Anda di halaman 1dari 31

Strategi Peningkatan Layanan

Intervensi Spesifik Dalam Upaya


Percepatan Penurunan Stunting

DIREKTUR GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK


DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT
KEMENTERIAN KESEHATAN

30 Januari 2024
Stunting Diukur Menggunakan Parameter Tinggi Badan
Menurut Umur
• Stunting adalah tinggi badan menurut umur <-2SD di bawah kurva pertumbuhan normal WHO

• Kurva pertumbuhan normal WHO merupakan single reference (referensi tunggal) bagi semua anak di dunia

• Bila mendapatkan asupan gizi dan lingkungan yang adekuat setiap anak di dunia memiliki pertumbuhan linear
yang sama. Pertumbuhan linear merupakan penanda kuat tumbuh kembang pada balita.

1 2

Ref : WHO Multicentre Growth Reference Study Group (MGRS). 2


Assessment od differences in linear growth among population study. Acta Pediatrica, 2006; Supl 450: 56-65
Prevalensi stunting SSGI turun dari 24.4% di 2021
menjadi 21.6% di 2022
36,8 37,2 Pandemi COVID-19
35,6
34
30,8
27,7
24,4
21,6

14

2007 2010 2013 2016 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target RPJMN
: Riskesdas : SSGI

3
2
Status gizi balita di Indonesia

4
Prevalensi Stunting Balita Indonesia 2022: 21,6%
Masing-masing Kelompok Umur Memiliki Risiko

Prevalensi Stunting Berdasarkan Kelompok Usia (%)


Sebelum lahir Setelah lahir
26,2

22,4 22,5
20,4

6x
18,5

1,
13,7
11,7

Lahir 0-5 bulan 6-11 bulan 12-23 bulan 24-35 bulan 36-47 bulan 48-59 bulan
Program Intervensi Spesifik dan sensitif
Sasaran
1 Skrining anemia
KEMENKES mendorong 11 Remaja
Putri
program untuk mencapai 2 Konsumsi tablet tambah darah (TTD) remaja putri

target indikator spesifik dan 3 Pemeriksaan kehamilan (ANC)


sensitif
4 Konsumsi TTD ibu hamil Ibu Hamil

5 Pemberian makanan tambahan bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

6 Pemantauan pertumbuhan balita

7 ASI eksklusif

8 Pemberian MPASI kaya protein hewani bagi baduta


Balita

Tata laksana balita dengan masalah gizi


9
(BB tidak naik, gizi kurang, gizi buruk dan stunting)

10 Peningkatan cakupan & perluasan imunisasi

Edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga termasuk pemicuan bebas Buang
11 Rematri, bumil,
Air Besar Sembarangan (BABS) balita, masy.

Keterangan: Pemeriksaan atau pengukuran | Intervensi

6
Konsumsi TTD Remaja Putri dan Ibu Hamil, ANC, pelayanan balita Mencapai target 2023

gizi buruk dan Desa stop BABS sudah mencapai Target 2023 Tidak mencapai target 2023
Capaian 2023 akan di update setelah semua data masuk
Target Capaian Target Capaian Status %Kab/Kota
intervensi percepatan penurunan stunting 2022 2022 2023 2023 Input

Intervensi untuk Belum


1 Remaja putri mendapat skrining anemia* - - 70,0% 62,63% 91,63
tercapai
rematri dan ibu
hamil (sebelum 2 Remaja putri mengonsumsi TTD (tablet tambah darah) 45,0% 46,88% 50,0% 54,07% Tercapai 90,07

melahirkan) Ibu hamil ANC minimal 6x* 60,0% 70,6% 80,0% 71,52% Tercapai 98,44
3
Tercapai
4 Ibu hamil mengonsumsi TTD selama kehamilan 60,0% 86,18% 80,0% 87,59% 93,57

Belum
5 Ibu hamil KEK mendapat tambahan asupan gizi 85,0% 88,85% 87,0% 83,15%
tercapai
92,80

Intervensi untuk 6 Pemantauan pertumbuhan balita 75,0% 75,10% 85,0% 78,67%


Belum
99,61
tercapai
balita (setelah
Belum
kelahiran) 7 Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif 70,0% 66,37% 75,0% 68,05%
tercapai
97,85

8 Anak 6-23 bulan mendapat MP-ASI - - 70,0%


Belum
9a Balita gizi kurang mendapatkan tambahan asupan gizi 80,0% 74,69% 85,0% 74,75% 94,35
tercapai
9b Balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi Tercapai
83,0% 92,08% 87,0% 90,40% 97,85
buruk
Intervensi lintas 10 Belum
siklus hidup Balita memperoleh imunisasi dasar lengkap 90,0% 97,5% 90,0% 84,83%
tercapai
11 Desa bebas dari BABS (buang air besar sembarangan) 60,0% 57,01% 70,0% 70,02% Tercapai

data cakupan 11 intervensi spesifik dalam proses desk dan input data sampai dengan 20 Januari 2024
Sumber: Sigizi Terpadu pada dan 12 Februari 2023 dan 15 Januari 2024; Komdat Kesmas per 15 Januari 2024; Laporan Imunisasi Rutin Kemenkes TW I per Juni 2023, Triwulan II per Agustus,
Triwulan III per Oktober 2023, Triwulan IV per 12 Januari 2024; e-monev STBM Triwulan I, Triwulan II, Triwulan III, Triwulan IV tahun 2023;
77
* sasaran skrining anemia adalah jumlah remaja putri kelas 7 dan 10 berdasarkan data Kemdikbud dan Kemenag * Indikator yang belum tercantum dalam Perpres No 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting
10.292 Puskesmas di 38 Provinsi sudah terpenuhi Hb Meter di tahun 2023

JAWA BARAT (100%) 1.086 SULAWESI SELATAN (100%) 469


SUMATERA SELATAN (100%) 345
LAMPUNG (100%) 315
JAWA TIMUR (100%) 971
DKI JAKARTA (100%) 315
SUMATERA BARAT (100%) 279
JAWA TENGAH (100%) 880 RIAU (100%) 234
MALUKU (100%) 222
SUMATERA UTARA (100%) 615 SULAWESI TENGAH (100%) 215
JAMBI (100%) 207
NTT (100%) 421 KALIMANTAN TENGAH (100%) 205
SULAWESI UTARA (100%) 198
KALIMANTAN TIMUR (100%) 188
ACEH (100%) 360
BENGKULU (100%) 179
MALUKU UTARA (100%) 147
SULAWESI TENGGARA (100%) 293 PAPUA PEGUNUNGAN (100%) 138
DIY (100%) 121
KALIMANTAN BARAT (100%) 247 BALI (100%) 120
PAPUA TENGAH (100%) 107
BANTEN (100%) 245 PAPUA (100%) 106
GORONTALO (100%) 93
KALIMANTAN SELATAN (100%) 237 KEP. RIAU (100%) 93
PAPUA BARAT (100%) 90
PAPUA BARAT DAYA (100%) 83
NTB (100%) 175
PAPUA SELATAN (100%) 75
KEP. BANGKA BELITUNG (100%) 64
SULAWESI BARAT (100%) 98 KALIMANTAN UTARA (100%) 56
2.468.620 (62,6%) remaja puteri telah dilakukan skrining anemia dan 636.868 (25,8%) nya
mengalami anemia
% Skrining Anemia Remaja Puteri
% Remaja Puteri Anemia
KEPULAUAN RIAU 120,5
SULAWESI BARAT 41,8
BANTEN 108,3
KALIMANTAN… 33,9
KEPULAUAN BANGKA… 88,8
KEPULAUAN… 33,3
KALIMANTAN BARAT 86,1
DI YOGYAKARTA 32,8
SUMATERA SELATAN 85,4
DKI JAKARTA 32,2
LAMPUNG 80,9
NUSA TENGGARA… 31,9
JAWA BARAT 75,4
JAWA BARAT 31,2
SUMATERA BARAT 73,9
JAWA TENGAH 30,9
JAWA TIMUR 70,6
KALIMANTAN TIMUR 30,5
KALIMANTAN SELATAN 68,4
KALIMANTAN UTARA 30,0
BENGKULU 67,2
BANTEN 29,3
NASIONAL 62,6
JAWA TIMUR 29,2
JAWA TENGAH 62,6
PAPUA 28,8
SULAWESI BARAT 61,1
PAPUA BARAT DAYA 28,5
SULAWESI TENGGARA 60,4
GORONTALO 27,3
BALI 55,1
RIAU 26,3
KALIMANTAN TIMUR 51,5
NASIONAL 25,8
NUSA TENGGARA BARAT 49,0
PAPUA BARAT 25,7
SUMATERA UTARA 48,8
BALI 25,7
RIAU 48,0
KALIMANTAN… 25,0
SULAWESI SELATAN 45,6
KALIMANTAN BARAT 23,5
SULAWESI TENGAH 45,3
SULAWESI… 22,7
KALIMANTAN UTARA 42,2
NUSA TENGGARA… 21,2
DI YOGYAKARTA 42,1
SULAWESI TENGAH 19,1
GORONTALO 37,1
SUMATERA BARAT 18,2
DKI JAKARTA 34,9
PAPUA TENGAH 17,7
MALUKU 33,4
BENGKULU 16,2
KALIMANTAN TENGAH 32,8
JAMBI 16,0
MALUKU UTARA 26,6
LAMPUNG 15,6
NUSA TENGGARA TIMUR 25,6
SUMATERA SELATAN 15,4
ACEH 24,6
SULAWESI SELATAN 14,3
JAMBI 21,1
ACEH 13,2
SULAWESI UTARA 14,9
MALUKU UTARA 9,8
PAPUA TENGAH 11,0
MALUKU 9,5
PAPUA BARAT DAYA 6,8
KEPULAUAN RIAU 9,4
PAPUA 4,3
SUMATERA UTARA 7,0
PAPUA PEGUNUNGAN 2,1
SULAWESI UTARA 6,0
PAPUA BARAT 2,0
PAPUA… 4,1
PAPUA SELATAN 0,0
PAPUA SELATAN 0,0

9
Sumber: Sigiziterpadu. Cut off 15-01-2024 ≥ 70% < 70%
≥ 20% < 20%
6,891,565 (54,1 %) dari 12.746.269 remaja putri kelas 7-12 konsumsi TTD
BALI 83,3
KEPULAUAN RIAU 80,7
BANTEN 76,2
DKI JAKARTA 75,2
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 75,2
BENGKULU 70,6
JAWA BARAT 64,3
KALIMANTAN TENGAH 61,7
JAWA TIMUR 61,2
LAMPUNG 60,0
SUMATERA BARAT 56,3
SUMATERA SELATAN 55,5
SULAWESI TENGAH 54,8
SULAWESI SELATAN 54,1
NASIONAL 54,1
DI YOGYAKARTA 54,1
KALIMANTAN SELATAN 52,6
JAWA TENGAH 52,3
KALIMANTAN BARAT 51,8
KALIMANTAN TIMUR 49,6
SULAWESI BARAT 42,2
KALIMANTAN UTARA 42,1
NUSA TENGGARA TIMUR 41,1
RIAU 40,9
SUMATERA UTARA 36,3
GORONTALO 33,4
SULAWESI TENGGARA 32,0
NUSA TENGGARA BARAT 31,6
SULAWESI UTARA 22,1
JAMBI 20,9
MALUKU UTARA 16,0
ACEH 15,5
MALUKU 14,7
PAPUA BARAT DAYA 11,3
PAPUA 7,7
PAPUA TENGAH 4,5
PAPUA BARAT 1,3
PAPUA PEGUNUNGAN 0,5
PAPUA SELATAN 0,0

10
Sumber: Sigiziterpadu. Cut off 15-01-2024 ≥ 50% < 50%
7.475 Puskesmas sudah melaksana pemeriksaan dengan USG
dan 2.855.052 Ibu Hamil telah diperiksa USG di Puskesmas

10.000

9.000
9.301 9.212 2.855.052 Ibu Hamil yang diperiksa USG pada
pelayanan ANC oleh dokter di Puskesmas
8.000
7.475
7.000

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

Target Pemenuhan Pelatihan Dokter

Gap pemenuhan 1
89 unit (1 %) 11
1
Indikator ANC 6 kali, TTD Bumil dan PMT Bumil KEK
Pemeriksaan kehamilan sebanyak 6x TTD Bumil PMT Bumil KEK
DKI JAKARTA 91,33 PAPUA SELATAN 125,71
BANTEN 83,38 KEP RIAU 94,79 PAPUA PEGUNUNGAN 104,88
KEP. RIAU 83,29 SUMATERA SELATAN 94,05 PAPUA 101,91
SUMATERA SELATAN 81,88 JAMBI 93,28 SULAWESI SELATAN 100,51
BALI 81,12 DKI JAKARTA 93,23 GORONTALO 99,33
JAWA TENGAH 80,89 JAWA BARAT 92,31 KALIMANTAN TIMUR 99,09
SUMATERA UTARA 80,67 KALIMANTAN UTARA 92,03 SUMATERA BARAT 98,65
JAWA BARAT 79,92 BANTEN 91,89 PAPUA BARAT 98,00
LAMPUNG 77,23 BALI 91,38 SUMATERA SELATAN 95,77
KALIMANTAN TIMUR 76,01 LAMPUNG 91,29 PAPUA BARAT DAYA 95,56
KEP. BANGKA BELITUNG 75,08 JAWA TIMUR 90,46 BALI 94,94
KALIMANTAN UTARA 74,29 KEP BANGKA BELITUNG 89,90 RIAU 93,77
SULAWESI SELATAN 74,17 PAPUA SELATAN 88,97 SULAWESI TENGAH 91,63
BENGKULU 71,66 KALIMANTAN BARAT 87,64 ACEH 90,81
NASIONAL 71,52 NASIONAL 87,59 KEP BANGKA BELITUNG 90,47
JAWA TIMUR 70,59 RIAU 84,50 KALIMANTAN BARAT 89,55
GORONTALO 67,03 DI YOGYAKARTA 84,14 KALIMANTAN SELATAN 89,16
KALIMANTAN TENGAH 66,79 JAWA TENGAH 83,57
MALUKU 89,13
RIAU 66,02 SULAWESI SELATAN 82,78
NUSA TENGGARA BARAT 88,97
NUSA TENGGARA BARAT 65,69 SUMATERA BARAT 82,16
SULAWESI TENGGARA 88,85
MALUKU UTARA 62,39 BENGKULU 81,75
MALUKU UTARA 88,33
SUMATERA BARAT 61,88 KALIMANTAN TIMUR 81,69
JAMBI 87,47
KALIMANTAN SELATAN 61,72 SULAWESI UTARA 81,47
KALIMANTAN TENGAH 86,61
KALIMANTAN BARAT 61,39 SUMATERA UTARA 80,80
KEP RIAU 85,99
JAMBI 61,12 SULAWESI TENGAH 79,45
SULAWESI UTARA 85,43
SULAWESI UTARA 57,92 KALIMANTAN SELATAN 78,38
SUMATERA UTARA 83,61
SULAWESI BARAT 56,00 KALIMANTAN TENGAH 78,33
NASIONAL 83,15
SULAWESI TENGGARA 55,80 GORONTALO 77,53
NUSA TENGGARA BARAT DKI JAKARTA 82,79
DI YOGYAKARTA 50,59 76,84
PAPUA BARAT DAYA 75,00 BENGKULU 82,68
SULAWESI TENGAH 49,55
SULAWESI BARAT 74,16 JAWA TIMUR 81,71
ACEH 49,07
PAPUA 72,85 DI YOGYAKARTA 80,64
NUSA TENGGARA TIMUR 43,54
NUSA TENGGARA TIMUR 72,61 JAWA TENGAH 79,47
MALUKU 39,60 Sumber:
MALUKU 72,11 SULAWESI BARAT 78,88
PAPUA BARAT 22,73
SULAWESI TENGGARA 70,66 NUSA TENGGARA TIMUR 78,16 Sigizi Terpadu pada 15 Januari 2024
PAPUA 15,47
ACEH 63,72 LAMPUNG 76,91
PAPUA BARAT DAYA 7,16
PAPUA BARAT 60,17 BANTEN 76,36
PAPUA SELATAN 6,42
MALUKU UTARA 58,75 JAWA BARAT 73,59
PAPUA TENGAH 6,16 12
PAPUA PENGUNUNGAN PAPUA TENGAH 52,23 KALIMANTAN UTARA 56,92
0,92
PAPUA PEGUNUNGAN 44,68 PAPUA TENGAH 26,76
13
68,05% bayi mendapat ASI Eksklusif
% bayi 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif
DI YOGYAKARTA 83,40
ACEH 82,60
DKI JAKARTA 81,80
BALI 77,40
SUMATERA BARAT 77,20
LAMPUNG 75,10
MALUKU 73,20
SULAWESI SELATAN 72,80
JAWA BARAT 72,80
JAMBI 71,70
JAWA TENGAH 71,10
BANTEN 70,20
JAWA TIMUR 69,60
SUMATERA SELATAN 68,20
NASIONAL 68,05
KEPULAUAN RIAU 66,70
NTB 66,10
BENGKULU 66,10
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 65,50
NTT 63,80
KALIMANTAN TIMUR 63,40
KALIMANTAN BARAT 61,60
KALIMANTAN SELATAN 58,00
KALIMANTAN TENGAH 58,00
SULAWESI TENGAH 52,60
SUMATERA UTARA 52,60
SULAWESI TENGGARA 50,40 Sumber:
KALIMANTAN UTARA 47,80
RIAU 46,40 • Sigizi Terpadu pada 15 Januari 2024
MALUKU UTARA 44,40
GORONTALO 44,30
SULAWESI UTARA 35,80
SULAWESI BARAT 26,80
PAPUA PEGUNUNGAN 22,20 ≥ 75% < 75%
PAPUA SELATAN 19,50
PAPUA BARAT 16,70
PAPUA BARAT DAYA 16,20
PAPUA 14,50
PAPUA TENGAH 14,40 14
15
Cegah Stunting dengan MP-ASI Kaya Protein Hewani

16
99,9% Posyandu sudah dilengkapi Antropometri Kit pada tahun 2023 dan
91% nakes di Puskesmas serta 32.266 Kader sudah dilakukan pelatihan

Pemenuhan Antropometri Kit Pelatihan pemantauan


299.767 Posyandu sudah menggunakan
350.000 pertumbuhan alat antropometri terstandar untuk
12.000 memantau pertumbuhan balita
300.097299.767
300.000 Gap pemenuhan 10.374 Gap 980 (9,4%)
330 unit (0,1%) 10.000 9.394
250.000

8.000
200.000

150.000 6.000

100.000
4.000

50.000 32.266
2.000

Target Pemenuhan -

Kader terlatih Target 2022 - 2023 Terlatih

17
Peningkatan keterampilan kader
dengan 25 kompetensi dasar

Intervensi Spesifik
Penurunan Stunting
sebagai bagian dalam
Kompetensi Dasar Kader
Bidang Kesehatan.

Progress:
• Telah disosialisasikan
daring ke 34 Dinkes Prov,
514 Kab/kota dan Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat Desa tgl 16
Feb 2023
• Telah disosialisasikan
daring ke 10.260
puskesmas (1-17 Maret
2023)
Timbang dan ukur tinggi/Panjang badan anak setiap
bulan di Posyandu untuk deteksi dini masalah gizi
Jika ditemukan balita bermasalah gizi, segera rujuk ke puskesmas

Rujuk ke Puskesmas untuk:


1. Konfirmasi ulang status
gizi Di posyandu dapat diberikan PMT Penyuluhan
Balita bermasalah gizi: 2. Periksa redflag dan
1. BB tidak naik penyakit oleh dokter
2. BB kurang 3. Penentuan tatalaksana
oleh dokter
3. Gizi Kurang
a) Jika stunting,
4. Gizi Buruk
dirujuk RS
5. Stunting
b) Jika sakit, diobati
sesuai kompetensi
dokter
c) PMT local sesuai
status gizi

19
Apa perbedaan antara
PMT Penyuluhan dan
PMT Pemulihan?

20
21
Pemberian Makanan Tambahan Berbahan Pangan Lokal Bagi Balita dan Ibu Hamil

Sasaran penerima PMT Lokal:


▪ Ibu Hamil KEK/Risiko KEK
▪ Balita berat badan tidak naik (T)
▪ Balita berat badan kurang (underweight/BGM)
▪ Balita gizi kurang

Berisi contoh
menu
makanan lokal
ibu hamil
dan balita

Tahun 2023: 389 kab/kota


Tahun 2024: 507 kab/kota
Realisasi kegiatan PMT lokal Tahun 2023 di 38 Provinsi sebesar 64,09%
Jawa Tengah 84,50%
DIY 81,40%
Papua 78,70%
Papua Barat Daya 78,60%
Papua Tengah 78,60%
Aceh 76,30%
Maluku Utara 73,10%
NTB 72,30%
Papua Pegunungan 72,20%
Jawa Timur 72,10%
Kalimantan Barat 70,70%
Jawa Barat 69,40%
NTT 69%
Lampung 66,30%
Sulawesi Tenggara 66,10%
Maluku 65,80%
Nasional 64,09%
Sulawesi Selatan 63,80%
Sumatera Utara 63,40%
Kalimantan Selatan 60,90%
Sumatera Selatan 59,80%
Kalimantan Tengah 57%
Papua Barat 56,70%
Riau 56,70%
Sulawesi Barat 56,10%
Sulawesi Tengah 54,90%
Kepulauan Bangka… 51,20%
Jambi 49,20%
Kalimantan Utara 46,40%
Sumatera Barat 42,50%
Kepulauan Riau 41,30%
Bengkulu 40,10%
Papua Selatan 31,80%
Kalimantan Timur 30%
Sulawesi Utara 29,90%
Bali 26,60%
Gorontalo 18,80%
DKI Jakarta 0
Banten 0 23
Sumber data: e-renggar, 3 Januari 2024
24
488.038 (74,75%) Balita Gizi Kurang mendapat PMT dan
37.440 (90,40%) balita gizi buruk mendapat tatalaksana F-75/F-100
% balita gizi kurang mendapat PMT % balita gizi buruk mendapat tatalaksana
PAPUA BARAT DAYA 100,00
PAPUA PEGUNUNGAN 100
KALIMANTAN UTARA 100,00
SUMATERA BARAT 99,99
SUMATERA SELATAN 100,00
SUMATERA SELATAN 99,46
DKI JAKARTA 99,90
PAPUA BARAT DAYA 99,32
DI YOGYAKARTA 99,64
PAPUA TENGAH 98,34
SULAWESI SELATAN 98,90
JAMBI 96,19
BALI 98,73
RIAU 94,69
KEP RIAU 98,69
KALIMANTAN TENGAH 94,64
MALUKU UTARA 98,38
GORONTALO 92,43
KEP BANGKA BELITUNG 97,37
PAPUA BARAT 91,8
JAWA BARAT 97,09
KALIMANTAN TIMUR 90,01
BENGKULU 96,83
KEP RIAU 89,02
KALIMANTAN SELATAN 96,41
BALI 88,88
SUMATERA BARAT 96,17
SUMATERA UTARA 88,33
JAWA TENGAH 96,04
SULAWESI SELATAN 88,12
BANTEN 95,82
MALUKU UTARA 87,84
KALIMANTAN TIMUR 95,32
KEP BANGKA BELITUNG 87,71
RIAU 94,79
BENGKULU 86,88
PAPUA 93,75
ACEH 86,42
ACEH 93,07
LAMPUNG 83,94
GORONTALO 92,16
SULAWESI TENGGARA 82,63
NASIONAL 90,40
SULAWESI TENGAH 82,56
NUSA TENGGARA BARAT 88,92
KALIMANTAN BARAT 79,74
JAWA TIMUR 87,47
DI YOGYAKARTA 78,83
KALIMANTAN TENGAH 86,36
KALIMANTAN SELATAN 76,93
SUMATERA UTARA 84,86
SULAWESI UTARA 76,39
SULAWESI TENGAH 82,51
DKI JAKARTA 75,87
SULAWESI TENGGARA 81,98
BANTEN 75,41 Sumber:
SULAWESI BARAT 78,43
PAPUA SELATAN 75
KALIMANTAN BARAT 77,39 Sigizi Terpadu pada 15 Januari 2024
NASIONAL 74,75
NUSA TENGGARA TIMUR 74,89
KALIMANTAN UTARA 74,52
LAMPUNG 62,93
MALUKU 72,39
MALUKU 61,13
NUSA TENGGARA BARAT 70
PAPUA TENGAH 58,33
JAWA BARAT 69,64
PAPUA SELATAN 52,00
NUSA TENGGARA TIMUR 69,17
JAMBI 37,40
JAWA TENGAH 68,66
PAPUA BARAT 35,71 ≥ 87% < 87%
JAWA TIMUR 68,64 ≥ 85% < 85% SULAWESI UTARA 27,69
SULAWESI BARAT 66,54
PAPUA PEGUNUNGAN 0,00
PAPUA 43,39
25
84,83% balita mendapat imunisasi dasar lengkap
% balita mendapat imunisasi dasat lengkap
Jawa Tengah 98,22
Banten 97,29
Nusa Tenggara Barat 96,56
Sulawesi Selatan 95,31
Bali 95,06
Sumatera Selatan 94,91
Jambi 93,79
Jawa Timur 90,61
Jawa Barat 88,11
Kalimantan Utara 87,68
Bengkulu 86,41
Kalimantan Timur 86,31
DKI Jakarta 86,03
Kepulauan Riau 85,65
Lampung 85,20
Nasional 84,83
Sulawesi Barat 84,80
Bangka Belitung 81,89
Sulawesi Tengah 80,59
Sulawesi Tenggara 80,16
Papua 79,68
Kalimantan Selatan 79,30
Sumatera Utara 76,86
Maluku Utara 76,55
Sulawesi Utara 75,83
Nusa Tenggara Timur 75,15
Maluku 73,56 Sumber:
Gorontalo 71,64
Kalimantan Tengah 71,18 • Sigizi Terpadu pada 15 Januari 2024
Papua Barat Daya 67,14
Kalimantan Barat 65,75 • Laporan Imunisasi Rutin Kemenkes
D.I. Yogyakarta 65,43 per 12 Januari 2024
Papua Selatan 65,40
Riau 64,07
Sumatera Barat 61,91
Papua Barat 60,00 ≥ 90% < 90%
Aceh 40,10
Papua Tengah 38,23
Papua Pegunungan 19,57
26
Dibutuhkan dukungan lintas sektor untuk menyukseskan intervensi spesifik (1/3)
Intervensi K/L Dukungan
Pemeriksaan Hb pada setiap siswi SMP/MTs dan SMA/MA 1x setahun
Pendikan, pada awal tahun ajaran sekolah
Agama
1 Screening anemia Kampanye AKSI BERGIZI bagi remaja putri di sekolah
Penyebarluasan promosi edukasi melalui channel Kemenkominfo
Kominfo
(pencegahan anemia)
Memasukkan program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) ke dalam
Pendidikan,
rutinitas sekolah. Setiap siswi SMP/MTs dan SMA/MA diberikan TTD 1x
Konsumsi tablet tambah Agama
2 seminggu diminum bersama pada hari tertentu di sekolah diserta edukasi
darah (TTD) Remaja Puttri
Instruksi tertulis kepada Kepala Daerah tentang Penentuan hari Minum
Bappeda
TTD Bersama rutin setiap minggu di SMP/SMA/sederajat

Dukungan implementasi kebijakan manfaat JKN berbasis KDK termasuk


BPJS
pembiayaan pemeriksaan ANC 6 kali dan rujukan balita bermasalah gizi
3 Pemeriksaan kehamilan
Edukasi gizi dan kesehatan reproduksi (kampanye pemeriksaan
KB kehamilan; pendampingan catin, ibu hamil, ibu menyusui, dan
peningkatan cakupan akseptor KB)
Edukasi Ibu hamil keluarga sasaran oleh Pendamping Program Keluarga
Sosial Harapan (PKH) melalui Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga
Konsumsi tablet tambah (P2K2)
4
darah (TTD) Ibu hamil
Pendampingan keluarga dengan Ibu hamil untuk memastikan konsumsi
KB, PKK 27
TTD
Dibutuhkan dukungan lintas sektor untuk menyukseskan intervensi spesifik (2/3)
Intervensi K/L Dukungan

Penggunaan dana desa untuk pemberian protein hewani setiap hari


DPMN
pada Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

Bappeda Penggunaan dana dari Pemda untuk pemberian protein hewani setiap
hari pada Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
Pemberian makanan
5 tambahan bagi Ibu KEK Menyasar paket bantuan tunai maupun non tunai bagi keluarga
Sosial
dengan Ibu hamil KEK

Pertanian,
Kelautan dan Memastikan ketersediaan bahan pangan sumber protein hewani
Perikanan

• Penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan balita


DPMN dilakukan setiap bulan di posyandu oleh kader posyandu
• Menganggarkan insentif kader posyandu menggunakan Dana Desa
Pemantauan tumbuh
6
kembang Memastikan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang
badan balita dilakukan setiap bulan di posyandu oleh kader posyandu
Bappeda, TP
PKK
Menganggarkan insentif kader posyandu
28
Dibutuhkan dukungan lintas sektor untuk menyukseskan intervensi spesifik (3/3)
Intervensi K/L Dukungan

Tenaga kerja,
7 ASI eksklusif pemberdayaan Edukasi, penyediaan ruang laktasi di ruang publik
perempuan

Menyasar paket bantuan tunai maupun non tunai bagi keluarga


Sosial
dengan masalah gizi

Penanggaran Pemda untuk penyediaan makanan protein hewani


Bappeda
Pemberian makanan bagi sasaran berisiko
8 tambahan protein
hewani bagi baduta Penggunaan Dana Desa untuk penyediaan protein hewani untuk
DPMN
konsumsi harian: untuk anak usia 6-24 bulan

Kelautan dan
Memastikan ketersediaan bahan pangan sumber protein hewani
Perikanan

Tatalaksana balita Fasilitasi rujukan balita dan ibu hamil dengan masalah gizi yang perlu
9 DPMN
dengan masalah gizi dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit.

Peningkatan cakupan Menggerakan Ibu-Ibu PKK dan kader untuk sosialisasi imunisasi dan
10 dan perluasan jenis TP PKK mendukung pemberian imunisasi di Posyandu atau
imunisasi sweeping/kunjungan rumah. 29
Harapan kepada pemda

1. Mengupayakan agar jangan ada stunting baru dengan melaksanakan upaya pencegahan
stunting secara komprehensif
2. Memastikan bahwa semua sasaran upaya pencegahan stunting dijangkau
3. Memastikan semua sasaran pra stunting mendapatkan intervensi yang tepat agar tidak jatuh
menjadi stunting
4. Memastikan seluruh kegiatan dan intervensi upaya percepatan penurunan stunting dicatat
dan dilaporkan sesuai indikator, variabel, dan format yang sudah disepakati
5. Memastikan seluruh posyandu aktif dan kader posyandu mendapat dukungan dan
pembinaan

30

Anda mungkin juga menyukai