Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK PERTEMUAN 2

TENTANG PENYEBAB DAN DAMPAK KORUPSI

“Anti korupsi dalam Pelayanan Kebidanan “

Di susun oleh keompok II :

1. Lilis Eriani 2215201119


2. Nur Romadoni 2215201125
3. Rafika 2215201126
4. Juwita Herlina Jalukhu 2215201122
5. Yusrita Manurung 2215201130
6. Dewi Sartika 2215201096

PROGRAM STUDI S-1 KEBIDANAN JALUR KHUSUS


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
T. A 2022 / 2023
1. Faktor Penyebab Korupsi
Keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan pengungkapan. Keserakahan berpotensi
dimiliki setiap orang dan berkaitan dengan individu pelaku korupsi. Korupsi dapat terjadi
karena kualitas pemerintahan yang, dimana kualitas lembaga pemerintahan mempengaruhi
investasi dan pertumbuhan sebanyak variabel ekonomi politik lain. Tingginya tingkat korupsi
di suatu negara juga dapat menimbulkan high cost economy yang dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi melalui hambatan yang terjadi pada investasi (Damanhuri, 2010).
Salah satu teori korupsi menurut Jack Bologne Gone Theory menyebutkan bahwa faktor
penyebab korupsi adalah keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan pengungkapan.
Keserakahan berpotensi dimiliki setiap orang dan berkaitan dengan individu pelaku korupsi.
Penyebab Korupsi dalam Perspektif Teoritis
Korupsi merupakan suatu perbuatan melawan baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat merugikan perekonomian atau kerugian negara yang dari segi materiil
perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan yang bertentangan dengan nilai-
nilai keadilan masyarakat. Mengingat bahwa korupsi merupakan kejahatan luar biasa
sehingga penanganan korupsi ini pun tidak bisa dilakukan dengan cara-cara yang biasa, harus
dibedakan dengan tindak pidana khusus.
1) Teori GONE
Teori GONE atau Greedy (keserakahan), Opportunity (kesempatan), Need (kebutuhan)
dan Exposure (pengungkapan) yang ditulis oleh Jack Bologna mengungkapkan bahwa
tindak korupsi ini terjadi lantaran adanya keserakahan dan rasa tidak pernah puas dalam
diri seseorang.
Adanya keserakahan dan kesempatan seakan menjadi katalisator seseorang melakukan
tindak perbuatan korupsi.
2) Teori Fraud Triangle (TFT)
Teori yang disampaikan oleh Donald R Cressey ini menyatakan ada tiga tahapan penting
yang memengaruhi seseorang melakukan korupsi, yaitu adanya pressure (tekanan),
opportunity (kesempatan), dan rationalization (rasionalisasi).
2. Aspek yang termasuk ke dalam faktor internal dan faktor eksternal
Penyebab korupsi secara internal berasal dari diri sendiri dan dorongan keluarga.
Sedangkan penyebab korupsi secara eksternal berasal dari luar kehidupan pribadi seseorang.
Faktor eksternal penyebab korupsi lainnya adalah organisasi tempat koruptor berada .
Biasanya, organisasi ini memberi andil terjadinya korupsi, karena membuka peluang atau
kesempatan.
Faktor internal yaitu umur, temperamen, keadaan fisik dan tingkat kelelahan, motivasi,
serta disiplin kerja . Sedangkan faktor eksternal yaitu kondisi fisik, suasana penerangan,
waktu istirahat, lama bekerja, upah dan insentif, bentuk organisasi dan lingkungan sosial
serta keluarga.
Faktor Internal Penyebab Korupsi :
1) Sifat Tamak/Rakus Manusia
2) Moral yang kurang kuat
3) Gaya hidup yang konsumtif
4) Penghasilan yang kurang mencukupi
5) Kebutuhan Hidup Yang Mendesak
6) Malas atau Tidak Mau Bekerja
7) Ajaran Agama yang Kurang Diterapkan
Faktor Eksternal Penyebab Korupsi :
1) Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
2) Kurang Adanya Sikap Keteladanan Pimpinan

3. Aspek ekonomi yang jadi penyebab korupsi


Pendapatan tidak mencukupi
Untuk aspek ekonomi sendiri dapat membuat seseorang korupsi jika pendapatan
seseorang dinilai dirinya sendiri tidak mencukupi kebutuhan. Sedangkan dari aspek politis
yang dapat menyebabkan seseorang bertindak korup akibat adanya kepentingan politis, juga
demi meraih dan mempertahankan kekuasaan.
Kemudian dari aspek organisasi yang menyebabkan seseorang melakukan korupsi antara
lain adalah: kurang adanya sikap keteladanan kepemimpinan; tidak adanya kultur organisasi
yang benar; kurang memadainya sistem akuntabilitas yang benar; serta kelemahan sistem
pengendalian manajemen dan pengawasan.

4. Dampak korupsi terhadap aspek ekonomi


Dari sisi ekonomi , dampaknya yaitu lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi,
penurunan produktivitas, rendahnya kualitas barang dan jasa publik, menurunnya pendapatan
negara dari sektor pajak dan Meningkatnya hutang pemerintah.
Korupsi berdampak buruk pada perekonomian sebuah negara. Salah satunya
pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat dari multiplier effect rendahnya tingkat investasi.
Hal ini terjadi akibat investor enggan masuk ke negara dengan tingkat korupsi yang tinggi.
Ada banyak cara orang untuk tahu tingkat korupsi sebuah negara, salah satunya lewat Indeks
Persepsi Korupsi (IPK).
korupsi juga menambah beban dalan transaksi ekonomi dan menciptakan sistem
kelembagaan yang buruk. Adanya suap dan pungli dalam sebuah perekonomian
menyebabkan biaya transaksi ekonomi menjadi semakin tinggi. Hal ini menyebabkan
inefisiensi dalam perekonomian.
Melambatnya perekonomian membuat kesenjangan sosial semakin lebar. Orang kaya
dengan kekuasaan, mampu melakukan suap, akan semakin kaya. Sementara orang miskin
akan semakin terpuruk dalam kemelaratan.
Tindakan korupsi juga mampu memindahkan sumber daya publik ke tangan para
koruptor, akibatnya uang pembelanjaan pemerintah menjadi lebih sedikit. Ujung-ujungnya
rakyat miskin tidak akan mendapatkan kehidupan yang layak, pendidikan yang baik, atau
fasilitas kesehatan yang mencukupi.
5. Dampak korupsi terhadap pelayanan kesehatan
Di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang, korupsi di bidang kesehatan akan semakin
terasa dampaknya. Korupsi proyek dan anggaran kesehatan kerap terjadi di antara pejabat
pemerintah, bahkan menteri. Sudah dua mantan dua mantan menteri kesehatan Indonesia
yang ditahan karena korupsi, yaitu Achmad Suyudi dan Siti Fadilah Supari.
Menurut catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), korupsi jadi biang keladi buruknya
pelayanan kesehatan, dua masalah utama adalah peralatan yang tidak memadai dan
kekurangan obat. Korupsi juga membuat masyarakat sulit mengakses pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
Dampak dari korupsi bidang kesehatan adalah secara langsung mengancam nyawa
masyarakat. ICW mencatat, pengadaan alat kesehatan dan obat merupakan dua sektor paling
rawan korupsi. Perangkat medis yang dibeli dalam proses korupsi berkualitas buruk,
pelayanan purnajualnya juga jelek, serta tidak presisi. Begitu juga dengan obat yang
pembeliannya mengandung unsur korupsi, pasti keampuhannya dipertanyakan.

Anda mungkin juga menyukai