Anda di halaman 1dari 38

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

STUNTING
TOPIK BAHASAN
1 Pengertian Stunting

2 Faktor Penyebab Stunting

3 Gejala Stunting

4 Penanggulangan Stunting

5 1000 Hari Pertama Kehidupan

6 Pencegahan Stunting di Masa Pandemi


PENGERTIAN STUNTING

Definisi
 Balita pendek (Stunting) adalah status gizi yang
didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana
dalam standar antrophometri penilaian status gizi
anak, hasil pengukuran tersebut berada pada
ambang batas (z- Score) < - 2 SD sampai dengan –
3 SD (pendek/stunted) dan < - 3 SD (Sangat
pendek/saverely stunted)

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang


disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam
waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
INDIKATOR PERTUMBUHAN ANAK

KURVA PERTUMBUHAN WHO


INDIKATOR

Berat Badan / Usia (BB/U)


Tinggi Badan / Usia (TB/U)
Berat Badan / Tinggi Badan (BB/TB)
Indeks Massa Tubuh (IMT) / (BMI)
Lingkar Kepala / Usia (LK)

TED
STUN
E
SEVER
ED
STUNT
< -2 SD
Dikatakan STUNTING, bila:
TB/U < -2 SD (Kurva WHO)
Kerangka Penyebab Masalah Gizi di Indonesia
Infeksi Pencernaan seperti diare atau Kehamilan usia remaja. Janin dalam
01 cacingan yang terjadi pada usia dini 04 kandungan akan berebut nutrisi dengan ibu
(0 – 2 tahun) yang masih dalam masa pertumbuhan

Jarak antar kehamilan yang terlalu dekat


Sanitasi atau kebersihan lingkungan
02 05 dapat mengurangi cadangan nutrisi karena
yang buruk kehamilan memerlukan nutrisi yang besar

Asupan nutrisi dan kesehatan yang Kurangnya Asupan ASI semasa bayi
03 06
buruk semasa kehamilan
GEJALA STUNTING PADA ANAK

Wajah anak tampak


lebih muda dari anak
seusianya

Di usia 8-10 tahun,


anak akan menjadi
lebih pendiam dan Pertumbuhan
tak mau melakukan melambat, seperti
banyak kontak mata pertumbuhan gigi
dengan orang sekitar salah satunya

Alami performa yang Perkembangan tubuh


buruk pada anak pun akan terhambat,
kemampuan fokus dan seperti telat mesntruasi
memori belajarnya untuk anak perempuan
Dampak Stunting Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia
DAMPAK STUNTING BAGI KELUARGA DAN NEGARA DI INDONESIA

DAMPAK KESEHATAN

Perkembangan Otak Anak Stunting Perkembangan Otak Anak Sehat

Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil,


pendek, kurus)
Hambatan perkembangan kognitif dan motorik

Gangguan metabolik pada saat dewasa  risiko


penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke,
penyakit jantung)
Dampak Stunting
Kerangka Konseptual Intervensi Gizi Terintegrasi untuk Penurunan Stunting
Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif Percepatan Penurunan Stunting

Poin Pertama Poin Kedua

Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipiscing Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipiscing
elit sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et elit sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et
dolore magna aliqua ut enim ad minim dolore magna aliqua ut enim ad minim
PENANGGULANGAN STUNTING

Pola Asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh
yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan
Balita .

Pola Makan
Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan
dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.

Air Bersih dan Sanitasi


Sanitasi dan Akses Air Bersih Rendahnya akses terhadap pelayanan
kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air
bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi.
Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air
mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.
INTERVENSI DALAM PENANGGULANGAN STUNTING
PENCEGAHAN STUNTING DI TENGAH PANDEMI

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor
incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit,


sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore
magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud
exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea
commodo consequat.
Apa yang harus dilakukan jika anak
terlanjur stunting?

 Membawa anak terlanjur stunting ke rumah sakit guna


mendapatkan terapi. Pada stunting fase awal, terapi dapat
dilakukan. Karena cukup terbukti, ada anak-anak (stunting) yang
menjalankan terapi, (mereka) mampu memiliki tinggi normalnya.
 pemberian makanan bergizi seimbang dengan kalori yang adekuat
dan makanan tinggi protein untuk mengejar tumbuh
kembangnya.
 Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita
 Memberikan suplementasi seperti kapsul vitamin A, taburia
(multivitamin dan zinc (zat besi)
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal
Gizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal = Mencegah
Stunting 2/15/2018
Periode 0 - 6 Bulan (180
hari), ada dua hal penting
dalam periode ini yaitu
melakukan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) dan pemberian Air
Susu Ibu (ASI) secara
eksklusif
Bagaimana caranya agar kebutuhan gizi bayi di 1000
Hari Pertama Kehidupan dapat dipenuhi ?

 Makan lebih banyak (dua porsi) dan beraneka ragam lauk pauk, sayur dan buah, agar
kebutuhan gizi janin terpenuhi dengan cukup sejak awal dan selama masa kehamilan, dan
minum tablet tambah darah 1 butir sehari, berarti total minimal 90 butir selama masa
kehamilan
 Jangan merokok, jangan minum minuman bersoda, beralkohol,
 jangan makan mie instan sebagai makanan pokok, hindari makanan berpengawet, dan
jangan minum obat tanpa resep dokter.
 Ikuti kelas ibu hamil, dan lakukan perawatan payudara untuk menjamin keberhasilan
pemberian ASI, tanyakan Bidan bagaimana cara perawatannya, (tanpa melakukan hal ini
keberhasilan pemberian ASI dapat terhambat)
 Lakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan ke Bidan, minimal 4 kali selama masa
kehamilan untuk memantau pertumbuhan janin
 Rencanakan di mana tempat persalinan dan siapa Bidan yang akan menolong persalinan
Bagaimana caranya agar kebutuhan gizi bayi di 1000
Hari Pertama Kehidupan dapat dipenuhi ?
Lanjutan,,,

 Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) langsung setelah bayi lahir, agar bayi mendapatkan
kolostrum dalam kehangatan dekapan ibu, dan inisiasi ini sangat mendukung keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif
 Berikan ASI secara EKSKLUSIF mulai bayi usia 0 – 6 bulan. Hanya ASI saja, tanpa
tambahan apapun, air juga tidak. Ingat lambung bayi baru lahir sangat kecil, dan semua
kebutuhan gizinya sampai dengan usia 0-6 bulan sudah terpenuhi dengan sempurna hanya
dengan ASI saja
 Setelah usia 6 bulan sampai usia 2 tahun, teruskan pemberian ASI dengan makanan
tambahan pendamping ASI (MP ASI).
 Menimbang bayi tiap bulan di Posyandu untuk dipantau tumbuh kembangnya.
 Berikan kapsul vitamin A dan imunisasi lengkap sesuai jadwal
 Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum memberi ASI, sebelum menyiapkan
dan memberi MP ASI, sesudah membersihkan tinja anak, sebelum makan dan sesudah
BAB. Semuanya ini agar baik bayi maupun ibu tidak jatuh sakit di periode emas ini.
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) PADA
IBU HAMIL
• Pada masa pandemi covid pemberian TTD ibu hamil tetap dilaksanakan
baik melalui kunjungan fasyankes terjadwal, atau melalui kunjungan
rumah

• TTD dapat diperoleh dari bidan desa atau tenaga gizi maupun secara
mandiri

• Konseling kepada Ibu serta edukasi kepada masyarakat perlu dilakukan


untuk mengurangi risiko anemia, baik melalui media daring, media cetak
seperti poster maupun media eletronik seperti radio

• Kelompok/kelas Ibu hamil dapat diganti dengan diskusi kelompok dalam


apllikasi chat seperti WhatsApps

• Pemberian TTD pada ibu hamil PDP dan positif COVID 19,
dikonsultasikan atau disesuaikan dengan saran atau rekomendasi dokter
kandungan
 Pemberian MT diprioritaskan kepada ibu hamil KEK

MT dapat diperoleh melalui bidan desa atau tenaga gizi saat pemeriksaan ANC dengan
perjanjian di fasyankes, melalui kunjungan rumah atau diambil oleh keluarga setelah
melalui perjanjian sebelumnya
Bila terdapat stok, MT dapat diberikan kepada semua ibu hamil untuk pencegahan risiko
ibu hamil KEK dengan waktu pemberian maksimal satu bulan dan disertai dengan
konseling/edukasi gizi
•Memberikan edukasi dan konseling gizi kepada ibu hamil KEK untuk memastikan
konsumsi MT baik melalui tatap muka dengan memperhatikan prinsip pencegahan infeksi
maupun tanpa tatap muka yang dapat dilakukan secara daring.
•Membuat kelompok ibu hamil dalam group secara daring, untuk diberi informasi penting
terkait perbaikan gizi untuk ibu hamil KEK.
•Tenaga gizi puskesmas melakukan pencatatan dan pelaporan distribusi MT yang
mengacu pada Juknis Makanan Tambahan Balita dan ibu hamil (2019) dengan aplikasi e-
PPGBM.
•Apabila masa pandemi COVID-19 telah berakhir, MT dapat diberikan melalui pelayanan
pemeriksaan kehamilan rutin di fasilitas pelayanan kesehatan.
1. Kelompok prioritas untuk mendapatkan MT adalah balita
gizi kurang.
2. Apabila stok tersedia, MT dapat diberikan kepada semua
balita dengan waktu pemberian maksimal satu bulan dan
disertai dengan edukasi gizi.
3. Distribusi MT dapat dilakukan melalui mekanisme yang
disepakati dengan memperhatikan prinsip pencegahan
penularan COVID-19.
4. Konseling dan edukasi dilaksanakan untuk memastikan
konsumsi MT dan asupan gizi seimbang bagi bayi dan
anak melalui aplikasi chat, SMS atau telepon
5. Kelas Balita gizi kurang dapat digantikan dengan membentuk
kelompok ibu dalam aplikasi chat untuk memantau dan
memberikan informasi penting pertumbuhan balita
1.Balita gizi buruk dengan komplikasi medis tetap dirujuk ke fasilitas rawat inap,
sedangkan Balita gizi buruk tanpa komplikasi medis melakukan rawat jalan di
Fasyankes.
2.Bayi dibawah 6 bulan dan Balita ≥ 6 bulan dengan berat badan di bawah 4
kg, walaupun tanpa komplikasi medis wajib rawat inap.
3.Memastikan ketersediaan logistik untuk penanganan gizi buruk setidaknya
untuk tiga bulan (mineral mix dan vitamin A)
4.Penapisan dilakukan baik secara mandiri, melalui kunjungan rumah atau saat
kunjungan balita ke Fasyankes (misalkan pada saat imunisasi)
1.Pada masa Pandemi COVID-19, kapsul Vitamin A harus
tetap diberikan kepada semua bayi 6-11 bulan (1 kali)
dan Balita 12-59 bulan (2 kali) pada bulan Pebruari dan
Agustus, termasuk pada balita dengan status OTG dan
ODP
2.Pemberian kapsul Vitamin A dapat diberikan melalui
kunjungan rumah atau di fasyankes dengan tetap
memperhatikan physical distancing dan menggunakan
APD.
3.Bila kapsul diberikan di Fasyankes, ibu tidak perlu
membawa anaknya karena pemberian kapsul Vitamin A
dapat dilakukan di rumah.
4.Perlu dipastikan pemberian dosis kedua di bulan
Agustus harus terlaksana sampai ke sasaran
 
1.Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Balita dilakukan secara
mandiri di rumah, atau bila memungkinkan dapat melakukannya di
Posyandu dengan mematuhi prinsip pencegahan infeksi dan physical
distancing, sesuai keputusan pemerintah daerah setempat. 
2.Jika ditemukan satu atau lebih tanda-tanda pada anak: anak kelihatan
kurus, timbul demam, ada darah dalam tinja, terjadi diare berulang
dan semakin parah, muntah terus menerus, anak terlihat sangat haus,
serta anak tidak mau makan dan minum, segera menghubungi bidan
desa atau membawa anak ke fasilitas kesehatan
3.Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan harus segera
dilaksanakan pada seluruh sasaran balita secara serentak saat pandemic
COVID 19 dinyatakan berakhir
TABLET TAMBAH DARAH (TTD) REMAJA PUTRI
PERSUNTING
Pergerakan Pemberdayaan Sekolah Ngurusi Stunting (UKS)

Anak Siswa Guru Remaja


(Anting) (Gunting) (Ranting)
Anak Siswa Ngurusi Guru Ngurusi Remaja Ngurusi
Stunting Stunting Stunting
GELAS BERDENTING

GErakan LAnSia BERsama peDuli StuNTING


IBU BUNTING (Bumil) dan (Baduta)

IBU-iBU Ngurusi stunTING


MARTABAK HAR
MARi TerApkan BAca buku Kia setiap HAri
Rabu
PEMINTA DARAH BUMIL dan REMATRI
Pemantau MINum TAblet tambah DARAH Ibu
haMIL dan REMAja puTRI

Anda mungkin juga menyukai