Anda di halaman 1dari 80

Bayi Resiko Tinggi

D R . PE R J UA N G A N D. H . S I M B O LO N
I L M U K ES E H ATA N A N A K
RSHAM 2012
PENDAHULUAN

Termasuk bayi resiko tinggi adalah


- neonatus kurang bulan
1. bayi berat lahir rendah (BBLR)
2. pertumbuhan janin terhambat
- hiperbilirubinemia
- respiratori distres – gawat napas neonatus
- sepsis neonatorum
- bayi dari ibu penderita diabetes
- kejang pada neonatus
Penyebab Utama Mortalitas Perinatal dan Neonatus
JANIN insufisiensi plasenta
infeksi intrauterin
malformasi kongenital berat
trauma tali pusat
abruptio plasenta
hidrops fetalis
kehamilan multipel
BAYI KURANG BULAN
sindrom distres pernapasan
imaturitas berat
kongenital anomali
infeksi
enterokolitis nekrotikans
BAYI CUKUP BULAN
kongenital anomali
asfiksia lahir
infeksi
mekonium aspirasi pneumonia
sirkulasi janin persisten
Neonatus Kurang Bulan
 Neonatus dini = 0 – 7 hari
neonatus lanjut = 7 – 28 hari

 Periode perinatal : 28 minggu kehamilan s/d 7 hari


kelahiran

 Masa Gestasi : < 37 mgg : kurang bulan


37 – 42 mgg : cukup bulan
> 42 mgg : lebih bulan
 Berat Lahir ( normal : ≥ 2500 gram )
< 2500 gr : BBLR ( berat lahir rendah )
1000- 1500 gr : BBLSR (sangat rendah)
< 1000 gr : BBLASR (amat sangat rendah)
Penyebab kelahiran kurang bulan
Janin :- Gawat janin Maternal
- kehamilan kembar - preeklamsia
- eritroblastosis - penyakit kronis
- hidrops fetalis - infeksi
Plasenta : - penggunaan obat
- plasenta previa
- solusia plasenta Lain – lain
- ketuban pecah dini
Uterus - polihidramion
- uterus bikornus - iatrogenik – Sectio
- inkopetensia serviks - trauma
Permasalahan Bayi Kurang Bulan

 Ketidakstabilan suhu tubuh


 Kesulitan Bernapas
 masalah Sal.Cerna dan Nutrisi
 Imaturitas hati
 Imaturitas ginjal
 Inaturitas imunologis
 Neurologis
 Problem jantung
 Hematologis
 metabolisme
Ketidakstabilan Suhu tubuh

Bayi kurang bulan sulit mempertahankan suhu


tubuh akibat:
- peningkatan hilangnya panas
- berkurangnya lemak subkutan
- rasio luas permukaan tubuh terhadap berat
badan besar
- produksi panas berkurang akibat lemak coklat
yg tidak memadai dan ketidakmampuan menggigil
Termoregulasi = keseimbangan antara kehilangan
panas dan produksi panas

Suhu lingkungan neonatus harus dikontrol 


mempertahankan lingkungan netral dimana terjadi
pengeluaran kalori dan konsumsi oksigen minimal

Suhu normal neonatus : 36,5 - 37,5 ⁰ C


Hipotermia

Kondisi yang berkaitan dgn hipotermia


- lingkungan dingin
- asuhan neonatus yg tidak benar etelah lahir
- pengeringan yg tidak memadai
- baju yang tdk memadai
-pemisahan dari ibu
-transport/pemisahan yg tdk memadai

- bayi sakit dan stres


Hipotermia...
Tanda awal yang mungkin ditemui
- kaki teraba dingin
- kemampuan menghisap yg lemah atau tdk dpt menyusui
- letargi dan menangis lemah
- perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis 
kutis marmorata atau pletora
- takipnea dan takikardia

Tanda lanjut : letargi, apnea dan bradikardia


terdapat resiko tinggi terjadi hipoglikemia, asidosis
metabolik dan sesak napas
hipertemia

Kondisi yang berkaitan dgn hipertemia


- suhu lingkungan tinggi
- dehidrasi
- perdarahan intrakranial
- infeksi

Tanda dan gejala: kulit hangat, kulit kemerahan


pola sama seperti hipotermia
problem: ketidakmampuan bayi berkeringat
TATALAKSANA
ketidakstabilan Suhu
Asuhan metode Kanguru

minta ibu duduk dan mengatur posisi bayi di atas dadanya dgn
posisi sejajar. Bayi menggunakan popok, topi dan kaus kaki

sangga bayi dgn kain panjang, muka bayi mghdp ke pinggir dan
kepala sdkt ekstensi. Ekstensi  jalan udara tetap terbuka dan
kontak mata ibu – bayi terjaga

pinggul bayi harus fleksi dan bayi berada dlm keadaan posisi
KODOK , tangan juga harus fleksi

tepi kain harus dibawah telinga bayi


pasang kain erat-erat agar bayi tidak lepas saat ibu
berdiri. Pastikan bahwa kain melekat ert di bgn dada dan
bukan didaerah perut. Jgn mengikat terlalu keras di bgn
perut bayi  harus disekitar epigastrium ibu  cara ini:
bayi leluasa bernapas dgn perut. Napas ibu akan
menstimulasi bayinya.

Pemakaian radiant warmer/ inkubator bayi


Metode kanguru
Kesulitan Bernapas

Defisiensi surfaktan paru  sindrom gawat napas

Resiko aspirasi  refleks menelan dan batuk yg


buruk, penghisapan dan menelan yg tdk
terkoordinasi

Pernapasan periodik dan apnea


Masalah Sal.Cerna dan Nutrisi

Refleks menghisap dan menelan yg buruk terutama


sebelum 34 minggu
Motilitas usus yg menurun
Pengosongan lambung  lambat
Absorbsi vitamin larut lemak  berkurang
Defisiensi enzim laktase pada villi usus
Meningkatnya resiko NEC = necrotilizing entero
nekrotikans
Menurunnya cadangan kalsium, pospor, protein dan
zat besi dlm tubuh
Problem Hati

Gangguan konjugasi dan ekskresi bilirubin 


hiperbilirubinnemia = ikterus/ jaundice

Defisensi vitamin K  perdarahan intrakranial,


perdarahan tdk terkontrol
Imaturitas Ginjal

Ketidakmampuan ekskresi beban cairan besar


Akumulasi asam anorganik dgn metabolik asidosis
Eleminasi obat berkurang
Ketidakseimbangan elektrolit  hiponatremia,
hipernatremia, hiperkalemia atau glikosuria ginjal
Imaturitas Imunologis

Resiko infeksi tinggi

Akibat:
- bayi kurang bulan tidak terdapat tranfer IgG
maternal mll plasenta slm trimester 3 kehamilan

- fagositosis terganggu

- penurunan berbagai faktor komplemen


Problem Neurologis

Refleks isap dan menelan imatur


Penurunan motilitas usus
Apne dan bradikardia berulang
Pengaturan sistem serebral buruk
Ensefalopati Iskemik Hipoksia
Retinopati prematur
Kejang
hipotonia
Problem Jantung

Paten duktus Arteriousus  hal yg umum pada


bayi kurang bulan

Hipotensi atau hipertensi


Problem

Hematologis
- anemia
- hiperbilirubinemia, terutama indirek
- DIC = koagulasi intravaskuler diseminata
- HDN = hemoragic Diseases of newborn
(perdarahan pada neonatus)

Metabolisme
- hipokalsemia
- hipoglikemia atau hiperglikemia
HIPERBILIRUBINEMIA
Hiperbilirubinemia = naiknya kadar bilirubin serum
melebihi normal

Salah satu dari dua bentuk = hiperbilirubinemia tdk


terkonjugasi/indirek atau terkonjugasi/direk

Gejala  kulit dan selaput lendir menjadi kuning

Pada neonatus  Ikterus nyata, kadar bilirubin total


serum ≥ 5 mg/dl
Kuning = ikterus = jaundice

IKTERUS : warna kekuningan pada kulit, sklera dan


membran mukosa akibat peninggian kadar bilirubin serum.
Ikterus apabila bilirubin total > 2 mg% dan serum bilirubin
> 3,5 mg/dl
JENIS BILIRUBIN
1. BILIRUBIN INDIRECT (UNCONJUGATED)
- larut dalam lemak, tdk larut air
- jika kadar meningkat  tidak dpt diekskresikan lewat urin
- dapat masuk ke jaringan terutama otak
2.BILIRUBIN DIRECT (CONJUGATED)
- larut dlm air  kadar berlebih dieksrkesi lewat urin
Neonatal Jaundice
PRE HEPATIK POST
HEPATIK HEPATIK
Ikterus Hemolitik Ikterus Parenkim Ikterus Obstruksi
Hb lisis  BIL.direk/inderek ↑ bilirubin direk ↑
bil.inderek↑ SGOT/SGPT ↑ ALKALI
ANEMIA (+) PHOSPATASE↑
dd. Anemia dd. Hepatitis Akut dd.Batu Sal.empedu
hemolitik Hepatitis Kronis Batu Empedu
Malaria Sirosis hepatitis inf.pankreas
kelaianan darah HEPATOMA Hepatoma lobus
Urine:pekat spt teh kiri
Urine : normal Feses : normal Urine:pekat spt teh
(kuning Feses: spt dempul
halus)
Feses : normal Ikterus kuning
orange Ikterus Kuning
Ikterus Kuning Hijau
Halus
Ikterus fisiologis
setiap bayi  peningkatan bilirubin serum tdk
terkonjugasi/indirek terjadi pada minggu pertama
kehidupan dan pecah sendiri

bayi sehat/cukup bulan  hari 2-3 sd hari 6-8 dan


menetap  hari 14 (kadar maks total bilirubin
serum <12 mg/dl

bayi kurang bulan/sehat hari 3-4, hilang


hari 10-20 (kadar serum maks <15 mg/dl)
Ikterus Patologis
- kuning mulai sebelum usia 36 jam
- peningkatan kadar bilirubin serum > 0,5
mg/dl/jam
- bayi cukup bulan + susu formula  total
bilirubin serum > 15 mg/dl
- bayi cukup bulan + ASI  total bilirubin
serum > 17 mg/dl
- ikterus menetap > 8 hari (pd bayi cukup
bulan) dan > 14 hari (pada bayi kurang bulan)
tatalaksana

Cegah dehidrasi
Hindari obat yg toksis bagi hati (kloramfenikol,
gentamicin)
Cegah hipoksia
Memberi makan sedini mungkin  cegah
hipoglikemia
Beri agar-agar bersama makanan  250 mg/4jam
 kurangi sirkulasi enterohepatik bilirubin
Foto terapi
Efek Fototerapi
GAWAT NAPAS NEONATUS

Pernapasan  sistem yg mencakup struktur paru


dan otot dari diafragma dan dada, serta pusat saraf,
kimia dan sensoris di otak yg respon thd hipoksia
dan hiperkapnia

Evaluasi gawat napas  skor downe


Skor Downe
pemeriksaan Nilai = 0 nilai = 1 Nilai= 2
Frekuensi Napas < 60 x/menit 60 – 80 x/menit >80 x/menit
(RR)
retraksi tidak ada retraksi retraksi ringan retraksi berat

Sianosis/biru tidak ada sianosis Ada tetapi hilang Menetap meski


dgn oksigen diberi oksigen
Suara Napas suara napas menurun tidak ada suara
kedua paru baik napas
Merintih tidak merintih dapat didengar dapat didengar
dgn setoskop tanpa alat bantu

Interpretasi
< 3 = gawat napas ringan
4 – 5 = gawt napas sedang
> 6 = gawat napas berat
Gawat napas yg umum pd neonatus
- TTN  takipnea sementara neonatus
- MAS  aspirasi mekonium sindrom
- HMD  hialin membran diseases
- apnea
TTN = transient tachypnea of the newborn
(takipnea sementara neonatus)
Merupakan penyakit ringan pd bayi cukup bulan atau cukup usia
Keadaan terjadi ketika bayi gagal membersihkan jalan napas dari
cairan paru, mukus atau memiliki cairan berlebih pd paru akibat
aspirasi

Faktor resiko:
- seksio sercaria
- makrosomia
- partus lama
- laki – laki
- ibu mendapat sedasi belebihan
- skor apgar rendah
- skor downe > 4 pd 1 menit
TTN.....

Gambaran klinis:
- bayi cukup bulan
- takipnea segera setelah lahir (RR>80x/mnt)
- merintih, hidung mengembang
- iga beretraksi dan sianosis

Tanda penting adalah adanya perbaikan spontan

Gejala pernapasan membaik setelah cairan diparu


dimobilisasi dan biasanya terjadi stlh diuresis
Tatalaksana TTN

Umum
Oksigenasi
Pembatasan cairan
Pemberian minum  setelah takipne membaik
Sindrom Gawat Napas
HMD = hialin membran diseases

HMD = RDS(respiratoriy distress syndrome) 


penyakit pernapasan yg mempengaruhi bayi kurang
bulan

Bayi kurang bulan  maturitas paru janin terutama


produksi surfaktan pd alveoli paru

Surfaktan  lipoprotein yg berguna pd recoil paru


 turunkan tegang permukaan alveoli paru
kembang kempis alveoli paru
HMD....

Faktor resiko:
- bayi kurang bulan  30-60 % antara 28-32 mgg
- bayi laki-laki
- sectio sercaria tanpa didahului proses persalinan
- ibu diabetes
- hipotermia
- disterss janin
- asfiksia perinatal
HMD...
Gambaran klinis:
- bayi prematur = kurang bulan
- saat lahir ttpi dpt muncul 12 jm stlh lahir
- sianosis, takipne, pelebaran cuping hidung,
retraksi interkostal dan sternal
- suara merengek, menangis, merintih =
mendengkur (grunting)

Foto rongten = tampak bayangan dasar gelas


berkabut (ground glass) dan bronkus berisi udara =
paru opak (udara – bronkogram)
Tatalaksan HMD
Dukungan dasr  pengaturan suhu, cairan parenteral dan obat –
obat (antibiotik)

Pemberian Oksigen 40%  head box

Dukungan alat bantu  pasien melemah pd kondisi FiO2 > 60%


dan atau PaO2 > 50%  CPAP (continious positip airway
pressure)
Dibawah tindakan CPAP :
- PH < 7.2
- PO2 < 40 mmhg FiO2 > 60%
- atau PCO2 > 60 mmhg
- defisit Basa > - 10
Aspirasi Mekonium Sindrom = MAS
Gawat napas yg disebabkan aspirasi mekonium oleh
janin dalam rahim atau selama proses persalinan
dan kelahiran

MAS  tanda bahwa neonatus telah asfiksia


sebelum dan sesudah kelahiran

Angka kematian tinggi > 50% dan bayi yg selamat 


gejala sisa yg panjang  kerusakan neurologis dan
displasia bronkopulmonaris
MAS....

Faktor resiko
- kehamilan lewat bulan (post date)
- hipertensi maternal & preeklamsia
- Denyut jantung janin abnormal
- ibu diabetes

Adanya mekonium dalam cairan amnion  asfiksia,


hipoksia, dan sidosis terjadi dalam rahim
MAS .....

Gambaran klinis:
- tercampurnya mekonium dalam caitan ketuban
- kontaminasi mekonium setelah lahir
- jalan napas tersumbat
- gagal napas  peningkatan diameter anteroposterior
dada
- tanda pneumonia  takipne, hipoksia, hiperkapnia,
obstruksi jalan napas

Foto rontgen : bercak infiltrat, distensi berlebih,


diafragma mendatar, diameter anteroposterior berlebih,
pneumomediastinum dan pneumotoraks
Tatalaksan MAS

Tatalaksan suportif umum


Kosongkan isi perut  cegah aspirasi lanjut  NGT
Koreksi abnormalitas : hipoksia, asidosis,
hipoglikemia, hipokalsemia dan hipotermia
Antibiotik (ampisilin dan gentamisin)
Ventilasi mekanik
SEPSIS NEONATUS

Sepsis  keadaan bakterimia dalam tubuh didahului oleh


SIRS (systemic inflammatory response syndrome)

SIRS  respon peradangan terhadap adanya infeksi


SIRS ditegakkan bila ada 2 dri 4 kriteria berikut:
1. suhu sentral tubuh > 38,5 ⁰c atau < 36 ⁰ c
2. takikardia
3. takipnea
4. jumlah leukosit yg meningkat atau netropil imatur >
10%
Sepsis berat  terjadi gagal organ
(jantung,paru,hematologi, ginjal dan hepar)
Gambaran Umum Modul: Kritisnya Sepsis Pada BBL
Penyebab Langsung
46 Kematian BBL
World Health Organization.
Pernyataan Tentang BBL Dunia 2001

 Infeksi 32%
 Asfiksia 29%
 Komplikasi prematuritas 24%
 Kelainan bawaan 10%
 Lain-lain 5%

Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1


Sepsis neonatus.....

Terdapat 3 periode
1. sepsis onset dini  mulai dari rahim  lahir –
7hari
 biasanya disebabkan bakteri dlm
genitourinaria ibu
2. sepsis onset lambat  8 hari – 28 hari
 biasanya bayi cukup bulan sehat dipulangkan
3. sepsis nosokomial  8 hari sampai pulang
 biasanya pada bayi prematur
Sepsis Pada BBL
48

Awitan Dini Awitan Lambat


usia bayi < 72 jam usia bayi > 72 jam
Didapat saat Didapat dari
persalinan lingkungan
Penularan vertikal dari Didapatkan secara
ibu ke bayi nosokomial atau dari
rumah sakit
Perbedaan antara sepsi tahap awal dan tahap lanjut
di negara berkembang tidak jelas:
• bayi lahir di rumah dan dibawa ke RS pada usia 3 hari
• bayi dirujuk dari RS lain
Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1
49
Sepsis Awitan Dini – Faktor Risiko

Ketuban Pecah Dini >18 jam


Korioamnionitis maternal
Cairan ketuban berbau
Penanganan oleh bidan yang tidak terlatih
Infeksi saluran kemih ibu
Persalinan prematur

Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1


Korioamnionitis
50

Ibu demam selama persalinan  38ºC


± nyeri pada uterus
± lekositosis
± Denyut jantung janin meningkat

Risiko tinggi sepsis bayi baru lahir

Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1


Sepsis Awitan Lambat
51

– faktor risiko

Prematuritas/BBLR
Di RS
Prosedur invasif - ventilator, alat infus, akses
vena sentral, kateter urine, pipa torakal
Kontak dengan penyakit infeksi - dokter,
perawat, bayi dengan infeksi,
Tidak diberi ASI
Buruknya kebersihan di NICU

Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1


52
Bakteri Patogen Penyebab Sepsis Di
Negara Berkembang

Sepsis Awitan Dini  Sepsis Awitan


 Baksil gram negatif Lambat
 E.coli  Baksil gram negatif
 Klebsiella
 Pseudomonas
 Klebsiella
 Enterococcus
 Staph aureus
 Group B streptococcus  Coagulase negative
staphylococci

Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1


53
Diagnosis Sepsis Pada BBL

Tanda dan gejala klinis


Pemeriksaan laboratorium
 Kultur bakteri patogen
 Pemeriksaan laboratorium lain

Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1


54
Diagnosis Sepsis BBL -
Tanda dan gejala klinis
Tanda klinis: tanda awal tidak spesifik, mungkin
samar
 Gawat nafas - 90%
 Apnea
 Suhu tidak stabil-  suhu lebih sering
 Menurunnya aktivitas
 Rewel
 Asupan yang buruk
 Distensi abdomen
 Hipotensi, syok, purpura, kejang- tanda lanjut
Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1
Kriteria Klinis Infeksi
55
Bakteri Yang Parah
Buku Pedoman WHO ‘Integrated Management of Childhood Illnesses’,
2000
 Laju nafas > 60 kali per menit
 Lekukan dada yang dalam
Bila dijumpai satu atau lebih
 Cuping hidung kembang kempis
gejala ini:
 Ngorok
Curigai Kemungkinan
 Fontanel menonjol
Sepsis Berat
 Kejang
 Nanah dari telinga
 Kemerahkan di sekitar umbilikus yang melebar ke kulit
 Suhu > 37,7 C (atau teraba hangat) atau < 35,5C (atau
teraba dingin)
 Letargis atau tidak sadar
 Penurunan gerakan
 Tidak bisa minum
 Tidak melekat pada payudara ibu
 Tidak mau menyusu
Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1
Tidak ada Pengganti untuk Perbedaan Klinis
56

Jumlah leukosit mungkin normal pada bayi


dengan sepsis
Jumlah leukosit yang tinggi pada saat lahir tidak
terlalu spesifik- mungkin disebabkan oleh stres,
asfiksia
Prediktor Sepsis Yang Lebih Baik
Total jumlah leukosit < 5000 /L
Hitungan neutrofil absolut : <1500/L
Rasio IT abnormal pada usia 12 sampai 24 jam

Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1


57

Kultur Darah

Baku emas diagnosis


bakteremia
Tambahkan sedikitnya 0,5 -1,0 ml darah yang
didapat melalui venipuncture steril ke dalam
botol kultur
Sebagian besar bakteria akan tumbuh dalam
waktu 24 sampai 48 jam
Lakukan komunikasi dengan petugas lab
mikrobiologi setiap hari – jangan menunggu
laporan tertulis.
Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1
Gejala
Hasil kultur darah
Klinis (Hasil Kultur CSS, jika
Berat mungkin)

Segera mulai
antibiotik

Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1 58


59
Antibiotika pilihan pertama di RS/Puskesmas:
(WHO 2003)

Ampicillin 50 mg/ kg
 Setiap 12 jam pada minggu pertama
kehidupan bayi
 Setiap 8 jam pada usia 2- 4 minggu

PLUS
Gentamicin satu kali sehari.

Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1


60
Gentamicin: dosis sekali sehari

> usia kehamilan 35 minggu: 4 mg / kg setiap


24 jam
usia kehamilan 30 - 34 minggu:
0 - 7 hari: 4.5 mg/kg setiap 36 jam
> 8 hari: 4 mg/kg setiap 24 jam

Infus IV selama 30 menit


Suntikan IM: absorpsi bervariasi,
terutama pada bayi BBLSR
Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1
Gentamicin: dosis sekali sehari IM untuk
bayi kurang dari 3 bulan
61 . (Arch Dis Child 2004)

Dosis awal dosis 8 mg/ kg diikuti dengan

2 mg/ kg/ hari ( jika beratnya kurang dari 2 kg) kurang dari
4 mg/ kg/ hari (jika beratnya lebih dari 2 kg) 1 minggu

4 mg/ kg/ hari (jika beratnya kurang dari 2 kg)


1 minggu
6 mg/ kg/ hari (jika beratnya lebih dari 2 kg) sampai
3 bulan

Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1


62
Terapi Suportif

Suhu lingkungan yang mendukung


Perbaiki gejala GI - muntah, ileus
Antisipasi kardiorespirasi
 hypoxia, apnea, ARDS, syok
Perbaiki kelainan hematologis: anemia,
thrombocytopenia, DIC
Dukungan neurologis - kejang
Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1
63
Pencegahan Infeksi Nosokomial

Cuci tangan
Pemberian asupan dini
ASI
Kurangi penggunaan antibiotik spektrum luas
Kurangi tindakan invasif
Prosedur sterilisasi yang sesuai

Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1


Modul: Sepsis Pada Bayi Baru Lahir-Sesi 1 64
Bayi dari Ibu Diabetes Melitus
komplikasi
Anomali konenital
teratogen Trimester I Aborsi spontan
Pertumbuhan
telambat
J
A
Trimester 2 Makrosomia
hiperinsulinemia N
Organomegali
I
Hipoksemia
N
keonik
Trimester 3 Lahir mati

kelahiran Trauma lahir

RDS
neonatus
Hipoglikemia
Hipokalsemia
Anak/dewasa Polisetimia
Obesitas
hiperbilirubinemia
Diabetes tipe2
IBU DIABETES DENGAN HIPERGLIKEM
KONTROL METABOLIK IA FETUS
TIDAK ADEKUAT 66

DEPOSIT STIMULASI PEMATANGAN


INSULIN ↑
LEMAK SEL ß PANKREAS FETUS

Bayi bulat, gemuk,


pletora
BB> 4,5 kg
Hipoglikemia Terjadi pada ajam-jam pertama kehidupaan
sel ß pankreas tidak dapat beradaptasi

Insulin terus keluar meskiKGD 70 mg/dL


Asam lemak bebas tidak bisa diubah
menjadi keton
Bayi sensitif terhadap pemberian
glukagon
DIABETES PADA KEHAMILAN

2 macam diabetes:
1. Diabetes sebelum kehamilan
- 0,2-0,3 % ibu hamil
2. Diabetes gestational
- 2-3 % ibu hamil, komplikasi lebih sedikit
Peningkatan secara bermakna kejadian kelainan janin, kematian janin dalam
kandungan, kematian perinatal, bayi yang cacat

Kontrol metabolik yang baik menurun, sama dengan


pada kehamilan normal
METABOLISME SELAMA KEHAMILAN
TRIMESTER estrogen dan progesteron ↑ INSULIN
I
Glukosa darah ↓

TOLERANSI GLUKOSA ↓
TRIMESTER
II, III ↑ INSULIN
Kadar glukosa ↑ ↑ persediaan glukosa

dan asam amino

hipertrofi sel ß pankreas ↑ INSULIN


METABOLISME SELAMA KEHAMILAN

Minggu 14
Ibu hamil,
diabetes tidak asupan ↑ hiperaminoasidemia
terkontrol

Hiperglikemia Hiperplasia sel-sel ß pankreas


ibu fetus
> Minggu 28

HIPERINSULINEMIA
Tabel 1. Kelainan yang terjadi pada bayi dari ibu diabetes

Kelainan antenatal Kelainan Kelainan neonatal Kelainan masa


Perinatal anak dan remaja

Kematian janin in Trauma Gangguan metabolik Obesitas


utero lahir Hipoglikemia Diabetes
Trombosis Hipokalsemia Gangguan
Malformasi Hipomagnesemia intelektual
Kongenital RDS Autoantibodi
Makrosomia Gangguan hematologi
Polisitemia
Hiperviskositas
Trombosis
Gangguan
kardiovaskular
Hipertrofi
kardiovaskular
Sirkulasi fetal persisten
Kelainan jantung
kongenital
DAMPAK PERUBAHAN METABOLISME PADA BAYI
71
Sebagian akibat dari kondisi hiperglikemia dan hiperinsulinemia
pada fetus
Faktor lain yang diduga berpengaruh:
Hipoglikemia, hiperosmolalitas, hiperkenemia, gangguan
moinositol, metabolisme asam arakidonat, radikal bebas,
gangguan pembentukan matriks selular dan inhibitor
somatometidin, kondisi intrauterin
Freinkiel dkk (dikutip Romano,1996):
efek perubahan lingkungan metabolik pada ibu hamil
diabetes yang tidak terkontrol
Penting untuk diperhatikan
KELAINAN SAAT NEONATUS
A. Hipoglikemia
Lahir hiperinsulinemia
glukosa tidak mampu dimobilisasi
glukagon dan reseptor insulin ditekan

hipoglikemia hiperinsulinemik

tidak ada substrat altermnatif untuk


metabolisme otak
Pemeriksaan glukosa sebaiknya dilakukan serial selama
72 jam pertama, termasuk pada bayi besar untuk masa
gestasinya
KELAINAN SAAT NEONATUS

Gejala hipoglikemia: 73
jitterness, tidak mau menyusui, pucat, bradikardia,
sianosis, kejang, apnea
Hipoglikemia tanpa gejala klinis
early feeding
Hipoglikemia + gejala klinis
glukagon 30 μg/kgBB IV atau IM
atau
bolus dekstrosa 10 % dosis 20 ml/kgBB diikuti
infus dekstrosa dengan GIR 4-8 mg/kgBB/menit
dapat ditambah menjadi 8-15 mg/kgBB/menit
KELAINAN SAAT NEONATUS

B. Hipokalsemia dan hipomagnesemia


Hipokalsemia neonatal dini ( kalsium serum < 7 mg/dL)
terjadi pada 50 % bayi-bayi dari ibu diabetes terjadi
pada tiga hari pertama, disebabkan:
kontrol diabetes ibu, prematuritas, asfiksia saat
lahir, trauma kelahiran, respiratory distress,
pemberian magnesium sulfat ibu,
hipoparatiroid fungsional
KELAINAN SAAT NEONATUS

Biasanya tidak bergejala atau sangat minim gejala


Volume mineral tulang menurun bermakna
Berkaitan dengan hiperfosfatemia dan hipomagnesemia
Perlu pemeriksaan serial 72 jam pertama kelahiran
III. KELAINAN SAAT NEONATUS

C. Sindroma gangguan pernafasan


Robert dkk, 1975:
5-6 kali lipat kejadian pada bayi dari ibu
diabetes
Berkaitan dengan:
prematuritas, operasi sesar, asfiksia
neonatorum
Bayi harus dimonotor pada jam-jam pertama kelahiran
KELAINAN SAAT NEONATUS

D. Kelainan hematologi
Polisitemia, hiperviskositas, hiperbilirubinemia
Insulin plasmapertumbuhan progenitor eritrosit
terangsanghipoksia jaringan meningkatkan
eritropoetin
Sekuele pada bayi:
sirkulasi fetus persisten dan trombosis vena
renalis
Hiperbilirubinemia ( ↑ bilirubin indirek) disebabkan
enzim hepar yang belum matang
pertambahan katabolisme hemoglobin
KELAINAN SAAT NEONATUS

E. Kelainan kardiovaskular
Kelainan jantung kongenital atau kardiomiopati hipertropik,
meningkatnya sirkulasi fetus persisten
Hipoksia kelambatan penurunan resistensi pembuluh darah
paru
PROGNOSIS

Penelitian lain:
Terjadinya obesitas pada usia ke 6 anak dari ibu
diabetes
Kecenderungan meningkatnya berat badan
setelah usia 6 tahun
Terima kasih
By. dr.Perjuangan D.H.Simbolon

Anda mungkin juga menyukai