Anda di halaman 1dari 103

Gangguan Perkembangan

anak remaja dan deteksi Dini

Asrawati
Tujuan pembelajaran

• Mengetahui deteksi dini gangguan perkembangan anak dan remaja


• Mengetahui gangguan perkembangan anak dan remaja
• Memahami gangguan perkembangan motorik, cerebral palsy
Periode Kehidupan Anak
RENTANG WAKTU
LAHIR 2T 6T 18T
KANDUNGAN

Pra-Sekolah
Anak Kecil

Sekolah

Remaja
Janin

Bayi

DEWASA
ANAK
Faktor yang memengaruhi

NUTRITION

HEALTH

GENETIC LINGKUNGAN
HORMON

LOVE
KEBUTUHAN DASAR
Perjalanan Tumbuh Kembang Anak
Contoh Anak Tumbuh Kembang Optimal : Generasi
sehat, Indonesia Unggul
IBU HAMIL REMAJA
- Ibu hamil remaja (23,9%), - Pendek : 35,9 %
- Kurang gizi kronik (24,2%), pendek - Anemia 18,4%,
KENYATAAN (31,3%) infeksi
- Kurang Iodium (24,3%) - Kecerdasan
LAIN ? - Anemi (37,1%), pendidikan rendah rendah
- Nikah remaja :
23,9%
BAYI BARU LAHIR
- pendek < 48 cm (20% = 900.000) BALITA & USIA SEKOLAH
- berat lahir < 2,5 kg (10% = 450.000) - Pendek (37,2% & 30,7 % = 9 –7 juta )
- Anemia (28,1 % = 5 juta)
- Kekebalan rendah, Infeksi kronis
- Sering sakit  meninggal (2,6%)
- Kecerdasan rendah (0,4 –19,9%)
BAYI & ANAK UMUR 0 –2 thn
(1000 hari pertama kehidupan)
- STUNTING / PENDEK REMAJA sd DEWASA
- Kurang gizi kronis (terus - Perawakan pendek (31,4 –35,1 %)
menerus) - Pendidikan rendah 25%, Depresi
- Sering sakit - Penghasilan rendah (46 –66%)
- Kurang STIMULASI - Penyakit metabolik : jantung, DM, obese,
BERMAIN hipertensi
IBU HAMIL
- Ibu hamil remaja (23,9%),
- Kurang gizi kronik (24,2%), pendek
(31,3%)
- Kurang Iodium (24,3%)
- Anemi (37,1%), pendidikan rendah

BAYI BARU LAHIR


- pendek < 48 cm (20% = 900.000)
- berat lahir < 2,5 kg (10% = 450.000) Prioritas membentuk
anak GENIUS ?
Perkembangan OTAK
paling CEPAT / PENTING:
BAYI & ANAK UMUR 0 –2 thn
(1000 hari pertama kehidupan) sejak kehamilan sampai
- STUNTING / PENDEK umur 2 tahun (1000 hari
- Kurang gizi kronis (terus
menerus) pertama kehidupan)
- Sering sakit
- Kurang STIMULASI
BERMAIN
KONSEP UMUM

Critical Period: The Concept


Experience-dependent synaptogenesis in critical periods

Bicara & Bahasa


Melihat
Mendengar Kecerdasan yang
lebih kompleks

1000 HPK 2
tahun (Shonkoff, 2007)

UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial


KONSEP UMUM
95%
80%

HARUS TERMONITOR
25%
DENGAN BAIK
PERTUMBUHAN
SIRKUIT OTAK Dalam
Kandungan
USIA ANAK
0 2 6
LAHIR TAHUN TAHUN
40 Minggu 24 Bulan
[x 7 hari] [x 30 hari]
280 hari 720 hari
1000 HARI PERTAMA

UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial 8


Perkembangan pesat fungsi kognitif

Visual
Kontrol emosi
Respon thadap lingkungan
Kemampuan sosial
Bahasa
Kognitif: simbol

Kognitif: relative quantity

Fase kritis Usia (tahun)


Fase kritis melemah

Eliot, L. (1999). What’s going on in there? How the brain and mind develop in the first five year of life. London: Penguin
TUMBUH KEMBANG ANAK
KONSEP UMUM PERJALANAN JANGKA PANJANG

TINGGI Normal (Optimal)

Keterlambatan /
Gangguan

Fasilitasi ke Optimal

Level ANAK Normal (Tidak Optimal)


Perkembangan BERISIKO
Anak Keterlambatan /
Gangguan

Terinduksi

RENDAH TIDAK BERKEMBANG Tidak Berefek


ONSET
STIMULASI
Kandungan Lahir Anak Usia Dini Remaja Dewasa

UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial


Kebutuhan anak Fisis
K
“Asuh”, Asih, Asah biomedis E
L
Kasih U
sayang
Tumbuh kembang dan
A
Kualitas Hidup Optimal R
Stimulasi / G
SDM UNGGUL rangsangan
INDUSTRI 4.0 A
Deteksi Dini Perkembangan Anak
SIAPA YANG MELAKUKAN
• Sangat ditentukan oleh kemampuan dua pihak, yakni:
• Orangtua (Glascoe FP, 1995; Glascoe FP, 1999)
• Tenaga medis terutama dokter/dokter anak (Smith RD 1978; Sand N, 2005;
Pinto-martin JA, 2005)

• Posisi dokter anak:


–AAP merekomendasikan dokter anak di USA harus
mempunyai kompetensi melakukan instrumen
skrining perkembangan yang mempunyai nilai validitas
dan reliabilitas yang baik (AAP, 2001; King TM ,2003)
Deteksi Dini Perkembangan Anak

Evaluasi Manajemen
Surveilans PRA Skrining
Diagnostik Terapi

Mengetahui Menegakkan
Mengenal diagnosis pasti
tingkat risiko
adanya tanda - Proses Program terapi
- Populasi
dan gejala dini Memperluas evaluasi - Profesional
anak berisiko
(early warning cakupan komprehens di
- Sesuai tahap
sign) Mempercepat if bidangnya
usia
- Populasi anak skrining - Instrumen - Berbasis
- Instrumen
sehat umum terstandaris bukti ilmiah
terstandarisa
- Setiap waktu asi
si
KONSEP UMUM Setiap Orangtua pasti ingin
mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan ANAKnya

Anak saya SEHAT, tapi Menentukan pola ASUH – ASAH – ASIH untuk
menuju rencana sekolah dan masa depannya
apakah dia NORMAL
??
KLINIK TUMBUH
KEMBANG ANAK
Anaknya tidak seperti DETEKSI
anak sehat lainnya TERAPI
DINI Mencari dasar penyebab
Pengalaman buruk kelainan tumbuh
kembangnya
pada anak sebelumnya

Khawatir karena
adanya faktor resiko
Saat Hamil Proses Kelahiran Setelah Dilahirkan
Kehamilan Hambatan BBLR, Prematur, Kuning,
Resiko Tinggi: dalam proses Kejang, Malnutrisi, dll
Hipertensi persalinan, dll
Sakit berat, dll

UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial 2


KONSEP DASAR DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
PERJALANAN JANGKA PANJANG

Anak Berisiko Tinggi


Mengalami Gangguan Tumbuh Kembang

• Lahir dari kehamilan risiko tinggi • Kejang


• Lahir dari persalinan risiko tinggi • Malnutrisi (Kurang & Lebih)
• Lahir prematur (< 37 minggu) • Trauma kepala
• Lahir berat kurang (< 2.500 gr) • Penyakit kronis
• Lahir tidak langsung nangis (asfiksia) • Riwayat keluarga dengan
• Lahir mengalami kuning (ikterus) gangguan tumbuh kembang
• Lahir perawatan NICU lama • Pola asuh orangtua tidak
• Lahir tidak mendapat ASI melekat

UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial 12


Premature baby and disabilities
• moderate to severe mental
retardation

25% • sensorineural hearing loss


• cerebral palsy
• epilepsy

• learning disabilities,
• low average IQ scores, ADHD
• neuropsychological deficits, visual

50-70% motor integration, temperament


difficulties, language delays, emotional
problems and regulatory disorders)
Global Developmental Delay (GDD)
• GDD → tidak identik/tidak selalu menimbulkan kesulitan belajar di
kemudian hari
•>70% anak dengan GDD memiliki IQ > 70
• Terlambat bicara & bahasa yang menetap hingga usia 6 tahun →
gangguan intelektual pada 50% anak perempuan dan 20% anak laki-
laki
INSTRUMEN DI INDONESIA

Health Specific Early Disability


Rehabilitation
Promotion protection diagnosis limitation

BUKU KIA MTBS SDIDTK


Mengenal tanda
dan gejala dini
Buku KIA : Panduan Praktis & Lengkap
dibuat oleh KEMENTERIAN KESEHATAN RI sejak thn 1990an
modifikasi dari buku Maternal and Child Healthbook Handbook of
Japan dimiliki oleh 80 % keluarga Indonesia

SOEDJATMIKO, FKUI, 24 Juli 2018 13

Dimodifikasi dan disetujui bersama : IDI, POGI, IDAI, IBI, PPNI,


IAKMI, PERSI
SOEDJATMIKO, FKUI, IDAI SOEDJATMIKO, FKUI, 24 Juli 2018
ALUR ASSESMENT

SURVEILLANS PEDS
Perkembangan Buku KIA

TUJUAN UTAMA
Pemeriksaan Perkembangan KPSP
SKRINING
Perkembangan

Perkembangan Perkembangan
UMUM / GENERAL SPESIFIK

PERILAKU
BAHASA
EMOSI
Populasi Anak Populasi Anak
GENERAL / GENERAL /
RISIKO RENDAH RISIKO TINGGI

Format Format Format Format


Instrumen Instrumen Instrumen Instrumen
LAPORAN PEMERIKSAAN LAPORAN PEMERIKSAAN
ORANGTUA PETUGAS ORANGTUA PETUGAS

ASQ ASQ DENVER II LDS SKOLD CHAT


PEDS IDI ESP CSBS ELMS-2 M-CHAT
POINT BINS
CDR-PQ BDIST-2 CAT/CLAMS
CDI
PDQ-II
DP-3
CAT/CLAMS (Dimodifikasi dan disarikan dari
AAP 2001, 2006; Drotar, 2008)
Screening for speech and language delay: ELMS/CLAMS/3D LAT

Delay (+) No Delay


Audiology assessment Reassure
HL (+)
HL (-)

SNHL COND HL (Multidisciplinary)


Detailed development assessment

Audiology ENT F/U


Abnormal Language Isolated
and ST F/U Counsel Global
neuro & social language
Parents delays
exam deficit delay
and school

Consider Consider Consider Social


dysarthria, MR autism history
Abbreviations
dyspraxia
HL: Hearing loss
SNHL: Sensory neural hearing loss
COND HL: conductive hearing loss + For environmental - VE
ST: Speech therapy deprivation
MR: Mental retardation
Developmental
language disorder
Screening for speech and language delay:
ELMS/CLAMS/3D LAT

Delay (+) No Delay

Audiology assessment Reassure

HL (+)

SNHL COND HL

Audiology
ENT F/U Counsel
and ST F/U
Parents and school
Screening for speech and language delay: ELMS/CLAMS/3D LAT

Delay (+) No Delay


Audiology assessment Reassure
HL (+)
HL (-)
SNHL COND HL (Multidisciplinary)
Detailed development assessment

Abnormal Language Isolated language


Global
neuro exam & social delay
delays
deficit (social language impairment)

Consider dysarthria, Consider Consider Social


dyspraxia MR autism history

+ For environmental deprivation - VE

Developmental language disorder


(social pragmatic communication disorder)
Tanda Keterlambatan Bicara dan Bahasa

Gangguan Ekspresi Pendengaran


Perkembangan
Penglihatan
bahasa Intelligibility
Penyebab
Kehilangan pendengaran ↓ ↓ Variable Normal
Retardasi mental ↓ ↓ ↓ ↓
Gangguan perkembangan bahasa ↓ ↓ Variable Normal
Autism / PDDNOS /ASD ↓ Normal ↓ ↓
Dysarthria Variable ↓ Normal Normal
KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial 38


INSTRUMEN DETEKSI DINI
KAPAN HARUS DETEKSI DINI?

Intra Uterin 0 - 2 Tahun 2 - 6 Tahun > 6 Tahun

80 % 95 % -5 %

Federal legislation
AAP, Individuals with
2006 L
Disabilities
24 9 18
24 24 24
30 Education Act Part C

Depkes RI,
2006 L
24 3 Bulan / x 24 6 Bulan / x

Buku SDIDTK
Kemenkes RI, 2006

UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial 20


INSTRUMEN DETEKSI DINI
KAPAN HARUS DETEKSI DINI?

Buku SDIDTK
Kemenkes RI, 2006

UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial 21


REMAJA
CEREBRAL PALSY
dr. Asrawati, SpA(K), M. Biomed
Definisi Cerebral Palsy
• Konsensus Internasional 2006:
→ Kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak
progresif karena kerusakan/gangguan sel motorik di
susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum
selesai pertumbuhannya
SEJARAH
• Pertama kali di publikasikan tahun 1843 oleh William Little dengan
istilah cerebral diplegia, akibat prematuritas atau asfiksia neonatorum
• Sigmun Freud menyebut kelainan ini dengan Infantil Cerebral
Paralysis
• Sir William Osler yang pertama kali memperkanalkam istilah Cerebral
Palsy
• Nama lain: Static Encephalopathies of Childhood
Insiden
1-5 : 1000 anak
Lebih banyak terjadi pada laki laki di
banding perempuan
Sering terjadi pada anak pertama (anak pertama lebih sering
mengalami kesulitan saat dilahirkan)

Angka kejadian lebih tinggi pada


BBLR
Anak kembar
Umur ibu > 40 tahun
Multipara
Faktor ResikoCerebral Palsy

• Bayi prematur,

Perinatal
Usia Kehamilan
Faktor Ibu

Pranatal
• Menstruasi ibu • Polihidramnion
panjang < 30 minggu
• Ibu dalam
• Riwayat pengobatan • Berat Badan
keguguran hormon tirois, lahir < 1500
• Riw. Bayi lahir estrogen, gram
mati progesteron • Korioamnionitis
• Ibu dengan • Ibu dengan • Bayi bukan letak
peny. Tiroid proteinuria kepala
• Kejang pada ibu berat/hipertens • Asfiksia
• Riw melahirkan • Bayi laki perinatal berat
anak dengan laki/kehamilan • Hipoglikemia
berat kurang kembar lama/menetap
dari 2000 gram • Infeksi virus • Kelainan jantun
kongenital bawaan/sianosis
(TORCH, HIV)
Faktor Proteksi
Etiologi
Etiologi pasti sulit
diketahui

Penyebab: faktor
genetik (misal
Perlu anamnesis
ditemukan bih dari
dan pemeriksaan
satu anak yang
teliti
menderita CP)
atau faktor lain
PATOFISIOLOGI
Klasifikasi CP
1. Spastik → Terbanyak (70-80%)
2. Athetoid → tangan atau kaki gerak melengkung
3. Rigid
4. Ataksia→ leher kaku, keseimbangan hilang
5. Tremor
6. Atonik/hipotonik
7. Campuran
Derajat keparahan CP

• Anak bergerak • Anak butuh alat • Anak butuh kursi


tanpa bantuan misal brace, obat- roda, highly
• Tidak memiliki obatan untuk dependent
keterbatasan kegiatan harian
sehari hari

Mild Moderate Severe


Gross Motor Function Classificarion System

Level I Anak tidak ada keterbatasan, bisa berjalan

Keterbatasan jalan (jarak tempuh) dan daya keseimbangan,


Level II
Butuh alat bantu untuk mobilisasi

Bantuan orang lain untuk ubah posisi


Level III Berpegangan tangan
Duduk dengan support terbatas
Butuh kursi roda untuk berpindah
Level IV
Keterbasan dalam mengontrol kepala dan tubuh
Level V
Butuh kursi roda
Diagnosis CP berdasarkan kriteria Levine
(POSTER)
• Posturing/abnormal movements: penderita mengalami gangguan
posisi tubuh atau gangguan bergerak
• Oropharyngeal problems: Gangguan menelan dan fokus di lidah
• Strabismus : Kedudukan bola ata tidak sejajar
• Tone: Adanya kelainan tonus: hipertonus atau hipotonus
• External maldevelopment: Refleks primitif menetap
• Reflexes: Peningkatan refleks tendon dalam, atau refleks babinski
menetap
PEMERIKSAAN

EEG • Melihat aktivitas listrik otak

• Melihat area otak yang rusak


atau berkembang tidak
Pencitraan normal, misal MRI, CT Scan,
USG
Komplikasi (Krigger, 2006)
KONDISI KOMPLIKASI PERAWATAN
Kontrol neurologis Kurangnya kontrol selektif Lindungi sendi dan jaringan
abnormal dari aktifitas otot dan sekitarnya selama
regulasi antisipasi pergerakan, termasuk
cedera kepala
Sensasii dan persepsi Gangguan sensasi Sarung tangan untuk
abnormal terhadap sentuhan dan menghindari kerusakan jari
nyeri dengan/tanpa dan tangan
astereognosis
Gangguan gastrointestinal Pengosongan lambung Laksatif, tingkatkan asupan
terlambat, imobilisasi, cairan dan serat
asupan oral inadekuat
Abnormalitas pendengaran Strabismus, hemianopia Periksa dari awal dan
dan penglihatan periodik
Fungsi oral-motor Hipoksemia, kontraktur Diet khusus, posisi yang
terganggu sendi, aspirasi pneumonia baik, gastrostomi, NGT,
yang berhubungan dengan operasi, terapi wicara
refluks gastroesofageal
Komplikasi (Krigger, 2006)
KONDISI KOMPLIKASI PERAWATAN
Massa tulang berkurang Osteopenia, osteoporosis, X-ray, medikasi, vitamin,
fraktur, skoliosis suplemen mineral, terapi
nyeri
Kesehatan mental Gangguan kognitif , Usahakan kemandirian,
neurosis, psikosis bantuan mekanikal,
kesempatan kerja,
medikasi
Kejang 50% anak CP mengalami Pantau dan kontrol dengan
kejang pengobatan
Kontraktur dan spastisitas Nyeri pada dislokasi Terapi fisik, medikasi,
panggul, penyakit sendi operasi, alat bantu, obat
degeneratif nyeri
Inkontinensia urin Gangguan kontrol otot Olah raga khusus,
kandung kemih medikasi, operasi
Tatalaksana
• Tatalaksana memerlukan kerjasama multidisiplin .
• Prognosis bergantung dari berat ringannya kelainan dan terapi yang
diberikan
Terapi
• Cukupi kebutuhan gizi
• Terapi obat-obatan
• Pembedahan ortopedi
• Fisioterapi
• Terapi okupasi
• Ortotik (penggunaan brace, tongkat, dll)
• Terapi wicara
OBAT UNTUK SPASTISITAS UMUM
GOLONGAN OBAT NAMA OBAT CARA KERJA

Muscle Relaxants Baclofen Analog GABA menghambat influks Ca,


menghambat pelepasan
neurotransmitter
Benzodiazepines Diazepam Menekan SSP dengan terikat pada
reseptor GABA
Anticholinergic Trihexyphenidyl Menghambat aktivitas kolinergik pusat,
agents sehingga dapat mengatasi tremor

Dopamine prodrugs Levodopa Memblok impuls saraf kolinergik yang


berfungsi langsung pada otot
Anticonvulsant valproic acid, Terminasi kejang
Agents phenobarbital Mencegah kejang berulang

Alpha2 Adrenergic Tizanidine Inhibisi Glisin


Agonis Agents Menurunkan eksitas asam amino dan
substance P
Prognosis
• Lundy dkk (2009) → prognosis CP bergantung pada umur dan tingkat
kemampuan pasien saat diagnosis ditegakkan
• Usia 4 tahun tidak dapat duduk → 99% tidak dapat berdiri atau
berjalan
• Usia 1 tahun tidak dapat mengontrol kepala → tidak dapat berdiri
dan berjalan dengan sempurna
Daftar Rujukan
- BUKU SDIDTK Kemenkes
- Pedoman Rujukan Tumbuh Kembang, Kemenkes
- Buku Ajar Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, IDAI
- DSM V
- Sadock JB, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
psychiatry: Behavioral sciences/clinical psychiatry, 10th ed.
Philadelphia: Lippincott Williamms & Wilkins; 2007Elvira SD, -
- Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri, edisi pertama. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI; 2010Dulcan MK, Lake M. Concise Guide
to Child and Adolescent Psychiatry, 4th ed. American
Psychiatric Publishing; 2012-
Retardasi mental
=Disabilitas intelektual
Definisi
• suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak
lengkap terutama ditandai oleh adanya hendaya keterampilan selama
masa perkembangan, yang berpengaruh pada semua tingkat
intelegensia: kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial
Epidemiologi
• Angka kejadian retardasi mental: 1% dari populasi
• Perbandingan laki-laki:wanita adalah 1,5:1
• 50-70 % kasus dapat ditemukan penyebab organic
• 30-50% kasus penyebab tidak diketahui
KRITERIA DIAGNOSTIK
• Pada pemeriksaan tes IQ, fungsi intelektual di bawah rata-rata, yaitu
≤70
• Adanya keterbatasan dalam fungsi adaptif:komunikasi, perawatan
diri, mengurus rumah, keterampilan sosial dan interpersonal,
akademik, pekerjaan, kesehatan, keamanan, waktu luang
• Awitan sebelum usia 18 tahun
• Nilai IQ 70
• Nilai (90-95) disebut sebagai fungsi intelektual borderline
KRITERIA DIAGNOSTIK

Pada pemeriksaan tes IQ, fungsi intelektual di


bawah rata-rata, yaitu ≤70 Adanya keterbatasan
dalam fungsi adaptif : komunikasi, perawatan diri,
mengurus rumah, keterampilan sosial dan
interpersonal, akademik, pekerjaan, kesehatan,
keamanan, waktu luang Awitan sebelum usia 18
tahun
Nilai IQ 70 – (90-95) disebut sebagai fungsi
intelektual borderline
DERA JAT RM (KISARAN IQ)

Ringan , Educable 50-55 s/d 70

Sedang, Trainable 35-40 s/d 50-55

Berat, 20-25 s/d 35-40

Sangat berat <20 atau 25


RM RINGAN 85% dari seluruh populasi retardasi mental

Sulit terdeteksi sebelum anak sekolah Ketrampilan


sosial dan komunikasi berkembang sampai usia 5 tahun
(seperti anak normal)

Dapat dididik sampai kelas 6 SD


Dewasa:Secara sosial baik dan mampu memperoleh
ketrampian untuk mandiri

Tapi butuh pengawasan, pengarahan, dukungan


RM SEDANG Trainable = mampu latih = dapat dididik
sampai kls 2SD

10% dari populasi retardasi mental Masa kanak awal :


mampu mengembangkan keterampilan berkomunikasi

Remaja : Kurang mampu memahami aturan sosial


benturan dengan teman sebaya
Dewasa : Bekerja dalam pengawasan (shelter)
pekerjaan yang kurang/ tidak membutuhkan
keterampilan, perawatan diri baik, dapat belajar
bepergian sendiri ke tempat yang sering dikunjungi
RM BERAT 3-4% dari populasi retardasi mental
Usia sekolah:

Belajar berbicara dan perawatan diri paling dasar

Belajar huruf dan hitungan sederhana

Ajarkan survival words

Beradaptasi dalam kelompok dan keluarga


RM SANGAT BERAT 1-2% dari populasi retardasi
mental

Gangguan neurologis Masa kanak : Gangguan


fungsi sensorimotor

Harus dibantu dan diawasi terus menerus


Gangguan Perkembangan Spesifik

Gangguan perkembangan membaca (disleksia),


menulis (disgrafia), berhitung (diskalkulia)
IQ : normal (lebih dari 90)
PENATALAKSANAAN Edukasi orangtua dan keluarga
Obati komorbid jika ada

Program pendidikan perilaku & sedini mungkin yang


melibatkan ortu SLB : Bila tak ada adalah tugas ortu
untuk Melatih kemandirian/bantu diri Melatih
ketrampilan yang produktif
Tindak lanjut : Konsultasi spesialis anak : rencana
edukasi dan pelatihan
Psikiater: bila ada gangguan tingkah laku yang tidak
dapat diatasi
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN dan HIPERAKTIVITAS

GPPH

Pendahuluan
Anak dengan GPPH selalu bergerak dan usil sehingga
mengganggu lingkungan (minimal 2 tempat)
Dahulu dikenal dengan sebutan hiperaktif
Definisi Epidemiologi

Gangguan psikiatrik yang ditandai adanya pola yang


persisten dari ketidakmampuan untuk memusatkan
perhatian dan atau adanya hiperaktivitas-impulsivitas

Epidemiologi Prevalensi di AS 2-20%

Penelitian di Jakarta Pusat pada tahun 2001: 4,2%


Anak laki-laki : perempuan 3-4:1
Etiologi

Multifaktorial faktor genetik keterlibatan struktur


anatomi

neurokimiawi otak
Gambaran Klinis GPPH Usia awal GPPH :

Pada penelusuran riwayat masa bayi terdapat


iritabilitas, sulit tidur

Pada umumnya orang tua mulai menyadari anak tidak


bisa duduk tenang untuk belajar, berjalan-jalan di kelas
saat sudah masuk sekolah

Gejala GPPH sudah mulai sejak usia sebelum 7


tahunUsia 7 tahun perilaku anak mulai terstruktur
VARIASI GPPH

GPPH dengan gejala dominan hiperaktivitas dan


impulsivitas

GPPH dengan gejala dominan kesulitan memusatkan


perhatian

GPPH dengan tipe kombinasi


Kriteria Diagnostik GPPH :

Salah satu dari (1) atau (2) atau keduanya:Inatensi : 6


atau > gejala sbb, telah menetap selama sekurangnya 6
bulan sampai tingkat maladaptif dan tidak konsisten
dengan tingkat perkembangan anak:
Sambungan Kriteria Diagnostik GPPH :

Sering gagal memberikan perhatian secara rinci dan


kurang berhati-hati dalam tugas sekolah atau aktivitas
lain

Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan


perhatian terhadap tugas atau aktivitas permainan
(cepat bosan dan berganti permainan sblm selesai)

Sering tampak tidak mendengarkan ketika sedang


bercakap-cakap
Sambungan Kriteria Diagnostik GPPH :

Sering tidak mengerjakan tugas sesuai instruksi dan


gagal menyelesaikan tugas sekolah.
Sering mengalami kesulitan dalam mengatur tugas dan
kegiatan.
Sering menghindari, enggan atau menolak terlibat
tugas yg memerlukan usaha mental yang lama (seperti
tugas sekolah atau PR).
Sering kehilangan hal-hal/barang yang diperlukan untuk
tugas dan kegiatan di sekolah atau di rumah.
Sambungan Kriteria Diagnostik GPPH :

Perhatiannya mudah dialihkan oleh rangsang dari luar;


Sering lupa dengan aktivitas rutin (sehari-hari)
Hiperaktivitas dan impulsif (minimal 6 gejala)
Sering gelisah, tangan dan kakinya bergerak-gerak atau
menggeliat di tempat duduk;
Di kelas selalu bergerak-gerak dan meninggalkan tempat
duduk tanpa izin guru.
Sambungan Kriteria Diagnostik GPPH :

Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau


aktivitas waktu luang secara tenang

Selalu bergerak atau bertindak seakan-akan “di dorong


oleh sebuah motor”Banyak bicara
Sambungan Kriteria Diagnostik GPPH :

Impulsivitas Sulit menunggu giliran (misal dalam


antrian), tidak sabar;

Sering menjawab pertanyaan yang belum selesai


diucapkan, tanpa dipikir

Usil dan mengganggu anak lain


Kriteria Diagnostik GPPH :

Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatensi yang


menyebabkan gangguan telah ada sebelum usia 7
tahun.
Gejala tsb tampak pada ≥ 2 situasi yg berbeda (misal di
rumah dan sekolah).
Harus ada bukti jelas adanya gangguan yang bermakna
secara klinis dan fungsi sosial dan akademik.
Gejala tersebut diatas bukan disebabkan autisme,
skizofrenia, gangguan depresi, gangguan cemas.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat diagnosis
GPPH

Perhatikan perilaku anak

Cari masalah lain/ komorbiditas

Melihat situasi keluarga: konflik, pola asuh

Situasi sekolah: suasana belajar-mengajar

Lihat kemampuan akademik anak


Standar Penanganan GPPH

Pendekatan Pendidikan
Pendekatan perilaku
Pemberian pengobatan

Pilihan pertama :
Golongan stimulan: Metilfenidat, dosis: 0,3-1mg/kgBB dlm dosis
terbagi
Golongan non-stimulan: Atomoxetine, dosis: 0,3-1,2mg/kgBB
perhari, dosis tunggal. (maksimum 100mg)v

Pilihan kedua : antidepresan (SSRI)Bila perlu rujuk ke psikiater


Abbreviated Conner’s Teacher/ Parent Rating Scale

Tak kenal lelah atau aktivitas yang berlebihan


Mudah menjadi gembira atau impulsive
Mengganggu anak-anak lain
Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, selang waktu
perhatian pendek
Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala terus menerus
Perhatian kurang, mudah teralih
Permintaan harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustrasi
Sering dan mudah menangis
Suasana hati berubah dengan cepat dan drastic
Ledakan kekesalan, perilaku eksplosif dan tak terduga
TOTAL SKOR
GANGGUAN AUTISTIK

Tujuan Pembelajaran

Dapat mengenali dan membedakan gambaran-


gambaran klinik kasus Gangguan Autistik

Mengetahui prinsip tata laksana Gangguan Autistik

Dapat memberi penjelasan pada guru dan orang tua


tentang gangguan autistik
PENDAHULUAN Disebut juga AUTISME

Gangguan perkembangan pervasif (kompleks dan


berat)

Meliputi bidang komunikasi, interaksi sosial, bahasa,


perilaku, kognisi

Dapat terjadi pada siapa saja, tanpa perbedaan ras,


suku bangsa, sosial ekonomi, pendidikan
EPIDEMIOLOGI Laki-laki : perempuan = 2,6-4 : 1

IQ dapat bervariasi dari rendah sampai jenius.

Prevalensi:
1966 = 4-5 : (Inggris)
1987 = :
1988 = 13 : (Jepang)
1997 = : (USA)
2000 = :
Kapan gejala mulai tampak?

sejak bayi, atau sudah berkembang relatif normal, lalu


sebelum usia 3 tahun berhenti berkembang atau
mundur, lalu muncul gejala autistik
FAKTOR PENYEBAB-1 GANGGUAN SUSUNAN SARAF PUSAT

Faktor genetik:36-89 % pada anak kembar satu telur2,5-3 %


pada saudara kandung ( kali lebih tinggi dibanding populasi
normal)
FAKTOR PENYEBAB-2 Faktor perinatal :

Komplikasi pranatal, perinatal & neonatal:


perdarahan trimester pertama, infeksi (toxoplasma,
rubella, herpes simplex encephalitis, cytomegalovirus)

Cairan amnion keruh/ hijau (mekonium)

Terlambat menangis, gangguan pernafasan, anemia


janin
FAKTOR PENYEBAB-3 Kelainan struktur otak :

Usia 2-4 tahun: 90% vol otak > normal, tak merata,
lingkar kepala lebih besar, dan fungsi abnormal

Usia 6 tahun – remaja: perlambatan petumbuhan otak


(seringkali jadi lebih kecil dr normal)
FAKTOR PENYEBAB-4 Kelainan struktur otak

Serebellum : Sel purkinye berkurang (merangsang


pertumbuhan akson, glia dan mielin) pertumbuhan
akson abnormal membuat sel purkinye matiKonsumsi
alkohol, thalidomide saat ibu hamil.
Hipokampus dan amigdala:Ukuran sel neuron
berkurang.
Perilaku pasif tapi agresif, sulit memulai dan menolak
pendekatan sosial, menarik diri, gerakan stereotipik,
gangguan kognitif (pada bayi monyet yang dirusak area
tsb)Keseimbangan neurokimiawi otak.
GEJALA-1 GANGGUAN PERKEMBANGAN DI BIDANG
Komunikasi

Keterlambatan perkembangan bicara dan tidak ada usaha


untuk berkomunikasi nonverbal (bahasa tubuh/ isyarat)Yang
dapat berbicara : sulit untuk memulai atau mempertahankan
percakapan dengan orang lain.
Bahasa stereotipik, pengulangan, aneh.Misal meracau,
echolalia (membeo).
Tidak memahami pembicaraan orang lain.
Kurang variasi dan spontanitas dalam bermain pura2/
permainan imitasi social.
GEJALA-2 Interaksi sosial Hendaya perilaku nonverbal :

Tidak berespons saat dipanggilTidak mau mengadakan


kontak mata.
Ekspresi wajah dan postur tubuh kaku.
Gagal membangun relasi dengan sebaya, lebih suka asyik
sendiri.
Tidak ada keinginan untuk berbagi kesenangan dengan orang
lain.
Tidak ingin mengadakan hubungan emosional dan sosial
timbal balikTidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang
lain.
GEJALA-3 Perilaku Acuh tak acuh terhadap lingkungan

Preokupasi dengan 1 pola perilaku tertentu atau minat


stereotipik (misal tertarik dengan benda bergerak atau
berputar, kelekatan terhadap benda tertentu)

Manerisme motorik yang stereotipik dan repetitif, mis:


berjalan mondar-mandir, berlarian, berlompatan, mengepak-
ngepak, berteriak-teriak

Perilaku agresif atau menyakiti diri sendiri.Melamun atau


bengong
GEJALA-4 Emosi Tertawa-tawa, menangis, marah-marah
tanpa sebab

Emosi tak terkendali : temper tantrum

Rasa takut yang tidak wajar


GEJALA-5 Sensoris Menjilat atau mencium benda, tidak mau
mengunyah

Menutup telinga bila mendengar suara tertentu

Tidak suka memakai baju dengan tekstur kasar

Sensitif terhadap sentuhan tertentu

Tahan terhadap rasa sakit

Melirik-lirikKeseimbangan terganggu
PENATALAKSANAAN-1

Multidisipliner: psikiater, dokter anak, dokter rehabilitasi


medik, psikolog, pedagog, terapis okupasi, terapis wicara

Tujuan terapi :
Mengurangi, mengubah perilaku yang tidak dikehendaki

Meningkatkan kemampuan untuk: belajar (berbahasa),


berkomunikasi, kemampuan bantu diri
PENATALAKSANAAN-2 1.Psikofarmaka :
Untuk mengatasi gejala iritabilitas pada anak dengan
gangguan autistic.

RisperidoneDosis inisial 0,01 mg/kg BB dua kali sehari lalu


tappering-up sesuai kebutuhanAripiprazoleDosis: 2,5 – 10
mg, dosis tunggal2.

Terapi perilaku (behavioral therapy)

Membantu anak untuk mempelajari perilaku yang


diharapkan dan membuang perilaku bermasalah yang
berorientasi pada kehidupan sehari-harinya
PENATALAKSANAAN-3 Terapi okupasi Terapi wicara

Melatih koordinasi dan kekuatan motorik halus.


Manfaat tambahan: melatih konsentrasi, memberikan
pemahaman dasar pra-akademik (warna, bentuk, arah,
bagian tubuh, dsb).
Terapi wicara melatih bahasa reseptif dan ekspresif.
Dilatih untuk mengeluarkan kata-kata.
Memperbaiki artikulasi.
Berdialog dan berkomunikasi verbal.
PENATALAKSANAAN-4 Modalitas terapi lain sesuai kebutuhan

Terapi integrasi sensorik

Terapi Orthopaedagogik

Auditory integration training (AIT)

Terapi kelompokdll
PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER

DSM-IV pada DSM V semua masuk ASD


Autistic Disorder (ASD)
Rett’s Disorder
Childhood Disintegrative Disorder
Asperger’s Disorder
PDD NOS = Pervasive Developmental Disorder Not Otherwise Specified
Tidak ada
ICD-10
Childhood Autism
Rett’s Syndrome
Other Childhood Disintegrative Disorder
Asperger’s Syndrome
Atypical Autism, Other PDD, PDD unspecified
Overactive Disorder with Mental Retardation with Stereotyped Movement
GANGGUAN RETT
Perkembangan prenatal, perinatal sampai 5 bulan normal

Penurunan pertumbuhan kepala


Keterampilan tangan yang bertujuan hilang gerakan tangan
stereotipi (seperti mencuci)
Keterampilan sosial dan adaptasi hilang
Koordinasi gerak tubuh buruk
Penurunan kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif serta
retardasi psikomotor berat
Hanya pada anak perempuan
GANGGUAN ASPERGER Sama dengan gangguan autistik

Perkembangan berbahasa normal

Preokupasi terhadap minat yang terbatas

Terpaku pada rutinitas atau ritual ttt yang tak berguna

Preokupasi dengan bagian tertentu dari suatu obyek


GANGGUAN DISINTEGRASI MASA KANAK

Perkembang hingga usia 2 tahun normal.


Setelah usia 2 tahun dan sebelum 10 tahun kehilangan :

Bahasa reseptif dan ekspresif.


Keterampilan sosial dan perilaku adaptif.
Kontrol BAB dan BAK.
Kemampuan bermain.
Keterampilan motor.

Anda mungkin juga menyukai