditor.
b. Memimpin rapat verifikasi, rapat untuk mengesahkan piutang-piutang.
2. Kurator
a) Tugas curator
Pasal 69 UU No 37 Tahun 2004 :
(1) Tugas curator adalah melakukan pengurusan dan/atau pemberesan
harta pailit
(2) Dalam melaksanakan tugasnya curator :
a. Tidak diharuskan memperoleh persetujuan dari atau
menyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada debitor
atau salah satu organ debitur, meskipun dalam keadaan diliar
kepailitan persetujuan atau pemberitahuan demikian
dipersyaratkan;
b. Dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, hanya dalam
rangka meningkatkan nilai harta pailit.
(3) Apabila dalam melakukan pinjaman dari pihak ketiga curator perlu
membebani harta dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan,
hipotek atau hak agunan atas kebendaan lainnya maka pinjaman
tersebut harus terlebih dahulu memeperoleh persetujuan Hakim
Pengawas.
(4) Pembebanan harta pailit dengan gadai, jaminan fidusia, hak
tanggungan, hipotek atau hak agunan atas keberadaan lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), hanya dapat dilakukan
terhadap bagian harta pailit yang belum dijadikan jaminan utang.
(5) Untuk menghadap disidang pengadilan, curator harus lebih dahulu
mendapat izin dari hakim pengawas, kecuali menyangkut sengketa
pencocokan piutang atau dalam hal sebagaimana dimaksud dalam
pasal 36,38,39 dan 59 ayat (30.
b) Menjadi curator
Pasal 70 ayat (2) yang dapat menjadi curator adalah :
1) Orang perseorangan yang memiliki keahlian khusus untuk itu
(mengurus atau membereskan harta pailit dan berdomisili di
wilayah RI);
2) Terdaftar di Departemen Hukum dan perundang-undangan.
c) Curator dapat diganti
Pasal 71 ayat (1) UU No 37 tahun 2004 seorang curator dapat diganti,
pengadilan dapat mengganti atau memanggil, mendengar curator atau
mengangkat curator tambahan :
1) Atas permohonan curator sendiri;
2) Atas permohonan curator lain jika ada;
3) Usulan hakim pengawasan;
4) Atas permintaan debitur pailit;
5) Atas usul kreditor konkuren.
d) Tanggungjawab curator
1) Pasal 72 UU No 37 tahun 2004, kurator bertanggungjawab
terhadap kesalahan atau kelalaiannya dalam melaksanakan tugas
pengurusan dan.atau pemberesan yang menyebabkan kerugian
terhadap harta pailit.
2) Pasal 73 ayat (3) kurator yang ditunjuk untuk tugas khusus
berdasarkan putusan pernyataan pailit, berwenang untuk bertindak
sendiri sebatas tugasnya.
3) Pasal 74 ayat (1) kurator harus menyampaikan laporan kepada
hakim pengawas mengenai keadaan harta pailit dan pelaksanaan
tugasnya setiap 3 (tiga) bulan.
4) Upah curator ditetapkan berdasarkan pedoman yang ditetapkan
Menteri Hukum dan perundang-undangan.
3. Panitia Kreditor
Dalam putusan pailit atau penetapan kemudian, pengadilan dapat
membentuk panitia kreditor sementara terdiri dari 3 orang yang dipilih dan
kreditor yang dikenal dengan maksud memberi nasehat kepada
curator.Setelah pencocokan utang selesai dilkaukan, hakim pengawas
wajib menawarkan kepada kreditor untuk membentuk panitia kreditor
tetap.
F. Penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU)
Debitur yang memiliki itikad baik untuk menyelesaikan seluruh atau sebagian
utang-utangnya dengan cara damai disebut keadaan susseance.
Yang pailit dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan (niaga atau
komersial) untuk suatu pengunduran umum dari kewajibannya untuk
membayar utang-utangnya dengan maksud untuk mengajukan rencana
perdamaian, baik seluruh maupun sebagian utang kepada kreditor.
Keadaan surseance dapat diajukan :
1. Harus persetujuan lebih ½ kreditor konkuren yang haknya diakui
sementara diakui (Pasal 229)
2. Hadir dan mewakili paling sedikit 2/3 dan tagihan yang diakui atau
sementara diakui;
3. Persetujuan lebih dari ½ jumlah kreditor yang piutangnya dijamin dengan
gadai, jaminan fidusia, hak bentuk panitia kreditor tetap tanggungan,
hipotek atau hak agunan atas kebendaan lainnya yang hadir dan mewakili
paling sedikit 2/3 bagian seluruh tagihan kreditor atau kuasanya yang hadir
dalam sidang;
4. Diumumkan di 2 (dua) Koran dan berita Negara RI;
5. Apabila PKPU tetap disetujui, penundaan tersebut berikut
perpanjangannya tidak melebihi 270 hari setelah putusan penundaan
kewajiban pembayaran utang sementara diucapkan (Pasal 228 ayat (6)
G. Pengadilan niaga
Tugas dan fungsi Pengadilan Niaga ;
1. Memeriksa dan memutuskan permohonan pernyataan pailit dan penundaan
kewajiban pembayaran utang;
2. Berwenang memeriksa dan memutuskan perkara lain dibidang perniagaan;
3. Prosedur yang ditetapkan bisa lebih cepat dalam hal :
a. Perkara selesai dalam 30 (tiga puluh) hari;’
b. Tidak ada banding, langsung kasasi ke MA, putusan dalam 30 (tiga
puluh) hari;
c. Dimungkinkan diajukan Peninjauan Kembali (PK).

BAB 6

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)

A. Dasar hukum HAKI di Indonesia :


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 tentang rahasia
Dagang
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain
Industri
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
B. HAKI dapat dikelompokan :
1. Merek
2. Hak cipta
3. Paten
4. Desain produk industry
5. Rahasia dagang
6. Indikasi geografis
7. Rangkaian terpadu
8. Pengontrolan anti monopoli
C. Hak cipta
Hak cipta adalah hak khusus yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang yang
telah menciptakan sesuatu berdasarkan pemikirannya/keahliannya dalam bidang ilmu
pengetahuan, seni dan sastra.
Yang termasuk karya cipta :
1. Buku, pamlet dan semua hasil karya tulis lainnya;
2. Ceramah, kuliah, pidato;
3. Pertunjukan seperti music,karawitan,drama, tari, pewayangan, pantomime dan
karya siaran, radio,TV dan film rekaman video;
4. Ciptaan tari (koreografi), lagu, music, rekaman suara atau bunyi;
5. Segala bentuk sini rupa : seni lukis, seni pahat, seni patung dan seni kaligrafi yang
perlindungannya diatur dalam pasal 10 ayat (2);
6. Seni batik;
7. Arsitektur;
8. Peta;
9. Sinematografi;
10. Fotografi;
11. Program computer;
12. Terjemahan, tafsiran, sduran, dan penyusunan bunga rampai.
D. Ciptaan yang tidak dilindungi :
1. Hasil rapat terbuka Lembaga Tinggi Negara dan Lembaga Tinggi Negara serta
Lembaga Kostitusi lainnya;
2. Peraturan Perundang-undangan;
3. Putusan pengadilan dan penetapan hakim;
4. Pidato kenegaraan dan pidato pejabat pemerintah;
5. Keputusan badan arbitase, keputusan makamah pelayaran, keputusan panitia
penyelesaian perselisihan perburuan, keputusan badan urusan piutang Negara.
E. Menurut teori, hak cipta dibagi :
1. Hak moral (moral right) yaitu hak seorang pencipta yang tidak bisa diambil
sesedemikian rupa tanpa izin dari pemegang hak cipta.
2. Hak ekonomi (economi right) yaitu hak yang berkaitan dengan masalah yang
bersangkut dengan keuangan dan penjualan hasil cipta.
F. Menurut UU ada 3 sifat hukum hak cipta :
1. Hak cipta dianggap sebagai benda yang bergerak dan inmaterial, yang dapat
dialihkan kepada pihak lain.
2. Hak cipta harus dialihkan dengan suatu akta tertulis, baik akta notaris maupun
akta dibawah tangan. Terjadi karena 5 hal : pewarisan, hibah, wasiat, dijadikan
milik Negara dan perjanjian.
3. Hak cipta tidak dapat disita, karena berhubung sifat ciptaannya merupakan hak
pribadi yang manunggal dengan diri pencipta sendiri.
G. Pendaftaran ciptaan dan sanksi hukum
1. Pendaftaran suatu ciptaan diselenggarakan oleh Departemen Kehakiman cq.
Direktorat Jendral Hak Cipta paten dan Merek dan diumumkan dalam suatu daftar
umum ciptaan yang dapat dilihat oleh setiap orang tampa dipungut biaya :
Permohonan rangkap 2, ditulis dalam bahasa Indonesia diatas kertas folio
berganda. Pada surat permohonan harus diisikan :
a. Nama, kewarganegaraan dan alat pencipta.
b. Nama, kewarganegaraan dan alat pemegang hak cipta.
c. Nama, kewarganegaraan dan alat kuasa.
d. Jenis dan judul ciptaannya.
e. Tanggal dan tempat ciptaannya diumumkan pertama kali.
f. Uraian cipataan dibuat rangkap 3
2. Pejabat yang bertugas mengadakan pendaftaran tidak bertanggungjawab atas isi,
arti atau bentuk dari ciptaan yang terdaftar.
3. Pendaftaran telah dianggap dilakukan pada saat diterimanya pendaftaran secara
lengkap. Terhadap pendaftaran yang telah dilakukan akan diumumkan dalam
tambahan berita Negara.
4. Apabila pemohon tidak tinggal di Indonesia, maka menunjuk kuasa diwilayah
Indonesia.
5. Apabila permohonannya ditolak, pemohon dapat mengajukan permohonan kepada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam waktu 3 bulan setelah diterimanya
penolakan pendaftaran dengan suatu surat gugatan atas ciptaan yang domohonkan
pendaftarannya didaftar dalam daftar umum ciptaan di Direktorat Paten dan Hak
cipta.
C. Hak paten (patent)
1. UU No 6 tahun 1989, pengertian paten adalah hak khusus yang diberikan Negara
kepada penemu atas hasil penemuannya dibidang teknologi selama kurun waktu
tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau memberikian
persetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya.
2. Diundangkannya UU NO 14 Tahun 2001 tentang paten sebagai pengganti dari
undang-undang No 6 Tahun 1989 yang telah diubah dengan UU No 13 Tahun
1997, perlu diketahui adanya terminology baku yang diatur dalam UU paten
menegaskan Paten yaitu suatu hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada
inventor atas hasil investasinya dibidang teknologi, untuk selama kurun waktu
tertentu melaksanakan sendiri intensinya atau memberikan persetujuannya kepada
pihak nlain untuk melaksanakan.
3. Investi adalah ide investor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan
masalah spesifik dibidang teknologi dapat berupa produki atau proses
penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
4. Investor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara
bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang
menghasilkan invensi.
5. Istilah invensi digunakan untuk penemuan dan istilah investor digunakan untuk
penemu.
6. Pengalihan dan lesensi paten
Sebagai hak milik tentunya paten dapat dialihkan sebagaian atau seluruhnya
kepada pihak lain (perorangan atau badan hukum sebagaimana ditegaskan dalam
pasal 66 yang dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu
a. Pewarisan;
b. Hibah;
c. Wasiat;
d. Perjanjian tertulis; atau sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-
undangan

Pengalihan paten tersebut tidak menghapus hak investor untuk tetap dicantumkan
nama dan identitasnya dalam paten yang bersangkutan. Hal ini disebut hak moral.

7. Pembatalan paten
a. Batal demi hukum
b. Batal atas permohonan pemegang paten
c. Batal karena gugatan.
D. Hak merek
1. UU No 15 Tahun 2001 tentang merek yang menggantikan UU sebelumnya yaitu
No 19 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU NO 14 tahun 1997
2. Pasal 1 yang dimaksud dengan merek yaitu tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur
yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
atau jasa.
3. Lingkup merek ada 2 yaitu merek dagang dan merek jasa
4. Permohonan pendaftaran merek diajukan secara tertulis dengan menggunakan
bahasa Indonesia kepada Ditjen HAKI dengan mencantumkan hal-hal seperti :
a. Tanggal, bulan dan tahun;
b. Nama lengkap, kewarganegaraan dan alamat pemohon;
c. Nama lengkap dan alamat kuasa apabila pemohon diajukan melalui kuasa;
d. Warna-warna apabila merek yang dimohonkan menggunakan unsur warna;

BAB 7

MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI

1. Merger (penggabungan usaha) adalah penggabungan dari dua perusahaan atau lebih
dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu perusahaan dan melikuidasi
perusahaan-perusahaan lainnya.
2. Pengertian konsolidasi
Konsolidasi (peleburan usaha) adalah penggabungan dari dua perusahaan atau lebih
dengan cara mendirikan perusahaan baru dan melikudiasi perusahaan-perusahaan
yang ada
3. Pengertian akuisisi
Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan suatu perusahaan, seperti :
a. Merger
1) Baik merger dan konsolidasi yang terjadi adalah suatu perusahaan mengambil
alih semua aktriva (asset) dan pasiva (liabilities) dari perusahaan lain. Merger
dan konsolidasi berbeda dilihat dari prosedur hukumnya.
2) Merger adalah absorbs suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya.
3) Perusahaan yanh mengambil alih (the acquiring firm) tetap memakai nama
dan identitasnya.
4) Setelah merger perusahaan yang diambil alih berhenti eksistensinya sebagai
suatu business entity yang mandiri.
b. Konsolidasi
1) Perusahaan yang mengambil alih maupun yang diambil alih (the acquired
firm) berakhir eksistensi yuridisnya dan menjadi bagian dan perusahaan yang
baru.
2) Sesuai Pasal 122, 123, 124 UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
c. Akusisi
1) Mengambil alih suatu perusahaan dengan cara membeli hak suara dan
perusahaan (the firm voting stock)
2) Pembelian saham harus dilakukan transaksinya langsung antara pembeli
dengan pemegang saham perusahaan tersebut, bukan dengan direksinya.
3) Sesuai pasal 125 UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas.

Kelebihan dan kekerangan Merger, Konsolidasi dan Akusisi

Kelebihan kekurangan
Merger 1. Memakai nama perusahaan 1. Menimbulkan polemic
pengambil alih. baru.
2. Biaya lebih kecil.
3. Tidak diperlukan surat izin usaha
baru
Konsolidas 1. Memakai nama perusahaan baru. 1. Biaya lebih mahal.
i 2. Menghilangkan polemic dari 2. Diperlukan surat izin usaha
masing-masing perusahaan. yang baru.
Akusisis 1. Masih memakai nama lama. 1. Kurang efisian
2. Tidak diperlukan surat izin usaha 2. Mudah terjadi duplikasi
usaha baru. atau pemborosan.
3. Kepemilikan perusahaan
berubah.
BAB 8

SURAT-SURAT BERHARGA

1. Surat berharga mempunyai 3 fungsi :


a. Sebagai alat pembayaran (alat ukur Uang);
b. Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih (diperjual belikan dengan mudah atau
sederhana);
c. Sebagai surat bukti hak tagih (surat legitimasi).
2. Yang sering digunakan :
a. Cek
b. Bilyet giro
A. Cek, istilah aslinnya cheque (bahasa perancis).
1. Surat cek adalah surat yang memuat kata cek yang diterbitkan pada tanggal dan
tempat tertentu, dimana penerbit memerintahkan tanpa syrat kepada banker untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada pemegang atau pembawa ditempat
tertentu.
2. Syarat-syarat formal cek
Seseuai Pasal 178 KUHD setiap surat cek harus memuat syarat-syarat formal
berikut ini :
a. Istilah cek harus dimuatkan dalam teksnya sendiri dan disebutkan dalam
bahasa surat tertulis.
b. Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
c. Nama orang yang harus membayar (tersangkut).
d. Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan.
e. Tanggal dan tempat surat cek diterbitkan.
f. Tanda-tangan orang yang menerbitkan.
3. Apabila surat cek tidak memuat salah satu syarat-syarat formal diatas, surat itu
tidak berlaku, kecuali :
a. Surat cek yang tidak menetapkan tempat pembayaran secara khusus, maka
tempat tertulis disamping nama tersangkut (banker) dianggap sebagai tempat
pembayaran. Jika disamping nama tersangkut itu terdapat lebih dari satu
tempat yang disebutkan surat cek itu harus dibayar ditempat yang tersebut
pertama.
b. Apabila tidak ada penunjukan tersebut, surat cek harus dibayar ditempat
kantor pusat tersangkut (banker).
c. Tiap-tiap surat cek yang menerangkan tempat diterbitkan dianggap
ditandatangani ditempat tertulis disamping nama penerima.
4. Surat cek kosong
Yang dimaksud cek kosong adalah cek yang diajukan kepada bank namun dana
nasabah pada bank tidak mencukupi untuk membayar surat cek yang bersangkutan
(Surat edaran Bank Indonesia, 16 Mei 1975, No SE 8/7 UPPB).
B. Bilyet Giro
1. Bilyet giro adalah surat perintah pemindah bukuan sejumlah dana,
pemindahbukuan yang berfungsi sebagai pembayaran karena itu disebut alat
pembayaran.
a. Bilyet giro adalah suatu perintah pemindahbukuan tampa syarat dari penarik
bilyet giro.
b. Penerbit bilyet giro haruslah nasabah yang mempunyai rekening giro.
c. Tersangkut bilyet giro adalah bank yang memelihara rekening giro penerbit.
d. Pemegang atau penerima bilyet adalah harus nasabah bank, baik nasabah bank
yang sama maupun bank lain.
e. Bilyet giro tidak dapat dilakukan dengan pembayaran uang tunai.

Anda mungkin juga menyukai