Anda di halaman 1dari 12

Nama : Dea Sandova

NPM : 2011021060
UTS Ekonomi Pembangunan I

SOAL
1. Berikan Pandangan Saudara Mengenai Hubungan Antara Korupsi Dan Pembangunan
Ekonomi, Lengkapi Penjelasan Dengan Referensi Ilmiah Yang Anda Peroleh!

JAWABAN :
Data dan fakta:
Korupsi berdampak buruk pada perekonomian sebuah negara. Salah satunya
pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat dari multiplier effect rendahnya tingkat
investasi. Hal ini terjadi akibat investor enggan masuk ke negara dengan tingkat
korupsi yang tinggi. Ada banyak cara orang untuk tahu tingkat korupsi sebuah negara,
salah satunya lewat Indeks Persepsi Korupsi (IPK).
Dikutip dari buku Modul Integritas Bisnis Seri 3: Dampak Sosial Korupsi, korupsi
juga menambah beban dalan transaksi ekonomi dan menciptakan sistem kelembagaan
yang buruk. Adanya suap dan pungli dalam sebuah perekonomian menyebabkan biaya
transaksi ekonomi menjadi semakin tinggi. Hal ini menyebabkan inefisiensi dalam
perekonomian. Melambatnya perekonomian membuat kesenjangan sosial semakin
lebar. Orang kaya dengan kekuasaan, mampu melakukan suap, akan semakin kaya.

Sementara orang miskin akan semakin terpuruk dalam kemelaratan. Tindakan


korupsi juga mampu memindahkan sumber daya publik ke tangan para koruptor,
akibatnya uang pembelanjaan pemerintah menjadi lebih sedikit. Ujung-ujungnya
rakyat miskin tidak akan mendapatkan kehidupan yang layak, pendidikan yang baik,
atau fasilitas kesehatan yang mencukupi.

Pendapat Saya :
Jika kita merujuk pada data dari aclc.kpk.go.id yang saya sertaka diatas menurut
pandangan saya pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat dari multiplier effect
rendahnya tingkat investasi daikibatkan karena para investor merasa tidak perlu dan
enggan untuk berinvestasi di negara yang system keuangannya selalu dikorupsi dan
ini menyebabkan negara merugi karena minimnya kejujuran dalam pengelolaan uang
di bidang yang terkait dan dapat menyebabkan orang miskin akan semakin terpuruk
dalam kemelaratan
Sumber:
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220520-kenali-bahayanya-
dampak-korupsi-di-berbagai-bidang-ini

Selain itu saya juga membedah beberapa jurnal antara lain :


1) Jurnal Dampak Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus 4
Negara di ASEAN Karya Akhmad Faisal Lutfi , Zainuri, Herman Cahyo Diartho
menjelaskan Hasil analisis metode regresi data panel menunjukkan bahwa korupsi
mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di 4 negara ASEAN
meski pengaruhnya tidak signifikan. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa dampak
yang ditimbulkan oleh korupsi tidak secara langsung berimbas pada pertumbuhan
ekonomi melainkan lebih mengarah pada inefisiensi proses produksi dan misalokasi
sumber daya.
Hal ini terjadi dikarenakan korupsi dapat menurunkan kualitas kelembagaan dan
membuat kebocoran dalam pembiayaan sumber daya. Hasil empiris pada variabel
lainnya menunjukkan bahwa hanya investasi publik saja yang mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di 4 negara ASEAN, sedangkan
variabel lainnya (tingkat partisipasi sekolah dasar, tingkat pertumbuhan penduduk dan
keterbukaan perdagangan) mempunyai pengaruh yang positif namun tidak signifikan.
Hasil ini menegaskan bahwa investasi publik yang dilakukan oleh pemerintah mampu
menciptakan multiplier effect pada perekonomian seperti menciptakan lapangan
pekerjaan bagi tenaga kerja dan kesempatan atau peluang usaha bagi masyarakat.

Pendapat Saya :
Menurut pendapat saya korupsi memiliki dampak negatif yang signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara, termasuk di negara-negara ASEAN.
Berikut adalah pendapat umum mengenai dampak korupsi terhadap pertumbuhan
ekonomi berdasarkan studi kasus di empat negara ASEAN:
 Penurunan investasi: Korupsi menciptakan ketidakpastian dan mengurangi
kepercayaan investor. Keberadaan korupsi yang merajalela dapat menyebabkan
investor enggan menanamkan modal di negara tersebut. Hal ini berdampak pada
berkurangnya investasi baik dalam bentuk modal domestik maupun asing, yang
pada gilirannya menghambat pertumbuhan ekonomi.
 Merugikan sektor publik: Korupsi dapat mengakibatkan alokasi sumber daya
yang tidak efisien dan tidak adil di sektor publik. Dana publik yang seharusnya
digunakan untuk pembangunan infrastruktur, layanan kesehatan, atau pendidikan
bisa terkuras oleh praktik korupsi. Akibatnya, kualitas pelayanan publik menurun
dan pendapatan masyarakat tidak merata, yang berdampak negatif pada
pertumbuhan ekonomi.
 Menurunkan daya saing: Praktik korupsi dapat merusak iklim bisnis dan
menghambat persaingan yang sehat. Ketidakadilan dalam sistem ekonomi akibat
korupsi dapat membuat pelaku usaha yang jujur sulit bersaing dengan mereka
yang terlibat dalam praktik korupsi. Akibatnya, inovasi dan efisiensi dalam sektor
bisnis terhambat, yang dapat merugikan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
 Memicu kemiskinan: Korupsi berkontribusi pada peningkatan kesenjangan
ekonomi dan sosial. Dana publik yang disalahgunakan oleh praktik korupsi dapat
mengurangi anggaran yang seharusnya digunakan untuk program pengentasan
kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat. Korupsi juga bisa merugikan sektor
informal dan mikro, kecil, dan menengah, yang sering kali menjadi sumber mata
pencaharian bagi masyarakat miskin. Dalam jangka panjang, hal ini dapat
memperburuk masalah kemiskinan dan menghambat pertumbuhan ekonomi
inklusif.
Dalam kesimpulan ini, korupsi memiliki dampak negatif yang merugikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk mempromosikan pertumbuhan yang
berkelanjutan dan inklusif, perlu dilakukan upaya pencegahan dan pemberantasan
korupsi di semua tingkatan pemerintahan serta mendorong transparansi, akuntabilitas,
dan supremasi hukum
Sumber
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/e-JEBAUJ/article/view/16482

2) Jurnal Korupsi Dan Pertumbuhan Ekonomi - Studi Empiris 33 Provinsi Di


Indonesia karya Sri Nawatmi menjelaskan : Hasil analisis atas model terpilih
menunjukkan bahwa korupsi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Artinya semakin bersih Indonesia dari korupsi justru semakin rendah
pertumbuhan ekonominya. Dengan demikian di Indonesia terjadi grease of wheel
yaitu korupsi sudah menjadi pelicin bagi roda perekonomian karena adanya kekakuan
struktural. Bila dilihat per provinsi ternyata hanya ada sepuluh provinsi
dimanakorupsi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu provinsiprovinsi
Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Banten Kalimantan Timur dan Gorontalo. Dari sepuluh provinsi tersebut hanya
Bengkulu dan Gorontalo yang mengalami grease of wheel. Provinsi lainnya
menunjukkan semakin bersih dari korupsi maka akan semakin tinggi pertumbuhan
ekonominya. Dan rata-rata dari sepuluh provinsi tersebut adalah wilayah yang kaya.
Artinya wilayah-wilayah kaya besar pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia.
Hal ini didukung dengan hasil regresibaru, dengan menghilangkan sepuluh provinsi
yang signifikan tersebut,ternyata telah menyebabkan korupsi yang semula signifikan
menjadi tidak signifikan lagi (lihat tabel 3 pada lampiran).

Pendapat Saya :
Menurut saya pribadi pernyataan tersebut menyiratkan adanya pandangan bahwa
di Indonesia, korupsi telah menjadi sebuah mekanisme yang mengurangi kekakuan
struktural dalam perekonomian. Berikut adalah pendapat tentang pernyataan tersebut:
Pandangan tersebut dapat dikritisi karena menyamakan korupsi dengan grease of the
wheel (pelincir roda), yang mengimplikasikan bahwa korupsi dapat meningkatkan
efisiensi dan kelancaran perekonomian. Namun, dalam realitasnya, korupsi justru
merugikan perekonomian Indonesia.
Korupsi pada dasarnya adalah praktik yang tidak etis dan melibatkan
penyalahgunaan kekuasaan demi keuntungan pribadi atau kelompok kecil. Korupsi
menyebabkan alokasi sumber daya yang tidak efisien, menghambat investasi,
merusak iklim bisnis, dan mengurangi daya saing negara. Praktik korupsi yang
merajalela juga berdampak pada ketidakadilan sosial dan ekonomi, memperburuk
kesenjangan pendapatan, dan menyengsarakan masyarakat yang lebih rentan. Selain
itu, korupsi juga menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan
lembaga-lembaga publik, serta menghambat pembangunan infrastruktur dan
peningkatan kualitas pelayanan publik.
Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan
mengurangi potensi pembangunan yang berkelanjutan. Untuk mengatasi kekakuan
struktural dalam perekonomian, langkah-langkah yang diperlukan adalah
pemberantasan korupsi, peningkatan transparansi, akuntabilitas, dan penguatan sistem
hukum yang kuat. Reformasi institusi dan kebijakan yang berfokus pada
pemberantasan korupsi serta penguatan tata kelola yang baik sangat penting untuk
menciptakan lingkungan bisnis yang sehat, menarik investasi, dan mendorong
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.
Dalam kesimpulan ini, pandangan bahwa korupsi menjadi pelicin bagi roda
perekonomian Indonesia karena kekakuan struktural harus dikritisi. Korupsi justru
merugikan perekonomian dengan menghambat investasi, merusak iklim bisnis, dan
mengurangi daya saing negara. Pemberantasan korupsi dan perbaikan tata kelola
menjadi kunci untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sumber
https://www.unisbank.ac.id//ojs/index.php/fe9/article/view/2108

2. Tabel 12.1 halaman 191, Berikan interpretasi anda mengenai tabel tersebut,
kembangkan argumentasi berbagai kemungkinan yang terjadi dari data yang anda
dapat peroleh!

JAWABAN :
Data dan Fakta :
Salah satu faktor utama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi (Todaro and Smith)
adalah infrastruktur. Menyadari hal tersebut, semenjak tahun 2014, Pemerintah Indonesia
gencar membangun infrastruktur. Infrastruktur akan mendorong produktivitas faktor-faktor
produksi; memperlancar arus barang/jasa dan manusia; dan membuka keterisolasian daerah.
Insfrastruktur akan menciptakan pemerataan pembangunan dan meningkatkan daya saing
investasi Indonesia.

Untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia harus melakukan


transformasi ekonomi yang dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah yang tinggi di
berbagai sektor. Transformasi ekonomi seharusnya dilakukan antara lain dengan memperkuat
sektor-sektor ekonomi prioritas, memperkuat industri manufaktur yang berorientasi eksport,
memanfaatkan teknologi informasi, meningkatkan kapasitas ekonomi rakyat dan
meningkatkan industri kreatif. Produk dalam negeri harus mempunyai nilai tambah dan daya
saing sehingga kompetitif di pasar domestik maupun internasional. Disamping itu, seluruh
komponen bangsa harus membangun cinta produk dalam negeri.

Kebijakan menuju Indonesia Maju harus direncanakan dengan baik. Jika bangsa
Indonesia gagal dalam merencanakannya dengan baik, sama dengan merencanakan
kegagalan. Oleh sebab itu dibutuhkan komitmen yang kuat untuk membuat perencanaan yang
baik tersebut (unless commitment is made, there are only promises and hopes…but no plans,
Peter Drucker)
Di samping itu, kebijakan yang telah direncanakan dengan baik harus dilaksanakan
secara konsisten, terstruktur, sistematis dan masif. Siapapun pemimpin bangsa ini, harus
mempunyai komitmen untuk melaksanakan kebijakan Indonesia Maju 2045, bersama-sama
dengan seluruh bangsa Indonesia. Tiada keberhasilan tanpa kerja keras, cerdas serta
kebersamaan. Dengan demikian Indonesia Maju 2045 akan menjadi kenyataan bukan
fatamorgana, ketika semakin dekat, harapan/keindahannya akan lenyap. (Kakanwil DJKN,
Kemenkeu Kalbar, Edward Nainggolan)

Sumber:
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13781/Indonesia-Maju-2045-Kenyataan-atau-
Fatamorgana.html

Pendapat Saya:
Menurut pendapat saya pribadi dalam perdagangan internasional banyak dipenuhi barang
barang dan komoditas dari negara berkembang dari pada negara maju. Negara berkembang
cenderung lebih gencar dalam melakukan perdagangan internasional dibandingkan negara
maju. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor:

• Potensi pertumbuhan ekonomi: Negara berkembang sering memiliki tingkat


pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju. Dalam
upaya untuk mempercepat pertumbuhan mereka, negara-negara berkembang lebih
cenderung mengandalkan perdagangan internasional sebagai salah satu motor
penggerak ekonomi. Melalui ekspor dan impor, mereka dapat memperoleh akses ke
pasar global dan meningkatkan arus pendapatan.
• Sumber daya alam dan tenaga kerja: Negara-negara berkembang seringkali kaya
akan sumber daya alam seperti minyak, gas, logam, atau hasil pertanian. Mereka
berupaya memanfaatkan keunggulan komparatif ini dengan menghasilkan dan
mengekspor barang-barang tersebut ke pasar internasional. Selain itu, negara-negara
berkembang juga memiliki populasi yang besar, sehingga memiliki sumber daya
tenaga kerja yang melimpah untuk memenuhi permintaan pasar global.
• Pembukaan pasar dan liberalisasi perdagangan: Negara-negara berkembang sering
kali mengadopsi kebijakan yang lebih terbuka terhadap perdagangan internasional.
Mereka cenderung melakukan reformasi dan liberalisasi perdagangan untuk
meningkatkan akses ke pasar global, menarik investasi asing, dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Upaya ini termasuk penurunan tarif, penghapusan hambatan
non-tarif, dan partisipasi dalam perjanjian perdagangan regional dan multilateral.
• Diversifikasi ekonomi: Negara-negara berkembang sering kali berusaha untuk
mengurangi ketergantungan terhadap sektor ekonomi tertentu dengan
mengembangkan sektor-sektor lain melalui perdagangan internasional. Dengan
diversifikasi ekonomi, mereka dapat meningkatkan daya saing, menciptakan
lapangan kerja baru, dan mengurangi risiko ketika menghadapi fluktuasi harga
komoditas atau kegagalan dalam sektor tertentu.

Dalam kesimpulan saya, negara berkembang cenderung lebih gencar dalam melakukan
perdagangan internasional dibandingkan dengan negara maju. Ini terjadi karena potensi
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, keberlimpahan sumber daya alam dan tenaga kerja,
kebijakan liberalisasi perdagangan, dan upaya untuk diversifikasi ekonomi. Perdagangan
internasional menjadi alat yang penting bagi negara-negara berkembang untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperluas akses ke pasar global.

Contoh Negara India :


India sangat mengedepankan perdagangan internasional karena beberapa alasan
seperti Pertumbuhan Ekonomi: Perdagangan internasional telah menjadi pendorong utama
pertumbuhan ekonomi India. Dengan meliberalisasi ekonomi dan meningkatkan keterbukaan
perdagangan, India telah berhasil memperluas pasar ekspor dan mengakses barang dan jasa
dari negara lain. Melalui perdagangan internasional, India dapat memperluas produksi,
menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan nasional. Dan ini didukung
dengan Akses ke Teknologi dan Sumber Daya: Melalui perdagangan internasional, India
dapat memperoleh akses ke teknologi dan sumber daya yang tidak tersedia secara lokal.
Dalam era globalisasi, perdagangan internasional menjadi sarana untuk mentransfer
pengetahuan dan teknologi, memperoleh bahan baku dan sumber daya alam yang diperlukan,
dan meningkatkan daya saing industri dalam negeri.
Karena memiliki teknologi yang memadai menjadikan india dalam Keunggulan
Komparatif: India memiliki keunggulan komparatif dalam sektor-sektor tertentu, seperti
tekstil, farmasi, teknologi informasi, dan jasa. Melalui perdagangan internasional, India dapat
memanfaatkan keunggulan ini dan meningkatkan pangsa pasar global untuk produk-produk
unggulannya. Ekspor produk-produk dengan keunggulan komparatif dapat membantu
meningkatkan pendapatan negara dan menciptakan lapangan kerja. Perdagangan
internasional memungkinkan diversifikasi ekonomi India dengan mengurangi ketergantungan
pada pasar domestik.
Dengan memperluas akses pasar internasional, India dapat mengurangi risiko terhadap
perubahan siklus ekonomi dalam negeri dan meningkatkan ketahanan ekonomi secara
keseluruhan. pada perdagangan internasional juga dipengaruhi oleh perubahan global dan
upaya untuk memperkuat posisi negara dalam perekonomian global. Strategi perdagangan
internasional yang diterapkan oleh India diarahkan pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja, diversifikasi ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
.
Faktanya:
Salah satu faktor utama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi (Todaro and Smith)
adalah infrastruktur. Menyadari hal tersebut, semenjak tahun 2014, Pemerintah Indonesia
gencar membangun infrastruktur. Infrastruktur akan mendorong produktivitas faktor-faktor
produksi; memperlancar arus barang/jasa dan manusia; dan membuka keterisolasian daerah.
Insfrastruktur akan menciptakan pemerataan pembangunan dan meningkatkan daya saing
investasi Indonesia.
Untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia harus melakukan
transformasi ekonomi yang dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah yang tinggi di
berbagai sektor. Transformasi ekonomi seharusnya dilakukan antara lain dengan memperkuat
sektor-sektor ekonomi prioritas, memperkuat industri manufaktur yang berorientasi eksport,
memanfaatkan teknologi informasi, meningkatkan kapasitas ekonomi rakyat dan
meningkatkan industri kreatif. Produk dalam negeri harus mempunyai nilai tambah dan daya
saing sehingga kompetitif di pasar domestik maupun internasional. Disamping itu, seluruh
komponen bangsa harus membangun cinta produk dalam negeri.
Kebijakan menuju Indonesia Maju harus direncanakan dengan baik. Jika bangsa Indonesia
gagal dalam merencanakannya dengan baik, sama dengan merencanakan kegagalan. Oleh
sebab itu dibutuhkan komitmen yang kuat untuk membuat perencanaan yang baik tersebut
(unless commitment is made, there are only promises and hopes…but no plans, Peter
Drucker)
Di samping itu, kebijakan yang telah direncanakan dengan baik harus dilaksanakan secara
konsisten, terstruktur, sistematis dan masif. Siapapun pemimpin bangsa ini, harus mempunyai
komitmen untuk melaksanakan kebijakan Indonesia Maju 2045, bersama-sama dengan
seluruh bangsa Indonesia. Tiada keberhasilan tanpa kerja keras, cerdas serta kebersamaan.
Dengan demikian Indonesia Maju 2045 akan menjadi kenyataan bukan fatamorgana, ketika
semakin dekat, harapan/keindahannya akan lenyap. (Kakanwil DJKN, Kemenkeu Kalbar,
Edward Nainggolan)
Sumber:
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13781/Indonesia-Maju-2045-Kenyataan-atau-
Fatamorgana.html

3. Cari informasi mengenai Hasil konsensus G20, sebutkan dan kaitkan hasil konsensus
tersebut dengan pembangunan ekonomi (Indonesia&global)!

JAWABAN :
Data dan Fakta :
Hasil consensus G20
Hasil Konsesus secara jelas tidak diketahui di internet ataupun sumber jurnal dan Artikel saya
menggunakan artikel berita yang masih memiliki kesinambungan dengan hasil konsesus yang
didalamnya menjelaskan tentang hasil interview dengan Menteri Komunikasi dan
Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate sebagai berikut isi berita online dari kominfo :
Sumber :https://www.kominfo.go.id/content/detail/44237/isu-substantif-ekonomi-digital-
jadi-konsensus-g20/0/artikel

Puncak dari Pertemuan Keempat Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau 4th G20
Digital Economy Working Group (DEWG) adalah Pertemuan Menteri Ekonomi Digital atau
Digital Economy Ministers Meeting (DEMM). Sebelum digelar di Bali, DEWG sebagai
rangkaian agenda Presidensi G20 Indonesia 2022 dilakukan di Lombok (Nusa Tenggara
Barat) Februari 2022, Yogyakarta Mei 2022, dan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur) Juli
2022. Forum yang berlangsung sejak 29 Agustus 2022 akhirnya mencapai kesepakatan
penting untuk disampaikan kepada pemimpin negara-negara anggota G20 pada November
mendatang. Substansi isu yang disepakati di DEWG maupun DEMM akan melengkapi
komunike yang disiapkan untuk Bali Package pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20,
November 2022. Kesepakatan tersebut tertuang dalam dua dokumen yang berisikan
mengenai hal-hal substantif di tiga isu prioritas yang sudah dibahas sejak DEWG pertama.
Isu prioritas tersebut, yakni konektivitas digital pascapandemi Covid-19; kecakapan
dan literasi digital; serta data free flow with trust and crossborder data flow. Sedangkan
dokumen lainnya berisikan rangkuman mengenai pembahasan para delegasi soal dinamika
ekonomi digital saat ini. “Dokumen tersebut menunjukkan bahwa untuk seluruh isi
substantif, Presidensi Indonesia telah memperoleh konsensus dari seluruh DEWG sesuai isu
prioritas,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate saat
temu media di Hotel Mulia Resort, Nusa Dua, Bali, Kamis (1/9/2022). Dijabarkan, pada
prioritas pertama menyangkut konektivitas digital pascapandemi Covid-19, kata Menteri
Johnny, anggota G20 DEWG menyepakati mengenai perlunya penguatan konektivitas digital
yang bersifat people centered. Selain itu, disepakati pula bahwa konektivitas tersebut
mencakup keamanan data digital.

Kemudian pada prioritas kedua terkait kecakapan digital dan literasi digital, anggota
G20 DEWG sepakat untuk membuat kerangka untuk mengukur keterampilan dan literasi
digital. Kerangka tersebut, menurut Menkominfo, akan berguna untuk melakukan
standardisasi pengukuran keterampilan dan literasi digital pembuatan kebijakan publik yang
objektif. "Serta untuk mempromosikan kerja sama internasional dan menutup kesenjangan
antara keterampilan dan literasi digital untuk meningkatkan partisipasi orang-orang yang
dalam situasi rentan dalam ekonomi digital. Serta disepakati pula mengenai ringkasan praktik
dan kebijakan tentang keterampilan digital tingkat lanjut dan literasi digital," terang Menteri
Johnny G. Plate. Selanjutnya pada prioritas ketiga terkait data free flow with trust and
crossborder data flow, lanjutnya, menjadi salah satu hal yang paling mendapatkan perhatian
dari anggota DEWG.

Menyangkut hal ini, Indonesia, kata Menteri Johnny, menempatkan prinsip keadilan,
transparan, dan keabsahan menjadi hal yang tak bisa ditawar. Dokumen "The Chair
Summary” dan langkah-langkah konkret dalam dokumen DEWG ini akan disampaikan
sebagai masukan bagi Presiden Joko Widodo selaku pemegang Presidensi G20 2022 dalam
memimpin Konferensi Tingkat Tinggi G20 November mendatang. Pertemuan juga
menyambut baik inisiatif Indonesia yakni G20 Digital Inovation Network (DIN) dan G20
Digital Platform Transformation Expo (DPTE). DEWG bermula saat G20 menempatkan isu
digitalisasi sebagai salah satu katalisator utama sumber pertumbuhan ekonomi baru sejak
tahun 2016. Pembahasan mengenai pemanfaatan digital terus berlangsung hingga kini
termasuk dalam Presidensi G20 Indonesia yang mengangkat tiga agenda utama yakni
arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi.

Komitmen anggota G20 dalam membahas perkembangan teknologi digital, termasuk


ekonomi digital terwujud pada perubahan Digital Economy Task Force yang meningkat
menjadi DEWG pada Presidensi G20 Italia tahun lalu. DEWG diberikan kewenangan untuk
memajukan pembahasan ekonomi digital secara lintas sektor dalam mewujudkan ekosistem
digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan. Pada Presidensi G20 Indonesia
2022, Kementerian Kominfo memegang peranan penting dalam melakukan streamlining
pembahasan isu transformasi ekonomi berbasis digital oleh Working Groups dan Engagement
Groups yang ada. Peningkatan Digital Economy Task Force menjadi DEWG ini dinilai
selaras dengan pertumbuhan pesat ekonomi digital di Indonesia dalam beberapa tahun
terakhir. Pertemuan 4th DEWG dan DEMM dihadiri oleh 19 anggota G20, enam negara
undangan, organisasi internasional, perguruan tinggi, serta perwakilan dari Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, dan Badan Siber dan Sandi
Negara

Pendapat saya :
Menurut pendapat saya pribadi bahwa Digital Economy atau ekonomi digital memiliki
peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, baik di Indonesia maupun secara
global. Berikut adalah beberapa alasan mengapa saya berpendapat demikian:

 Peningkatan efisiensi dan produktivitas: Digital Economy memungkinkan proses bisnis


dan transaksi dilakukan secara online, mengurangi ketergantungan pada proses manual
yang lambat dan memakan waktu. Ini dapat meningkatkan efisiensi operasional
perusahaan dan mempercepat pelayanan kepada pelanggan. Selain itu, inovasi
teknologi digital seperti otomatisasi, kecerdasan buatan, dan analitik data dapat
meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil kerja.
 Penciptaan lapangan kerja baru: Ekonomi digital menawarkan potensi penciptaan
lapangan kerja baru melalui berbagai platform digital, startup teknologi, dan industri
kreatif. Melalui platform e-commerce, aplikasi mobile, dan layanan online lainnya,
individu dan perusahaan kecil dapat memanfaatkan kesempatan untuk menjual produk
dan jasa mereka ke pasar yang lebih luas.
 Akses pasar global: Dalam konteks global, ekonomi digital memungkinkan pelaku
bisnis di Indonesia dan negara-negara lain untuk mengakses pasar global dengan lebih
mudah. Eksportir dapat menggunakan platform e-commerce untuk memasarkan dan
menjual produk mereka ke pelanggan di seluruh dunia tanpa terbatas oleh batasan
geografis.
 Inklusi keuangan: Ekonomi digital juga dapat memainkan peran penting dalam
meningkatkan inklusi keuangan, terutama di negara-negara berkembang seperti
Indonesia. Melalui teknologi keuangan seperti layanan perbankan digital, dompet
digital, dan pembiayaan peer-to-peer, akses ke layanan keuangan dapat diperluas
kepada individu yang sebelumnya sulit dijangkau oleh lembaga keuangan tradisional.
 Inovasi dan transformasi industri: Digital Economy mendorong inovasi dan
transformasi industri. Perusahaan yang mampu beradaptasi dengan teknologi digital
dapat meningkatkan daya saing mereka, memperluas pasar, dan menciptakan model
bisnis baru. Penerapan teknologi digital seperti Internet of Things, kecerdasan buatan,
dan blockchain dapat mengubah cara kerja sektor-sektor industri tradisional, seperti
manufaktur, pertanian, kesehatan, dan logistik.

Namun perlu dicatat bahwa ada tantangan yang perlu diatasi dalam mengembangkan
ekonomi digital, seperti keamanan data, perlindungan konsumen, privasi, dan kesenjangan
digital antara daerah perkotaan dan pedesaan. Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya
perlu bekerja sama dalam menciptakan kebijakan yang mendukung perkembangan ekonomi
digital yang inklusif, berkelanjutan, dan adil bagi semua pihak terlibat.

4. Sebutkan dan jelaskan tentang teori tradisional tentang perdagangan


internasional lengkapi dengan argument, strategi atau contoh, dan jelaskan pula
tentang globalisasi perekonomian!

JAWABAN :
Teori Tradisional Tentang Perdagangan Internasional
Pendapat saya :
Menurut pandangan saya, Teori Tradisional tentang perdagangan internasional mencakup
tiga teori utama: Keunggulan Mutlak, Keunggulan Komparatif, dan Tarif Optimal.

 Keunggulan Mutlak:
Teori Keunggulan Mutlak dikemukakan oleh Adam Smith pada abad ke-18. Menurut
teori ini, suatu negara memiliki keunggulan mutlak dalam produksi suatu barang jika
negara tersebut lebih efisien dalam menghasilkan barang tersebut dibandingkan negara
lain. Negara yang memiliki keunggulan mutlak dalam produksi suatu barang dianjurkan
untuk fokus pada produksi dan ekspor barang tersebut, sementara mengimpor barang
lain yang diproduksi secara efisien oleh negara lain.
Argumentasi: Negara akan mendapatkan manfaat dari perdagangan internasional jika
mereka fokus pada produksi barang yang mereka hasilkan secara efisien dibandingkan
negara lain.
Strategi: Negara harus mengidentifikasi dan memanfaatkan keunggulan produksi yang
dimiliki untuk memproduksi barang yang kompetitif secara global.
Contoh: Misalnya, Saudi Arabia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi minyak
karena memiliki sumber daya alam yang melimpah, sehingga mereka fokus pada
produksi dan ekspor minyak mentah ke negara-negara lain
 Keunggulan Komparatif:
Teori Keunggulan Komparatif dikemukakan oleh David Ricardo pada abad ke-19. Teori
ini menyatakan bahwa negara harus mengkhususkan diri dalam produksi barang yang
memiliki biaya produksi relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara lain,
meskipun negara tersebut memiliki keunggulan mutlak dalam semua barang. Dengan
mengadopsi spesialisasi produksi berdasarkan keunggulan komparatif, negara-negara
dapat mencapai keuntungan dari perdagangan internasional dan meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya.
Argumentasi: Negara akan mendapatkan manfaat dari perdagangan internasional
dengan mengkhususkan diri dalam produksi barang yang mereka hasilkan dengan biaya
relatif lebih rendah daripada negara lain.
Strategi: Negara harus mengidentifikasi keunggulan komparatif mereka dan
memperluas produksi barang yang memiliki keunggulan tersebut.
Contoh: Misalnya, China memiliki tenaga kerja yang relatif murah, sehingga mereka
mengkhususkan diri dalam produksi barang-barang dengan intensitas tenaga kerja
tinggi, seperti produk tekstil dan elektronik, untuk diekspor ke pasar global.
 Tarif Optimal:
Teori Tarif Optimal dikembangkan oleh Abba Lerner pada pertengahan abad ke-20.
Teori ini menyatakan bahwa penerapan tarif proteksionis oleh suatu negara dapat
meningkatkan kesejahteraan nasionalnya jika tarif tersebut diterapkan secara optimal.
Tarif optimal adalah tarif yang dirancang untuk memaksimalkan keuntungan bersih
suatu negara dengan mempertimbangkan efeknya terhadap harga dalam negeri,
konsumsi, produksi, dan keseimbangan pembayaran.
Argumentasi: Penerapan tarif proteksionis secara optimal dapat meningkatkan
kesejahteraan nasional suatu negara dengan melindungi industri dalam negeri dari
persaingan asing.
Strategi: Negara harus menerapkan tarif yang tepat dengan mempertimbangkan
efeknya terhadap harga dalam negeri, konsumsi, produksi, dan keseimbangan
pembayaran.
Contoh: Misalnya, India menerapkan tarif impor yang tinggi pada produk-produk
elektronik untuk melindungi industri elektronik dalam negeri dan mendorong
pertumbuhan industri tersebut.

Menueut saya, Teori-teoritradisional ini memberikan landasan untuk memahami dinamika


perdagangan internasional berdasarkan perbedaan keunggulan produksi antara negara-negara.
Namun, perlu dicatat bahwa teori-trori ini memiliki asumsi-asumsi yang sederhana dan tidak
mencakup semua faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional, seperti biaya
transportasi, kebijakan perdagangan, dan inovasi teknologi. Teori-teori ini masih menjadi
dasar penting dalam pemahaman ekonomi internasional, namun telah diperluas dengan
pengembangan teori-teori perdagangan yang lebih kompleks dan realistis.

Globalisasi Perekonomian
Pendapat saya :
Globalisasi perekonomian telah membawa manfaat dan tantangan bagi negara-negara di
seluruh dunia. Di satu sisi, globalisasi perekonomian telah memfasilitasi pertumbuhan
ekonomi yang signifikan melalui peningkatan perdagangan internasional, arus modal, dan
transfer teknologi. Hal ini telah menciptakan peluang ekonomi baru, menciptakan lapangan
kerja, meningkatkan standar hidup, dan memperkaya masyarakat.

Selain itu, globalisasi perekonomian telah mendorong kolaborasi dan interdependensi


antara negara-negara. Melalui perdagangan internasional, negara-negara dapat memanfaatkan
keunggulan komparatif mereka dan memperoleh akses ke pasar global yang lebih luas. Ini
memungkinkan pertukaran barang, jasa, dan ide yang lebih luas, meningkatkan kemajuan
teknologi, dan mempercepat inovasi.

Namun, globalisasi perekonomian juga memiliki tantangan dan dampak negatif yang perlu
diatasi. Salah satunya adalah ketimpangan ekonomi antara negara-negara. Beberapa negara
berkembang mungkin menghadapi kesulitan dalam bersaing dengan negara maju yang
memiliki akses ke teknologi dan sumber daya yang lebih canggih. Selain itu, globalisasi
perekonomian juga dapat menyebabkan hilangnya lapangan kerja dalam beberapa sektor
ekonomi tertentu dan meningkatkan ketidaksetaraan pendapatan.

Selain itu, globalisasi perekonomian juga memberikan tantangan terhadap keberlanjutan


lingkungan dan ketahanan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang cepat dan intensif dalam
rangka persaingan global dapat menyebabkan eksploitasi sumber daya alam, polusi, dan
degradasi lingkungan. Selain itu, krisis ekonomi di satu negara dapat dengan cepat menyebar
dan mempengaruhi negara-negara lain, menyoroti ketergantungan ekonomi yang saling
terkait.

Oleh karena itu, penting bagi negara-negara untuk mengelola dampak globalisasi
perekonomian dengan bijaksana. Mereka perlu melibatkan kebijakan yang mendukung
inklusi sosial, pengembangan sumber daya manusia, perlindungan lingkungan, dan
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Kolaborasi internasional dan regulasi yang tepat
juga penting dalam mempromosikan perdagangan yang adil, memitigasi risiko keuangan, dan
memastikan bahwa manfaat globalisasi dapat dirasakan secara merata oleh semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai