Anda di halaman 1dari 13

I

KUNCI
MEMAHAMI
PASANGAN

S
alah satu masalah dalam kehidupan keluarga adalah
adanya hambatan dalam berkomunikasi antara
suami dan isteri. Hambatan itu muncul dalam bentuk
tidak nyaman, atau bahkan tidak berani, untuk berbicara
dengan pasangannya. Bisa juga selalu muncul salah paham
setiap kali berkomunikasi, sehingga berujung kemarahan dan
pertengkaran.
Penyebab munculnya kendala dalam komunikasi itu
adalah tidak adanya saling pengertian dan pemahaman
terhadap pasangan. Suami tidak memahami karakter
isteri, dan isteri tidak memahami karakter suami. Untuk itu
diperlukan sejumlah ketrampilan dan kemampuan untuk
memahami pasangan.

2
Berikut ini saya coba sampaikan 6 (enam) kiat untuk
memahami pasangan anda. Keenam kiat ini merupakan hasil
pengamatan saya selama sepuluh tahun menjadi konsultan
pernikahan dan keluarga di Jogja Family Center (JFC).

1. Memahami perbedaan karakter laki-laki dan perempuan


Laki-laki dan perempuan diciptakan Tuhan dalam kondisi
yang khas, berbeda satu dengan yang lainnya. Mereka sama
dalam status kemanusiaan, nilai kehambaan di hadapan
Tuhan, juga hak dan kewajiban umumnya. Yang membedakan
mereka adalah dalam derajat ketakwaan masing-masing.
Dalam dataran praktis, perbedaan fisiologis ciptaan laki-
laki dan perempuan telah juga dibarengi dengan sejumlah
perbedaan karakter.
Laki-laki dan perempuan diberi akal dan hati dengan
segala macam potensinya. Kebanyakan laki-laki cenderung
menggunakan akalnya untuk menyelesaikan masalah,
dan perempuan cenderung menggunakan perasaan. Ini
berkaitan dengan kecenderungan pemanfaatan potensi-
potensi tersebut.
Laki-laki sebagai qawwam (pemimpin) dalam rumah

3
tangga, cenderung menganggap penting nilai keahlian
atau kompetensi teknis. Ia menganggap dengan keahlian
itu posisinya akan kokoh sebagai pemimpin, sebaliknya,
tanpa keahlian ia akan kehilangan kepercayaan diri untuk
memimpin. Berbeda dengan perempuan yang cenderung
lebih menganggap penting nilai kebersamaan, justru karena
ia banyak memanfaatkan potensi perasaannya.
Laki-laki cenderung kurang suka ungkapan verbal,
berbeda dengan perempuan yang sangat suka ungkapan
verbal. Apabila laki-laki mengalami tekanan masalah
yang berat dalam kehidupan, ia akan meringankan beban
masalah dengan cara diam. Sebaliknya, jika perempuan
mengalami masalah, ia akan meringankan beban dengan
cara menceritakan masalah itu kepada orang lain.
Memahami titik-titik perbedaan ini akan menghantarkan
kepada saling pengertian, tidak memaksakan kehendak
kepada pasangan, dan mengerti maksud dari sikap yang
dimunculkan pasangan. Ketika saling tidak memahami
adanya berbagai perbedaan tersebut, akan menyebabkan
suami dan isteri sering salah paham dengan bahasa
komunikasi pasangannya.

4
2. Menceritakan kondisi diri di hadapan pasangan
Tak ada satupun buku kepustakaan di muka bumi ini
menulis tentang kesukaan kita atau ketidaksukaan kita,
selama kita tidak membuatnya. Lalu darimana kita berharap
pasangan kita mengetahui dengan sendirinya apa yang kita
rasakan jika kita tidak terbuka apa adanya menceritakan
segala sesuatu tentang diri kita ? Masing-masing harus bisa
membuka diri di hadapan pasangannya.
Ambil kesempatan khusus sesekali waktu, untuk anda
berdua menceritakan diri di hadapan pasangan, sepuas-
puasnya. Dalam waktu-waktu lain, pandai-pandailah
mencari momen agar pengenalan itu terus berlanjut.
Ceritakan tentang makanan kesukaan, warna baju, musik,
olah raga juga hobi diri. Sampaikan harapan-harapan
anda tentang kata-kata yang ingin didengar dan tak ingin
didengarkan.
Suami anda tidak tahu betapa senangnya anda
kalau ia membelai lembut rambut anda, kalau anda tidak
menyampaikan perasaan itu. Suami anda tidak tahu betapa
bangganya anda kalau ia memuji lezatnya masakan yang
anda hidangkan. Isteri anda tidak tahu betapa jengkelnya

5
anda kalau ia tidak berdandan ketika anda di rumah. Ketika
semua memilih diam, siapa yang akan mengerti kondisi kita?
Pasangan kita bukanlah paranormal yang merasa bisa
mengetahui segala sesuatu yang dirahasiakan.
Ungkapan berikut tidak tepat disampaikan dalam kaitan
dengan keinginan memahami pasangan:
“Aku ingin kau mengerti sendiri apa yang aku inginkan”
“Aku tidak perlu mengungkapkan apa yang kuinginkan”
Tentu saja masih ada hal-hal yang tersembunyi dan
tidak perlu dibuka di hadapan pasangan, karena justru
akan menimbulkan ketidakbaikan jika dibuka. Hal-hal yang
berkaitan dengan ketidakbaikan masa lalu, misalnya, tidak
perlu bahkan tidak layak diungkapkan di hadapan pasangan.
Ketika seorang wanita di masa lalunya bergelimang dosa
dan sekarang telah meninggalkan itu semua dengan
taubat, detail kenyataan yang telah lampau tersebut tidak
layak diceritakan di depan suami. Yang penting ia selalu
memperbaiki diri.
Seorang laki-laki yang pernah memiliki masa lalu yang
gelap, kemudian ia bertaubat kepada Allah atas tindakan
jahatnya itu, tak perlu mengungkapkan detail kejadian

6
tersebut kepada isterinya. Demikian pula semua hal yang
berkaitan dengan kejelekan terdahulu, sebaiknya dibuang
dari ingatan dengan taubat dan istighfar kepada Allah, tak
perlu diceritakan pada pasangan.

3. Membuat evaluasi dan kesepakatan secara berkala


Mungkin anda merasa sudah menceritakan semua
tentang diri anda kepada pasangan. Mungkin juga pasangan
anda merasa telah mencurahkan segala sesuatu tentang
dirinya kepada anda. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari,
tetap saja anda merasa pasangan anda tidak sepenuhnya
memamahi dan mengerti tentang anda. Masih ada banyak
perbuatan atau ucapan pasangan anda yang menimbulkan
ketersinggungan.
Oleh karena itu, buatlah evaluasi bersama, bagaimana
selama ini masing-masing telah bersikap terhadap
permasalahan yang kadang cenderung berulang-ulang
seperti itu. Jangan lupa, buat pula kesepakatan tentang
berbagai macam hal yang harus dilakukan dalam rangka
saling memahami dan meningkatkan potensi. Contoh berikut
ini merupakan ungkapan yang tidak efektif:

7
“Ternyata engkau tidak pernah memahami diriku”
“Kau selalu mengatakan kalau mengerti perasaanku, tapi
mengapa kau berbuat seperti ini lagi?”
Ungkapan ini menunjukkan adanya peristiwa berulang.
Mereka merasa telah saling menceritakan kondisi diri,
tetapi terjadi lagi ucapan atau perbuatan pasangan yang
menunjukkan ketidaktahuan dia akan dirinya. Di sinilah
pentingnya evaluasi berkala, dan senantiasa membuat
kesepakatan-kesepakatan baru untuk membuat hubungan
dan komunikasi menjadi semakin baik.

4. Berusaha memahami, bukan menuntut dipahami


Jika anda merasa pasangan anda tidak memahami anda,
lakukan evaluasi apakah anda sudah berusaha memahami
dia? Jangan menuntut pasangan memahami anda, kalau
anda sendiri tidak mau memahami dia. Kuncinya di sini: anda
harus menjadi orang pertama yang memahami pasangan
anda. Jika ini yang terjadi, kedua belah pihak akan saling
memahami.
Seandainya kedua pihak menuntut dipahami oleh
pasangannya, maka yang terjadi tak ada satupun dari

8
keduanya yang memahami pasangan. Ungkapan berikut
merupakan contoh tuntutan yang tidak efektif, apabila
diungkapkan oleh kedua belah pihak:
“Cobalah engkau belajar memahami diriku, jangan aku
yang harus selalu memahamimu”
“Mengapa engkau tak mau mengerti kondisi diriku?
Bukankah aku selalu memahami kondisimu?”
Jika suami dan isteri menuntut hal yang serupa seperti
di atas, maka sesungguhnya mereka berdua tidak saling
memahami pasangannya.

5. Bersedia ditegur dan menegur pasangan


Hal penting lainnya dalam rumah tangga adalah
kesediaan diri untuk ditegur dan menegur pasangan. Menegur
tidak sama dengan memarahi atau melampiaskan emosi.
Jangan terbiasa mendiamkan atau membiarkan sesuatu
ketidakbaikan terjadi pada diri pasangan anda. Kebiasaan
mendiamkan tindakan pasangan yang tidak baik, akan
berdampak merubah perilaku secara tidak disadari.
Jika anda punya kebiasaan shalat tepat waktu, lalu
anda mengajak pasangan anda untuk turut melakukannya,

9
dalam waktu yang lama akan membentuk perilaku shalat
tepat waktu pada keluarga anda. Suatu ketika, pasangan
anda tidak melakukan shalat tepat waktu, ia mengundur-
undur waktu shalat untuk sesuatu hal yang semestinya bisa
ditinggalkan. Jika anda tidak menegurnya atas perbuatan
itu, hal ini akan berdampak terlonggarkannya kebiasaan
shalat tepat waktu.
Suatu saat ia mengundur waktu shalat lagi, dan kembali
anda mendiamkannya, tidak menegur. Semakin sering
kejadian seperti itu berulang, akan menguatkan persepsi
bahwa shalat tidak di awal waktu tidak menjadi masalah.
Dampaknya bisa mengubah perilaku. Demikian pula pada
berbagai perilaku negatif lain yang dilakukan pasangan, jika
anda tidak menegur, akan terbentuk persepsi bahwa anda
tidak mempermasalahkan perilaku negatif tersebut.
Suatu saat seorang istri menegur suaminya karena
ketahuan selingkuh. Namun berikutnya, sang isteri
mendiamkan saja perselingkuhan suami yang berulang.
Tatkala tidak lagi ditegur, suami menganggap berarti
isterinya telah memaklumi hobi selingkuh yang ia lakukan.
Maka biasakanlah saling menegur dengan kelembutan,

10
cinta dan kasih sayang. Bukan melampiaskan emosi dan
kemarahan.
Menegur memang bukan peristiwa yang sulit, tetapi
menegur dengan penuh kasih sayang pada waktu yang
tepat dan hasilnya akurat itulah yang tidak sederhana.

6. Memulai tanpa harus menunggu


Jangan menunggu pasangan anda melakukan
sesuatu untuk anda. Jangan menunggu pasangan anda
memulaisebuah perubahan sikap terhadap anda. Saling
menunggu artinya tidak pernah ada perubahan sama
sekali. Siapapun yang menyadari pentingnya komunikasi,
dan betapa bahayanya sikap antikomunikasi, hendaknya
memulai terlebih dahulu.
Yakinlah isteri anda akan sangat senang, jika sebagai
suami anda membantu menyelesaikan berbagai urusan
rumah tangga tanpa diminta. Suami anda akan sangat
senang, jika sebagai isteri anda membantu menyiapkan
berbagai keperluan kerjanya tanpa diminta. Mulailah dengan
menceritakan segala sesuatu tentang diri anda, agar
pasangan anda juga tergerak melakukan hal yang serupa

11
untuk anda. Mulailah bersikap romantis, jangan menunggu
pasangan anda berlaku romantis terlebih dahulu.
Jangan bersikap menunggu, lakukan sesuatu secara
proaktif. Anda akan melihat hasilnya.

12
13

Anda mungkin juga menyukai