INTEGRITAS Irfan Setiawan Contoh berbagai usaha mencegah dan menentang korupsi
PREVENTIF DETEKTIF REPRESIF
Tujuan akhir dari berbagai usaha mencegah dan menentang korupsi ◦ Tujuan pencegahan dan penanggulangan korupsi dalam pengelolaan APBN/APBD adalah untuk menghapus segala bentuk korupsi dalam rangka menunjang terwujudnya Good Governance dengan sasaran sebagai berikut : ◦ 1. Menurunnya perbuatan korupsi dalam pengelolaan APBN/APBD. ◦ 2. Menurunnya jumlah kerugian keuangan negara sebagai akibat perbuatan korupsi dalam pengelolaan APBN/APBD. ◦ 3. Meningkatnya penyelesaian tindak lanjut kasus-kasus yang berindikasi korupsi dalam pengelolaan APBN/APBD . ◦ 4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menginformasikan perbuatan korupsi dalam pengelolaan APBN/APBD. ◦ 5. Terwujudnya sistem pengelolaan APBN/APBD yang memilikil daya tangkal terhadap praktik-praktik korupsi serta lebih efisien dalam menjalankan tugas, fungsi dan wewenangnya. ◦ 6. Meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen dalam pengelolaan APBN/APBD. Indikator keberhasilan pemberantasan korupsi ◦ Terwujudnya layanan publik dan penanganan tipikor yang transparan, akuntabel, dan bersih dari korupsi untuk mempersempit peluang terjadinya tipikor sesuai tujuan dari strategi ini, keberhasilannya diukur dari Indeks Pencegahan Korupsi. Indeks ini dihitung berdasarkan dua sub indikator yakni Control of Corruption (CoC) Index serta peringkat Ease of Doing Business yang dikeluarkan oleh World Bank. CoC Index pada dasarnya mengukur efektifitas kebijakan dan kerangka institusional suatu negara dalam mencegah korupsi. Sementara, peringkat Ease of Doing Business adalah mengukur tingkat kemudahan untuk memulai dan menjalankan usaha, yang erat kaitannya dengan proses pemberian perizinan. Pemilihan kedua indikator ini sebagai ukuran keberhasilan strategi pencegahan didasarkan pada pertimbangan permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam PPK serta sebagai upaya mendorong percepatan peningkatan angka Indeks Persepsi Korupsi. Penggabungan kedua sub indikator ini menjadi Indeks Pencegahan Korupsi dilakukan melalui konversi dengan ukuran angka indeks 1 (terburuk) sampai dengan angka indeks 10 (terbaik). Tata cara konversi CoC dan Ease of Doing Business disajikan secara lebih rinci pada lampiran Stranas PPK. Semakin tinggi angka Indeks Pencegahan Korupsi yang dicapai, maka diyakini upaya pencegahan korupsi berjalan semakin membaik. Referensi/role model negara/daerah/instansi yang antikorupsi ◦ IACC Hong Kong Independent Commision Againts Corruption merupakan lembaga seperti KPK di Hong Kong. Lembaga ini berdiri sejak Februari 1974 untuk memberantas kasus-kasus korupsi yang bergejolak ketika itu. Sektor pembangunan mengalami perkembangan pesat pada 1960-an hingga 1970-an. Selain berdampak positif, ada juga yang memanfaatkannya untuk mencari "ladang tambahan" bagi kepentingan pribadi. Selain itu, muncul stigma di masyarakat bahwa pelayanan baik dan cepat baru bisa didapat setelah memberikan uang kepada oknum aparat pemerintah. Akibatnya, suap dan praktik korupsi berkembang di Hong Kong. Tak hanya itu, Kepolisian Hong Kong juga terindikasi melindungi pelaku perjudian, prostitusi, dan bandar narkoba. Ini membuat praktik korupsi di negara itu semakin liar. IIACC pun dibentuk untuk membereskan masalah tersebut. Lembaga ini memiliki tiga strategi untuk memberantas korupsi, yakni pencegahan, penindakan dan pendidikan. Komitmen yang ditunjukan lembaga ini menjadi percontohan lembaga pemberantasan korupsi di negara lain. Kunci keberhasilannya adalah komitmen dan melakukan pendekatan yang maksimal. IACC juga mendapatkan dukungan keuangan yang cukup besar, jumlah tenaga ahli yang mencukupi, dan konsistensi dukungan pemerintah selama lebih dari 30 tahun. Dampak korupsi dalam berbagai bidang/sektor a) Dampak Korupsi Terhadap Aspek Ekonomi ◦ Tindakan korupsi akan menghambat jalannya kegiatan perekonomian di suatu Negara, karena para pelaku ekonomi akan merasa dirugikan dan enggan melakukan kegiatan ekonomi. Sehingga akan berdampak pada perkembangan ekonomi suatu Negara dan menimbulkan banyak permasalahan di sektor perekonomian, diantaranya yaitu: Penurunan produktivitas dan lambatnya pertumbuhan ekonomi Rendahnya kualitas barang dan jasa produksi bagi publik Menurunnya tingkat pendapatan suatu Negara Menurunnya kepercayaan dari para investor Keterbelakangan perekonomian Negara Dampak Korupsi Terhadap Aspek Sosial dan Kemiskinan Masyarakat Ada beberapa dampak dan permasalahan yang terjadi akibat tindakan korupsi terhadap aspek social dan kemiskinan masyarakat, salah satu diantaranya yaitu: Tingginya tingkat pengangguran Kemiskinan disuatu negara disebabkan karena tingginya tingkat pengangguran. Dan salah satu penyebab tingginya tingkat pengangguran disuatu Negara adalah berkuasanya para pelaku koruptor. Terhambatnya dalam mengentas kemiskinan Pada dasarnya pemerintah telah memiliki rancangan dan anggaran dalam mengatasi masalah kemiskinan. Namun banyaknya pejabat negara yang melakukan tindakan korupsi , salah satunya yaitu dengan cara menyelewengkan anggaran pemerintah yang diberikan untuk mengatasi masalah kemiskinan, yang pada akhirnya berakibat pada lambatnya dalam mengentas masalah kemiskinan. Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin Meluasnya para pelaku koruptor akan berimbas terhadap sulitnya mengakses informasi bagi masyarakat miskin khususnya dalam masalah pekerjan, Karena anggaran yang diberikan untuk periklanan telah diselewengkan oleh para koruptor. Sehingga pada ahirnya masyarakat miskin sulit mendapatkan pekerjaan dan bahkan dia tidak bekerja. Kurangnya solidaritas sosial Banyaknya para pelaku koruptor juga mempengaruhi terhadap sifat kebersamaan, karena para pelaku koruptor hanya memenintangkan kepentingan individu. Dampak Korupsi Terhadap Aspek politik dan demokrasi Politik merupakan salah satu sarana dalam melakukan korupsi, karena banyak para pelaku politik yang melakukan tindakan korupsi. Beberapa dampak dan permasalahan yang terjadi akibat tindakan korupsi didunia politik, diantaranya yaitu: Hilangnya kepercayaan publik terhadap partai politik Biaya politik yang tinggi bisa membahayakan terhadap partai politik itu sendiri, karena hal itu bisa menjadi salah satu pendorong seseorang untuk melakukan korupsi. Oleh karena itu, apabila partai politik sudah dikenal dengan anggotanya yang melakukan korupsi maka publik tidak percaya jika partai tersebut menang dalam suatu pemilihan. Munculnya pemimpin yang korupsi Politik money merupakan salah satu penyebab para pemimpin melakukan korupsi, karena banyaknya pengeluaran dana atau uang yang dia gunakan ketika menjadi calon, berimbas pada bagaimana dana atau uang tersebut kembali. Sehingga jalan yang dia lakukan adalah dengan korupsi. Hancurnya kedaulatan rakyat Dengan bayaknya pelaku korupsi khususnya didunia politik menjadikan kedaulatan negara berada ditangankelompok-kelompok tertentu dengang partai politiknya masing-masing, yang pada dasarnya kedaulatan tersebut berada di tangan rakyat. Maka dari sini dapat kita ketahui bahwa partai politik yang memegang kedaulatan negara dan rakyat tidak mempunyai kuasa terhadap kedaulatan negara dan bahkan rakyat dibabi buta oleh partai politik. Dampak Korupsi Terhadap Aspek penegakan hukum Ada beberapa dampak dan permasalahan yang terjadi akibat dari tindakan korupsi terhadap aspek penegakan hukum, diantaranya yaitu: Ketidak percayaan publik terhadap lembaga hukum Banyaknya para penegak hukum yang melakukan korupsi dan banyaknya berita yang tersebar dimedia massa terkait hal tersebut, menjadikan publik tidak percaya terhadap suatu lembaga hukum terkait dengan proses hukum yang akan dilakukan. Lambatnya proses hukum Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Para penegak hukum memperlambat proses hukum suatu masalah, diantaranya yaitu: Hukum dapat dibeli Banyak pelaku penegak hukum yang tidak melakukan hal sewajarnya terhadap suatu masalah, hal tersebut dipengaruhi karena adanya uang yang diberikan oleh seseorang yang terjerat dalam suatu masalah kepada para penegak hukum. Sulit mendapatkan bukti Terbatasnya saksi dan barang bukti terhadap suatu masalah menjadikan salah satu penyebab lambatnya proses hukum. Kurangnya solidaritas antara para penegak hukum Kurangnya kontribusi dari para penegak hukum menjadikan keputusan yang mereka ambil bertolak belakang. Dampak Korupsi Terhadap Aspek Pertahanan dan Keamanan Meluasnya tindak kejahatan korupsi juga berdampak terhadap pertahanan dan keamanan suatu negara. Ada beberapa dampak dan permasalahan yang terjadi akibat dari tindakan korupsi terhadap pertahanan dan keamanan suatu negara, diantaranya yaitu: Lemahnya alusista dan SDM Banyaknya anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk menciptakan alusista yang canggih tidak menjamin keamanan suatu negara, karena banyaknya pejabat pemerintah yang korupsi terhadap anggaran tersebut. Sehingga alusista yang kita miliki terbatas dan terbilang masih belum canggih serta lemahnya SDM yang dipengaruhi kurangnya dana untuk melakukan latihan. Lemahnya garis batas negara Ketika alusista yang dimiliki suatu negara itu sudah lemah maka otomatis pertahan dan keamanan khusususnya diwilayah perbatasan negara akan lemah pula. Menguatnya kekerasan didalam masyarakat Banyaknya permasalah yang timbul didalam masyarakat menyebabkan rentannya terjadi kekerasan. Namun banyak masalah yang tidak dapat teratasi oleh pihak yang berwajib karena alasan finansial yang belum teralokasikan. Hal tersebut merupakan perilaku dari para pejabat yang tidak bertanggung jawab yang hanya mementingkan individunya dengan melakukukan korupsi. Dampak Korupsi Terhadap Aspek Lingkungan Beberapa dampak dan masalah yang terjadi akibat dari tindakan korupsi terhadap lingkungan, diantaranya yaitu: Menurunnya kualitas lingkungan Lingkungan yang baik tercipta karena adanya insfrastruktur yang baik pula. Namun akibat dari pejabat pemerintah yang melakukan korupsi dengan menyelewengkan anggaran untuk pembangunan insfrastruktur, maka kualitas suatu lingkungan akan menurun karena insfrastruktur yang dimiliki lingkungan tersebut tidak memadai. Menurunnya kualitas hidup Rusaknya suatu lingkungan juga akan berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat, karena sarana dan prasaran yang menunjang kesejahteraan hidup telah berkurang. Hal tersebut terjadi akibat dari pelaku korupsi yang telah mengambil hak masyarakat hanya demi kepentingan pribadinya saja. PERBANDINGAN ANTARA KERUGIAN KEUANGAN NEGARA DENGAN HUKUMAN FINANSIAL KORUPTO PENGERTIAN DAN UNSUR- UNSUR BIAYA SOSIAL KORUPSI HUBUNGAN ANTARA DAMPAK KORUPSI, BIAYA SOSIAL KORUPSI, DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBERANTASAN KORUPSI Pengertian Korupsi
◦ Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata
kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak FAKTOR- FAKTOR DAN TEORI PENYEBAB KORUPSI Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi di Indonesia 30 DELIK TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PENGELOMPOKANNYA PERBEDAAN GRATIFIKASI, UANG PELICIN, PEMERASAN, DAN SUA STRATEGI DAN RENCANA AKSI PEMBERANTASAN KORUPSI Integritas, nilai-nilai antikorupsi, dan benturan kepentingan ◦A. Religiusitas Religiusitas merupakan pelaksanaan keyakinan beragama atau nilai-nilai spiritualitas yang diyakini kebenarannya berdasarkan agama atau kepercayaan masing-masing.
◦Kode Etik Religiusitas ini tercermin dalam pedoman perilaku Ahli Pembangun Integritas sebagai berikut :
◦ Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan meyakini bahwa setiap tindakan yang dilakukan berada di bawah pengawasan Sang Pencipta;
◦ Mampu mengendalikan diri dari perilaku tidak terpuji.
◦ Mengajak pada kebaikan dan melarang pada kejahatan.
B. Integritas Integritas didefinisikan sebagai kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani dan norma yang berlaku dari seorang Ahli Pembangun Integritas. Kode Etik Integritas ini tercermin dalam pedoman perilaku Penyuluh Antikorupsi sebagai berikut : Patuh dan melaksanakan peraturan; Mengesampingkan kepentingan probadi dalam melaksanakan tugas; Melaporkan kepada Komite Etik LSP apabila mengetahui adanya pelanggaran; Menolak gratifikasi yang dianggap suap, berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan tugas dan kewajiban Ahli Pembangun Integritas. Melaporkan gratifikasi kepada Komite Etik LSP, yaitu gratifikasi yang diterima secara tidak langsung, berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan tugas dan kewajiban Ahli Pembangun Integritas Tidak memberikan gratifikasi yang termasuk suap; Berperilaku jujur dan menjadi teladan yang baik; Tidak menyalahgunakan jabatan atau kewenangan serta pengaruhnya sebagai Ahli Pembangun Integritas; Menghindari benturan kepentingan dalam melakukan pekerjaan dan menginformasikan apabila ada potensi benturan kepentingan Tidak melaukan pencemaran nama baik profesi Ahli Pembangun Integritas C. Keadilan Keadilan bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan yang menjadi haknya, yang didasarkan pada suatu perinsip bahwa semua orang sama kedudukannya di depan hokum. Dengan demikian, tuntutan yang paling mendasar dari keadilan adalah memberikan perlakuan dan kesempatan yang sama terhadap setiap orang. Kode Etik Keadilan ini tercermin dalam pedoman perilaku Ahli Pembangun Integritas sebagai berikut : Tidak bersikap Diskriminatif atau tidak berpihak atau pelecehan terhadap suatu ras, jenis kelamin, agama, perbedaan fisik mental, usia, status social/ekonomi dalam melaksanakan tugasnya sebagai Ahli Pembangun Integritas. Mengambil keputusan dengan pertimbangan objektif dan tidak memihak D. Profesionalitas Profesionalitas merupakan kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsi secara benar sehingga dibutuhkan adanya kemampuan, keahlian, dan keterampilan seseorang dalam bidang tertentu yang ditekuninya berdasarkan keilmuan dan pengalamannya agar hasil kerjanya berdampak pada efektivitas pemberantasan korupsi. Unsur – unsur Profesionalitas meliputi memiliki kompetensi di bidangnya dan terus meningkatkan kompetensinya, bekerja sesuai aturan, objektif, indipenden, melaksanakan tugas secara sungguh-sungguh dan terukur, bertanggung jawab, kerjakeras, produktif dan inovatif. E. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan dan mempengaruhi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan serta berani mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Unsur-unsur kepemimpinan berorientasi pada aspek-aspekyang berkaitan dengan kepatuhan, pelayanan, keteladanan, kepeloporan, dan penggerak perubahan, dan memiliki daya persuasi/membimbing untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.