Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 2

Nama Kelompok :

1. Fadli Hijrah Nurfatah 021121167


2. Silvia Salsabila 021121172
3. Septriana Harefa 021121177
4. M. Abul Qasim Al Qusyairi 021121178
5. Rangga Tahta Sutajaya 021121182
6. M. Amirul Fauzan 021121189
7. Alfina Damayanti 021121192
Bab 3 “Dampak Masif Korupsi”
A. Dampak Korupsi
1. Dampak Ekonomi
2. Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat
3. Dampak Birokrasi Pemerintahan
4. Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi
5. Dampak Terhadap Penegak Hukum
6. Dampak Terhadap Pertahanan dan Keamanan
7. Dampak Akibat Kerusakan Lingkungan
8. Dampak Terhadap Ketahanan Budaya dan Religiusitas
B. Era Digital dan Dampak Pada
Penanggulangan
1. MeningkatnyaKorupsi
Kualitas Kejahatan Korupsi
2. Permisifme Akibat Paparan Informasi
3. Hoax Tantangan Pemberantasan Korupsi
4. Era digital dan Kesempatan pada Upaya Pemberantasan
Korupsi
A. Dampak Korupsi
1. Dampak Ekonomi
• Meningkatkan Utang Negara
Korupsi tentunya akan memperburuk keuangan negara. Selain sebelumnya negara memang
sudah punya hutang dengan negara lain, dengan adanya korupsi justru hutang itu akan semakin
bertambah. Para maling uang rakyat ini tidak sadar diri bahwa apa yang ia lakukan dapat
memperburuk keadaan negara. Mereka hanya memikirkan keuntungan pribadi.
• Penurunan Produktivitas
Produktivitas pada setiap industri dan produksi akan menurun karena dampak dari korupsi
ini. Produktivitas dari perusahaan-perusahaan akan terhambat dan tidak bisa berkembang lebih
maju lagi. Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah karyawan atau PHK, lalu aku
banyak pengangguran yang menyebabkan angka kemiskinan meningkat.
• Menurunnya Pendapatan Negara dari Pajak
APBN dibiayai oleh pajak sebesar 70%. Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) adalah jenis pajak yang paling banyak menyumbang untuk pendapatan negara.
Penurunan pendapatan ini karena kenyataan bahwa banyak oknum pegawai pajak yang
memanfaatkan kesempatan buruk ini untuk memperkaya dirinya sendiri.
• Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa
Korupsi juga akan menghambat pertumbuhan negara sendiri karena uang negara dibuat
untuk memperkaya diri sendiri. Kualitas barang dan jasa menjadi rendah dan tidak layak
digunakan untuk publik. Beras dengan kualitas buruk yang tidak layak untuk dimakan,
terhambatnya perbaikan untuk jembatan dan bangunan yang ambruk, tabung gas yang tidak
layak berpotensi meledak dan merusak fasilitas umum dan pribadi masyarakat. Korupsi juga
akan menurunkan kualitas pondasi dari proyek pembangunan, karena di dalamnya terdapat
suap, pengurangan bahan untuk dikorupsi. Semua itu dilakukan untuk menguntungkan diri
sendiri.
• Menambah Beban dalam Transaksi Ekonomi
Adanya suap, pungli, penyelewengan dana dalam sebuah perekonomian membuat biaya
transaksi akan semakin besar. Besarnya biaya transaksi akan menyebabkan tidak efisien dalam
perekonomian seperti, penggunaan sumber daya untuk penciptaan, penggunaan, pemeliharaan,
perubahan, dan sebagainya. Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa Indonesia biasa
melakukan pungli dalam pembuatan berbagai dokumen seperti, akta kelahiran, Surat Izin
Mengemudi (SIM), dan lain-lain. Ini menyebabkan besarnya biaya transaksi dan sistem
• Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Dengan adanya tindak korupsi di suatu negara akan menyebabkan para investor dari luar
negeri tidak percaya lagi dengan kepastian hukum dalam tindak korupsi untuk menanamkan
modal di industri suatu negara. Kondisi ini mempersulit pembangunan ekonomi. Dalam sektor
privat ini, korupsi merugikan pada sektor niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal, risiko
pembatalan perjanjian karena penyelidikan, dan ongkos manajemen dalam negosiasi dengan
pejabat.
• Ketimpangan Pendapatan
Tindakan korupsi ini menyebabkan perpindahan sumber daya untuk publik ke tangan
pelaku. Hal ini membuat uang pembelanjaan pemerintah menjadi berkurang. Dengan adanya
tindakan korupsi ini ketimpangan pendapatan akan terjadi antara elit koruptor dengan
masyarakat karena pindahnya sumber daya untuk publik. Beberapa negara berupaya
mengurangi tindakan korupsi untuk mencegah ketimpangan pendapatan karena koruptor
mengeruk uang publik untuk kepentingan pribadi. Namun Unslaner (2011) menyatakan bahwa
dampak dari korupsi terhadap ketimpangan pendapatan bersifat timbal balik. Artinya korupsi
menyebabkan ketimpangan pendapatan, dan ketimpangan pendapatan juga menyebabkan
• Meningkatkan Kemiskinan
Badan pusat statistik membagi kemiskinan menjadi empat kategori yaitu:
1) Kemiskinan absolut, artinya seseorang yang memiliki kondisi di bawah garis
kemiskinan atau dapat dikatakan tidak dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan,
kesehatan, dan pendidikan untuk hidup dan bekerja dengan layak.
2) Kemiskinan relatif, artinya kemiskinan karena pengaruh kebijakan yang menyebabkan
ketimpangan pendapatan. Standar kemiskinan ini relatif ditentukan oleh pandangan
subyektif masyarakat.
3) Kemiskinan kultural, artinya kemiskinan yang disebabkan oleh faktor budaya yang
membuat seseorang terbelenggu dalam kondisi miskin.
4) Kemiskinan struktural, artinya kemiskinan yang terjadi karena ketidakberdayaan
seseorang atau sekelompok masyarakat terhadap kebijakan tertentu dan membuat
sistem yang tidak adil, sehingga terjebak dalam kemiskinan.
Korupsi selain menimbulkan efek langsung, korupsi juga menimbulkan efek tidak langsung
terhadap kemiskinan. Alur korupsi ini awalnya memberikan dampak penurunan pertumbuhan
perekonomian yang akhirnya menyebabkan angka kemiskinan yang naik.
2. Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat
Terkait mahalnya harga jasa dan pelayanan publik dapat terlihat dari praktek korupsi yang
menciptakan ekonomi biaya tinggi, sehingga membebankan pelaku ekonomi. Kondisi ekonomi biaya
tinggi ini berimbas pada mahalnya harga jasa dan pelayanan publik karena harga yang ditetapkan
harus dapat menutupi kerugian pelaku ekonomi akibat besarnya modal yang dilakukan karena
penyelewengan yang mengarah ke tindak korupsi. Lalu, terkait dengan pengentasankemiskinan yang
berjalan lambat dapat dilihat dari lemahnya koordinasi dan pendataan, serta pendanaan dan lembaga.
Karena terjadinya tindakan korupsi, permasalahan kemiskinan itu sendiriakhirnya akan membuat
masyarakat sulit mendapatkan akses ke lapangan kerja yang disebabkan latar belakang pendidikan,
sedangkan untuk membuat pekerjaan sendiri banyak terkendala olehkemampuan, masalah teknis,
dan pendanaan. Terkait terbatasnya akses bagi masyarakat miskin dapat dilihat dari tindakan yang
lebih medahulukan bahan pokok untuk hidup dari pada untuk sekolah yang semakin menyudutkan
karena mengalami kebodohan. Selain itu, terjadi pulademoralisasi yang dapat terlihat dari tindakan
masyarakat yang semakin individualis. Masyarakatcenderung mementingkan dirinya sendiri dan
keluarganya saja. Hal yang dilakukan masyarakat tersebut dapat dimengerti atau dimaklumi karena
masyarakat sudah tidak lagi memiliki kepercayaan kepada pemerintah, serta sistem dan hukum yang
dijalankan, bahkan antar masyarakat sendiri.
3. Runtuhnya Otoritas Pemerintah
• Matinya Etika Sosial Politik
Melindungi seorang koruptor dengan kekuatan politik adalah salah satu indikasi besar
runtuhnya etika sosial dan politik. Pada saat ini kekuatan politik sangat dominan, sehingga
suatu kelompok politik akan rela melindungi anggotanya dengan segala cara, meskipun
anggotanya tersebut jelas - jelas bersalah atau melakukan korupsi. Hal ini sangat melukai
nurani masyarakat, padahal mereka adalah wakil rakyat yang seharusnya melindungi
kepentingan rakyat.
• Tidak Efektifnya Peraturan dan Perundang-undangan
Peraturan perundang undangan tidak efektif lagi karena, kebanyakan para pejabat
tinggi, pemegang kekuasaan atau hakim sering kali dijumpai bahwa mereka mudah sekali
terbawa oleh hawa nafsu mereka. dan juga sering kali semua permasalahan selalu
diselesaikan dengan korupsi.
• Birokrasi Tidak Efsien
Pada saat ini banyak sebenarnya investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya ke
Indonesia, namun untuk mendapatkan perizinan usaha dan investasi harus melalui birokrasi yang
panjang dan berbelit. Ada 10-12 prosedur yang harus dilewati dan ketidak jelasan waktu
penyelesaian pengurusan menjadi sangat rentan terhadap tindakan korupsi. Pada akhirnya suap
adalah jalan yang banyak ditempuh untuk itu. Birokrasi seharusnya berorientasi kepada rakyat
dengan mengutamakan kepentingan rakyat. Apabila birokrasi masih mengedepankan kepentingan
sendiri atau kelompok, maka tidak pernah ada jaminan bahwa birokrasi akan menjadi efisien.
4. Dampak Politik dan Demokrasi
• Munculnya kepemimpinan Korupsi
Semua orang sudah tentu ingin mendapatkan kekuasaan, karena hal itu maka segala
cara dilakukan untuk mendapatkan kekuasaan. Melakukan suap untuk kepentingan dalam
persaingan merebutkan jabatan sudah banyak terjadi di Indonesia. Ketika sudah menjadi
pimpinan akhirnya terjadilah tindakan korupsi untuk mengembalikan dana suap agar
menjadi pemimpin.
• Hilangnya Kepercayaan Publik pada Pemerintah
Terjadinya tindak korupsi besar - besaran yang dilakukan para petinggi pemerintah, legislatif
atau petinggi partai politik. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya kepercayaan publik
terhadap pemerintahan yang sedang berjalan.
• Menguatnya Plutokrasi
Korupsi yang menyandera pemerintahan akan menghasilkan konsekuensi menguatnya
pluktokrasi (sistem politik yang dikuasai pemilik modal atau kapitalis). Faktanya,
perusahaan – perusahaan besar punya hubungan dengan partai – partai yang ada kancah
perpolitikan negeri ini. Bahkan beberapa pengusaha besar menjadi ketua sebuah partai
politi. Seringkali kepentingan partai bercampur dengan kepentingan perusahaan.
• Hancurnya Kedaulatan Rakyat
Seharusnya kedaulatan ada ditangan rakyat. Namun yang terjadi sekarang ini adalah
kedaulatan ada ditangan partai politik, karena anggapan bahwa partailah bentuk
representasi rakyat. Partai adalah dari rakyat dan mewakili rakyat, sehingga banyak orang
yang menganggap bahwa wajar apabila sesuatu yang didapat dari negara dinikmati oleh
partai.
5. Dampak Terhadap Penegak Hukum
• Fungsi Pemerintahan Mandul
Masyarakat cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang diduga
terkait dengan tindak korupsi. Disisi lain lembaga politik sering diperalat untuk menopang
terwujudnya kepentingan pribadi dan kelompok. Ini mengandung arti bahwa lembaga politik
telah dikorupsi untuk kepentingan yang sempit (vested interest).
• Hilangnya Kepercayaan Rakyat Terhadap Lembaga Negara
Korupsi yang terjadi pada lembaga-lembaga negara seperti yang terjadi di Indonesia dan
marak diberikatan di berbagai media saat ini semakin mengakibatkan kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga tersebut hilang. Hasil survei mendapatkan peringkat lembaga
Negara yang paling korup:
1) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
2) Birokrasi Pemerintah
3) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
4) Partai Politik
5) Kepolisian
Kondisi yang memprihatinkan ini ditengarai juga melibatkan sejumlah
oknum bahkan mafia, seperti mafia hukum dan mafia anggaran.
6. Dampak Terhadap Pertahanan dan Keamanan
• Kerawanan Hankamnas Karena Lemahnya Alutsista dan SDM
Saat ini kita sering sekali mendapatkan berita dari berbagai media tentang bagaimana
negara lain begitu mudah menerobos batas wilayah negara Indonesia, baik dari darat, laut
maupun udara. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem pertahanan dan keamanan Indonesia
masih sangat lemah, tentunya hal ini sangat berhubungan dengan alat dan SDM yang ada
• Lemahnya Garis Batas Negara
Kemiskinan yang terjadi di daerah-daerah wilayah kalimantan barat yang berbatasan
langsung dengan Malaysia, mengakibatkan masyarakat cenderung dekat denga negara
tentang malayasia karena negara tersebut lebih banyak memberikan bantuan dan kemudahan
hidup bagi mereka.
• Menguatnya Sisi Kekerasan Dalam Masyarakat
akumulasi dari rasa tidak percaya, apatis, tekanan hidup, kemiskinan
yang tidak berujung, jurang perbedaan kaya dan miskin yang sangat dalam,
serta upaya menyelamatkan diri sendiri menimbulkan efek yang sangat
merusak, yaitu kekerasan. Kekerasan seperti ini mengakibatkan perang
saudara yang sangan merugikan baik material maupun berimbas kepada
budaya dan tantanan masyarakat.
7. Dampak Korupsi Terhadap Kerusakan lingkungan
Dampak korupsi terhadap lingkungan salah satunya menurunkan kualitas lingkungan.
Penurunan kualitas lingkungan dapat kita lihat dari banyaknya kasus ilegal loging. Kasus
ilegal loging memberikan kerugian negara yang terjadi sampai 30 - 42 Triliyun rupiah per
tahun. Akibat perusakan alam inilah yang menyebabkan kualitas lingkungan menurun dan
melahirkan masalah lingkungan lainnya.
Tindakan korupsi dapat mengkacaukan segala hal yang ada. Kata korupsi dapat merusak
segala aspek yang ada di pemerintahan. Adapun dampak – dampak akibat korupsi yang
terjadi salah satunya yaitu berdampak korupsi terhadap lingkungan. Dampak korupsi
terhadap lingkungan yaitu:
1. Merusak tatanan lingkungan masyarakat apabila dana pembangunan jalan di
ambil separuh dananya.
2. Terjadinya banjir apabila pembangunan dan membenahi gorong – gorong
dananya di kurangi oleh pihak – pihak atas dan kualitas gorong – gorongnya
sangat rendah dan mudah rusak.
3. Kebakaran hutan disebabkan oleh oknum – oknum yang menginginkan lahan
tersebut dan menyogok pihak perhutanan untuk menjual hutan tersebut untuk
di bangun pabrik.
8. Dampak Korupsi Terhadap Ketahanan Budaya Dan Religiusitas
Dalam perspektif budaya hukum korupsi menunjukkan perilaku yang bertentangan
dengan nilai-nilai dan norma baik itu dari kejujuran, sosial, agama atau hukum. Korupsi
sendiri digolongkan serious crime karena mampu mengganggu hak ekonomi dan hak sosial
masyarakat dan negara dalam skala besar.
Dalam perspektif religiusitas, berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diduga bahwa
pemahaman keagamaan atau religiusitas yang lebih menitikberatkan pentingnya kejujuran,
akuntabilitas, kesetaraan, kerja keras, dan taat hukum akan berkorelasi negatif dengan
praktek korupsi. Kita dapat menarik kesimpulan bahwa religiusitas bukan faktor yang
menentukan sikap korupsi.
Perilaku korup dan tidak korup tidak dapat dijelaskan oleh
tingkat religiusitas atau kesalehan. Secara sederhana, perilaku
korup dapat dijumpai pada mereka yanh religius ataupun tidak.
B. Era Digital dan Dampak Pada Penanggulangan Korupsi

Korupsi merupakan bentuk kejahatan yang terbilang sulit untuk diberantas. Korupsi
tidak hanya berdampak dalam satu aspek kehidupan saja. Korupsi telah menimbulkan
efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara. Meluasnya praktik
korupsi di suatu negara akan memperburuk dkondisi ekonomi bangsa. harga barang -
barang menjadi mahal, akses rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit,
keamanan suatu negara terancam, lingkungan hidup yang rusak, Citra pemerintahan
yang buruk di mata internasional akan menggoyahkan sendi - sendi kepercayaan
pemilik modal asing, krisis ekonomi yang berkepanjangan, dan negara pun menjadi
semakin terperosok dalam kemiskinan. Berdasarkan laporan Bank Dunia, Indonesia
dikategorikan sebagai negara yang utangnya parah, berpenghasilan rendah (severly
indebled low income country) dan termasuk dalam kategori negara – negara termiskin
di dunia seperti mali dan ethiopia. Berbagai dampak masif korupsi yang merongsong
berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Era digital yang terjadi karena kemajuan teknologi berbasis eletronika digital pada saat
ini ditandai dengan jelas oleh keberadaan internet yang menjadi bagian kehidupan manusia
pada abad ini pada saat ini bumi dihuni oleh sekitar 7,5 milyar manusia dimana hampir
setengahnya atau 3,8 milyar manusia terhubung dengan internet, sebuah angka yang sangat
Pantastis Teknologi digital ini memaksa setiap orang untuk beradaptasi, karena mau tidak
mau, suka tidak suka, siap tidak siap, jaman digital sudah datang. Masyarakat Indonesia
dengan segala keragamannya, tingkat pendidikan serta pengetahuannya mengakibatkan
situasi sekarang ini menjadi sangat unik. Dilain sisi kondisi ini menjadi peluang di sisi yang
lain kondisi ini menjadi ancaman tentunya juga berpengaruh kepada upaya penanggulangan
korupsi yang tengah dilakukan. Ada beberapa hal yang dapat terjadi di era digital ini :
1. Meningkatnya Kualitas kejahatan korupsi
2. Permisifme Akibat paparan informasi
3. Hoax tantangan pemberantasan korupsi
4. Era digital dan kesempatan pada upaya pemberantasan korupsi
 Hoax Tantangan Pemberantasan Korupsi
Saat ini dengan semakin maraknya dunia digital, dan hampir setiap orang yang terhubung
dengan jejaring internet dan media sosial akan menerima informasi yang jauh lebih besar
daripada era 20-30 tahun yang lalu. Hal ini diperkuat dengan bahwa pada era digital ini
setiap orang yang terhubung dengan jejaring internet dan atau media sosial bisa untuk
memproduksi informasinya sendiri dan dibagikan (share) kepada orang lain yang terhubung
pada jejaring yang sama. Disisi lain jumlah pengguna internet dan media sosial yang sudah
kuat literasi digitalnya masih sedikit, sehingga mengakibatkan sebagian besar masyarakat
saat ini cenderung memercayai segala informasi yang beredar di internet tanpa melakukan
klarifkasi.
Ada saat ini kalau kita membuka media sosial pasti akan berhadapan dengan berita
bohong (hoax) yang sangat sulit untuk dibedakan dengan berita yang benar, apalagi bagi
masyarakat awam yang masih minim literasi. Kondisi kebingungan masyarakat akan berita
yang benar ini dengan mudah dimanIaatkan oleh beragam oknum termasuk koruptor untuk
membangun opini masyarakat.
 Era Digital dan Peluang pada Upaya Pemberantasan Korupsi
Era digital yang banyak mempengaruhi orang dalam berbagai hal termasuk meningkatnya
kualitas kejatahatan korupsi, namun juga mempunyai peluang yang besar dalam upaya
pemberantasan korupsi. kalau kita melihat dari teori peluang yaitu untuk mengetahui
seberapa besar kemungkinan suatu kejadian akan terjadi. Nilai peluang yang rendah
menunjukkan bahwa kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi sangat kecil. Sebaliknya jika
nilai peluang tinggi maka kemungkinan besar suatu peristiwa akan terjadi. Peluang dapat kita
maksudkan sebagai situasi atau kondisi yang ada di lingkungan atau masyarakat yang
memberikan kemungkinan upaya pemberantasan korupsi bisa berhasil di era digital ini.
Situasi dan kondisi yang dimaksud mencakup lingkup yang luas, seperti budaya, tingkat
pendidikan, kondisi sosial politik, perundang-undangan dan peraturan pemerintah, teknologi
dan sebagainya.
peluang (opportunity) dalam upaya pemberantasan korupsi
di era digital ini sangat tinggi dan menjanjikan. Sekarang peluang itu hanya menunggu niat
yang tulus dari semua pihak (stake holder) dan upaya yang konkret untuk mewujudkannya.
Bab 4 “Nilai dan Prinsip Antikorupsi”

A. Nilai-Nilai
Antikorupsi

B. Prinsip-Prinsip Antikorupsi
A. Nilai-nilai antikorupsi

1. Kejujuran
Menurut sugono, kata jujur dapat didefnisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak
curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan mahasiswa, tanpa sifat
jujur mahasiwa tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya. (sugono : 2008).
2. Kepedulian
Menurut sugiono defnisi kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan (sugono : 2008). Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang mahasiswa dalam
kehidupan di kampus dan di masyarakat.
3. Kemandirian
Kondisi mandiri bagi mahasiswa, hal ini penting untuk masa depannya dimana mahasiswa tersebut
harus mengatur kehidupannya dan orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya sebab tidak
mungkin orang yang tidak dapat mandiri (mengatur dirinya sendiri) akan mampu mengatur hidup orang
lain. Dengan karakter kemandirian tersebut mahasiswa dituntut untuk mengerjakan semua tanggung jawab
dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain (supradi : 2004 ).
A. Nilai-nilai antikorupsi

4. Kedisiplinan
Menurut sugono defnisi kata disiplin adalah ketaatan kepatuhan kepada peraturan (sugono :
2008). Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik maupun sosial mahasiswa perlu hidup
disiplin. Manfaat dari hidup yang disiplin adalah mahasiswa dapat mencapai tujuan hidupnya
dengan waktu yang lebih efsien.
5. Tanggung jawab
Menurut sugono defnisi kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan ) (sugono : 2008
). Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatan yang salah, baik itu
disengaja maupun tidak disengaja.
6. Kerja keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata “kemauan” menimbulkan asosiasi
dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan, kelaki-lakian dan pantang mundur.
A. Nilai-nilai antikorupsi

7. Sederhana
Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak mahasiswa mengenyam masa
pendidikannya. Prinsip hidup sederhana ini merupakan parameter penting dalam menjalin
hubungan antara sesama mahasiswa karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egois, dan yang sikap-sikap negatii lainnya lainnya. Prinsip hidup
sederhana juga menghindari seseorang dari keinginan yang berlebihan.
8. Keberanian
Mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan pendirian dan keyakinan
mahasiswa, terutama mahasiswa harus mempertimbangkan berbagai masalah dengan sebaik-
baiknya.
9. Keadilan
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Bagi mahasiswa karakter adil ini
perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya agar mahasiswa dapat belajar mempertimbangkan
dan mengambil keputusan secara adil dan benar.
B. Prinsip-Prinsip Antikorupsi
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua
lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main, baik dalam bentuk
konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu
dengan individual) maupun pada level lembaga (bappenas:2002). Lembagalembaga
tersebut berperan dalam sektor bisnis, masyarakat, publik, maupun interaksi antara
ketiga sector.
2. Transparansi
Prinsip transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari
transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka,
sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik (prasojo:2007).
3. Kewajaran
Prinsip fairness atau kewajaran ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi
(ketidak wajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun
ketidakwajaran lainnya. Sifat-sifat prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal penting
B. Prinsip-Prinsip Antikorupsi

4. Kebijakan
Prinsip anti korupsi yang selanjutnya adalah prinsip kebijakan. Pembahasan
mengenai prinsip ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
kebijakan anti korupsi. Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak
terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
5. Kontrol kebijakan
Konrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif
dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Pada prinsip ini, akan dibahas mengenai
lembaga-lembaga pengawasan diindenesia, self-evaluating organitation, informasi
sistem pengawasan diindonesia, problematika pengawasan diindonesia.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai