Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEGIATAN PROGRAM GIZI

UPT. PUSKESMAS KUTA I


TAHUN 2021

PENYUSUN :
I Gusti Agung Ayu Ratna Paramita, S.Tr.Gz
PENDAHULUAN

Program Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok puskesmas yaitu
program kegiatan yang meliputi peningkatan Pendidikan gizi balita, penanggulangan
Kurang Energi, Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan akibat kekurangan yodiun
(GAKY), Kurang vitamin A, keadaan zat gizi lebih, peningkatkan suvailans Gizi, dan
pemberdayaan usaha perbaikan Gizi keluarga/masyarakat.
Kegiatan-kegiatan program ini ada yang di lakukan harian, bulanan, semesteran
(6 bulan sekali) dan tahunan (setahun sekali) serta beberapa kegiatan investigasi dan
intervensi yang di lakukan setiap saat jika ditemukan maslah gizi misalnya ditemukan
adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat di
lakukan dalam maupun di luar Puskesmas.
LATAR BELAKANG

Pelayanan gizi merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat esensial


(UKM esensial) seperti yang tercantum dalam Pasal 51, Permenkes 43/2019 tentang
Puskesmas. Puskesmas merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotive dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya di wilayah kerjanya.
Berbagai macam masalah gizi pada masyarakat dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor yang berkaitan satu sama lain. Saat ini, Pemerintah Indonesia sedang berupaya
untuk menurunkan angka kekurangan gizi, baik stunting maupun wasting, sebagaimana
tercantum dalam RPJMN 2020-2024. Dalam strategi nasional percepatan pencegahan
stunting, disebutkan bahwa pelayanan gizi dilakukan di dalam dan di luar gedung
meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan target intervensi
kelompok 1000 HPK (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, bayi 0 – 23 bulan), balita dan remaja.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keselamatan pasien maka dilakukan pendekatan modern di bidang pelayanan
kesehatan yang berfokus kepada pasien, dimana kebutuhan terbaik pasien yang
diutamakan. Sejalan dengan itu pelayanan asuhan gizi sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan juga dituntut untuk selalu meningkatkan kualitasnya melalui pelayanan gizi
yang berfokus pada keselamatan pasien, yang disebut dengan pelayanan gizi berbasis
patient safety dan sejalan dengan standar akreditasi.
Pada saat terjadinya pandemi COVID-19, status tanggap darurat yang diikuti
dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan berdampak
signifikan tidak hanya pada aktivitas masyarakat tetapi juga terhadap kondisi ekonomi
sebagian besar masyarakat yang bekerja pada sektor informal. Kondisi tersebut
dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap menurunnya akses dan daya beli
masyarakat terhadap pemenuhan pangan bergizi. Jika hal tersebut tidak diantisipasi
maka akan terjadi kerawanan pangan dan gizi terutama di wilayah-wilayah yang
teridentifikasi rentan. Kerawanan pangan dan gizi meningkatkan risiko terjadinya
masalah gizi akut (gizi kurang dan gizi buruk) pada kelompok rentan, bahkan masalah
gizi kronik (stunting) pun mungkin akan meningkat jika penetapan tanggap darurat
COVID-19 berlangsung dalam waktu yang cukup lama (prolonged emergency
situation). Oleh karena itu, pelayanan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat dengan prioritas pada kelompok rawan, yaitu bayi dan
balita, remaja putri, ibu hamil dan ibu menyusui pada situasi pandemi COVID-19
diharapkan dapat tetap berjalan dengan melakukan beberapa penyesuaian terkait
dengan kebijakan pembatasan sosial yang diatur oleh pemerintah daerah setempat
untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2021 menunjukkan
adanya prevalensi status gizi pada balita yang tergolong sangat pendek dan pendek
berdasarkan TB/U sebesar 8,7% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 30,8%.
Sedangkan, prevalensi status gizi gemuk berdasarkan BB/TB pada anak sebesar 3,2%
sumber data SSGI 2021,hal tersebut menunjukkan adanya penurunan dibandingkan
dengan tahun 2013 sebesar 11,9%. Disamping itu, terdapat pula prevalensi Wanita
Usia Subur (WUS) usia 15 tahun keatas yang mengalami anemia di Indonesia tahun
2018 sebesar 48,9% lalu pada tahun 2021 mengalami peningkatan menjadi 49,6%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa masalah gizi khususnya pada kelompok rawan masih
cukup tinggi di Indonesia (SSGI, 2021).
TUJUAN
1. Tujuan Umum
- Mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai nutritionis.
2. Tujuan khusus
- Melaksanakan pengamatan masalah gizi, makanan dan dietetik.
- Menyiapkan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik.
- Melaksanakan pelayanan gizi, makanan dan dietetik.
- Memantau pelaksanaan pelayanan gizi, makanan dan dietetik.
- Mengevaluasi di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik
- Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam upaya percepatan penurunan
stunting ditingkat desa
- Pemantauan IMD dan ASI Ekslusif
- Pemantauan ibu hamil KEK, balita gizi buruk dan pelacakan kasus gizi buruk
baru
- Edukasi dan konseling PMBA
- Pelaksanaan bulan vitamin A dan bulan penimbangan
- Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil
- Sosialisasi terkait masalah gizi mikro
INDIKATOR KINERJA

Monitoring dan evaluasi cakupan program Gizi dilakukan setiap bulan dengan kegiatan posyandu, pemberian vitamin A pada balita dan Pembagian TTD
rematri di setiap sekolah, adapun pelaporan yang di gunakan yakni menggabungkan dari laporan posyandu, KIA,sweeping balita, dan data dari
puskesmas pembantu. Adapun cakupan indikator kinerja program Gizi di UPTD. Puskesmas Kuta I Tahun 2022 dapat dilihat dari tabel berikut :

DESEMBER 2022
Pemegang Program : I GUSTI AGUNG AYU RATNA PARAMITA,
S.Tr.Gz

NO PROGRAM   KEGIATAN sasaran TARGET TARGET PENCAPAIAN


  UKM       1 TAHUN sampai   sampai
Bulan KESENJANGAN
  ESSENSIAL           Desember Bulan Desember
          abs % abs % abs %
4 upaya 1 Persentase ibu Hamil Anemia 2068 762 37% 756 100% 29 3,8% 96,2
Kesehatan 2 Persentase ibu hamil kurang 2068 183 8,9% 180 100,0 32 17,8 82,2
Gizi energi kronik (KEK)
Cakupan ibu hamil yang
mendapat tablet tambah darah
3 minimal 90 tablet selama masa 2068 2068 100% 2052 99,6 1580 77,0 -22,6
kehamilan

Cakupan ibu hamil kurang energi


4 kronik (KEK) yang mendapat 2068 2068 100% 11 100 11 100 0
makanan tambahan
Cakupan ibu nifas mendapat
5 2040 2040 100% 2052 99,6 1530 75 -25
kapsil vitamin A
Persentase bayi dengan berat
6 2060 72 3,5% 60 83 0 0 74,7
badan lahir rendah (,2500 gram)
Cakupan bayi baru lahir
7 mendapat inisiasi menyusu dini 2060 1277 62% 1284 99,6 1300 101 1,6
(IMD)
Cakupan bayi usia <,6 bulan
8 1494 747 71%
mendapat ASI eksklusif
Cakupan bayi usia 6 bulan
9 1494 747 51% 768 99,6 795 104 48.6
mendapat asi eksklusif
Cakupan balita 6-59 bulan
10 1329 1170 100%
mendapat kapsul vitamin A
11 Cakupan balita gizi kurang 1329 1129 85% 940 83,0 12 100 0
mendapat makanan tambahan
Cakupan kasus balita gizi buruk
12 1329 1329 100% 0 0 0 0 0
mendapat perawatan
Cakupan balita yang ditimbang
1329 1329 86% 1308 86 759 58 -28
    13 berat badan (D/S)
Cakupan balita memiliki buku
1329 41329 100% 1329 100 1329 100 0
    14 kesehatan anak (KIA/KMS)
Cakupan balita ditimbang yang
15 1329 1329 85% 1308 86 406,2 31 -54,9
    naik berat badannya (N/D")
Prevalensi berat badan kurang
16 (berat badan kurang dan sangat 1329 42 3,22% 44 3,22 7 15,9 0
    kurang )(BB/U)
Prevalensi stunting (pendek dan
17 sangat pendek ) pada balita 1329 134 6,05% 134 5 14 10,4 0
    (TB/U)
Prevalensi Wasting (gizi kurang
18 dan gizi buruk)pada balita 1329 41 1,56% 41 1,56 22 2 0,44
    (BB/TB)
Cakupan remaja putri mendapat
19 2913 1602 58% 1602 100 1602 100 0
    tablet tambah darah (TTD)

Berikut ini capaian indikator kinerja program Gizi tahun 2022 Kelurahan Kuta, Tuban , Kedonganan
Berdasarkan tabel indikator kinerja diatas, disimpulkan beberapa indikator yang tidak
tercapai di bulan desember 2022. Indikator yang tidak tercapai meliputi, Cakupan ibu
hamil yang mendapat tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan,
Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A, Cakupan balita yang ditimbang berat
badan (D/S), Cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D") di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kuta I.
PERMASALAHAN

Dari hasil evaluasi cakupan program akhir tahun, pencapaian cakupan indikator
program Gizi ditemukan permasalahan sesuai dengan table dibawah :

No Permasalahan

1 Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah minimal 90 tablet
selama masa kehamilan belum mencapai target

2 Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A belum mencapai target

3 Cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D")

4 Cakupan balita yang ditimbang berat badan (D/S) tidak menyapai target
ANALISA MASALAH

Dari masalah yang teridentifikasi dilakukan pemilihan prioritas masalah


dengan metoda USG (Urgency, Seriosness, Growth).
Hasil pemilihan prioritas masalah berdasarkan USG dapat dilihat pada tabel
berikut :

NO Kriteria U S G Total Prioritas


Masalah
Masalah

1 Cakupan ibu hamil 3 3 4 10 3


yang mendapat tablet
tambah darah minimal
90 tablet selama masa
kehamilan

2 Cakupan balita 4 5 4 13 2
ditimbang yang naik
berat badannya (N/D")

3 Cakupan ibu nifas 2 2 3 7 4


mendapat kapsul
vitamin A

4 Cakupan balita yang 5 5 5 15 1


ditimbang berat badan
(D/S)

Keterangan :
U = Urgency
S = Seriousness
G = Growth
Skor :
5 = Sangat gawat/serius/mendesak
4 = Gawat/serius/mendesak
3 = Cukup gawat/serius/mendesak
2 = Kurang gawat/seerius/mendesak
1 = tidak gawat/serius/mendesak

Berdasarkan tabel diatas setelah dilakukan penentuan prioritas masalah


menggunakan metoda USG ditetapkan 1 prioritas masalah yang diambil dari
skor tertinggi yaitu:
1. Cakupan balita yang ditimbang berat badan (D/S)
2. Cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D")
3. Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah minimal 90 tablet
selama masa kehamilan

Dari prioritas masalah yang telah ditetapkan dicari akar penyebab masalah
dengan menggunakan diagram fish bone sebagai berikut :

1. Cakupan Balita yang ditimbang berat badan (D/S)

Methode/ Metode
Man / Manusia

Kurangnya tenaga akibat


adanya tugas tambahan
terkait vaksinasi covid 19

Rendahnya
Cak D/S
Kurangnya media Dana operasional desa
informasi tentang khusus untuk kegiatan Alat pengukur TB
pentingnya pemantauan posyandu di masa sesuai standar
tumbuh kembang pada pendemi masih belum blm ada di
anak optimal semua posyandu Kalibrasi blm
terjadwal
APD sesuai prokes
belum memadai

Material / Sarpras Money / Dana Mechine/alat

2. Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
masa kehamilan
Metode
Manusia
Kurangnya
pengetahuan ibu Target satu tahun tidak sesuai
Kurangnya ketaatan dengan kenyataan di lapangan
mengenai pentingnya
ibu mengenai
konsumsi TTD 90
pentingnya konsumsi
tab
TTD 90 tablet saat
kehamilan
Cakupan ibu hamil yang
mendapat tablet tambah
darah minimal 90 tablet
selama masa kehamilan
tidak mencapai target

Data riil ibu


hamil sedikit

Pendatang pulang kampung karena


pandemic covid 19
Sarana Dana
Lingkungan
n

RENCANA TINDAK LANJUT

Analisa permasalahan dan rencana tindak lanjut dijabarkan dalam bentuk tabel di
bawah ini:

N Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan


o Masalah Pemecahan Masalah Terpilih
Masalah

1 Persentase balita Persentase balita  Pada masa  Kerjasama lintas


ditimbang berat ditimbang berat pandemi program terkait
badannya (D/S) badannya (D/S) pelaksanaan  Janji
kegiatan temu/kunjungan
posyandu tidak rumah
optimal  Sweeping
 Kurangnya Pemantauan
pemahaman pertumbuhan
masyarakat  Melakukan
tentang pembinaan kader
pentingnya secara rutin
pemantauan  Kerjasama lintas
pertumbuhan sektor (pendekatan
pada balita dengan pihak desa)
agar membantu
 Kader kurang menggerakkan
optimal dalam masyarakat dalam
melakukan kegiatan posyandu
penimbangan dan dalam
 Pemanfaatan penyediaan APD
kegiatan pada untuk kader yg
forum yg ada di sesuai dengan
desa untuk standar prokes
menggerakkan  Sosialisasi tentang
masyarakat pentingnya
datang ke pemantauan
posyandu belum pertumbuhan pada
optimal balita melalui media
 Kurangnya media informasi
informasi tentang
pentingnya
pemantauan
tumbuh kembang
pada anak
 APD sesuai
prokes belum
memadai
 Dana operasional
desa khusus untuk
kegiatan
posyandu di masa
pandemi masih
belum optimal

2 Cakupan ibu • Sasaran • Mengusulkan • Melaksanakan


hamil yang program ke dinas sweeping
mendapat tablet yang terlalu kesehatan didaerah
tinggi dalam kantong2
tambah darah
menggunaka pembagian pendatang
minimal 90 n data
tablet selama sasaran agar • Melaksanakan
pusdatin melihat capaian penyegaran kader
masa kehamilan • Bumil, yang
3 tahun terakhir posyandu tentang
periksa di
• Melaksanakan ibu hamil, bumil
faskes luar
wilayah pendataan resti dan
belum sasaran ibu persalinan
terdata hamil kelahirn
dengan baik • Bekerjasama
• Ibu hamil dengan Kader,
tidak datang KBS dan
periksa 3 kali pemegang
ke daerah binaan
puskesmas dalam
kuta II pelaporan
bumil, yang
sudah
mendapat TTD
90 Tab
• Melaksanakan
sweeping
didaerah
kantong2 untuk
pendataan
jumlah bumil
dan konsumsi
TTD 90 tab
• •

Rencana Tindak Lanjut:

1. Mengusulkan ke dinas kesehatan dalam pembagian sasaran agar melihat


capaian 3 tahun terakhir
2. Bekerjasama dengan Kader, KBS dan pemegang daerah binaan dalam
pelaporan bumil, bumil resti, bufas, dan balita dengan masalah gizi serta
BBLR
3. Melaksanakan sweeping didaerah kantong2 pendatang dan sweeping balita
yang tidak datang ke posyandu
4. Melaksanakan penyegaran kader posyandu tentang ibu hamil resti dan balita
dengn permaslahan gizi
5. Memperbaiki cara penyusunan pelaporan di setiap kegiatan

KESIMPULAN
Dari hasil penjabaran laporan tahunan ini, masih banyak masalah dalam
pelaksanaan program upaya kesehatan Gizi masyarakat di lingkungan kerja UPTD.
PUSKESMAS KUTA II yang ditemukan terutama pada masa pancaroba. Diperlukan
ketelitian, kedisiplinan dan keuletan dalam melaksankan setiap kegiatan untuk
mencapai hasil yang maksimal serta diperlukannya Kerjasama oleh pihak-pihak terkait
untuk menyelesaikan program dengan baik, dan sesuai rencana.

Anda mungkin juga menyukai