Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

Nama Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia


Kode Mata Kuliah : ESPA4314
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang : Ifah Masrifah, SE.MM
Nama Penelaah : -

Kejari Sukabumi Usut Dugaan Korupsi Penyertaan Modal Perumda ATE


detik.com, Kabupaten Sukabumi - Tim Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Sukabumi
mendatangi kantor Perusahaan Daerah Aneka Tambang dan Energi (Perumda ATE) Sukabumi. Kepala
Seksi Intelijen Kejari Kabupaten Sukabumi Aditia Sulaeman mengatakan kedatangan pihaknya itu
untuk mengusut kasus dugaan korupsi penyertaan modal. "Dugaan tindak pidana korupsi penyertaan
modal pada tahun 2017. Intinya pemeriksaan ini mengumpulkan keterangan. Sifatnya masih pulbaket
dan puldata, tapi dalam hal ini kita sudah mendapatkan beberapa poin yang akan kami laporkan kepada
pimpinan," kata Aditia, Jumat (26/11/2021)
Ada empat orang yang dicecar pertanyaan oleh pihak kejaksaan. Mereka merupakan pejabat
tinggi di perusahaan daerah tersebut. Empat orang yang dimintai keterangan itu antara lain Direktur
Utama, PLT Dewan Pengawas, Bendahara dan tim auditor.
"Sudah ada empat orang yang kami periksa. Namun ketika ditanya apakah direktur utama sudah
mengetahui aturan dalam menjalankan fungsinya, ia mengatakan tidak tahu," ujarnya.
"Jadi, yang kita periksa sekarang itu direksi baru. Direksi lama pun rencananya kita lakukan
pemeriksaan juga," kata Aditia menambahkan. Soal nilai kerugian atas dugaan korupsi tersebut, Aditia
mengatakan pihaknya masih belum bisa menjelaskan rinci dari hasil pemeriksaan. "Kita belum tahu
untuk jumlah kerugiannya dan belum mengerucut kepada tersangka juga," ujar Aditia.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Pelaksana Tugas Dewan Pengawas Perumda ATE Kabupaten
Sukabumi Ahmad Heryadi menjelaskan jajaran direksi baru saat ini berupaya maksimal untuk
mempersiapkan kinerja Perumda ATE agar lebih baik. "Kalau untuk masalah kasus atau
permasalahannya, seperti sekarang yang diperiksa oleh kejaksaan. Nanti sama pak Kasi (Kasi Intel)
saja bertanya," ucap Ahmad.
(Sumber : detik.com , Tanggal Jumat, 26 Nov 2021 22:10 WIB)

Pertanyaan :
Bedasarkan kasus diatas untuk menarik investasi ke daerah Pemda Kabupaten Simalungun :
1. Analisislah atas kasus diatas penyebab Praktek korupsi yang bersifat struktural rumit
dideteksi.
2. Analisislah dampak korupsi atas kasus Penyertaan Modal Perumda ATE terhadap
perekonomian Indonesia.
3. Analisislah permasalahan yang dihadapi oleh banyak pemerintah daerah sehingga
terjadinya korupsi seperti contoh kasus diatas.
4. Jelaskanlah masalah keikutsertaan Indonesia dalam globalisasi ekonomi sehingga
berdampak terjadi praktek kolusi, korupsi dan nepostisme seperti contoh kasus diatas.

-----------SELAMAT MENGERJAKAN – SEMOGA SUKSES-----------


JAWAB :

1. Praktek korupsi yang bersifat structural rumit dideteksi karena korupsi ini terkait erat
dengan struktur kekuasaan dan kolusi. Korupsi model ini merupakan kerja sama atau
persekongkolan dalam kerja yang tidak baik, misalnya antara penguasa dan pelaku
bisnis dalam mengukuhkan monopoli swasta yang menguntungkan kedua pihak.
Korupsi structural pun dibagi menjadi dua, yaitu in come corruption, yang jelas
motifnya berupa materi, dan policy corruption, yang cirinya membuat peraturan
sedemikian rupa sehingga melegalisasi korupsi agar legitimated. Praktek korupsi jenis
ini susah dibongkar jika lembaga – lembaga perwakilan tidak bekerja sebagaimana
mestinya, lebih – lebih kalau Mahkamah Agung tidak mempunyai hak uji atas
peraturan tersebut. Maraknya korupsi kolektif yang dilakukan orang orang
pemerintahan mengindikasi makin massifnya praktek korupsi ini.

2. Dampak Korupsi terhadap perekonomian :


 Penurunan Produktivitas
Produktivitas pada setiap industri dan produksi akan menurun karena dampak dari
korupsi ini. Produktivitas dari perusahaan-perusahaan akan terhambat dan tidak
bisa berkembang lebih maju lagi. Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah
karyawan atau PHK, lalu aku banyak pengangguran yang menyebabkan angka
kemiskinan meningkat.
 Menurunnya Pendapatan Negara dari Pajak
APBN dibiayai oleh pajak sebesar 70%. Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) adalah jenis pajak yang paling banyak menyumbang
untuk pendapatan negara.Penurunan pendapatan ini karena kenyataan bahwa
banyak oknum pegawai pajak yang memanfaatkan kesempatan buruk ini untuk
memperkaya dirinya sendiri. Hal ini juga mengakibatkan ketidakpercayaan
masyarakat terhadap pegawai pajak, dan tentunya akan menghambat proses
pembangunan dan merugikan masyarakat.
 Meningkatkan Utang Negara
Korupsi tentunya akan memperburuk keuangan negara. Selain sebelumnya negara
memang sudah punya hutang dengan negara lain, dengan adanya korupsi justru
hutang itu akan semakin bertambah. Para maling uang rakyat ini tidak sadar diri
bahwa apa yang ia lakukan dapat memperburuk keadaan negara. Mereka hanya
memikirkan keuntungan pribadi.
 Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Dengan adanya tindak korupsi di suatu negara akan menyebabkan para investor
dari luar negeri tidak percaya lagi dengan kepastian hukum dalam tindak korupsi
untuk menanamkan modal di industri suatu negara. Kondisi ini mempersulit
pembangunan ekonomi.Dalam sektor privat ini, korupsi merugikan pada sektor
niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal, risiko pembatalan perjanjian karena
penyelidikan, dan ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat.
 Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa
Korupsi juga akan menghambat pertumbuhan negara sendiri karena uang negara
dibuat untuk memperkaya diri sendiri. Kualitas barang dan jasa menjadi rendah
dan tidak layak digunakan untuk publik. Beras dengan kualitas buruk yang tidak
layak untuk dimakan, terhambatnya perbaikan untuk jembatan dan bangunan yang
ambruk, tabung gas yang tidak layak berpotensi meledak dan merusak fasilitas
umum dan pribadi masyarakat.
Korupsi juga akan menurunkan kualitas pondasi dari proyek pembangunan,
karena di dalamnya terdapat suap, pengurangan bahan untuk dikorupsi. Semua itu
dilakukan untuk menguntungkan diri sendiri.
 Menambah Beban dalam Transaksi Ekonomi
Adanya suap, pungli, penyelewengan dana dalam sebuah perekonomian membuat
biaya transaksi akan semakin besar. Besarnya biaya transaksi akan menyebabkan
tidak efisien dalam perekonomian seperti, penggunaan sumber daya untuk
penciptaan, penggunaan, pemeliharaan, perubahan, dan sebagainya. Sistem
kelembagaan akan lebih efisien jika biaya transaksi rendah, namun jika sebaliknya
maka sistem kelembagaan tidak akan efektif. Sudah bukan menjadi rahasia lagi
bahwa Indonesia biasa melakukan pungli dalam pembuatan berbagai dokumen
seperti, akta kelahiran, Surat Izin Mengemudi (SIM), dan lain-lain. Ini
menyebabkan besarnya biaya transaksi dan sistem kelembagaan menjadi buruk.
 Ketimpangan Pendapatan
Tindakan korupsi ini menyebabkan perpindahan sumber daya untuk publik ke
tangan pelaku. Hal ini membuat uang pembelanjaan pemerintah menjadi
berkurang. Dengan adanya tindakan korupsi ini ketimpangan pendapatan akan
terjadi antara elit koruptor dengan masyarakat karena pindahnya sumber daya
untuk publik tadi. Beberapa negara pasti selalu berupaya untuk mengurangi
tindakan korupsi untuk mencegah ketimpangan pendapatan karena koruptor
mengeruk uang publik untuk kepentingan pribadi. Namun Unslaner (2011)
menyatakan bahwa dampak dari korupsi terhadap ketimpangan pendapatan
bersifat timbal balik. Artinya korupsi menyebabkan ketimpangan pendapatan, dan
ketimpangan pendapatan juga menyebabkan korupsi.
 Meningkatkan Kemiskinan
Badan pusat statistik membagi kemiskinan menjadi empat kategori yaitu:
 Kemiskinan absolut, artinya seseorang yang memiliki kondisi di bawah
garis kemiskinan atau dapat dikatakan tidak dapat memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, kesehatan, dan pendidikan untuk hidup dan bekerja
dengan layak.
 Kemiskinan relatif, artinya kemiskinan karena pengaruh kebijakan yang
menyebabkan ketimpangan pendapatan. Standar kemiskinan ini relatif
ditentukan oleh pandangan subyektif masyarakat.
 Kemiskinan kultural, artinya kemiskinan yang disebabkan oleh faktor
budaya yang membuat seseorang terbelenggu dalam kondisi miskin.
 Kemiskinan struktural, artinya kemiskinan yang terjadi karena
ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat terhadap
kebijakan tertentu dan membuat sistem yang tidak adil, sehingga terjebak
dalam kemiskinan.
Korupsi ini menjadi penyebab kemiskinan masyarakat. Selain menimbulkan efek
langsung, korupsi juga menimbulkan efek tidak langsung terhadap kemiskinan.
Alur korupsi ini awalnya memberikan dampak penurunan pertumbuhan
perekonomian yang akhirnya menyebabkan angka kemiskinan yang naik.
Masyarakat yang mengalami kemiskinan akan merasakan mahalnya harga
pelayanan publik, rendahnya kualitas pelayanan, akses air, kesehatan, dan
pendidikan.
Harga bahan pokok juga tidak dapat dijangkau oleh masyarakat miskin, rumah
layak huni, kesehatan dan lain-lain sangat sulit untuk diakses karena informasi
hukum yang tidak berpihak pada masyarakat miskin.
Dengan naiknya angka kemiskinan tentunya angka kriminalitas juga akan naik.
Masyarakat kecil juga akan melakukan korupsi, tidak hanya pejabat tinggi. Sesuai
dengan paparan mengenai ketimpangan pendapatan yang memiliki timbal balik,
dalam hal ini akan terjadi. Di mana masyarakat miskin akan melakukan segala
cara untuk tetap hidup, salah satunya dengan korupsi.

3. Banyak kasus korupsi terjadi di pemerintahan daerah contohnya pada kepala daerah.
Kepala daerah yang terjerat kasus korupsi terus bertambah panjang. Selain sistem
politik di Indonesia yang masih berbiaya tinggi, maraknya kepala daerah yang
terjerembab praktik korupsi juga disebabkan tingginya kekuasaan yang dimiliki
ditambah adanya kesempatan dan rendahnya integritas. Kekuasaan untuk mengambil
keputusan sendiri atau diskresi yang dimiliki kepala daerah tanpa pengawasan yang
memadai mendorong terjadinya praktik korupsi. Dari berbagai referensi tentang
korupsi, salah satunya mengatakan bahwa monopoli ditambah dengan tingginya
kekuasaan (diskresi) yang dimiliki seseorang tanpa adanya pengawasan yang
memadai dari aparat pengawas, akan menyebabkan dorongan melakukan tindak
pidana korupsi. Atau, dengan kata lain korupsi terjadi karena kekuasaan ditambah
adanya kesempatan dan minus integritas. Berdasarkan pengalaman KPK dalam
menangani tindak pidana korupsi, setidaknya terdapat lima modus korupsi kepala
daerah, yaitu intervensi dalam kegiatan belanja daerah mulai dari pengadaan barang
dan Jasa; penempatan dan pengelolaan kas daerah; pelaksanaan hibah dan bantuan
sosial (bansos); pengelolaan aset; hingga penempatan modal pemda di BUMD atau
pihak ketiga. Kemudian, intervensi dalam penerimaan daerah mulai dari pajak daerah
dan retribusi; pendapatan daerah dari pusat; sampai kerja sama dengan pihak lain.
Modus lainnya intervensi dalam perizinan mulai dari pemberian rekomendasi;
penerbitan perizinan; sampai pemerasan. Selain itu, benturan kepentingan dalam
proses pengadaan barang dan jasa; rotasi, mutasi, promosi, dan rangkap jabatan; serta
Penyalahgunaan wewenang dalam proses lelang jabatan. Terkait sektor pengadaan
barang dan jasa yang menjadi 'primadona' kepala daerah untuk melakukan praktik
korupsi, KPK telah mengidentifikasi berbagai titik rawannya. Beberapa di antaranya,
kelembagaan ULP yang tidak independen; Pokja ULP tidak permanen; Pelaksanaan
PBJ yang tidak transparan; Benturan kepentingan dalam pelaksanaan PBJ; dan Sistem
PBJ yang diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
4. Terjadinya KKN di Indonesia disebabkan oleh peninggalan pemerintahan colonial
yang dahulu juga melakukan praktek yang sama. Kemiskinan dan ketidaksamaan, gaji
yang rendah sifat tamak dan rakus yang ingin memperkaya diri, serta gaya hidup yang
konsumtif. Sistem hukum di Indonesia untuk memberantas korupsi masih sangat
lemah. Hukum tidak dijalankan sesuai prosedur yang benar, aparat mudah disogok
sehingga pelanggaran sangat mudah dilakukan oleh masyarakat. Monopoli Kekuasaan
merupakan sumber korupsi, karena tidak adanya kontrol oleh lembaga yang mewakili
kepentingan masyarakat. Faktor yang sangat dekat dengan terjadinya korupsi adalah
budaya penyalahgunaan wewenang yang berlebih dalam hal ini terjadinya KKN.
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang masih sangat tinggi dan tidak adanya
sistem kontrol yang baik menyebabkan masyarakat meng anggap bahwa korupsi
merupakan suatu hal yang sudah biasa terjadi. Hal ini bisa terjadi karena nilai-nilai
dan budaya di masyarakat yang mendukung untuk terjadinya korupsi. Misalnya
masyarakat menghargai seseorang karena kekayaan yang dimilikinya. Akibatnya
masyarakat menjadi tidak kritis terhadap kondisi, seperti dari mana kekayaan itu
berasal. Salah satu yang dapat menjadi penyebab korupsi adalah masalah politik.
Politik uang (money politics) pada Pemilihan Umum adalah contoh tindak korupsi,
yaitu seseorang atau golongan tertentu membeli suatu atau menyuap para
pemilih/anggota partai agar dapat memenangkan pemilu. Perilaku korup seperti
penyuapan, politik uang merupakan fenomena yang sering terjadi.
Dampak Negatif Korupsi di Indonesia
Korupsi memiliki dampak negatif bagi negara indonesia. Korupsi memiliki dampak
hebat, utamanya terhadap ekonomi. Beberapa ahli juga membuat statement yang
dapat diringkas beberapa poin, bahwa korupsi menyebabkan enam hal sebagai
berikut:
 Investasi mejadi rendah, terutama investasi langsung dari luar negeri.
 Mengurangi pertumbuhan ekonomi.
 Mengubah komposisi belanja pemerintah menjadi tidak produktif.
 Ketidaksamaan dan kemiskinan menjadi lebih besar.
 Mengurangi efisiensi bantuan.
 Menyebabkan negara menjadi krisis.
Korupsi juga melanggar dan mengganggu hak asasi manusia. Khususnya hak yang
harus dimiliki oleh seorang anak. ICHRP dan Transpalency Internasional mencatat
bahwa korupsi berdampak pada terlanggarnya hak anak untuk hidup, khususnya hak
untuk memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan. Dalam prespektif ekonomi
politik korupsi merupakan kejahatan yang secara langsung menggerogoti sendi–sendi
bangunan ekonomi dan politik suatu bangsa. Dan korupsi juga dapat merusak sendi–
sendi kehidupan bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai