Kerangka hubungan antara faktor penyebab kekurangan Gambaran interaksi gizi pada janin/bayi
gizi pada ibu dan anak berdasarkan modifikasi kerangka dipengaruhi oleh status gizi ibu
penyebab masalah gizi Unicef 1990
4
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Besaran Masalah Gizi Buruk pada Balita
di Dunia dan Indonesia
Situasi status gizi kurang (wasting) dan gizi buruk (severe wasting)
pada balita di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik, Indonesia
menempati urutan kedua tertinggi untuk prevalensi wasting di
* antara 17 negara di wilayah tersebut, yaitu 12,1% (Riskesdas 2013)
10,2 % (Riskesdas 2018) 7,44% (SSGBI, 2019)
Indikator
Indikator IKP
IKP dan
dan IKK
IKK RPJMN
RPJMN 2020-2024
2020-2024 ::
1.
1. Persentase
Persentase bumil
bumil KEK
KEK (target
(target 10%
10% tahun
tahun 2024)
2024)
2.
2. Persentase
Persentase kabupaten/kota
kabupaten/kota yangyang melaksanakan
melaksanakan SASARAN RPJMN 2020-2024:
Surveilans
Surveilans Gizi
Gizi (Target
(Target 100%
100% tahun
tahun 2024)
2024) • STUNTING 14%
3.
3. Persentase
Persentase Puskesmas
Puskesmas mampu
mampu Tata
Tata Laksana
Laksana Gizi
Gizi
Buruk
Buruk pada
pada Balita
Balita (Target
(Target 60%
60% tahun
tahun 2024)
2024) • WASTING 7%
4.
4. Persentase
Persentase bayi
bayi usia
usia kurang
kurang dari
dari 66 bulan
bulan mendapat
mendapat
ASI
ASI Eksklusif
Eksklusif (target
(target 60%
60% tahun
tahun 2024)
2024)
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Komitmen Pemerintah dalam
Penanggulangan Gizi Buruk pada Balita
Peningkatan
Peningkatan kapasitas
kapasitas petugas
petugas dalam
dalam tata
tata laksana
laksana balita
balita gizi
gizi buruk
buruk
Peningkatan
Peningkatan Cakupan
Cakupan Penimbangan
Penimbangan Balita
Balita (untuk
(untuk deteksi
deteksi dini)
dini)
Komunikasi/
Komunikasi/ Informasi/
Informasi/ Edukasi
Edukasi Gizi
Gizi
Pelayanan
Pelayanan gizi
gizi buruk
buruk melalui
melalui Therapeutic
Therapeutic Feeding
Feeding Centre
Centre (TFC)
(TFC) dan
dan
Community
Community Feeding
Feeding Centre
Centre (CFC)
(CFC) sebagai
sebagai pusat
pusat pemulihan
pemulihan gizi
gizi
LANDASAN HUKUM
Perpres RI No. 42/2013 Perpres RI No. 18/ 2020
PP No.33/2012
UU No. 36/ 2009 UU No.36/ 2014 tentang Rencana
tentang Gerakan tentang
tentang tentang Tenaga Pembangunan Jangka
Nasional Percepatan Pemberian ASI
kesehatan Kesehatan Menengah Nasional
Perbaikan Gizi Eksklusif.
Tahun 2020-2024
Permenkes No. Permenkes Permenkes
39/2013 tentang Permenkes No. Permenkes Permenkes No. 88/2014
No.23/2014 No. 41/ 2014
Susu Formula Bayi 25/2014 tentang No. 75/2014 tentang Standar Tablet
tentang Upaya tentang
dan Produk Bayi Upaya Pelayanan tentang Tambah Darah bagi Wanita
Perbaikan Gizi Pedoman Gizi
Lainnya. Kesehatan Anak Puskesmas Usia Subur dan Ibu Hamil
Masyarakat Seimbang
perkembangan balita secara rutin di 3 Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
4 Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
masyarakat, sebagai salah satu upaya 5 Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining
dalam pelayanan kesehatan pada balita kesehatan sesuai standar.
6 Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan
yang terdapat dalam Standar skrining kesehatan sesuai standar.
Pelayanan Minimal (SPM) 7 Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar.
8 Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar.
9 Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan
Rujuk ke pelayanan kesehatan untuk sesuai standar.
10 Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan
dilakukan konfirmasi status gizi dan kesehatan sesuai standar.
intervensi lebih lanjut untuk balita 11 Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar.
dengan indikasi gagal tumbuh 12 Setiap orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV
sesuai standar.
Indikator PIS-PK
1 Keluarga mengikuti 7 Penderita hipertensi Pendekatan Keluarga adalah salah satu
program KB yang berobat teratur
cara Puskesmas untuk meningkatkan
2 Persalinan Ibu di 8 Penderita gangguan
fasilitas pelayanan jiwa berat, diobati dan jangkauan sasaran dan mendekatkan/
kesehatan tidak ditelantarkan
meningkatkan akses pelayanan kesehatan
3 Bayi mendapatkan 9 Anggota keluarga tidak diwilayah kerjanya dengan mendatangi
imunisasi dasar ada yang merokok
lengkap keluarga
4 Bayi mendapatkan ASI 10 Keluarga sudah menjadi
Eksklusif anggota JKN Dalam upaya pencegahan dan
5 Pertumbuhan Balita 11 Keluarga memiliki penanggulangan gizi buruk, pemantauan
dipantau akses/menggunakan
sarana air bersih pertumbuhan dengan melibatkan peran
6 Penderita TB Paru 12 Keluarga memiliki serta aktif masyarakat, diperlukan sebagai
yang berobat sesuai akses/menggunakan upaya deteksi dini balita dengan
standar jamban keluarga
hambatan pertumbuhan.
Strategi kedua RPJMN 2020-2024 (Perpres 18 Tahun 2020)
Percepatan perbaikan gizi masyarakat untuk
pencegahan dan penanggulangan permasalahan gizi ganda
1) penguatan komitmen, kampanye, pemantauan dan evaluasi upaya perbaikan gizi masyarakat;
2) pengembangan sistem jaminan gizi dan tumbuh kembang anak dengan pemberian jaminan asupan gizi sejak
dalam kandungan, perbaikan pola asuh keluarga, dan perbaikan fasilitas air bersih dan sanitasi lingkungan;
3) percepatan penurunan stunting dengan peningkatan efektivitas intervensi spesifik, perluasan dan
penajaman intervensi sensitif secara terintegrasi;
4) peningkatan intervensi yang bersifat life-saving dengan didukung bukti (evidence based policy) termasuk
fortifikasi pangan;
5) penguatan advokasi dan komunikasi perubahan perilaku terutama mendorong pemenuhan gizi seimbang
berbasis konsumsi pangan (food based approach);
6) penguatan sistem surveilans gizi;
7) peningkatan komitmen dan pendampingan bagi daerah dalam intervensi perbaikan gizi dengan strategi sesuai
kondisi setempat; dan
8) respon cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat.
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 16
Strategi Operasional dan Alur Tata Laksana
Gizi Buruk pada Balita
Pemberdayaan keluarga Penguatan sistem
dan masyarakat termasuk kewaspadaan dini melalui
01 pelibatan lintas sektor dan
dunia usaha
04 surveilans kesehatan dan gizi.
Layanan rawat jalan balita (6-59 bulan) dengan gizi buruk tanpa
2 komplikasi dilakukan di fasilitas kesehatan primer
Layanan rawat inap untuk semua bayi berusia < 6 bulan dengan
3 gizi buruk (dengan/tanpa komplikasi), balita 6-59 bulan dengan
komplikasi, dan balita > 6 bulan dengan berat badan < 4 kg
Selain empat komponen tersebut, PGBT juga didukung oleh pelayanan dan program untuk
mencegah kekurangan gizi serta mengobati penyakit infeksi pada balita, seperti program pemberian
vitamin A, imunisasi, dan pemberian obat cacing.
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Manajemen Tata Laksana Gizi Buruk
19
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Alur penapisan
balita gizi buruk
20
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
ALUR PELAYANAN
Surveilens sosial, kesehatan, pangan dan gizi
KELUARGA MASYARAKAT dan LINTAS PELAYANAN
SEKTOR KESEHATAN
Anamnesa, pemeriksaan fisik Melakukan tindakan dan Melakukan proses Memeriksa laboratorium Melaksanakan permintaan obat
diagnosa berdasarkan klinis, perawatan (infus, NGT) asuhan gizi (PAG) sesuai kondisi pasien dan dan cairan parenteral
antropometri dan laboratorium. atas instruksi dokter sarana yang ada (Hb meter berdasarkan resep dokter.
cyanmeth, gula darah, telur
cacing, malaria, dll)
Menentukan tindakan dan Membantu distribusi Membuat formula Menyediakan vitamin A, mineral
perawatan. makanan WHO (F77, F100), mix untuk pembuatan larutan
ReSoMal dan ReSoMal (oralit, mineral mix,
menyusun menu gula pasir), obat-obatan sesuai
makanan sesuai kondisi kilinis dan penyakit
kondisi anak penyerta
Menentukan terapi obat dan Membantu pemantauan Memberikan konseling Mengawasi interaksi obat dan
terapi diit. dan evaluasi pemberian gizi makanan.
makan kepada penderita
Memberikan konseling penyakit. Bertanggung jawab pada Memantau dan Membantu memantau dan
asuhan keperawatan evaluasi pemberian evaluasi pemberian obat kepada
makan kepada pasien pasien
Melakukan pemantauan dan Bertanggung jawab
evaluasi terhadap terhadap asuhan gizi
perkembangan medis dan status dan penyelenggaraan
gizi pasien. makanan
Bertanggung jawab pada
penderita secara keseluruhan.
Pemantauan dan evaluasi di pelayanan kesehatan
Case Fatality Rate (CFR) < 5 % masih bisa ditolerir, CFR > 20 %
3 tidak dapat diterima
Laporan kasus gizi buruk yang dilaporkan oleh masyarakat, LSM maupun
2 mass media.
SKD dan KLB Gizi buruk : Melaksanakan manajemen kasus, penyelidikan kasus
3 dan faktor penyebabnya, upaya penanggulangan dan pencegahan meluasnya
kasus, surveilans ketat dan penanggulangan secara LP/LS
Pemantauan status gizi nasional tiga tahun sekali melalui Susenas dan
5 tahunan melalui data rutin (eppgbm) dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI)
Rangkuman
Akar masalah kurang gizi terkait dengan ketahanan pangan dan gizi, kemiskinan, pendidikan,
1 keamanan, ketersediaan air bersih, higiene dan sanitasi lingkungan, serta terkait dengan
situasi darurat atau bencana.
Bentuk komitmen pemerintah dalam penanggulangan gizi buruk pada balita dan
tindaklanjutnya melalui upaya:
• penyuluhan gizI
• peningkatan cakupan penimbangan balita
2 • pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan bagi balita dengan gizi kurang
• peningkatan kapasitas petugas dalam tata laksana balita gizi buruk
• pembentukan Therapeutic Feeding Centre (TFC) dan Community Feeding Centre (CFC)
sebagai pusat-pusat pemulihan gizi di faskes.
Strategi operasional penanganan gizi buruk:
• Pemberdayaan keluarga dan masyarakat
• Meningkatkan kualitas dan cakupan deteksi dini
3 • Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan dan gizi
• Penguatan sistem kewaspadaan dini melalui surveilans kesehatan dan gizi
• Meningkatkan kerja sama dengan LP/LS, mitra pembangunan dan masyarakat
• Meningkatkan dukungan dan peran serta Pemerintah Daerah
• Menjadikan pencegahan dan tatalaksana gizi kurang dan gizi buruk pada balita sebagai
salah satu prioritas intervensi spesifik
Pencegahan dan dalam
Tata Laksana Gizi Burukprogram
pada Balita penurunan stunting
AY O H I D U P S E H AT – S E H AT D I AWA L I D A R I S AYA
S A L A M S E H AT
TERIMA KASIH