Anda di halaman 1dari 7

2018

PENDIDIKAN
BUDAYA ANTI
KORUPSI

[LAPORAN KEGIATAN
DIV ALIH JENJANG

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI


KORUPSI]
29 Oktober 2018 // SDN GUDANGKOPI I // ANISA NUR FAUZIYYAH
LAPORAN KEGIATAN
PENYULUHAN PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
DI WILAYAH LINGKUNGAN SD NEGERI GUDANGKOPI I

1.1 LATAR BELAKANG


Pendidikan diyakini merupakan kunci masa depan bangsa. Peningkatan
intelektualitas, kecerdasan emosi dan penanaman karakter menjadi salah satu
prasyarat keberhasilan pengembangan sumber daya manusia indonesia.Kualitas
sumber daya manusia yang tinggi merupakan modal utama pembangunan untuk
mencapai kesejathteraan bangsa. Dalam hal ini pendidikan anti korupsi juga
merupakan pendidikan penting yang harus ditanamkan sejak dini.

Pendidikan anti korupsi perlu ditanamkan sejak dini, fokus awalnya adalah
siswa dikenalkan dengan memahami moral dan nilai lokal kemudian
pengenalan norma-norma atau nila yang danut di sosial kemasyarakatan.

Pendidikan yang dapat disampaikan kepada anak bisa dalam bentuk


pengenalan karakter, mencontohkan perilaku yang baik sesuai moral dan nilai.
Selanjutnya agar siswa diharapkan mampu menerapkan karakter moral tersebut
dalam kehidupannya sehari-hari.

Sebagai bekal hidup agar sukses di masa depan, membangun


karakter/kejujuran sejak dini karena usia SD merupakan pendidikan formal
pertama yang masih berpikir operasional/konkret. Umur 7-11 tahun, anak sudah
mulai berpikir transformasi reversible (dapat dipertukarkan) dan kekalahan.
Mereka dapat mengerti adanya perpindahan benda, mulai dapat membuat
klasifikasi, namun pada dasarnya masih pada hal yang konkret. Anak sudah
dapat mengerti persoalan sebab akibat. Oleh karena itu, dalam penanaman nilai
pun sudah dapat dikenalkan suatu tindakan dengan akibat yang baik dan tidak
baik. Pendidikan anti korupsi ditanamkan sejak dini agar memperbaiki kualitas
moral untuk mencapai terbentuknya Indonesia bebas korupsi.

Ada beberapa alasan mengapa pendidikan anti korupsi harus diberikan di


jenjang sekolah dasar. Diantaranya adalah :

 Sudah mulai adanya kompetensi. Mulai timbulnya kepentingan pribadi yang


bersinggungan dengan kepentingan orang lain, sehingga adanya kompetensi
yang kurang sehat antar siswa, yang seharusnya dapat dihindari apabila adanya
pengawasan terus menerus dalam penerapan nilai yang sesuai norma yang telah
ada di masyarakat.
 Pembelajaran afektif hanya sebatas kognotof saja belum diaplikasikan sehingga
siswa tidak membiasakan diri berperilaku baik dan benar.
 Sekolah tidak menerapkan aturan yang jelas dan konsisten. Peraturan yang
dibuat hendaknya berdasarkan kesepakatan bersama sehingga siswa merasa ikut
serta membuat dan bertanggungjawab langsung atas tindakannya.
 Kurangnya keteladanan dari lingkungan (orangtua, guru, orang dewasa di
sekitar, media, dll). Keteladanan dari oranf di sekitar sangat membantu dalam
proses penanaman nilai atau budi pekerti yang diharapkan untuk dapat
diterapkan dalam kegiatan mereka sehari-hari.
 Siswa belum mendapatkan informasi dan sosialisasi tentang anti korupsi. Untuk
tingkat sekolah dasar, siswa diharapkan mengenal terlebih dahulu nilai yang
diyakini akan dapat melawan tindakan korupsi.
Dari latar belakang diatas pendidikan budaya anti korupsi dirasa cukup
penting diberikan kepada siswa Sekolah Dasar agar dapat menanamkan nilai-
nilai anti korupsi sejak dini dan dapat mengamalkannya dikehidupan sehari-
hari.

1.2 TEMPAT/WAKTU KEGIATAN/PESERTA


a. Tempat : SDN GUDANGKOPI I
b. Waktu Kegiatan : 29 Oktober 2018/10.00 WIB
c. Peserta : Anak Kelas VI
1.3 METODE PENYULUHAN
Penyuluhan dilakukan dengan mempresentasikan materi mengenai PBAK di
Sekolah menggunakan media powerpoint
Kegiatan Penyuluhan :

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Media


1. Pembukaan  Memberi salam  Siswa
(3 menit)  Memperkenalkan menjawab
diri salam
 Menyampaikan  Siswa
tujuan penyuluhan memahami
maksud dan
tujuan
2. Pelaksanaan  Menyampaikan  Mendengarkan  Power
(10 menit)
materi materi Point
 Sesi tanya jawab penyuluhan
yang di
sampaikan
 Siswa
memperhatikan
jalannya
penyuluhan.
 SIswa bertanya.
3. Penutup  Menyimpulkan dan  Siswa mampu
rencana tindak menjawab
lanjut ke depan pertanyaan
 Menutup dengan yang diajukan.
salam  Menjawab
salam.

1.4 MATERI PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI


Korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti menyealahgunakan kepercayaan
dalam suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Atau kegiatan
publik dan masyarakat luas untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Contohnya seperti mengambil barang yang bukan haknya, mencontek, mencuri.
Untuk kasus yang lebih besar antara lain penggelapan uang, penerimaan uang sogok
dan lain sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari perlunya menanamkan nilai-nilai
anti korupsi sejak dini, antara lain ;
1. Jujur
2. Peduli
3. Mandiri
4. Disiplin
5. Tanggungjawab
6. Kerja Keras
7. Sederhana
8. Berani
9. Adil
PENUTUP

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan tinjauan tugas penyuluhan ini. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat beliau, amin.

Penyuluhan mengenai Pendidikan Budaya Anti Korupsi telah di lakukan di


wilayah Sekolah dasar Negeri Gudangkopi I pada tanggal 29 Oktober 2018, peserta
merupakan siswa kelas VI SDN Gudangkopi I

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada guru
dan Kepala Sekolah SDN Gudangkopi I yang telah memberikan kesempatannya
untuk memberikan Pendidikan Budaya Anti Korupsi untuk siswa kelas 6.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam tinjauan kepustakaan ini


banyak terdapat kejanggalan dan kekurangan. Oleh karenanya penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan tinjauan kepustakaan
ini.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai