Anda di halaman 1dari 39

DAMPAK KORUPSI

DOSEN : MUKHADIONO,SST.,MH
Dampak Ekonomi
• Menghambat Investasi dan Pertumbuhan
Ekonomi
• Melemahkan Kapasitas dan Kemampuan
Pemerintah dalam Program Pembangunan
yang meningkatkan perekonomian
• Meningkatkan Utang Negara
• Menurunkan Pendapatan Negara
• Menurunkan Produktivitas
DAMPAK KORUPSI TERHADAP
PEREKONOMIAN
Dampak sosial korupsi difokuskan untuk
mengkaji kaitannya dengan masalah
perekonomian makro. Di mana, korupsi
berdampak negatif terhadap
perekonomian bangsa dan Negara. Adapun
dampak-dampak tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Korupsi Berdampak Negatif Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi. Dalam penelitian terkait dampak korupsi
terhadap perekonomian terdapat dua pihak yang saling
berseberangan yaitu pihak yang mendukung grease the
wheel hypothesis (GWH) dan pihak yang mendukung
sand the wheel hypothesis (SWH). Grease the wheel
hypothesis (GWH) menyatakan bahwa korupsi dapat
berfungsi sebagai pelumas (oli) bagi perekonomian,
dengan kata lain korupsi dapat berdampak positif
terhadap perekonomian.
Pendapat GWH dianalogikan dalam upaya
mendapatkan suatu izin pendirian perusahaan. Leff
(1964) dan Lui (1985) mengungkapkan bahwa pada
kondisi sistem kelembagaan yang tidak baik,
pengurusan dan pemberian izin pendirian perusahaan
akan membutuhkan waktu lama dan berbelit-belit.
Untuk mengurangi waktu menunggu dalam
mendapatkan izin perusahaan, maka individu
memberikan suap kepada pegawai publik agar
mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan
pemberian izin tersebut. Analogi ini
kemudian memunculkan pendapat bahwa korupsi
dapat berdampak positif terhadap perekonomian.
Dreher dan Gassebner (2013) menunjukkan bahwa
korupsi dapat memfasilitas masuknya perusahaan
terhadap pasar dalam tingkat regulasi yang tinggi. Sand
the wheel hypothesis (SWH) berpendapat bahwa
korupsi berdampak negatif terhadap perekonomian.
Pendukung SWH antara lain adalah RoseAckerman
(1978), Shleifer dan Vishny (1993), Jain (2001), Mo
(2001), Mauro (1995; 1998), Meon dan Sekkat (2005),
Henderson dan Kuncoro (2006), Rivayani (2008).
Beberapa penelitian lintas negara menunjukkan bahwa
korupsi berdampak negatif terhadap perekonomian.
Dari pertentangan GWH dan SWH, ekonom lebih
sepakat terhadap SWH yaitu korupsi berdampak buruk
bagi perekonomian. Dengan demikian, dampak korupsi
khususnya di Indonesia adalah menghambat
pertumbuhan ekonomi dan merugikan perekonomian
nasional. Cuervo-Cazurra (2006) menemukan bahwa
investor dari negara yang memiliki tingkat korupsi
rendah (non-korup) cenderung berinvestasi di negara
nonkorup. Sebaliknya investor dari negara yang
memiliki tingkat korupsi tinggi
Penelitian Cuervo-Cazurra (2006) menunjukkan bahwa
korupsi dapat menciptakan adverse selection masuknya
investasi (Foreign Direct Investment/FDI) di suatu negara.
Ketika masyarakat di suatu negara menciptakan dan
mempertahankan budaya korup di negerinya maka secara
tidak langsung masyarakat di negara tersebut mengundang
investor asing yang juga korup, yaitu terbiasa melakukan suap
untuk mendapatkan perizinan usaha. Selain itu budaya korup
juga dapat mengundang investor asing yang tidak berkualitas.
Meskipun tidak berkualitas, investor asing tersebut dapat
memperoleh izin usaha di negara korup dengan cara suap.
Budaya korup mengundang investor asing yang tidak
berkualitas dan terbiasa melakukan praktik korupsi seperti
suap, gratifikasi dan penggelapan. Masuknya investor tidak
berkualitas memperburuk perekonomian dalam negeri.
a. Korupsi Menambah Beban dalam Transaksi Ekonomi dan
Menciptakan Sistem Kelembagaan yang Buruk Adanya suap,
pungli dalam sebuah perekonomian menyebabkan biaya
transaksi ekonomi menjadi semakin tinggi. Tingginya biaya
transaksi menyebabkan inefisiensi dalam perekonomian. Dalam
modul ini, yang dimaksud biaya transaksi adalah biaya yang
diperlukan dalam penggunaan sumber daya untuk penciptaan,
pemeliharaan, penggunaan, perubahan dan sebagainya pada
suatu institusi dan organisasi (Furubotn dan Richter, 1998). Lebih
lanjut, Furubotn dan Richter (1998) memandang biaya transaksi
sebagai biaya yang muncul dalam pengelolaan suatu institusi
atau kelembagaan dalam mencapai tujuannya.
Semakin tinggi biaya transaksi semakin tidak efisien sistem
kelembagaan yang didesain (Yustika, 2008). Suatu kelembagaan
akan semakin efektif jika biaya transaksi yang diperlukan
semakin rendah. Analisis atas biaya transaksi berfokus pada
efisiensi. Rendahnya biaya transaksi merupakan suatu ciri
kelembagaan yang baik (Williamson, 1981). Sudah menjadi
rahasia umum bahwa di Indonesia terdapat suap dan pungli
dalam upaya mendapatkan pelayanan publik seperti pembuatan
akta kelahiran, Surat Izin Mengemudi (SIM), dan lainnya. Kondisi
ini menyebabkan tingginya biaya transaksi ekonomi dan sistem
kelembagaan yang buruk.
b. Korupsi Menyebabkan Sarana dan Prasarana Berkualitas Rendah
Shleifer dan Vishny (1993), Mauro (1998) menyatakan bahwa korupsi
menciptakan mis-alokasi sumber daya. Korupsi berupa penggelapan,
suap, dan pungli dapat menyebabkan sarana-prasarana di negara
korup berkualitas rendah. Suap dan pungli dalam implementasi
anggaran pembangunan infrastruktur menyebabkan pengurangan
anggaran pembangunan sarana dan prasarana. Demikian pula
penggelapan atas anggaran pembangunan infrastruktur, menyebabkan
anggaran pembangunan infrastruktur berkurang, mengakibatkan
infrastruktur yang dibangun berkualitas rendah. Rendahnya kualitas
infrastruktur dapat mengganggu akses masyarakat kepada pusat
perekonomian dan pusat pertumbuhan. Maka, kualitas infrastruktur
yang rendah dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah. Bahkan Mauro (1998) menyatakan bahwa
korupsi mampu mengurangi pembelanjaan pemerintah di sektor
pendidikan.
c. Korupsi Menciptakan Ketimpangan Pendapatan You dan
Khagram (2005) menyatakan bahwa tingkat pendapatan
masyarakat berpengaruh pada perilaku korupsi. Orang kaya
lebih memiliki kekuasaan dan kesempatan untuk melakukan
suap dibandingkan orang miskin. Secara umum, aktivitas korupsi
terdiri dari tiga jenis yaitu suap, pungli dan penggelapan
(Bowles, 2000). Tindakan korupsi tersebut mampu
memindahkan sumber daya publik ke tangan para koruptor.
Korupsi menyebabkan uang pembelanjaan pemerintah korup
menjadi lebih sedikit. Akibatnya ketimpangan pendapatan akan
terjadi antara elit koruptor dengan publik karena berpindahnya
sumber daya publik kepada koruptor.
d. Korupsi Meningkatkan Kemiskinan Badan Pusat Statistik
mengklasifikasikan kemiskinan menjadi empat kategori yaitu:
1. Kemiskinan absolut Merupakan kondisi seseorang yang
memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan atau tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan,
kesehatan, perumahan dan pendidikan yang dibutuhkan
untuk dapat hidup dan bekerja dengan layak. Standar
kemiskinan absolut merupakan standar kehidupan minimum
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang
diperlukan, baik kebutuhan makanan dan non-makanan. 2.
Kemiskinan relatif Merupakan kemiskinan yang dikarenakan
pengaruh kebijakan yang dapat menyebabkan ketimpangan
pendapatan. Standar kemiskinan relatif ditentukan dan
ditetapkan secara subyektif oleh masyarakat.
3. Kemiskinan kultural Merupakan kemiskinan
yang disebabkan oleh faktor adat atau budaya
yang membelenggu sehingga tetap berada
dalam kondisi miskin. 4. Kemiskinan struktural
Merupakan kemiskinan yang terjadi akibat
ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok
masyarakat tertentu terhadap sistem yang tidak
adil sehingga mereka tetap terjebak dalam
kemiskinan.
Dampak Korupsi di bidang Kesehatan Antara Lain :
Tingginya Biaya Kesehatan
Tingginya Angka Kematian Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Tingkat Kesehatan Makin Buruk, dll
Dampak Korupsi terhadap sistem manajemen Rumah Sakit :
Organisasi RS menjadi sebuah lembaga yang mempunyai sisi bayangan
yang semakin gelap, Ilmu Manajemen yang diajarkan di Perguruan tinggi
menjadi tidak relevan
Direktur yang diangkat karena Kolusif (misalnya harus membayar untuk
menjadi direktur) menjadi sulit menghargai ilmu manajemen
Proses manajemen dan klinis di pelayanan juga cenderung akan tidak
seperti apa yang ada di buku teks
Dampak Sosial & Kemiskinan Masyarakat
Meningkatnya Kemiskinan
Ini dikarenakan karena korupsi menghambat laju
pertumbuhan ekonomi. Masyarakat Miskin sulit memperoleh
makanan pokok, konsumsi gizi sehat terlupakan sehingga terjadi
gizi buruk.
Tingginya Angka Kriminalitas
Semakin tinggi korupsi semakin besar pula kejahatan.
Demoralisasi
Praktek korupsi yang kronis menimbulkan demoralisasi di
kalangan warga masyarakat
Dampak Birokrasi Pemerintahan
Korupsi menghambat peran negara dalam pengaturan
alokasi
Korupsi menghambat negara melakukan pemerataan
akses dan aset
Korupsi memperlemah peran pemerintah dalam
menjaga stabilitas ekonomi dan politik

Korupsi adalah tindakan yang buruk sehingga tingkat


korupsi suatu negara akan mempengaruhi pandangan
negara lain terhadap negara tersebut
Dampak terhadap Politik & Demokrasi
Rencana Anggaran yang diajukan pihak eksekutif
kepada pejabat legislatif yakni pihak DPR/DPRD untuk
disetujui dalam APBN/APBD akan berdampak politik.
Pihak-pihak yang terlibat dalam penetapan anggaran
pendapatan belanja negara di DPR kemungkinan tidak
terlepas dari kepentingan politik dari masing-masing
partai yang diwakilinya.
Indonesia merupakan negara demokrasi dimana
masyarakat dapat ikut serta dalam pengawasan
terhadap jalannya pemerintahan
Dampak terhadap Penegakan Hukum
Lemahnya Penegakan Hukum mendorong masyarakat
lebih berani melakukan tindakan korupsi, sebab
hukuman yang diperoleh lebih ringan dibandingkan
nilai perolehan korupsi.
Pihak Yudikatif, Eksekutif, dan Legisatif yang
seharusnya banyak berperan dalam mendorong
gerakan pembarantasan korupsi, malah banyak terlibat
dan ikut berperan dalam KKN, sebagai dampak dari
penegakan hukum yang lemah.
Dampak terhadap Pertahanan & Keamanan
Jumlah TNI dan POLRI masih sedikit dibandingkan
dengan luas pulau dan jumlah penduduk,
menyebabkan sering munculnya masalah-masalah
hankam, baik dalam negeri maupun yang berhubungan
dengan negara tetangga.Wilayah perbatasan sering
menjadi sumber ketegangan dengan negara tetangga.
Sumber daya alam di perairan seringkali tidak terawasi
dan dieksploitasi oleh negara tetangga. Padahal
Indonesia merupakan produsen ikan terbesar di dunia
Dampak Kerusakan Lingkungan
Terhadap Lingkungan Fisik, penyimpangan terhadap
anggaran pembangunan sarana dan prasarana dapat
memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.
Penyalahgunaan pengelolaan hutan lindung yang
membuat ekosistem terganggu, menimbulkan banjir,
longsor, berdampak kerugian materi dan jiwa pada
masyarakat.
Terhadap lingkungan sosial budaya, makin
memperlebat strata sosial di masyarakat, yang kaya
semakin kaya, yang miskin makin sulit memperoleh
kehidupan yang layak, bahkan kesulitan mendapatkan
kebutuhan pokok karena harganya yang mahal.
DAMPAK KORUPSI TERHADAP BUDAYA Korupsi
memiliki dampak negatif terhadap budaya dan norma
yang berlaku di masyarakat. Ketika korupsi sudah
sering terjadi di dalam masyarakat dan masyarakat
menganggap korupsi sebagai hal yang biasa, maka
korupsi akan mengakar dalam masyarakat sehingga
menjadi norma dan budaya. Adapun pengertian norma
sosial merupakan sebuah nilai kehidupan yang berlaku
dan disepakati bersama. Norma sosial merupakan
kesepakatan pemahaman atas perilaku yang dipandang
harus dilakukan, boleh dilakukan, atau tidak boleh
dilakukan dalam suatu lingkup masyarakat (Ostrom,
2000).
DAMPAK LAIN KORUPSI
Dampak korupsi seringkali dilihat melalui perspektif
pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya. Penelitian
lain (Yamamura, Andres dan Katsaiti, 2012)
mengidentifikasi dampak korupsi terhadap tingkat
bunuh diri masyarakat suatu negara. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa korupsi dapat
meningkatkan tingkat bunuh diri. Transmisi dampak
korupsi terhadap tingkat bunuh diri adalah
pengurangan pembelanjaan publik terutama untuk
sektor kesehatan mental dan psikis berpengaruh positif
terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat sehingga meningkatkan jumlah bunuh diri. Maka,
korupsi dapat meningkatkan tingkat bunuh diri pada suatu
masyarakat. Selain dampak korupsi terhadap tingkat bunuh diri,
Arvin dan Lew (2014) menemukan bahwa korupsi juga dapat
menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat. Channeling-nya
adalah bahwa dampak negatif korupsi terhadap pertumbuhan
ekonomi, kemiskinan, dan ketimpangan pendapatan
menyebabkan masyarakat tidak bahagia.
DAMPAK KORUPSI DI SEKTOR PRIVAT Korupsi yang
dilakukan oleh perusahaan dapat terbagi menjadi dua
jenis, yaitu korupsi privat-publik dan korupsi privat-
privat. Korupsi privat-publik merupakan korupsi yang
dilakukan oleh perusahaan terhadap sektor publik.
Korupsi privatprivat merupakan korupsi yang dilakukan
antarperusahaan. Korupsi oleh sektor privat baik
korupsi privat-publik maupun korupsi privat-privat
telah banyak terjadi di Indonesia. Gambar 4.4
menunjukkan bahwa berdasarkan putusan MA, korupsi
yang dilakukan oleh pekerja swasta dan lainnya
mencapai 26,22%, menduduki posisi kedua setelah
korupsi yang dilakukan oleh PNS (43,64%).
Korupsi dalam layanan Kesehatan
Sejak berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional,
potensi fraud dalam layanan kesehatan semakin
nampak di Indonesia. Potensi ini muncul dan dapat
menjadi semakin meluas karena adanya tekanan dari
sistem pembiayaan yang baru berlaku di Indonesia,
adanya kesempatan karena minim pengawasan, serta
ada pembenaran saat melakukan tindakan ini.
Fraud adalah tindakan curang yang dilakukan
sedemikian rupa, sehingga menguntungkan diri sendiri,
kelompok, atau pihak lain (perorangan, perusahaan
atau institusi
Badan penyelenggara jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan  belakangan ini menjadi sorotan
lantaran kondisi keuangannya yang defisit hingga
Rp. 16,5 triliun. Kondisi seperti ini tentunya tidak
lepas dari kejadian fraud (kecurangan) yang terjadi
selama ini. Besarnya potensi kerugian yang
ditimbulkan, mendorong pemerintah menerbitkan
permenkes No. 36 tahun 2015 tentang
pencegahan kecurangan (Fraud) dalam program
jaminan kesehatan nasional (JKN).
Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa fraud merupakan tindakan yang
dilakukan dengan sengaja oleh peserta, petugas BPJS Kesehatan,
Pemberi pelayanan kesehatan serta penyedia obat dan alat kesehatan
untuk mendapatkan keuntungan finansial dari program jaminan
kesehatan dalam sistem jaminan sosial nasional melalui perbuatan
curang yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Adanya tindakan kecurangan (fraud) di pelayanan kesehatan
menimbulkan turunnya mutu pelayanan jaminan kesehatan dan layanan
fasilitas kesehatan bagi peserta JKN, terkait hal tersebut ICW dan 14
organisasi pemantau pada tahun 2017 menemukan kecurangan JKN
yang terdiri dari peserta BPJS sebanyak 10 temuan, BPJS kesehatan 1
temuan, fasilitas kesehatan 36 temuan, dan penyedia obat sebanyak 2
temuan.
Berikut jenis penyimpangan yang termasuk dalam kategori ‘Fraud’
dalam pelayanan kesehatan menurut permenkes No. 36 Tahun 2015
Upcoding   yang berarti penulisan kode diagnosis yang berlebihan
dengan cara mengubah kode diagnosis dan atau prosedur menjadi
kode yang memiliki tariff lebih tinggi dari yang seharusnya.
Cloning yaitu penjiplakan klaim dari pasien lain, dengan cara menyalin
dari klaim pasien lain yang sudah ada.
Phantom Billing yaitu melakukan klaim atas layanan yang tidak pernah
diberikan.
Services unbundling / fragmentation merupakan klaim atas dua atau
lebih diagnose dan atau prosedur yang seharusnya menjadi satu paket
pelayanan dalam episode yang sama, untuk mendapatkan nilai klaim
yang lebih besar pada satu episode perawatan pasien.
Inflated Bills atau penggelembungan tagihan obat dan alkes
Repeat billing merupakan klaim yang diulang dalam kasus
yang sama
Prolonged of stay merupakan klaim atas biaya pelayanan
yang lebih besar akibat perubahan lama hari perawatan
rawat inap yang tidak sesuai ketentuan.
Type of room charge merupakan klaim atas pelayanan
kesehatan kesehatan yang lebih besar dari biaya kelas
perawatan yang sebenarnya.
Cancelled services atau membatalkan tindakan yang wajib
dilakukan
No medical value atau melakukan tindakan yang tidak perlu
Standard of care atau penyimpangan terhadap standard
pelayanan
Unnecessary treatment atau memberikan pelayanan pengobatan
yang tidak perlu
Berbagai bentuk fraud yang mungkin terjadi diatas dikhawatirkan dapat
menimbulkan kerugian pemerintah dan Negara yang cukup besar, dengan
mengetahui hal diatas kita sebagai penyedia pelayanan kesehatan dapat
menghindari praktek-praktek fraud.
Sumber
Peraturan menteri kesehatan nomor 36 tahun 2015 tentang pencegahan
kecurangan (Fraud) dalam program jaminan kesehatan nasional (JKN)

Faktor Dasar Terjadinya Kecurangan Fraud


Dalam Akuntansi, kita tahu bahwa fraud merupakan salah satu contoh kecurangan akuntansi
yang terjadi karena ada faktor pendukung yang tidak bisa dikendalikan. Faktor ini biasanya
muncul, ketika sedang menggarap laporan keuangan. Ini dia faktor tersebut, yaitu:
Faktor Umum
Faktor umum biasanya merupakan faktor yang terkait dengan perusahaan dimana petugas
tersebut bekerja. Menurut aspek ini, ada beberapa faktor pendukung terjadinya tindakan fraud,
yaitu
1. Adanya Kesempatan
Kesempatan adalah penyebab utama terjadinya kejahatan. Begitu juga
kecurangan dalam pembuatan laporan keuangan.Tanpa adanya
kesempatan, aktivitas ini tidak mungkin bisa dilakukan. Kesempatan
curang ini bisa ditemukan dimana pun dan oleh siapa pun. Jadi jangan
heran, kalau tindakan fraud kadang terjadi di setiap jabatan dan ruang.
2.  Sikap Antipati Oknum
Pengungkapan yang dimaksud adalah tindakan kecurangan atas dasar
kesombongan individu. Dia ingin menunjukkan kalau pengungkapan
kecurangan terdahulu tidak membuatnya gentar.
Maka dari itu, jika faktor ini muncul, para pelaku penyelewengana tidak
akan pernah jera. Ini pula alasan, mengapa pelaku korupsi tetap marak,
sekalipun yang dipenjara sudah banyak
Faktor Individu
Faktor individu adalah tindakan fraud yang dilakukan karena sang
pelaku memang memiliki itikad tidak baik. Menurut aspek ini, faktor
pendukungnya ada dua yaitu:
1. Sifat Dasar Tamak
Ketamakan manusia terkadang menjadi penyebab ia berbuat curang.
Padahal, perusahaan telah memberikan kompensasi cukup besar,
namun sifat tamak membuat setiap karyawan melakukan tindakan fraud
saat mereka memiliki celah.
2. Tekanan dan Pemenuhan Kebutuhan yang Mendesak
Faktor yang selanjutnya adalah kebutuhan yang mendesak. Artinya, dia
berbuat fraud akibat tekanan bertubi-tubi dari lingkungannya. Baik karena hutang
menumpuk atau karena gaya hidup yang berlebihan.
Jenis-Jenis Fraud
Fraud Berdasarkan Pelaku Kecurangan
1. Kecurangan Yang dilakukan Pegawai
Kecurangan pegawai adalah tindakan fraud yang dilakukan oleh pekerja
di perusahaan tersebut. Ini merupakan dampak dari moral SDM yang
tidak terbentuk dengan baik dan pengawasan yang memiliki celah.
2. Kecurangan Yang Dilakukan Oleh Manajemen  Perusahaan
Kecurangan manajemen atau fraud adalah kecurangan para pemangku
kebijakan. Biasanya fraud yang dilakukan lebih sistematis dan dibuat
seakan tidak terjadi apa-apa.  Sasaran yang diselewengkan biasanya
dokumen penting termasuk arsip laporan keuangan.
Fraud Berdasarkan Bentuk Tindakan Kecurangan
1. Kecurangan terhadap Aset
Sedangkan menurut tindakan si pelaku, ada yang disebut
penyelewengan terhadap aset. Contohnya adalah penggunaan hak
perusahaan justru digunakan untuk kepentingan pribadi.
2.  Kecurangan Terhadap Catatan Laporan Keuangan
Kecurangan selanjutnya adalah kecurangan laporan keuangan. yaitu
adanya kesengajaan untuk mengubah catatan menjadi tidak sesuai
dengan aslinya.
Upaya yang dapat Dilakukan dalam Pencegahan Fraud
Tindakan fraud harus dicegah sedini mungkin. Karena efeknya bagi
perusahaan sangat riskan. Bahkan, jika tidak dicegah, petugas lain
berpotensi melakukan hal serupa. Untuk tindakan pencegahannya,
yaitu:
1. Sosialisasi SOP Anti Korupsi
Selalu galakkan informasi tentang pentingnya anti korupsi.
Sosialisasikan kabar ini lengkap dengan konsekuensi pelanggarannya.
2. Memberikan Punishment atau Sanksi
Pencegahan selanjutnya adalah berikan sanksi tegas pada pelaku fraud.
Kalau perlu, jangan hanya pemecatan, tetapi bawa ke ranah hukum. Ini
juga berlaku untuk para koruptor yang tidak pernah jera.
Jika anda sudah mengerti dengan istilah Fraud. kini sudah waktunya
Anda untuk berbenah. Jauhi tindakan ini, karena selain berdosa, hidup
Anda bisa habis di penjara. Ingat, fraud adalah tindakan kejahatan luar
biasa.
3. Melakukan Analisa Keuangan dengan Baik
 
Langkah terakhir adalah lakukan analisa keuangan dan aset serta
menghilangkan celah yang bisa dimanfaatkan oleh petugas tidak
bertanggungjawab. Jika perlu gunakan sistem kelola berbasis aplikasi
yang lebih ketat dan aman.
Anda bisa menggunakan software akuntansi berbasis cloud yang
memiliki proses otorisasi yang baik dan bisa digunakan kapan saja dan
di mana saja seperti Accurate Online.
Accurate Online memiliki fitur persetujuan transaksi yang bisa
meminimalisir tindakan fraud pada bisnis Anda.
Accurate Online sendiri adalah software akuntansi berbasis cloud yang
telah digunakan 300 ribu user di Indonesia dan telah memengkan Top
Brand Award sejak tahun 2016 sebagai software akuntansi terbaik
pilihan konsumen.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai