Anda di halaman 1dari 25

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING HOLISTIK

INTEGRATIF BERBASIS MASYARAKAT UNTUK


MEWUJUDKAN GENERASI EMAS INDONESIA

Dr. Tin Herawati, SP, M.Si


Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia-IPB

Disampaikan pada Kegiatan


Rembug Stunting Kabupaten Cianjur
20 Juni 2022
Curriculum Vitae Penyaji
Nama : Dr. Tin Herawati, SP, M.Si
Pendidikan : S1 Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga ,Fakultas Pertanian, IPB
S2 Gizi Masyarakat, IPB
S3 Ilmu Penyuluhan Pembangunan, IPB

Pekerjaan : ▪ Dosen Departemen IKK, FEMA IPB


▪ Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA-IPB

Jabatan Lain : • Tenaga Ahli BKKBN RI


• Tenaga Ahli Kemenko PMK
• Tenaga Ahli Tanoto Fondation
• Fasilitator Bimtek Indeks Kualitas Keluarga, Kementrian PPPA
• Fasilitator Bimtek Standarisasi Lembaga Layanan Kualitas Keluarga, Kementrian PPPA

6/30/2022 2
Apa itu 1000 HPK ?
APA ITU STUNTING ?
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh dimana
balita memiliki panjang atau tinggi badan
yang kurang jika dibandingkan dengan
umurnya akibat kekurangan gizi kronis Masa 1000 HPK yang dimulai sejak dari
(kekurangan gizi masa lampu dalam jangka fase kehamilan (selama 270 hari) hingga
waktu yang lama), terutama pada masa 1000 anak berusia 2 tahun (730 hari)
HPK (Hari Pertama Kehidupan)

PENTINGNYA PERIODE 1000 HPK


✔ Masa terpenting dalam hidup seseorang
✔ Masa emas pertumbuhan anak
✔ Lebih dari 1 juta koneksi otak baru terbentuk
di tahun-tahun pertama kehidupan
Ciri-ciri anak stunting
❑ Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
❑ Berat badan rendah untuk anak seusianya
❑ Daya tahan tubuh rendah sehingga sering sakit
❑ Pertumbuhan gigi terhambat
❑ Kemampuan mental dan belajar kurang
❑ Biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.

Dampak Jika Anak Stunting

❖ Kemampuan kognitif berkurang, Stunting pasti anaknya pendek


❖ Memiliki postur tubuh tidak maksimal saat Tapi tidak setiap anak pendek adalah
dewasa stunting. Stunting biasanya diikuti
❖ Rendanya tingkat produktivitas saat dewasa oleh gangguan pertumbuhan dan
❖ Rawan kemiskinan di saat dewasa perkembangan lainnya
❖ Kerugian ekonomi yang cukup besar bagi negera
BAGAIMANA UKURAN ANAK STUNTING ?

Panjang Badan Lahir < 48 cm

❖ Pengukuran stunting dilakukan dengan mengukur


panjang badan atau tinggi badan dengan
menggunakan alat antropometri yang tersedia di
Puskesmas (length board and microtoise) 🡪
dihitung nilai Z skor nya
-3 <Z skor<-2 🡪 pendek PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG
< -3🡪 sangat pendek STANDAR ANTROPOMETRI ANAK 🡪 Lengkap
❖ Pengukuran stunting dilakukan oleh nakes atau standar TB anak sampai usia 60 bulan
tenaga terlatih
USIA LAKI-LAKI (cm) PEREMPUAN (cm)
1 tahun 71.0 cm 68.9 cm
2 tahun 81.0 cm 79.3 cm
3 tahun 88.7 cm 87.4 cm
4 tahun 94.9 cm 94.1 cm
5 tahun 100.7 cm 99.9 cm
PMK: Peraturan Menteri Kesehatan No 2 tahun 2020 (disebut
stunting bila tinggi badan kurang dari angka yang tersebut dalam
tabel)
PENYEBAB STUNTING

30%
Intervensi
spesifik
(Kesehatan)
70%
Intervensi
spesifik (Non
Kesehatan)
FAKTOR PENYEBAB STUNTING
STUNTING

FAKTOR ANAK
FAKTOR ANAK
∙ Berat Badan Lahir Rendah
∙ Diare/penyeakit Infeksi
∙ Panjang badan lahir rendah

FAKTOR IBU FAKTOR PENGASUHAN FAKTOR LINGKUNGAN


∙ Tidak diberi ASI ekslusif
∙ Ibu Hamil KEK ∙ Terbatasnya layanan kesehatan
∙ Pemberian PMT terlalu dini
∙ Ibu Hamil Anemia ∙ Rendahnya kualitas makanan
∙ Terbatasnya akses sanitasi dan air
∙ Menikah Usia Remaja ∙ Menikah Usia Remaja bersih

FAKTOR INTERNAL KELUARGA FAKTOR EKSTERNAL KELUARGA


∙ Tekanan Ekonomi ∙ Budaya
∙ Jumlah anak banyak
∙ pendidikan rendah
PERLU KETERLIBATAN
PERLU PROGRAM EKONOMI TERINTEGRASI DENGAN PENANGANAN Tokoh Masyarakat dan Agama
DAN PENCEGAHAN STUNTING Tokoh digital
Generasi Milenial /Gen Z
SASARAN INTERVENSI PROGRAM PENGENTASAN DAN PENCEGAHAN STUNTING
Intervensi Spesifik 🡪 Memperbaiki Penyebab Langsung
NTB OUTPUT OUTCOME
1. Aksi bergizi (Siswa SMP dan SMU)
2. Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (anak usia 6-59 bulan) PERBAIKAN
3. PMT Ibu Hamil, Bayi dan anak Balita • Kualitas kehamilan (tidak
SUMUT anemia, Pertambahan BB
4. Perbaikan Gizi Masyarakat (Ibu Hamil, Remaja Puteri dan Balita normal, tidak lahir premature)
kurang gizi) PERBAIKAN • Kualtas bayi yang dilahirkan
5. Gerakan gemar makan ikan (anak balita dan usia sekolah) Intake gizi Ibu (Tidak BBLR dan Stunting)
 
6. Pencegahan dan pemberantas penyakit (prioritas anak baduta) Hamil • Kualitas anak baduta dan balita
JABAR Intake gizi anak (pertambahan BB dan TB
7. Perbaikan Gizi Masyarakat (Ibu Hamil, anak balita, usia 1000 HPK Intake gizi remaja Normal, tidak sakit infeksi)
dan remaja) • Kualitas kesehatan remaja (tidak
8. Program Konsumsi daging ayam dan telur (5000 ekor ayam dan anemia)
50 000 butir telur untuk wilayah rawan stunting)
SULTRA
9. Perbaikan gizi masyarakat (Ibu Hamil, anak balita, usia 1000 HPK KENDALA INTERVENSI SPESIFIK
dan remaja) 1. Keberlanjutan program (ketersediaan dana)
10. Program Kolam Ikan Keluarga 2. Cakupan sasaran penerima manfaat (ketepatan sasaran
KALSEL dan kemudahan akses)
1. Si Dama Suka Ceting 3. Jenis PMT kurang beragam (rendahnya kepatuhan)
2. PAAR Cinta Kasih Sayang
Intervensi Spesifik 🡪 memperbaiki penyebab Tidak Langsung
Karakteristik Ibu hamil yang Karakteristik anak balita yang
beresiko stunting adalah : beresiko stunting adalah :
❑ Anemia ✔ Berat badan lahir rendah
❑ Pertambahan berat badan kurang ✔ Panjang badan lahir rendah
❑ Kekurangan Energi dan Protein ✔ Tidak diberi ASI ekslusif
❑ Tinggi badan Ibu pendek ✔ Pemberian MP ASI terlalu dini
❑ Menikah usia remaja ✔ Rendahnya kualitas MP ASI
❑ Berasal dari keluarga miskin ✔ Sering mengalami diare
❑ Pendidikan rendah ✔ Imunisasi dasar tidak lengkap
✔ Jumlah anggota keluarga banyak
✔ Keluarga miskin
✔ Jarang ke posyandu
✔ Sanitasi lingkungan tidak baik
✔ Rendahnya akses air bersih
PERAN AKTOR PENTAHELIX DALAM PENGENTASAN DAN PENCEGAHAN
STUNTING

Knowladge power : menghasilkan inovasi


dan ilmu pengatahuan untuk pencegahan
dan penanganan stunting

Social power : Ujung tombak yang


Membantu mendorong
mampu menggerakan atau
pencapaian tujuan atau
mengumpulkan orang yang minat
memberi nilai tambah
sama untuk akselerasi pencapaian
terhadap program/kegiatan
tujuan 🡪 akseslelator
BEBAS
STUNTING

Conection power 🡪 menyampaikan Political power (merumuskan


informasi kepada masyarakat, kebijakan🡪 Regulator
menjadikan informasi terkoneksi
kepada masyarakat dengan cepat
PERAN AKTOR PENTAHELIX DALAM
PENGENTASAN DAN PENCEGAHAN
STUNTING
PPS-HI Berbasis Masyarakat
FGD bertahap
01 PENGUATAN
KOORDINASI (kab, kec, desa)

Sosialisasi, Pelatihan,
PENGUATAN KAPASITAS
Workshop, pembentukan
Pendamping Keluarga
PENGELOLA DAN
PELAKSANA PROGRAM
02
Beresiko Stunting
(Pendekar The Best) Paket Modul Edukasi Keluarga 1000
Edukasi dan Pelatihan pada : HPK
1. Remaja dan Usia Pranikah
PENGUATAN KAPASITAS
2. Ibu Hamil
03 PENERIMAN MANFAAT
PROGRAM
3. Keluarga yang memiliki anak
usia 0-24 bulan dan 25-59
bulan
4. Kelompok Tani dan Kader
5. Kelompok UMKM
Workshop dan Pelatihan
1. Penguatan Kampung KB PENGUATAN DAN
2. Penguatan BKB dan BKR PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN
04 Paket Modul Edukasi Pranikah

3. Penguatan Karangtaruna
4. Pengembangan Layanan Konseling Keluarga Rapat Koordinasi dan
5. Pengembangan Pawons Sehat dan 05 PENGUATAN MONITORING
DAN EVALUASI Kunjungan Lapang
Pendidikan Gizi Keluarga (Pawons_Pedia)
Peta Jalan dan Disain Program
AKADEMI KELUARGA HEBAT IPB PEDULI STUNTING
INDONEISIA 1000 HPK (MODEL PPS-HI PROGRAM MBKM
Matching Fund – Kedai Reka
UNTUK MENCEGAH BERBASIS MASYARAKAT) (KKN, MAGANG, PKL,
STUNTING PRAKTIKUM)
1. INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
PENGEMBANGAN 2. UNIVERSITAS PADJAJARAN
MODEL PPS-HI 3. UNIVERSITAS PENDIDIKAN
BERBASIS MASYARAKAT INDONESIA
1. KAB. BOGOR 4. UNIVERSITAS SILIWANGI
2. KAB. CIANJUR 5. UNIVERSITAS GARUT
3. KAB. BANDUNG 6. UNIVERSITAS AHMAD YANI
4. KAB. MAJALENGKA 7. UNIVERSITAS
5. KAB. GARUT MUHAMMADIYAH JAKARTA
6. KAB. TASIKMALAYA 8. UNIVERSITAS
7. KAB. INDRAMAYU MUHAMMADIYAH
8. KAB. BANDUNG BARAT BANDUNG
9. KOTA BANDUNG 9. UNIVERSITAS
10.KOTA CIMAHI MUHAMMADIYAH CIREBON
10.POLTEKES KEMENKES
BANDUNG
2018-2021 2021 10 KOTA 11.POLTEKES KEMENKES
Kerjasama IPB, Pemkab Kerjasama IPB dan TASIKMALAYA
Pemkot Bogor 12.STIKES MITRA KELUARGA
Bogor, BKKBN JABAR
12 PT
LINGKUP KEGIATAN PPS-HI BERBASIS MASYARAKAT
(IPB PEDULI STUNTING)
1. Awareness Stunting
❖ Sosialisasi terkait Stunting (definisi stunting, penyebab, dampak
dan ciri-ciri anak stunting
❖ Dihadiri Ibu Lurah dan jajarannya
22 Kader pendamping
PLKB
Pendamping PKH
Ibu Bidan
❖ Situ gede memiliki 92 Ibu Hamil
❖ 311 anak usia 0-24 bulan
❖ 28,22 % keluarga miskin
❖ 43 anak stunting
2. Pendampingan Keluarga Beresiko Stunting dan Keluarga
dengan Anak Stunting
- Kunjungan ke rumah secara bergilir basis RW setiap hari Sabtu
(kader basis domisili, IPB, Ibu Lurah dan Tim, PLKB, Bidan,
Pendamping PKH dan Penyuluh Gizi)
- Setiap kunjungan dilakukan edukasi dan konseling
- Evaluasi pendampingan dilaksanakan setiap akhir bulan
3. Memberi Bantuan Pangan Pada Keluarga Beresiko Stunting
atau Keluarga dengan anak stunting

Bantuan pangan tidak saja dari IPB, tetapi juga dari masyarakat situ gede dan
organisasi lainnya. Bantuan disalurkan melalui kelurahan .
4. Dapur Keluarga Peduli Stunting
❖ Dapur dikembangkan basis domisili RW dan dikelola oleh kader Pendamping. Melalui
bantuan IPB, kader menyiapkan makan bagi ibu menyusui KEK atau anemia dan
ekonomi rendah. (kasus di RW2)

❖ Setelah diberi makanan 2 kali sehari, maka pada hari ke 6, Air susu ibu sudah keluar
dan Ibu menjadi sehat. Bantuan di berhentikan setelah menunjukkan adanya kondisi
yang lebih baik
5. Pelatihan Hidroponik
❖ Pelatihan dilaksanakan di RW3 dengan harapan keluarga bisa
menghasilkan sayur untuk pemenuhan kebutuhan gizi dan
menghemat pengeluaran terutama untuk pengeluaran sayuratau
juga bisa menambah penghasilan

❖ Instalasi hidropik dikelola oleh 10 kelompok


6. Pengembangan UMKM Potensi Lokal
❖ Kelurahan Situ Gede memiliki 22 pelaku UMKM, yang sangat potensi
untuk dikembangkan

❖ Kegiatan diawali dengan diskusi untuk menentukan kegiatan yang


akan dilakukan dan kebutuhan yang diperlukan

❖ IPB Peduli Stunting memberi bantuan 2 set tenda untuk membantu


pemasaran poduk yang dihasilkan keluarga
6. Edukasi Keluarga Untuk SDM Unggul
❖ Kegiatan dilakukan basis RW, diawali di RW 3
memliki jumlah balita paling banyak dengan jumlah
stunting tertinggi di kel Situ Gede
❖ Dilaksanakan selama 8 kali pertemuan, terintegrasi
dengan dosen mengabdi dan melibatkan bidan dan
penyuluh gizi puskesmas Bogor Barat
7. Evaluasi Pendampingan Keluarga Beresiko Stunting
❖ Kegiatan dilakukan setiap akhir bulan melibatkan
semua kader pendamping, PLKB, Bidan, Penyuluh
Gizi dan Pendamping PKH

8. Program KKN IPB untuk


mendukunh program IPB Peduli
Stunting

Anda mungkin juga menyukai