Kedua buku ini dibawa dan berlaku di Belanda dan akhirnya dibawa ke
Indonesia.Pada tanggal 1 oktober 1938 belanda mengubah Code de
Commerce menjadi Wetbook van Koophandel (WvK).
A. Bentuk-bentuk perdagangan
1. Perusahaan dagang.
Perusahaan dagang adalah bentuk perusahaan perseorangan yang telah diterima
oleh masyarakat dagang Indonesia.
a. Prosedur mendirikan perusahaan dagang
1) Pengusaha atau kuasanya datang ke kantor notaris ubtuk dibuatkan akta
pendirian perusahaan, yang pokok isinya ditetapkan oleh pengusaha yang
bersangkutan.
2) Akta pendirian tersebut tidak perlu didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan
Negeri dan tidak perlu diumumkan dalam tambahan Berita Negara RI
3) Pengusaha mengusahakan suatu izin usaha, yang dapat diminta kepada
Kepala Kantor Wilayah Perdagangan setempat.
4) Pengusaha berusaha mendapatkan izin tempat usaha kepada Pemerintah
Daerah setempat.
5) Apabila dipandang perlu, pengusaha mengusahakan izin berdasarkan
undang-undang gangguan (Hinderordonantie, Staatsblad 1926-226)yang
dapat diminta kepada Pemerintah setempat.
6) Surat-surat lain, bila diperlukan. Hal ini tergantung dengan keadaan
setempat dan jenis barang-barang yang akan diperdagangkan.
b. Hubungan hukum antara pengusaha dengan para pembantunya.
Pembantu-pembantu dalam perusahaan adalah pelayan took, pekerja keliling,
pemimpin filial, pemegang prokurasi dan manajer, sedangkan pembantu diluar
perusahaan adalah agen, notaris, pengacara, makelar, komisioner, konsultan,
akuntan dan lain-lain. Jenis pembantu tersebut tidak semuanya digunakan oleh
perusahaan pada perusahaan dagang, tergantung persoalan dan kebutuhannya.
c. Hubungan hukum antara penguasa dengan pihak ketiga
Perbuatan pengusaha atau pembantunya dapat menimbulkan perikatan
terhadap pihak ketiga.Misal :
1) Terhadap perikatan yang timbul dari perbuatan hukum pengusaha terikat
artinya, pengusaha harus melaksanakan perikatan-perikatan itu. Kalu
perbuatan itu dilakukan oleh pembantu atas namanya. Pembantu
pengusaha ini berbuat sebagai pemegang kuasa si pengusaha, yang
berakibat bahwa semua perikatan yang timbul dari perbuatan hukum yang
harus dilaksanakan oleh pengusaha.
2) Terhadap perikatan yang timbul dari perbuatan melawan hukum, baik yang
dilakukan oleh pengusaha sendiri, maupun pembantunya, menjadi
tanggungjawab pengusaha. Bila ada yang tidak beres maka pengusaha
yang menanggung.
Kalau perbuatan melawan hukum dilakukan pengusaha sendiri,
maka tuntutan pertanggungjawaban dapat dilakukan pihak ketiga
berdasarkan pasal 1365 KUH Perdata.
Kalau perbuatan melawan hukum dilakukan oleh pembantu
pengusaha, maka tuntutan pertanggungjawaban dapat dilakukan
pihak ketiga berdasarkan pasal 1367 KUH Perdata.
2. Usaha perniagaan (handelszaak)
Usaha perniagaan adalah segala usaha baik aktif maupun pasif, termasuk juga
segala sesuatu yang menjadi perlengkapan perusahaan tertentu, yang bertujuan
untuk memperoleh keuntungan.
Cakupan usaha perniagaan meliputi :
a. Benda-benda yang dapat diraba, dilihat serta hak-hak seperti :
1) Gedung/kantor perusahaan.
2) Perlengkapan kantor : mesin-mesin, dan alat alay yang lain.
3) Gudang beserta barang-barang yang disimpan didalamnya.
4) Penagihan-penagihan
5) Utang-utang
b. Para langganan
c. Rahasia-rahasia perusahaan.
Menurut Mr. Polak dan Mr. WLPA Molengraaft, kekayaan dari usaha
perniagaan ini tidak terpisahkan dari kekayaan pribadi (prive)
pengusaha.Pendapat Polak ini didasarkan pada Pasal 1131 dan 1132 KUHS.
3. Bisnis
Istilah hukum bisnis sudah menjelaskan bahwa tidak lain merupakan hukum yang
berkenaan dengan bisnis. Yang dimaksud dengan bisnis adalah suatu usaha
dagang, urusan dan lain-lainnya, sehingga bisnis secara umum berarti suatu
kegiatan dagang, industry atau keuangan.Semua kegiatan yang berhubungan
dengan produksi dan pertukaran barang dan jasa dan urusan urusan keuangan.
Dalam bisnis kadang ada sengketa, ada dua jalur hukum yang dapat ditempuh
untuk menyelesaikan sengketa yaitu :
a. Jalur pengadilan
Hubungan yang terjadi antara para pihak dalam dunia bisnis termasuk dalam
ikatan hubungan perdata. Apabila ada sengketa akan diselesaikan secara
perdata. Penyelesaiannya dengan adanya gugatan terlebih dahulu ke
pengadilan di wilayah hukum tergugat berada.
b. Jalur arbitrase (Perwasitan)
c. Alternative sering dilakukan oleh kalangan pengusaha adalah melalui lembaga
arbitrase.
Adapula melalui jalur negosiasi (perundingan).
Syarat syahnya kontrak :
a. Adanya kata sepakat diantara para pihak
b. Adanya kecakapan tertentu
c. Adanya suatu hal tertentu
d. Adanya suatu sebab yang halal
4. Perkumpulan
Perkumpulan sebagai bentuk asal dari sebagian besar perusahaan.Persekutuan
berawal dari perkumpulan saling menanggung. Persekutuan ini terdiri atas :
a. Persekutuan perdata adalah suatu perjanjian yakni dua orang atau lebih
mengakibatkan diri untuk memasukan sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan
dengan maksud untuk membagi keuntungan (kemanfaatan) yang diperolehnya
(Pasal 1618 KUH Perdata).
b. Persekutuan firma adalah persekutuan perdata yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan dengan nama bersama (firma) (Pasal 16 KUHD).
c. Persekutuan komanditer adalah persekutuan firma.yang mempunyai sekutu
komanditer (Pasal KUHD).
d. Perseroan terbatas adalah persekutuan yang berbadan hukum, sedangkan
namanya tidak mempergunakan firma, tetapi tujuan perusahaannya semata-
mata (Pasal 36 KUHD)
e. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang berbadan hukum, berwatak social,
beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang
merupakan tata susun ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan (Pasal 3 UU No 12 Tahun 1967)
f. Perkumpulan saling menanggung adalah perkumpulan, yang bertujuan untuk
menutup perjanjian pertanggungan dengan peran anggotanya dalam usaha
pertanggungan, yang bekerja untuk kepentingan para anggota tersebut.
Yang tidak berbadan hukum adalah
Persekutuan perdata
Persekutuan firma
Persekutuan komanditer
Yang berbadan hukum
Perseroan terbatas
Koperasi
Perkumpulan saling menanggung
5. Oktroi
Oktroi diatur dalam UU Oktroi Tahun 1970 (LN No 313) suatu UU negeri
Belanda. Dalam Pasal 1 UU Oktroi tersebut, hak oktroi yang merupakan hak
mutlak, diberikan kepada :
a. Menemukan sesuatu pembuatan produksi baru.
b. Menemukan cara pembuatan produksi baru
c. Menemukan perbaikan baru terhadap suatu produksi
d. Menemukan cara kerja baru terhadap suatu produk
A. Pengertian perusahaan
Beberapa pengertian perusahaan menurut para ahli
1. Molengraaff
Baru bisa dikatakan perusahaan jika secara terus menerus bertindak keluar untuk
memperoleh keuntungan dengan menggunakan atau menyerahkan barang-barang
atau mengadakan perjanjian perdagangan.
2. Polak
Menambahkan dalam perusahaan menurut molengraaff dengan keharusan
melakukan pembukuan.
3. Pemerintah belanda
Perusahaan adalah apabila pihak yang berkepentingan bertindak secara tidak
terputus-putus dan terang-terangan serta dalam kedudukan tertentu untuk
memperoleh laba bagi dirinya sendiri.
B. Pengertian pengusaha.
Pengusaha adalah orang yang menjalankan perusahaan perdagangan atau orang yang
memberikan kuasa perusahaannya kepada orang lain.
Pengusaha dapat :
1. Ia dapat menjalankan perusahaannya sendiri tampa pembantu.
2. Ia dapat menjalankan perusahaannya dengan pembantu-pembantunya.
3. Ia dapat menyuruh orang lain untuk menjalankan perusahaannya dengan memberi
kuasa.
BAB 5
KEPAILITAN
A. Sejarah kepailitan
1. Pailit, failliet (belanda) atau bankrupt (inggris), dahulu diatur dalam
peraturan tersendiri ke dalam faillissements verordening sejak tahun 1906.
2. UU Nomor 4 tahun 1998 tentang Kepailitan yang merupakan :
a. Perbaikan terhadap faillissements verordening 1906;
b. Adanya pasal yang mengatur tentang penundaan kewajiban
pembayaran utang (PKPU)
c. Mengenal istilah Pengadilan Niaga, diluar pengadilan umum untuk
menyelesaikan sengketa bisnis.
3. UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan penundaan Kewajiban
Pembayaran utang. Sebagai perbaikan terhadap perundangan-undangan
sebelumnya. Hal ini didasarkan beberapa asas :
a. Asas keseimbangan yaitu disatu pihak terdapat ketentuan yang dapat
yg dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan pranata dan lembaga
dalam undang-undang ini terdapat ketentuan yang memungkinkan
perusahaan debitur yang prospektif tetap berlangsung.
b. Asas keadilan bahwa ketentuan mengenai kepailitan dapat
mempengaruhi rasa keadilan bagi para pihak yang berkepentingan.
Asas keadilan ini gunanya untuk mencegah terjadinya kesewenang-
wenangan pihak penagih yg mengusahakan kepailitan oleh debitur
yang tidak jujur. Sementara dipihak lain terdapat ketentuan yang dapat
mencegah terjaninya penyalahgunaan pranata dan lembaga kepailitan
oleh kreditur yang beritikad baik.
c. Asas kelangsungan usaha,
d. pembayaran atas tagihan masing-masing debitur dengan tidak
memperdulikan kreditor lainnya.
e. Asas integrasi asas ini mengandung pengertian bahwa system hukum
formal dan hukum materiilnya merupakan satu kesatuan yang utuh dan
system hukum perdata dan hukum acara perdata nasional.
B. Beberapa pengertian kepailitan
1. Pailit adalah suatu usaha bersama untuk mendapat pembayaran bagi semua
kreditor mendapat pembayaran sesuai dengan besar kecilnya piutang
masing-masing dengfan tidak berebutan.
2. Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitur pailit dan
pembesarannya dilakukan oleh curator di bawah pengawasan hakim
pengawas sebagaimana diatur dalam UU No 37 tahun 2004
3. Pailit dapat dinyatakan atas ;
a. Permohonan debitur sendiri.
b. Permohonan satu atau lebih kreditornya (menurut pasal 8 sebelum
diputuskan pengadilan wajib memanggil debiturnya).
c. Pailit harus dengan putusan pengadilan (pasal 2 ayat (1)
d. Pailit bisa atas permintaan kebijaksanaan untuk kepentingan umum
(pasal 2 ayat (2), pengadilan wajib memanggil debitur (pasal 8).
e. Apabila debiturnya bank, permohonan pailit hanya dapat diajukan oleh
bank Indonesia.
f. Apabila debiturnya perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring dan
penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian. Permohonan
pailit hanya dapat diajukan oleh Badan Pengawas pasar Modal
(BAPEPAM).
g. Dalam hal debiturnya perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi,
dana pension atau badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang
kepentingan public, permohonan pernyataan pailit hanya dapat
diajukan oleh Menteri keuangan.
Pasal 6, pernyataan pailit dapat diajukan kepada :
a. Ketua pengadilan dan Panitera mendaftarkan permohonan pailit pada
tanggal permohonan yang bersangkutan ajukan.
b. Apabila debitur dalam keadaan berhenti membayar (utang pokok maupun
bunganya).
c. Apabila terdapat dua atau lebih kreditor dan debitur tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih.
C. Akibat dijatuhkannya pailit
1. Debitur kehilangan segala hak nya untuk menguasai dan mengurus atas
kekayaan harta bendanya (asetnya), baik menjual, menggadai dan lain
sebagainya, serta segala sesuatu yang diperoleh selama kepailaitan sejak
tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan.
2. Utang-utang baru tidak lagi dijamin oleh kekayaannya.
3. Untuk melindungi kepentingan kreditor, selama putusan atas permohonan
pernyataan pailit belum diucapkan, kreditor dapat mengajukan
permohonan kepada pengadilan untuk :
a. Meletakan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh kekayaan
debitur.
b. Menunjuk curator sementara untuk mengawasi pengelolaan usaha
debitur, menerima pembayaran kepada kreditor dan pengalihan atau
pengagunan kekayaan debitur (Pasal 10).
4. Harus diumumkan di 2 (dua) surat kabar (Pasal 15 ayat 94))
D. Golongan orang berpiutang
Menurut Pasal 55 UU No 37 Tahun 2004 kreditor dapat dibagi dalam
beberapa golongan :
1. Golongan separatisen, yaitu kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak
tanggungan, hipotek atau hak agunan atas kebendaan lainnya.
Biasanya disebut kreditor preferen yaitu para kreditor yang mempunyai
hak didahulukan, disebut demikian karena para kreditor yang telah
diberikan hak untuk mengeksekusi haknya dan melaksanakan seolah-olah
tidak ikut campur.Para kreditor ini dapat menyelesaikan secara terpisah
diluar urusan pengadilan.
2. Golongan dengan hak privilege, yaitu orang-orang yang mempunyai
tagihan yang diberikan kedudukan istimewa.
Contoh, penjualan barang yang belum menerima bayarannya, mereka
menerima pelunasan terlebih dulu dan pendapatan penjualan barang yang
bersangkutan setelah itu barulah kreditor lainnya (kreditor konkuren)
E. Pengurusan harta pailit
1. Hakim pengawasan
Pasal 65 Hakim pengawas mengawasi pengurusan dan pemberesan harta
pailit.
a. Kalau masalah kepailitannya besar (kakap) dapat diangkat panitia
kreditor.
b. Memimpin rapat verifikasi, rapat untuk mengesahkan piutang-piutang.
2. Kurator
a) Tugas curator
Pasal 69 UU No 37 Tahun 2004 :
(1) Tugas curator adalah melakukan pengurusan dan/atau pemberesan
harta pailit
(2) Dalam melaksanakan tugasnya curator :
a. Tidak diharuskan memperoleh persetujuan dari atau
menyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada debitor
atau salah satu organ debitur, meskipun dalam keadaan diliar
kepailitan persetujuan atau pemberitahuan demikian
dipersyaratkan;
b. Dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, hanya dalam
rangka meningkatkan nilai harta pailit.
(3) Apabila dalam melakukan pinjaman dari pihak ketiga curator perlu
membebani harta dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan,
hipotek atau hak agunan atas kebendaan lainnya maka pinjaman
tersebut harus terlebih dahulu memeperoleh persetujuan Hakim
Pengawas.
(4) Pembebanan harta pailit dengan gadai, jaminan fidusia, hak
tanggungan, hipotek atau hak agunan atas keberadaan lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), hanya dapat dilakukan
terhadap bagian harta pailit yang belum dijadikan jaminan utang.
(5) Untuk menghadap disidang pengadilan, curator harus lebih dahulu
mendapat izin dari hakim pengawas, kecuali menyangkut sengketa
pencocokan piutang atau dalam hal sebagaimana dimaksud dalam
pasal 36,38,39 dan 59 ayat (30.
b) Menjadi curator
Pasal 70 ayat (2) yang dapat menjadi curator adalah :
1) Orang perseorangan yang memiliki keahlian khusus untuk itu
(mengurus atau membereskan harta pailit dan berdomisili di
wilayah RI);
2) Terdaftar di Departemen Hukum dan perundang-undangan.
c) Curator dapat diganti
Pasal 71 ayat (1) UU No 37 tahun 2004 seorang curator dapat diganti,
pengadilan dapat mengganti atau memanggil, mendengar curator atau
mengangkat curator tambahan :
1) Atas permohonan curator sendiri;
2) Atas permohonan curator lain jika ada;
3) Usulan hakim pengawasan;
4) Atas permintaan debitur pailit;
5) Atas usul kreditor konkuren.
d) Tanggungjawab curator
1) Pasal 72 UU No 37 tahun 2004, kurator bertanggungjawab
terhadap kesalahan atau kelalaiannya dalam melaksanakan tugas
pengurusan dan.atau pemberesan yang menyebabkan kerugian
terhadap harta pailit.
2) Pasal 73 ayat (3) kurator yang ditunjuk untuk tugas khusus
berdasarkan putusan pernyataan pailit, berwenang untuk bertindak
sendiri sebatas tugasnya.
3) Pasal 74 ayat (1) kurator harus menyampaikan laporan kepada
hakim pengawas mengenai keadaan harta pailit dan pelaksanaan
tugasnya setiap 3 (tiga) bulan.
4) Upah curator ditetapkan berdasarkan pedoman yang ditetapkan
Menteri Hukum dan perundang-undangan.
3. Panitia Kreditor
Dalam putusan pailit atau penetapan kemudian, pengadilan dapat
membentuk panitia kreditor sementara terdiri dari 3 orang yang dipilih dan
kreditor yang dikenal dengan maksud memberi nasehat kepada
curator.Setelah pencocokan utang selesai dilkaukan, hakim pengawas
wajib menawarkan kepada kreditor untuk membentuk panitia kreditor
tetap.
F. Penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU)
Debitur yang memiliki itikad baik untuk menyelesaikan seluruh atau sebagian
utang-utangnya dengan cara damai disebut keadaan susseance.
Yang pailit dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan (niaga atau
komersial) untuk suatu pengunduran umum dari kewajibannya untuk
membayar utang-utangnya dengan maksud untuk mengajukan rencana
perdamaian, baik seluruh maupun sebagian utang kepada kreditor.
Keadaan surseance dapat diajukan :
1. Harus persetujuan lebih ½ kreditor konkuren yang haknya diakui
sementara diakui (Pasal 229)
2. Hadir dan mewakili paling sedikit 2/3 dan tagihan yang diakui atau
sementara diakui;
3. Persetujuan lebih dari ½ jumlah kreditor yang piutangnya dijamin dengan
gadai, jaminan fidusia, hak bentuk panitia kreditor tetap tanggungan,
hipotek atau hak agunan atas kebendaan lainnya yang hadir dan mewakili
paling sedikit 2/3 bagian seluruh tagihan kreditor atau kuasanya yang hadir
dalam sidang;
4. Diumumkan di 2 (dua) Koran dan berita Negara RI;
5. Apabila PKPU tetap disetujui, penundaan tersebut berikut
perpanjangannya tidak melebihi 270 hari setelah putusan penundaan
kewajiban pembayaran utang sementara diucapkan (Pasal 228 ayat (6)
G. Pengadilan niaga
Tugas dan fungsi Pengadilan Niaga ;
1. Memeriksa dan memutuskan permohonan pernyataan pailit dan penundaan
kewajiban pembayaran utang;
2. Berwenang memeriksa dan memutuskan perkara lain dibidang perniagaan;
3. Prosedur yang ditetapkan bisa lebih cepat dalam hal :
a. Perkara selesai dalam 30 (tiga puluh) hari;’
b. Tidak ada banding, langsung kasasi ke MA, putusan dalam 30 (tiga
puluh) hari;
c. Dimungkinkan diajukan Peninjauan Kembali (PK).
BAB 6
Pengalihan paten tersebut tidak menghapus hak investor untuk tetap dicantumkan
nama dan identitasnya dalam paten yang bersangkutan. Hal ini disebut hak moral.
7. Pembatalan paten
a. Batal demi hukum
b. Batal atas permohonan pemegang paten
c. Batal karena gugatan.
D. Hak merek
1. UU No 15 Tahun 2001 tentang merek yang menggantikan UU sebelumnya yaitu
No 19 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU NO 14 tahun 1997
2. Pasal 1 yang dimaksud dengan merek yaitu tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur
yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
atau jasa.
3. Lingkup merek ada 2 yaitu merek dagang dan merek jasa
4. Permohonan pendaftaran merek diajukan secara tertulis dengan menggunakan
bahasa Indonesia kepada Ditjen HAKI dengan mencantumkan hal-hal seperti :
a. Tanggal, bulan dan tahun;
b. Nama lengkap, kewarganegaraan dan alamat pemohon;
c. Nama lengkap dan alamat kuasa apabila pemohon diajukan melalui kuasa;
d. Warna-warna apabila merek yang dimohonkan menggunakan unsur warna;
BAB 7
1. Merger (penggabungan usaha) adalah penggabungan dari dua perusahaan atau lebih
dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu perusahaan dan melikuidasi
perusahaan-perusahaan lainnya.
2. Pengertian konsolidasi
Konsolidasi (peleburan usaha) adalah penggabungan dari dua perusahaan atau lebih
dengan cara mendirikan perusahaan baru dan melikudiasi perusahaan-perusahaan
yang ada
3. Pengertian akuisisi
Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan suatu perusahaan, seperti :
a. Merger
1) Baik merger dan konsolidasi yang terjadi adalah suatu perusahaan mengambil
alih semua aktriva (asset) dan pasiva (liabilities) dari perusahaan lain. Merger
dan konsolidasi berbeda dilihat dari prosedur hukumnya.
2) Merger adalah absorbs suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya.
3) Perusahaan yanh mengambil alih (the acquiring firm) tetap memakai nama
dan identitasnya.
4) Setelah merger perusahaan yang diambil alih berhenti eksistensinya sebagai
suatu business entity yang mandiri.
b. Konsolidasi
1) Perusahaan yang mengambil alih maupun yang diambil alih (the acquired
firm) berakhir eksistensi yuridisnya dan menjadi bagian dan perusahaan yang
baru.
2) Sesuai Pasal 122, 123, 124 UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
c. Akusisi
1) Mengambil alih suatu perusahaan dengan cara membeli hak suara dan
perusahaan (the firm voting stock)
2) Pembelian saham harus dilakukan transaksinya langsung antara pembeli
dengan pemegang saham perusahaan tersebut, bukan dengan direksinya.
3) Sesuai pasal 125 UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas.
Kelebihan kekurangan
Merger 1. Memakai nama perusahaan 1. Menimbulkan polemic
pengambil alih. baru.
2. Biaya lebih kecil.
3. Tidak diperlukan surat izin usaha
baru
Konsolidas 1. Memakai nama perusahaan baru. 1. Biaya lebih mahal.
i 2. Menghilangkan polemic dari 2. Diperlukan surat izin usaha
masing-masing perusahaan. yang baru.
Akusisis 1. Masih memakai nama lama. 1. Kurang efisian
2. Tidak diperlukan surat izin usaha 2. Mudah terjadi duplikasi
usaha baru. atau pemborosan.
3. Kepemilikan perusahaan
berubah.
BAB 8
SURAT-SURAT BERHARGA