Anda di halaman 1dari 60

INDIKATOR KINERJA PROGRAM GIZI

TAHUN 2020 - 2024

Direktorat Gizi Masyarakat


RENSTRA TARGET
RPJMN
NO INDIKATOR (PERPRES KINERJA
IKP IKK GIZI Basedline Target
18/2020)
Prevalensi stunting (pendek dan
1 1     1 2019: 27,7% 2024: 14%
sangat pendek) pada balita
Prevalensi wasting (gizi kurang dan
2 1     1 2019: 7,4% 2024:7%
gizi buruk) pada balita
Jumlah balita yg mendapatkan
3 suplementasi gizi mikro 1       tidak ada 2020: 90.000
Persentase Ibu hamil Kurang
4 1 1   1 2018:17,3% 2024:10%
Energi Kronis (KEK)
Persentase Kabupaten/kota yang
5 1   1   tidak ada 2024:100%
melaksanakan Surveilans gizi
6 Persentase Puskesmas mampu     1   tidak ada 2024:60%
tatalaksana gizi buruk pada balita
Persentase bayi usia kurang dari 6
7 1   1 1 2018:74% 2024:60%
bulan mendapat ASI Eksklusif
8 Persentase balita underweight       1 2019: 16,3%  
9 Persentase ibu hamil anemia       1 2018: 48,9%  
Persentase bayi dengan berat
10 badan lahir rendah (berat badan <       1    
2500 gram)
RENSTRA TARGET
RPJMN KINERJA
NO INDIKATOR (PERPRES
IKP IKK GIZI Basedline Target
18/2020)
Persentase bayi usia 6 bulan
11 mendapat ASI Eksklusif       1    

Persentase ibu hamil yang


12 mendapatkan Tablet Tambah Darah       1    
(TTD) minimal 90 tablet selama masa
Kehamilan
Persentase ibu hamil Kurang Energi
13 Kronik (KEK) yang mendapat       1    
makanan tambahan
Persentase balita gizi kurang yang
14 mendapat makanan tambahan       1    

Persentase remaja puteri mendapat


15       1    
TTD
Persentase bayi yang baru lahir
16       1    
mendapat IMD
Persentase balita yang ditimbang
17 berat badannya       1    

Persentase balita mempunyai buku


18       1    
KIA/KMS
Persentase balita ditimbang yang
19       1    
naik berat badannya
20 Persentase balita 6-59 bulan       1    
mendapat kapsul vitamin A
RENSTRA TARGET
RPJMN
KINERJA
NO INDIKATOR (PERPRES
GIZI
18/2020) IKP IKK Basedline Target

21 Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A       1    


Persentase rumah tangga mengonsumsi garam
22       1    
beriodium

Persentase anak berusia di bawah lima tahun


23 (balita) gizi buruk yang mendapat pelayanan tata       1    
laksana gizi buruk
Penjelasan Indikator RPJMN 2020-2024
TARGET RPJMN 2020-2024
No INDIKATOR RPJMN
2020-2024 DEFINISI OPERASIONAL FORMULA SUMBER DATA
2020 2021 2022 2023 2024
1 Prevalensi stunting Balita yang memiliki indeks Balita memiliki • Survey Status 24.1 21.1 18.4 16.0 14.0
(pendek dan panjang badan atau tinggi indeks PB-TB/U <-2 Gizi Indonesia
sangat pendek) badan menurut umur (PB- Standar Deviasi (Balitbangkes)
pada balita TB/U) dengan z-score <-2 dibagi seluruh balita setiap tahun
(persen) Standar Deviasi yang diukur indeks • Operasi
PB-TB/U dikali 100% timbang setiap
Februari dan
Agustus

2 Prevalensi wasting Balita yang memiliki indeks Balita memiliki • Survey Status
(kurus dan sangat berat badan menurut indeks BB/PB-TB <-2 Gizi Indonesia 8.1 7.8 7.5 7.3 7.0
kurus) pada balita panjang badan atau tinggi Standar Deviasi (Balitbangkes)
(persen) badan (BB/PB-TB) dengan dibagi seluruh balita setiap tahun
z-score <-2 Standar Deviasi yang diukur indeks • Operasi
BB/PB-TB dikali timbang setiap
100% Februari dan
Agustus

Catatan diskusi:
Berdasarkan Permenkes 2 tahun 2020, padanan istilah wasting adalah gizi buruk dan gizi kurang,
apakah akan disesuaikan bunyi indikatornya?
Penjelasan Indikator RPJMN 2020-2024
TARGET RPJMN 2020-2024
No INDIKATOR RPJMN
DEFINISI OPERASIONAL FORMULA SUMBER DATA
2020-2024 2020 2021 2022 2023 2024
1 Persentase balita Balita yang dalam kurun Balita yang • Laporan rutin 60 70 75 80 85
yang dipantau waktu satu tahun dipantau tahunan
pertumbuhan dan ditimbang berat badannya pertumbuhan dan • Survey
perkembangannya minimal 8 kali, diukur perkembangannya
panjang /tinggi badannya dibagi dengan
minimal 2 kali dan seluruh balita yang
diperiksa ada dikali 100%
perkembangannya minimal
2 kali

90.000 140.000 190.000 240.000 290.000


2 Jumlah balita yg Balita yang mendapatkan Jumlah balita yang • Laporan rutin
mendapatkan suplementasi gizi mikro mendapat taburia tahunan
multipel mikro adalah anak usia 6-59 di kabupaten/kota
nutrient bulan dengan prioritas usia lokus stunting
6 - 23 bulan dengan
kategori berat badan
kurang (underweight)
berdasarkan indeks Berat
Badan menurut Umur
(BB/U) dengan z-score
kurang dari -2 SD dan tidak
termasuk kategori wasting
Penjelasan Indikator Renstra
TARGET RPJMN 2020-2024
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL FORMULA SUMBER DATA
RPJMN 2020-2024 2020 2021 2022 2023 2024
Persentase Ibu Ibu hamil dengan risiko Ibu hamil dengan Laporan Rutin, 16% 14.5% 13% 11.5% 10%
hamil Kurang kurang energi kronis LILA kurang dari Survei
Energi Kronis (KEK) yang ditandai 23,5 cm dibagi
(KEK) dengan ukuran Lingkar jumlah ibu hamil
Lengan Atas (LiLA) yang diperiksa
kurang dari 23,5 cm LiLA
pada pemeriksaan
kehamilan

Catatan:
• Sumber data dapat berasal dari laporan rutin setiap triwulan atau survey setiap tahun
• Perlu disepakati kembali apakah IKP dilaporkan setiap triwulan atau setiap bulan?
No Indikator Definisi Operasional Formula Sumber Data Target
2020 2021 2022 2023 2024
1 Persentase kabupaten/kota yang minimal 70% dari Persentase Laporan 51 70% 80% 100 100
Kabupaten/kota jumlah puskesmas melakukan kegiatan Kabupaten/kota Rutin % % %
yang pengumpulan data, pengolahan dan yang
melaksanakan
Surveilans gizi analisis data, serta diseminasi informasi melaksanakan
  a.Pengumpulan data adalah puskesmas di surveilans gizi
wilayah kerja kabupaten/kota melakukan adalah
entry data sasaran balita dan ibu hamil kabupaten/kota
serta data pengukuran melalui Sistem yang
Informasi Gizi Terpadu, rerata setiap melaksanakan
bulan mencapai minimal 60% sasaran ibu surveilans gizi
hamil dan balita dibagi seluruh
b.Pengolahan dan analisis data adalah kabupaten kota
puskesmas di wilayah kerja dikali 100%
kabupaten/kota melakukan konfirmasi
dan identifikasi penyebab kekurangan
giziterutama gizi buruk pada balita 100%
dari kasus
c.Diseminasi informasi adalah puskesmas
di wilayah kerja Kabupaten/Kota
melakukan penyusunan rencana kegiatan
berdasarkan hasil surveilans gizi dan
diupload kedalam sistem setiap triwulan

9
No Indikator Definisi Operasional Formula Sumber Data Target
2020 2021 2022 2023 2024

2 Persentase Puskesmas mampu Puskesmas mampu Laporan Rutin 10% 20% 30% 45% 60%
Puskesmas melakukan tatalaksana gizi tatalaksana gizi
mampu buruk pada balita dengan buruk pada balita
tatalaksana gizi kriteria: adalah puskesmas
buruk pada balita 1. Mempunyai Tim Asuhan mampu tatalaksana
Gizi terlatih, terdiri dari gizi buruk dibagi
dokter, bidan/perawat, jumlah seluruh
dan tenaga gizi puskesmas dikali
2. Memiliki SOP 100%
tatalaksana gizi buruk
pada balita

3 Persentase bayi Bayi umur 0 bulan sampai 5 Persentase bayi usia Laporan Rutin 40% 45% 50% 55% 60%
usia kurang dari 6 bulan 29 hari yang diberi kurang dari 6 bulan
bulan mendapat ASI saja tanpa makanan mendapat ASI
ASI Eksklusif
atau cairan lain kecuali Eksklusif adalah bayi
obat, vitamin dan mineral usia kurang dari 6
dalam 24 jam terakhir tanpa bulan mendapat ASI
riwayat pemberian makan Eksklusif dibagi
seluruh bayi usia
kurang dari 6 bulan
dikali 100%
10
Kebijakan Nasional Perbaikan Gizi

Pembangunan pangan dan perbaikan UU Nomor 17 Tahun


gizi dilaksanakan secara2007
lintastentang RPJP 2005-2025
sektor meliputi produksi, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi
pangan dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya

UUMUTU
Arah perbaikan gizi adalah MENINGKATNYA 36 tahun 2009 tentang
GIZI perorangan danKesehatan
masyarakat. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat bersama-sama menjamin tersedianya bahan makanan yang bergizi secara merata dan terjangkau

Perpres No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional


Upaya penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinir untuk percepatan perbaikan
gizi pada 1000 hari pertama kehidupan.

Permenkes No 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi


Pelayanan Gizi dalam siklus kehidupan, Pendidikan gizi, suplementasi gizi, tatalaksana gizi, pelayanan gizi baik di faskes, diluar faskes dan di
masyarakat serta SURVEILANS GIZI

Permenkes 14 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi


Pelaksanaan Surveilans Gizi melalui Tahapan Pengumpulan data, pengolahan dan analisis serta Aksi
Permenkes Nomor 14 Tahun 2019

Ditetapkan di
Jakarta pada
tanggal
17 Juni 2019

12
Indikator Masalah Gizi dan Kinerja Program Gizi
serta Faktor Risiko Masalah Gizi (pasal 4)

13
MASALAH GIZI
1. Persentase Balita Berat Badan Kurang (Underweight)
Berat Badan Kurang merupakan masalah gizi yang bersifat umum dapat disebabkan
karena masalah kronis ataupun akut, sehingga perlu konfirmasi lebih lanjut.
Masalah Berat Badan Kurang yang terjadi lama akan mengakibatkan gangguan
pertumbuhan pada anak. Indikator ini sebagai indikator outcome yang bertujuan
untuk mengevaluasi dampak dari upaya program gizi yang telah dilakukan

Definisi Operasional
• Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun (0 sampai 59 bulan 29 hari)
• Berat Badan Kurang adalah kategori status gizi berdasarkan indeks Berat Badan
menurut Umur (BB/U) dengan Z-score kurang dari -2 SD

 
2. Persentase Balita Pendek (Stunting)
Balita Pendek merupakan masalah gizi yang bersifat kronis yang disebabkan oleh
banyak faktor baik dari masalah kesehatan maupun di luar kesehatan dan berlangsung
lama. Balita Pendek berdampak pada gangguan kognitif dan risiko menderita penyakit
degeneratif pada usia dewasa. Indikator ini sebagai indikator outcome yang bertujuan
untuk mengevaluasi dampak dari upaya program gizi yang telah dilakukan.

Definisi Operasional
• Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun (0 sampai 59 bulan 29 hari)
• Pendek adalah kategori status gizi berdasarkan indeks Tinggi Badan menurut Umur
(TB/U) dengan z-score kurang dari -2 SD

 
3. Persentase Balita Gizi Kurang (Wasting)
Gizi kurang merupakan masalah gizi yang bersifat akut terutama disebabkan oleh
asupan yang kurang atau penyakit infeksi. Gizi kurang berdampak pada gangguan
pertumbuhan pada anak. Indikator ini sebagai indikator outcome yang bertujuan
untuk mengevaluasi dampak dari upaya kinerja gizi yang telah dilakukan

Definisi Operasional
• Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun (0 sampai 59 bulan 29 hari)
• Gizi kurang adalah kategori status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB) dengan z-score kurang dari -2 SD

 
Mekanisme pelaporan
• Penimbangan dan pengukuran dilakukan pada saat kegiatan Pemantauan
Pertumbuhan setiap bulan yang dilakukan pada seluruh sasaran balita di
wilayah kerja Puskesmas seperti di Posyandu dan fasilitas pendidikan anak
usia dini.
• Laporan hasil penimbangan dan pengukuran dicatat dan di entry ke dalam
ePPGBM oleh Puskesmas. Kategori status gizi dapat dihitung secara
otomatis oleh sistem aplikasi tersebut.
• Frekuensi pelaporan minimal 2 kali dalam setahun (Februari dan Agustus).
• Apabila penimbangan dan pengukuran tidak dapat dilakukan pada
seluruh sasaran maka indikator ini dapat diperoleh melalui survey
Format Pencatatan
FORMULIR PENCATATAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Provinsi : Nama Posyandu :


Kabupaten/Kota : Bulan :
Puskesmas/Kecamatan : Tahun :
Desa/Kelurahan
Panja BB (kg) ASI EksklusifF1=YA, 2=Tidak Perkembangan
Kepemili Cara
NIK ng
Berat Panjang kan IMD Ukur
Jenis (Nomor Nama NIK No Tlp/ Tgl Badan Vitamin
No Anak Tanggal Kelami No Kartu Induk Nama Badan Badan Buku 1=YA, Orang orang HP orang Alamat RT RW Pengu / 1=Telent A 1=YA umur umur umur umur umur umur 6 KPSP Buku KIA Tindak 59LiLA 6 - Lingkar
Ke Lahir Keluarga Anak (BB) lahir KIA/KMS 2=Tidak ang   Ds/Dm/ Lanjut bulan Kepala
n Kependu tua tua tua kuran Tinggi 2=Tidak 1 bln 2 bln 3 bln 4 bln 5 bln bln S/TS
dukan) Lahir (cm) 1=YA, Badan 2=Berdir Dp SL/SU/R
2=Tidak i
(cm)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33)
1                                                                
2                                                                
3                                                                
4                                                                
5                                                                
6                                                                
7                                                                
8                                                                
9                                                                
10                                                                
Keterangan
- Kolom 11 : Jika ayah tidak ada, maka diisikan nama ibu
- Kolom 12 : Jika ayah tidak ada, maka diisikan NIK
ibu
- Kolom 13 : Jika ayah tidak ada, maka diisikan No Telp/Hp
ibu
- Kolom 29 : Jika Pemantauan perkembangan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembanan (SDIDTK), diisi Ds (sesuai), jika skor KPSP = 9 - 10, Dm (meragukan) Jika skor KPSP =7 - 8 , diisi Dp
(kemungkinan penyimpangan) jika skor <7
- Kolom 30 : Jika Pemantauan perkembangan menggunakan ceklist buku KIA, diisi S jika jawaban ya untuk seluruh pertanyaan, diisi TS jika ada satu atau lebih jawaban tidak
untuk seluruh pertanyaan
- Kolom 31 : diisi SL (lanjutkan stimulasi dan jadwalkan kunjungan berikutnya) jika hasil pemeriksaan KPSP atau ceklist buku KIA
menghasilkan sesuai (S)
diisi SU (Stimulasi Ulang selama 2 minggu) jika hasil pemeriksaan melalui KPSP menghasilkan skor
Meragukan (M)
diisi R (Rujuk) jika hasil pemeriksaan melalui KPSP menghasilkan Penyimpangan (P) atau jika pemeriksaan melalui buku KIA
menghasilkan Tidak Sesuai (TS)
4. Persentase Remaja Puteri Anemia
Anemia pada remaja putri berdampak buruk terhadap penurunan imunitas,
konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran dan produktivitas. Dampak yang lebih
serius akan terjadi karena mereka adalah calon ibu yang akan hamil dan
melahirkan bayi yang berisiko terhadap kematian ibu melahirkan dan bayi lahir
prematur serta BBLR. Anemia sebagai indikator rendahnya kualitas kesehatan dan
gizi

Definisi Operasional
• Remaja putri adalah remaja putri yang berusia 12-18 tahun yang bersekolah di
SMP/SMA atau sederajat.
• Remaja putri anemia adalah remaja putri dengan kadar Hb kurang dari 12,0 g/dl

 
Mekanisme pelaporan
• Melakukan pengukuran Hb baik di pelayanan kesehatan atau pada saat kegiatan
penjaringan kesehatan anak sekolah dan mencatat hasil pengukuran Hb kedalam
register.
• Mengkategorikan status anemia atau normal.
• Frekuensi Pelaporan minimal 1 kali dalam setahun
PERSENTASE REMAJA PUTRI ANEMIA

Jumlah Sasaran TAHUNAN


No Puskesmas Proyeksi Remaja Jumlah Remaja Putri Jumlah Remaja Putri % Remaja Putri
Putri Periksa Hb Anemia Anemia
           
           
           
           
           
           
           
  JUMLAH        
5. Persentase Ibu Hamil Anemia
Anemia pada ibu hamil menjadi salah satu penyebab terjadinya bayi BBLR dan
pendarahan pada saat persalinan yang berujung pada kematian ibu. Anemia
sebagai indikator rendahnya kualitas kesehatan dan gizi

Definisi Operasional
• Ibu hamil anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 g/dl.
• Persentase ibu hamil anemia adalahjumlah ibu hamil anemia terhadap jumlah ibu
hamil yang diperiksa dikali 100%

 
Mekanisme pelaporan
• Melakukan pengukuran Hb ibu hamil yang dilakukan saat pemeriksaan
kehamilan pertama kali (K1)
• Mengkategorikan status anemia atau normal.
• Frekuensi Pelaporan minimal 1 kali dalam sebulan
FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN PERSENTASE IBU HAMIL ANEMIA

JANUARI FEBRUARI MARET - DESEMBER TAHUNAN


Jumlah
Sasaran Jumlah Ibu Jumlah Ibu
No Puskesmas Proyeksi Ibu Hamil Hamil % Ibu Hamil Jumlah
Hamil
Ibu Jumlah Ibu
Hamil % Ibu Hamil Jumlah
Hamil
Ibu Jumlah Ibu
Hamil % Ibu Hamil Total
Hamil
Ibu Total Ibu
Hamil % Ibu Hamil
Hamil Periksa Hb Anemia Anemia Periksa Hb Anemia Anemia Periksa Hb Anemia Anemia Periksa Hb Anemia Anemia

                             
                             
                             
                             
                             
                             
                             
  JUMLAH                          
6. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
Kurang Energi Kronik adalah kurangnya asupan energi yang berlangsung relatif
lama. Keadaan KEK pada ibu hamil jika tidak segera ditangani akan menyebabkan
gangguan kesehatan bagi ibu dan janin yang dilahirkan seperti keguguran, bayi
BBLR bahkan kematian. Sehingga wajib dilakukan pengukuran status gizi pada ibu
hamil untuk dapat menentukan tindakan segera

Definisi Operasional
Ibu hamil KEK adalah ibu hamil risiko KEK dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang
dari 23,5 cm dari pemeriksaan kehamilan

 
Mekanisme pelaporan
• Melakukan pengukuran LiLA ibu hamil yang dilakukan saat pemeriksaan
kehamilan pertama kali (K1)
• Mengkategorikan status KEK atau normal.
• Frekuensi Pelaporan minimal 1 kali dalam sebulan
FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN PERSENTASE IBU HAMIL KEK

JANUARI FEBRUARI MARET - DESEMBER TAHUNAN


Jumlah
Sasaran Jumlah Ibu
No Puskesmas Proyeksi Ibu Hamil Jumlah Ibu % Ibu Hamil Jumlah
Hamil
Ibu Jumlah Ibu % Ibu Hamil Jumlah
Hamil
Ibu Jumlah Ibu % Ibu Hamil Total
Hamil
Ibu Total Ibu % Ibu Hamil
Hamil Periksa LiLA Hamil KEK KEK Periksa LiLA Hamil KEK KEK Periksa LiLA Hamil KEK KEK Periksa LiLA Hamil KEK KEK

                             
                             
                             
                             
                             
                             
                             
  JUMLAH                          
7. Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor
determinan terjadinya masalah pendek. Indikator ini sebagai indikator outcome
dari kondisi gizi ibu selama kehamilan

Definisi Operasional
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram.

 
Mekanisme pelaporan
• Melakukan penimbangan berat badan bayi baru lahir
• Mengkategorikan status berat badan bayi rendah atau normal.
• Frekuensi Pelaporan minimal 1 kali dalam sebulan

FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN PERSENTASE IBU HAMIL ANEMIA

JANUARI FEBRUARI MARET - DESEMBER TAHUNAN


Jumlah
No Puskesmas Sasaran Bayi Jumlah Bayi Jumlah Bayi Jumlah Bayi Total Bayi
Baru Lahir Baru lahir Jumlah bayi % Ibu Bayi Baru lahir Jumlah bayi % Ibu Bayi Baru lahir Jumlah bayi % Ibu Bayi Baru lahir Total bayi % Ibu Bayi
hidup hidup BBLR BBLR hidup BBLR BBLR hidup BBLR BBLR hidup BBLR BBLR
ditimbang ditimbang ditimbang ditimbang
                             
                             
                             
                             
                             
                             
                             
  JUMLAH                          
Kinerja Program Gizi
8. Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan memiliki banyak manfaat bagi bayi
dan ibu. Indikator ini bertujuan untuk mengetahui penurunan persentase
ASI Eksklusif berdasarkan kelompok umur sehingga dapat merencanakan
edukasi gizi pada saat yang tepat bagi ibu hamil dan menyusui

Definisi Operasional
• Bayi usia kurang dari 6 bulan adalah seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari
sampai 5 bulan 29 hari
• Bayi mendapat ASI Eksklusif kurang dari 6 bulan adalah bayi kurang dari 6
bulan yang diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat,
vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam

 
Mekanisme pelaporan
• Menetukan umur anak dalam bulan
• Mencatat hasil recall ASI Eksklusif pada bayi umur 0 sampai 6 bulan kedalam KMS atau
buku bantu setiap bulan.
• Merekap KMS seluruh balita umur 0 sampai 6 bulan kedalam register posyandu setiap
bulan Februari dan Agustus.
• Merekap jumlah bayi dan kategori pemberian ASI (ASI Eksklusif/Tidak ASI Ekskusif)
berdasarkan kelompok umur 0 sampai 5 bulan.
Pencatatan dan Pelaporan
Tabel Registrasi Pencatatan Pemberian ASI Eksklusif Bayi Umur Kurang dari 6 Bulan di Posyandu
Umur Bayi (Bulan)
Nama Anak
0 1 2 3 4 5
Raihan √ A √ X X X
Iqbal √ X X X X X
Milea √ √ √      
Veronica √ √ √ √ √ √
Arsy √ A      
Gaby - - - - √  
Tabel Rekapitulasi Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Kurang dari 6 Bulan di Desa

Jumlah seluruh bayi N = √ + X + A


Jumlah seluruh bayi di recall n = √ + X
Pencatatan dan Pelaporan
Contoh Rekapitulasi Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Kurang dari 6 Bulan di Puskesmas
0 bulan 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 5 bulan < 6 bulan
No Nama Desa/Kel N
n v % n v % n v % n v % n v % n v % n v %
1 Tanjung Duren 249 36 28 77.8 37 26 70.3 35 25 71.4 40 23 57.5 40 20 50.0 37 14 37.8 225 136 60.4
2 Petamburan 267 38 30 78.9 41 30 73.2 36 23 63.9 44 24 54.5 35 18 51.4 40 18 45.0 234 143 61.1
3 Tomang 250 32 25 78.1 34 24 70.6 41 26 63.4 35 21 60.0 43 21 48.8 39 16 41.0 224 133 59.4
4 Jelambar 200 29 20 69.0 35 25 71.4 38 26 68.4 23 16 69.6 21 10 47.6 23 10 43.5 169 107 63.3
5 Wijaya kusuma 195 25 19 76.0 36 23 63.9 34 27 79.4 26 15 57.7 28 15 53.6 22 11 50.0 171 110 64.3
Grogol
6 1161 160 122 76.3 183 128 69.9 184 127 69.0 168 99 58.9 167 84 50.3 161 69 42.9 1023 629 61.5
Petamburan

Berdasarkan contoh diatas, maka persentase


pemberian ASI Eksklusif kurang dari 6 bulan adalah
= (√ / n) *100
 kelompok umur 0 bulan = (122/160)*100 = 76,3%
 kelompok umur 1 bulan = (128/183)*100 = 69,9%
 kelompok umur 2 bulan = (127/184)*100 = 69,0%
 kelompok umur 3 bulan = (99/168)*100 = 58,9%
 kelompok umur 4 bulan = (84/167)*100 = 50,3%
 kelompok umur 5 bulan = (69/161)*100 = 42,9%
Pencatatan dan Pelaporan
FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN PERSENTASE BAYI < 6 BULAN MENDAPAT ASI EKSKLUSIF

JANUARI FEBRUARI MARET - DESEMBER TAHUNAN


Jumlah
No Puskesmas Sasaran Bayi Jumlah Bayi Jumlah bayi % Bayi Jumlah Bayi Jumlah bayi % Bayi Jumlah Bayi Jumlah bayi % Bayi Total Bayi Total bayi % Bayi
Baru Lahir Umur < 6 mendapat ASI mendapat ASI Umur < 6 mendapat ASI mendapat ASI Umur < 6 mendapat ASI mendapat ASI Umur < 6 mendapat ASI mendapat ASI
hidup bulan Eks Eks bulan Eks Eks bulan Eks Eks bulan Eks Eks

                             
                             
                             
                             
                             
                             
                             
  JUMLAH                          
9. Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif mengamanatkan bahwa setiap ibu yang melahirkan harus memberikan
ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya selama enam bulan pertama agar
mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal,
selanjutnya, mereka harus memberi makanan pendamping yang bergizi dan
terus menyusui hingga bayi berusia dua tahun atau lebih

Definisi Operasional
• Bayi usia 6 bulan adalah seluruh bayi yang telah mencapai umur 5 bulan 29
hari
• Bayi mendapat ASI Eksklusif 6 bulan adalah bayi sampai usia 6 bulan yang
diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan
mineral sejak lahir

 
Mekanisme pelaporan
• Menetukan umur anak dalam bulan
• Mencatat hasil recall ASI Eksklusif pada bayi umur 0 sampai 6 bulan kedalam KMS
atau buku bantu setiap bulan.
• Merekap KMS seluruh balita umur 6 bulan kedalam register posyandu setiap bulan
• Merekap jumlah bayi dan kategori pemberian ASI (ASI Eksklusif/Tidak ASI Ekskusif)

FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN PERSENTASE BAYI MENDAPAT ASI EKSKLUSIF

JANUARI FEBRUARI MARET - DESEMBER TAHUNAN


Jumlah
No Puskesmas Sasaran Bayi Jumlah Bayi Jumlah bayi % Bayi Jumlah Bayi Jumlah bayi % Bayi Jumlah Bayi Jumlah bayi % Bayi Total Bayi Total bayi % Bayi
Baru Lahir Umur 6 mendapat mendapat Umur 6 mendapat mendapat Umur 6 mendapat mendapat Umur 6 mendapat mendapat
hidup bulan ASI Eks ASI Eks bulan ASI Eks ASI Eks bulan ASI Eks ASI Eks bulan ASI Eks ASI Eks

                             
                             
                             
                             
                             
                             
                             
  JUMLAH                          
10. Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
Minimal 90 Tablet Selama Masa Kehamilan
Pemberian TTD merupakan satu intervensi untuk mencegah terjadinya anemia
pada ibu selama proses kehamilan. Sebaiknya ibu hamil mulai mengonsumsi TTD
sejak konsepsi sampai akhir trimester III. Indikator ini sebagai evaluasi kinerja
apakah TTD sudah diberikan kepada seluruh sasaran

Definisi Operasional
TTD adalah tablet yang sekurangnya mengandung zat besi setara dengan 60 mg
besi elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan oleh pemerintah maupun
diperoleh sendiri

 
Mekanisme pelaporan
• Mencatat jumlah TTD yang diberikan kepada ibu setiap kali melakukan kunjungan
pemeriksaan kehamilan kedalam kohort ibu
• Merekap jumlah ibu hamil yang sudah mendapat TTD minimal 90 tablet setiap bulan

FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN PERSENTASE IBU HAMIL MENDAPAT 90 TTD

JANUARI FEBRUARI MARET - DESEMBER TAHUNAN


Jumlah Ibu Jumlah Ibu % Ibu Hamil Jumlah Ibu Jumlah Ibu % Ibu Hamil Jumlah Ibu Jumlah Ibu % Ibu Hamil Total Ibu Total Ibu
No Puskesmas Hamil Tahun Jumlah Ibu Hamil Hamil Hamil Hamil
% Ibu Hamil
ini Hamil Bulan Mendapat 90 Mendapat 90 Hamil Bulan Mendapat 90 Mendapat 90 Hamil Bulan Mendapat 90 Mendapat 90 Hamil Bulan Mendapat 90 Mendapat 90
ini TTD TTD ini TTD TTD ini TTD TTD ini TTD TTD

                             
                             
                             
                             
                             
                             
                             
  JUMLAH                          
11. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat Makanan
Tambahan (MT)
Ibu hamil di Indonesia masih mengalami defisit asupan energi dan protein.
Berdasarkan hal tersebut pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil sangat
diperlukan untuk mencegah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Definisi Operasional
• Ibu hamil KEK adalah Ibu hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari
23,5 cm
• Makanan Tambahan adalah makanan yang dikonsumsi sebagai tambahan asupan
zat gizi diluar makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan atau
makanan tambahan bahan pangan lokal.

 
Mekanisme pelaporan
• Melakukan pengukuran LiLA ibu hamil yang dilakukan saat pemeriksaan kehamilan pertama kali (K1)
• Mengkategorikan status KEK atau normal.
• Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil KEK
• Mencatat Jumlah makanan tambahan yang diberikan

FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN PERSENTASE IBU HAMIL KEK MENDAPAT MAKANAN TAMBAHAN

JANUARI FEBRUARI MARET - DESEMBER TAHUNAN


Jumlah Ibu Jumlah Ibu % Ibu Hamil Jumlah Ibu % Ibu Hamil Jumlah Ibu % Ibu Hamil Total Ibu % Ibu Hamil
No Puskesmas Hamil Tahun Jumlah Ibu Hamil KEK KEK Jumlah Ibu Hamil KEK KEK Jumlah Ibu Hamil KEK KEK Total Ibu Hamil KEK KEK
ini Hamil KEK Mendapat Mendapat Hamil KEK Mendapat Mendapat Hamil KEK Mendapat Mendapat Hamil KEK Mendapat Mendapat
MT MT MT MT MT MT MT MT

                             
                             
                             
                             
                             
                             
                             
  JUMLAH                          
12. Persentase Balita Gizi Kurang yang Mendapat Makanan Tambahan (MT)
Di banyak negara, kurang dari seperempat anak balita usia 6-23 bulan dengan
frekuensi makan dan kriteria keragaman makanannya sesuai untuk usianya.
Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014 diketahui bahwa lebih dari
separuh balita (55,7%) mempunyai asupan energi yang kurang dari Angka Kecukupan
Energi (AKE) yang dianjurkan. Pemberian makanan tambahan khususnya bagi
kelompok rawan merupakan salah satu strategi suplementasi dalam mengatasi
masalah gizi

Definisi Operasional
• Balita gizi kurang adalah anak usia 6 bulan 0 hari sampai dengan 59 bulan 29 hari
dengan status gizi kurang (BB/PB atau BB/TB -3 SD sampai dengan kurang dari -2 SD).
• Makanan Tambahan adalah makanan yang dikonsumsi sebagai tambahan asupan zat
gizi diluar makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan atau makanan
tambahan bahan pangan local

 
Mekanisme pelaporan
• Melakukan pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan balita pada saat pemantaun pertumbuhan
• Menghitung status gizi balita berdasarkan indeks BB/TB
• Memberikan makanan tambahan pada balita dengan status gizi kurang
• Mencatat Jumlah makanan tambahan yang diberikan

FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN PERSENTASE BALITA GIZI KURUS MENDAPAT MAKANAN TAMBAHAN

JANUARI FEBRUARI MARET - DESEMBER TAHUNAN


Jumlah Jumlah balita % balita gizi Jumlah balita % balita gizi Jumlah balita % balita gizi Total balita % balita gizi
No Puskesmas Balita 6 – 59 Jumlah Jumlah Jumlah
balita gizi gizi kurang kurang balita gizi gizi kurang kurang balita gizi gizi kurang kurang Total balita gizi kurang kurang
bulan Mendapat Mendapat Mendapat Mendapat Mendapat Mendapat gizi kurang Mendapat Mendapat
kurang MT MT kurang MT MT kurang MT MT MT MT

                             
                             
                             
                             
                             
                             
                             
  JUMLAH                          
13. Persentase Remaja Putri (Rematri) mendapat Tablet Tambah Darah
(TTD)
Remaja putri anemia akan mengalami gangguan kehamilan jika tidak segera
ditangani. Pemberian TTD pada rematri usia 12-18 tahun sebagai upaya
pencegahan anemia sejak dini. Pemberian TTD rematri yang diikuti dengan KIE
gizi dan kesehatan diharapkan akan memperbaiki masalah-masalah pada
periode berikutnya. Perlu dilakukan monitoring pemberian TTD, untuk
mengetahui pemenuhan kebutuhan TTD pada remaja putri

Definisi Operasional
• Remaja Putri adalah remaja putri yang berusia 12-18 tahun yang bersekolah di
SMP/SMA atau sederajat
• TTD adalah tablet yang sekurangnya mengandung zat besi setara dengan 60 mg besi
elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan oleh pemerintah maupun
diperoleh secara mandiri
• Remaja putri mendapat TTD adalah jumlah remaja putri yang mendapat TTD secara
rutin setiap minggu sebanyak 1 tablet.
 
Mekanisme pelaporan
• Siswi mencatat TTD yang didapat di sekolah maupun diperoleh secara mandiri melalui kartu
suplementasi remaja putri
• Merekap jumlah TTD yang diterima dan diminum (angka 1) serta jumlah minggu yang dilalui
siswi sejak bersekolah ditempat tersebut atau memasuki usia 12 tahun berdasarkan formulir
pemantauan program TTD rematri
• Menghitung persentase jumlah tablet yang diterima terhadap jumlah minggu yang dilalui
dan persentase jumlah tablet yang diminum terhadap jumlah minggu yang dilalui.
Perhitungan ini dilakukan setiap 3 bulan (triwulan)
• Menentukan kategori persentase rematri menerima TTD dan persentase rematri minum
TTD terhadap seluruh remaja putri yang ada/terdaftar disekolah tersebut
• Laporan tahunan menggunakan laporan triwulan ke 4
Pencatatan dan Pelaporan
Contoh Formulir Pemantauan Program TTD Remaja Putri di Sekolah Triwulan 1 Tahun 2017
Pemantauan TTD Jumlah Jumlah
Nomor Januari Februari Maret Jumlah TTD di TTD di
No Nama Siswi NIK
Induk Siswi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Minggu Terima Minum
T M T M T M T M T M T M T M T M T M T M T M T M T M T M T M (T) (M)
1 Aila 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 13 13 13
2 Nina 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
0 0 1 1 1 0 13 8 6
3 Evi 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 13 13 10
4 Caca 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 13 12 8
5 Febri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 13 13 12
6 Ica 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 8 8 8
7 Dian 1 1 1 1 1 1 3 3 3
8 Siska 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 13 9 9
9 Nia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 13 11 10
10 Wati 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 13 8 6
Pencatatan dan Pelaporan
Contoh Formulir 1 Pemantauan Program TTD Remaja Putri di Puskesmas Triwulan 1 Tahun 2017
TW 1 TW 1 - TW 2

Jumlah % TTD % TTD Jumlah % TTD % TTD


minggu Jumlah TTD di Terima di Minum minggu Jumlah TTD di Terima di Minum
No. Nama Remaja Putri NIK Jumlah TTD Jumlah TTD
yang dilalui di Terima (kolom (kolom yang dilalui di Terima (kolom (kolom
di Minum di Minum
dari Januari - (T) (5)/kolom (7)/kolom dari Januari - (T) (10)/kolom (12)/kolom
Maret (4)*100%) (4)*100%) Juni (9)*100%) (9)*100%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Aila 13 13 100.0 13 100.0
2 Nina 13 8 61.5 6 46.2
3 Evi 13 13 100.0 10 76.9
4 Caca 13 12 92.3 8 61.5
5 Febri 13 13 100.0 12 92.3
6 Ica 8 8 100.0 8 100.0
7 Dian 3 3 100.0 3 100.0
8 Siska 13 9 69.2 9 69.2
9 Nia 13 11 84.6 10 76.9
10 Wati 13 8 61.5 6 46.2
Pencatatan dan Pelaporan
Contoh Formulir 2 Pemantauan Program TTD Remaja Putri di Puskesmas Triwulan 1 Tahun 2017

 Persentase rematri yang menerima TTD sebanyak ≤50% tablet dari yang seharusnya mereka dapat adalah 7,4%(115/1550 X 100%).
 Persentase rematri yang menerima TTD sebanyak 51-80% tablet dari yang seharusnya mereka dapat adalah 51,0% (115/1550X 100%).
 Persentase rematri yang menerima TTD sebanyak 81-99 % tablet dari yang seharusnya mereka dapat adalah 31,9%(790/1550X 100%).
 Persentase rematri yang menerima TTD sebanyak ≥100% tablet dari yang seharusnya mereka dapat adalah 9,7%(150/1550 X 100%)
14. Persentase Bayi Baru Lahir yang Mendapat Inisiasi Menyusu Dini
(IMD)
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam waktu 1 jam setelah kelahiran,
melindungi bayi yang baru lahir dari tertular infeksi dan mengurangi
angka kematian bayi baru lahir. IMD merupakan salah satu indikator
keberhasilan pelayanan kesehatan pada ibu hamil

Definisi Operasional
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses menyusu dimulai segera setelah lahir.
IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi dengan ibunya segera
setelah lahir dan berlangsung minimal 1 (satu) jam

 
Mekanisme pelaporan
• Mencatat seluruh bayi baru lahir hidup dan menentukan kategori IMD
atau tidak IMD ke dalam kohort bayi
• Merekap jumlah bayi baru lahir dan kategori IMD

FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN PERSENTASE BAYI BARU LAHIR MENDAPAT INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

JANUARI FEBRUARI MARET - DESEMBER TAHUNAN


Jumlah bayi Jumlah bayi Jumlah bayi Jumlah bayi % bayi baru Total bayi
baru lahir Jumlah bayi baru lahir % bayi baru % bayi baru % bayi baru
No Puskesmas Jumlah bayi
lahir hidup baru lahir baru lahir Jumlah bayi
lahir hidup baru lahir baru lahir lahir hidup Total bayi baru lahir lahir hidup
hidup Tahun baru lahir hidup hidup hidup baru lahir hidup
ini hidup mendapat mendapat hidup mendapat mendapat hidup mendapat mendapat hidup mendapat mendapat
IMD IMD IMD IMD
IMD IMD IMD IMD
                             
                             
                             
                             
                             
                             
                             
  JUMLAH                          
15. Persentase Balita Yang Ditimbang Berat Badannya (D/S)
Balita yang ditimbang berat badannya menggambarkan tingkat
keberlangsungan pemantauan pertumbuhan sebagai bentuk partisipasi
masyarakat sekaligus menilai kinerja tenaga kesehatan dalam
mengedukasi masyarakat untuk melakukan pemantauan pertumbuhan

Definisi Operasional
• Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari)
• S Balita adalah jumlah seluruh sasaran (S) balita yang ada di suatu wilayah.
• D Balitaadalah jumlah balita yang ditimbang (D) di suatu wilayah

 
16. Persentase Balita mempunyai Buku Kesehatan Ibu Anak (KIA)/Kartu Menuju
Sehat (KMS)
KMS digunakan sebagai media untuk merekam pemantauan pertumbuhan anak.
Sebaiknya seluruh balita mempunyai KMS didalam buku KIA agar dapat terus
diikuti pertumbuhannya dari waktu ke waktu

Definisi Operasional
• Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari).
• Buku KIA adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak
(bayi baru lahir, bayi dan anak balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat
kesehatan ibu serta grafik pertumbuhan anak yang dapat dipantau setiap bulan.
• Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak
berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan
jenis kelamin. KMS digunakan untuk mencatat berat badan, memantau pertumbuhan balita
setiap bulan dan sebagai media penyuluhan gizi dan kesehatan

 
17. Persentase Balita ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D)
Pemantauan pertumbuhan yang dilakukan setiap bulan dapat memberikan gambaran
tingkat keberhasilan program dalam kegiatan upaya perbaikan gizi masyarakat di
posyandu melalui informasi persentase balita yang naik berat badannya

Definisi Operasional
• Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari)
• Balita ditimbang (D) adalahanakumur0-59 bulan 29 hari yang ditimbang.
• Berat badan naik (N) adalah hasil penimbangan berat badan dengan grafik berat badan mengikuti
garis pertumbuhan atau kenaikan berat badan sama dengan kenaikan berat badan minimum atau
lebih. Kenaikan berat badan ditentukan dengan membandingan hasil penimbangan bulan ini
dengan bulan lalu.
• Balita tidak ditimbang bulan lalu (O) adalah balita yang tidak memiliki catatan hasil penimbangan
bulan lalu
• Balita baru (B) adalah balita yang baru datang ke posyandu dan tidak terdaftar sebelumnya

 
18. Persentase Balita ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D)
Balita yang tidak naik berat badannya selama 2 bulan berturut turut harus segera
dirujuk ke puskesmas untuk mendapat pemeriksaan lanjut. Setelah diketahui
penyebabnya maka tenaga kesehatan akan memberikan intervensi yang sesuai.

Definisi Operasional
• Tidak naik berat badannya (T) adalah hasil penimbangan berat badan dengan
grafik berat badan mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan
dibawahnya atau kenaikan berat badan kurang dari kenaikan berat badan
minimum.
• Balita 2T adalah balita tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut dalam 2
bulan

 
Mekanisme pelaporan
• Mencatat seluruh hasil kegiatan pemantauan pertumbuhan
• Merekap jumlah sasaran balita (S), jumlah balita mempunyai KMS (K), jumlah balita
ditimbang (D), jumlah balita naik berat badannya (N).
• Menghitung persentase D/S, K/S, N/D dan 2T/D
PERSENTASE PEMANTAUAN PERTUMBUHAN (SKDN)

JANUARI

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Kode Desa Sasaran Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Balita tidak balita balita naik balita tidak
Balita Balita % D/S Balita % K/S Balita Baru ditimbang ditimbang berat % N/D' naik berat % 2T/D'
Balita Ditimbang punya KMS (B) bulan lalu terkoreksi badannya badannya
(O) (D') (N) 2 kali (2T)
                             
                             
                             
                             
                             
                             
                             
                             
                             
  JUMLAH                          
19. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh dan asupan vitamin A
dari makanan sehari-hari umumnya masih kurang. Kekurangan Vitamin A (KVA) di dalam
tubuh yang berlangsung lama menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang
berdampak pada meningkatnya risiko kesakitan dan kematian. Mempertahankan status
vitamin A pada bayi dan anak balita dapat mengurangi masalah kesehatan masyarakat
seperti kecacingan dan campak

Definisi Operasional
• Bayi umur 6-11 bulan adalahbayi umur 6-11 bulan yang ada di suatu wilayah kabupaten/kota
• Balita umur 12-59 bulan adalah balita umur 12-59 bulan yang ada di suatu wilayah
kabupaten/kota
• Balita 6-59 bulanadalah balita umur 6-59 bulan yang ada di suatu wilayah kabupaten/kota
• Kapsul vitamin Aadalahkapsul yang mengandung vitamin A dosis tinggi, yaitu 100.000 Satuan
Internasional (SI) untuk bayi umur 6-11 bulan dan 200.000 SI untuk anak balita 12-59 bulan

 
Mekanisme pelaporan
• Mencatat balita umur 6 – 59 bulan
• Merekap balita yang menerima Vitamin A berdasarkan kelompok umur

PERSENTASE BALITA 6 – 59 BULAN MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A

FEBRUARI

Jumlah Jumlah bayi % bayi 6 - 11 Jumlah Jumlah balita % balita 12-59 Jumlah Jumlah balita % balita 6-59
Kode Desa
sasaran balita Jumlah Bayi 6-11 bulan bulan dapat Balita 12-59
12-59 bulan
bulan dapat Balita 6-59
6-59 bulan
bulan dapat
6-11 bulan dapat Vitamin Vitamin A bulan dapat Vitamin Vitamin A bulan dapat Vitamin Vitamin A
A A A

                       
                       
                       
                       
                       
                       
                       
  JUMLAH                    
20. Persentase Rumah Tangga Mengonsumsi Garam Beriodium
Zat iodium berfungsi untuk membantu tubuh memproduksi hormon tiroid. Hormone
tiroid berfungsi mengatur keberlangsungan proses metabolisme tubuh dan fungsi organ
lainnya. Umumnya asupan makanan sumber iodium di masyarakat masih rendah, sehingga
untuk mencegah defisiensi iodium, WHO menganjurkan fortifikasi pada garam yang
digunakan untuk bumbu masakan di rumah tangga

Definisi Operasional
• Garam konsumsi beriodium adalah produk bahan makanan yang komponen utamanya Natrium Klorida
(NaCl) dengan penambahan Kalium Iodat(KIO 3).
• Alat Tes Cepat Garam Beriodium (larutan uji garam beriodium) adalah larutan yang digunakan untuk
menguji kandungan Iodium dalam garam secara kualitatif yang dapat membedakan ada/tidaknya
Iodium dalam garam melalui perubahan warna menjadi ungu.
• Rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium adalah seluruh anggota rumah tangga yang
mengonsumsi garam beriodium.

 
Mekanisme pelaporan
• Mencatat balita umur 6 – 59 bulan
• Merekap balita yang menerima Vitamin A berdasarkan kelompok umur
21. Persentase Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Gizi buruk secara langsung disebabkan karena kekurangan asupan dan adanya penyakit
infeksi. Gizi buruk yang berlangsung lama akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Berdasarkan Permenkes Nomor 347/Menkes/IV/2008 semakin aktif
surveilans gizi, maka semakin banyak kasus yang ditemukan dan dirujuk, karena setiap gizi
buruk yang ditemukan harus segera mendapat perawatan. Indikator ini untuk melihat
kinerja akses pelayanan kesehatan

Definisi Operasional
• Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari).
• Kasus balita gizi buruka dalah balita dengan tanda klinis gizi buruk atau indeks Berat Badan menurut
Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan nilai Z-score kurang
dari-3 SD atau Lingkar Lengan Atas <11,5cm bagi balita 6 – 59 bulan
• Kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang dirawat inap maupun
rawat jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat sesuai dengan tata laksana gizi buruk

 
Mekanisme pelaporan
• Mencatat balita umur 6 – 59 bulan
• Merekap balita yang menerima Vitamin A berdasarkan kelompok umur

0-5 bulan 6-59 bulan 0-59 bulan


% gizi
gizi gizi buruk gizi buruk buruk jumlah % gizi
% gizi jumlah gizi Total
buruk gizi buruk buruk gizi buruk (BB/PB < mendapat mendapat buruk Total mendap buruk total
NO Puskesmas (BB/PB mendapa mendapa dengan mening sem Dropout -3SD atau perawatan perawatan dengan mening sembu Drop Gizi at mendap gizi mening semb Dropo
< -3SD t rawat t rawat penyakit gal buh klinis atau (rawat jalan (rawat penyakit gal h out Buruk perawat at gal uh ut
atau inap LiLA <11,5 atau rawat jalan atau perawat buruk
klinis) inap penyerta cm) inap) rawat penyert an an
a
inap)
                                             
                                             
                                             
                                             
                                             
                                             
  Jumlah                                          
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai