Anda di halaman 1dari 230

MATERI INTI 3

Upaya PenaNGGULAngan
StUNTing
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

MATERI INTI 3
UPAYA PENANGGULANGAN STUNTING

I. Deskripsi Singkat
Menurut Laporan yang diterbitkan pada bulan September 2018
tentang “Kondisi Ketahanan Pangan dan Gizi di Dunia”
menempatkan Indonesia sebagai satu-satunya negara yang
mempunyai prevalensi tinggi untuk tiga indikator malnutrisi, yaitu
untuk stunting, gizi buruk dan obesitas pada balita. Sebelumnya,
Global Nutrition Report 2014, menempatkan Indonesia dalam
kelompok 5 besar negara dengan kasus stunting terbesar di
dunia. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia dewasa ini
menghadapi darurat malnutrisi.
Di tingkat nasional, status gizi balita menunjukkan gambaran
yang penuh tantangan, seperti terlihat dari hasil Pemantauan
Status Gizi (PSG) 2017, menunjukkan bahwa status gizi buruk dan
gizi kurang pada balita lebih tinggi daripada status tersebut
pada baduta (bawah dua tahun), yaitu 17,8% dan 14,8%
dengan status gizi buruk masing-masing 3,8% dan 3,5%.
Persentase gizi buruk tersebut masing-masing meningkat dari
3,4% dan 3,1% (2016), sedangkan pada tahun 2015 3,9% dan
3,2%. Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat prevalensi
stuntingnasional mencapai 37,2 persen, meningkat dari tahun
2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Artinya, pertumbuhan tak
maksimal diderita oleh sekitar 8,9 juta anak Indonesia, atau satu
dari tiga anak Indonesia.
Prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi daripada negara-
negara lain di Asia Tenggara, seperti Myanmar (35%), Vietnam
(23%), dan Thailand (16%).
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi
tersebut diatas, dalam jangka pendek adalah terganggunya
perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik,
dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sedangkan, dalam

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 40


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah


menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar,
menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan
resiko tinggi untuk munculnya penyakit degeneratif seperti
diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah,
dan lain-lainnya.
Di Indonesia, Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan disingkat menjadi
Gerakan 1000 HPK. Gerakan 1000 HPK terdiri dari intervensi gizi
spesifik dan intervensi gizi sensitif. Intervensi Spesifik, adalah
tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan
khusus untuk kelompok 1000 HPK. Kegiatan ini pada umumnya
dilakukan oleh sektor kesehatan, seperti imunisasi,
penanggulangan TBC, PMT ibu hamil dan balita, monitoring
pertumbuhan balita di Posyandu. Intervensi Spesifik bersifat
jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif
pendek.
Sedang intervensi Sensitif adalah berbagai kegiatan
pembangunan di luar sektor kesehatan. Sasarannya adalah
masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK. Dampak
kombinasi dari kegiatan spesifik dansensitif bersifat langgeng
(“sustainable”) dan jangka panjang. Beberapa kegiatan
tersebut adalah penyediaan air bersih, sarana sanitasi, berbagai
penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan dan gizi, dan
lain-lain.
Kegiatan di Posyandu merupakan salah satu deteksi dini dan
monitoring tumbuh kembang balita, termasuk stunting.
Posyandu juga tidak terlepas dari peranan kader kesehatan
yang aktif dan terampil. Dengan adanya pelatihan kader ini
diharapkan kader kesehatan lebih mengetahui dan terampil
dalam melaksanakan kegiatannya, terutama dalam
pencegahan stunting.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 41


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

II. Tujuan Pembelajaran


A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
upaya penanggulangan stunting.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan program penanggulangan stunting
2. Melakukan upaya penanggulangan stunting

III. Pokok Bahasandan Sub Pokok Bahasan


Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Program Penanggulangan Stunting
Sub pokok bahasan:
a. Program 1000 Hari Pertama Kehidupan
 Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
 Program Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak
- Inisiasi Menyusu Dini
- ASI Ekslusif
- MPASI
b. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
 Prinsip-prinsip
 Strategi
 Lima Pilar
c. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
 Antropometri
 Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
 Pemanfaatan Buku KIA

Pokok bahasan 2. Upaya Penanggulangan Stunting


Sub pokok bahasan :
a. Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil Dan Ibu Menyusui
b. Pemberian Makanan Bayi dan Anak
c. Pengukuran Antropometri
d. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
e. Rujukan kasus

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 42


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

IV. Metode
1. Ceramah tanya jawab
2. Curah pendapat
3. Simulasi
4. Pemutaran Film
5. Latihan
6. Praktik
7. Diskusi Kelompok

V. Media dan Alat Bantu


1. Modul
2. Bahan tayang
3. Komputer/laptop
4. LCD projector
5. Whiteboard
6. Flipchart
7. Spidol
8. Panduan Simulati ATIKA Sumber Zat Besi
9. Kartu ATIKA
10. Panduan Penugasan IMD dan MP-ASI
11. Film IMD
12. Film MP-ASI
13. Kartu Metaplan
14. Panduan Latihan Pengisian Kartu Menuju Sehat
15. Soal Latihan KMS
16. Panduan Latihan Deteksi Perkembangan menggunakan
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
17. Soal Latihan Deteksi Perkembangan
18. Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK di tingkat Yankes
Dasar
19. Panduan Praktik Antropometri dan Pemeriksaan
Perkembangan dengan KPSP
20. Timbangan Dacin 2 buah
21. Tripod 2 buah
22. Sarung timbang 2 buah
23. Timbangan badan/digital 1 buah

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 43


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

24. Alat ukur panjang badan/lengboard 2 buah


25. Alat ukur tinggi badan/microtoise 2 buah
26. Buku KIA
27. Tabel Zscore
28. Formulir Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
29. Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang
30. SDIDTK kit
31. Anak balita = 6 orang
32. Panduan diskusi kelompok
33. Seri gambar jamban
34. Kain rekat (sticky cloth)
35. Kertas metaplan
36. Lakban kertas

VI. Langkah-Langkah Pembelajaran


Langkah-langkah kegiatan pembelajaran ini menguraikan
tentang kegiatan fasilitator dan peserta selama sesi ini
berlangsung 14 jpl (T = 5 jpl; P = 9 jpl; PL = 0 jpl) @45 menit,
adalah sebagai berikut :

Langkah 1.
Pengkondisian (5 menit)
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat.
Apabila belum pernah menyampaikansesi di kelas, mulailah
dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan
nama lengkap, instansi tempat bekerja dan materi yang akan
disampaikan.
2. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan
peserta untuk menerima materidengan menyepakati proses
pembelajaran.
3. Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi
singkat, tujuan pembelajaran serta ruang lingkup pokok
bahasan yang akan dibahas pada sesi ini dengan
menggunakan bahan tayang.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 44


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Langkah 2.
Curah Pendapat (5 menit)
Fasilitator menggali tingkat pemahaman peserta tentang materi
yang akan disampaikan dengan cara curah pendapat. Peserta
diminta menyampaikan pendapat atau pengalamannya
tentang hal-hal yang berkaitan dengan Upaya
Penanggulangan Stunting.

Langkah 3.
Penyampaian Materi (205 menit)
Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:
1. Program Penanggulangan Stunting
Materi ini disampaikan dengan metode ceramah dan tanya
jawab serta curah pendapat, terdiri dari sub pokok bahasan
a. Program 1000 Hari Pertama Kehidupan
 Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
 Program Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak
- Inisiasi Menyusu Dini
- ASI Ekslusif
- MP-ASI
b. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
 Prinsip-prinsip
 Strategi
 Lima Pilar
c. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
 Antropometri
 Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
 Pemanfaatan Buku KIA
2. Upaya Penanggulangan Stunting
Materi ini disampaikan dengan metode ceramah dan tanya
jawab, simulasi, pemutaran film, latihan, praktik, serta diskusi
kelompok, terdiri dari sub pokok bahasan :
a. Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil Dan Ibu Menyusui
b. Pemberian Makanan Bayi dan Anak
c. Pengukuran Antropometri
d. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
e. Rujukan kasus

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 45


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Langkah 4
Penugasan (405 menit)
 Simulasi ATIKA (Ayam, Telur, Ikan) Sumber Zat Besi (30 menit)
- Peserta dalam kelompok melakukan Simulasi ATIKA Sumber
Zat Besi.
 Pemutaran Film/Video Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (75 menit)
- Peserta dalam kelompok menonton film/video IMD dan
MP-ASI, setelah itu dilakukan brainstorming dan diskusi
kelompok terhadap film/video yang ditayangkan tersebut.
 Latihan Pengisian Kartu Menuju Sehat (30 menit)
- Peserta diminta untuk latihan mengisi Kartu Menuju Sehat,
dan perwakilan peserta untuk mengisi di depan kelas.
 Diskusi Kelompok STBM (45 menit)
- Peserta dalam kelompok mendiskusikan kegiatan
pembangunan sarana sanitasi/jamban serta
mengidentifikasi sarana pembuangan air besar yang tidak
sehat.
 Latihan Deteksi Perkembangan menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP) (45 menit)
- Peserta diminta untuk mengerjakan soal latihan deteksi
perkembangan dengan menggunakan formulir Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan dan perwakilan peserta untuk
mengisi di depan kelas.
 Praktik Pengukuran Antropometri dan Pemeriksaan
Perkembangan dengan KPSP (180 menit)
- Peserta dalam kelompok melakukan penimbangan BB,
pengukuran TB/PB, dan pemeriksaan perkembangan
menggunakan formulir KPSP, serta memplotting hasil
penimbangan pada KMS.
- Setelah selesai, perwakilan kelompok akan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 46


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Langkah 5
Rangkuman dan Kesimpulan (10 menit)
1. Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan lisan
untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi
yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Merangkum poin-poin penting (membuat kesimpulan akhir)
dari materi yang disampaikan
3. Mengucapkan terimakasih atas kerjasama serta proses
pembelajaran yang telah berlangsung.
4. Fasilitator menutup sesi ini dengan memberikan apresiasi
kepada seluruh peserta.

VII. Uraian Materi


POKOK BAHASAN 1
MENJELASKAN PROGRAM PENANGGULANGAN STUNTING

Berbagai hal mendasari terjadinya kekurangan gizi pada ibu


hamil dan anak usia bawah dua tahun(baduta). Data Survey
Diet Total (SDT) tahun 2014 menunjukkan bahwa 80 persen ibu
hamil mempunyai asupan energi kurang dari 100 persen angka
kecukupan energi (AKG). Hal yang sama juga terjadi pada
konsumsi protein dimana hanya sekitar < 25 % ibu hamil dengan
kecukupan protein. Pola yang serupa terjadi untuk asupan
mikronutrien (vitamin A, asam folat, zat besi dan zink). Asupan
vitamin A dan zat besi relatif cukup, sementara untuk asupan
asam folat dan zink sangat jauh dari cukup (Trihono et al, 2015).

Kekurangan gizi pada baduta dipengaruhi salah satunya


adalah praktek pemberian makan yang kurang optimal,
termasuk di dalamnya praktek menyusui yang masih rendah.
Riskesdas 2013 mencatat bahwa hanya 38 % bayi usia 0 - 6
bulan yang menyusu eksklusif, jauh dibawah target nasional
yang sebesar 80%. Selain itu, praktek pemberian Makanan
Pendamping ASI (MP ASI) juga kurang optimal, dimana MP ASI
diberikan terlalu dini dan kurang memenuhi kaidah kesehatan
dan gizi yang seimbang.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 47


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Periode1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak awal


kehamilan sampai ulang tahun kedua anak merupakan masa
kritis yang menentukan kesehatan, kesuksesan dan
kesejahteraan anak dimasa datang. Kekurangan gizi pada
periode ini dapat mengakibatkan kerusakan yang irreversible
(tidak tergantikan). Dampak buruk yang dapat ditimbulkan
dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan
otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan
metabolisme tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat
buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung
dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia
tua. Semuanya itu akan menurunkan kualitas, produktifitas, dan
daya saing sumber daya manusia Indonesia.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan


masih tingginya masalah gizi pada ibu hamil, yaitu angka
anemia ibu hamil sebesar 37,1% dan ibu hamil dengan Risiko
Kekurangan Energi Kronik (KEK) sebesar 24,2%. Seperti diketahui
pula bahwa kondisi gizi ibu selama kehamilan mempengaruhi
pertumbuhan janin yang dikandung, dan pada akhirnya akan
berpengaruh pada kondisi anak yang dilahirkannya. Riskesdas
2013 juga mencatat tingginya permasalahan gizi pada balita di
Indonesia, ditandai dengan prevalensi BBLR sebesar 10,2%,
balita pendek sebesar 37,2%, balita kurus sebesar 12,1%, balita
gizi kurang sebesar 19,6%, anemia pada balita sebesar 28,1%
dan balita gizi lebih sebesar 11,9%.

Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global


Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF
merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan
yaitu: Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan ASI eksklusif sejak
lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) mulai usia 6 bulan, dan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 48


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau


lebih.

Dari seluruh upaya intervensi kesehatan dan gizi, pemberian


makan bayi dan anak memiliki pengaruh yang sangat potensial
untuk keberlangsungan hidup anak. Untuk itu, penurunan tingkat
kematian anak hanya dapat dicapai jika kecukupan gizi pada
awal kehidupan serta praktek pemberian makan bayi dan anak
menjadi prioritas pada strategi dan kebijakan nasional. Dalam
Lancet series (2003), yang termasuk dalam 15 intervensi teratas
dalam mencegah kematian balita yaitu menyusui eksklusif
sampai usia 6 bulan dan melanjutkan menyusui sampai 12 bulan
menduduki peringkat nomor satu, sementara pemberian
makanan pendamping ASI mulai 6 bulan sebagai intervensi
dengan peringkat ke tiga. Kedua intervensi tersebut saja
diperkirakan dapat mencegah hampir seperlima dari kematian
balita di negara berkembang (UNICEF, 2011).

A. Program 1000 Hari Pertama Kehidupan


Dalam rangka pembangunan pangan dan gizi yang
bertujuan menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada
balita, Indonesia telah menyepakati untuk menjadi bagian
dari tataran global gerakan perbaikan gizi melalui Gerakan
SUN Movement sejak bulan Desember 2011. Kebijakan
tersebut diimplementasikan dalam RAN-PG 2011-2015 dan
RAD-PG tahun 2011-2015 serta kebijakan Peraturan Presiden
No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi dengan fokus pada 1000 HPK. Seribu Hari
Pertama Kehidupan merupakan momentum kritis yang
menentukan kualitas masa depan suatu bangsa.Periode ini
merupakan tumbuh kembang emas pada proses
pertumbuhan yang dimulai dari 270 hari pada masa
kehamilan dan 730 hari setelah kelahiran, hal ini tergambar
pada bagan dibawah ini.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 49


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Gambar 1. Bagan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

Gerakan 1000 HPK bertujuan meningkatkan efektifitas dan


inisatif yang telah ada diantaranya meningkatkan koordinasi
serta dukungan teknis, advokasi kemitraan yang inovatif dan
partisipatif dalam meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan
masyarakat dalam mengintervensi pembangunan gizi di
Indonesia. Intervensi gizi yang dilakukan terdiri dari intervensi
gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Keberhasilan 1000 HPK
ditentukan oleh intervensi sensitive sebesar 70%sedangkan
intervensi spesifik 30%.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 50


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Gambar 2. Intervensi Spesifik dan Sensitif

Intervensi gizi spesifik adalah kegiatan yang dalam


perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 HPK
dilakukan oleh sektor kesehatan yang bersifat jangka pendek
dan hasilnya dapat dicatat dalam relative waktu yang
pendek. Sedangkan Intervensi gizi sensitif adalah berbagai
kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan yang
sasarannya adalah masyarakat umum, namun apabila
dilaksanakan secara terpadu dengan intervensi gizi spesifik,
dampaknya sensitif terhadap keselamatan proses
pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK.

Dampak kombinasi dari kegiatan spesifik dan sensitif bersifat


langgeng (sustainable) dan jangka panjang. Intervensi gizi
spefifik dan intervensi gizi sensitif dapat di lihat pada tabel
dibawah ini.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 51


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Tabel 1
Intervensi Gizi Spesifik dan Gizi Sensitif pada 1000 HPK

Sasaran Intervensi Gizi Spesifik Intervensi Gizi Sensitif


Ibu Hamil 1. Suplementasi besi folat 1. Penyediaan air
2. Pemberian makanan besih dan sanitasi
tambahan pada ibu 2. Ketahanan
hamil KEK pangan dan gizi
3. Penanggulangan 3. Keluarga
kecacingan pada ibu Berencana
hamil 4. Jaminan
4. Pemberian kelambu Kesehatan
berinsektisida dan Masyarakat
pengobatan bagi ibu 5. Jaminan
hamil yang positif Persalinan Dasar
malaria 6. Fortifikasi Pangan
7. Pendidikan gizi
Bayi 0-6 bulan 1. Promosi pemberian ASI masyarakat
yang dilakukan melalui 8. Intervensi untuk
konseling individu dan remaja
kelompok perempuan
2. Komunikasi perubahan 9. Pengentasan
perilaku pemberian Kemiskinan
MPASI

Balita 6-23 bulan 1. Promosi menyusui


2. KIE perubahan perilaku
untuk perbaikan MP –
ASI
3. Suplementasi Zink
4. Zink untuk manajemen
diare
5. Pemberian Obat Cacing
6. Fortifikasi besi
7. Pemberian kelambu
berinsektisida dan
malaria

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 52


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Pada tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa keberhasilan


pada kedua intervensi gizi 1000 HPK memerlukan koordinasi
serta dukungan teknis, advokasi kemitraan yang inovatif dan
partisipatif dalam meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan
masyarakat dalam mengintervensi pembangunan gizi di
Indonesia.

SIKLUS PENTING PADA 1000 HPK


Periode 1000 HPK dapat dibagi menjadi 4 siklus penting yang
mendasari kegiatan pelayanan kesehatan dan gizi yang
dimulai sejak masa kehamilan sampai dengan periode balita
6-23 bulan seperti tabel dibawah ini.

Tabel 2.
Siklus penting 1000 HPK

No Periode Sasaran Kegiatan


1 Periode Ibu Hamil 1. Pengenalan tanda
kehamilan kehamilan
2. Pemeriksaan kehamilan
3. Pelayanan gizi
4. konsumsi gizi pada ibu hamil
2 Periode Ibu dan 1. Pilihan tempat persalinan
Persalinan Bayi Baru 2. Asuhan bayi baru lahir
Lahir 3. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
4. Gizi Ibu dan Bayi
3 Periode 0-6 Ibu dan 1. Pemberian ASI Eksklusif
bulan Bayi 2. Imunisasi
3. Pemantauan Tumbuh
Kembang

4 Periode 6-23 Ibu dan 1. Pemberian ASI diteruskan


bulan Bayi/ sampai usia 23 bulan atau
Baduta lebih
2. Pemberian Makanan
Pendamping ASI (MP ASI)

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 53


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

3. Pemberian Suplementasi
Kapsul Vitamin A setiap 6
Bulan
4. Pemantauan Tumbuh
Kembang

Periode Kehamilan

a. Tanda Kehamilan
Kehamilan normal lamanya 280 hari (40 minggu) atau
9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir
(HPHT).
Saat hamil kondisi tubuh ibu akan mengalami perubahan
antara lain sebagai berikut:
1. Perubahan pada payudara.
Kadang-kadang payudara terasa membengkak, karena
kelenjar air susu membesar dan menyimpan lemak
sebagai persiapan menyusui.

2. Peningkatan berat badan


Pembesaran rahim dan beberapa bagian dari tubuh ibu
serta perkembangan janin akan berpengaruh pada
berat badan ibu.Perubahan berat badan selama
kehamilan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 54


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Tabel 3
Kenaikan BB Selama Hamil Berdasarkan IMT Pra-hamil

IMT Kenaikan BB Laju Kenaikan BB pada


Prahamil Total selama trimester II dantrimester
(kg/m²) kehamilan (kg) III (Rentang rerata
kg/minggu)
Gizi Kurang/KEK 12.71-18.16 0.45
(<18,5) (0.45-0.59)

Normal 11.35-15.89 0.45


(18.5-24.9) (0.36–0.45)
Kelebihan BB 6.81-11.35 0.27
(25.0-29.9) (0.23-0.32)
Obesitas 4.99-9.08 0.23
(≥30.0) (0.18-0.27)

Sumber : Institute of Medicine (IOM),2009


Keterangan:
Penggunaan rujukan dari IOM Tahun 2009 karena sudah disesuaikan
dengan postur tubuh kebanyakan orang Asia Pasifik dan untuk menilai
pertambahan berat badan selama kehamilan.

Ibu hamil dengan cukup energi dan asupan zat gizi


akan naik berat badannya sesuai umur kehamilan dan
bayi lahir sehat. Apabila proses kehamilan diawali
dengan kondisi gizi kurang, maka kenaikan berat badan
selama hamil harus juga mempertimbangkan defisit
berat badan, artinya kenaikan berat badan pada ibu
hamil KEK harus lebih besar dibandingkan ibu hamil
dengan status gizi normal.

3. Perubahan pada kulit


Pada umumnya ibu hamil akan mengalami kelebihan
pigmen pada tempat-tempat tertentu, seperti pada
kedua pipi, sekitar hidung (topeng kehamilan), sekitar
puting susu dan areola mamae, dan kulit diatas tulang

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 55


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

kemaluan sampai pusar. Kadang-kadang timbul jerawat


selama kehamilan.

4. Sel darah merah bertambah


Jumlah plasma/cairan darah meningkat.

b. Pemeriksaan Kehamilan
Pelayanan gizi pada ibu hamil terintegrasi didalam
pelayanan Antenatal terpadu yang meliputi kegiatan 5T
dari 10T, yaitu penimbangan b erat badan dan
pengukuran tinggi badan, pengukuran LiLA, pemberian
tablet tambah darah (TTD), Tatalaksana atau
penanganan masalah gizi, serta temu wicara (konseling
gizi).

Pelayanan gizi pada ibu hamil dilaksanakan melalui


asuhan gizi sesuai tahapan sebagai berikut:
1. Pengkajian Gizi
Pengkajian gizi dilakukan berdasarkan data-data yang
diperoleh dari penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan, pengukuran LiLA,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, riwayat
diet/riwayat konsumsi dan riwayat personal.
a) Pengkajian data antropometri bertujuan untuk
menentukan status gizi, antara lain :
 Berat Badan.
Berat badan dibawah 45 kg pada seluruh usia
kehamilan termasuk kondisi ibu hamil risiko tinggi

 Tinggi Badan
Tinggi badan dibawah 145 cm, termasuk kondisi ibu
hamil risiko tinggi

 Indeks Massa Tubuh (IMT)


Status gizi ibu hamil hanya bisa ditentukan bila
diketahui IMT sebelum hamil atau IMT saat Trimester
I kehamilan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 56


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

- IMT<18,5 kg/m² : Gizi Kurang / KEK


- IMT18,5s/d24,9kg/m² : Normal
- IMT > 25 – 29,9 kg/m² : Kelebihan BB/gemuk
- IMT > 30 kg/m² : Obesitas

 Lingkar Lengan Atas (LiLA)


Bila IMT sebelum hamil tidak diketahui dan
kehamilan lebih dari Trimester I, maka dilakukan
hanya dapat dilakukan penapisan untuk
mengetahui risiko KEK berdasarkan LiLA :
- LiLA ≥23,5cm : Normal
- LiLA < 23,5 cm : Risiko KEK

b) Pemeriksaan Laboratorium
Ibu hamil mengalami Anemia jika Hb < 11 gr/dL

c) Pemeriksaan fisik dan klinis


Beberapa tanda fisik dan klinis yang perlu
diperhatikan diantaranyakelopak mata bagian
dalam terlihat pucat, kurus, pembengkakan pada
kaki dan tangan.

d) Riwayat konsumsi
Mendata asupan makan dengan cara menanyakan
riwayat makan menggunakan metode Food
Frequency Quisioner (FFQ) atau perhitungan
frekuensi makan perhitungan dan food recall 24 jam.

e) Riwayat Personal
Yaitu meliputi sosial ekonomi dan budaya (keyakinan
terkait pola makan, sikap dan perilaku terhadap
kesehatan).

2. Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi dilakukan untuk menetapkan masalah gizi
dan penyebabnya. Masalah gizi yang spesifik pada ibu
hamil berkaitan dengan malnutrisi dan perilaku makan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 57


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Berikut ini contoh diagnosis gizi yang sering terjadi pada


ibu hamil:
a. Malnutrisi (Gizi Kurang/KEK) berkaitan dengan
penyebab kurangnya pengetahuan tentang
gizi/makanan, ditandai dengan
ketidakmampuan/ketidakinginan mengonsumsi
energi atau protein yang cukup dan pertambahan
BB hamil yang tidak adekuat.
b. Penurunan BB yang berkaitan dengan penyebab
penurunan asupan makanan, yang ditandai dengan
penurunan BB > 5% dalam 1 bulan
c. Anemia. Ditandai dengan lemah, letih, lesu
berkaitan dengan penyebab kurangnya konsumsi
makanan yang mengandung zat besi yang ditandai
dengan kadar Hb< 11 mg/dL

3. Intervensi Gizi
Intervensi pada ibu hamil dilakukan baik pada ibu
dengan keadaan normal maupun ibu yang mengalami
masalah gizi. Intervensi gizi diberikan untuk
penanganan dan tatalaksana masalah gizi pada ibu
hamil dapat dilihat pada gambar berikut:

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 58


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Gambar 3. Alur Pelayanan Gizi pada Ibu Hamil

4. Monitoring dan Evaluasi Gizi


Monitoring dan evaluasi gizi pada ibu hamil bertujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kemajuan
intervensi gizi yang diberikan. Hal ini dinilai dari
perbaikan status gizi ibu hamil, pelaksanaan praktek
pemberian makan (PMT) ibu hamil, perbaikan kadar Hb,
perbaikan tanda klinis, asupan makan termasuk asupan
makan dari PMT. Monitoring dan evaluasi gizi dilakukan
secara periodik sesuai masalah gizi yang ditemukan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 59


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Gizi Ibu Hamil

Kehidupan manusia dimulai dari dalam kandungan ibu.


Seorang wanita perlu mempersiapkan diri mulai dari usia
subur bahkan sebelumnya agar menghasilkan manusia yang
sehat. Banyak faktor yang mempengaruhi seorang ibu tidak
siap untuk melahirkan bayi yang sehat antara lain kurangnya
konsumsi makanan yang terjadi secara kumulatif. Kurangnya
konsumsi makanan dapat disebabkan oleh tidak tersedianya
pangan secara memadai.

Lebih lanjut masalah konsumsi makanan ini berkaitan


dengan rendahnya pendapatan, pendidikan, pengetahuan
dan lain-lain. Hal ini akan menjadi masalah nasional jika ibu
kurang gizi berjumlah cukup besar, maka jumlah bayi lahir
berat dengan berat badan rendah akan bertambah
banyak. Bayi BBLR dapat menjadi anak kurang gizi, dan
berdampak pada tahap kehidupan selanjutnya. Periode kritis
pembentukan sumber daya manusia terjadi mulai dari
konsepsi sampai dengan usia dua tahun. Pada saat konsepsi
seorang ibu harus dalam kondisi sehat. Berikutnya mulai dari
awal kehamilan sampai usia 20 minggu kehamilan terjadi
proses membangun tinggi badan potensial pada janin. Pada
saat ini protein dan zat gizi mikro seperti asam folat, vitamin
B12, zinc dan yodium mempunyai peranan penting. Setelah
kehamilan 20 minggu terjadi proses membangun berat
badan potensial, fungsi kalori menjadi lebih penting,
sedangkan proses tumbuh kembang didukung oleh zat gizi
lainnya seperti protein, zat besi, kalsium, magnesium, vitamin
B komplek serta asam lemak omega 3 dan omega 6. Ibu
yang mengonsumsi gizi seimbang selama kehamilan akan
melahirkan bayi yang sehat.

Konsumsi gizi pada ibu hamil disesuaikan dengan kebutuhan


per individu normalditambahdenganpenambahan energi
dan protein selama kehamilan sesuai Angka Kecukupan Gizi

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 60


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

bagi Bangsa Indonesia.Penambahan energi dan protein


pada masa kehamilan berbeda-beda sesuai usia (trimester)
kehamilan.

Pada ibu hamil dengan masalah gizi Kurus atau Risiko KEK
dibutuhkan penambahan energi dan protein dalam bentuk
makanan tambahan (PMT ibu hamil), baik berbentuk
makanan pabrikan atau makanan lokal.

Gambar 4. Bagan Kehamilan di Materi Advokasi untuk


Pengembangan Model Perbaikan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 61


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Gizi Ibu Menyusui

Dalam persalinan ibu kehilangan banyak darah, jadi ibu harus


mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan porsi lebih
banyak dan beranekaragam makanan terutama yang
mengandung protein, zat besi, dll untuk mengganti
kehilangan pada proses persalinan dan persiapan menyusui
selanjutnya.

Selain itu ibu harus segera mendapatkan Vitamin A dosis


200.000IU yang diberikan setelah ibu bersalin (1 kapsul) dan 24
jam kemudian (1 kapsul). Kapsul vitamin A ini penting untuk
ibu nifas untuk mengurangsi angka kejadian infeksi dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasca melahirkan.

Pemberian Makan Bayi dan Anak

Standar emas Pemberian Makan Bayi dan Anak menurut


WHO dan UNICEF, yang telah menjadi strategi nasional
Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) adalah:
1. Dimulai dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah
lahir dalam 1 jam pertama, dilanjutkan rawat gabung
antara ibu dan bayi.
2. Memberikan hanya ASI saja sejak lahir sampai bayi
berumur 6 bulan (ASI Eksklusif)
3. Setelah usia bayi 6 bulan, mulai diberikan Makanan
Pendamping ASI dan
4. Menyusui dilanjutkan sampai anak berusia 24 bulan atau
lebih.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 62


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi menyusui Dini atau IMD adalah proses menyusu dimulai


secepatnya segera setelah lahir. Dilakukan dengan cara
kontak kulit ke kulit antara bayi dengan ibunya segera setelah
lahir dan berlangsung minimal satu jam atau proses menyusu
pertama selesai (apabila menyusu pertama terjadi lebih dari
satu jam).

Manfaat IMD adalah:


a. membuat kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi
sehingga menjadi lebih tenang serta meningkatkan kasih
sayang
b. mempercepat proses produksi ASI sehingga bayi
mendapatkan kolostrum
c. saat IMD bayi akan menelan bakteri baik dari ibu sebagi
perlindungan diri bayi
d. mengurangi perdarahan pada ibu
e. dada Ibu berfungsi sebagai Termo regulator yaitu apabila
waktu lahir suhu bayi rendah, suhu dada ibu akan naik satu
derajat, dan bila suhu bayi tinggi maka suhu dada Ibu
akan turun dua derajat.

Dengan melakukan IMD, akan membantu keberlangsungan


pemberian ASI Eksklusif. Disamping itu berdasarkan hasil studi
paling akhir menyatakan bahwa 22 % kematian neonates
dapat dicegah bila bayi melakukan Inisiasi Menyusu Dini dan
ASI Eksklusif 6 bulan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 63


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang diberikan


kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa
menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain (kecuali obat-obatan dan vitamin). Pemberian
ASI Ekslusif merupakan intervensi yang paling efektif dalam
menurunkan angka kematian anak. Pemberian ASI Eksklusif
memberikan zat kekebalan sebanyak 10 - 17 kali lebih besar
yang didapat dari kolostrum yang mampu melindungi bayi
dari berbagai penyakit infeksi serta nilai gizi yang lengkap
sesuai dengan kebutuhan bayi.

Komponen ASI Susu Sapi Susu Formula

Protein Jumlah tepat Terlalu banyak Jumlah dikurangi


Mudah dicerna Sulit dicerna Kualitas sprt sapi

Lemak Ada asam lemak Tidak ada asam Ditambahkan


esensial lemak esensial asam lemak
Lipase untuk Tidak ada lipase esensial
mencerna Tidak ada lipase

Karbohidrat Banyak laktosa Sedikit laktosa Laktosa+sukrosa


Oligosakarida Oligos tidak Kurang oligos
(anti-infeksi) cocok

Vitamin dan Adekuat jika ibu Zat besi, Vit A dan Ditambahkan
mineral cukup C rendah, vit/mineral, cukup

Faktor anti IgA, laktoferin, Tidak ada Tidak ada


infeksi lysozim, sel-sel

Faktor ada Tidak ada Tidak ada


pertumbuhan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 64


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Agar sukses menyusui, diberikan peragaan tentang posisi dan


pelekatan yang baik dalam menyusui.

Pentingnya Pemberian ASI Bagi Bayi/Anak


 Menyelamatkan jiwa bayi.
 Secara sempurna memenuhi kebutuhan bayi.
 Merupakan keseluruhan makanan bagi bayi, dan
memenuhi seluruh kebutuhan bayi untuk 6(enam) bulan
pertama.
 Membantu pertumbuhan dan perkembangan yang
memadai, dengan demikian mencegah anak
pendekatau stunting.
 Senantiasa bersih.
 Berisi antibodi yang melindungi bayi dari penyakit,
terutama dari penyakit diare dan infeksi saluran
pernafasan.
 Selalu siap dan dalam suhu yang tepat.
 Mudah ditelan, gizinya bisa diserap dengan baik.
 Berisi cukup air untuk kebutuhan bayi.
 Membantu perkembangan rahang dan gigi; menghisap
dapat mengembangkan struktur muka dan rahang.
 Seringnya terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi
menyebabkan timbulnya ikatan, psikomotor yang lebih
baik, perkembangan afektif dan sosial bayi.
 Bayi memperoleh manfaat dari kolostrum, yang dapat
melindunginya dari penyakit (Kolostrum adalah ASI
pertama berwarna kuning atau keemasan yang diterima
bayi di beberapa hari pertama kehidupannya. ASI ini
memiliki konsentrasi gizi yang tinggi dan dapat melindungi
diri dari penyakit. Kolostrum jumlahnya sedikit. Kolostrum
bertindak sebagai laksatif, yang membersihkan perut bayi).
 Manfaat jangka panjang–mengurangi risiko kegemukan
dan diabetes.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 65


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Pentingnya Pemberian ASI Bagi Ibu


 Pemberian ASI 98% lebih efektif sebagai metode
kontrasepsi selama 6 bulan pertama jika ibu memberikan
ASI eksklusif, siang dan malam, jika masa menstruasinya
belum kembali.
 Mendekatkan bayi ke payudara segera setelah lahir akan
memudahkan pelepasan plasenta karena isapan bayi itu
akan mendorongkontraksi uterine.
 Pemberian ASI mengurangi risiko pendarahan setelah
melahirkan.
 Bila bayi segera disusukan setelah lahir, itu akan
merangsang produksi air susu.
 Menyusui dengan segera dan sering dilakukan akan
mencegah pembengkakan payudara (engorgement).
 Pemberian ASI mengurangi beban kerja ibu (ibu tidak perlu
menghabiskan waktu pergi membeli sufor, merebus air,
mengumpulkan bahan bakar, menyiapkan susu).
 ASI tersedia setiap waktu dan di mana saja, selalu bersih,
bergizi dan dengan suhu yang tepat.
 Pemberian ASI itu irit/ekonomis: susu formula mahal, dan
anak yang tidak disusui atau mendapatkan susu campuran
akan mudah sakit, yang menyebabkan biaya untuk
pengobatan.
 Pemberian ASI menciptakan ikatan antara ibu dan bayi.
 Pemberian ASI mengurangi risiko kanker payudara dan
kanker rahim.

Pentingnya Pemberian ASI Bagi Keluarga


 Ibu dan anak-anaknya lebih sehat.
 Tidak ada biaya untuk berobat karena penyakit yang
disebabkan oleh pemberian susu lain.
 Tidak ada biaya untuk membeli susu formula, kayu bakar
atau bahan bakar lain untuk merebus air, susu formula dan
peralatan.
 Kelahiran bisa dijarangkan bila ibu memberikan ASI eksklusif
dalam enam bulan pertama, siang dan malam, dan jika
masa menstruasinya belum kembali.
 Hemat waktu karena tidak perlu ada waktu untuk membeli
dan menyiapkan susu lain, mengambil air dan kayu bakar,
dan tidak perlu melakukan perjalanan untuk mendapatkan
pengobatan medis.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 66


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Catatan: keluarga harus membantu ibu dengan mengerjakan


pekerjaan rumah tangga lainnya.

Risiko Tidak Menyusui Bagi Bayi


 Risiko kematian yang lebih besar (bayi yang tidak diberi ASI
14 kali lebih besar kemungkinannya meninggal
dibandingkan bayi yang disusui secara eksklusif pada
enam bulan pertama).
 Susu Formula tidak memiliki antibodi untuk melindungi bayi
dari sakit: badan ibu membuat ASI dengan antibodi yang
melindungi bayi dari penyakit tertentu dalam lingkungan
ibu/ anak.
 Tidak menerima zat antibodi pertama mereka dari
kolostrum.
 Susu formula sulit diserap usus bayi-susu formula sama sekali
bukan makanan sempurna bagi bayi.
 Sering mengalami diare, lebih sering sakit, dan lebih parah
sakitnya (anak usia kurang dari enam bulan yang diberi
makanan campuran-mendapatkan makanan, susu
formula dan air terkontaminasi, berisiko lebih tinggi terkena
diare).
 Infeksi saluran pernafasan yang lebih sering.
 Risiko kekurangan gizi yang lebih besar, khususnya bagi
bayi usia muda.
 Lebih besar kemungkinan mengalami kurang gizi.
 Tumbuh kembang tidak optimum: gangguan
pertumbuhan, berat badan kurang, tubuh pendek
(stunting), kurus (wasting) karena penyakit menular seperti
diare atau pneumonia.
 Keterikatan yang kurang kuat antara ibu dan bayi; tidak
merasa aman.
 Lebih besar kemungkinan kelebihan berat badan.
 Lebih besar risiko terkena penyakit jantung, diabetes,
kanker, asma, gigi keropos, dll, pada usia lanjut.

Risiko Tidak Menyusui Bagi Ibu


 Ibu menjadi berisiko lebih mudah hamil.
 Meningkatnya risiko anemia bila pemberian ASI tidak
dimulai sejak dini (lebih banyak pendarahan setelah
persalinan).
 Mengganggu ikatan/bonding dengan bayinya.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 67


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

 Meningkatnya depresi paska persalinan.


 Kejadian kanker rahim dan kanker payudara lebih rendah
pada ibu menyusui.

Risiko Pemberian Makanan Pengganti ASI (PASI)


 Risiko kematian yang lebih besar (bayi yang tidak
mendapatkan ASI berisiko kematian 14 kali lebih besar dari
bayi yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan).
 Susu formula tidak memiliki antibodi yang dapat melindungi
bayi dari penyakit; tubuh ibu membuat air susu dengan
antibodi yang melindungi dari penyakit tertentu dalam
lingkungan ibu/anak.
 Tidak mendapatkan zat antibodi pertama dari kolostrum.
 Kesulitan untuk mencerna susu formula (susu formula sulit
dicerna oleh bayi): ini sama sekali bukanlah makanan yang
sempurna bagi bayi.
 Sering mengalami diare, lebih sering sakit dan lebih parah
penyakitnya (anak usia kurang dari enam bulan yang
diberi makanan campuran-mendapatkan makanan, susu
formula dan air terkontaminasi, berisiko lebih tinggi terkena
diare).
 Sering mengalami infeksi saluran pernafasan.
 Berisiko lebih besar untuk mengalami kurang gizi, terutama
bagi bayi.
 Besar kemungkinan akan mengalami kurang gizi: keluarga
mungkin tidak mampu membeli susu formula.
 Kurang berkembang: pertumbuhan terganggu, berat
badan kurang, menjadi pendek (stunting), buang air
karena penyakit menular seperti diare dan pneumonia.
 Ikatan yang kurang baik antara ibu dan anak, dan bayi
kurang memiliki rasa percaya diri.
 Nilai rendah untuk tes intelegensi dan mengalami kesulitan
lebih banyak di sekolah.
 Kemungkinan akan menjadi kelebihan berat badan.
 Berisiko lebih besar terkena penyakit pada hati/liver,
diabetes, kanker, asma, dan kerusakan gigi di kemudian
hari.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 68


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Risiko Pemberian Makanan Campuran


(bayi yang diberi ASI dan makanan lain selain ASI dalam
enam bulan pertama)

 Memiliki risiko kematian lebih tinggi.


 Menjadi lebih sering sakit dan sakitnya seringkali cukup
serius, terutama diare: karena susu dan air yang
terkontaminasi.
 Kemungkinan besar akan mengalami kurang gizi/gizi buruk:
bubur tidak memiliki cukup gizi, susu formula sering encer,
dan keduanya tidak bisa menggantikan ASI yang bergizi.
 Tidak mendapatkan banyak ASI karena tidak sering disusui
dan dengan demikian produksi susu ibu pun menjadi
berkurang.
 Kemungkinan akan mudah terinfeksivirus HIV dibandingkan
anak yang diberi ASI eksklusif, karena usus mereka sudah
dirusak oleh cairan dan makanan lain dan dengan
demikian memungkinkan virus HIV mudah menyerang
tubuhnya.

Catatan:
Semakin muda usia bayi, semakin besar risiko/bahaya yang
dihadapinya.

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Pemberian MP-ASI merupakan proses awal ketika ASI saja


tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Cairan
dan makanan lain diperlukan seiring dengan bertambahnya
kebutuhan gizi bayi. Pemberian MPASI diberikan mulai bayi
berusia 6 bulan secara bertahap baik tekstur, frekuensi dan
jumlah MP-ASI diberikan berupa makanan lokal yang tersedia
dikeluarga untuk memenuhi kebutuhan zat gizi anak.
Masalah yang sering terjadi pada pemberian MPASI adalah
pemberian MPASI terlalu dini serta variasi MPASI yang belum
bergizi seimbang.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 69


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Alasan kenapa mulai usia 6 bulan bayi diberi MP-ASI

Prinsip pemberian makan balita:


1. Terjadwal: Jadwal makan adalah 3 kali makanan utama
dan 2 kali makanan selingan diberikan secara teratur dan
terencana. Lama setiap pemberian makan maksimum 30
menit, diantara waktu makan hanya boleh mengonsumsi
air putih.
2. Pemberian makan aktif/responsif: Pemberian makan tidak
dipaksa meskipun hanya makan 1-2 suap (perhatikan
tanda lapar dan kenyang). Jangan memberikan makanan
sebagai hadiah, tidak sambil bermain atau nonton televisi,
lakukan interaksi dan mengurangi gangguan ketika anak
diberi makan. Porsi sesuai dengan umur bayi.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 70


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

B. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Pengertian

Stunting sebagai suatu masalah gizi di Indonesia disebabkan


beberapa faktor baik secara langsung maupun tidak
langsung. Berdasarkan faktor penyebabnya, pencegahan
stunting dapat dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu secara
langsung melalui kegiatan gizi spesifik dan secara tidak
langsung melalui kegiatan gizi sensitif.
1. Pendekatan secara langsung/intervensi gizi spesifik
a. Pada ibu hamil
 Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil merupakan
cara terbaik dalam mengatasi stunting. Ibu hamil
perlu mendapat makanan yang baik, sehongga
apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau
mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu
diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil
tersebut.
 Ibu hamil normal harus memeriksakan
b. Pada bayi baru lahir
c. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun

2. Pendekatan secara tidak langsung/intervensi gizi sensitif


Intervensi gizi sensitif melibatkan sektor pembangunan lain
seperti penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan
dan gizi, penyediaan lapangan kerja, Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), program Keluarga Berencana (KB),
jaminan Kesehatan Nasional (JKN), perbaikan infrastruktur
(perbaikan jalan, pasar), dan penyediaan air bersih serta
perbaikan perilaku higiene dan saniter.

Untuk mengetahui dan mencegah stunting, diperlukan


kolaborasi antara sektor-sektor yang terlibat seperti
kesehatan untuk air minum dan sanitasi, pendidikan,
infrastruktur, dan lain sebagainya. Kolaborasi dan integrasi
program/intervensi-intervensi ini diharapkan dapat

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 71


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

berkontribusi dalam menciptakan generasi yang sehat,


kuat dan cerdas.

Salah satu cara untuk mencegah stunting secara tidak


langsung adalah dengan memutus rantai penularan
penyakit atau alur kontaminasi dan melakukan perubahan
perilaku hidup bersih dan sehat yang dilakukan dengan
pendekatan STBM. Secara sederhana, upaya untuk
memutus alur penularan penyakit diare dan stunting
terlihat pada gambar berikut.

Gambar 5. Alur Kontaminasi Diare dan Stunting

Sanitasi Total berbasis Masyarakat selanjutnya disingkat STBM


adalah pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan
saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara
pemicuan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 72


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Penyelenggra STBM adalah masyarakat, baik yang terdiri dari


individu, rumah tangga, maupun kelompok-kelompok
masyarakat. Untuk memahami STBM maka pengertian-
pengertian berikut perlu diketahui, yaitu :
1. Pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan
perilaku higiene dan saniter individu atau masyarakat atas
kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir,
perilaku dan kebiasaan individu atau masyarakat.
2. Desa/kelurahan yang melaksanakan STBM adalah
desa/kelurahan intervensi pendekatan STBM dan dijadikan
target antara karena untuk mencapai kondisi sanitasi total
dibutuhkan pencapaian kelima pilar STBM. Ada 3 indikator
desa/kelurahan yang melaksanakan STBM : (i) minimal
telah ada intervensi melalui pemicuan di salah satu dusun
dalam desa/kelurahan tersebut ; (ii) ada masyarakat yang
bertanggung jawab untuk melanjutkan aksi intervensi STBM
seperti disebutkan pada poin pertama, baik individu
(natural leader) ataupun bentuk komite; (iii) sebagai
respon dariaksi intervensi STBM, kelompok masyarakat
menyusun suatu rencana aksi kegiatan dalam rangka
mencapai komitmen perubahan perilaku pilar-pilar STBM,
yang telah disepakati bersama; misal : mencapai status
ODF (Open Defecation Free)/Stop Buang Air Besar
Sembarangan (SBS).
3. Desa/kelurahan ODF/SBS adalah desa/kelurahan yang
100% masyarakatnya telah buang air besar di jamban
sehat.
4. Desa STBM adalah desa yang telah mencapai 5 (lima) pilar
STBM atau kondisi sanitasi total.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 73


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Sejarah Pembangunan Sanitasi

Jauh sebelum Indonesia merdeka, program sanitasi sudah


dilakukan oleh masyarakat Indonesia.Tahun 1930, mantri
higiene Belanda, Dr. Heydrick melakukan kampanye untuk
BAB di kakus. Dr. Heydrick sendiri dikenal sebagai mantri
kakus. Di tahun 1936, didirikanlah sekolah mantri higiene di
Banyumas yaitu yang kemudian dikenal dengan Sekolah
Pembantu Penilik Higiene (SPPH).

Siswa mendapatkan pendidikan 18 bulan sebelum mereka


diterjunkan ke kampung-kampung untuk mempromosikan
hidup sehat dan melakukan upaya-upaya pencegahan
penyakit. Untuk mendapatkan sumber daya manusia dalam
melaksanakan program-program tersebut. Kementerian
Kesehatan mendirikan sekolah-sekolah kesehatan lingkungan,
yang sekarang dikenal dengan nama Politeknik Kesehatan
(Poltekes) Jurusan Kesehatan Lingkungan.

Pemerintah mengeluarkan Inpres Nomor 5 tahun 1974


tentang Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan yang
memerintahkan dibangunnya gedung Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), sarana penyediaan air minum
pedesaan, dan tempat pembuangan kotoran (jamban
keluarga). Program pembangunan tentang sarana air minum
dan jamban keluarga dikenal dengan singkatan
“SAMIJAGA”. Tujuan Inpres tersebut adalah memberikan
pelayanan kesehatan secara lebih merata dan sedekat
mungkin kepada masyarakat, khususnya masyarakat
pedesaan dan perkotaan berpenghasilan rendah, serta
meningkatkan realisasi derajat kesehatan rakyat terutama
dengan mewujudkan keadaan higiene dan sanitasi
masyarakat pedesaan yang lebih baik.

Pada tahap awal disediakan 10.500 unit sarana air minum


dan 150.000 unit jamban keluarga. Pembagian per provinsi

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 74


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

berdasarkan kejadian wabah kolera dan penyakit perut


lainnya, daerah sulit air bersih, tersedianya tenaga higiene
sanitasi, dan tersedianya hasil survei pendahuluan. Bantuan
sarana air minum dalam bentuk salah satu jenis berikut ini;
penampungan mata air dengan perpipaannya,
penampungan air hujan, perlindungan mata air, sumur artesis,
dan sumur dengan pompa tangan. Bantuan sarana
pembuangan kotoran manusia dalam bentuk jamban
keluarga. Semua jenis teknologi sarana air minum dan
jamban keluarga sudah ditentukan desain teknisnya.
Penentuan lokasi sarana air minum dan jamban keluarga
ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah atas usulan Dinas
Kesehatan.

Periode 1970-1997, pemerintah melakukan beragam program


pembangunan sanitasi. Program-program tersebut umumnya
dilakukan dengan pendekatan keproyekan, sehingga faktor
keberlanjutan sangat rendah. Hal ini secara tidak langsung
menyebabkan rendahnya peningkatan akses sanitasi
masyarakat.

Hasil studi Indonesian Sanitation Sector Development Program


(ISSDP) mencatat hanya 53% dari masyarakat Indonesia yang
BAB di jamban yang layak pada tahun 2007, sedangkan
sisanya BAB di sembarang tempat. Lebih jauh hal ini
berkorelasi degan tingginya angka diare dan penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak bersih.

Pembangunan sanitasi di Indonesia sebelum lahirnya STBM


tahun 2008 pada umumnya dilakukan dengan pendekatan
proyek dimana masyarakat sebagai sasaran program kurang
terlibat dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan,
pelaksanaan maupun monitoring dan evaluasi. Masyarakat
hanya menerima walaupun sarana yang dibangun tidak
tanggap terhadap kebutuhan mereka. Desain proyek yang
demikian mengakibatkan tidak terjaminnya keberlanjutan
sarana. Sarana kurang dimanfaatkan dan dipelihara oleh

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 75


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

masyarakat karena mereka kurang merasa memiliki. Banyak


sarana tidak berfungsi. Akibat kondisi sanitasi tetap buruk
sehingga dampak yang diharapkan yaitu menurunnya
kejadian penyakit berbasis air dan sanitasi seperti diare tidak
tercapai. Diare tetap menjadi kelompok penyakit terbesar di
Indonesia.

Oleh karena itu diperlukan pembangunan sanitasi dengan


pendekatan yang lebih baik yaitu mengedepankan peran
aktif dan partisipasi masyarakat. Dengan mempertimbangkan
kebutuhan keberlanjutan program dan tingkat keberhasilan
yang ingin dicapai, pemerintah melakukan perubahan
pendekatan pembangunan sanitasi, dengan pendekatan
pemberdayaan masyarakat. Pada tahun 2008, pemerintah
mencanangkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Secara ringkas, perbedaan pendekatan pembangunan


sanitasi masa lalu dan saat ini terlihat dari ciri-ciri sebagai
berikut.
Tabel 4
Kecenderungan pelaksanaan program air dan sanitasi di Indonesia

Program-program Terdahulu Kecenderungan Saat Ini


(biasanya Target Oriented)
Keberhasilan dilihat dari Keberhasilan dilihat dari perubahan
perkembangan jumlah sarana perilaku dan kesehatan
Adanya subsidi Munculnya solidaritas sosial

Model−model sarana disarankan Model−model sarana digagas dan


oleh pihak luar dikembangkan oleh masyarakat
Sasaran utama adalah kepala Sasaran utama adalah masyarakat desa
keluarga secara utuh
Top down (dari atas ke bawah) Bo1om up (dari bawah ke atas)

Fokus pada: jumlah sarana Fokus pada: perubahan perilaku dengan


sanitasi menggunakan serta memelihara sa−
rana yang dibangun
Pendekatannya bersifat “blue Pendekatannya lebih fleksibel.
print”

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 76


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Konsep STBM diadopsi dari konsep Community Led Total


Sanitation (CLTS) yang telah disesuaikan dengan konteks dan
kebutuhan di Indonesia. CLTS adalah sebuah pendekatan
dalam pembangunan sanitasi pedesaan dan mulai
berkembang pada tahun 2001. Pendekatan ini awalnya
diujicobakan di beberapa komunitas di Bangladesh dan saat
ini awalnya diujicobakan di beberapa komunitas di
Bangladesh dan saat ini sudah diadopsi secara masal di 60
negara (http://www.communityledtotalsanitation.org).

Pendekatan ini berawal dari penilaian dampak partisipatif


program air bersih dan sanitasi yang dijalankan oleh Water
Aid selama 10 tahun. Salah satu rekomendasi dari penilaian
tersebut adalah perlunya mengembangkan sebuah strategi
untuk secara perlahan-lahan mencabut subsidi
pembangunan toilet. Ciri utama pendekatan CLTS adalah
tidak adanya subsidi terhadap infrastruktur (jamban keluarga)
dan tidak menetapkan model standar jamban yang nantinya
akan dibangun oleh masyarakat.
Pada dasarnya CLTS adalah “pemberdayaan” dan “tidak
membicarakan masalah subsidi”. Artinya masyarakat yang
menentukan sendiri jenis sarana sanitasi yang akan dibangun
dan dimiliki sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan
mereka sendiri.

Pendekatan Community Lead tidak hanya diterapkan dalam


sektor sanitasi, tetapi juga dapat digunakan dalam sektor lain
seperti pendidikan, pertanian dll. Prinsip yang terpenting
adalah :
1. Inisiatif masyarakat
2. Total atau keseluruhan, keputusan masyarakat dan
pelaksanaan secara kolektif adalah kunci utama;
3. Solidaritas masyarakat (laki-laki dan perempuan, kaya dan
miskin) sangat terlihat dalam pendekatan ini;
4. Semua dibuat oleh masyarakat, tidak ada ikut campur
pihak luar, dan biasanya akan muncul “natural leader”

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 77


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Prinsip-Prinsip STBM

Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan STBM diambil dari


pengalaman implementasi program pembangunan air
minum dan sanitasi dimasa lalu yang boleh dikatakan
mengalami kegagalan. Pelajaran besar yang sangat
berharga yang dapat dipetik yaitu:
1. Dana yang diberikan oleh pemerintah maupun LSM untuk
membantu masyarakat membangun sarana sanitasi tidak
mencukupi untuk semua masyarakat, sehingga hanya
keluarga tertentu saja yang menjadi sasaran untuk
menerima bantuan tersebut. Hal tersebut menyebabkan
keluarga yang tidak menerima bantuan merasa iri dan
menunggu bantuan tahap berikutnya sehingga perilaku
tidak sehat tetap berlangsung dan risiko penyakit tetap
mengancam masyarakat. Pemberian bantuan kepada
masyarakat menyebabkan ketergantungan masyarakat
kepada pemerintah sehingga bila tidak ada bantuan
masyarakat tidak mau bergerak atau berubah walaupun
kondisi tersebut tidak sehat bagi masyarakat.
2. Program sanitasi yang lalu merupakan paket yang sudah
ditentukan dari pemerintah atau pemberi bantuan (donor),
dimana desain proyek dan pilihan teknologi sudah
ditetapkan, sehingga masyarakat hanya sebagai obyek
yang tidak punya kuasa untuk memutuskan. Teknologi
yang disediakan sering tidak tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat, baik dipandang dari segi budaya, lokasi,
lingkungan, ekonomi maupun kemampuan teknis
operasional serta pemeliharaan. Masyarakat merasa tidak
cocok dengan teknologi tersebut sehingga yang dibangun
tidak dipakai atau tidak terpelihara.
3. Program sanitasi terdahulu kurang memperhatikan
keterlibatan masyarakat dalam memutuskan untuk
menentukan pilihan teknologi, perencanaan, pelaksanaan
pembangunan maupun dalam monitoring dan evaluasi.
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 78
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Semua sudah diputuskan dari atas dan masyarakat hanya


menerima saja. Kurang terlibatnya masyarakat
menyebabkan kurangnya rasa memiliki terhadap sarana
yang dibangun, sehingga masyarakat merasa itu
bangunan milik pemerintah atau pihak lain, akibatnya saat
ada kerusakan maka masyarakat menunggu bantuan dari
pemiliknya yaitu pemerintah atau pihak donor untuk
memperbaikinya.
4. Evaluasi terhadap keberhasilan program sanitasi masa lalu
difokuskan pada jumlah sarana yang telah dibangun, jadi
bila target jumlah sarana yang telah dibangun telah
dicapai maka program tersebut dikatakan berhasil. Namun
tidak memperhatikan apakah sarana sanitasi yang
dibangun digunakan atau tidak oleh masyarakat,
dipelihara atau tidak.
5. Program sanitasi masa lalu sifatnya top-down, apa yang
sudah ditetapkan dari atas harus dilaksanakan di
lapangan, pendekatan kaku tidak fleksibel.
6. Seiring dengan perjalanan waktu setelah bantuan
pembangunan samijaga untuk tahap-tahap berikutnya
dilaksanakan, ternyata tujuan akhir yang ingin dicapai dari
Inpres tersebut yaitu menurunnya kejadian penyakit diare
tidak kunjung terwujud. Penyakit diare selalu dalam posisi
lima besar penyakit di masyarakat dan menjadi
kontributor yang cukup besar terhadap terjadinya
kematian penduduk.

Berdasarkan pengalaman pelaksanaan program sanitasi


yang gagal dimasa lalu, maka dilakukan kajian untuk
menemukan penyebab utama kegagalan tersebut. Hasilnya
dijadikan sebagai prinsip dalam pendekatan pembangunan
sanitasi berikutnya dan juga digunakan sebagai pendekatan
untuk mencegah stunting, prinsip−prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 79


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

a. Tanpa Subsidi
Pada program sanitasi terdahulu ciri khas yang menonjol
adalah adanya subsidi bagi masyarakat untuk
membangun sarana sanitasinya baik berupa material
sanitasi maupun dibangunkan secara penuh. Namun
kenyataannya subsidi tidak bisa memenuhi semua
kebutuhan masyarakat sehingga penerima bantuan hanya
keluarga tertentu saja, dan sering terjadi penerimanya dari
golongan kerabat keluarga penentu keputusan, yang
belum tentu membutuhkan bantuan tersebut.
Oleh karena itu prinsip yang pertama adalah tidak boleh
ada bantuan untuk masyarakat dari pemerintah atau
pihak lain untuk menyediakan sarana sanitasi dasarnya.
Penyediaan sarana sanitasi dasar adalah tanggung jawab
masyarakat. Sekiranya individu masyarakat belum mampu
menyediakan sanitasi dasar yang improve sesuai dengan
standar teknis jamban keluarga yang ditetapkan oleh
WHO, maka masyarakat bisa memulai dengan
membangun sarana sanitasi yang sederhana namun tetap
berfungsi untuk memutus alur penularan penyakit. Setelah
masyarakat merasakan manfaatnya dan memiliki dana
yang cukup maka akan mendorong untuk meningkatkan
kualitas jamban yang dimiliki.
b. Masyarakat Sebagai Pemimpin
Program sanitasi terdahulu sifatnya topdown, masyarakat
kurang diberi kesempatan untuk berpartisipasi dan
memutuskan pilihan teknologi, lokasi, model, dan
pelaksanaan pembangunannya. Masyarakat hanya
dijadikan obyek sasaran program tanpa diberi peran yang
maksimal, hanya mengikuti apa yang sudah diinstruksikan
dari atas dalam dokumen program. Akibanya masyarakat
tidak merasa memiliki dan tingkat partisipasinya rendah
terutama dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana
yang dibangun.
Oleh karena itu prinsip yang kedua yaitu memposisikan
masyarakat sebagai pemimpin yang menentukan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 80


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

keputusan dan berinisiatif pembangunan sarana


sanitasinya dan untuk mencegah stunting. Jenis pilihan
teknologi sanitasi, kualitas material, jenis makanan yang
akan dikonsumsi, pendanaannya, serta penggunaan dan
pemeliharaannya ditentukan sendiri oleh masyarakat.
Pihak luar bertindak sebagai fasilitator yang berfungsi
memudahkan masyarakat mengakses material sanitasi dan
gizi baik yang diperlukan dan sumber pendanaan yang
diperlukan. Dalam praktiknya, biasanya akan tercipta
natural leader di masyarakat yang akan menggerakkan
masyarakat lainnya untuk melakukan perubahan
memperbaiki kondisi sanitasi dan pencegahan stunting.
c. Tidak Menggurui/Memaksa
Program sanitasi terdahulu telah dirancang oleh
pemerintah atau pihak donor berdasarkan kajian yang
mereka lakukan tanpa mempertimbangkan kepentingan
masyarakat. Seolah−olah pihak luar tersebut mengetahui
dengan pasti apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan
apa yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Pihak luar
merasa lebih tahu dan lebih ahli dalam menentukan
kebutuhan masyarakat, namun melupakan masyarakat
yang sudah bertahun−tahun tinggal di wilayah tersebut
dengan kebiasaan dan budaya mereka. Pihak luar secara
tidak sadar telah memaksa masyarakat untuk menerima
sesuatu yang baru yaitu sarana sanitasi yang telah
ditetapkan teknologi maupun modelnya.
Namun kenyataannya teknologi dan model sarana sanitasi
tersebut tidak selalu cocok bagi masyarakat. Begitu juga
dengan upaya pencegahan stunting. Terkadang ada
program pemerintah maupun pihak donor yang kurang
sesuai dengan kondisi di suatu tempat, misalnya
memperkenalkan hanya nasi sebagai karbohidrat di
daerah yang mayoritas penduduknya mengkonsumsi
singkong atau sagu, atau memperkenalkan makanan
tambahan produksi industri yang tidak benar−benar
dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 81


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

pihak luar tidak lagi memaksa masyarakat dan seakan lebih


tahu (menggurui) apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Pihak luar berperan sebagai fasilitator dan mendorong
masyarakat untuk melakukan kajian terhadap kondisi
lingkungan dan perilaku masyarakat yang dapat
merugikan dirinya sendiri serta menemukan solusi dari
permasalahan yang ditemukan.
d. Totalitas
Program sanitasi terdahulu tidak banyak melibatkan
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan maupun
monitoring dan evaluasi serta pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana sanitasi yang dibangun. Hanya
sebagian anggota masyarakat yang terlibat dan menjadi
sasaran penerima program bantuan pembangunan sarana
air minum dan jamban keluarga. Akibatnya masyarakat
merasa keputusan yang ditetapkan bukan merupakan
keputusan kolektif masyarakat, serta membuat masyarakat
yang tidak menerima bantuan merasa iri dan menunggu
bantuan berikutnya. Akibatnya tujuan yang diharapkan
tidak tercapai, kondisi sanitasi tetap buruk, dan transmisi
penyakit tetap terjadi dan masyarakat tetap dalam risiko
terkena penyakit.
Oleh karena itu seluruh anggota masyarakat baik laki−laki
atau perempuan, yang kaya atau miskin, yang tua atau
muda (totalitas) terlibat dalam analisa permasalahan,
perencanaan, pelaksanaan serta pemanfaatan, dan
pemeliharaan sarana sanitasi dan perubahan perilaku
higiene dan saniter untuk mencegah stunting. Keputusan
masyarakat dan pelaksanaan secara kolektif adalah kunci
keberhasilan STBM−Stunting.
Totalitas dimaksudkan pula selain semua golongan yang
ada di masyarakat, juga meliputi delapan pilar
STBM−stunting untuk mencegah stunting secara maksimal,
tidak cukup satu atau dua pilar saja.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 82


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Strategi

Pendekatan STBM−stunting merupakan interaksi yang saling


terkait antara ketiga strategi pokok yang dilaksanakan secara
terpadu, sebagai berikut:
1. Peningkatan Kebutuhan dan Permintaan Sanitasi-Stunting
Strategi peningkatan kebutuhan sanitasi−stunting
merupakan upaya sistematis untuk mendapatkan
perubahan perilaku yang higienis, saniter, dan mencegah
stunting, berupa:
a. Pemicuan perubahan perilaku;
b. Promosi dan kampanye perubahan perilaku hygiene,
sanitasi, dan gizi secara langsung;
c. Penyampaian pesan melalui media massa dan media
komunikasi lainnya;
d. Mengembangkan komitmen masyarakat dalam
perubahan perilaku;
e. Memfasilitasi terbentuknya komite/tim kerja masyarakat;
f. Mengembangkan mekanisme penghargaan terhadap
masyarakatƒinstitusi melalui mekanisme kompetisi dan
patokan (benchmark) kinerja daerah.
2. Peningkatan Layanan Penyediaan Sanitasi dan Pencegahan
Stunting
Peningkatan penyediaan sanitasi dan pencegahan
stunting yang diprioritaskan untuk meningkatkan dan
mengembangkan percepatan penyediaan akses dan
layanan sanitasi yang layak serta akses dan layanan gizi
untuk mencegah stunting dilakukan melalui beberapa
kegiatan, diantaranya:
 Mengembangkan opsi teknologi sarana sanitasi dan
perbaikian/peningkatan mutu gizi yang sesuai kebutuhan
dan terjangkau;
 Menciptakan dan memperkuat jejaring pasar sanitasi
dan gizi;
 Mengembangkan kapasitas pelaku pasar sanitasi dan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 83


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

gizi termasuk wirausaha sanitasi dan gizi lokal;


 Mempromosikan pelaku usaha sanitasi dalam rangka
memberikan akses pelaku usaha sanitasi lokal ke potensi
pasar (permintaan) sanitasi on−site potensial.
3. Penciptaan Lingkungan yang Kondusif.
Strategi ini mencakup advokasi kepada para pemimpin
pemerintah, pemerintah daerah, dan pemangku
kepentingan dalam membangun komitmen bersama untuk
melembagakan kegiatan pendekatan STBM−stunting yang
diharapkan akan menghasilkan:
 Komitmen pemerintah daerah menyediakan sumber
daya untuk melaksanakan pendekatan STBM−stunting
dan menyediakan anggaran untuk penguatan institusi;
 Kebijakan dan peraturan daerah mengenai program
sanitasi dan pencegahan stunting seperti Surat Edaran
Kepala Daerah, SK Bupati/Walikota, Perda, RPJMD,
Renstra, dan lain−lain;
 Terbentuknya lembaga koordinasi yang mengarus
utamakan sektor sanitasi dan gizi untuk meningkatkan
akses sanitasi dan mencegah stunting, menghasilkan
peningkatan anggaran sanitasi−gizi daerah, koordinasi
sumber daya dari pemerintah maupun non−pemerintah;
 Adanya tenaga fasilitator, pelatih STBM−stunting, dan
kegiatan peningkatan kapasitas;
 Adanya sistem pemantauan hasil kinerja dan proses
pengelolaan pembelajaran.
Strategi peningkatan kebutuhan dan permintaan
STBM−stunting dapat dilaksanakan terlebih dulu untuk
memberikan gambaran kepada masyarakat sasaran
tentang resiko hidup di lingkungan yang kumuh, seperti
mudah tertular penyakit yang disebabkan oleh makanan
dan minuman yang tidak higienis, lingkungan yang kotor
dan bau, pencemaran sumber air terutama air tanah dan
sungai, daya belajar anak menurun, dan kemiskinan. Salah
satu metode yang dikembangkan untuk peningkatan
kebutuhan dan permintaan sanitasi−stunting adalah CLTS

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 84


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

yang mendorong perubahan perilaku masyarakat sasaran


secara kolektif dan mampu membangun sarana sanitasi
secara mandiri dan menyediakan sarana untuk mencegah
stunting sesuai kemampuan.
Peningkatan layanan penyediaan sanitasi dan gizi untuk
mencegah stunting perlu dilakukan untuk mendekatkan
pelayanan jasa pembangunan sarana sanitasi dan
memudahkan akses oleh masyarakat, menyediakan
bebagai tipe sarana yang terjangkau oleh masyarakat dan
opsi keuangan khususnya skema pembayaran sehingga
masyarakat yang kurang mampu memiliki akses terhadap
sarana sanitasi yang layak. Pendekatan ini dapat dilakukan
tidak hanya dengan melatih dan menciptakan para
wirausaha sanitasi, namun juga memperkuat layanan
melalui penyediaan berbagai variasi/opsi jenis sarana yang
dibangun, sehingga dapat memenuhi harapan dan
kemampuan segmen pasar. Infomasi yang rinci, akurat,
dan mudah dipahami oleh masyarakat sangat diperlukan
untuk mendukung promosi sarana sanitasi yang sehat yang
dapat disediakan oleh wirausaha sanitasi dan hal ini dapat
disebarluaskan melalui jejaring pemasaran untuk menjaring
konsumen. Pengembangan pasar untuk meningkatkan
sarana gizi untuk mencegah stunting juga dapat
dilakukan seperti pengembangan pasar sanitasi.
Kedua strategi tersebut dapat berinteraksi melalui
mekanisme pasar bila mendapatkan dukungan dari
pemerintah yang dituangkan dalam bentuk regulasi,
kebijakan, penganggaran dan pendekatan yang
dikembangkan. Bentuk upaya tersebut adalah penciptaan
lingkungan yang kondusif untuk mendukung kedua strategi
berinteraksi. Ada beberapa indikator yang dapat
menggambarkan lingkungan yang kondusif antara lain:
 Kebijakan
 Kelembagaan
 Metodologi pelaksanaan program
 Kapasitas pelaksanaan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 85


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

 Produk dan perangkat


 Keuangan
 Pelaksanaan dengan biaya yang efektif
 Monitoring dan evaluasi

Lima Pilar STBM

STBM−Stunting terdiri dari lima Pilar STBM dan tiga pilar


pencegahan stunting, yaitu:
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan di Rumah Tangga
(PAMM−RT)
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PS−RT)
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC−RT)

Berikut penjelasan mengenai delapan pilar tersebut:


1. Pilar 1-Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
Adalah kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas
tidak lagi melakukan perilaku BABS yang berpotensi
menyebarkan penyakit. Perilaku Pilar ke−1 STBM diwujudkan
melalui kegiatan sedikitnya:
a. Membudayakan perilaku BAB sehat yang dapat
memutus alur kontaminasi kotoran manusia sebagai
sumber penyakit secara berkelanjutan.
b. Menyediakan dan memelihara sarana buang air besar
yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan.

Dalam melakukan perilaku BAB yang benar, dibutuhkan


sarana jamban yang sehat. Kriteria jamban yang sehat
terlihat pada gambar berikut.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 86


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Gambar 6. Kriteria Jamban Sehat

Standar dan persyaratan kesehatan bangunan jamban


terdiri dari:
a) Bangunan atas jamban (dinding danƒatau atap),
Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi
pemakai dari gangguan cuaca dan gangguan lainnya.
b) Bangunan tengah jamban
Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine)
dengan konstruksi leher angsa. Pada konstruksi
sederhana (semi permanen) untuk daerah rawan/sulit
air, lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa,
tetapi harus diberi tutup. Lantai Jamban terbuat dari
bahan kedap air, tidak licin, dan mempunyai saluran
untuk pembuangan air bekas ke Sistem Pembuangan Air
Limbah (SPAL).
c) Bangunan Bawah
Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan
pengurai kotoranƒtinja yang berfungsi mencegah

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 87


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

terjadinya pencemaran atau kontaminasi dari tinja


melalui vektor pembawa penyakit, baik secara langsung
maupun tidak langsung, jenisnya dapat berupa Tangki
Septik yang kedap dan tidak bocor (gambar 2) dan
Cubluk. Cubluk hanya boleh digunakan di pedesaan
dengan kepadatan penduduk rendah dan sulit air.

Gambar 7. Tangki Septik Cor Langsung Tanpa Sambungan

2. Pilar 2-Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)


Perilaku Pilar ke−2 STBM, cuci tangan dengan
menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir
diwujudkan melalui kegiatan sedikitnya:
a. Membudayakan perilaku cuci tangan dengan air bersih
yang mengalir dan sabun secara berkelanjutan
b. Menyediakan dan memelihara sarana cuci tangan yang
dilengkapi dengan air mengalir, sabun, dan saluran
pembuangan air limbah.

Hasil penelitian Laston (1992), Pinfold (1994), Curtis (2003),


Luby et al (2005), dan Burton et al (2011) menemukan
bahwa mencuci tangan dengan menggunakan sabun
lebih efektif daripada mencuci tangan dengan
menggunakan air saja. Perilaku ini sangat efektif mencegah
dan menurunkan insiden diare sebesar 42−53%. Dengan
perilaku ini, satu juta kematian akibat diare dapat dicegah.
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 88
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Waktu kritis yang mengharuskan praktik cuci tangan pakai


sabun untuk mencegah diare dan ISPA (Tifus/Hepatitis A
dan Polio):
a. Sebelum makan
b. Sesudah BAB
c. Sebelum mempersiapkan makan
d. Sesudah membersihkan kotoran bayi
e. Sebelum menyuapi anak

3. Pilar 3-Pengelolaan Air Minum dan Makanan di Rumah


Tangga (PAMM-RT)
Pengelolaan air minum dan makanan di rumah tangga
untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air
yang akan digunakan untuk air minum, serta untuk
menerapkan prinsip higiene sanitasi pangan dalam proses
pengelolaan makanan di rumah tangga yang meliputi 6
prinsip Higiene Sanitasi Pangan: (1) Pemilihan bahan
makanan, (2) Penyimpanan bahan makanan, (3)
Pengolahan bahan makanan, (4) Penyimpanan makanan,
(5)Pengangkutan makanan, (6) Penyajian makanan.
Perilaku Pilar ke−3 STBM diwujudkan melalui kegiatan
sedikitnya:
a. Membudayakan perilaku pengolahan air layak minum
dan makanan yang aman dan bersih secara
berkelanjutan
b. Menyediakan dan memeliharan tempat pengolahan
air minum dan makanan rumah tangga yang sehat.

 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga, dilakukan


dengan cara:
a. Pengolahan air baku, dilakukan apabila air baku
keruh dengan cara pengolahan awal:
 Pengendapan dengan gravitasi alami
 Penyaringan dengan kain
 Penjernihan dengan bahan kimia/tawas
b. Pengolahan air minum di rumah tangga, dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan kualitas air yang

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 89


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

layak untuk dikonsumsi dengan menghilangkan


bakteri dan kuman penyebab penyakit melalui:
 Filtrasi (penyaringan), contoh: biosand filter,
keramik filter.
 Klorinasi, contoh: klorin cair, klorin tablet.
 Koagulasi dan flokulasi (penggumpalan) contoh:
pemberian bubuk koagulan pada air baku.
 Desinfeksi, contoh: merebus air, Sodis (Solar Water
Disinfection).
c. Wadah Penyimpanan Air Minum. Setelah pengolahan
air, tahapan selanjutnya menyimpan air minum
dengan aman untuk keperluan sehari−hari, dengan
cara:
 Wadah penyimpanan; tertutup, berleher sempit
atau lebih baik dilengkapi dengan kran. Wadah
penyimpanan dicuci setelah tiga hari atau saat air
habis, gunakan air yang sudah diolah sebagai air
bilasan terakhir
 Penyimpanan air yang sudah diolah; disimpan
dalam tempat yang bersih dan selalu tertutup.
 Pengelolaan Makanan tingkat Rumah Tangga
Pengolahan pangan yang baik dan benar akan
menghasilkan pangan yang bersih, sehat, aman dan
bermanfaat serta tahan lama. Untuk menjamin higiene
sanitasi pangan perlu melaksanakan 6 prinsip higiene
sanitasi pangan berikut ini: (1) Pemilihan bahan
makanan, (2) Penyimpanan bahan makanan, (3)
Pengolahan bahan makanan, (4) Penyimpanan
makanan, (5) Pengangkutan makanan, (6) Penyajian
makanan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 90


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Prinsip 1: Pemilihan Bahan Pangan


Ciri-ciri bahan pangan yang baik
1. Pangan hewani (berasal dari hewan):
a. Daging ternak:
 Sapi: warna merah segar, serat halus, lemak
lunak, warna kuning.
 Kambing: warna merah jambu, serat halus,
lemak keras warna putih, berbau khas (prengus).
 Unggas: warna putih kekuningan, lembek,
tulangnya jelas warna kekuningan. Bila dipotong
sudah mati (bangkai) warna agak gelap, luka
potong lurus pada bekas sembelihan,
dagingnya kenyal.
 Ayam Kampung: daging agak kering dan
langsing, otot jelas warna kekuningan.
 Ayam ras/broiler: daging lunak, agak basah dan
motok, lebih jelas pada kepala/jengger.
b. Hati Sapi, kambing, ayam, unggas
Hati bagi mahluk hidup merupakan organ utama
termasuk dalam tubuh hewan. Hati hewan perlu
perhatian yang lebih dibanding dengan organ
jeroan yang lain karena hati memiliki senyawa
beracun lebih banyak dibandingkan dengan
bagian jeroan yang lain, hal ini disebabkan karena
hati merupakan tempat dimana racun dinetralisir
sehubungan dengan sistem pencernaan.
Untuk mengkonsumsi hati hal yang perlu dilakukan
adalah:
 Cucilah hati berkali−kali hingga benar−benar
bersih.
 Setelah dicuci bersih rebus lah hati hingga
matang.
 Baru kemudian diolah menjadi bahan makanan.
 Hal ini sangat penting untuk setidaknya
mengurangi bahaya yang muncul apabila salah
dalam mengolah hati.
 Ciri−ciri hati yang segar adalah warna merah
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 91
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

kecoklatan, lembut dan sangat mudah hancur,


namun apabila hati tersebut direbus akan
mengeras.
c. Ikan segar
 Warna kulit terang, cerah, dan tidak lebam.
 Ikan bersisik masih melekat sisiknya dengan kuat,
dan tidak mudah rontok.
 Mata melotot, jernih, dan tidak suram.
 Daging elastis, bila ditekan tidak berbekas.
 Insang berwarna merah segar dan tidak bau.
 Tidak terdapat lendir berlebihan pada
permukaannya.
 Tidak berbau busuk, asam, atau bau asing yang
lain dari biasanya.
 Ikan akan tenggelam dalam air.
d. Ikan asin/kering
 Cukup kering dan tidak busuk.
 Daging utuh dan bersih, bebas serangga.
 Bebas bahan racun seperti pestisida.
 Tidak dihinggapi/daya tarik bagi lalat/serangga
lain.
e. Telur
 Tampak bersih, tidak terdapat noda, atau
kotoran pada kulit.
 Tidak pecah, retak, dan bocor.
 Mempunyai lapisan zat tepung pada
permukaan kulit.
 Kulit telur kering dan tidak basah akibat dicuci.
 Dikocok tidak kopyor (koclak).
 Bila diteropong (canding) terlihat terang dan
bersih.
 Telur yang terbaik adalah yang diambil langsung
dari kandang tanpa perlakuan tambahan
seperti pembersihan atau dilap karena akan
mempercepat pembusukan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 92


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

2. Pangan nabati (berasal dari tumbuhan)


- Buah-buahan
 Keadaan fisiknya baik, isinya penuh, kulit utuh,
tidak rusak, atau kotor.
 Isi masih terbungkus kulit dengan baik.
 Warna sesuai dengan bawaannya, tidak ada
warna tambahan, warna buatan (karbitan), dan
warna lain selain warna buah.
 Tidak berbau busuk, bau asamƒbasi, atau bau
yang tidak segar lainnya.
 Tidak ada cairan lain selain getah aslinya.
 Terdapat lapisan pelindung alam.
- Sayuran
 Daun, buah, atau umbi dalam keadaan segar,
utuh, dan tidak layu.
 Kulit buah atau umbi utuh dan tidak
rusakƒpecah.
 Tidak ada bekas gigitan hewan, serangga, atau
manusia.
 Tidak ada bagian tubuh buah yang ternoda
atau berubah warnanya.
 Bebas dari tanah atau kotoran lainnya.
- Biji-bijian
 Kering, isi penuh (tidak keriput dan warna
mengkilap).
 Permukaannya baik, tidak ada noda karena
rusak, jamur atau kotoran selain warna aslinya.
 Biji tidak berlubang−lubang.
 Tidak tercium bau lain selain bau khas biji yang
bersangkutan.
 Tidak tumbuh kecambah, tunas kecuali
dikehendaki untuk itu (touge).
 Biji yang masih baik akan tenggelam bila
dimasukkan ke dalam air.
Perhatikan: Biji yang telah berubah warnanya atau
bernoda atau berjamur dan terasa pahit, jangan
dimakan karena sangat berkemungkinan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 93


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

mengandung aflatoksin yang dapat mematikan


- Bumbu kering
 Keadaannya kering dan tidak dimakan
serangga.
 Warna mengkilap dan berisi penuh.
 Bebas dari kotoran dan debu.
 Penggunaan bumbu kering perlu diperhatikan
agar diolah pada saat dekat dengan waktu
pengolahan pangan sehingga bumbu yang
telah diolah langsung bisa dipergunakan.

3. Pangan fermentasi
Pangan fermentasi adalah pangan yang diolah
dengan bantuan mikroba seperti ragi (yeast) atau
cendawan (fungi).
a. Pangan fermentasi nabati seperti tauco, kecap,
tempe, oncom, tempoyak, bir, tape, dan lain−lain.
b. Pangan fermentasi hewani, seperti terasi, petis,
cingcalo, atau daging asap.
Ciri−ciri pangan fermentasi yang baik:
a. Pangan tercium aroma asli pangan fermentasi dan
tidak ada perubahan warna, aroma, dan rasa.
b. Bebas dari cemaran serangga (ulat) atau hewan
lainnya.
c. Tidak terdapat noda−noda pertumbuhan benda
asing seperti spot−spot berwarna, atau jamur
gundul pada tempe atau oncom.
Bahaya kontaminasi pada pangan fermentasi: relatif
hampir tidak ada, hanya perubahan tekstur atau rasa
(catatan: fermentasi tidak terjadi kalau ada bakteri
lain yang tumbuh).

4. Pangan Olahan Pabrik


Pangan pabrik adalah pangan yang diolah oleh
pabrik pangan dan biasanya dikemas dalam kaleng,
botol plastik atau doos. Ada yang dikemas dengan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 94


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

vacuum dan ada yang dalam cara biasa. Ciri


pangan olahan pabrik yang baik:
a. Terdaftar.
b. Kemasannya masih baik, utuh, tidak rusak, bocor,
atau kembung.
c. Minuman dalam botol tidak berubah warna atau
keruh serta tidak terdapat gumpalan.
d. Belum habis masa pakai (belum kadaluwarsa).
e. Segel penutup masih terpasang dengan baik.
f. Mempunyai merk dan label yang jelas nama pabrik
pembuatnya.

Prinsip 2: Penyimpanan Bahan Pangan


Ada empat cara penyimpanan pangan yang sesuai
dengan suhunya, yaitu :
a. Penyimpanan sejuk (cooling), yaitu suhu
penyimpanan 10 − 15 C untuk jenis minuman, buah,
o o

dan sayuran.
b. Penyimpanan dingin (chilling), yaitu suhu
penyimpanan 4 − 10 C untuk bahan pangan
o o

berprotein yang akan segera diolah kembali.


c. Penyimpanan dingin sekali (freezing), yaitu suhu
penyimpanan 0o − 4oC untuk bahan berprotein yang
mudah rusak untuk jangka waktu sampai 24 jam.
d. Penyimpanan beku (frozen), yaitu suhu penyimpanan
< 0oC untuk bahan pangan protein yang mudah rusak
untuk jangka waktu > 24 jam.
Untuk menghindari pencemaran, pengambilan dengan
dilakukan dengan cara First In First Out (FIFO), yaitu yang
disimpan lebih dahulu digunakan dahulu (antri), agar
tidak ada pangan yang busuk dan memperhatikan
waktu kadaluarsa pangan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 95


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Prinsip 3: Pengolahan Pangan


Pengolahan pangan yang baik adalah yang mengikuti
kaidah dari prinsip−prinsip higiene dan sanitasi. Dapur
yang memenuhi standar dan persyaratan higiene dan
sanitasi untuk mencegah risiko pencemaran (kontaminasi
silang dan kontaminasi ulang) terhadap pangan.
Beberapa hal yang penting dalam persiapan di dapur
adalah:
a. Ventilasi harus cukup baik agar asap dan udara panas
dapat keluar dengan sempurna.
b. Lantai, dinding dan ruangan bersih dan terpelihara
agar menekan kemungkinan pencemaran terhadap
pangan.
c. Meja peracikan bersih dan permukaanya kuat/tahan
goresan agar bekas irisan tidak masuk ke dalam
pangan.
d. Ruangan bebas lalat dan tikus. Lalat dan tikus
adalah sumber pencemar yang cukup potensial
pada pangan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 96


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Cara mencegah lalat:


1) Menjaga kebersihan dari sisa pangan yang disukai
lalat.
2) Memasang kawat kassa.
3) Memasang perangkap lalat (insect killer).
4) Mengalirkan suhu dingin pada pintu masuk (air
curtain).
5) Memasang penangkap lalat (fly trap).
6) Memasang perekat lalat (reppelent) berupa kertas
berisi lem dan pestisida.
7) Memasang kipas angin (fan).
8) Memasang lilin.
9) Menabur umpan lalat di halaman (tidak di ruangan
dapur).
10) Menyemprot pestisida secara berkala (dilakukan
sewaktu tidak beroperasi).

Cara mencegah tikus:

1) Tidak ada dinding rangkap pada dinding, langit−langit


atau perabotan.
2) Tidak ada konstruksi bangunan yang berlubang
(lubang limbah ditutup kassa/teralis rapat).
3) Tidak terdapat celah diantara kayu yang berukuran di
bawah 5 cm.
4) Tidak ada sudut gelap tumpukan barang bekas.
5) Memasang perangkap tikus pada jalur lintasan tikus,
seperti lem tikus atau jepitan.

Peralatan masak dan peralatan makan dan minum


Peralatan adalah semua perlengkapan yang diperlukan
dalam proses pengolahan pangan, seperti pisau,
sendok, kuali wajan, dan lain−lain. Peralatan yang bersih
dan siap dipergunakan sudah berada pada tempat
masing−masing sehingga memudahkan waktu
mencari/mengambilnya.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 97


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Wadah Penyimpanan Pangan


a. Kuali, waskom, dan panci harus dalam keadaan
bersih.
b. Peralatan untuk menyimpan pangan pada prinsipnya
harus terpisah:
 Pangan matang dan pangan mentah.
 Bahan pangan kering dan bahan pangan basah.
 Setiap jenis pangan
c. Penyimpanan terpisah dimulai dari wadah
masing−masing jenis tempat penyimpananatau alat
untuk menyimpan pangan.
d. Bilamana belum memungkinkan perlu diperhatikan
cara pemisahan pangan yang benar dan teliti untuk
setiap jenis pangan yang berada di dalam ruangan
tempat penyimpanan.

Peracikan Bahan
a. Cucilah bahan pangan sampai bersih dengan air yang
mengalir.
b. Potonglah bahan dalam ukuran kecil−kecil agar
mudah masak.
c. Buanglah bagian yang rusak, layu atau bernoda.
d. Masukkan potongan bahan ke tempat yang bersih dan
terlindungi dari serangga.
e. Bahan siapdimasak.
f. Segerakan memasak dan jangan biarkan terlalu lama
diluar kulkas.

Prinsip 4: Penyimpanan Pangan Masak


Pangan masak merupakan campuran bahan yang lunak
dan sangat disukai bakteri. Bakteri akan tumbuh dan
berkembang dalam pangan yang berada dalam
suasana yang cocok untuk hidupnya sehingga
jumlahnya menjadi banyak.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 98


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Suhu pangan masak yang cocok untuk pertumbuhan


bakteri yaitu suhu yang berdekatan dengan suhu tubuh
manusia (37oC). Pada suhu ini pertumbuhan bakteri akan
sangat cepat. Pada suhu lebih dingin atau lebih panas
dari 37oC, bakteri akan semakin lambat tumbuhnya.
Pada suhu di bawah 10oC bakteri sama sekali tidak
tumbuh dan pada suhu 60oC bakteri mulai mati. Oleh
karena itu untuk mencegah pertumbuhan bakteri maka
usahakanlah pangan selalu berada pada suhu dimana
kuman tidak tumbuh yaitu pada suhu di bawah 10 oC
atau di atas 60oC.Suhu 10oC − 60oC sangat berbahaya,
maka disebut “DANGER ZONE”.

Prinsip 5: Pengangkutan Pangan


Pengangkutan pangan yang sehat akan sangat
berperanan di dalam mencegah terjadinya
pencemaran pangan. Pencemaran pada pangan
masak lebih tinggi resikonya daripada pencemaran
pada bahan pangan.

Pangan siap saji lebih rawan terhadap pencemaran


sehingga perlu perlakuan yang ekstra hati− hati. Oleh
karena itu dalam prinsip pengangkutan pangan siap
santap perlu diperhatikan sebagai berikut:
a. Setiap pangan mempunyai wadah masing−masing.
b. Isi pangan tidak terlampau penuh untuk mencegah
terjadinya kondensasi. Uap pangan yang mencair
(kondensat) merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri sehingga pangan cepat
menjadi basi.
c. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan
ukurannya memadai dengan pangan yang
ditempatkan dan terbuat dari bahan anti karat atau
bocor.
d. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur
suhunya agar tetap panas 60°C atau tetap dingin
4°C.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 99


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

e. Wadah selama dalam perjalanan tidak boleh selalu


dibuka dan tetap dalam keadaan tertutup sampai di
tempat penyajian.
f. Kendaraan pengangkut disediakan khusus dan tidak
digunakan untuk keperluan mengangkut bahan lain.

Prinsip 6: Penyajian Pangan


Penyajian pangan merupakan rangkaian akhir dari
perjalanan pangan. Pangan yang disajikan adalah
pangan yang siap santap.

Prinsip Penyajian
a. Prinsip wadah artinya setiap jenis pangan di
tempatkan dalam wadah terpisah masing−masing
dan diusahakan tertutup terutama wadah yang
berada tidak satu level dengan wadah pangan
lainnya.
Tujuannya adalah:
1) Pangan tidak terkontaminasi silang.
2) Bila satu tercemar yang lain dapat diamankan.
3) Memperpanjang masa saji pangan sesuai dengan
tingkat kerawanan pangan.

b. Prinsip kadar air artinya pangan yang mengandung


kadar air tinggi (kuah, soto, saus), baru dicampur
pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah
pangan cepat rusak.
Tujuan: mencegah pangan supaya tidak mudah rusak
(basi)

c. Prinsip edible part artinya setiap bahan yang disajikan


dalam penyajian adalah merupakan bahan pangan
yang dapat dimakan. Hindari pemakaian bahan yang
membahayakan kesehatan seperti stekker besi, tusuk
gigi, atau bunga plastik. Bahan yang tidak untuk
dimakan harus segera dibersihkan dari tempat
penyajian manakala acara makan dimulai.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 100


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Tujuan: mencegah kecelakaan atau gangguan akibat


salah makan.

d. Prinsip pemisah artinya pangan yang ditempatkan


dalam wadah yang sama seperti pangan dalam doos
atau rantang harus dipisah dari setiap jenis pangan
agar tidak saling mencampur aduk.
Tujuan: untuk mencegah kontaminasi silang.

e. Prinsip panas yaitu setiap penyajian pangan yang


disajikan panas diusahakan tetap dalam keadaan
panas seperti sop, gulai, soto, dan sebagainya. Untuk
mengatur suhu perlu diperhatikan suhu pangan
sebelum ditempatkan dalam alat saji panas (food
warmer) harus masih berada di atas 60oC. Alat terbaik
untuk mempertahankan suhu penyajian adalah
dengan bean merry (bak penyaji panas).
Tujuan: untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan
meningkatkan selera.

f. Prinsip bersih artinya setiap peralatan yang digunakan


seperti wadah dan tutupnya, doos atau
piringƒgelasƒmangkok harus bersih dan baik. Bersih
artinya telah dicuci dengan cara higienis, baik artinya
utuh, tidak rusak atau cacat atau bekas pakai.
Tujuan: Untuk mencegah penularan penyakit dan
memberikan penampilan yang estetis.

g. Prinsip handling artinya setiap penanganan pangan


maupun alat makan tidak kontak langsung dengan
anggota tubuh terutama tangan dan bibir.
Tujuan:
1) Mencegah pencemaran dari tubuh.
2) Memberikan penampilan sopan dan baik.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 101


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Dengan penerapan prinsip higiene dan sanitasi,


diharapkan keamanan pangan meningkat dan
kesejahteraan masyarakat juga meningkat, sehingga
produktifitas meningkat.

4. Pilar 4-Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PS-RT)


Merupakan kegiatan pengolahan sampah di rumah
tangga dengan mengedepankan prinsip mengurangi,
memakai ulang, dan mendaur ulang. Perilaku pilar ke−4
STBM diwujudkan melalui kegiatan sedikitnya:
a. Membudayakan perilaku memilah sampah rumah
tangga sesuai dengan jenisnya dan membuang
sampah rumah tangga di luar rumah secara rutin.
b. Melakukan pengurangan (reduce), penggunaan
kembali (reuse), dan pengolahan kembali (recycle)
c. Menyediakan dan memelihara sarana pembuangan
sampah rumah tangga di luar rumah.

5. Pilar 5- Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT)


Melakukan kegiatan pengolahan limbah cair di rumah
tangga yang berasal dari sisa kegiatan mencuci, kamar
mandi dan dapur yang memenuhi standar baku mutu
kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang
mampu memutus mata rantai penularan penyakit. Perilaku
pilar ke−5 STBM diwujudkan melalui kegiatan sedikitnya:
a. Melakukan pemisahan saluran limbah cair rumah tangga
melalui sumur resapan dan saluran pembuangan air
limbah. Namun, jika pada kawasan permukiman sudah
tersedia sarana IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
dengan sistem perpipaan atau tangki septik yang sesuai
standar dilengkapi dengan bidang resapan, air limbah
jamban, dan non jamban dapat diolah secara
tercampur.
b. Menyediakan dan menggunakan penampungan
limbah cair rumah tangga
c. Memelihara saluran pembuangan dan penampungan
limbah cair rumah tangga.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 102


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

C. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran fisik atau organ
tubuh.Misalnya pertambahan berat badan dan tinggi
badan.Sedangkan perkembangan merupakan
perkembangan fungsi organ yang memerlukan stimulasi agar
tercapai fungsi secara optimal (motorik kasar, halus dan
kognitif).

Pemantauan pertumbuhan adalah suatu kegiatan penilaian


pertumbuhan balita yang dilakukan secaraterus menerus dan
teratur melalui pengukuran antropometri, agar
dapatdiketahui adanya gangguan pertumbuhan pada
balita. Bila terjadi gangguan pertumbuhan, maka dapat
dideteksidini sehingga dapat dilakukan tindak lanjut
penanganan.

Tujuan Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu:


1) Memantau pertambahan Berat Badan (BB) anak
2) Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak
3) Melakukan rujukan ke Puskesmas bila terjadi gangguan
pertumbuhan pada anak
4) Identifikasi masalah gangguan pertumbuhan berdasarkan
3 indikator:
- PB/U atau TB/U: Pendek, Sangat pendek
- BB/U: Berat badan kurang, Berat badan sangat kurang
- BB/PB – BB/TB: Kurus, Sangat kurus.
5) Baduta yang dideteksi mengalami gangguan
pertumbuhan berdasarkan antropometri dan atau tanda
klinis perlu segera mendapatkan penanganan.
6) Tindak lanjut terhadap gangguan pertumbuhan yang
dialami baduta disesuaikan dengan jenis gangguan
pertumbuhan yang dialami, diantaranya :
- Konseling pada orang tua baduta mengenai pola
makan dan pola asuh.
- Tatalaksana gizi buruk rawat jalan atau rawat inap
disertai dengan pemantauan kasus paska rawat bagi
baduta
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 103
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Materi ini akan membahas tentang penimbangan balita


menggunakan dacin, pengisianKMS serta menentukan Status
Pertumbuhan dalam KMS dan tindak lanjutnya.

Antropometri

Pemantauan Pertumbuhan
Suatu kegiatan penilaian pertumbuhan balita yang dilakukan
secara terus menerus dan teratur melalui pengukuran
antropometri, agar dapat diketahui ada gangguan
pertumbuhan pada Balita. Bila terjadi gangguan
pertumbuhan, maka dapat diketahui secara cepat sehingga
dapat dilakukan tindak lanjut penanganan.

Peralatan yang digunakan


a. Alat timbang: Baby Scale, Dacin, Tared Scale, Timbangan
Digital, Beam Balance
b. Alat ukur tinggi badan: Infantometer/Length Board,
Microtoise

Yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada


anak adalah:
- Penyakit akut seperti demam/batuk pilek, ISPA/Pneumonia,
diare akut dan malaria serta penyakit kronis seperti
tuberculosis, diare kronik, HIV/AIDS, cacat
bawaan/kelainan.
- Penyebab lain seperti BBLR, tidak mendapat ASI yang
cukup sesuai umur, MP-ASI tidak berkualitas dan ibu
bekerja.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 104


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Langkah-langkah dalam Penilaian Pertumbuhan


1. Menentukan Umur anak
a. Menghitung umur anak yang diketahui tanggal lahirnya
b. Menghitung/menentukan umur anak yang tidak
diketahui tanggal lahirnya
2. Menimbang anak
Alat timbang yang digunakan:
a. Timbangan digital (elektronik)
b. Tared Scale (Uniscale)
c. Dacin
d. Baby Scale
e. Beam Balance
Jika anak berumur kurang dari 6 bulan gunakan Baby
Scale, bila anak diatas 6 bulan penimbangan dapat
menggunakan Dacin/ Tared Scale/ Timbangan Digital/
Beam Balance. Gunakan pakaian seminimal mungkin.
Apabila anak menggunakan hiasan rambut yang akan
mengganggu pengukuran panjang/tinggi badan,
lepaskan sebelum ditimbang.

Penimbangan Balita di Posyandu yang dilakukan setiap


bulan dengan menggunakan dacin dilakukan dengan
benar agar dapat memonitor pertumbuhan anak,
sehingga apabila diketahui adanya masalah sejak dini
maka pencegahan dan penanganan dapat segera
dilakukan sebelum balita jatuh ke gizi kurang atau bahkan
gizi buruk.

Dari penimbangan balita di Posyandu, balita harus dirujuk


bila:
- BB berada di Bawah Garis Merah (BGM)
- 2T
- Balita sakit

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 105


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Langkah-langkah Mempersiapkan Dacin

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 106


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Menimbang dengan dacin yang salah

Langkah-langkah Menimbang Balita


 Masukkan balita kedalam sarung imtbang dengan
pakaian seminimal mungkin dan geser bandul sampai
jarum tegak lurus
 Baca berat badan balita dengan melihat angka di
ujung bandul geser
 Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/buku
bantu dalam kg dan ons
 Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita
dari sarung/kotak timbang

3. Mengukur Panjang/Tinggi Badan


- Anak usia < 2 tahun, pengukuran panjang badan anak
dilakukan dengan berbaring/ telentang
- Anak usia  2 tahun, pengukuran tinggi badan anak
dilakukan dengan berdiri
PENTING
- Jika seorang anak berumur kurang dari 2 tahun diukur
tingginya (berdiri), maka ditambahkan 0,7 cm untuk
mengkonversi menjadi panjang badan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 107


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

- Jika seorang anak berumur 2 tahun atau lebih dan


diukur panjangnya (berbaring), maka dikurangi 0,7 cm
untuk mengkonversi menjadi tinggi badan.

Kriteria alat ukur Panjang Badan


- Kuat dan tahan lama
- Mempunyai presisi sampai 0,1 cm
- Sudah dikalibrasi
- Memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI)

Jenis alat ukur Panjang Badan


- Infantometer (papan panjang badan)
- Microtoise

Peralatan yang diperlukan untuk mengukur panjang


badan adalah papan ukur panjang badan
(infantometer/stadiometer). Untuk mengukur tinggi
digunakan microtoise yang diletakkan pada permukaan
yang vertikal seperti dinding atau tiang dengan lantai yang
datar.

Gambar Panjang Badan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 108


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Cara mengukur Panjang Badan

Gambar Alat Tinggi Badan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 109


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Cara mengukur Tinggi Badan

4. Penentuan Status Gizi


Cara menentukan status gizi dengan menggunakan indeks
antropometri adalah :
- BB/U: Berat Badan menurut Umur, tidak dapat
menggambarkan ada atau tidak adanya kurang gizi
(akut/ kronis)
- PB/U atau TB/U: Panjang atau Tinggi Badan menurut
Umur, menggambarkan ada atau tidak adanya kurang
gizi kronik  “stunted” atau pendek
- BB/PB atau BB/TB: Berat Badan menurut Tinggi Badan,
menggambarkan ada atau tidak adanya kurang gizi
akut “wasted” atau kurus.
- IMT/U: Indeks massa tubuh menurut umur, merupakan
indeks yang paling baik untuk menilai ada tidaknya
kelebihan gizi

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 110


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Hubungan sakit dan pemberian makanan

Gambar 8. Hubungan antara pemberian makan dan penyakit

1. Anak yang sakit (diare, ispa, cacar, demam) biasanya


tidak ingin makan, tapi ia perlu lebih banyak tenaga untuk
melawan penyakitnya.
2. Kekuatan itu datang dari makanan yang ia makan.
3. Jika anak tidak makan atau tidak menyusu selama sakit, ia
butuh lebih banyak waktu untuk sembuh.
4. Anak berkemungkinan akan menderita penyakit jangka
lama dan gizi buruk yang dapat menyebabkan kecacatan
fisik atau intelektual.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 111


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang

Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan


anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal. Tahun-tahun pertama kehidupan, terutama
periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2
tahun merupakan periode yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Stimulasi yang tepat
akan merangsang otak balita sehingga perkembangan
kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian pada balita berlangsung optimal sesuai
dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan tumbuh
kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara
dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita
termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap
masalah tumbuh kembang anaknya. Apabil a di tem ukan
ada penyi m pangan , m aka dil akukan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita sebagai tindakan
koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak agar
tumbuh kembangnya kembali normal atau
penyimpangannya tidak semakin berat. Apabila balita perlu
dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin
sesuai dengan indikasi.

 Pengertian Tumbuh Kembang


Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan
berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa
remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan
dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-
ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan
usianya.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 112


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

sosialisasi dan kemandirian.


Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan
perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
misalnya perkembangan sistem neuromuskuler,
kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi
tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang
utuh.

Ciri-ciri dan Prinsip-prinsipTumbuh Kembang Anak


Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa
ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri- ciri tersebut adalah
sebagaiberikut:
a. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan
pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi. Misalnya perkembangan
intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut saraf.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal
menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap
perkembangan sebelum ia melewati tahapan
sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak
akan bisa berjalan sebelum i a b i s a berdiri. Seorang
anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki
dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi
berdiri anak terhambat. Karena i tu perkembangan
awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan
mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik
dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 113


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing


anak.
d. Perkembangan berkore/asi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat,
perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.
Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan
tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua
hukum yang tetap, yaitu:
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah
kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota
tubuh (pola sefalokaudal).
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah
proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian
distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan
gerak halus (pola proksimodistal).
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola
yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut
tidak bisa terjadi terbalik, misalnyaanak terlebih
dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu
membuat gambar kotak, anak mampu berdiri
sebelum berjalan dan sebagainya.

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-


prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan
dan belajar
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi
dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada
pada individu. Belajar merupakan perkembangan
yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar,
anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber
yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 114


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

b. Pola perkembangan dapat diramalkan.


Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua
anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak
dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari
tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi
berkesinambungan.

 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh


Kembang Anak
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi
banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara
lain:
a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada
tumbuh kembang anak :
1) Ras/etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika,
maka ia tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa
Indonesia atau sebaliknya.
2) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur
tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.
3) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada
masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan
masa remaja.
4) Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan
berkembang lebih cepat daripada laki- laki. Tetapi
setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan
anak laki-laki akan lebih cepat.
5) Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan
anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri
khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 115
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti


kerdil.
6) Kelainankromosom
K e l a i n a n kromosom umumnya disertai dengan
kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma
Down's dan sindroma Turner's.
b. Faktor luar (ekstemal).
1) Faktor Prenatal
a) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir
kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan
janin.
b) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan
kelainan kongenital seperti club foot.
c) Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Amlnopterin,
Thalldomid dapat menyebabkan kelainan
kongenital seperti palatoskisis.
d) Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia,
kardiomegali, hiperplasia adrenal.
e) Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat
mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan
deformitas anggota gerak, kelainan kongential
mata, kelainan jantung.
f) lnfeksi
lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh
TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus,
Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan
pada janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi
mental dan kelainanjantung kongenital.
g) Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan
golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 116
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

membentuk antibodi terhadap sel darah merah


janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan
hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan Kem icterus yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
h) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan
fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan
terganggu.
i) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan
salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-
lain.

2) Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma
kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan
jaringan otak.

3) Faktor Pascasalin
a) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat
makanan yang adekuat.
b) Penyakit kronis/ kelainan kongenital, Tuberkulosis,
anemia, kelainan jantung bawaan yang
mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
c) Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat
anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak (provider).
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya
sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia
tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai
dampak yang negatif terhadap pertumbuhan
anak.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 117


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

d) Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya.
Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang
tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,
akan mengalami hambatan di dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
e) Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit
hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami
hambatan pertumbuhan.
f) Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan
makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan
ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan
anak.
g) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak
sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
h) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi
khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan
alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan
anggota keluarga lainterhadap kegiatan anak.
i) Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan
menghambat pertumbuhan, demikian halnya
dengan pemakaian obat perangsang terhadap
susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya
produksi hormon pertumbuhan.

 Aspek Tumbuh Kembang


a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot
besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 118


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

berhubungan dengan kemampuan anak melakukan


gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan
sebagainya.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
(makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya,
dan sebagainya.

 Periode Tumbuh Kembang Anak


Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur,
saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai
sejak konsepsi sampai dewasa.Tumbuh kembang anak
terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan
beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh
kembang anak adalah sebagai berikut:
a. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin
dalam kandungan).
Masa inidibagi menjadi 3 periode, yaitu :
1) Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai
umur kehamilan 2 minggu.
2) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai
8/12 minggu.
Ovum yang telah dlbuahi dengan cepat akan
menjadl suatu organisme, terjadi diferensiasi yang
berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ
dalam tubuh.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 119


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

3) Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu


sampai akhir kehamilan. Masa ini terdiri dari 2 periode
yaitu:
a) Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9
minggu sampai trimester kekehidupan intra uterin.
Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan,
pembentukan jasad manusia sempurna. Alat
tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.
b) Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan.
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung pesat
disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi
transfer lmunoglobin G (lg G) dari darah ibu
melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esensial
seri Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6
(Arachldonlc Acid) pada otak dan retina.

Periode yang paling penting dalam masa prenatal


adalah trimester pertama kehamilan. Pada periode ini
pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap
pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu
hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman
beralkohol, obat-obat, bahan-bahan toksik, pola asuh,
depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan
terhadap ibu hamil, dapat menimbulkan pengaruh
buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada
setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan
gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan.

Agar janin dalam kandungan tumbuh dan


berkembang menjadi anak sehat, maka selama masa
intra uterin, seorang ibu diharapkan:
 Menjaga kesehatannya dengan baik.
 Selalu berada dalam lingkungan yang
menyenangkan.
 Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang
dikandungnya.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 120


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

 Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana


kesehatan.
 Memberi stimulasi dini terhadap janin.
 Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami
dan keluarganya.
 Menghindari stres baik fisik maupun psikis.
 Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi
kehamilannya.
b. Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan
Masa inidibagi menjadi 2 periode, yaitu :
1) Masa neonatal,umur 0 sampai 28 hari.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan
dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya
berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi
menjadi 2 periode:
a) Masa neonatal dini,umur 0 - 7 hari.
b) Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan
berkembang menjadi anak sehat adalah:
 Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang
terlatih, di sarana kesehatan yang memadai.
 Untuk mengantisipasi risikoburuk pada bayi saat
dilahirkan, jangan terlambat pergi ke sarana
kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk
melahirkan.
 Saat melahirkansebaiknya didampingi oleh
keluarga yang dapat menenangkan perasaan
ibu.
 Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan
penuh suka cita dan penuh rasa syukur.
Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa
ibu dan bayi yang dilahirkannya.
 Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks
menghisap diperhatikan oleh karena
berhubungan dengan masalah pemberian ASI.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 121


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

2) Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11


bulan.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat
dan proses pematangan berlangsung secara terus
menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua
dan keluarga sebagai unit pertama yang
dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai
orang tua yang hidup rukun, bahagia dan
memberikan yang terbaik untuk anak.
Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan
kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6
bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan
pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi
sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai.
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara
ibu dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini,
pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.

c. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59


bulan)
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai
menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus)
serta fungsi ekskresi.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah
pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang
berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi
dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama
kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel
otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan
serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya,
sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang
kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-
hubungan antar sel syaraf ini akan sangat

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 122


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari


kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga
bersosialisasi.
Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara
dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional
dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian
anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap
kelalnan/penyimpangan sekecll apapun apablla tidak
dideteksl apalagi tidak ditangani dengan baik, akan
mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian
hari.
d. Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan)
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan
stabil. Terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani
yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan
proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai
menunjukkan keinginannya, seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada masa i ni, selain lingkungan di dalam rumah
maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan.
Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai
berteman, bahkan banyak keluarga yang
menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain di
luar rumah dengan cara membawa anak ke taman-
taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-
tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk
anak.
Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut
menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk
anak (child friendly environment). Semakin banyak
taman kota atau taman bermain dibangun untuk
anak, semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk
itu panca indra dan sistim reseptor penerima
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 123
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

rangsangan serta proses memori harus sudah siap


sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu
diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini
adalah dengan cara bermain.
Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau
pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar
dapat dllakukan intervensl dini bila anak mengalami
kelainan atau gangguan.

Pemanfaatan Buku KIA

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) telah sejak lama
berkembang di Indonesia, yang berawal sejak tahun 1993
dengan pilot project di Kota Salatiga. Sejak tahun 2006, Buku
KIA telah berkembang di 34 provinsi seluruh Indonesia.
Beberapa penelitian baik dari dalam maupun luar negeri
telah membuktikan bahwa Buku KIA mampu menambah
pengetahuan dan mengubah perilaku ibu terkait kesehatan
ibu dan anak, dan terbukti efektif menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Namun
jika kita melihat data keterisian Buku KIA di Indonesia, rata –
rata pengisian Buku KIA masih kurang. Oleh karena itu, perlu
upaya yang lebih keras untuk meningkatkan pemanfaatan
buku KIA dan meningkatkan komitmen petugas kesehatan
dalam pengisian Buku KIA. Hal ini dimaksudkan dengan
semakin meningkatnya pemanfaatan Buku KIA, diharapkan
pengetahuan ibu dan keluarga terkait kesehatan ibu dan
anak semakin meningkat dan mempengaruhi perilaku untuk
mengakses pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 124


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Pengertian
Buku KIA adalah buku yang berisi berbagai informasi dan
catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, nifas) dan anak (bayi
baru lahir sampai usia 6 tahun).

Peraturan terkait penggunaan Buku KIA, antara lain :


- Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 284 tahun 2004
tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA)
”Buku KIA merupakan satu-satunya alat pencatatan
pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil,
melahirkan dan selama nifas hingga bayi yang dilahirkan
berusia 5 tahun, termasuk pelayanan imunisasi, gizi,
tumbuh kembang anak dan KB.”
- Kepmenkes 938/Menkes/SK/VIII/2007 Standar Asuhan
Kebidanan
- SE Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat-Depkes RI Tahun 2007
tentang Penerapan Buku KIA dan KMS
- SE Dirjen Pelayanan Medik Spesialistik-Depkes RI tahun 2008
tentang Penerapan Buku KIA dan KMS di Rumah Sakit

Panduan Buku KIA


 Buku ini untuk dibaca dan dimengerti oleh ibu, suami dan
anggota keluarga lain karena berisi informasi yang sangat
berguna untuk kesehatan ibu dan anak
 Buku ini selalu dibawa oleh ibu atau keluarga setiap kali ke
fasilitas pelayanan kesehatan
 Buku ini disimpan, jangan sampai rusak dan hilang karena
berisi informasi dan catatan kesehatan ibu dan anak.
Catatan yang ada di dalam buku ini akan sangat
bermanfaat bagi ibu, anak dan petugas kesehatan
 Tanya ke dokter, dokter gigi, bidan, perawat, petugas gizi,
dan petugas kesehatan lainnya jika ada hal-hal yang ingin
diketahui atau ada masalah kesehatan ibu dan anak.
Jangan malu dan ragu untuk bertanya.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 125


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Manfaat Buku KIA


1) Manfaat secara umum
Catatan kesehatan ibu dan anak yang lengkap, sejak ibu
mulai hamil sampai anak berumur enam tahun.
2) Manfaat secara khusus
a) Catatan kesehatan khusus untuk ibu dan anak;
b) Instrumen pencatatan & pemantauan, informasi,
komunikasi dan penyuluhan tentang kesehatan, gizi dan
standar pelayanan KIA yang lengkap di tingkat keluarga
termasuk rujukannya;
c) Deteksi dini adanya gangguan atau masalah kesehatan
ibu dan anak;
d) Menanggapi kebutuhan & keinginan ibu hamil dan
balita;
e) Meningkatkan komunikasi antara ibu dan petugas
dalam rangka mendidik ibu/keluarga tentang
perawatan dan pemeliharaan KIA dan gizi di rumah;
f) Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas;
g) Memperbaiki sistem kesehatan dalam menerapkan
manajemen pelayanan KIA yang lebih efektif.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 126


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Sasaran dan Peran

Pengisi dan Bagian yang Diisi dalam Buku KIA


1) Tenaga kesehatan
a) Identitas
b) Amanat persalinan
c) Stiker P4K
d) Catatan kesehatan ibu hamil
e) Catatan kesehatan ibu bersalin
f) Catatan kesehatan ibu nifas
g) Catatan kesehatan bayi baru lahir
h) Lembar keterangan lahir
i) Catatan hasil pelayanan bayi baru lahir
j) Catatan imunisasi
k) Nasehat pemenuhan gizi dan pemberian makan
l) KMS dan Grafik pertumbuhan lain (Grafik PB/U dan
grafik IMT)

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 127


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

m) Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang


Anak (SDIDTK)
n) Catatan kesehatan anak

2) Ibu/keluarga/suami/pengasuh
Semua informasi yang ada dalam Buku KIA, diharapkan
bila Ibu/keluarga/suami/pengasuh telah membaca, telah
memahami, telah mendapatkan pelayanan atau telah
melakukan, diharapkan memberi tanda check ().

3) Kader
a) KMS
b) Tabel pemberian vitamin A dan obat cacing
c) Tabel ASI eksklusif

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 128


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

POKOK BAHASAN 2
UPAYA PENANGGULANGAN STUNTING

A. GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI


Ibu hamil memerlukan asupan yang berkualitas maka
susunan makanan dan minuman yang bergizi seimbang bagi
ibu hamil disusun dengan Konsumsi gizi pada ibu hamil
disesuaikan dengan kebutuhan per individu
normalditambahdenganpenambahan energi dan protein
selama kehamilan sesuai Angka Kecukupan Gizi bagi Bangsa
Indonesia (Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2013).
Penambahan energi dan protein pada masa kehamilan
berbeda-beda sesuai usia (trimester) kehamilan karena
mengikuti pertumbuhan janinnya. Berikut adalah tabel angka
kecukupan gizi yang dianjurkan untuk wanita usia subur (WUS)
sesuai umur beserta penambahan kebutuhan energi selama
hamil:

Tabel 5.
Angka Kecukupan Energi, Karbohidrat dan Air

Usia Energi KH Protein Lemak Air


(kkal) (gr) (gr) (gr) (ml)
16-18 2125 292 59 71 2100
19-29 2250 309 56 75 2300
30-49 2150 323 57 60 2300
Hamil
(+an)
Trimester I +180 +25 +20 +6 +300
Trimester 2 +300 +40 +20 +10 +300
Trimester 3 +300 +40 +20 +10 +30
0
Sumber: AKG 2013

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 129


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kebutuhan energi ibu hamil pada trimester I hanya


membutuhkan penambahan yang minimal untuk
perkembangan organ dan jaringan janin (protein dan zat gizi
mikro). Memasuki trimester II dan II terjadi peningkatan
kebutuhan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin serta mekanisme fisiologis kehamilan yang lebih
kompleks. Kebutuhan gizi ibu hamil antara lain dipengaruhi
oleh energi basal, status gizi ibu sebelum hamil, usia
kehamilan, serta aktifitas fisik ibu hamil.
Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2013 ibu
hamil per hari tersebut dapat disederhanakan dalam bentuk
bahan makanan dengan menggunakan ukuran rumah
tangga sebagai berikut:

Ibu Hamil Ibu Hamil Keterangan


Bahan Makanan Trimester 1 Trimester 2 & 3
(2300 kkal) (2500 kkal) (p = porsi)

Nasi 5p 6p 1p = 100 gr atau


¾ gelas nasi

Protein Hewani 4p 4p 1p = 50 gr atau 1


seperti ikan, telur, potong sedang
ayam, dan lainnya

Protein nabati seperti 4p 4p 1p = 50 gr atau 1


Tempe, tahu, dan potong sedang
kacan-kacangan

Sayuran 4p 4p 1p = 100 gr atau 1


mangkuk sayur
matang tanpa air

Buah 4p 4p 1p = 100 gr atau 1


potong sedang

Minyak 5p 6p 1p = 5 gr atau 1
sendok makan

Gula 2p 2p 1p = 10 gr atau 1
sendok makan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 130


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

 Pada kehamilan trimester pertama (minggu 1-13) kebutuhan


gizi berfokus pada penambahan protein hewani, nabati,
sayur dan buah.
 Pada kehamilan trimester kedua (minggu 13-26)
pertumbuhan janin sangat cepat dan ibu memerlukan
tambahan kalori lebih kurang 300 kalori dan protein yang
lebih tinggi dari biasa menjadi 2 gr/kg berat badan atau 20
gr serta zat gizi mikro yang lebih banyak.
 Pada kehamilan trimester ketiga (minggu 27-lahir),
kebutuhan gizi sama dengan trimester kedua.

Menu makanan bagi ibu hamil selain diutamakan padat


energi juga dipilih yang mengandung tinggi protein. Selama
kehamilan ibu membutuhkan penambahan protein yang
digunakan untuk pertumbuhan janin dan mekanisme fisiologis
tubuh selama kehamilan. Kebutuhan protein sebelum hamil
sekitar 56-57 gr/hr dan selama hamil memerlukan
penambahan 20 gr/hr. artinya ibu hamil memerlukan sekitar
77 gr/hr, yang harus dipenuhi dari asupan makan sehari-hari.
Protein banyak didapat pada lauk pauk baik hewani maupun
nabati.
Lauk pauk hewani dan nabati yang mengandung tinggi
protein juga mengandung lemak. Kebutuhan lemak pada ibu
hamil sekitar 25% dari total kebutuhan energi. Lemak yang
dipilih sebaiknya lemak tidak jenuh yang banyak terdapat
pada kacang-kacangan, ikan, dll.
Gizi Ibu Hamil mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. 55-60% kebutuhan energi berasal dari karbohidrat
b. 20% kebutuhan energi berasal dari protein
c. Jumlah protein hewani sekitar 30% dari kebutuhan protein
total (utamakan hati, telur, ikan)
d. Sekitar 25% kebutuhan energi berasal dari lemak
e. Sayur dan buah untuk memenuhi kebuthan vitamin,
mineral, dan serat masing-masing dibutuhkan 3-4 porsi per
hari
f. Gula sekitar 2 porsi sehari
g. Air minum sedikitnya 8 gelas per hari

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 131


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Pada masa kehamilan, kebutuhan zat besi sangat tinggi


khususnya trimester 2 dan 3. Kebutuhan ini dapat dipenuhi
dari makanan sehari, dan pemberian tablet tambah darah
(TTD) selama kehamilan.

1. Penambahan Berat Badan (BB) Selama Kehamilan


Penambahan berat badan ibu selama kehamilan
tergantung status gizi ibu pra hamil. Pertambahan BB ibu
hamil dapat dipantau dengan menimbang BB ibu hamil
paling sedikit 1 kali tiap akhir trimester. Kenaikan BB yang
dianjurkan sesuai IMT pra hamil tercantum pada tabel
berikut:

IMT pra Status Kenaikan BB (kg) Jumlah


No (kg)
hamil Gizi I II III
1 < 18,5 KEK 1,5 – 2,0 4,5 – 6,5 6,6 – 9,5 12,5 – 18,0

2 18,5 – 25 Normal 1,5 – 2,0 4,0 – 6,0 6,0 – 8,0 11,5 – 16,0

3 >25 – 29 BB lebih 1,0 – 1,5 2,5 – 4,0 3,5 – 6,0 7,0 – 11,5

4 > 29 Obesitas 0,5 – 1,0 2,0 – 4,0 3,5 – 5,0 6,0 – 10,5

Sumber: William Obstetric 23rd edition

Kenaikan BB ibu sesuai tabel diatas merupakan salah satu


upaya untuk mencegah gangguan persalinan, BBLR,
menjaga keselamatan ibu, dan persiapan saat menyusui.

2. Ciri Ibu Hamil dengan Status Gizi Baik


a. Lingkar Lengan Atas (LLA) > 23,5 cm.
b. Sebelum hamil ibu sebaiknya mempunyai IMT 18,5-25,0
c. Selama hamil kenaikan berat badan sesuai dengan
pertumbuhan janin.
d. Kadar sel darah merah (HB) normal sekitar 12mg/dl.
e. Tekanan darah dan kadar gula darah normal
f. Payudara dan perut membesar
g. Ada pergerakan janin.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 132


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

3. Masalah Gizi pada Ibu Hamil


Pada ibu hamil dengan masalah gizi Kurus atau Risiko KEK
dibutuhkan penambahan energi dan protein dalam
bentuk makanan tambahan (PMT ibu hamil) sebesar 500
Kkal. PMT dapat berupa pangan lokal atau pabrikan dan
minuman padat gizi, antara lain :
a. PMT yang dibuat berbasis pangan lokal dapat berupa
makanan selingan padat, sebagai contoh:
1) 1 porsi bubur kacang ijo + 2 iris roti tawar
2) 1 porsi bubur sagu kenari
3) 3 buah lontong/arem-arem + 1 potong tahu goreng
4) 1 porsi bubur ayam + telur rebus
b. PMT Bumil pabrikan 500 Kkal, 15 gr protein, diberikan 90
hari yaitu berupa biskuit lapis (100 gr).
c. Minuman padat gizi dapat berupa formula susu dan
formula non susu.

Jika dalam pelaksanaan intervensi gizi ibu hamil


mengalami kendala untuk melakukan praktek pemberian
makanan yang sesuai, maka tenaga gizi dapat
berkolaborasi dengan masyarakat termasuk Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dalam hal:
 Membuat makanan tambahan berbasis bahan
makanan lokal
 Memotivasi ibu hamil untuk meningkatkan asupan
makanan sehari-hari dan mengonsumsi PMT sesuai
kebutuhan sehari-hari dengan pendampingan
 Memantau pemanfaatan PMT melalu pendampingan
kader

Jika ada kendala lainnya, tenaga gizi juga dapat


berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, seperti
bidan dalam penangannanya, Misalnya:
 Bekerjasama dengan tim kesehatan lain untuk dirujuk ke
fasilitas kesehatan rujukan jika ada penyulit dan penyakit
penyerta
 Bekerjasama dengan perawat atau bidan untuk
memotivasi kesadaran makan ibu hamil
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 133
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

 Bekerjasama dengan bidan untuk mengelola PMT lokal


melalui Kelas Ibu.

Mual dan muntah merupakan salah satu keluhan ini sering


dikenal dengan istilah Emesis. Kondisi ini sering dialami ibu
hamil pada trimester pertama. Biasanya sering terjadi
pada pagi hari sehingga disebut dengan morning sickness.
Hal ini terjadi sehubungan dengan meningkatnya hormone
HCG (Human Chorionic Gonadotropin) pada ibu hamil.
Untuk mengurangi keluhan ini ibu dapat melakukan
beberapa cara di bawah ini:
- Makan sering dengan porsi kecil
- Banyak minum
- Menghindari makanan berlemak dan berbumbu tajam
merangsang
- Makan makanan kering seperti roti bakar, crakckers
yang dapat menyerap asam lambung.
- Bangun tidur lakukan perlahan-lahan
- Bila minum pil TTD, sebaiknya diminum 1 jam sebelum
atau 2 jam sesudah makan
- Minum vitamin B6
- Bila hal ini terjadi terus menerus dan bertambah segera
ke pelayanan kesehatan.

Ibu Menyusui
Setiap ibu menyusui memerlukan gizi seimbang sesuai
dengan kebutuhannya. Pada ibu menyusui terjadi
peningkatan kebutuhan zat gizi. Hal ini disebabkan karena
zat gizi yang dibutuhkan selain untuk ibu sendiri, juga untuk
bayinya, untuk itu diperlukan zat-zat gizi yang cukup, baik
jumlah maupun jenisnya.
Ketika menyusui, ibu memerlukan tambahan 330 Kkal
pada 6 bulan pertama menyusui dan 400 Kkal pada enam
bulan kedua untuk memproduksi ASI. Selain itu ibu
memerlukan tambahan cairan sebanyak 800 ml pada 6
bulan pertama, dan 650 ml pada 6 bulan kedua.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 134


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Penambahan cairan ini dibutuhkan untuk menghindari


terjadinya dehidrasi pada ibu menyusui.
Apabila makanan ibu sangat kurang, tambahan zat gizi
tidak cukup. Tetapi jika ibu mempunyai cadangan zat gizi
maka cadangan tersebut akan digunakan untuk
memproduksi ASI. Jika ibu tidak mempunyai cadangan, zat
gizi untuk memproduksi ASI akan diambil jaringan tubuh ibu
sehingga ibu menjadi kekurangan gizi. Ibu menyusui harus
mengkonsumsi makanan yang cukup untuk menyediakan
zat gizi yang akan dibuat menjadi ASI dan mencegah
digunakannya zat gizi jaringan tubuh ibu. Ibu memerlukan
makanan agar tetap sehat, kuat, dan mampu mengurus
bayinya.
Tabel 6.
Anjuran Jumlah Porsi Menurut Kecukupan Energi
Untuk Ibu Menyusui
Bahan Makanan Ibu Tidak Ibu Ibu Keterangan
Menyusui Menyusui Menyusui
(WUS) (0-6 bulan) 7-12 Bulan
Nasi atau 5p 6p 6p 1 p = 100 gr atau
makanan pokok ¾ gelas nasi
Protein hewani 3p 4p 4p 1 p = 50 gr atau
seperti: ikan, 1 potong
telur, ayam, dan sedang
lainnya
Protein nabati 3p 4p 4p 1 p = 50 gr atau
seperti: tempe, 1 potong
tahu dan sedang
kacang2an
Sayuran 3p 4p 4p 1 p = 100 gr atau
1 mangkuk sayur
matang tanpa
air
Buah 5p 4p 4p 1 p = 100 gr atau
1 potong
sedang
Minyak 5p 6p 7p 1 p = 5 gr atau 1
sendok teh

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 135


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Gula 2p 2p 2p 1 p = 10 gr atau
1 sendok
makan

B. Pemberian Makanan Bayi dan Anak

Inisiasi Menyusu Dini

Sembilan (9) tahapan perilaku bayi saat proses IMD yang


berlangsung minimal 1 jam, yaitu:
a. Awalnya bayi menangis sebentar, tangisan kelahiran ini
sangat khas - merupakan tanda paru mulai berfungsi.
b. Kemudian mereka akan memasuki tahap relaksasi, proses
adaptasi singkat untuk mengatur denyut jantung,
pernapasan, dan temperatur.
c. Selanjutnya bayi akan bangun dan terjaga.
d. Kemudian bayi mulai bergerak, gerakan awalnya sedikit,
pada lengan, bahu dan kepala. Beberapa kali bayi
mungkin ingin beristirahat sebelum memulai gerakan
berikutnya.
e. Setelah istirahat, bayi akan mulai bergerak merangkak ke
arah payudara. Gerakan merangkak ini sekaligus memijat
perut ibu sehingga kontraksi dinding uterus lebih optimal
untuk menghentikan perdarahan pasca persalinan.
f. Saat telah menemukan payudara, bayi cenderung
beristirahat untuk sementara waktu. Seringkali hal ini dapat
diartikan keliru sebagai bayi tidak lapar atau sudah merasa
lelah.
g. Setelah istirahat, bayi mulai membiasakan diri dengan
payudara ibu, mengendus, mencium dan menjilati
sebelum akhirnya menempel untuk menyusu sampai puas.
h. Berkat rangsangan jilatan dan hisapan di payudara,
kolostrum akan mengalir memberikan antibodi (terutama
IgA) untuk memproteksi saluran cerna bayi.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 136


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

i. Kemudian bayi akan tertidur hingga 1,5 s/d 2 jam, memberi


kesempatan tubuh untuk pemulihan. Pada umumnya ibu
juga akan tertidur karena hormon stress selama persalinan
dapat ditekan oleh proses IMD.

Gambar 9. Sembilan Langkah Inisiasi Menyusu Dini

Manfaat atau keuntungan IMD bagi bayi dan ibu adalah:


a. merangsang pelepasan hormon menyusui pada ibu serta
perilaku menyusu pada bayi.
b. terbentuknya kemampuan bayi untuk bertahan hidup dan
membantu mensukseskan pemberian ASI eksklusif.
c. Dada ibu mampu menghangatkan bayi dengan tepat
selama bayi merangkak mencari payudara sehingga akan
menurunkan kematian karena kedinginan (hypothermia)
dan sebagai termo regulator. Bila waktu lahir suhu tubuh
bayi rendah, suhu dada Ibu akan naik satu derajat dan bila

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 137


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

suhu tubuh bayi tinggi maka suhu dada Ibu akan turun dua
derajat.
d. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil dan bayi
akan jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian
energi.
e. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan
bakteri dari kulit ibunya melalui jilatan dan menelan bakteri
menguntungkan dikulit ibu sehingga bakteri ini akan
berkembang biak membentuk koloni disusu dan kulit bayi,
menyaingi bakteri yang merugikan.
f. Bonding (ikatan kasih sayang) antara ibu dan bayi akan
lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam
keadaan siaga dan setelah itu bayi akan tidur dalam
waktu yang lama.

Ukuran Lambung Bayi


a. Ukuran perut bayi 1 hari ; ½ sdm = 5-7 ml sebanding
dengan 1 biji kelereng
b. Ukuran perut bayi 3 hari ; 1 ½ - 2 sdm = 45 – 60 ml
sebanding dengan 1 bola pingpong
c. Ukuran perut bayi 1 minggi ; 4-5 sdm = 45 - 60 ml sebanding
dengan 1 bola pingpong
d. Ukuran perut bayi 1 bulan ; 10 – 12 sdm = 80 – 150 ml
sebanding dengan 1 butir telur

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 138


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

ASI Eksklusif

Cara Menyusui Yang Benar

Gambar 10. Anatomi Payudara dan


Cara Payudara memproduksi ASI

1. Apa yang dapat kita amati pada bagian luar dan dalam
payudara?
2. Di bagian luar ada areola adalah kulit yang berwarna
gelap di sekeliling dekat puting. Pada areola ada kelenjar-
kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery, yang
mengeluarkan cairan yang berminyak untuk menjaga kulit
tetap sehat
3. Di bagian dalam terdapat alveoli, berbentuk kantong-
kantong sangat kecil dari sel-sel pembuat ASI, ada jutaan
alveoli. Hormon prolaktin membuat sel-sel alveoli tersebut
untuk memproduksi ASI.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 139


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

4. Hormon yang mengeluarkan ASI adalah oksitosin.


5. Ketika bayi mengisap payudara, stimulasi puting
mengakibatkan produksi ASI dan payudara mengeluarkan
atau mengalirnya ASI.
6. Mengisap dan memerah ASI sangat penting bagi
penyediaan ASI yang baik.
7. Bila bayi tidak menyusu, maka ASI yang diproduksi dalam
payudara akan lebih sedikit karena ASI dalam payudara
menghambat produksi ASI.
8. Untuk mempertahankan pasokan ASI ibu, bayinya harus
terus menyusu, makin sering disusui semakin banyak
produksi ASI. Dalam hal ini yang bekerja adalah hormon
Prolaktin.

 Pelepasan/mengalirnya ASI (kadang disebut refleks ejeksi)


dapat dipengaruhi oleh emosi ibuketakutan, kecemasan,
rasa sakit, rasa rikuh dan malu.
 Kebanyakan wanita dapat menghasilkan ASI lebih dari
yang dibutuhkan bayi mereka. Bila seorang ibu
mempunyai bayi kembar dan keduanya menyusu,
payudara ibu akan membuat ASI untuk dua bayi.
Sebagian besar ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup
setidaknya untuk dua bayi.

Catatan: ASI awal mengandung lebih banyak air dan


memuaskan dahaga sang bayi. ASI akhir mengandung lebih
banyak lemak dan menghilangkan rasa lapar bayi.

Tanda-tanda Posisi Yang Benar


 Kepala dan Badan Bayi dalam garis lurus
 Bayi dipeluk dekat badan ibu
 Seluruh badan bayi ditopang
 Bayi mendekat kepayudara
 Hidung berhadapan dengan puting

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 140


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Pelekatan Yang Benar

Gambar 11. Pelekatan yang Benar

Tanda-tanda Pelekatan yang benar


1. Tampak lebih banyak areola diatas bibir
2. Mulut bayi terbuka lebar
3. Bibir bayi bagian bawah berputar keluar
4. Dagu bayi menempel pada payudara
5. Pipi bayi membulat

Bila bayi melekat dengan baik, ia mengeluarkan ASI dengan


mudah, dan ini disebut ”menyusu yang efektif”. Kita dapat
sering melihat dan mendengar seorang bayi menelan ASI
saat bayi menyusus dengan efektif.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 141


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Tanda yang dapat dipercaya bahwa ASI itu cukup adalah :


1. Berat badan naik setiap bulan
2. Frekuensi buang air kecil dalam sehari

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Pengertian MPASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan lokal yang
tersedia (dari dapur, kebun, atau pasar) atau minuman selain
ASI yang tepat digunakan sebagai makanan pendamping
ASI sejak usia 6 bulan ketika ASI menjadi tidak lagi mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi (Buku Modul Pelatihan
Konseling PMBA mixed WHO, 2003).
Minuman selain ASI yang termasuk MP-ASI yaitu misalnya jus
buah, vitamin, atau obat2an syrup yang diberikan oleh
petugas kesehatan.

Prinsip Pemberian MPASI (diambil dari Complementary


feeding IYCF WHO2003) harus memenuhi 4 syarat :
a. Tepat waktu
MPASI diberikan saat ASI saja sudah tidak dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi yaitu :
1) Usia bayi 6-8 bulan, ASI hanyamampu mencukupi sekitar
dua pertiga kebutuhan energi bayi dan sedikit sekali zat
gizi mikro terutama besi dan zink, oleh karena itu harus
dipenuhi dari makanan pendamping dalam bentuk
kental (halus)
2) Usia 9-11 bulan, ASI hanya mampu mencukupi sekitar
setengah kebutuhan energi bayi dan sedikit sekali zat
gizi mikro terutama besi dan zink, oleh karena itu harus
dipenuhi dari makanan pendamping dalam bentuk
kasar
3) Usia bayi 12-24 bulan, ASI hanya mampu mencukupi
sekitar sepertiga kebutuhan energi anak dan sedikit
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 142
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

sekali zat gizi mikro terutama besi dan zink sehingga,


oleh karena itu sisanya harus dipenuhi dari makanan
pendampingdalam bentuk makanan keluarga

b. Adekuat
MPASI memiliki kandungan energi, protein dan mikronutrien
yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan zat
gizi mikro (besi dan zinc) bayi dan anak sesuai usianya,
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Frekuensi
MPASI diberikan sesuai jadwal makan yaitu diberikan 2-3
kali makanan utama, 2 kali makanan selingan atau jus
buah.
2) Jumlah
Jumlah yang diberikan dimulai dari volume sedikit dan
ditingkatkan bertahap.
3) Tekstur/konsistensi/kekentalan
Pemberian makan dimulai dari makanan dengan tekstur
halus dan ditingkatkan secara bertahap dengan tekstur
yang lebih kental.Bubur kental akan memberikan energi
lebih banyak (padat gizi) bagi anak dari pada bubur
MP-ASI yang terlalu encer.

kekentalan yang tepat encer

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 143


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Pola Makanan Bayi dan Anak

MP-ASI
Usia
ASI Makanan Makanan Makanan
(Bulan)
Lumat Lembek Keluarga
0-6
6-8
9-11
12-24

4) Variasi
MP-ASI yang baik harus mengandung bahan makanan
yang digolongkan dalam 4 bintang kelompok makanan,
yaitu sebagai berikut:

Makanan Pokok Sumber


Karbohidrat :
Beras, biji-bijian seperti jagung,
gandum, sagu, umbi-umbian,
kentang dan ketela seperti
singkong

Makanan Sumber Protein Kaya Zat


Besi dan Zinc Bersumber Hewani :
Daging merah, hati sapi, hati
ayam, ayam, ikan, telur dan susu
kaya zat besi
Cat: makanan dari hewani harus
dimulai saat anak telah mencapai
usia 6 bulan dan sudah dilatih
sebelumnya dengan makanan
dengan tekstur halus

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 144


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Makanan Sumber Zat Besi dan


Zinc dari Nabati Seperti Kacang-
Kacangan :
Kedelai, kacang hijau, kacang
polong, kacang tanah dan biji-
bijian seperti wijen
Sayur2an kaya zat besi seperti
bayam dan brokoli serta sayuran
hijau lainnya yang tidak kaya zat
besi sebagai variasi seperti daun-
daunan hijau, wortel, terong dan
labu
Buah-buahan yang mengandung
vitaminAdan C untuk meningkatkan
penyerapan besi seperti :
Jeruk, mangga dan tomat
serta buah2an lain sebagai variasi
seperti pepaya, pisang,
semangka, dan alpukat

Minyak dan lemak seperti biji-bijian


yang menghasilkan minyak,
margarin, dan mentega yang
ditambahkan ke sayuran dan
makanan lain akan meningkatkan
penyerapan beberapa vitamin
(A,D,E,K) dan dapat memberikan
energi tambahan. Bayi hanya
memerlukan sejumlah kecil saja
(tidak lebih dari setengah sendok
teh perhari).

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 145


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

c. Aman
MPASI disiapkan dan disimpan dengan cara cara yang
higienis, diberikan menggunakan tangan dan peralatan
yang bersih. Ada 5 kunci untuk makanan yang aman,
antara lain:
1) Jagalah kebersihan (tangan, tempat kerja, peralatan)
2) Pisahkan makanan mentah dengan makanan yang
sudah dimasak
3) Gunakan makanan segar dan masak sampai matang
(daging, ayam, telur, dan ikan)
4) Simpan makanan dalam suhu yang tepat sesuai dengan
jenis makanannya
5) Gunakan air bersih yang aman

d. Diberikan dengan Cara yang Benar


Pemberian MPASI memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Terjadwal
 Jadwal makan termasuk makanan selingan teratur
dan terencana.
 Lama makan maksimum 30 menit
2) Lingkungan netral
 Tidak dipaksa meskipun hanya makan 1-2 suap
(perhatikan tanda lapar dan kenyang)
 Jangan memberikan makanan sebagai hadiah
 Tidak sambil bermain atau nonton televisi
3) Prosedur makan
 Porsi kecil
 Jika 15 menit bayi menolak makan, mengemut,
hentikan pemberian makan
 Bayi di stimulasi untuk makan sendiri dimulai dengan
memberikan makanan selingan yang bisa dipegang
sendiri
 Membersihkan mulut hanya setelah makan selesai

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 146


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Pada saat memberikan MP-ASI perlu diperhatikan


beberapa hal dibawah ini :
a. Perlu mengenali tanda kesiapan bayi dalam menerima
makanan padat seperti :
1) Reflek menjulurkan lidah sudah mulai berkurang
2) Reflek muntah sudah mulai melemah
3) Kepala sudah tegak dan dapat duduk dengan
bantuan
4) Memperlihatkan minat pada makanan lain selain ASI
5) Mampu mengenali tanda lapar dan kenyang saat
memberikan makan pada bayi.

Tanda lapar pada bayi :


• Gerakan menghisap atau mengecapkan bibir
• Membuka mulut ketika melihat sendok/makanan
• Memasukkan tangan ke mulut atau menangis
• Mencondongkan tubuh ke arah makanan atau
berusaha menjangkaunya

Tanda kenyang pada bayi :


• Memalingkan muka
• Menutup mulut dengan tangannya
• Rewel atau menangis dan tertidur

b. Berikan anak makan dari piringnya sendiri (pengasuh


akan tahu seberapa banyak anak itu makan)
c. Duduk bersama anak, bersikap sabar dan berikan
dorongan agar ia mau makan
d. Pada saat bayi sudah bisa memegang sendiri ,berikan
makanan yang bisa diambil dan dipegang anak, anak
seringkali ingin makan sendiri. Berikan dia dorongan
untuk melakukan itu, tapi pastikan bahwa makanan itu
memang masuk ke mulutnya dan bukan bahan
makanan yang dapat menimbulkan tersedak
e. Ibu/ayah/pengasuh bisa menggunakan tangan (setelah
dicuci) untuk menyuapi anak

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 147


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

f. Saat anak sudah bisa makan makanan keluarga


sebanyak mungkin harus makan bersama keluarga
untuk menciptakan suasana yang dapat meningkatkan
perkembangan psiko afektif
g. Jangan berikan anak terlalu banyak minum sebelum
dan sewaktu makan.
h. Beri pujian kepada anak waktu dapat menghabiskan
makanan.

Hal-Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Pemberian


Makanan Pendamping ASI Bagi Setiap Kelompok Umur

Hal-halyang harus kita pertimbangkan waktu berbicara


tentang pemberian MPASI:
U = Usia
F = Frekuensi
J = Jumlah
T= Tekstur(kekentalan /konsistensi)
V = Variasi
P = Pemberian makanaktif/responsif
K= Kebersihan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 148


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Rekomendasi pemberian makanan pendamping ASI anak usia 6-24 bulan

Tabel 7.
Praktik pemberian MP-ASI yang dianjurkan
Rekomendasi
Usia Frekuensi Berapa banyak Tekstur Variasi
(perhari) setiap kali makan (kekentalan/konsistensi)

Mulai berikan 2 sampai 3 kali Mulai dengan 2 Bubur kental ASI (bayi disusui sesering
makanan tambahan makan ditambah sampai 3 sendok yang diinginkan)
ketika anak berusia 6 ASI makan. +
bulan Mulai dengan Makanan hewani
pengenalan rasa
(makanan lokal)
dan secara
perlahan tingkatkan +
jumlahnya Makanan Pokok (bubur,
makanan lokal lainnya)
Dari usia 6 sampai 9 2-3 kali 2 sampai 3 sendok Bubur kental/makanan +
bulan makan ditambah makan penuh setiap keluarga yg dilumatkan Kacang (makanan
ASI 1-2 kali kali makan. lokal)
makanan Tingkatkan secara
+
selingan perlahan sampai ½
(setengah) buah-buah/ sayuran
mangkuk (makanan lokal)
berukuran 250 ml +
Tabur gizi/Taburia

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 149


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Rekomendasi
Usia Frekuensi Berapa banyak Tekstur Variasi
(perhari) setiap kali makan (kekentalan/konsistensi)

Dari usia 9 sampai 12 3-4 kali makan ½ (Setengah) sampai Makanan keluarga yang
bulan ditambah ASI ¾ (tiga perempat) dicincang/dicacah.
1-2 kali makanan mangkuk Makanan dengan
selingan berukuran 250 ml potongan kecil yang
dapat dipegang
Makanan yang diiris- iris

Dari usia12-24 bulan 3 sampai 4 kali ¾ (tigaperempat) Makanan


makan sampai 1 (satu) yang diiris- iris
ditambah ASI mangkuk ukuran 250 makanan keluarga
1 - 2 kali makanan ml
selingan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 150


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Rekomendasi
Usia Frekuensi Berapa banyak Tekstur Variasi
(perhari) setiap kali makan (kekentalan/konsistensi)

Catatan: Tambahkan 1-2 Sama dengan di atas Sama dengan diatas Sama dengan diatas,
Jika anak kurang dari kali makan ekstra menurut kelompok menurut kelompok dengan penambahan
24 bulan tidak diberi 1sampai 2 kali Usia usia 1 - 2 gelas susu per hari
ASI makanan selingan +
bisa diberikan 2 - 3 kali cairan
tambahan terutama di
daerah dengan udara
panas

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 151


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Pemberian makanan  Bersabarlah dan dorong terus bayi Anda


aktif/responsif untuk makan lebih banyak
(waspada dan  Jika bayi Anda menolak untuk makan,
terus dorong untuk makan; pangkulah
responsif terhadap
bayi Anda sewaktu ia diberi makan, atau
tanda-tanda yang
menghadap ke dia kalau ia dipangku
ditunjukkan oleh bayi oleh orang lain
bahwa ia siap untuk  Tawarkan makanan baru berkali-kali,
makan; dorong anak-anak mungkin tidak suka (tidak mau
bayi/anak untuk menerima) makanan baru pada awalnya.
makan tapi jangan  Waktu pemberian makan adalah masa-
masa bagi anak untuk belajar dan
dipaksa
mencintai. Berinteraksilah dengannya dan
kurangi gangguan waktu ia diberi makan.
 Jangan paksa anak untuk makan.
 Bantu anak yang lebih tua untuk makan

Kebersihan  Berikan makan kepada bayi dalam


mangkuk/piring yang bersih; jangan
gunakan botol karena susah dibersihkan
dan dapat menyebabkan bayi
mengalami diare.
 Cuci tangan Anda dengan sabun
sebelum menyiapkan makanan, sebelum
makan dan sebelum memberi makan
anak.
 Cuci tangan anak Anda dengan sabun
sebelum ia makan.

Beberapa hal untuk berdiskusi mengenai


kebersihan:
- Awali dengan memberikan pujian
- Gunakan KK untuk memulai diskusi: “Apa
yang harus dilakukann di lingkungan
rumah kita serta untuk kebersihan diri
kita”
- Gunakan Kegiatan Kelompok
Berorientasi Tindakan untuk diskusi

Di adaptasi dari WHO Infantand Young Child Feeding Counselling: An


Integrated Course (2006)

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 152


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Sesuaikan ukuran dalam bagan diatas dengan ukuran lokal yang


cocok untuk menentukan jumlah makanan. Jumlah yang
disebutkan di atas berdasarkan asumsi bahwa kepadatan energi
adalah sebesar 0.8-1 Kkal/gram; gunakan garam beryodium
dalam menyiapkan makanan keluarga.

Pemberian Makanan Aktif/Responsif Untuk Anak


Definisi: Pemberian makan secara aktif/responsif adalah
bersikap perhatian dan responsif terhadap tanda-tanda
yang disampaikan anak bahwa ia siap untuk makan;
berikan dorongan secara aktif kepada anak Anda untuk
makan, tapi jangan paksa dia.

Pentingnya pemberian makan secara aktif:


Bila anak makan sendiri, mungkin dia tidak akan kenyang.
Ia gampang terganggu. Oleh sebab itu, anak perlu
bantuan. Bila anak tidak mendapatkan makanan yang
cukup, ia akan menjadi kurang gizi.
 Biarkan anak makan dari piringnya sendiri (pengasuh
akan tahu seberapa banyak anak itu makan).
 Duduk bersama anak, bersikap sabar dan berikan
dorongan agar ia mau makan.
 Berikan makanan yang bisa diambil dan dipegang
anak; anak-anak sering kali ingin makan sendiri. Berikan
dia dorongan untuk melakukan itu,tapi pastikan bahwa
makanan itu memang masuk ke mulutnya.
 Ibu/ayah/pengasuh bisa menggunakan tangannya

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 153


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

(setelah dicuci) untuk menyuapi anak.


 Beri anak makan begitu ia memperlihatkan tanda
bahwa ia lapar.
 Jika anak menolak untuk makan, terus berikan
dorongan; cobalah untuk memangku anak waktu
memberinya makan.
 Ajak anak bermain coba untuk menjadikan makan
sebagai pengalaman belajar dan menyenangkan, tidak
hanya sebagai pengalaman makan. Anak harus diberi
makan di tempat yang biasa ia diberi makan.
 Anak sebanyak mungkin harus makan bersama
keluarga untuk menciptakan suasana yang dapat
meningkatkan perkembangan psiko-afektif.
 Bantu anak untuk makan.
 Jangan paksa jika anak tidak mau makan. Jangan
paksakan makanan masuk ke mulutnya.
 Jika anak menolak untuk makan, tunggu atau
tangguhkan sampai ia mau.
 Jangan berikan anak terlalu banyak minum sebelum
dan sewaktu ia makan.
 Beri pujian kepada anak waktu ia makan.

Orangtua, ayah, anggota


keluarga (kakak), pengasuh
anak dapat ikut ambil bagian
dalam pemberian makanan
aktif/responsif

Manfaat ASI sampai dengan usia 2 tahun atau lebih (bagi


bayi dan ibu) masih bisa memberikan energi sepertiga dari
kebutuhan energy anak setiap hari. Selain itu ASI terus
diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih karena
ASI masih memberikan perlindungan kepada anak
terhadap berbagai macam penyakit, memberikan
kedekatan, kenyamanan, dan kontak yang membantu
pertumbuhannya.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 154


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Cara mempertahankan ASI setelah usia 1 tahun sampai


usia 2 tahun dengan cara tetap menyusui sebanyak
maksimal 3-4 kali sehari atau diperah dan diberikan
sebagai minuman yang diberikan maksimal 3-4 kali sehari.

Tabel 8.
Peran Utama Zat Gizi dalam Tubuh dan Makanan Sumbernya

Zat Gizi Fungsi Selama Kehamilan Makanan Sumbernya


Protein Bahan utama pembentuk Ikan, telur, daging,
sel tubuh  pembentukan tempe, tahu, kacang-
tambahan cairan darah kacangan, susu
ibu dan cadangan
energi/tenaga
Karbohidrat Penyedia energi/tenaga Beras, jagung, sagu,
untuk ibu dan janin selama singkong, ubi jalar,
hamil kentang, talas, dan
hasil olahannya
Lemak Penyedia energi/tenaga Minyak kelapa,
jangka panjang untuk minyak kelapa sawit,
pertumbuhan (≤ 30% kalori mentega, santan,
sehari) lemak kambing dan
lemak sapi Minyak
kelapa, minyak
kelapa sawit,
mentega, santan,
lemak kambing dan
lemak sapi
Asam Pembentukan jaringan Alpukat, minyak
Lemak saraf pusat, otak dan kedelai, minyak
Essential jaringan janin, serta jagung dan minyak
(EFA) pertumbuhan dan ikan
perkembangan otak
Vitamin A Meningkatkan kesehatan: Ikan, hati, kuning
Jaringan kulit, selaput telur, ubi jalar,
mukosa saluran cerna, sayuran dan buah-
saluran kemih, saluran buahan berwarna
nafas jingga/oranye
Penglihatan dan imunitas Provitamin A: Buah-
Mendukung pertumbuhan buahan, sayuran
tulang dan gigi berwarna hijau

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 155


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Zat Gizi Fungsi Selama Kehamilan Makanan Sumbernya


Vitamin B6 Membantu pembentukan
sel darah merah
Perlu dalam metabolisme
asam lemak dan sintesis Beras merah, daging,
protein hati, ikan tuna,
Vitamin B12 Membantu pembentukan kentang, pisang,
sel darah merah tempe, kacang-
Meningkatkan kacangan
pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan
saraf
Asam Folat Perlu untuk produksi, Ikan, brokoli,
perbaikan dan fungsi DNA kembang kol,
Perlu untuk produksi darah mangga, pare,
Membantu fungsi enzim kacang-kacangan,
(pencernaan) jeruk manis, alpukat,
melon, semangka,
kacang panjang, ubi
jalar dan wortel
Vitamin C Meningkatkan kesehatan Aneka buah
gusi, gigi dan tulang terutama jeruk, jambu
Meningkatkan absorbsi zat biji dan tomat
besi (Fe)
Sebagai antioksidan
Vitamin D Membantu penyerapan Susu, minyak hati ikan,
kalsium yang dibutuhkan ikan, telur, jamur
untuk memperkuat tulang
ibu hamil dan janin
Vitamin E Mencegah oksidasi asam Kecambah,
lemak tak jenuh asparagus, alpukat,
pembentuk struktur bayam, minyak sayur,
membran sel gandum, lobak,
bengkoang
Calcium Membantu mineralisasi Ikan teri, susu, tempe,
cukup untuk pembentukan kacang-kacangan
tulang dan gigi kuat
Berperan pada kontraksi
dan relaksasi otot, fungsi
saraf, pembekuan darah,
tekanan darah dan
imunitas

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 156


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Zat Gizi Fungsi Selama Kehamilan Makanan Sumbernya


Zat besi (Fe) Membantu sintesis eritrosit Hati, ikan, daging,
Berperan mencegah telur, tempe, tahu,
kelelahan kacang-kacangan
Diperlukan enzim yang dan sayuran
membentuk asam amino, berwarna hijau
kolagen, dan hormon
Magnesium Membantu: Kacang mete,
Pembentukan tulang dan kacang tanah,
gigi kuat tempe, ikan, sayur
Regulasi insulin dan kadar berwarna hijau dan
gula darah beras merah
Mempertahankan
keseimbangan asam-basa
Zinc (Seng) Membantu pembentukan Ikan, telur, daging,
organ dan kerangka tubuh tempe, kacang-
dan organ sirkulasi kacangan, susu dan
Sebagai komponen insulin jamur Ikan, telur,
dan beberapa enzim daging, tempe,
Membantu sintesis DNA, kacang-kacangan,
RNA dan protein susu dan jamur
Berperan pada
penyembuhan luka
Yodium Bahan pembentuk hormon Ikan, kerang, udang,
pertumbuhan garam beryodium,
rumput laut

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 157


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

C. Pengukuran Antropometri
Mencantumkan Angka Hasil Pengukuran (Ploting)
Berdasarkan Beberapa indikator

1. Plotting Berat Badan Menurut Umur


- BB/U merefleksikan berat badan relatif dibandingkan
dengan umur anak.
- Digunakan untuk menilai apakah seorang anak
beratnya kurang atau sangat kurang, tetapi tidak dapat
digunakan untuk mengklasifikasikan apakah seorang
anak mengalami kelebihan berat badan atau sangat
gemuk.
- BB relatif mudah diukur, paling umum digunakan, tetapi
tidak cocok digunakan pada situasi dimana umur anak
tidak diketahui dengan pasti.
- Penting untuk diketahui bahwa seorang anak dengan
BB/U rendah dapat disebabkan oleh pendek (stunting)
atau Kurus (thinness) atau keduanya

Cara menghitung umur anak adalah dihitung berdasarkan


bulan penuh, dimana 1 bulan = genap 30 hari
a. Menghitung umur yang diketahui tanggal lahirnya.
Didapat dengan menghitung selisih tanggal lahir
dengan tanggal kunjungan
b. Menghitung/menentukan umur anak yang tidak
diketahui tanggal lahirnya
Bila tanggal lahir anak tidak diketahui, lakukan langkah-
langkah berikut:
- Gunakan kalender lokal
- Tanyakan kapan anak dilahirkan dengan
menghubungkan kejadian penting yang terdekat,
misalnya lebaran.
- Mencari anak yang pada saat dilahirkan
bersamaan/berdekatan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 158


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

- Setelah diketahui perkiraan tanggal lahir anak


kemudian lakukan langkah-langkah seperti contoh di
atas

Cara Menimbang Balita dengan Benar

Persiapan Menimbang  Jelaskan pada ibu alasan untuk menimbang


anak, sebagai contoh, untuk memantau
pertumbuhan anak, menilai proses
penyembuhan, atau melihat reaksi anak
terhadap perubahan pengasuhan dan
pemberian makanan.
 Gunakan pakaian seminimal mungkin.
Jelaskan, hal ini perlu dilakukan untuk
mendapatkan hasil timbangan yang akurat.
Penggunaan popok basah, atau sepatu dan
jeans, dapat menambah berat lebih dari 0,5
kg. Bayi harus ditimbang tanpa pakaian. Jika
terlalu dingin untuk menanggalkan pakaian,
atau anak menolak untuk ditanggalkan
pakaiannya, perlu diberi catatan bahwa anak
ditimbang menggunakan pakaian. Hindari
anak menjadi takut/jengkel.
Menimbang Anak Menggunakan Dacin

Persiapan Alat  Gantung dacin pada tempat yang kokoh


seperti penyangga kaki tiga atau pelana
rumah atau kosen pintu atau dahan pohon
yang kuat
 Atur posisi batang dacin sejajar dengan mata
penimbang
 Letakkan bandul geser pada angka nol, jika
ujung kedua paku timbang tidak dalam posisi
lurus, maka timbangan perlu ditera atau
diganti dengan yang baru
 Pastikan bandul geser berada pada angka
NOL
 Pasang sarung timbang/celana
timbang/kotak timbang yang kosong pada
dacin
 Seimbangkan dacin dengan memberi
kantung plastik berisikanpasir/batu diujung

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 159


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

batang dacin, sampai kedua jarum tegak lurus

Pelaksanaan  Masukkan balita kedalam sarung timbang


Penimbangan dengan pakaian seminimal mungkin dan
geser bandul sampai jarum tegak lurus
 Baca berat badan balita dengan melihat
angka diujung bandul geser
 Catat hasil penimbangan dengan benar di
kertas/buku bantu dalam kg dan ons
 Kembalikan bandul ke angka nol dan
keluarkan balita dari sarung/celana/kotak
timbang

Pengisian Kartu Menuju Sehat dengan Benar


Langkah Pengisian KMS

KMS Balita  Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah


kartu yang memuat kurva
pertumbuhan normal anak
berdasarkan indeks antropometri
berat badan menurut umur. Dengan
KMS gangguan pertumbuhan atau
risiko kelebihan gizi dapat diketahui
lebih dini, sehingga dapat dilakukan
tindakan pencegahan secara lebih
cepat dan tepat sebelum
masalahnya lebih berat.

Memilih KMS sesuai jenis kelamin

 KMS Anak Laki-Laki berwarna biru


untuk anak laki-laki dan KMS Anak
Perempuan berwarna merah muda
untuk anak perempuan.

Mengisi identitas anak dan orang tua pada halaman muka KMS

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 160


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

 Tuliskan data identitas anak pada


halaman 2 bagian 5: Identitas anak.

Contoh: catatan data identitas Aida


Fitri

Mengisi Bulan Lahir dan Bulan Penimbangan Anak

 Tulis bulan lahir anak pada kolom


bulan penimbangan di bawah umur 0
bulan.
 Tulis semua kolom bulan berikutnya
secara berurutan.

Contoh disamping, Aida lahir pada


bulan Februari 2008

 Apabila anak tidak diketahui tanggal


kelahirannya, tanyakan perkiraan
umur anak tersebut.
 Tulis bulan saat penimbangan pada
kolom sesuai umurnya.
 Tulis semua kolom berikutnya secara
berurutan.

Contoh:
Penimbangan dilaksanakan pada akhir
bulan Agustus 2008. Bila Ibu/pengasuh
mengatakan anak baru saja berulang
tahun yang pertama bulan lalu, berarti
umur anak saat ini 13 bulan. Tulis Agustus
dibawah umur 13 bulan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 161


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Meletakkan Titik Berat Badan dan Membuat Garis Pertumbuhan Anak

 Letakkan (ploting) titik berat badan


hasil penimbangan
 Tulis berat badan hasil penimbangan
di bawah kolom bulan penimbangan.
 Letakkan titik berat badan pada titik
temu garis tegak (bulan
penimbangan) dan garis datar (berat
badan).

Contoh:
Aida dalam penimbangan bulan Juni
2008 umurnya 4 bulan
dan berat badannya 6 kg.

 Hubungkan titik berat badan bulan ini


dengan bulan lalu
 Jika bulan sebelumnya anak
ditimbang, hubungkan titik berat
badan bulan lalu dengan bulan ini
dalam bentuk garis lurus.

Contoh:
Aida lahir pada bulan Februari 2008
dengan berat badan lahir 3,0 kg. Data
berat badannya adalah sebagai berikut:
 Bulan Maret, berat badan Aida 3,3 kg.
 Bulan April, berat badan Aida 4,7 kg.
 Bulan Mei, Aida tidak datang ke
Posyandu.
 Bulan Juni, berat badan Aida 6,0 kg.
 Bulan Juli, berat badan Aida 6,6 kg.
 Bulan Agustus, berat badan Aida 6,6
kg.
 Bulan September, berat badan Aida
6,3 kg.

Jika anak bulan lalu tidak


ditimbang, maka garis
pertumbuhan tidak dapat

Mencatat Setiap Kejadian yang Dialami Anak

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 162


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Catat setiap kejadian kesakitan yang


dialami anak.

Contoh:
 Pada penimbangan di bulan Maret
anak tidak mau makan
 Saat ke Posyandu di bulan Agustus,
anak sedang mengalami diare
 Penimbangan selanjutnya di bulan
September anak sedang demam

Mengisi Catatan Pemberian Kapsul Vitamin A

Tanggal diisioleh kader sesuai dengan


tanggal dan bulan pemberian kapsul
vitamin A oleh kader

Mengisi Kolom Pemberian ASI Eksklusif

Beri tanda () bila pada bulan


tersebut bayi masih diberi ASI saja,
tanpa makanan dan minuman lain.
Bila diberi makanan lain selain ASI,
bulan tersebut dan bulan berikutnya
diisi dengan tanda (-).

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 163


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kenaikan Berat badan Minimal (KBM)

Bayi laki-laki dan perempuan


- Usia 1 bulan : 800 gram
- Usia 2 bulan : 900 gram
- Usia 3 bulan : 800 gram
- Usia 4 bulan : 600 gram
- Usia 5 bulan : 500 gram
- Usia 6 bulan : 400 gram

Laki-Laki Perempuan
-Usia 7 bulan : 400 gram - Usia 7–10 bulan : 300 gram -
-Usia 8 – 11 : 300 gram - Usia 11–60 bulan : 200 gram
-Usia 12 – 60 : 200 gram

Cara Menentukan Status Pertumbuhan Balita dalam KMS

Status pertumbuhan anak dapat


diketahui dengan 2 cara yaitu dengan
menilai garis pertumbuhannya, atau
dengan menghitung kenaikan berat
badan anak dibandingkan dengan
Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 164


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Contoh disamping menggambarkan status


pertumbuhan berdasarkan grafik
pertumbuhan anak dalam KMS:

a. TIDAK NAIK (T): grafik berat badan


memotong garis pertumbuhan
dibawahnya; kenaikan berat badan
<KBM (<800 g)
b. NAIK (N): grafik berat badan
memotong garis pertumbuhan
diatasnya; kenaikan berat badan
>KBM (>900 g)
c. NAIK (N): grafik berat badan
mengikuti garis pertumbuhannya;
kenaikan berat badan >KBM (>500 g)
d. TIDAK NAIK (T): grafik berat badan
mendatar; kenaikan berat badan
<KBM (<400 g)
e. TIDAK NAIK (T): grafik berat badan
menurun; grafik berat badan <KBM
(<300 g)

Tindak Lanjut Hasil Penentuan Status Pertumbuhan Balita

Berat Badan  Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita
Naik ke Posyandu
 Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti
grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS
secara sederhana
 Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi
anak dan berikan nasihat tentang pemberian makan
anak sesuai golongan umurnya.
 Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.
Berat Badan  Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita
Tidak Naik 1 kali ke Posyandu
 Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti
grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS
secara sederhana
 Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan
(batuk, diare, panas, rewel, dll) dan kebiasaan makan
anak
 Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab
berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu.
 Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian
makan anak sesuai golongan umurnya
 Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 165
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Berat Badan Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita
Tidak Naik 2 kali ke Posyandu dan anjurkan untuk datang kembali bulan
Berturut Turut berikutnya.
atau Berada di Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti
Bawah Garis grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS
Merah secara sederhana
Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan
(batuk, diare, panas, rewel, dll) dan kebiasaan makan
anak
Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab
berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu.
Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian
makan anak sesuai golongan umurnya
Rujuk anak ke Puskesmas/Pustu/Poskesdes.

2. Plotting Panjang Badan Menurut Umur (PB/U) atau Tinggi


Badan Menurut Umur (TB/U)
Menggambarkan pertumbuhan anak menurut panjang
atau tinggi badan berdasarkan umur. Identifikasi anak-
anak yang pendek karena gizi kurang dalam waktu lama
atau sering sakit. Termasuk anak-anak yang tergolong
tinggi menurut umurnya (anak dengan tinggi badan diatas
normal bukan masalah, kecuali yang tinggi sekali yang
biasanya karena gangguan endokrin.
• Sumbu x : umur anak. Umur ditentukan dalam bulan.
• Sumbu y  panjang atau tinggi badan anak dalam cm.

Cara Memplot Grafik PB/U atau TB/U


• Pertama-tama tentukan umur anak dalam bulan pada
garis horisontal Sebagai contoh, jika seorang anak
berumur 2 tahun 4 bulan, tarik garis vertikal pada skala
28 bulan
• Tentukan angka tinggi badan pada garis vertikal.
Sebagai contoh, hasil pengukuran tinggi badan adalah
92 cm, tarik garis horisontal pada skala 92
• Plot titik ada pertemuan garis horizaontal dan vertikal
tersebut

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 166


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

• Bila lebih dari 1 pengukuran, hubungkan titik titik tersebut


dengan garis lurus

3. Plotting Berat Badan Menurut Panjang Badan atau Berat


Badan Menurut Tinggi Badan atau BB/TB
- PB/U atau TB/U merupakan pencapaian pertumbuhan
tinggi badannya.
- Anak pendek akibat dari kekurangan zat gizi dalam
waktu lama dan atau infeksi yang berulang sehingga
tidak mendukung pencapaian pertumbuhan normal.
- BB/PB atau BB/TB  indikator pertumbuhan yang dapat
dipercaya apabila umur anak tidak diketahui. Anak
yang kurus  kejadian yang baru terjadi, seperti
penurunan asupan makanan yang drastis dan atau
penyakit yang menyebabkan kehilangan berat badan
yang banyak.

Tabel 9.
Indikator Pertumbuhan Menurut Z-Score

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 167


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Catatan:

1. Seorang anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi


dan biasanya tidak menjadi masalah kecuali anak yang
sangat tinggi mungkin mengalami gangguan endokrin
seperti adanya tumor yang memproduksi hormon
pertumbuhan. Rujuklah anak tersebut jika diduga
mengalami gangguan endokrin (misalnya anak yang
tinggi sekali menurut umurnya, sedangkan tinggi orang
tua normal).
2. Seorang anak berdasarkan BB/U pada katagori ini,
kemungkinan mempunyai masalah pertumbuhan, tetapi
akan lebih baik bila anak ini dinilai berdasarkan indikator
PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB atau IMT/U.
3. Hasil ploting di atas 1 menunjukkan kemungkinan risiko.
Bila kecenderungannya menuju garis z-score 2 berarti
risiko lebih pasti.
4. Anak yang pendek atau sangat pendek, kemungkinan
akan menjadi gemuk bila mendapatkan intervensi gizi
yang salah.
5. Anak yang dinilai berdasarkan indeks BB/PB atau TB
sebagai “sangat kurus” dan terlihat tanda-tanda klinis
marasmus, maka disebut marasmus.
6. Anak yang dinilai berdasarkan indeks BB/U atau indeks
lainnya bila ditemukan edema pada kedua punggung
kaki dan tidak ditemukan penyebab lain (penyakit
ginjal, jantung, dan hati, maka disebut kwashiorkor atau
marasmic-kwashiorkor.
7. Anak yang dinilai berdasarkan indeks BB/PB atau TB
sebagai “kurus” disebut juga Gizi Kurang, dan “sangat
kurus” disebut juga Gizi Buruk.

(Sumber: Modul B dan C, Pelatihan Penilaian Pertumbuhan


Anak, WHO-2005)

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 168


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

D. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang


Deteksi dini tumbuh kembang anak atau pelayanan SDIDTK
adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan
anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini
penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka
intervensi akan lebih mudah dilakukan, bila terlambat
diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan
berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat


dikerjakan oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan
jaringannya, berupa:
a. Deteksi dini gangguan pertumbuhan, yaitu menentukan
status gizi anak apakah gemuk, normal, kurus dan sangat
kurus, pendek, atau sangat pendek, makrosefali atau
mikrosefali.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 169


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk


mengetahui gangguan perkembangan anak
(keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya
dengar.
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk
mengetahui adanya masalah mental emosional, autisme
dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

Pelayanan rutin SDIDTK sesuai dengan jadwal yang tercakup


pada pedoman ini dan pada Buku KIA, namun tidak menutup
kemungkinan dilaksanakan pada:
a. Kasus rujukan.
b. Ada kecurigaan anak mempunyai penyimpangan
tumbuh.
c. Ada keluhan anak mempunyai masalah tumbuh kembang.

Stimulasi Pada Anak

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar


anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang
secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin
sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan
oleh ibu dan ayah - yang merupakan orang terdekat
dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota
keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah
tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan
tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap.

Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi


terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak
halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan
sosialisasi dan kemandirian.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 170


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada


beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih
sayang.
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak
akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat
dengannya.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain,
bemyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan
tidak ada hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan
sesuai umur anak, terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar
anak.
6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan
ada di sekitar anak.
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan
perempuan.
8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas
keberhasilannya.

Pada bagian sebelumnya sudah dijelaskan bahwa


perkembangan kemampuan dasar anak anak berkorelasi
dengan pertumbuhan. Perkembangan kemampuan dasar
anak mempunyai pola yang tetap dan berlangsung secara
berurutan. Dengan demikian stimulasi yang diberikan
kepada anak dalam rangka merangsang pertumbuhan
dan perkembangan anak dapat diberikan oleh orang
tua/keluarga sesuai dengan pembaian kelompok umur
stimulasi anak berikut ini:

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 171


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

No Periode Tumbuh Kembang Kelompok Umur


Stimulasi
1. Masa prenatal,janin dalam kandungan Masa prenatal

2. Masabayi0-12bulan Umur 0-3 bulan


Umur 3-6 bulan
Umur 6-9 bulan
Umur 9-12 bulan

3. Masa anak balita 12 – 60 bulan Umur 12-15 bulan


Umur 15-18 bulan
Umur 18-24 bulan
Umur 24-36 bulan
Umur 36-48 bulan
Umur 48-60 bulan

4. Masa prasekolah 60 – 72 bulan Umur 60-72 tahun

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 172


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

Algoritme Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Hasil Pemeriksaan Interpretasi Tindakan

Jawaban “Ya” Sesuai umur Puji keberhasilan orang


9 atau 10 tua/pengasuh. Lanjutkan
stimulasi sesuai umur. Jadwalkan
kunjungan berikutnya
Jawaban “Ya” Meragukan Nasehati Ibu/pengasuh untuk
7 atau 8 melakukan stimulasi lebih sering
dengan penuh kasih sayang.
Jadwalkan kunjungan ulang
untuk 2 minggu lagi. Apabila
hasil pemeriksaan selanjutkany
juga meragukan, rujuk ke
Rumah Sakit rujukan tumbuh
kembang level 1
Jawaban “Ya” Penyimpangan Rujuk ke Rumah Sakit rujukan
6 atau kurang tumbuh kembang level 1

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 173


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

E. Rujukan Kasus
1. Intervensi Penyimpangan Perkembangan Anak
lntervensi dini penyimpangan perkembangan adalah
tindakan tertentu pada anak yang perkembangan
kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai
dengan umumya. Seperti yang telah dibahas pada bab
sebelumnya, penyimpangan perkembangan bisa terjadi
pada salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
serta sosialisasi dan kemandirian anak.
Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi
perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif di
rumah selama 2 minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil
intervensi stimulasi perkembangan.
a. Intervensi Perkembangan
lntervensi perkembangan anak dilakukan atas indikasi
yaitu:
1) Perkembangan anak meragukan (M) artinya
kemampuan anak tidak sesuai dengan yang
seharusnya dimiliki anak, yaitu bila pada umur
skrining 3, 6, 9, 12, 15, 18 bulan dan seterusnya,
pemeriksaan KPSP jawaban ''YA" = 7 atau 8.

Lakukan intervensi sebagai berikut:


a) Pilih kelompok umur stimulasi yang lebih muda
dari umur anak pada Bab Ill buku pedoman ini.
Misalnya: Menurut KPSP, anak umur 12 bulan belum
bisa berdiri, maka dilihat kelompok umur stimulasi
9-12 bulan atau yang lebih muda
(bukan kelompok umur stimulasi 12-15 bulan).
Karena kemampuan berdiri merupakan gerak
kasar, maka Iihat kotak "Kemampuan Gerak Kasar".
b)Ajari orang tua cara melakukan intervensi sesuai
dengan masalah/penyimpangan yang
ditemukan pada anak tersebut. Misalnya, anak
mempunyai penyimpangan gerak kasar, maka

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 174


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

yang diintervensi adalah gerak kasarnya. Pada


contoh di atas, anak harus dilatih berdiri.
c)Beri petunjuk pada orang tua dan keluarga untuk
mengintervensi anak sesering mungkin, penuh
kesabaran dan kasih sayang, bervariasi dan
sambil bermain dengan anak agar ia tidak bosan.
d)lntervensi pada anak dilakukan secara intensif
setiap hari sekitar I3-4 jam, selama 2 minggu. Bila
anak terlihat senang dan tidak bosan, waktu
intervensi dapat ditambah. Bila anak menolak atau
rewel, intervensi dihentikan dahulu,
dilanjutkan apabila anak sudah dapat diintervensi
lagi.
e) Minta orang tua atau keluarga datang
kembali/kontrol 2 minggu kemudian untuk
dilakukan evaluasi hasil intervensi dan melihat
apakah ada kemajuan/perkembangan atau
tidak. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
KPSP yang sesuai dengan umur skrining yang
terdekat.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 175


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Berikut ini contoh tindakan intervensi perkembangan yang dilakukan pada beberapa anak dengan
masalah perkembangan:

Umur Hasil Pemeriksaan Tindakan lntervensi Perkembangan


KPSP
3 bin Bayi tidak membalas Pada setiap kegiatan bersama bayi, sesering mungkin mengajak bayi
tersenyum tersenyum dan bicara. Tunjukkan mimik wajah yang cerah. Sesering
(kemampuan mungkin membelai, memeluk dan mencium bayi dengan gerakan
sosialisasi dan lembut dan penuh kasih savana.
kemandirian)

12 bin Belum bisamenyebut 2 Bicara pada anak dan ajak anak bicara sesering mungkin,
suku kata yang sama setiap saat dan dimana saja. Tirukan dan jawab ocehan anak. Usahakan
(kemampuan agar anak mau mengulang dan meniru mengucapkan kata-kata
bicara dan tersebut, gunakan kata-kata yang jelas dan sederhana seperti pa..pa..,
bahasa) da.da., ta..ta. Ketika berbicara, tatap mata anak, usahakan agar mau
menatap waiah aaar ia melihat bibir dan mata pembicara.

21 bin Belum bisa menumpuk Sediakan kubus-kubus kecil ukuran 2,5 - 5 cm (dari plastik atau kayu). Ajak
2 buah kubus anak bermain dan ajari cara menumpuk dua buah kubus. Beri pujian jika
(kemampuan gerak anak mau menumpuk kubus. Latih terus sambil bermain, mula-mula 2
ha/us) kubus, secara bertahao ditambah meniadi 4 atau lebih.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 176


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

30 bin Belum bisa menendang Sediakan bola sebesar bola tenis. Ajak anak bermain, mula- mula
bola perlihatkan cara menendang bola, selanjutnya minta anak menendang
(kemampuan gerak bola. Lakukan permainan sesering mungkin agar anak bisa menendang
kasar) bola.
36 bin Belum bisa mengerja- Mulai memberi perintah kepada anak. M Tolong bawakan kaus
kan perintah sederhana kaki merah", ATAU "Letakkan cangkirmu di meja". Kalau perlu tunjukkan
(kemampuan kepada anak cara mengerjakan perintah tadi, gunakan kata-kata yang
bicara dan sederhana.
bahasa)
42 bin Belum bisa menggam- Bantu anak memegang pensll dengan benar, ajak anak melihat dan
bar lingkaran memperhatikan cara menggambar "llngkaran". Beri kesempatan anak
(kemampuan gerak meniru menggambar "lingkaran" berulang-ulang. Pujilah jika anak bisa
ha/us) menggambar "lingkaran"
54 bin Belum bisa mengkan- Anak diberi pakaian yang berkancing. Ajari cara mengkancingkan baju.
cing baju sendiri Pada permulaan, gunakan kancing besar. Minta anak mengancing
(kemampuan kancing pakaian berulang kali. Pujilah jika anak mau bisa mengkancingkan
sosialisasi dan kancing pakaian.
kemandirian)
66 bin Belum mengenal Letakkan sejumlah benda dengan bermacam-macam warna. Tunjuk dan
warna sebutkan warnanya, minta anak menirukan menunjuk dan menyebut warna
(kemampuan benda. Pujilah jika anak mau menunjuk dan menyebut warna. Lakukan
bicara dan berulang dengan benda-benda lain yang berada di sekitar anak.
bahasa)

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 177


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

2) Bila seorang anak mempunyai masalah/


penyimpangan perkembangan, sedangkan umur
anak itu bukan pada jadwal umur skrining, maka
lakukan intervensi perkembangan sesuai dengan
masalah yang ada sebagai berikut:
a) Misalnya: anak umur 19 bulan belum bisa
menyebut ayah ibunya dengan panggilan seperti
"papa" "mama" artinya ada penyimpangan
kemampuan bahasa dan bicara. Lihat kelompok
umur stimulasi yang lebih muda pada Bab Ill buku
pedoman ini, pilih kotak "Kemampuan Bicara dan
Bahasa" yang memuat cara melatih anak
supaya bisa menyebut kata-kata "papa",
"mama", yaitu pada kelompok umur stimulasi 3-6
bulan.
b) Sedangkan intervensi berupa stimulasi untuk
kelompok umur yang lebih muda - pada contoh
di atas stimulasi untuk kelompok umur 15-18
bulan, tetap diberikan.
c) Ajari orang tua cara melakukan intervensi
perkembangan anak sebagaimana yang
dianjurkan pada kotak stimulasi tersebut.
d) Beri petunjuk pada orang tua dan keluarga untuk
mengintervensi anak sesering mungkin, penuh
kesabaran dan kasih sayang, bervariasi dan
sambilbermain dengan anak agar ia tidak bosan.
e) lntervensi pada anak dilakukan secara intensif
setiap hari sekitar 3-4 jam, selama 2 minggu. Bila
anak terlihat senang dan tidak bosan, waktu
intervensi dapat ditambah. Bila anak menolak
atau rewel, intervensi dihentikan dahulu,
dilanjutkan apabila anak sudah dapat diintervensi
lagi.
f) Minta orang tua atau keluarga datang
kembali/kontrol 2 minggu kemudian untuk
dilakukan evaluasi hasil intervensi dan melihat

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 178


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

apakah ada kemajuan/perkembangan atau


tidak. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
KPSP yang sesuai dengan umur skrining yang
terdekat.

b. Evaluasi Intervensi Perkembangan


Setelah orang tua dan keluarga melakukan tindakan
intervensi perkembangan secara intensif di rumah
selama 2 mlnggu, maka anak perlu dlevaluasi
apakah ada kemajuan/perkembangan atau tidak.

Cara melakukan evaluasi hasil intervensi


perkembangan adalah:
1) Apabila umur anak sesuai dengan jadwal umur
skrining (umur 3, 6, 9, 12, 15, 18 bulan dan
seterusnya), maka lakukan evaluasi hasil intervensi
dengan menggunakan formulir KPSP sesuai dengan
umur anak.
2) Apabila umur anak tidak sesuai dengan jadwal
umur skrining (umur 3, 6, 9, 12, 15, 18 bulan dan
seterusnya), maka lakukan evaluasi hasil intervensi
dengan menggunakan formulir KPSP untuk umur
yang lebih muda, paling dekat dengan umur anak,
seperti contoh berikut ini:
a. Bayi umur 6 bulan lewat 3 minggu, gunakan KPSP
untuk umur 6 bulan.
b. Anak umur 17 bulan lewat 18 hari, gunakan KPSP
untuk umur 15 bulan.
c. Anak umur 35 bulan lewat 20 hari, gunakan KPSP
untuk umur 30 bulan.
3) Bila hasil evaluasi intervensi ada kemajuan artinya
jawaban "YA" 9 atau 10, artinya perkembangan
anak sesuai dengan umur tersebut, lanjutkan
dengan skrining perkembangan sesuai dengan
umumya sekarang. Misalnya: umur 17 bulan lewat
20 hari pilih KPSP umur 18 bulan; umur 35 bulan lewat
20 hari, KPSP umur 36 bulan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 179


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

4) Bila hasil evaluasi intervensi jawaban "YA" tetap 7


atau 8, kerjakan langkah-langkah berikut:
Teliti kembali apakah ada masalah dengan:
a. lntensitas intervensi perkembangan yang
dilakukan di rumah, apakah sudah dilakukan
secara intensif ?
b. Jenis kemampuan perkembangan anak yang
diintervensi, apakah sudah dilakukan secara
tepat dan benar ?
c. Cara memberikan intervensi, apakah sudah
sesuai dengan petunjuk dan nasihat tenaga
kesehatan
d. Lakukan pemeriksaan fisik yang teliti, apakah ada
masalah gizi ? penyakit pada anak ? kelainan
organ-organ terkait ?
5) Bila ditemukan salah satu atau lebih masalah di atas:
a. Bila ada masalah gizi atau anak sakit, tangani
kasus tersebut sesuai pedoman/standar
tatalaksana kasus yang ada di tingkat pelayanan
dasar seperti Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS), tatalaksana gizi buruk, dan sebagainya.
b. Bila intervensi dilakukan tidak intensif, kurang
tepat, atau tidak sesuai dengan petunjuk/nasihat
tenaga kesehatan, sekali lagi, ajari orang tua dan
keluarga cara melakukan intervensi
perkembangan yang intensif yang tepat dan
benar. Bila perlu dampingi orang tua/keluarga
ketika melakukan intervensi pada anaknya.
6) Kemudian lakukan evaluasi hasil intervensi yang ke-2
dengan cara yang sama, jika:
a. Bila kemampuan perkembangan anak ada
kemajuan, berilah pujian kepada orang tua
dan anak. Anjurkan orang tua dan keluarga
untuk terus melakukan intervensi di rumah dan
kontrol kembalipada jadwal umur skrining
berikutnya.
b. Bila kemampuan perkembangan tidak ada

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 180


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

kemajuan berarti ada penyimpangan


perkembangan anak (P), dan anak perlu
segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki
tenaga dokter spesialis anak, kesehatan jiwa,
rehabilitasi medik, psikolog dan ahli terapi
(fisioterapis, terapis bicara, dan sebagainya).

2. Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak


Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan
perkembangan anak tidak dapat ditangani meskipun
sudah dilakukan tindakan intervensi dini. Rujukan
penyimpangan tumbuh kembang anak dilakukan secara
berjenjang, sebagai berikut:
a. Tingkat keluarga dan masyarakat
Keluarga dan masyarakat (orang tua, anggota
keluarga lainnya dan kader) dianjurkan untuk
membawa anaknya ke tenaga kesehatan di
Puskesmas dan jaringan atau Rumah Sakit. Orang
tua/keluarga perlu diingat agar membawa catatan
pemantauan tumbuh kembang yang ada di dalam
Buku KIA.
b. Tingkat Puskesmas dan jejaringnya
Pada rujukan dini, bidan dan perawat di Posyandu,
Polindes, Pustu termasuk Puskeling, melakukan tindakan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai
stander pelayanan yang terdapat pada buku
pedoman.
Bila kasus penyimpangan tersebut ternyata
memerlukan penanganan lanjut, maka dilakukan
rujukan ke tim medis di Puskesmas (dokter, bidan,
perawat, nutrisionis, dan tenaga kesehatan terlatih
lainnya).
c. Tingkat rumah sakit rujukan
Bila kasus penyimpangan tersebut tidak dapat
ditangani di tingkat Puskesmas atau memerlukan
tindakan yang khusus maka perlu dirujuk ke Rumah

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 181


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Sakit Kabupaten (tingkat rujukan primer) yang


mempunyai fasilitas klinik tumbuh kembang anak
dengan dokter spesialis anak, ahli gizi serta
laboratorium/pemeriksaan penunjang diagnostik.
Rumah Sakit Provinsi sebagai tempat rujukan sekunder
diharapkan memiliki klinik tumbuh kembang anak
yang didukung oleh tim dokter spesialis anak,
kesehatan jiwa, kesehatan mata, THT, rehabilitasi
medik, ahli terapi (fisioterapis, terapis bicara, dan
sebagainya), ahli gizi dan psikolog.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 182


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Alur Rujukan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 183


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining/Deteksi Dini Penyimpangan


Tumbuh Kembang pada Balita dan Anak Prasekolah

Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Harus Dilakukan


Deteksi Dini Deteksi Dini Deteksi Dini
Penyimpangan Penyimpangan Penyimpangan Mental
Umur Anak Pertumbuhan Perkembangan Emosional
(dilakukan atas indikasi)
BB/TB LK KPSP TDD TDL KMPE M- GPPH
CHAT
0 bulan  
3 bulan    

6 bulan    
9 bulan    
12 bulan    
15 bulan  
18 bulan     
21 bulan   
24 bulan     
30 bulan     
36 bulan        
42 bulan       
48 bulan       
54 bulan       
60 bulan       
66 bulan       
72 bulan       

Keterangan
BB/TB : Berat Badan terhadap TDL : Tes Daya Lihat
Tinggi badan
LK : Lingkar Kepala KMPE : Kuesioner Masalah
Perilaku Emosional
KPSP : Kuesioner Pra Skrining M-CHAT : Modified Checklist for
Perkembangan Autism in Toddlers
TDD : Tes Daya Dengar GPPH : Gangguan Pemusatan
Perhatian dan
Hiperaktivitas

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 184


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

VIII. Referensi
1. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Bina Gizi. 2014.
Panduan Pelatih Konseling Menyusui.
2. Strategi Global Pemberian Makan Bayi dan ANAK (PMBA),
Kementeraian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
3. SK Menkes No. 450 Tahun 2004 tentang pemberian ASI
Eksklusif 6 bulan Bagi Bayi di Indonesia, Jakarta
4. Peraturan Menteri No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI
Eksklusif. Jakarta.
5. Strategi Global Pemberian Makanan Bayi dan Anak, Tahun
2003, World Health Orgaization, Geneva.
6. Standard Anthropometri, Tahun 2005, World Health
Organization, Geneva.
7. Standard Anthropometri, WHO, 2005.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
155/Menkes/Per/I/2010 tentang Penggunaaan Kartu Menuju
Sehat (KMS) bagi balita.
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
10. Modul Pemantauan Pertumbuhan. Kementerian Kesehatan
RI. 2014.
11. Modul Sanitasi Total Berbasis Masyarakat – Stunting, 2017.
12. Modul Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. Kementerian Kesehatan RI. 2012.
13. Buku Panduan Praktis STBM 5 Pilar untuk Masyarakat.
Kemenkes RI. 2017.
14. Kurikulum Pelatihan Fasilitator STBM Stunting. Kemenkes RI.
2018.
15. Modul Pelatihan untuk Pelatihan (TOT) Fasilitator Stunting.
Kemenkes RI. 2018.
16. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar. Kementerian Kesehatan RI. 2018.
17. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian Kesehatan RI.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 185


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Panduan Simulasi ATIKA (Ayam, Telur, Ikan) Sumber Zat Besi


(30 menit)

Alat dan bahan:


 Beras 2,5 kg  disiapkan Bapelkes
 5 buah gelas  disiapkan Bapelkes
 5 baskom transparan  disiapkan Bapelkes
 Display makanan ibu hamil utk makan siang (nasi, hewani, nabati,
sayur & buah) dan snack  disiapkan Bapelkes
 Kartu ATIKA
 Kartu Kerupuk
 Video ATIKA Sumber Zat Besi

Pelaksanaan:
 Kelas dibagi menjadi 4 kelompok (@7-8 orang)
 Setiap kelompok dibagikan bahan sbb: beras sebanyak 0,5 kg, 1
buah gelas, 1 buah baskom.
 Fasilitator menginstruksikan peserta untuk membandingkan
berapa jumlah zat besi yang terdapat pada :
- Ayam dibandingkan dengan beras yang diibaratkan nasi;
- Telur dibandingkan dengan beras yang diibaratkan nasi;
- Ikan dibandingkan dengan beras yang diibaratkan nasi; serta
- Kerupuk yang dibandingkan dengan beras yang diibaratkan
nasi.
 Setelah itu, fasilitator meminta setiap kelompok menunjukkan hasil
perbandingannya untuk masing ATIKA tersebut, kemudian
fasilitator memberikan jawaban yang benar dengan
memperlihatkan perbandingan yang benar antara zat besi pada
ATIKA dengan beras (nasi.)
 Fasilitator juga memperlihatkan menu seimbang untuk ibu hamil.
 Fasilitator merangkum hasil diskusi semua kelompok.
 Jika masih ada waktu, fasilitator dapat memutarkan video ATIKA
Sumber Zat Besi

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 186


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Panduan Penugasan IMD dan MP-ASI (75 menit)

 Inisiasi Menyusu Dini


Alat dan Bahan:
 Film Inisiasi Menyusu Dini (Unicef)

Pelaksanaan:
 Kelas dibagi menjadi 4 kelompok (@7-8 orang), kelompok yang
sama dg Simulasi ATIKA
 Fasilitator menggali pemahaman peserta tentang hal-hal yang
berkaitan dengan Inisiasi Menyusu Dini.
 Fasilitator memutar film IMD
 Fasilitator menanyakan kepada peserta apa perbedaan peristiwa
dalam film tersebut dengan kondisi yang biasa terjadi.
 Fasilitator menanyakan kepada peserta tentang:
- Siapa yang seharusnya menemani ibu saat melahirkan?
Mengapa?
- Siapa yang seharusnya membantu kelahiran bayi?
- Apa yang seharusnya dilakukan terhadap bayi segera setelah
lahir?
- Dimana seharusnya bayi diletakkan?
- Apa yang seharusnya diberikan kepada bayi untuk diminum
segera setelah bayi lahir? Mengapa?
- Berapa lama setelah dilahirkan, ibu harus mulai memberi ASI
kepada bayinya?
 Fasilitator menugaskan setiap kelompok untuk mendiskusikan
(selama 10 menit) manfaat apa saja dari IMD. Jawaban setiap
dituliskan pada kertas flipchart.
 Hasil diskusi setiap kelompok ditempel di depan kelas, dan
fasilitator memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi semua
kelompok.
 Fasilitator membuat rangkuman/kesimpulan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 187


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

 Makanan Pendamping ASI


Alat dan bahan:
 Film tutorial MP-ASI
 Flipchart  disiapkan Bapelkes
 Kartu metaplan yg sudah berisi tulisan  disiapkan fasilitator

Pelaksanaan:
 Peserta masih dalam kelompok yang sama dengan kelompok
sebelumnya (4 kelompok)
 Fasilitator memutarkan film tutorial MP-ASI Gizi
 Setelah itu, dilakukan brainstorming tentang MPASI dalam film
tsb.
 Fasilitator membagikan flipchart dan kartu metaplan yang
sudah berisi tulisan.
 Setiap kelompok diminta menyusun kartu metaplan di flipchart
sehingga tersusun syarat-syarat pemberian MP-ASI yang tepat.
 Hasil diskusi setiap kelompok ditempel di depan kelas, dan
fasilitator memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi semua
kelompok.
 Fasilitator membuat rangkuman/kesimpulan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 188


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Panduan Latihan Pengisian Kartu Menuju Sehat (30 menit)

Alat dan bahan:


 Buku KIA disiapkan Puslat
 Soal latihan sebanyak 30 lembar
 Kertas KMS ukuran besar  disiapkan fasilitator/Puslat
 Pensil

Pelaksanaan:
 Fasilitator membagikan soal latihan kepada masing-masing
peserta
 Setiap peserta diminta untuk praktik mengisi KMS sesuai dengan
soal latihan dan penentuan status pertumbuhan dalam KMS serta
tindak lanjutnya.
 Fasilitator meminta perwakilan peserta untuk praktik mengisi KMS
sesuai dengan soal latihan dan penentuan status pertumbuhan
dalam KMS, dengan menggunakan KMS ukuran besar
 Fasilitator meminta peserta lain untuk memberikan tanggapan
terhadap hasil praktik di depan kelas.
 Fasilitator memberikan kesimpulan secara keseluruhan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 189


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

SOAL LATIHAN KARTU MENUJU SEHAT

SOAL 1.

Seorang anak laki-laki bernama Yusuf Abidin lahir pada tanggal 25


Mei 2010 dengan berat badan 3,1 kg dan panjang badan 48 cm.
Orangtua Yusuf bernama Pak Zainudin dan Ibu Salmah. Mereka
tinggal di Kebon Kosong, Jakarta Pusat.
Yusuf dibawa pertama kali ke Posyandu Melati di dekat rumahnya
pada tanggal 26 Juni 2010. Pada saat itu berat badan Yusuf
diketahui 3,5 kg. Pada bulan-bulan berikutnya, data penimbangan
Yusuf di Posyandu adalah sebagai berikut:

Tanggal Berat Catatan Pemberian ASI


Badan
26 Juni 2010 3,5 kg Pilek Diberi pisang
27 Juli 2010 4,6 kg ASI
26 September 2010 4,7 kg Batuk Diberi bubur
27 Oktober 2010 5,5 kg Tidak mau -
makan
27 November 2010 6 kg -
26 Desember 2010 6,1 kg Diare -

Instruksi:
1. Pilih KMS untuk Yusuf sesuai jenis kelaminnya.
2. Lakukan pengisian KMS dengan benar dan lengkap sesuai data
yang diberikan.
3. Tentukan status pertumbuhan Yusuf pada kolom yang
disediakan
4. Apa yang dapat dilakukan oleh kader pada saat kunjungan
Yusuf dan pengasuhnya ke Posyandu di bulan September?
5. Apa yang dapat kader sampaikan sehubungan dengan hasil
penimbangan Yusuf di bulan Desember?

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 190


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

SOAL LATIHAN KARTU MENUJU SEHAT

SOAL 2.

Seorang anak perempuan bernama Rahmi Amanda lahir pada


tanggal 20 Juni 2010 dengan berat badan 3 kg dan panjang badan
48 cm. Orangtua Rahmi bernama Pak Paiman dan Ibu Siti. Mereka
tinggal di Metro, Lampung.
Rahmi dibawa pertama kali ke Posyandu Anggrek di dekat
rumahnya pada tanggal 27 Juli 2010. Pada saat itu berat badan
Rahmi diketahui 4,1 kg. Pada bulan-bulan berikutnya, data
penimbangan Rahmi di Posyandu adalah sebagai berikut:

Tanggal BeratBadan Catatan Pemberian ASI


27 Juli 2010 4,1 kg ASI
27 Agustus 2010 4,6 kg ASI
26 September 2010 4,7 kg Diare Diberi pisang
27 November 4,5 kg Panas -
27 Desember 2010 4,6 kg -
26 Januari 2011 4,8 kg -

Instruksi:
1. Pilih KMS untuk Rahmi sesuai jenis kelaminnya.
2. Lakukan pengisian KMS dengan benar dan lengkap sesuai data
yang diberikan
3. Tentukan status pertumbuhan Rahmi pada kolom yang
disediakan
4. Apa yang dapat dilakukan oleh kader pada saat kunjungan
Rahmi dan pengasuhnya ke Posyandu di bulan September?
5. Apa yang dapat kader sampaikan sehubungan dengan hasil
penimbangan Rahmi di bulan Januari?

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 191


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

PANDUAN DISKUSI KELOMPOK

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


Penugasan-1 : “Sejarah Program Pembangunan Sanitasi”

1. Peserta dibagi ke dalam 4 kelompok dengan metode sebagai


berikut :
 Menanyakan kepada peserta, siapa yang pernah memiliki
pengalaman/terlibat dalam kegiatan proyek pembangunan
sarana sanitasi/jamban
 Mintakan kepada peserta yang pernah terlibat
kegiatan/proyek pembangunan sarana-sanitasi tersebut untuk
menyebutkan judul kegiatan/proyek, lokasi dan waktu serta
tujuannya
 Pilih 4 judul kegiatan/proyek dari peserta
 Mintakan kepada peserta yang memiliki judul kegiatan/proyek
terpilih untuk maju kedepan dan menghadap membelakangi
peserta
 Mintakan kepada peserta lainya untuk menempatkan diri di
belakang ke 4 judul kegiatan/proyek terpilih, sehingga peserta
terbagi merata menjadi 4 kelompok.
2. Setelah terbentuk kelompok, mintakan anggota kelompok untuk
menanyakan kepada pemilik kegiatan/proyek untuk
menceritakan tentang kegiatan/proyek yang telah dikerjakan,
berkaitan dengan :
 Nama kegiatan/proyek
 Waktu
 Lokasi
 Sasaran
 Target
 Proses
 Jenis sarana yang dibangun
 Capaian
3. Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya selama
masing-masing 5 menit.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 192


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

4. Kelompok lain dipersilahkan untuk bertanya atau mengklarifikasi.


5. Masing-masing kelompok melanjutkan diskusi tentang
keberhasilan proyek dinilai dari capaian kegiatan dibandingkan
dengan :
 Tujuan
 Pemutusan alur penularan penyakit
 risiko penularan di masyarakat
 keberlanjutan penggunaan sarana (apakah masih dipakai,
mengapa masih dipakai/tidak dipakai, siapa saja yang terlibat
dan keterlibatan dalam hal apa)
 Pemutusan alur penularan penyakit
 kesimpulan proyek dibanding tujuan pemutusan alur penularan
penyakit.
6. Kelompok menyampaikan hasil diskusi lanjutannya dan kelompok
lain menambahkan informasi yang belum dibahas oleh kelompok
sebelumnya.
7. Fasilitator merangkum dan memberikan sedikit penjelasan terkait
sejarah program pembangunan sanitasi.

Penugasan-2 : “Mengidentifikasi Sarana Pembuangan Air Besar


Yang Tidak Sehat”

1. Alat dan bahan :


- Seri gambar jamban  disiapkan fasilitator
- Kain rekat (Stickycloth) = 4 bh
- Spidol besar warna hitam/biru = 4 bh
- Kertas metaplan = 4 bh
- Lakban kertas ukuran 5 cm = 4 bh

2. Langkah-langkah:
a. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok
beranggotakan 7-8 orang
b. Bagikan alat dan bahan kepada msaing-masing kelompok :
- Kain rekat (Stickycloth)

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 193


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

- Spridol besar warna hitam/biru


- Kertas metaplan
- Lakban kertas ukuran 5 cm
c. Mintakan kepada setiap kelompok untuk memasang kain rekat
di dinding.
d. Setiap kelompok diminta :
- Setiap kelompok diminta menuliskan kata “SEHAT”, “KURANG
SEHAT”, “TIDAK SEHAT” pada kertas metaplan, setiap lembar
kertas memuat satu kata.
- Setiap kelompok diminta membuka amplop yang berisi seri
gambar sarana, kemudian dibagi habis kepada stiap
anggota kelompok.
- Tempelkan setiap gambar tersebut dibawah tulisan “SEHAT” ,
“KURANG SEHAT”, atau “TIDAK SEHAT”, sesuai dengan
pendapat masing-masing.
- Diskusikan di dalam kelompok apakah penempatan gambar
sudah sesuai dengan kriteria tersebut.
e. “Shopping”
- Diminta kepada setiap kelompok untuk menunjuk 2 orang
perwakilan sebagai juru bicara.
- Diminta kepada setiap kelompok pada hitungan ketiga untuk
berpindah menuju kelompok di sebelah kanannya
(kelompok-1 menuju hasil diskusi kelompok-2, kelompok-2
menuju hasil diskusi kelompok-3, kelompok-3 menujuhasil
diskusi kelompok-4, kelompok-4 menuju hasil diskusi
kelompok-1), kecuali juru bicara kelompok.
- Diminta kepada setiap kelompok untuk memberikan masukan
kepada hasil diskusi yang ada dihadapannya, juru bicara
dapat memberikan tanggapan terhadap masukan
kelompok lain, sampai terjadi kesepakatan.
- Lakukan perputaran kelompok dan diskusi sampai posisi
kembali pada hasil diskusi masing-masing.
f. Akhiri diskusi kelompok dengan tepuk tangan bersama

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 194


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Panduan Latihan Deteksi Perkembangan menggunakan


Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Alat dan bahan:


 Soal latihan kasus
 Flipchart
 Spidol
 SDIDTK Kit  disiapkan Puslat
 Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) = 30 lembar
 Formulir DDTK yang diperbesar ukuran flipchart = 2 lembar
 Formulir KPSP 9 bulan = 30 lembar
 Formulir KPSP 12 bulan = 30 lembar
 Tabel Z Score (hal 112-117) dan (hal 123-124)

Pelaksanaan:
 Fasilitator menampilkan soal latihan kasus dalam bentuk ppt
kepada peserta
 Setiap peserta diminta untuk mengerjakan soal latihan kasus
tersebut (menghitung umur perkembangan dan melakukan
deteksi perkembangan dengan mengisi Form KPSP dan Form
DDTK)
 Fasilitator menunjuk 1 orang peserta untuk presentasi jawaban
dari soal latihan kasus yang diberikan
 Fasilitator meminta umpan balik dari peserta lain dan melakukan
klarifikasi serta memberikan kesimpulan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 195


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Soal Latihan Kasus Deteksi Perkembangan menggunakan


Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Wawan petugas Puskesmas Karangmenjangan Kecamatan


Gubeng Kota Surabaya Jawa Timur, memeriksa seorang anak yang
diantar ibunya ke Puskesmas pada tanggal 11 Maret 2017, dengan
keluhan ingin tahu perkembangan anaknya yang dirasakan
berbeda dengan kakaknya.

Anak bernama Rini, lahir pada tanggal 8 Juni 2016 dari pasangan
ibu Meyta dan Bapak Eddy dengan Ala mat Jl.Gubeng Kertajaya
VI/5 Surabaya.

Dari hasil pemeriksaan diketahui BB 10 kg dan PB 73 cm, LKA :44 cm.


Pada saat dilakukan pemeriksaan KPSP, didapatkan hasil : Pada
saat dia telentang dan ditarik pada kedua tangannya, ia dapat
mempertahankan lehernya dengan kuat. Menurut ibunya, dia
dapat memindahkan potongan biskuit dari satu tangan ke tangan
lainnya. Saat dijatuhkan sapu tangan merah di depannya, dia
beraksi dengan mencari saputangan tersebut. Saat diletakkan
biskuit di atas meja, Rini memungut dan memegang biskuit pada
masing-masing tangan dan dapat makan sendiri. Rini dapat
menahan sebagian berat badannya dengan kakinya. Dia juga
dapat memungut potongan biskuit kecil yang diberikan. Dia dapat
duduk sendiri selama 2 menit tanpa disangga ibunya. Dia belum
dapat makan sendiri biskuit yang diberikan. Ketika dia bermain
sendiri, dan dihampiri dari belakang sambil dipanggil perlahan
namanya, dia tidak bereaksi sama sekall. Saat diletakkan mainan
agak jauh dari jangkauannya, Rini tidak berusaha untuk meraihnya

Pertanyaan:
1. Berapa umur Rini ?
2. Apakah interpretasi kasus ini?
3. Isi Formulir SDIDTK.
4. Apa tindak lanjut dari kasus ini ?

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 196


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

PANDUAN PRAKTIK
PENGUKURAN ANTROPOMETRI DAN PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
DENGAN KPSP

Metode
1. Praktek dengan balita
2. Presentasi

Alat dan Bahan


1. Timbangan Dacin= 2 buah
2. Tripod = 2 buah
3. Beras/pasir 1 ons = 2 plastik
4. Sarung timbang = 2 buah
5. Timbangan badan/digital = 1 buah
6. Microtoise= 2 buah
7. Lengboard= 2 buah
8. SDIDTK Kit = 6 buah  disiapkan Puslat
9. Formulir DDTK = 6 lembar (halaman 103).
10. Goody bag +snack = 6 buah
11. Formulir Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) = 3 set
12. Buku KIA= 6 buah
13. Pensil = 6 buah
14. Label tom & jerry
15. Kertas flipchart/Formulir DDTK yang diperbesar = 6 lembar
16. Tabel z score (Tabel BB/U, BB/TB, TB/U) = 6 lembar. Di dalam buku
pedoman halaman 112-117, halaman 123-124)
17. 6 orang anak (dengan rincian kelompok umur sebagai berikut :
 6 bulan – 2 tahun = 3 orang ( laki- laki dan perempuan)
 2 tahun – 5 tahun = 3 orang (laki – laki dan perempuan)

Kegiatan

A. Pelaksanaan praktek(180 menit)


1. Fasilitator membagi peserta kedalam 6 kelompok dengan
jumlah masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang peserta.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 197


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

2. Peserta melakukan persiapan alat yang digunakan, sebagai


berikut (15 menit):
 Kelompok 1 dan 2 mempersiapkan timbangan dacin.
 Kelompok 3 dan 4 mempersiapkan microtoise.
 Kelompok 5 dan 6 mempersiapkan longboard.
3. Setiap kelompok mendapatkan balita sebagai objek praktek
pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan.
4. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk melakukan
penimbangan BB, pengukuran TB/PB, dan pemeriksaan
perkembangan menggunakan pengisian KPSP.
5. Selanjutnya setiap kelompok mem-plotting hasil penimbangan
pada KMS.
6. Menentukan status gizi berdasarkan TB/U, BB/TB, BB/U dan
mengisi hasil pertumbuhan dan perkembangan pada Formulir
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK).
(Catatan : penentuan status gizi hanya dilakukan oleh petugas
kesehatan dan kader terlatih)
7. Praktek dilaksanakan selama 80 menit
8. Kelompok mempresentasikan hasil prakteknya beserta tanya
jawab selama 25 menit (perwakilan 3 kelompok), 25 menit x 3
kelompok = 75menit.
9. Fasilitator merangkum dan menyimpulkan hasil diskusi
kelompok selama 10 menit

Hasil

1. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan


2. Formulir Deteksi Dini Perkembangan anak dilengkapi

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 198


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 3 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- Wool merah

YA TIDAK
Bayi Terlentangkan:
1 Pada waktu bayi terlentang, apakah masing- Gerak Kasar
masing lengan dan tungkai bergerak dengan
mudah? Jawaban TIDAK bila salah satu atau
kedua tungkai atau lengan bayi bergerak tak
terarah/tak terkendali
2 Pada waktu bayi terlentang apakah ia melihat Sosialisasi
dan menatap wajah anda? dan
Kemandirian
3 Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara Bicara dan
lain (ngoceh) selain menangis? Bahasa
4 Pada waktu anda mengajak bayi berbicara Sosialisasi
dan tersenyum, apakah ia tersenyum kembali dan
kepada anda Kemandirian
5 Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak Bicara dan
digelitik atau diraba-raba? Bahasa
6 Ambil wool merah, letakkan di atas wajah di Gerak Halus
depan mata, gerakkan wool dari samping kiri
ke kanan kepala
Apakah ia dapat
mengikuti gerakan
anda dengan
menggerakkan
kepalanya dari
kanan/kiri ke tengah?

7 Ambil wool merah, letakkan di atas wajah Gerak Halus


di depan mata, gerakkan wool dari
samping kiri ke kanan kepala
Apakah ia dapat
mengikuti
gerakan anda
dengan
menggerakkan
kepalanya dari
satu sisi hampir
sampai pada sisi
yang lain?

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 199


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Bayi Telungkupkan:
Pada waktu bayi telungkup di alas yang Gerak Kasar
datar, apakah ia dapat mengangkat
kepalanya seperti
pada gambar ini?

Pada waktu bayi telungkup di alas yang Gerak Kasar


datar, apakah ia dapat mengangkat
kepalanya sehingga
membentuk sudut 45˚
seperti pada gambar?

10 Pada waktu bayi telungkup di alas Gerak Kasar


yang datar, apakah ia
dapat mengangkat
kepalanya dengan tegak
seperti pada gambar?

TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus
Bicara dan Bahasa
Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 200


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Tahapan Perkembangan dan Stimulasi Umur 0-3 Bulan

GERAK KASAR
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Mengangkat kepala setinggi 45°

STIMULASI
1. Mengangkat kepala 45°
Letakkan bayi pada posisi telungkup. Gerakkan sebuah mainan
berwarna cerah atau buat suara-suara gembira di depan bayi
sehingga ia akan belajar mengangkat kepalanya.Secara berangsur-
angsur ia akan menggunakan kedua lengannya untuk mengangkat
kepala dan dadanya.
2. Menahan kepala tetap tegak
Gendong bayi dalam posisi tegak agar ia dapat belajar menahan
kepalanya tetap tegak

TAHAPAN PERKEMBANGAN
Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah
STIMULASI
Berguling
Letakkan mainan berwama cerah di dekat bayi agar ia dapat melihat
dan tertarik pada mainan tersebut. Kemudian pindahkan benda
tersebut ke sisi lain dengan perlahan. Awalnya,bayi perlu dibantu
dengan cara menyilangkan paha bayi agar badannya ikut bergerak
miring sehingga memudahkan bayi berguling.

GERAK HALUS
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Melihat dan menatap wajah anda

STIMULASI
Melihat, meraih dan menendang mainan gantung
Gantungkan mainan / benda pada tali
diatas bayi dengan jarak 30 cm atau sekitar
2 jengkal tangan orang dewasa. Bayi akan
tertarik dan melihat sehingga
menggerakkan tangan dan kakimya
sebagai reaksi, pastikan benda tersebut
tidak bisa dimasukkan ke mulut bayi dan
tidak akan terlepas dari ikatan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 201


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

TAHAPAN PERKEMBANGAN
Merespon dengan tersenyum
STIMULASI
Meraba dan memegang benda
Letakkan benda/mainan kecil yang berbunyi atau
berwarna cerah di tangan bayi atau sentuhkan
benda tersebut pada punggung jari-jarinya. Amati
cara ia memegang benda tersebut. Hal ini
berhubungan dengan suatu gerak reflek, meraba
dan merasakan berbagai bentuk. Semakin
bertambah umur bayi, ia akan semakin mampu
memegang benda-benda kecil dengan ujung
jarinya (menjepit). Jaga agar benda itu tidak
melukai bayi atau tertelan dan membuatnya
tersedak
BICARA DAN BAHASA
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Merespon dengan bersuara dan tersenyum
STIMULASI
1. Mengajak bayi tersenyum
2. Berbicara
Setiap hari bicara dengan bayi dengan bahasa ibu sesering mungkin
menggunakan setiap kesempatan seperti waktu memandaikan bayi,
mengenakan pakaiannya, menyusui, di tempat tidur, ketika anda
sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan sebagainya
3. Mengenali berbagai suara
 Ajak bayi mendengarkan berbagai suara seperti suara orang,
binatang, radio dan sebagainya. Bayi tidak mendengar dan melihat
TV sampai umur 2 tahun.
 Tirukan ocehan bayi sesering mungkin agar terjadi komunikasi dan
interaksi

SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN

TAHAPAN PERKEMBANGAN
Mengenal orang terdekat melalui penglihatan, penciuman, dan
pendengaran, kontak
STIMULASI

1. Memberi rasa aman dan kasih sayang


Sesering mungkin peluk dan belai bayi, bicara kepada
bayi dengan nada lembut dan halus, serta penuh
kasih sayang. Sesering mungkin ajak bayi dalam
kegiatan anda. Ketika bayi rewel, cari sebabnya dan
atasi masalahnya
2. Menina bobokan
Ketika menidurkan bayi, bersenandunglah dengan nada lembut dan
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 202
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

penuh kasih sayang, ayun perlahan bayi anda sampai tertidur


3. Meniru ocehan dan mimik muka bayi
Perhatikan apa yang dilakukan oleh bayi, kemudian tirukan ocehan
dan mimik mukanya. Selanjutnya bayi akan menirukan anda
Mengayun bayi
Untuk menenangkan bayi, ayunkan bayi sambil bernyanyi dan penuh
kasih sayang
Mengajak bayi tersenyum
Sesering mungkin ajak bayi tersenyum dan tatap mata bayi. Balas
tersenyum sertiap kali bayi tersenyum kepada anda. Buat suara-suara
yang menyenangkan dan berbicara dengan bayi sambil tersenyum
Mengajak bayi mengamati benda-benda dan keadaan disekitarnya
Gendong bayi berkeliling sambil memperlihatkan/menunjuk benda
yang menari. Sangga bayi pada posisi tegak menghadap ke depan
sehingga ia dapat melihat apa yang terjadi disekitarnya

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 203


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 6 Bulan

Alat dan Bahan yang dibutuhkan:


- Wool merah
- Kismis, kacang atau uang logam

YA TIDAK
Bayi Terlentangkan:
1 Ambil wool merah, letakkan di atas wajah di Gerak
depan mata, gerakkan wool dari samping kiri Halus
ke kanan kepala
Apakah ia dapat
mengikuti gerakan
anda dengan
menggerakkan
kepala sepenuhnya
dari satu ke sisi yang
lain?
2 Pada posisi bayi terlentang, pegang kedua Gerak
tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi Kasar
duduk.
Dapatkah bayi
mempertahankan
lehernya secara
kaku seperti
gambar? Jawab
TIDAK bila kepala
bayi jatuh kembali
seperti gambar.

Bayi Telungkupkan:
3 Ketika bayi telungkup di alas Gerak
datar, apakah ia dapat Kasar
mengangkat dada dengan
kedua lengannya sebagai
penyangga seperti pada
gambar?
Bayi dipangku ibunya / pengasuh di tepi meja periksa:
4 Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala Gerak
dalam keadaan tegak dan stabil? Jawab TIDAK Kasar
bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri
atau ke dadanya.
5 Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung Gerak
jari bayi (jangan meletakkan di atas telapak Halus
tangan bayi). Apakah bayi dapat
menggenggam pensil itu selama beberapa

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 204


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

detik?

6 Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada Gerak


benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang Halus
logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat
mengarahkan matanya.
7 Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan Gerak
agak jauh namun masih berada dalam Halus
jangkauan tangannya?
Tanya Ibu / Pengasuh :
8 Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira Bicara
bernada tinggi atau memekik tetapi bukan dan
menangis? Bahasa
9 Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, Gerak
dari terlentang ke telungkup atau sebaliknya? Kasar
10 Pernahkah anda melihat bayi tersenyum ketika Sosialis
melihat mainan yang lucu, gambar atau asi dan
binatang peliharaan pada saat ia bermain Keman
sendiri? dirian
TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus

Bicara dan Bahasa


Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 205


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Tahapan Perkembangan dan Stimulasi Umur 3 – 6 Bulan

GERAK KASAR
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Berbalik dari telentang ke telungkup dan sebaliknya
STIMULASI
Stimulasi perlu dilanjutkan.
 Berguling.
 Menahan kepala tetap tegak

TAHAPAN PERKEMBANGAN
Mengangkat kepala setinggi 90°·
STIMULASI
Menyangga berat badan.
Angkat badan bayi melalui bawah ketiaknya ke posisi berdiri. Perlahan
lahan turunkan badan bayi hingga kedua kaki menyentuh meja,
tempat tidur atau pangkuan anda. Coba agar bayi mau
mengayunkan badannya dengan gerakan naik turun serta
menyangga sebagian berat badannya dengan kedua kaki bayi.

TAHAPAN PERKEMBANGAN
Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
STIMULASI
1. Mengembangkan kontrol terhadap kepala
Latih bayi agar otot-otot lehernya kuat. Letakkan bayi pada posisi
telentang. Pegang kedua pergelangan tangan bayi, tarik bayi
perlahan-lahan ke arah anda, hingga badan bayi terangkat ke
posisi setengah duduk. Jika bayi belum dapat mengontrol
kepalanya (kepala bayi tidak ikut terangkat), jangan lakukan
latihan ini. Tunggu sampai otot-otot leher bayi lebih kuat
2. Duduk
Bantu bayi agar bisa duduk sendiri, mula-mula bayi didudukkan di
kursi dengan sandaran agar tidak jatuh ke belakang. Ketika bayi
dalam posisi duduk , beri mainan kecil ditangannya. Jika bayi
belum bisa duduk tegak, pegang badan bayi. Jila bayi bisa duduk
tegak, dudukkan bayi di lantai yang beralaaskan selimut , tanpa
sandaran atau penyangga.
GERAK HALUS
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Menggenggam jari orang lain
STIMULASI
Stimulasi yang perlu dilanjutkan
 Melihat, meraih dan menendang mainan gantung
 Memperhatikan benda bergerak
 Melihat benda-benda kecil
 Meraba dan merasakan berbagai bentuk permukaan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 206


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

TAHAPAN PERKEMBANGAN
Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
STIMULASI
Memegang benda dengan kuat.
Letakkan sebuah mainan kecil yang berbunyi atau berwarna cerah di
tangan bayi. Setelah bayi menggenggam mainan tersebut, tarik
pelan-pelan untuk melatih bayi memegang benda dengan kuat.

TAHAPAN PERKEMBANGAN
Memegang tangannya sendiri
STIMULASI
Memegang benda dengan kedua tangan.
Letakkan sebuah benda atau mainan ditangan bayi dan perhatikan
apakah dia akan memindahkan benda tersebut ketangan lainnya.
Usahankan agar tangan bayi , kiri dan kanan, masing-masing
memegang benda pada waktu yang sama Mula-mula bayi dibantu,
letakkan mainan disatu tangan dan kemudian usahakan agar bayi
mau mengambil mainan lainnya dengan tangan yang paling sering
digunakan.

TAHAPAN PERKEMBANGAN
Menengok ke kanan dan ke kiri serta ke atas dan kebawah
STIMULASI
Mengambil benda-benda kecil Letakkan benda kecil seperti
potongan-potongan biskuit di hadapan bayi. Ajari bayi mengambil
benda-benda tersebut. Jika bayi telah mampu melakukan hal ini,
jauhkan pil/obat dan benda kecil lainnya dari jangkauan bayi.

TAHAPAN PERKEMBANGAN
 Berusaha memperluas pandangannya
 Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.

STIMULASI
Jatuhkan sebuah kancing atau benda kecil lainnya yang berwarna
terang di depan anak ke permukaan putih seperti kertas putih dengan
jarak yang mudah dijangkau oleh anak
Gendong anak dengan menghadap kedepan dan bawa ke taman atau
halaman rumah.
BICARA DAN BAHASA
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
STIMULASI
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan
 Bicara
 Meniru suara-suara
 Mengenali berbagai suara

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 207


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

2. Mencari sumber suara


 Latih bayi agar menengok ke arah sumber
suara
 Arahkan mukanya ke arah sumber suara. Mula-
mula muka bayi dipegang dan dipalingkan
per1ahan-lahan ke arah sumber suara, atau
bayi dibawa mendekati sumber suara.
3. Menirukan kata-kata.
Ketika berbicara dengan bayi, ulangi beberapa kata berkali-kali dan
usahakan agar bayi menirukannya.Yang paling mudah ditirukan oleh
bayi adalah kata yang menggunakan huruf vocal dan gerakan bibir
contohnya: papa, mama, baba
SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Tersenyum ketika melihat mainan / gambar yang menarik saat
bermain sendiri.
STIMULASI
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan
 Memberi rasa aman dan kasih sayang
 Mengajak bayi tersenyum
 Mengamati
 Mengayun
 Menina bobokan.
2. Bermain "Cilluk-ba"
3. Tutup wajah sampai tertutup semua bagian wajah anda dan buka
secara tiba-tiba untuk dilihat bayi. Cara lain adalah mengintip bayi dari
balik pintu atau tempat tidumya.
4. Melihat dirinya dikaca
Pada umur ini,bayi senang melihat dirinya di cermin.Bawalah bayi
melihat dirinya dicermin yang tidak mudah pecah
5. Berusaha meraih mainan
Letakkan sebuah mainan sedikit diluar jangkauan bayi.Gerak-gerakkan
mainan itu didepan bayi sambil bicara kepadanya agar ia berusaha
untuk mendapatkan mainan itu.Jangan terlalu lama membiarkan bayi
berusaha meraih mainan tersebut, agar anak merasa berhasil.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 208


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 9 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- wool merah - Kismis
- 2 kubus - Mainan

YA TIDAK
Bayi Terlentangkan
1 Pada posisi bayi telentang, pegang kedua Gerak
tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi Kasar
duduk. Dapatkah bayi mempertahankan
lehernya secara kaku seperti gambar di
sebelah kiri ? Jawab
TIDAK bila kepala
bayi jatuh kembali
seperti gambar
sebelah kanan.
Jawab: Ya Jawab: Tidak
Bayi dipangku ibunya/pengasuh di tepi meja periksa
2 Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan Gerak
wool merah, kemudian jatuhkan ke lantai. Halus
Apakah bayi mencoba mencarinya? Misalnya
mencari di bawah meja atau di belakang kursi?
3 Taruh 2 kubus di atas meja, buat agar bayi Gerak
dapat memungut masing-masing kubus dengan Kasar
masing-masing tangan dan memegang satu
kubus pada masing-masing tangannya
4 Taruh kismis di atas meja. Dapatkah bayi Gerak
memungut dengan tangannya benda- Kasar
benda kecil seperti kismis,
kacang-kacangan, potongan
biskuit, dengan gerakan miring
atau menggerapai seperti
gambar ?
5 Letakkan suatu mainan yang dinginkannya di Sosialisasi
luar jangkauan bayi, apakah ia mencoba dan
mendapatkannya dengan mengulurkan lengan Kemandi
atau badannya? rian
Tanya Ibu/Pengasuh
6 Apakah pernah melihat bayi memindahkan Gerak
mainan atau kue kering dari satu tangan ke Halus
tangan yang lain? Benda-benda panjang
seperti sendok atau kerincingan bertangkai
tidak ikut dinilai.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 209


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

7 Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri? Sosialisasi


dan
Kemandi
rian
8 Pada waktu bayi bermain sendiri dan ibu diam- Bicara
diam datang berdiri di belakangnya, apakah ia dan
menengok ke belakang seperti mendengar Bahasa
kedatangan anda?
Suara keras tidak ikut dihitung. Jawab YA hanya
jika anda melihat reaksinya terhadap suara
yang perlahan atau bisikan.
Bayi dipangku pemeriksa
9 Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya Gerak
ke posisi berdiri, dapatkah ia menyangga Kasar
sebagian berat badan dengan kedua kakinya?
Jawab YA bila ia mencoba berdiri dan sebagian
berat badan tertumpu pada kedua kakinya.
10 Tanpa disangga oleh bantal, kursi Gerak
atau dinding, dapatkah bayi Kasar
duduk sendiri selama 60 detik?

TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus

Bicara dan Bahasa


Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 210


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Tahapan Perkembangan dan Stimulasi Umur 6 – 9 Bulan

GERAK KASAR
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Duduk sendiri dengan kedua tangan menyangga tubuhnya
STIMULASI
1.Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
- Menyangga berat
- Mengembangkan kontrol terhadap kepala
- Duduk

TAHAPAN PERKEMBANGAN
Belajar berdiri, kedua kakinya menyanggah sebagian berat badan
STIMULASI
1. Menarik ke posisi berdiri
Dudukkan bayi ditempat tidur, kemudian tarik bayi ke posisi berdiri.
Selanjutnya, lakukan hal tersebut di atas meja, kursi atau tempat lainnya.
2. Berjalan berpegangan
Ketika bayi telah mampu berdiri, letakkan mainan yang
disukainya didepan bayi dan jangan terlalu jauh. Buat agar
bayi mau berjalan berpegangan pada ranjangnya atau
perabot rumah tangga untuk mencapai mainan tersebut.
3. Berjalan dengan bantuan.
Pegang kedua tangan bayi dan buat agar ia mau
melangkah.

TAHAPAN PERKEMBANGAN
Merangkak, meraih mainan atau mendekati seseorang.
STIMULASI
Merangkak,
Letakkan sebuah mainan di luar jangkauan bayi, usahakan agar ia mau
merangkak kearah mainan dengan menggunakan kedua tangan dan
lututnya.
GERAK HALUS
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya.
STIMULASI
1.Stimulasi yang perlu dilanjutkan
-Memegang benda dengan kuat
-Memegang benda dengan kedua tangannya.
-Mengambil benda-benda kecil.
2.Bermain “genderang”
Ambil kaleng kosong bekas, bagian atasnya ditutup dengan plastik/kertas
tebal seperti “genderang”. Tunjukkan cara memukul “genderang”
dengan sendok/centong kayu sehingga menimbulkan suara.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 211


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

3. Memegang alat tulis dan mencoret-coret.


Sediakan krayon/pensil berwarna dan kertas bekas di atas meja.
Dudukkan bayi dipangkuan anda, bantu bayi agar ia dapat memegang
krayon/pensil dan ajarkan bagaimana mencoret-coret kertas.
4. Bermain mainan yang mengapung di air.
Buat mainan dari karton bekas/kotak/gelas plastik tertutup yang
mengapung di air. Biarkan bayi main dengan mainan tersebut ketika
mandi. Jangan biarkan bayi sendirian ketika mandi/main di air.
5. Menyembunyikan dan mencari mainan
Sembunyikan mainan/benda yang disukai bayi dengan cara ditutup
selimut/korang, sebagian saja. Tunjukkan ke bayi cara menemukan
mainan tersebut yaitu dengan cara mengangkat kain/koran penutup
mainan. Setelah bayi mengerti permainan ini , maka tutup mainan
tersebut dengan selimut/koran, dan biarkan ia mencari mainan itu sendiri
TAHAPAN PERKEMBANGAN
-Memungut dua benda, masing-masing tangan pegang satu benda pada
saat yang bersamaan.
-Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.
STIMULASI
1. Memasukkan benda ke dalam wadah
Ajari bayi cara memasukkan mainan/benda kecil ke dalam suatu wadah
yang dibuat dari karton/kaleng/kardus/botol air mineral bekas. Setelah
bayi memasukkan benda-benda tersebut ke dalam wadah, ajari cara
mengeluarkan benda tersebut dan memasukkannya kembali. Pastikan
benda-benda tersebut tidak berbahaya, seperti: jangan terlalu kecil
karena akan membuat tersedak bila benda itu tertelan.
2. Membuat bunyi-bunyian.
Tangan kanan dan kiri bayi masing-masing memegang mainan yang tidak
dapat pecah (kubu/balok kecil). Bantu agar bayi membuat bunyi-
bunyian dengan cara memukul-mukul kedua benda tersebut.
BICARA DAN BAHASA
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatatata
STIMULASI
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan
a. Berbicara
b. Mengenali berbagai suara
c. Mencari sumber suara
d. Menirukan kata-kata

2. Menyebutkan nama gambar-gambar di buku/majalah.


Pilih gambar-gambar menarik yang berwarna warni (misal : gambar
binatang, kendaraan, meja, gelas dan sebagainya) dari buku/majalah
bergambar yang sudah tidak terpakai. Sebut nama gambar yang anda
tunjukkan kepada bayi. Lakukan stimulasi ini setiap hari dalam beberapa
menit saja. Sebutkan dengan cara yang benar sesuai ejaan dan tidak
cadel
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 212
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

3.Menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar.


Tempelkan berbagai macam guntingan gambar yang menarik dan
berwarna warni (misal : gambar binatang, mainan, alat rumah tangga,
bunga, buah, kendaraan dan sebagainya, pada sebuah buku
tulis/gambar. Ajak bayi melihat gambar-gambar tersebut, bantu ia
menunjuk gambar yang namanya anda sebutkan. Usahakan bayi mau
mengulangi kata-kata anda. Lakukan stimulasi setiap hari dalam
beberapa menit saja.
SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN
TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.
2. Bermain tepuk tangan/ciluk ba.
3. Makan kue sendiri
STIMULASI
1. Stimulasi dilanjukan
a. memberi rasa aman dan sayang
b. mengajak bayi tersenyum.
c. Mengayun
d. menina-bobokan
e. bermain “ciluk-ba”
f. melihat di kaca
2.Permainan” bersosialisasi”.
- Ajak bayi bermain dengan orang lain.
- Ketika ayah pergi lambaikan tangan ke bayi sambil berkata
“da...daag”. bantu bayi dengan gerakan membalas melambaikan
tangannya. Setelah ia mengerti permainan tersebut, coba agar
bayi mau menggerakkan tangannya sendiri ketika mengucapkan
kata-kata seperti diatas.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 213


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 12 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- Pensil
- Kismis
- 2 kubus
YA TIDAK
Bayi dipangku ibunya/pengasuh di tepi meja
periksa
1 Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba Gerak
ambil pensil tersebut dengan perlahan-lahan. Halus
Sulitkah anda mendapatkan pensil itu kembali?
2 Taruh kismis di atas meja. Dapatkah bayi Gerak
memungut dengan tangannya benda-benda Halus
kecil seperti kismis, kacang-kacangan,
potongan biskuit, dengan gerakan miring atau
menggerapai seperti gambar ?

3 Tanpa bantuan,apakah anak dapat Gerak


mempertemukan dua kubus kecil yang ia Halus
pegang?
4 Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak Bicara
(tidak perlu kata-kata yang lengkap). Apakah ia dan
mencoba meniru menyebutkan kata-kata tadi ? Bahasa
Tanya Ibu/Pengasuh
5 Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di Sosialisasi
pojok, kemudian muncul dan menghilang dan
secara berulang-ulang di hadapan anak, Kemandiri
apakah ia mencari anda atau mengharapkan an
anda muncul kembali?
6 Apakah anak dapat mengangkat badannya ke Gerak
posisi berdiri tanpa bantuan anda? Kasar
7 Apakah anak dapat membedakan anda Sosialisasi
dengan orang yang belum ia kenal? Ia akan dan
menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu Kemandiri
pada saat permulaan bertemu dengan orang an
yang belum dikenalnya.
8 Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa Gerak
bantuan? Kasar
9 Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata Bicara
yang sama, misalnya: “ma-ma”, “da-da” atau dan
“pa-pa”. Jawab YA bila ia mengeluarkan salah Bahasa
satu suara tadi.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 214


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Coba berdirikan anak:


10 Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik
atau lebih dengan berpegangan pada Kasar
kursi/meja?
TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus

Bicara dan Bahasa


Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 215


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Tahapan Perkembangan dan Stimulasi Umur 9-12 Bulan

GERAK KASAR
TAHAPAN PERKEMBANGAN
- Mengangkat badannya pada posisi berdiri
- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan pada kursi/meja
- Dapat berjalan dengan dituntun
STIMULASI
Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
- Merangkak
- Berdiri
- Berjalan sambil berpegangan
- Berjalan dengan bantuan

GERAK HALUS
TAHAPAN PERKEMBANGAN
 Memasukkan benda ke mulut
 Menggenggam erat pensil
STIMULASI PERKEMBANGAN
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
 Memasukkan benda ke dalam wadah
 Bermain dengan mainan yang mengapung di air
2. Menyusun balok/kotak.
Ajari bayi menyusun beberapa balok/kotak besar. Balok/kotak
dapat dibuat dari karton atau potongan potongan kayu bekas.
Benda lain yang bisa dipakai adalah beberapa kaleng kecil
(kosong) atau mainan anak berbentuk kubus/balok.
3. Menggambar
Letakkan krayon /pensil berwarna d an kertas di meja. Ajak bayi
"menggambar" dengan krayon atau pinsil warna. Kegiatan
menggambar ini dapat dilakukan bersamaan dengan anda
mengerjakan tugas rumah tangga.
4. Bermain di dapur.
Biarkan bayi bermain di dapur ketika anda sedang memasak. Pilih
lokasi yang jauh dari kompor dan letakkan sebuah kotak tempat
menyimpan mainan alat memasak dari plastik atau benda-benda
yang ada di dapur seperti gelas, mangkuk, sendok, tutup gelas
dari plastik.

BICARA BAHASA
TAHAPAN PERKEMBANGAN
 Mengulang/menirukan bunyi yang didengar
 Menyebut 2 - 3 suku kata yang sama tanpa arti
 Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 216


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

STIMULASI
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
- Berbicara
- Menjawab pertanyaan
- Menyebutkan nama, gambar-gambar di buku/majalah
2. Menirukan kata-kata
Setiap hari bicara kepada bayi. Sebutkan kata-kata yang telah
diketahui artinya, seperti: minum susu, mandi, tidur, kue, makan,
kucing dll. Buat agar bayi mau menirukan kata-kata tersebut. Bila bayi
mau mengatakan, puji ia, kemudian sebutkan kata itu lagi dan buat
agar ia mau mengulanginya.
3. Berbicara dengan boneka
Beli sebuah boneka atau buat boneka mainan dari sarung tangan
atau kaos kaki yang digambari dengan pena menyerupai bentuk
wajah. Berpura-pura bahwa boneka itu yang berbicara kepada bayi
dan buat agar bayi mau berbicara kembali dengan boneka itu
4. Bersenandung dan bernyanyi
Nyanyikan lagu dan bacakan syair anak kepada bayi sesering
mungkin.
SOSIALISASI KEMANDIRIAN
TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
2. Senang diajak bermain CILUK BA
3. Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal
4. Mengeksporasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja.
STIMULASI
1. Ajari bayi untuk mengambil sendiri mainan yang letaknya agak jauh
dengan cara meraih, menarik ataupun mendorong badannya
supaya dekat dengan mainan tersebut. Letakkan mainan yang
bertali agak jauh, ajari bayi cara menarik tali untuk mendapatkan
mainan tersebut. Simpan mainan bertali tersebut jika anada tidak
dapat mengawasi bayi.
2. Pegang saputangan/kain atau kertas untuk menutupi wajah anda
dari pandangan bayi, kemudian singkirkan penutup wajah dari
hadapan bayi dan katakan " CILUK BA" ketika bayi dapat melihat
wajah anda kembali
3. Ajak bayi bermain dengan orang lain dan ketika anggota keluarga
lain pergi, lambaikan tangan ke bayi sambil berkata "da….daaag",
bantu bayi membalas lambaian
4. Permainan "bersosialisasi" dengan lingkungan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 217


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 15 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- Kubus
- Kismis

YA TIDAK
Anak dipangku ibunya/pengasuh ditepi meja
periksa
1 Beri 2 kubus, tanpa bantuan, apakah anak Gerak
dapat mempertemukan dua kubus kecil yang Halus
ia pegang?
2 Apakah anak anak dapat mengambil benda Gerak
kecil seperti kacang, kismis, atau potongan Halus
biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk seperti pada gambar ?

Tanya Ibu/Pengasuh
3 Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan Gerak
dengan berpegangan? Kasar
4 Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk Sosialisasi
tangan atau melambai-lambai? Jawab TIDAK dan
bila ia membutuh kan bantuan Kemandiri
an
5 Apakah anak dapat mengatakan "papa" ketika Bicara
ia memanggil/melihat ayahnya, atau dan
mengatakan "mama" jika memanggil/melihat Bahasa
ibunya? Jawab YA bila anak mengatakan salah
satu diantaranya
6 Apakah anak dapat menunjukkan apa yang Sosialisasi
diinginkannya tanpa menangis atau merengek? dan
Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau Kemandiri
mengeluarkan suara yang menyenangkan an
Coba berdirikan anak
7 Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa Gerak
berpegangan selama kira-kira 5 detik? Kasar
8 Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa Gerak
berpegangan selama 30 detik atau lebih? Kasar
9 Taruh kubus di lantai, tanpa berpegangan atau Gerak
menyentuh lantai, apakah anak dapat Kasar
membungkuk untuk memungut kubus di lantai
dan kemudian berdiri kembali?
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 218
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

10 Apakah anak dapat berjalan di sepanjang


ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung? Kasar
TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus

Bicara dan Bahasa


Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 219


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Tahapan Perkembangan dan Stimulasi Umur 12-18 Bulan


GERAK KASAR
TAHAPAN PERKEMBANGAN
 Berdiri sendiri tanpa berpegangan
 Berjalan mundur 5 langkah
 Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
STIMULASI
1. Berdiri sendiri tanpa berpegangan
Stimulasi yang perlu dilanjutkan.
- Bermain bola
- Berjalan sendiri

2. Berjalan mundur 5 langkah, bila anak sudah jalan tanpa berpegangan,


ajari anak cara melangkah mundur. Berikan mainan yang bisa ditarik
karena anak akan mengambil langkah mundur untuk dapat
memperhatikan mainan itu

3. Menarik mainan, bila anak sudah jalan tanpa berpeganan, berikan


mainan yang bisa ditarik ketika anak berjalan. Umumnya anak senang
mainan yang bersuara
4. Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali

5. Berjalan naik dan turun tangga. Bila anak sudah bisa merangkak naik dan
melangkah turun tangga, ajari anak cara jalan naik tangga sambll
berpegang an pada dinding atau pegangan tangga. Tetap bersama
anak ketlka ia melakukan hal ini untuk pertama kalinya.

6. Berjalan sambil berjinjit. Tunjukkan kepada anak cara berjalan sambil


berjinjit. Buat agar anak mau mengikuti anda berjinjit di sekeliling
ruangan

7. Menangkap dan melempar bola. Tunjukkan kepada anak cara


melempar sebuah bola besar, kemudian cara menangkap bola
tersebut. Bila anak bisa melempar bola ukuran besar, ajari anak
melempar bola yang ukurannya lebih kecil
GERAK HALUS
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Menumpuk 2 kubus
STIMULASI
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan.
 Memasukkan benda ke dalam wadah.
 Bermain dengan mainan yang mengapung di air.
 Menggambar.
 Menyusun kubus dan mainan.
 Memasukkan kubus dikotak.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 220


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

2. Permainan balok.
Beli atau buat balok-balok kecil dari kayu dengan ukuran sekitar 2.5
cm x 2.5 cm. Ajari anak cara menyusun balok menum puk ke atas
tanpa menjatuhkannya.
3. Memasukkan dan mengeluarkan benda.
Ajari anak cara memasukkan benda benda ke dalam wadah
seperti kotak, pot bunga, botol dan lain-lain. Tunjukkan bagaimana
mengeluarkannya dari wadah. Ajak anak bermain memasukkan
dan mengeluarkan benda-benda tersebut.
4. Memasukkan benda yang satu ke benda lainnya.
Sediakan mangkuk atau kotak plastik dari berbagai ukuran.
Tunjukkan kepada anak cara meletakkan mangkuk yang ukurannya
lebih kecil ke mangkuk lebih besar. Buat agar anak mau
melakukannya sendiri. Pilih benda-benda yang tidak pecah

BICARA BAHASA
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Memanggil ayah dengan kata "papa", memanggil ibu dengan kata
"mama".
STIMULASI
1. Simulasi yang perlu dilanjutkan:
• Berbicara
• menjawab pertanyaan
• Menunjuk dan menyebutkan gambar-gambar
2. Membuat suara
 Buat suara dari kaleng kue, kerincingan atau kayu pegangan sapu.
ajak anak membuat suara dari barang yang dipilihnya misal
memukul-mukul sendok ke kaleng, menggoyang-goyang
kerincingan atau memukul-mukul potongan kayu, untuk
menciptakan "musik".
 Menunjuk dan menyebutkan gambar-gambar
SOSIALISASI KEMANDIRIAN
TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek,anak
bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik
tangan ibu
2. Memperlihatkan rasa cemburu I bersaing
STIMULASI
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan.
- Memberi rasa aman dan kasih sayang.
- Mengayun
- Menina-bobokkan
- Permainan "Ciluk-ba"
- Permainan "bersosialisasi"

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 221


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Menirukan pekerjaan rumah tangga


Ketika anda membersihkan rumah, menyapu dan melakukan
pekerjaan rumah tangga lainnya, ajak anak untuk menirukannya.
Berikan kepadanya lap pembersih debu,sapu dan lain-lain.
Melepas pakaian
Tunjukkan kepada anak cara melepas pakaiannya. Mula-mula
bantu anak dengan cara membukakan kancing bajunya, melepas
sepatunya, atau menarik kaus/blus meliwati kepala anak.
Makan sendiri.
Tunjukkan kepada anak cara memegang sendok. Biarkan anak
makan sendiri dan bantu jika anak mengalami kesulitan
Makan sendiri.
Tunjukkan kepada anak cara memegang sendok. Biarkan anak
makan sendiri dan bantu jika anak mengalami kesulitan.
Merawat boneka
Beri anak boneka plastik atau karet yang bisa dicuci. Ajari anak
cara menggendong, memberi makan, menyayangi,
meninabobokkan dan memandikan boneka itu.
Sering bawa anak ke tempat-tempat umum seperti: kebun
binatang, pusat perbelanjaan, terminal bis, museum, stasiun kereta
api, lapangan terbang, taman, tempat bermain dan sebagainya.
Bicarakan mengenai benda-benda yang anda lihat.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 222


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 18 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- Kismis
- Bola tenis
- Kubus

YA TIDAK
Anak dipangku ibunya / Pengasuh ditepi meja periksa
1 Letakkan kismis diatas meja dekat anak, apakah Gerak
anak dapat mengambil dengan ibu jari dan Halus
telunjuk?

2 Gelindingkan bola tenis ke arah anak, apakah Gerak


dapat mengelindingkan/melempar bola Halus
kembali kepada anak?
Tanya ibu
3 Apakah anak dapat bertepuk tangan atau Sosialisasi
melambaikan tangan tanpa bantuan? dan
Kemandi
rian
4 Apakah anak dapat mengatakan “papa” Bicara
ketika melihat atau memanggil ayahnya atau dan
mengatakan “mama” ketika melihat atau Bahasa
memanggil ibunya?
5 Apakah anak dapat menunjukkan apa yang Sosialisasi
diingikan tanpa menangis atau merengek? dan
Kemandi
rian
6 Apakah anak dapat minum dari cangkir/gelas Sosialisasi
sendiri tanpa tumpah? dan
Kemandi
rian
Coba berdirikan anak
7 Apakah anak dapat berdiri kira-kira 5 detik Gerak
tanpa pegangan? Kasar
8 Apakah anak dapat berdiri kira kira lebih dari 30 Gerak
detik tanpa pegangan? Kasar

9 Letakkan kubus di lantai, minta anak memungut, Gerak


apakah anak dapat memungut dan berdiri Kasar
kembali tanpa berpegangan?

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 223


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

10 MInta anak berjalan sepanjang ruangan, Gerak


dapatkan ia berjalan tanpa terhunyung/jatuh? Kasar

TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus

Bicara dan Bahasa


Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 224


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 21 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- Kismis
- Bola tenis
- Kubus

YA TIDAK
Anak dipangku ibunya / duduk sendiri ditepi meja
periksa
1 Letakkan kismis diatas meja dekat anak, Gerak
apakah anak dapat mengambil dengan ibu jari Halus
dan telunjuk?

2 Gelindingkan bola tenis kearah anak, apakah Gerak


dapat mengelindingkan/melempar bola Halus
kembali kepada anak?
3 Beri kubus didepannya. Minta anak meletakkan Gerak
1 kubus diatas kubus lainnya (1 tingkat saja) Halus
Tanya ibu :
4 Apakah anak dapat menunjukkan apa yang Sosialisasi
diinginkan tanpa menangis atau merengek? dan
Kemandi
rian
5 Apakah anak dapat minum dari cangkir/gelas Sosialisasi
sendiri tanpa tumpah? dan
Kemandi
rian

6 Apakah anak suka meniru bila ibu sedang Sosialisasi


melakukan pekerjaan rumah tangga (menyapu, dan
mencuci, dll) Kemandi
rian

7 Apakah anak dapat mengucapkan minimal 3 Bicara


kata yang mempunyai arti (selain kata mama dan
dan papa)? Bahasa
8 Apakah anak pernah berjalan mundur minimal Gerak
5 langkah? Kasar
Berdirikan anak:
9 Letakkan kubus di lantai, minta anak Gerak
memungut, apakah anak dapat memungut Kasar
dan berdiri kembali tanpa berpegangan?

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 225


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

10 MInta anak berjalan sepanjang ruangan,


dapatkan ia berjalan tanpa terhunyung/jatuh? Kasar

TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan


Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”


“Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus

Bicara dan Bahasa


Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 226


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN STIMULASI UMUR 18 – 24 BULAN

GERAK KASAR
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
STIMULASI
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
Dorong agar anak mau berlari, berjalan dengan berjinjit, bermain di
air,
menendang, melempar dan menangkap bola besar serta berjalan
naik turun
tangga
2. Berjalan tanpa terhuyung – huyung
3. Melatih keseimbangan tubuh
Ajari anak cara berdiri dengan satu kaki secara bergantian. la
mungkin perlu berpegangan kepada anda atau kursi ketika ia
melakukan untuk pertama kalinya.
Usahakan agar anak menjadi terbiasa dan dapat berdiri dengan
seimbang dalam waktu yang lebih lama setiap kali ia mengulangi
permainan ini.
4. Mendorong mainan dengan kaki. Biarkan anak mencoba mainan
yang perlu didorong dengan kakinya agar mainan itu dapat
bergerak maju.

GERAK HALUS
TAHAPAN PERKEMBANGAN
- Menumpuk 4 buah kubus
- Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
- Menggelindingkan bola kearah sasaran
STIMULASI
a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan :
• Dorong agar anak mau main balok balok, memasukkan benda
yang satu ke dalam benda lainnya
• Menggambar dengan crayon, spidol, pensil berwarna
• Menggambar pakai tangan.

b. Mengenal berbagai ukuran dan bentuk. Buat lubang-lubang dengan


ukuran dan bentuk yang berbeda pada sebuah tutup kotak/kardus.
Beri anak mainan/benda benda yang bisa dimasukkan lewat lubang-
lubang itu.

c. Bermain puzzle. Beri anak permainan puzzle sederhana, yang hanya


terdiri dari 2-3 potong saja. Puzzle semacam itu dapat dibeli atau
dibuat sendiri dari sepotong karton yang diberi gambar, kemudian
dipotong potong menjadi 2 atau 3 bagian.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 227


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

d. Menggambar wajah atau bentuk. Tunjukkan kepada anak cara


menggam bar bentuk-bentuk seperti: garis, bulatan, dan lain-lainnya.
Pakai spidol, crayon dan lain-lain.Ajarkan juga cara meng gambar
wajah

e. Membuat berbagai bentuk dari adonan kue/lilin mainan. Beri anak


adonan kue (apabila anda membuat kue) atau lilln yang bisa
dlbentuk. Ajari bagaimana cara membuat berbagai bentuk.
BICARA BAHASA
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Menyebut 3 - 6 kata yang mempunyai arti

STIMULASI
a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
• Bernyanyi, bercerita dan membaca sajak-sajak untuk anak. Ajak agar
ia mau ikut serta.
• Bicara banyak-banyak kepada anak, gunakan kalimat-kalimat
pendek, jelas dan mudah ditiru anak.
• Setiap hari, anak dibacakan buku.
• Dorong agar anak anda mau menceritakan hal-hal yang dilakukan
dan dilihatnya
b. Melihat acara televisi
Biarkan anak melihat acara anak-anak di televisi.Dampingi anak dan
bicarakan apa yang dilihatnya. Pilih acara yang bermutu dan sesuai
dengan perkembangan anak dan batasi agar anak melihat televisi tidak
lebih dari 1 jam sehari.
c. Mengerjakan perlntah sederhana mulai memberi perintah kepada
anak. "Tolong bawakan kaus kaki merah", ATAU "Letakkan cangkirmu di
meja". Tunjukkan kepada anak cara mengerjakan perintah tadi,gunakan
kata kata yang sederhana.
d. Bercerlta tentang apa yang dilihatnya. Perlihatkan sering-sering buku
dan majalah bergambar kepada anak. Usahakan agar anak mau
mencerita-kan apa yang dilihatnya.

SOSIALISASI KEMANDIRIAN
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri
Bertepuk tangan, melambai-lambai
Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
Mengetahui Jenis kelamin diri sendiri perempuan atau laki-laki

STIMULASI
a. Stimulasl yang perlu dilanjutkan:
- Ajak anak mengunjungi tempat bermain kebun binatang,
lapangan terbang, museum dan lain-lain.
- Bujuk dan tenangkan anak ketika rewel.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 228


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Usahakan agar anak mau melepas pakaiannya sendiri (tanpa harus


dibantu), membereskan mainannya dan membantu kegiatan
rumah tangga yang ringan.
Ajari ia makan sendiri dengan memakai sendok dan garpu,dan ajak
ia makan bersama keluarga.
Mengancingkan kancing baju.
Beri anak pakaian atau mainan yang mempunyai bush
kancing/kancing tarik. Ajari anak cara mengancingkan kancing
tersebut.
Permainan yang memerlukan lnteraksi dengan teman bermaln
Usahakan agar anak bermain dengan teman sebaya misalnya
bermain petak umpet. Dengan bermain seperti ini, anak akan belajar
bagaimana mengikuti aturan permainan den giliran bermain dengan
teman-temannya
Membuat rumah-rumahan. Ajak anak membuat rumah-rumahan dari
kotak besar/ kardus. Potong kardus itu untuk membuat jendela dan
pintu rumah
Berpakaian. Biarkan anak memakai pakaiannya sendiri sejauh yang
dapat dilakukannya. Setelah belajar lebih banyak mengenal hal ini,
berangsur-angsur ia akan mau melakukan sendiri tanpa dibantu.
Mulai diperkenalkan tentang jenis kelamin anak, baik saat
memandikan anak atau memakaikan pakaian. Gunakan kata
sederhana dan dengan intonasi datar.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 229


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 24 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- Kubus
- Bola tenis

YA TIDAK
Anak dipangku ibunya / duduk sendiri ditepi meja
periksa
1 Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di Gerak
atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus Halus
itu?
2 Tanpa bimbingan, petunjuk, atau bantuan Bicara
anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar dan
paling sedikit satu bagian badannya (rambut, Bahasa
mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang
lain)?
Tanya ibu :
3 Apakah anak suka meniru bila ibu sedang Sosialisasi
melakukan pekerjaan rumah tangga (menyapu, dan
mencuci, dll)? Kemandi
rian
4 Apakah anak dapat mengucapkan paling Bicara
sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain dan
"papa" dan "mama"? Bahasa
5 Apakah anak berjalan mundur 5 langkah atau Gerak
lebih tanpa kehilangan keseimbangan? (Anda Kasar
mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik
mainannya)
6 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti : Gerak
Baju, Rok, atau celananya ? Halus
7 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Gerak
Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi Kasar
tegak atau berpegangan pada dinding atau
pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak
mebolehkan anak naik tangga atau anak harus
berpegangan pada seseorang
8 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa
banyak tumpah?
9 Dapatkah anak membantu memungt Bicara
mainannya sendiri atau membantu dan
mengangkat piring jika diminta? Bahasa

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 230


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Berdirikan anak:
10 Letakkan bola tenis di depan kakinya. Apakah
dia dapat menendangnya, tanpa Kasar
berpegangan pada apapun?
TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus

Bicara dan Bahasa


Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 231


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 30 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- Kubus - Bola Tenis - Kertas
- Pensil - Form Gambar

YA TIDAK
Anak dipangku ibunya / duduk sendiri ditepi meja
periksa :
1 Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan Bicara
anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar dan
paling sedikit satu bagian badannya (rambut, Bahasa
mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang
lain)?

2 Beri kubus di depannya. Dapatkah anak Gerak


meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas Halus
kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu?

3 Apakah anak dapat menyebut 2 diantara Bicara


gambar-gambar ini tanpa bantuan? dan
Bahasa

(menyebut dengan suara binatang tidak ikut


dinilai)

4 Bila diberi pensil, apakah anak mencoret- Gerak


coret kertas tanpa bantuan/petunjuk? Halus

Tanya ibu :
5 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: Sosialisasi
baju, rok, atau celananya? (topi dan kaos kaki dan
tidak ikut dinilai). Kemandi
rian
6 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Gerak
Jawab YA. Jika ia naik tangga dengan posisi Kasar
tegak atau berpegangan pada dinding atau
pegangan tangga
Jawab TIDAK. Jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak membolehkan
anak naik tangga atau anak harus
berpegangan pada seseorang

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 232


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

7 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa Sosialisasi


banyak tumpah? dan
Kemandi
rian
8 Dapatkah anak membantu memungut Bicara
mainannya sendiri atau membantu dan
mengangkat piring jika diminta? Bahasa

9 Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada Bicara


saat berbicara seperti "minta minum", "mau dan
tidur"? "Terimakasih" dan "Dadag" tidak ikut Bahasa
dinilai
Berdirikan anak:
10 Letakkan bola tenis didpn kakinya. Dapatkah Gerak
anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) Kasar
ke depan tanpa berpegangan pada apapun?
Mendorong tidak ikut dinilai
TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus

Bicara dan Bahasa


Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 233


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 36 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- Kubus - Bola Tenis - Kertas
- Pensil - Form Gambar

YA TIDAK
Anak dipangku ibunya / duduk sendiri ditepi meja
periksa :
1 Beri kubus di depannya. Gerak
Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu Halus
persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu?
2 Apakah anak dapat menyebut 2 diantara Bicara
gambar- gambar ini tanpa bantuan? dan
Bahasa

(Menyebut dengan suara binatang tidak ikut


dinilai)
3 Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret Gerak
kertas tanpa bantuan/petuniuk? Halus

4 Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang- Gerak


kurangnya 2.5 cm. Halus
Suruh anak menggambar garis lain di samping
garis ini.
Jawab YA bila ia menggambar garis seperti ini:

Jawab TIDAK bila ia menggambar garis seperti


ini:

Tanya ibu :
5 Dapatkah anak menggunakan 2 kata Bicara
berangkai pada saat berbicara seperti "minta dan
minum", "mau tidur''? Bahasa
"Terimakasih" dan "Dadag" tidak ikut dinilai
6 Dapatkah anak mengenakan sepatunya Sosialisasi
sendiri? dan
Kemandiri
an

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 234


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

7 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga Gerak


sejauh sedikitnya 3 meter? Kasar
Minta anak untuk berdiri :
8 lkuti perintah ini dengan seksama. Jangan Bicara
memberi isyarat dengan telunjuk atau mata dan
pada saat memberi- kan perintah berikut ini: Bahasa
"Letakkan kertas ini di lantai".
"Letakkan kertas ini di kursi".
"Berikan kertas ini kepada ibu".
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah
tadi?
9 Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di Gerak
lantai. Apakah anak dapat melompati bagian Kasar
lebar kertas dengan mengangkat kedua
kakinya secara bersamaan tanpa didahului
lari?
10 Beri bola tenis. Minta anak melemparkan Gerak
kearah dada anda. Dapatkah anak melempar Kasar
bola lurus ke arah perut atau dada anda dari
jarak 1,5 meter?
TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus

Bicara dan Bahasa


Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 235


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN STIMULASI UMUR 24-36 BULAN

GERAK KASAR
TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Naik tangga sendiri
2. Dapat bermain dan menendang bola kecil
STIMULASI
Naik tangga sendiri
1. Dorong agar anak mau memanjat, berlari, melompat, melatih keseim-
bangan badan dan bermain bola
2. Latihan menghadapi rintangan. Ajak anak bermain "ular naga",
merangkak di kolong meja, berjinjit mengelilingi kursi, melompat di
atas bantal dan lain-lain
3. Usahakan agar anak melompat jauh dengan kedua kakinya
bersamaan. Letakkan sebuah handuk tua di lantai, ajari anak
melompatinya. Atau buat garis di tanah dengan sebuah tongkat
atau di lantai dengan sebuah kapur tulis, sebagai batas lompatan
Dapat bermain dan menendang bola kecil
4. Melempar dan menangkap Tunjukkan kepada anak cara melem par
sebuah bola besar ke arah anda. Kemudian lemparkan kembali bola
itu kepada anak sehingga ia dapat menangkapnya.

GERAK HALUS
TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Mencoret-coret pensil pada kertas

STIMULASI
Mencoret-coret pensil pada kertas
1. Dorong agar anak mau berrnain puzzle, balok-balok, memasukkan
benda yang satu ke dalam benda lainnya, dan menggambar
2. Membuat gambar tempelan. Bantu anak memotong gambar-
gambar dari majalah tua dengan gunting untuk anak.
Dengan lem kertas atau karton atau membuat gambar tempelan.
Bicarakan dengan anak tentang apa yang sedang dibuatnya.
3. Memilih dan mengelompokkan benda- benda menurut jenisnya
Berikan kepada anak bermacam-macam benda, misalnya: uang
logam, berbagai jenis kancing, benda berbagai wama, dan lain lain.
Minta anak memilih dan mengelompokkan benda-benda itu menurut
jenisnya. Mulai dengan 2 jenis benda yang berlainan, kemudian
sedikit demi sedikit tambahkan jenisnya.
4. Mencocokkan gambar dan benda, tunjukkan kepada anak cara
mencocokkan gambar bola dengan sebuah bola yang
sesungguhnya.Bicarakan mengenai bentuknya, gunanya dan
sebagainya.
5. Konsep jumlah. Tunjukkan kepada anak cara mengelompokkan
benda dalam jumlah satu satu, dua, tiga dan sebagainya. Katakan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 236


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

kepada anak anda berapa jumlah benda dalam satu kelompok dan
bantu ia menghitungnya, ini ada 3 biji kacang, mari kita hitung, satu,
dua, tiga
6. Bermain/menyusun balok-balok.
Beli atau buat satu set balok mainan anak. Anak akan main dengan
balok-balok itu selama bertahun-tahun. Bila anak anda bertambah
besar, anda dapat menambah jumlahnya.

BICARA DAN BAHASA


TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata.
2. Dapat menunjuk 1atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.
3. Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda
atau lebih
4. Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu
mengangkat piring jika diminta.
STIMULASI
1. Bicara dengan baik, gunakan ejaan bahasa yang baik dan benar
dan tidak cadel, menggunakan 2 kata.
2. Bacakan buku cerita anak.Buat agar anak melihat anda membaca
buku. Hal ini mengandung pesan pentingnya manfaat membaca.
buku cerita dengan tulisan dan gambar yang besar-besar , supaya
menarik minat anak. Ketika selesai membacakan, ibu dan bapak
dapat mengajukan 5 W dan 1 H; who (siapa tokohya); what (apa
yang terjadi); when (kapan terjadinya); where (di mana terjadinya);
why (mengapa bisa terjadi); how (bagaiman bisa terjadi). Tujuannya
melatih anak untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
3. Dorong agar anak mau bercerita apa yang dilihatnya baik dari buku
maupun ketika jalan-jalan.
4. Bantu anak dalam memilih acara TV, dampingi anak ketika
menonton TV. Batasi waktu menonton maksimal 1jam sehari.
5. Acara/berita TV terkadang menakutkan anak. Jelaskan pada anak,
apakah hal itu nyata atau tidak.
6. Menyebut nama lengkap anak. Ajari anak menyebut namanya
secara lengkap. Sebut nama lengkap anak dengan perlahan. Minta
anak mengulanginya.
7. Berceritera tentang diri anak. Anak senang mendengar cerita
tentang dirinya. Ceritakan kembali kejadian-kejadian lucu dan
menarik yang dialami anak.
8. Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda
atau lebih

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 237


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

9. Menyebut nama berbagal jenis pakaiank etika mengenakan pakaian


anak, sebut nama jenis pakaian tersebut (kemeja, celana, kaos,
celana, rok,dsb). Minta anak mengambil pakaian yang anda
sebutkan sambil menyebutkan kembali jenisnya.

10. Menyatakan keadaan suatu benda. Ketika mengajak anak bicara,


gunakan ungkapan yang menyatakan keadaan suatu benda. Misal:
"Pakai kemeja yang merah","Bolamu yang kuning ada di bawah
meja", ”Mobil-mobilan yang biru itu ada di dalam laci", dan
sebagainya.

SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN

TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
2. Melepas pakaiannya sendiri.
STIMULASI
1. Melatih buang air kecil dan buang air besar di kamar mandi/ WC.
Ajari anak untuk memberitahu anda bila ingin buang air kecil/buang
air besar. Dampingi anak saat buang air kecil/ buang air besar dan
beritahu cara membersihkan diri dan menyiram kotoran.
2. Berpakaian. Ajari anak berpakaian sendiri tanpa bantuan. Beri
kesempatan anak memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya
3. Bujuk dan tenangkan ketika anak kecewa dengan cara memeluk
dan berbicara kepadanya
4. Sering-sering ajak anak pergi ke luar mengunjungi tempat bermain,
toko, kebun binatang dan lain-lain
5. Ajak anak membersihkan tubuhnya ketika kotor kemudian
mengelapnya dengan bantuan anda sesedikit mungkin. Demikian
juga dalam berpakaian dan melakukan pekerjaan rumah tangga
yang ringan
6. Berdandan.
Biarkan anak berdandan mengenakan pakaian dewasa yang sudah
tua.Bari anak beberapa topi anak-anak, rok, celana, kemeja, sepatu,
dsb. Biarkan anak memilih sendiri mana yang akan dipakainya.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 238


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 42 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- Kubus
- pensil dan kertas
-
YA TIDAK

Anak dipangku Ibunya/duduk sendiri di tepi meja


periksa

1 Beri kubus di depannya. Dapatkah anak Gerak


meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas halus
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
2 Beri pensil dan kertas. Buatlah lingkaran di atas Gerak
kertas tersebut.Minta anak menirunya. halus
Dapatkah anak menggambar lingkaran?

Tanya Ibu/Pengasuh:

3 Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? Sosialisasi


dan
Kemandi
rian
4 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga Gerak
sejauh sedikitnya 3 meter? Kasar
5 Apakah anak dapat mencuci tangannya sendiri Sosialisasi
dengan baik setelah makan? dan
Kemandi
rian
6 Apakah anak dapat mengikuti peraturan Sosialisasi
permainan bila bermain dengan teman- dan
temannya? (misal: ular tangga, petak umpet, dll) Kemandi
rian
7 Dapatkah anak mengenakan celana panjang, Sosialisasi
kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? dan
(Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau Kemandi
ikat pinggang) rian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 239


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Minta anak untuk berdiri

Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan.


Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda Kasar
kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2
detik atau lebih?

Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di


lantai. Apakah anak dapat melompati panjang Kasar
kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya
secara bersamaan tanpa didahului lari?
TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus

Bicara dan Bahasa


Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 240


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN STIMULASI UMUR 36-48 BULAN

GERAK KASAR
TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Berdiri 1 kaki 2 detik
2. Melompat kedua kaki diangkat
3. Mengayuh sepeda roda tiga.

STIMULASI
Stimulasi yang perlu dilanjutkan : Dorong anak berlari, melompat, berdiri
di atas satu kaki, memanjat, bermain bola, mengendarai sepeda roda
tiga.
Melompat
Tunjukkan pada anak cara melompat dengan satu kaki. Bila anak sudah
bisa melompat dengan satu kaki, tunjukkan cara melompat melintas
ruangan, mula mula dengan satu kaki, kemudian bergantian dengan kaki
yang lainnya.
Menangkap bola.
Ajak anak ""menangkap bola .gunakan bola sebesar bola tenis. Sekali-kali
bola dilempar ke arah anak, minta anak menangkapnya, kemudian
melempar kembali ke arah anda.
Berjalan mengikuti garis lurus.
Di halaman rumah, letakkan papan sempit, atau buat garis lurus dengan
talirafia/kapur atau susun batu bata memanjang. Tunjukkan pada anak
cara berjalan di atas papan/garis lurus dengan merentangkan kedua
lengan/ tangan untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Melempar benda-benda kecil ke atas
Ajari anak melempar benda-benda kecil ke atas atau menjatuhkan kerikil
ke dalam kaleng. Gunakan benda-benda yang tidak berbahaya.
Menirukan binatang berjalan
Tunjukkan pada anak cara binatang berjalan, misal anjing berjalan
dengan kedua kaki dan tangan. Ajak anak ke kebun binatang dan tirukan
gerak-gerik binatang.
Lampu hljau - merah.
Minta anak berdiri di hadapan anda. Ketika anda mengatakan ""lampu
hijau•minta anak berjalan jinjit ke arah anda dan berhenti ketika anda
mengatakan •1ampu merah"". Lanjutkan mengatakan •Lampu hijau• dan
""lampu merah"" secara bergantian sampai anak tiba di tempat anda.
Selanjutnya giliran anak untuk mengatakan•1ampu hijau• dan ""lampu
merah"" secara bergantian ketika anda berjinjit-jinjit menuju ke arah
depan.
GERAK HALUS
TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Menggambar garis lurus
2. Menumpuk 8 buah kubus.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 241


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

STIMULASI
Menggambar/menulis
Beri anak selembar kertas dan pensil. Ajari anak menggambar garis lurus,
bulatan, segi empat serta, menulis huruf dan angka. Kemudian buat
pagar, rumah, matahari, bulan, huruf, angka dan sebagainya. Juga ajari
anak menulis namanya
Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
Bermain puzzle yang lebih sulit , menyusun balok-balok, meng- gambar
gambar yang lebih sulit, bermain mencocokkan gambar dengan benda
sesungguhnya dan mengelompokkan benda menurut jenisnya
Memotong
Beri anak gunting, tunjukkan cara menggunting. Beri gambar besar untuk
latihan menggunting
Membuat buku ceritera gambar tempel.
Ajak anak membuat buku cerita gambar tempel. Gunting gambar dari
majalah tua/brosur, tunjukkan pada anak cara menyusun guntingan
gambar tersebut sehingga menjadi suatu cerita menarik. Minta anak
menempel guntingan gambar tersebut pada kertas dan di bawah
gambar tersebut, tulis ceriteranya.
Menempel gambar.
Bantu anak menemukan gambar foto menarik dari majalah, potongan
kertas dan sebagainya. Minta anak menempel gambar tersebut pada
karton/ kertas tebal. Gantung gambar itu di kamar anak.
Menjahit
Gunting sebuah gambar dari majalah, tempel pada selembar karton. Buat
lubang-lubang di sekeliling gambar tersebut. Ambil tali rafia dan simpulkan
salah satu ujungnya. Kemudian, ajari anak cara ""menjahit"" sekeliling
gambar, tali rafia dimasukkan ke lubang-lubang tersebut satu per satu.

Menghitung.
Letakkan sejumlah kacang di mangkok/kaleng.
Ajari anak menghitung kacang dan letakkan kacang tersebut di tempat
lainnya. Mula-mula anak belum bisa menghitung lebih dari dua atau tiga.
Bantu anak menghitung jika mengalami kesulitan.
Menggambar dangan jarl
Ajak anak menggambar dengan cat memakai jari-jarinya di selembar
kertas besar. Buat agar ia mau memakai kedua tangannya dan membuat
bulatan besar atau bentuk-bentuk lainnya
Cat air
Beri anak cat air, kuas dan selembar kertas. Ceritakan bagaimana wama-
wama bercampur ketika anak mulai menggunakan cat air itu
Mencampur wama
Campur air ke warna merah, biru dan kuning dari cat air. Beri anak
potongan sedotan, ajari anak untuk meneteskan warna- wama itu pada
selembar kertas. Ceritakan bagaimana wama- wama bercampur
membentuk wama lain.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 242


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Membuat gambar tempel


Gunting kertas berwarna menjadi segitiga, segi empat, lingkaran. Jelaskan
mengenai perbedaan bentuk-bentuk tersebut. Minta anak membuat
gambar dengan cara menempelkan potongan- potongan berbagai
bentuk di selembar kertas.
BICARA DAN BAHASA
TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Menyebut nama, umur, tempat
2. Mengenal 2-4 warna
3. Mengerti arti kata di atas, di bawah,di depan.
4. Mendengarkan cerita
STIMULASI
Bercerita mengenai dirinya.
Buat agar anak mau berceritera mengenai dirinya, hobinya atau
mengenai anda. Anda dapat berceritera tentang sesuatu dan kemudian
minta anak menyelesaikan cerita itu.
Mengenal huruf
Gunting huruf besar menurut alfabet dari majalah/koran, tempel pada
karton. Anda dapat pula menuIis huruf besar tersebut dengan spidol.
Tunjukkan pada anak dan sebutkan satu persatu, kemudian minta anak
mengulanginya.
Berbicara dengan anak.
Buat agar anak mengajukan berbagai pertanyaan. Jawab pertanyaan
tersebut dengan kata-kata sederhana, gunakan lebih dari satu kata.
Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
• Bacakan buku cerita anak . Buat agar anak melihat anda membaca
buku.
• Nyanyikan lagu dan bacakan sajak-sajak untuk anak
• Buat agar anak mau menyebut nama lengkap, menyatakan
perasaannya, menjelaskan sesuatu dan mengerti waktu.
• Bantu anak dalam memillh acara TV, batasi waktu menonton TV
maksimal 2 jam sehari. Dampingi anak menonton TV dan jelaskan
kejadian yang baik dan buruk. lngat bahwa acara dan berita di TV
dapat berpengaruh buruk pada anak.
Album fotoku
Tempelkan foto anak di buku anak. Minta anak menceriterakan apa yang
terjadi di dalam fotonya itu. Tulis di bawah foto tersebut, apa yang di
ceritakan anak.

SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN


TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
2. Bermain bersama teman,mengikuti aturan permainan
3. Mengenakan sepatu sendiri.
4. Mengenakan celana panjang,kemeja, baju

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 243


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

5. Mengetahui anggota tubuh yang tidak boleh disentuh atau


dipegang orang lain kecuali oleh orang tua dan dokter.

STIMULASI
Mencuci tangan dan kaki
Tunjukkan pada anak cara memakai sabun dan membasuh dengan air
ketika mencuci kaki dan tangannya. Setelah ia dapat melakukan, ajari ia
untuk mandi sendiri.

Stimulasi yang perlu dilanjutkan:


• Bujuk dan tenangkan ketika anak kecewa dengan cara memeluk dan
berbicara kepadanya.
• Dorong agar anak mau mengutarakan perasaannya.
• Ajak anak anda makan bersama keluarga
• Sering-sering ajak anak pergi ke taman, kebun binatang, perpustakaan
dan lain-lain.
• Bermain dengan anak, ajak agar anak mau membantu melakukan
pekerjaan rumah tangga yang ringan.
Ajari anak 4 bagian tubuh yang tidak boleh disentuh dan dipengang
orang lain kecuali oleh orang tua dan dokter yaitu mulut, dada, di sela
sela paha dan pantat. Ajarkan kepada anak untuk tidak mau diajak orang
lain tanpa diketahui oleh orang tua

Makan pakai sendok garpu


Bantu anak makan pakai sendok dan garpu dengan baik.
Mengancingkan kancing tarik
Bila anak sudah bisa mengancingkan kancing besar, coba dengan
kancing yang lebih kecil. Ajari cara menutup dan membuka kancing tarik
di bajunya.
Memasak
Biarkan anak membantu memasak seperti mengukur dan menimbang
menggunakan timbangan masak, membubuhkan sesuatu, mengaduk,
memotong kue,dan sebagainya.
Bicara pada anak apa yang diperbuat oleh anda berdua.
Menentukan batasan
Pada umur ini, sebagai bagian dari proses tumbuh kembangnya, anak-
anak mulai mengenal batasan dan peraturan.
Bantu anak anda dalam membuat keputusan dengan cara anda
menentukan batasannya dan menawarkan pilihan. Misalnya ""Kau bisa
memilih antara 2 hal: dibacakan ceritera atau bermain sebelum tidur, kau
tidak boleh memilih keduanya

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 244


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 48 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- Kubus
- Pensil dan kertas

YA TIDAK

Anak dipangku ibunya/duduk sendiri di tepi meja


periksa
1 Beri kubus di depannya. Dapatkah anak Gerak
meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas Halus
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?

2 Beri pensil dan kertas. Jangan membantu anak Gerak


dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak Halus
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong
yang tersedia. Apakah anak daptmenggambar
lingkaran?

Tanya Ibu

3 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga Gerak


sejauh sedikitnya 3 meter ? Kasar

4 Apakah anak dapat mencuci tangannya sendiri Sosialisasi


dengan baik setelah makan? dan
Kemandi
rian
5 Apakah anak dapat mengikuti peraturan Sosialisasi
permainan bila bermain dengan teman- dan
temannya? (missal:ular tangga, petak umpet, dll) Kemandi
rian

6 Dapatkah anak mengenakan celana panjang, Sosialisasi


kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? dan
(Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau Kemandi
ikat pinggang)
rian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 245


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

7 Dapatkah anak menyebut nama lengkapnya Bicara


tanpa dibantu ? Jawab TIDAK jika ia menyebut dan
sebagian namanya atau ucapannya sulit Bahasa
dimengerti
Minta anak untuk berdiri

8 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Gerak


Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda Kasar
kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2
detik atau lebih?

9 Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di Gerak


lantai. Apakah anak dapat melompati panjang Kasar
kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya
secara bersamaan tanpa didahului lari?
TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus

Bicara dan Bahasa


Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 246


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 54 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- Kubus
- Kertas dan pensil

YA TIDAK
Anak dipangku Ibunya/duduk sendiri di tepi meja
periksa
1 Beri kubus di depannya. Dapatkah anak Gerak
meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas Halus
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
2 Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Bicara
Jangan membantu kecuali mengulangi dan
pertanyaan. Bahasa
“Apa yang kamu lakukan jika kamu
kedinginan?” ...............
“Apa yang kamu lakukan jika kamu
lapar?”.........................
“ Apa yang kamu lakukan jika kamu
lelah?”.........................
Jawab YA bila anak menjawab ke 3 pertanyaan
tadi dengan benar, bukan dengan gerakan
atau syarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar
adalah “menggigil” ,"pakai mantel" atau
"masuk ke dalam rumah".
Jlka lapar, jawaban yang benar adalah
"makan"
Jika lelah, jawaban yang benar adalah
"mengantuk", "tidur", berbaring/tidur-
tiduran , "lstlrahat” atau "diam sejenak”
3 Jangan mengoreksi/membantu anak. Gerak
Jangan menyebut kata "lebih panjang”. Halus
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada
anak.
Tanyakan:"Mana garis yang lebih
panjang?"
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan
ulangi pertanyaan tersebut
Apakah anak dapat manunjuk garis yang lebih
panjang sebanyak 3 kali dengan benar?

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 247


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

4 Jangan membantu anak dan jangan Gerak


memberitahu nama gambar ini, suruh anak Halus
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong
yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.
Apakah anak dapet menggambar seperti
contoh ini?

Jawablah: YA

Jawablah : TIDAK

Tanya Ibu
5 Apakah anak dapat mengikuti peraturan Sosialisasi
permainan bila bermain dengan teman- dan
temannya? (misal: ular tangga, petak umpet, Kemandir
dll) ian

6 Dapatkah anak mengenakan celana Sosialisasi


panjang/kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di dan
bantu? (tidak termasuk memasang Kemandir
kancing,gesper atau ikat pinggang) ian

7 Dapatkah anak menyebutkan nama Bicara


lengkapnya tanpa dlbantu? Jawab TIDAK jika ia dan
hanya menyebut sebagian namanya atau Bahasa
ucapannya sulit dimengerti

8 Apakah anak dapat mengancingkan bajunya Sosialisasi


atau pakaian boneka? dan
Kemandir
ian
Minta anak untuk berdiri
9 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa Gerak
berpegangan. Jika pertu tunjukkan caranya Kasar
dan beri anak anda kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkahia
mempertahankan keseimbangan dalam waktu
6 detik atau lebih?

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 248


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

10 Beri anak 1 lembar kertas. dan huruf Bicara


Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan dan
memberi isyarat dengan telunjuk atau mata Bahasa
pada saat memberikan perintah berikut ini:
 Letakkan kertas ini diatas lantal".
 Letakkan kertaini di bawah kursi•.
 Letakkan kertas ini didepan kamu"
 Letakkan kertas ini di belakang kamu".
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti
“diatas”, “di bawah", “di depan” dan
“dibelakang”.
TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus

Bicara dan Bahasa


Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 249


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 60 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- Kertas dan pensil
- Kertas warna

YA TIDAK
Anak duduk sendiri ditepi meja periksa
1 Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Bicara
Jangan membantu kecuali mengulangi dan
pertanyaan. Bahasa
“Apa yang kamu lakukan jika kamu
kedinginan?” ...............
“Apa yang kamu lakukan jika kamu
lapar?”.........................
“ Apa yang kamu lakukan jika kamu
lelah?”.........................
Jawab YA bila anak menjawab ke 3
pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan
gerakan atau syarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar dalah
“menggigil” ,"pakai mantel" atau "masuk ke
dalam rumah".
Jlka lapar, jawaban yang benar adalah
"makan"
Jika lelah, jawaban yang bena radalah
"mengantuk", "tidur", berbaring/tidur-
tiduran , "lstlrahat” atau "diam sejenak”
2 Jangan mengoreksi/membantu anak. Gerak
Jangan menyebut kata "lebih Halus
panjang”.
Perlihatkan gambar kedua garis ini
pada anak.
Tanyakan: "Mana garis yang lebih panjang?"
Minta anak menunjuk garis yang lebih
panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan
ulangi pertanyaan tersebu
Apakah anak dapat manunjuk garis yang lebih
panjang sebanyak 3 kali dengan benar?
3 Jangan membantu anak den jangan Gerak
memberitahu nama gambar ini, suruh anak Halus
menggambar sepertl contoh ini di kertas
kosong yang tersedia. Berikan 3 kali
kesempatan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 250


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Apakah anak dapat menggambar seperti


contoh ini?

Jawablah: YA

Jawablah: TIDAK

4 Bicara
dan
Jangan menunjuk, membantu atau Bahasa
membetulkan,katakan pada anak :
"Tunjukkan segi empat merah"
"Tunjukkan segi empat kuning"
"Tunjukkan segi empat biru"
"Tunjukkan segiempat hijau "
Dapatkah anak menuniuk keempat wama itu
dengan benar?
Tanya Ibu
5 Apakah anak dapat mengancingkan bajunya Sosialisasi
atau pakaian boneka? dan
Kemandi
rian
6 Apakah anak bereaksi dengan tenang dan Sosialisasi
tidak rewel (tanpa menangis atau dan
menggelayut pada anda) pada saat anda Kemandi
meninggalkannya? rian
7 Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri Sosialisasi
tanpa bantuan? dan
Kemandi
rian
Minta anak untuk berdiri
8 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa Gerak
berpegangan.Jika perlu tunjukkan caranya Kasar
dan beri anak anda kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkah dia
mempertahankan keseimbangan dalam waktu
6 detik atau lebih?
9 Suruh anak melompat dengan satu kaki Gerak
beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan Kasar
dengan dua kakl tidak lkut dinilai). Apakah ia
dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki
10 Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan Bicara

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 251


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

memberi isyarat dengan telunjuk atau mata dan


pada saat memberikan perintah berikut ini: Bahasa
 Letakkan kertas ini di atas lantal".
 Letakkan kertas ini di bawah kursi•.
 Letakkan kertas ini di depan kamu"
 Letakkan kertas ini di belakang kamu".
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti “di
atas”, “di bawah", “di depan” dan “di
belakang”.
TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus

Bicara dan Bahasa


Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 252


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN STIMULASI UMUR 48 – 60 BULAN

GERAK KASAR
TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Berdiri 1 kaki 6 detik
2. Melompat-lompat 1 kaki

STIMULASI
1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan :
Dorong anak berlari, melompat, berdiri di atas satu kaki, memanjat,
bermain bola, Lompat jauh, jalan di atas papan sempit/permainan
keseimbangan tubuh, berayun-ayun.
2. Lomba Karung. Ambil karung/ kain sarung yang cukup lebar untuk
menutup bagian bawah tubuh dan kedua kaki anak. Tunjukkan pada
anak dan teman-temannya cara memakai karung dan melompat-
lompat, siapa yang paling cepat/dulu sampai garis tujuan
3. Main engklek. Gambar kotak-kotak permainan engklek di lantai. Ajari
anak dan teman-temannya cara bermain engklek.
4. Melompat tali. Pada waktu anak bermain dengan teman sebayanya,
tunjuk dua anak untuk memegang tali rapiah ( panjang 1 meter) , atur
jarak dari tanah, jangan terlalu tinggi. Tunjukkan kepada anak cara
melompat tali dan bermain "katak melompat"

GERAK HALUS
TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Menari.
2. Menggambar tanda silang
3. Menggambar lingkaran.
4. Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
5. Mengancing baju atau pakaian boneka.
STIMULASI
Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
1. Ajak anak bermain puzzle, menggambar, menghitung, memilih den
mengelompokkan, memotong den menempel gambar. Ajak anak
membuat buku kegiatan keluarga dengan mengumpulkan
foto/gambar anggota keluarga, benda-benda dari berbagai tempat
yang pemah dikunjungi anak, dan sebagainya
2. Menggambar
Ketika anak sedang menggambar, minta anak melengkapi gambar
tersebut, misal: menggambar baju pada gambar orang, menggambar
pohon, bunga, matahari, pagar pada gambar rumah, dan sebagainya
3. Mancocokkan dan menghitung
Bila anak sudah bisa berhitung dan kenal angka, buat 1 set kartu yang
ditulisi angka 1-10. Letakkan kartu itu berurutan di atas meja. Minta
anak menghitung benda-benda kecil yang ada di rumah seperti:

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 253


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

kacang, batu kerikil, biji sawo dan lain-lain, sejumlah angka yang
tertera pada kartu. Kemudian letakkan benda-benda tersebut di dekat
kartu angka yang cocok.
4. Menggunting
Bila anak sudah bisa memakai gunting tumpul, ajari cara menggunting
kertas yang sudah dilipat-lipat, membuat suatu bentuk seperti rumbai-
rumbai, orang, binatang, mobil dari sebagainya.
5. Membandingkan besar/kecil,banyak/sedikit, berat/ringan. Ajak anak
bermain menyusun 3 buah piring berbeda ukuran atau 3 gelas diisi air
dengan isi tidak sama. Minta anak menyusun piring/gelas tersebut dari
yang ukuran kecil/jumlah sedikit ke besar/banyak atau dari ringan ke
berat. Bila anak dapat menyusun ketiga benda itu, tambah jumlahnya
menjadl 4 atau lebih.
6. Percobaan ilmiah
Sediakan 3 gelas isi air. Pada gelas pertama tambahkan 1 sendok teh
gula pasir dan bantu anak ketika mengaduk gula tersebut. Pada gelas
kedua masukkan gabus dan pada gelas ketiga masukkan kelereng.
Bicarakan mengenai hasilnya ketika anak melakukan "percobaan" ini.
7. Berkebun.
Ajak anak menanam biji kacang tanah/kacang hijau di kaleng /gelas
aqua bekas yang telah diisi tanah. Bantu anak menyirami tanaman
tersebut setiap hari. Ajak anak memperhatikan pertumbuhannya dari
hari ke hari. Bicarakan mengenai bagaimana tanaman, binatang dan
anak-anak tumbuh/bertambah besar.
KEMAMPUAN BICARA DAN BAHASA
TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
2. Senang menyebut kata-kata baru
3. Senang bertanya tentang sesuatu
4. Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang bena
5. Bicaranya mudah dimengerti
6. Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan
bentuknya
7. Menyebut angka, menghitung jari
8. Menyebut nama-nama hari
STIMULASI
1. Buku kegiatan keluarga.
Ajak anak membuat buku kegiatan keluarga dengan mengumpulkan
foto/gambar anggota keluarga, benda-benda dari berbagai tempat
yang pemah dikunjungi anak, dan sebagainya
2. Mengenal huruf dan simbol.
Tulis nama benda-benda yang ada di ruang-an pada sepotong kertas
kecil. Kemudian tempel kertas tersebut pada setiap benda, misalnya:
tulisan meja ditempel di meja, tulisan buku, bunga, bantal dan
sebagainya. Minta anak menyebutkan tulisan di kertas tersebut. Ajari
anak mengenali tanda-tanda di sepanjang jalan.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 254


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

3. Belajar mengingat-ingat.
Masukkan sejumlah benda kecil/mainan anak ke sebuah kantung.
Minta anak memperhatikan anda ketika anda mengambil 3- 4 macam
benda kecil/dari kantung tersebut. Letakkan di atas meja dan minta
anak menyebut nama benda/mainan satu persatu.
Kemudian, minta anak menutup matanya, dan ambil salah satu benda
tadi. Tanyakan kepada anak benda apa yang hilang. Bila ia sudah
menguasai permainan ini,tambahkan jumlah benda yang diletakkan di
meja.
4. Melengkapi kalimat.
Buat kalimat pemyataan mengenai apa yang anda dan anak lakukan
bersama dan minta anak menyelesaikannya. Misalnya sehabis
mengajak anak ke kebun binatang; "Kemarin kami pergi ke............. atau
sehabis mengajak anak makan mie bakso; Makanan kesukaan adik
adalah
5. Bercerita “ketika saya masih kecil".
Anak senang mendengar cerita tentang masa kecil orangtuanya dan
senang bercerita tentang masa kecil anak. Ceritakan kepada anak
masa kecil anda dan selanjutnya minta anak menceritakan masa
kecilnya
6. Mengenal angka.
Bantu anak mengenali angka dan berhitung. Ajak anak bermain kartu,
gunakan kartu angka 2-10
7. Buat anak mau bertanya dan berceritera tentang apa yang dilihat &
didengamya.
8. Dorong anak sering melihat buku. Buat agar ia melihat anda
membaca buku.

9. Bantu anak dalam memilih acara TV, batasi waktu menonton TV


maksimal 2 jam sehari. Dampingi anak menonton TV dan jelaskan
kejadian yang baik dan buruk. lngat bahwa acara dan berita di TV
dapat berpengaruh buruk pada anak
10. Mengenal musim.
Bantu anak mengenal musim hujan dan kemarau.
Bicarakan apa yang terjadi pada kedua musim itu, pengaruhnya
terhadap tanaman, binatang dan alam sekitamya
11. Membantu pekerjaan di dapur.
Katakan pada anak bahwa anda mengangkatnya sebagai "asisten"
anda. Minta anak membantu memotong sayuran, menyiapkan dan
membersihkan meja makan, dan lain-lain. Buat agar anak mau
menjelaskan apa yang sedang dilakukannya. Katakan betapa
menyenangkan dapat membantu sesama dan mengerjakan sesuatu

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 255


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

dengan baik.

SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN


TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Berpakaian sendiri tanpa dibantu
2. Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.
STIMULASI :
1. Berikan tugas rutin pada anak dalam kegiatan di rumah, ajak anak
membantu anda di dapur dan makan bersama keluarga
2. Buat agar anak bermain dengan teman sebayanya.
3. Ajak anak berbicara tentang apa yang dirasakan anak.
4. Bersama-sama anak buatlah rencana jalan-jalan sesering mungkin
5. Membentuk kemandirian
Beri kesempatan pada anak untuk mengunjungi tetangga dekat,
teman atau saudara tanpa ditemani anda. Selanjutnya minta anak
bercerita tentang kunjungannya itu.
6. Mengikuti aturan permainan/petunjuk.
Ajak anak bermain sekaligus belajar mengikuti aturan/petunjuk
permainan. Pada awal permainan, beri perintah kepada anak,
misalnya "berjalan 3 langkah besar ke depan atau berjalan mundur 5
langkah. Setiap kali akan menjalankan perintah itu, minta anak
mengatakan: "Bolehkah saya memulainya?"
Setelah anak bisa memainkan permainan ini, bergantian anak yang
memberikan perintah dan anda yang mengatakan: "Bolehkah saya
memulainya
7. Membuat "album" keluarga
Bantu anak membuat album keluarga yang ditempeli dengan foto-
foto anggota keluarga. Tulis nama setiap orang di bawah fotonya
8. Membuat "boneka".
Tunjukkan cara membuat "boneka" dari kertas. Gambar bagian muka
dengan spidol. Agar dapat berdiri tegak, pasang lidi sebagai
"rangka/badan" boneka. Atau buat boneka" dari kaos kaki bekas.
Gambar mata, hidung dan mulut. Gerakkan jari-jari tangan anda
seolah-olah boneka itu dapat berbicara. Buat agar anak mau bermain
dengan temannya selain bermain sendiri
9. Menggambar orang.
Tunjukkan pada anak cara menggambar orang pada selembar kertas.
Jelaskan ketika anda menggambar mata, hidung, bibir dan baju
10. Bermain kreatif dengan teman-temannya.
Undang ke rumah 2-3 anak yang sebaya. Ajari anak-anak permainan
dengan bemyanyi, membuat boneka dari kertas/kaos kaki bekas dan
kemudian memainkannya. Minta anak mau menirukan tingkah laku
binatang seperti yang dilihatnya di kebun binatang
11. Bermain "berjualan dan berbelanja di toko".
Kumpulkan benda-benda yang ada di rumah seperti sepatu, sendal,
buku, mainan, majalah, dan sebagainya untuk bermain "belanja di
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 256
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

toko". Tulis harga setiap benda pada secarik kertas kecil. Buat "uang
kertas" dari potongan kertas dan uang logam" dari kancing/tutup
botol. Kemudian minta anak berperan sebagai pemilik toko, anda dan
anak yang lain pura-pura membeli benda-benda itu dengan "uang
kertas" dan "uang logam".
Selanjutnya secara bergantian anak-anak menjadi pembeli dan
pemilik toko

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 257


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 66 Bulan

Alat dan bahan:


 Kertas gambar
 Kertas warna-warni (merah, kuning, hijau dan biru)
 Pensil
 Bola sebesar bola tenis atau bola kasti

YA TIDAK
Anak duduk sendiri di tepi meja periksa
1 Jangan membantu anak dan jangan memberi Gerak
tahu nama gambar ini, suruh anak menggambar Halus
seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia.
Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat
menggambar seperti contoh ini?

2 Jangan menunjuk, membantu atau Bicara


membetulkan, katakan pada anak "Tunjukan segi dan
empat merah” Bahasa
“Tunjukan segi empat kuning”
“Tunjukan segi empat biru”
“Tunjukan segi empat hijau"

Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu


dengan benar?
3 Suruh anak menggambar ditempat kosong yang Gerak
tersedia. Katakan padanya "buatlah gambar Halus
orang". Jangan memberi perintah lebih dari itu.
Jangan bertanya atau mengingatkan anak bila
ada bagian yang belum tergambar. Dalam
memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh
yang tergambar. Untuk bagian tubuh yang
berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan
kaki, setiap pasang dinilai 1 bagian. Dapatkah
anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh.
4 Pada gambar orang yang dibuat pada poin 7, Gerak
dapatkan anak menggambar sedikitnya 6 bagian Halus
tubuh?
5 Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat- Bicara
kalimat yang belum selesai ini, jangan membantu dan

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 258


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

kecuali mengulang pertanyaan: Bahasa


"Jika kuda besar, maka tikus.... ";
“ jika api panas , maka es.... ";
“Jika ibu seorang wanita, maka ayah seorang .. '.
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus
kecil; es dingin; ayah seorang pria)
Tanya Ibu
6 Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak Sosialisasi
rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada dan
anda) pada saat anda meninggalkannya? Kemandi
rian
7 Dapatkan anak sepenuhnya berpakaian sendiri Sosialisasi
tanpa bantuan? dan
Kemandi
rian
Minta anak untuk berdiri
8 Suruh anak melompat dengan satu kaki Gerak
beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan Kasur
dengan dua kaki tidak lkut dlnilai).Apakah la
dapat melompat 2-3 kali dengan satu kakl?
9 Ikuti perintah ini dengan seksama, jangan Bicara
memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada dan
saat memberikan perintah berikut ini: Bahasa
“Letakan kertas ini di atas lantai”
“Letakkan kertas ini di bawah kursi”
“Letakkan kertas ini di depan kamu”
“Letakkan kertas ini di belakang kamu”
Jawab Ya, hanya jika anak megerti arti “di atas”,
“di bawah”, “di depan” dan “di belakang”.
10 Apakah anak dapat menangkap bola kecil Gerak
sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan Kasur
menggunakan kedua tangannya?
TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus
Bicara dan Bahasa
Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 259


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 72 Bulan

Alat dan bahan:


 Kertas gambar
 Kertas warna-warni (merah, kuning, hijau dan biru)
 Pensil
 Bola sebesar bola tenis atau bola kasti

YA TIDAK
Anak duduk sendiri di tepi meja periksa
1 Jangan menunjuk, membantu atau Bicara
membetulkan, katakan pada anak "Tunjukan dan
segi empat merah” Bahasa
“Tunjukan segi empat kuning”
“Tunjukan segi empat biru”
“Tunjukan segi empat hijau"

Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu


dengan benar?
2 Suruh anak menggambar ditempat kosong Gerak
yang tersedia. Katakan padanya "buatlah Halus
gambar orang".
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan
bertanya atau mengingatkan anak bila ada
bagian yang belum tergambar. Dalam
memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh
yang tergambar. Untuk bagian tubuh yang
berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan
kaki, setiap pasang dinilai 1 bagian. Dapatkah
anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh.
3 Pada gambar orang yang dibuat pada poin 2, Gerak
dapatkan anak menggambar sedikitnya 6 Halus
bagian tubuh?
4 Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat- Bicara
kalimat yang belum selesai ini, jangan dan
membantu kecuali mengulang pertanyaan: Bahasa
"Jika kuda besar, maka tikus ... ";
“Jika api panas , maka es ... ";
“Jika ibu seorang wanita, maka ayah

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 260


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

seorang...”
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus
kecil; es dingin; ayah seorang pria)
5 Jangan membantu anak dan jangan memberi Gerak
tahu nama gambar ini, suruh anak Halus
menggambar seperti contoh ini dikertas kosong
yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar serti contoh
ini?

6 Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Bicara


Jangan membantu kecuali mengulangi dan
pertanyaan sampai 3 kali bila anak Bahasa
menanyakannya.
"sendok dibuat dari apa? "..... ;
"sepatu dibuat dari apa?" .. ;
“Pintu dibuat dari apa?"....
Apakah anak dapat menjawab ketiga
pertanyaan diatas dengan benar? sendok
dibuat dari besi, baja, plastik, kayu;
sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastik,
kayu;
pintu dibuat dari kayu, besi, kaca"
Tanya Ibu
7 Dapatkan anak sepenuhnya berpakaian Sosialisasi
sendiri tanpa bantuan? dan
Kemandiri
an
Minta anak untuk berdiri
8 Suruh anak melompat dengan satu kaki Gerak
beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan Kasar
dengan dua kaki tidak lkut dinllai). Apakah la
dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
9 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa Gerak
berpegangan. Jika perlu, tunjukan caranya Kasar
dan beri anak anda kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkah iya
mempertahankan keseimbangan dalam waktu
11 detik atau lebih?

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 261


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

10 Apakah anak dapat menangkap bola kecil Gerak


sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan Kasar
menggunakan kedua tangannya?
TOTAL

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus
Bicara dan Bahasa
Sosialisasi dan Kemandirian

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 262


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN STIMULASI UMUR 60-72 BULAN

GERAK KASAR
TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Berjalan lurus
2. Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik
STIMULASI
Stimulasi perlu dilanjutkan.
Dorong agar anak dan temannya main bola, permainan menjaga
keseimbangan tubuh, berlari,lompat dengan satu kaki, lompat jauh dan
sebagainya.
Ajari anak naik sepeda atau bermain sepatu roda. Beritahu anak hal-hal
untuk keamanannya. Bila anak sudah bisa naik sepeda atau main
sepatu roda dan menger ti serta mematuhi peraturan untuk
keselamatan dan keamanan, beri anak kesempatan naik sepeda/main
sepatu roda agak jauh dari rumah.
GERAK HALUS
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Menggambar dengan 6 bagian tubuh, menggambar orang lengkap
STIMULASI
Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
 Bantu anak menulis namanya, kata-kata pendek sere angka-angka,
ajak anak bermain "berhitung"
 Buat anak mau menggambar,berhitung, memilih, mengelompokkan,
menggunting, bermain puzzle, dan lain-lain.
Mengerti urutan kegiatan
Bantu anak mengerti urutan kegiatan dalam mengerjakan sesuatu.
Misalnya: mencuci tangan, menyiapkan makanan, dan sebagainya.
Siapkan bahan-bahan yang diper1ukan, beritahu anak langkah-
langkahnya secara berurutan.
Berlatih mengingat-ingat
Bila anak sudah mengenal angka 1-6, tulis setiap angka tersebut pada
potongan kertas kecil. Ajak anak melihat setiap tulisan angka tersebut,
kemudian letakkan terbalik. Minta anak menunjuk kertas dan
menyebut angkanya. Bila anak sudah menguasai permainan ini,
tambahkan jumlah potongan kertas bertuliskan angka.

Membuat sesuatu dari tanah liat/lilin


Sediakan tanah liat atau lilin mainan, bantu anak membuat binatang,
gelas, mangkok dan sebagainya. Bicarakan tentang apa yang
dibuatnya, puji anak atas hasil karyanya dan letakkan di tempat khusus
agar terlihat oleh anggota keluarga yang lain.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 263


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Bermain berjualan
Anak-anak seUMUR ini senang bermain "berjualan". Kumpulkan hasil
kebun seperti buah, sayur; atau barang bekas seperti buku, mainan.
Gunakan benda-benda tersebut untuk berjualan dengan teman-
temannya.
Belajar bertukang memakai palu, gergaji dan palu
Anak-anak seUMUR ini dapat belajar bertukang. Sediakan peralatan
yang diperlukan seperti palu, gergaji, paku dan kayu serta benda yang
akan dipakukan ke kayu seperti tutup botol, gambar atau potongan
kain. Di bawah bimbingan dan pengawasan anda,ajarkan anak cara
meletakkan benda di kayu, memegang paku dan menggunakan palu.
Mengumpulkan benda-benda
Buat agar anak mempunyai hobi tertentu seperti mengumpulkan
perangko, mainan binatang, tutup botol,batu-batu indah dan lain-lain.
Bantu anak menghitung benda-benda yang dikumpulkan dan
menyusunnya dengan rapi. Bicarakan dengan anak apa yang sedang
anda berdua lakukan.
Belajar memasak
Ajak anak memasak sebuah resep kue yang sederhana. Bicarakan
tentang menimbang dan mengukur bahan-bahan serta mengaduk
adonan. Setelah selesai masak, minta anak membantu mencuci alat
masak yang kotor.
Mengenal karakter
Letakkan sebuah kalender di kamar anak. Bantu anak mengenal
bulan, minggu dan hari. Minta anak menandai tanggal-tanggal
penting di kalender, dan ajak anak menghitung jumlah hari
(minggu/bulan) untuk sampai pada tanggal itu.
Mengenal Waktu
Buat "jam" dari kertas/karton dengan dua buah jarum penunjuk.
Letakkan jarum penunjuk pada waktu makan siang, waktu makan
malam, dan waktu lainnya yang berarti bagi anak. Mulai dengan yang
mudah, misalnya angka 12 waktu makan siang, angka 6 waktu makan
malam. Setelah anak mengerti, ajari yang lebih sulit, misalnya jam
12.30 atau jam 6.30.
Menggambar dari berbagai sudut pandang
Ajari anak menggambar benda dari berbagai sudut pandang,
misalnya: gambar kaleng dari depan dan dari alas.
Belajar mengukur
Bila anak sudah mengenal angka, ajari cara mengukur panjang lebar
suatu benda menggunakan penggaris/pita ukur. Tulis hasil pengukuran
pada secarik kertas, bicarakan mana yang lebih lebar atau yang lebih
panjang.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 264


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

KEMAMPUAN BICARA DAN BAHASA


TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Mengerti lawan kata
2. Mengenal wama-wami
3. Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih
4. Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10
STIMULASI
 Teruskan berlangganan majalah anak atau meminjam buku-buku anak
dari taman bacaan/perpustakaan. Buat agar anak anda sering
melihat anda membaca buku
 Sering-sering membaca buku, kemudian dibicarakan bersama. Setelah
selesai membaca sebuah cerita pendek, tanya pada anak beberapa
pertanyaan.
Mengenal benda yang serupa dan berbeda
Bantu anak mengenal benda yang serupa dan yang berbeda. Tanya
pada anak perbedaannya radio - televisi, kursi - bangku, pisau - garpu,
bunga - pohon, cermin - kaca jendela. Tanyakan persamaannya
sepeda-sepeda roda tiga, kapal-kapal terbang, panci- dandang, dan
lain-lain
Bermain tebak-tebakan
Minta anak menebak/menyebutkan nama benda yang ada
didekatnya, setelah anda men- jelaskkan tanda-tanda benda tersebut.
Misalnya: sedang duduk di meja makan, didekatnya ada kranjang
buah apel hijau kesukaan ayah. Ajukan pertanyaan berikut: Caba
tebak, benda apakah ini? Bentuknya bulat seperti bola kasti, berwama
hijau, dapat dimakan,
ayah suka sekali dengan benda tersebuf'. Diharapkan anak bisa
menjawab "apel". Mula- mula anda perlu membantu anak.
Berlatih mengingat-ingat
Sediakan benda-benda yang diperlukan. Ajak anak bermain, mula-
mula katakan: "Kita isi keranjang ini dengan barang-barangmu, dilihat
dan diingat ya, apa saja yang dimasukkan ke dalam keranjang ini. Nah
ini ........ mu". Minta anak mengulangi menyebut nama benda tersebut.
Kemudian giliran anak untuk menyebutkan nama benda dan
memasukkannya ke keranjang. Secara bergantian memasukkan,
tambahkan 1-2 jenis benda lagi. Minta anak menyebutkan nama-
nama benda tersebut, mula-mula jangan terlalu banyak. Bila anak
selalu dilatih, maka berangsur-angsur anak dapat menginat nama-
nama benda semakin banyak.
Menjawab pertanyaan "mengapa?"
Ajari anak menjawab pertanyaan dengan "Mengapa?" misalnya
"Mengapa rumah mempunyai atap?" "Mengapa kita menyikat gigi?"
"Mengapa kita makan?" "Mengapa mobil mempunyai roda?", dan
seterusnya. Bantu anak menjawab pertanyaan tersebut.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 265


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Mengenal rambu/tanda lalu lintas


Ajari anak mengenal rambu/tanda lalu lintas, misalnya tanda "dilarang
parkir", dilarang stop"; "jalan berliku-liku", "satu arah", "silahkan belok",
"tanda kereta api liwaf' dan sebagainya.
Mengenal uang logam
Ajari anak anda mengenal berbagai jenis uang logam. Mulai dengan
mengajak anak memilih uang logam Rp 100,-. Selanjutnya, ajari anak
membedakan uang logam dengan nilai rupiah yang berbeda. Minta
anak mengelompok beberapa uang logam dan menyebutkan
nilainya.
Mengamati/meneliti keadaan sekitarnya
Pada umur ini, anak-anak senang bertanya. Tulis beberapa pertanyaan
di selembar kertas dan bacakan kepada anak, kemudian minta ia
menjawabnya. Contoh pertanyaan :"Berapa buah lampu yang ada di
rumah ini?"; "Berapa banyak binatang piaraanmu?' dan seterusnya.
SOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN
TAHAPAN PERKEMBANGAN
1. Mengungkapkan simpati
2. Mengikuti aturan permainan
3. Berpakaian sendiri tanpa dibantu
STIMULASI
Stimulasi kegiatan yang perlu dilanjutkan:
 Dorong agar anak berpakaian sendiri, menyimpan mainannya tanpa
bantuan anda, dan membantu kegiatan di rumah seperti memasak,
bersih-bersih rumah dan sebagainya.
 Ajak anak berbicara tentang apa yang dirasakan anak, ikutkan anak
dalam acara makan sekeluarga
 Rencanakan kegiatan ke luar sering-sering, beri anak kesempatan
mengunjungi tetangga, teman dan saudara tanpa ditemani anda.
 Beri anak kesempatan memilih acara televisi yang ingin dilihat, tetapi
anda tetap membantu memilihkan acara. Batasi waktu menonton
televisi tidak lebih dari 2 jam sehari. Lihat dan bicarakan beberapa
acara yang dilihat dan didengar bersama.
Berkomunikasi dengan anak
Luangkan waktu setiap hari untuk bercakap-cakap dengan anak.
Dengarkan ketika anak berbicara dan tunjukkan bahwa anda mengerti
pembicaraan anak dengan mengulangi apa yang dikatakannya. Pada
saat ini, jangan menggurui, memarahi, menyalahakan atau mencaci
anak.
Berteman dan bergaul
Pada umur ini anak-anak senang sekali bergaul dan membutuhkan
teman sebaya untuk bermain. Bantu dan beri anak kesempatan
berkumpul dengan teman-temannya.
Ajari anak dalam memakai kata-kata yang tepat ketika menyampaikan
maksudnya pada teman-temannya. Buat agar anak memakai kata-kata
Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 266
Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

dalam memecahkan masalah dan bukannya dengan memukul atau


mendorong.
Mematuhi peraturan keluarga
Buat persetujuan dengan suami/istri anda mengenai peraturan keluarga.
Sertakan anak pada "pertemuan" keluarga ketika membicarakan
peraturan tersebut. Adakan pertemuan keluarga secara rutin untuk
membicarakan acara keluarga minggu ini/minggu depan, rencana
jalan-jalan atau ketika menentukan waktu anak mandi sore,
sembahyang/ibadah, dan sebagainya. Ajarkan anak untuk patuh
terhadap peraturan tersebut. Beri peringatan/teguran/penjelasan ketika
anak tidak mematuhi peraturan. Hindari penggunaan
kekerasan/hukuman badan/cacian.

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 267


Materi Inti 3
Upaya Penanggulangan Stunting

Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018 268

Anda mungkin juga menyukai