Anda di halaman 1dari 21

SURVEILANS GIZI

DITA ZULFIDAYANTI
PMK No.14 Tahun 2019
Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi

- Surveilans gizi adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus


menerus terhadap masalah gizi masyarakat dan indikator pembinaan
gizi.
- Penyelenggaraan surveilans gizi secara teknis dilaksanakan dengan
berbasis indikator masalah gizi, kinerja program gizi dan Indikator
Pelayanan gizi.
Indikator Masalah Gizi

• Persentase balita berat badan kurang


• Persentase balita pendek
• Persentase balita gizi kurang
• Persentase bayi BBLR
• Persentase ibu hamil anemia
• Persentase ibu hamil KEK
Indikator Kinerja Program Gizi
- Bayi usia <6 bulan mendapatkan ASI Ekslusif
- Bayi usia 6 bulan mendapat ASI Ekslusif
- Ibu hamil mendapatkan dan mengkonsumsi TTT minimal 90 tablet selama masa kehamilan
- Ibu hamil KEK mendapat makanan tambahan
- Balita kurus mendapat makanan tambahan
- Rematri Mendapat TTD
- Bayi baru lahir mendapat IMD
- Balita yg ditimbang BB nya (D/S)
- Balita yg punya KMS (K/S) D/K = Kesinambungan Program
- Balita ditimbang naik BB nya (N/D) D/S = Partisipasi masyarakat
K/S = Cakupan Program
- Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vit A N/D = Keberhasilan program
- Ibu Nifas Mendapat kapsul Vit A N/S Pencapaian Program
- RT konsumsi garam beryodium
- Kasus gizi buruk mendapat perawatan
Indikator Pelayanan Gizi
Indikator pelayanan gizi adlalah indikator yg digunakan untuk menilai kualitas pelayanan gizi yg
diberikan kepada masyarakat.
- Persentase kab/kota melaksanakan surveilans gizi
- Persentase puskesmas mampu tatalaksana gizi buruk pada balita

Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi harus didukung dg tersedianya :


- SDM
- Sarana dan prasarana
- Pendanaan
Pelaksanaan teknis surveilans gizi dilakukan dengan tahapan :
a. Pengumpulan data : rekapitulasi data hasil penimbangan , meliputi data jumlah
sasaran (S), jumlah balita mempunyai buku KIA/KMS (K), Jumlah balita ditimbang (D),
jumlah balita naik BB nya (N), jumlah balita baru (B) dan balita yang tidak ditimbang
bulan lalu (O) serta balita yg tidak naik BB nya (T), BGM. Rekapitulasi data hasil
pengukuran,
b. Pengolahan dan analisis data : Membuat grafik persentase D/S, K/S, N/D dan 2T/D,
menganalisis data indikator gizi dengan menghubungkan indikator lain, melakukan
konfirmasi hasil kegiatan posyandu
c. Diseminasi :
• Kepala puskesmas melakukan advokasi/umpan balik hasil surveilans gizi kepada
kades/lurah/distrik, serta melaporkan ke kepala dinkes
• Kepala puskesmas menyampaikan analisis hasil surveilans gizi kepada kepala
desa/lurah/camat melalui lokakarya mini serta musrenbang kecamatan

Setelah dilakukan tahapan teknis surveilans gizi di puskesmas, selanjutnya dapat dilakukan
tindak lanjut.
Indikator Keberhasilan Surveilans Gizi

Penentuan indikator yang digunakan dalam menilai keberhasilan pelaksanaan


surveilans gizi didasarkan pada indikator input, proses, dan output.

Indikator Input meliputi beberapa variable yaitu:


1. Adanya tenaga manajemen data gizi yang meliputi
pengumpul data dari laporan rutin
atau survei khusus, pengolah dan analis data serta penyaji
informasi,
2. Tersedianya instrumen pengumpulan dan pengolahan data,
3. Tersedianya sarana dan prasarana pengolahan data, dan
4. Tersedianya biaya operasional surveilans gizi
Indikator Keberhasilan Surveilans Gizi
Indikator Proses terdiri dari: Indikator Output meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Adanya proses pengumpulan data, 1. Tersedianya informasi gizi buruk yang mendapat perawatan.
2. Adanya proses pengeditan dan 2. Tersedianya informasi balita yang ditimbang berat badannya
pengolahan data, (D/S).
3. Persentase ketepatan waktu laporan dari 3. Tersedianya informasi bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI
puskesmas ke dinas kesehatan, Eksklusif.
4. Persentase kelengkapana laporan dari 4. Tersedianya informasi rumah tangga yang mengonsumsi
puskesmas ke dinas kesehatan, garam beriodium.
5. Adanya proses pembuatan laporan dan 5. Tersedianya informasi balita 6-59 bulan yang mendapat
umpan balik hasil surveilans gizi, kapsul vitamin A.
6. Adanya proses sosialisasi atau advokasi 6. Tersedianya informasi ibu hamil mendapat 90 tablet Fe.
hasil surveilans gizi, dan 7. Tersedianya informasi kabupaten/kota yang melaksanakan
7. Adanya tindak lanjut hasil pertemuan surveilans gizi.
berkala yang dilakukan oleh program dan 8. Tersedianya informasi penyediaan bufferstock MP-ASI untuk
sektor daerah bencana, dan
terkait. 9. Tersedianya informasi data terkait lainnya (sesuai dengan
situasi dan kondisi daerah).
Indikator kinerja gizi Masyarakat
NO INDIKATOR RPJMN RENSTRA KINERJA TARGET
GIZI

IKK IKP 2020 2021 2022 2023 2024

A Pelayanan Kesehatan Ibu

1 Persentase Ibu Hamil Anemia √ 45 42 39 36 33

2 Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) √ √ 16 14,5 13 11,5 10


Cakupan Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah
3 (TTD) Minimal 90 Tablet Selama Masa Kehamilan √ 80 81 82 83 84

Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik


4 (KEK) yang Mendapat Makanan √ 80 80 80 80 80
Tambahan
5 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A √ 70 73 76 79 82
Indikator kinerja gizi Masyarakat
NO INDIKATOR RPJMN RENSTRA KINERJA TARGET
GIZI
IKK IKP 2020 2021 2022 2023 2024

B Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita


6 Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (berat badan < √ 5,4 4,6 3,8 3 2,5
2500 gram)
7 Cakupan Bayi Baru Lahir Mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) √ 54 58 62 66 70
8 Cakupan Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif √ √ 40 45 50 55 60
9 Cakupan Bayi Usia 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif √ 35 40 45 50 55
10 Cakupan Balita 6-59 bulan mendapat Kapsul Vitamin A √ 86 87 88 89 90
11 Cakupan Balita Gizi Kurang Mendapat Makanan Tambahan √ 85 85 85 85 85
12 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk mendapat Perawatan √ 80 84 86 88 90
13 Jumlah balita yg mendapatkan suplementasi gizi mikro √ 90,000 140,000 190,000 240,000 290,00
0
14 Cakupan Balita yang di Timbang Berat Badannya (D/S) √ 60 70 75 80 85
Cakupan Balita memiliki Buku Kesehatan
15 Ibu Anak (KIA)/Kartu Menuju Sehat (KMS) (K/S) √ 60 70 75 80 85
16 Cakupan Balita ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) √ 80 82 84 86 88
Prevalensi berat badan kurang (Berat badan kurang dan sangat
17 kurang) pada balita √ 16 15 14 13 12
18 Prevalensi Stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita √ 24,1 21,1 18,4 16 14
19 Prevalensi Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk) pada balita √ 8,1 7,8 7,5 7,3 7
Indikator kinerja gizi Masyarakat
NO INDIKATOR RPJMN RENSTRA KINERJA TARGET
GIZI

IKK IKP 2020 2021 2022 2023 2024

C Pelayanan Kesehatan Remaja

20 Cakupan Remaja Putri mendapat Tablet Tambah Darah √ 50 52 54 56 58


(TTD)
D Pelayanan Kesehatan Keluarga

21 Cakupan Rumah Tangga Mengonsumsi Garam Beriodium √ 82 84 86 88 90

E Pelayanan di Fasilitas Kesehatan

22 Persentase Kabupaten/Kota melaksanakan Surveilans Gizi √ √ 51 70 90 100 100

23 Persentase Puskesmas mampu √ 10 20 30 45 60


Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita
PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL
Persentase Ibu Hamil Anemia
Definisi Operasional :
Ibu hamil dengan kadar Hemoglobin (Hb) kurang dari11,0 g/dl
Cakupan Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah
Persentase Ibu Hamil Anemia Darah (TTD) Minimal 90 Tablet Selama Masa Kehamilan
Definisi Operasional
Rekapitulasi laporan setiap bulan Ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
sekurangnya mengandung zat besi setara dengan 60 mg
besi elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan
oleh pemerintah minimal 90 tablet selama masa
•Persentase Ibu Hamil Risiko Kurang Energi Kronik (KEK) kehamilan
•Definisi Operasional
Ibu hamil dengan risiko Kurang Energi Kronik (KEK) yang ditandai Rumus perhitungan
dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm
Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
Persentase Ibu hamil KEK

Rekapitulasi laporan setiap bulan


PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL
Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Mendapat
Makanan Tambahan
Definisi Operasional
Ibu hamil dengan risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang ditandai
dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm yang
mendapat makanan tambahan asupan zat gizi diluar makanan utama
dalam bentuk makanan tambahan pabrikan.

Rumus perhitungan :

Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A


Ibu baru melahirkan sampai hari ke-42 yang mendapat 2 kapsul
vitamin A yang mengandung vitamin A dosis 200.000 Satuan
Internasional (SI), satu kapsul diberikan segera setelah melahirkan
dan kapsul kedua diberikan minimal 24 jam setelah pemberian
pertama
Rumus Perhitungan
PELAYANAN KESEHATAN BALITA
Cakupan Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI
Persentase Bayi dengan Berat Badan
Eksklusif
Lahir Rendah (BBLR) <2500 gram
Bayi usia 0 sampai bulan 5 bulan 29 hari yang diberi
ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat,
vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam.
Jumlah bayi kurang dari 6 bulan

Cakupan Bayi Baru Lahir Mendapat Inisiasi


Menyusu Dini (IMD)
proses menyusu yang dimulai segera setelah Rekapitulasi laporan dilakukan februari dan agustus
lahir dengan cara kontak kulit ke kulit antara
bayi dengan ibunya dan berlangsung minimal 1
(satu) jam.
Cakupan Bayi Usia 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif

Reakpitulasi laporan dilakukan setiap bulan


PELAYANAN KESEHATAN BALITA

Cakupan Balita Gizi Kurang yang Mendapat


Cakupan Balita 6 - 59 Bulan mendapat Makanan Tambahan
Kapsul Vitamin A (Feb & Agus)

Jumlah Balita mendapat Suplementasi Gizi


Jumlah gizi buruk pada balita 6 – 59 bulan yang Mikro
mendapat perawatan (rawat inap + Rawat Jalan) Balita usia 6 – 59 bulan dengan kategori berat
Jumlah seluruh gizi buruk pada balita 6 – 59 bulan x100%
badan kurang (BB/U < - 2SD) yang mendapat
suplementasi taburia. (KUMULATIF)
PELAYANAN KESEHATAN BALITA

𝐵𝐵
Jumlah balita ditimbang (D) 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝐵𝐵 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 ( )
Jumlah Balita yang ada (S) X 100 %
𝑈
= Jumlah balita ditimbang X 100 %

Tingkat partisipasi masyarakat Prevalensi BB kurang

𝑇𝐵
Jumlah balita naik BB nya (N) 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 ( 𝑈 )
Jumlah balita ditimbang(D) X 100 % =Jumlah balita diukur TB X 100 %

Kecenderungan status gizi, keberhasilan program Prevalensi stunting

𝐵𝐵
Jumlah balita memiliki buku KIA/KMS(K) 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝑔𝑖𝑧𝑖 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔(𝑇𝐵 )
X 100 % =Jumlah balita yg dikur BB & TB X 100 %
Jumlah Balita yang ada (S)

Tingkat cakupan program Prevalensi BB kurang


Jumlah 𝑟𝑒𝑚𝑎𝑗𝑎 𝑝𝑢𝑡𝑟𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑇𝑇𝐷
X 100 % Jumlah 𝑅𝑇 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑦𝑜𝑑𝑖𝑢𝑚
jumlah seluruh remaja putri
12−18 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ
X 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑇 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

Cakupan remaja putri mendapat TTD Minimal 1 kali dalam setahun. Dilaporkan pada
bulan Feb atau Agustus
PERTRIWULAN

Pelayanan di Faskes
Persentase Puskesmas mampu tatalaksana Gizi
Persentase Kab. Melaksanakan Surveilans Buruk (Mempunyai tim asuhan gizi terlatih, dokter,
perawat/bidan dan tenaga gizi serta memiliki SOP
Jumlah 𝐾𝑎𝑏 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑖𝑙𝑎𝑛𝑠 𝑔𝑖𝑧𝑖 gizi buruk)
X 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑏/𝐾𝑜𝑡𝑎
Jumlah 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑡𝑎𝑡𝑎𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎 𝑔𝑖𝑧𝑖 𝑏𝑢𝑟𝑢𝑘
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠
X 100 %
Rekapitulasi laporan setiap bulan
Rekapitulasi laporan setiap bulan
Berikut beberapa kategori tingkat masalah gizi berdasarkan standar
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2011)
1. Keadaan gizi masyarakat berdasarkan prevalensi balita gizi kurang
dengan indikator berat badan menurut umur (BB/U).
a. < 10%= kategori baik (skor 1)
b. 10%--15%= kategori masalah ringan (skor 2)

c. 15,1%--20%= kategori masalah sedang (skor 3)

d. Lebih dari 20%= kategori masalah berat (skor 4)

2. Keadaan gizi masyarakat berdasarkan prevalensi balita kurus dengan


indikator berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
a. < 5%= kategori baik (skor 1)

b. 5%--10%= kategori masalah ringan (skor 2)

c. 10,1%--15%= kategori masalah sedang (skor 3)

d. 15%= kategori masalah berat (skor 4)


3. Keadaan gizi masyarakat berdasarkan prevalensi balita pendek dengan indikator tinggi
badan menurut umur (TB/U).
• < 20%= kategori baik (skor 1)
• 20%--30%= kategori masalah ringan (skor 2)
• 30,1%--40%= kategori masalah sedang (skor 3)
• 40%= kategori masalah berat (skor 4)
4. Keadaan gizi masyarakat berdasarkan prevalensi balita gemuk dengan indikator berat
badan menurut tinggi badan (BB/TB) atau Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U).
• < 5%= kategori baik (skor 1)
• 5%--10%= kategori masalah ringan (skor 2)
• 10,1%--15%= kategori masalah sedang (skor 3)
• 15%= kategori masalah berat (skor 4)
5. Keadaan gizi masyarakat berdasarkan prevalensi anemia
• < 5%= kategori baik (skor 1)
• 5%-19%= kategori masalah ringan (skor 2)
• 20.0 – 39.9 % = kategori masalah sedang (skor 3)
• ≥ 40% = kategori masalah berat (skor 4)
• Ambang batas masalah KVA dengan indikator prevalensi Xerophtalmia
pada balita sebagai masalah yaitu 0,5% dan batas ambang masalah
pada masyarakat untuk Kurang Vitamin A (KVA) berdasarkan serum
retinol sebesar 20%,
• Masalah GAKI Diukur dengan indikator angka Ekskresi Yodium dalam
Urin (EIU) <100 µg/L ambang batas masalah sebesar 20%.
Indikator Nilai Batas
Pendek (Stunting) <2,5% sangat rendah
NILAI BATAS 2,5 - <10% rendah
PREVALENSI 10 - <20% sedang
UNTUK 20 - <30% tinggi
KESEHATAN
≥30% sangat tinggi
MASYARAKAT
Gizi Kurang (Wasting) <2,5% sangat rendah
(WHO, 2019)
2,5 - <5% rendah
5 - <10% sedang
10 - <15% tinggi
≥15% sangat tinggi
Gizi Lebih <2,5% sangat rendah
(Overweight) 2,5 - <5% rendah
5 - <10% sedang
10 - <15% tinggi
≥15% sangat tinggi
Indeks Massa Tubuh 5 - 9% rendah (warning sign)
10 - 19% sedang (poor situation)
20 - 39% tinggi (serious situation)
≥40% sangat tinggi (critical situation)
Anemia <5% Tidak menjadi masalah kesehatan
5 - 19% rendah (mild)
20 - 39% sedang (moderate)
≥40% tinggi (severe)

Anda mungkin juga menyukai