TIU & TIK TIU : Setelah mengikuti modul ini peserta didik dipersiapkan untuk mempunyai pengetahuan mengelola penyakit trakeitis, melalui pembelajaran pengalaman klinis, dengan didahului serangkaian kegiatan berupa pre-assesment, diskusi, role play, dan berbagai penelusuran sumber pengetahuan. TIK : Setelah mengikuti modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk: 1. Memahami batasan, epidemiologi, faktor risiko, etiologi dan pathogenesis trakeitis 2. Mampu menegakkan diagnosis penyakit trakeitis. 3. Mampu memberikan pengobatan penyakit trakeitis serta komplikasinya. 4. Mampu memberikan prognosis trakeitis.
Kompetensi yang diharapkan sesuai SKDI untuk bronkitis akut adalah
kompetensi 4 (Memahami dan melakukan tatalaksana bronkitis akut) Definisi Trakeitis adalah peradangan pada trakea. Trakeitis bakteri, disebut juga dengan = tracheitis pseudomembran atau = laryngotracheobronchitis membranosa, ❑ adalah penyakit yang berpotensi mengancam jiwa. ❑ infeksi daerah subglotis, dan mungkin bisa terjadi obstruksi jalan napas. ❑ Trakeitis bakteri diyakini berasal dari superinfeksi bakteri yang didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas oleh virus. Epidemiologi ❑ Trakeitis bakterial adalah penyakit yang jarang. ❑ Di derah 4 musim puncak kejadian adalah selama musim gugur dan musim dingin, dan itu terutama pada anak berusia 6 bulan sampai 8 tahun (rata-rata usia 5 tahun). ❑ Ada laporkan trakeitis terjadi sebagai komplikasi dari tonsilektomi elektif dan adenoidektomi. Etiologi
❑ Salah satu penyebab paling umum adalah Staphylococcus aureus
dan sering mengikuti infeksi virus sal pernapasan atas sebelumnya ❑ Trakeitis bakterial adalah komplikasi infeksi influenza (jarang). ❑ Trakeitis yang paling serius pada anak-anak, mungkin karena ukuran sal napas relatif kecil mudah terjadi penyempitan oleh pembengkakan. Patogenesis ❑ Laring individu yang sehat sering disertai kolonisasi bakteri dengan spesies bakteri yang umum pada saluran pernapasan bagian atas, beberapa di antaranya merupakan patogen potensial (misalnya, Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, bakteri enterik gram negatif, Pseudomonas aeruginosa). ❑ Kolonisasi seperti itu dapat meluas ke dalam trakea. ❑ Kolonisasi bakteri pada trakea dapat terjadi dalam 24 jam setelah lahir, bahkan pada bayi yang lahir pada usia kehamilan <31 minggu. ❑ Trakeitis adalah infeksi daerah subglotis, dan bisa berlanjut terjadi obstruksi jalan napas yang dapat mengacam jiwa. ❑ Trakeitis bakteri diyakini berasal dari superinfeksi bakteri yang didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas oleh virus. Diagnosis Riwayat Penyakit ❑ Perjalanan penyakit trakeitis bakterialis. ❑ Kemungkinan akan terjadi setelah seseorang mereka mengalami infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu biasa. ❑ Gejala awal dapat berupa batuk, pilek, dan demam ringan. ❑ Setelah dua hingga lima hari, dapat berlanjut dengan gejala yang lebih berat disertai gejala obstruksi saluran napas. • Dapat berupa: demam tinggi, batuk berat yang dalam sulit bernafas mengi menyembur hidung sianosis, mungkin juga ditemukan stridor. • merupakan tanda infeksi serius dan obstruksi saluran napas parsial, yg bisa mengancam jiwa. Diagnosis Gejala ❑ Demam . Tapi pada orang dewasa, jarang di atas 38 0 C dalam kasus trakeitis, tidak seperti anak-anak. Kelemahan umum dan sakit kepala. Tanda utama trakeitis adalah batuk. ❑ Biasanya penyakit ini ditandai dengan batuk kering, terutama di malam hari.. ❑ Batuk kadang dengan dahak. ❑ Seringkali disertai rasa nyeri di sekitar sternum. Sering diragukan antara trakeitis dengan pneumonia. Oleh karena itu, penting untuk memastikan diagnosis . Foto torak steeple sign adalah menyempitnya bagian sub-glotis trachea pada foto toraks AP / PA, X-ray polos leher anteroposterior (AP) yang menyerupai puncak gereja.
• penyempitan subglotis (Steeple sign).
• udara trakea atau batas trakea yang tidak teratur (candle dripping sign) ditemukan pada tampilan lateral. Namun, temuan ini tidak spesifik • Kadang-kadang temuan radiologis sugestif pneumonia bersamaan dapat dicatat. . Foto toraks lateral dapat memperjelas penyempitan pada daerah sub-glotis trachea dan hypopharynx yang ballooning Gambaran ini patognomonik untuk croup (memiliki gejala klinis sangat jelas).
Bronkoskopi Diagnosis definitif trakeitis dapat dilakukan dengan bronkoskopi
• Gambaran peradangan trakea, penyempitan subglotis, adanya sekresi trakea
purulen dan pseudomembran adalah diagnostik. • Pengambilan sampel untuk kultur dan uji sensitivitas antibiotik. (Kultur bakteri aerobik dan anaerobik, serta kultur virus) • Bronkoskopi terapuitik melakukan trakea toilet dan mengupas membran purulen.
Bronkoskopi juga membantu untuk menyingkirkan diagnosis lain seperti
epiglottitis. Kultur
❑ Kultur bakteri dan pewarnaan Gram sekresi trakea
❑ Pengumpulan sampel dapat dilakukan pada saat bronkoskopi. Dapat mengidentifikasi patogen sekitar (62% hingga 87%). Tatalaksana • Menjaga jalan napas • Kalau ada gejala obstruksi jalan napas terutama pada anak yang diduga menderita trakeitis bakteri sebaiknya dirawat di unit perawatan intensif. • Pada kondisi tertentu bakteri trakeitis perlu diintubasi.. • Suction berulang dibutuhkan karena sekresi tebal dan kecenderungan terbentuk krusta, • Kadang diperlukan Trakeostomi • Antibiotika • Pilihan antibiotik empiris harus mencakup gram-positif dan gram-negatif spektrum luas. • Amoksisilin / asam klavulanat, cefuroxime, dan ampisilin + sulbaktam. • Epinefrin atau kortikosteroid tidak meredakan obstruksi saluran napas akut. Prognosis
• Umumnya prognosis baik
• Dengan manajemen awal yang efektif, dapat sembuh sempurna. Komplikasi
❑Sepsis ❑Obstruksi jalan napas -! kematian Terima kasih