Anda di halaman 1dari 4

MATA KULIAH : Surveilens Gizi

Materi : Indikator Surveilens Gizi


Hari/Tanggal : Jumat/19 Agustus 2021
Dosen : Deris Aprianty

Indikator Output meliputi hal-hal sebagai berikut:


No. Indikator Status Gizi dan Kinerja Target (%)

2015 2016 2017 2018 2019


1. Persentase balita underweight 17
2. Persentase balita stunting 28
3. Persentase balita wasting 9,5
4. Persentase ibu hamil anemia 28

5. Persentase bayi dengan berat bdan lahir rendah 10 10 9 9 8


(berat badan < 2500 gram)
6. Persentase bayi uisa kurang dari 6 bulan 39 42 44 47 50
mendapat ASI Ekslusif
7. Persentase bayi usia 6 bulan mendapat ASI 39 42 44 47 50
Ekslusif
8. Persentase Ibu hamil yang mendapatkan Tablet 82 85 90 95 98
Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama
kehamilan
9. Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) 13 50 65 80 95
yang mendapat makanan tambahan
10. Persentase balita kurus yang mendapat makanan 70 75 80 85 90
tambahan
11. Persentase remaja puteri mendapat TTD 10 15 20 25 30
12. Persentase bayi baru ahir mendapat IMD 38 41 44 47 50
13. Persentase balita yang ditimbang berat badannya 75 76 77 78 80
14. Persentase balita mempunyai buku KIA / KMS 50 57 65 72 80
15. Persentase balita ditimbang yang naik berat 71 72 73 74 76
badannya
16. Persentase balita yang tidak naik berat badannya 3 3 3 4 4
dua kali berturut-turut (2T)
17. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul 80 82 84 87 90
vitamin A
18. Persentase Ibu nifas mendapat kapsul Vitamin A 82 85 90 95 98
19. Persentase rumah tangga mengkonsumsi garam 80 82 84 86 90
beriodium
20. Persentase kasus balita gizi buruk yang 100 100 100 100 100
mendapat perawatan

1. Persentase Balita Underweight


Underweight merupakan masalah gizi yang bersifat umum dapat disebabkan
karena masalah kronis ataupun akut, sehingga perlu konfirmasi lebih lanjut. Masalah
Underweight yang terjadi lama akan mengakibatkan gangguan pertumbuhanpada
anak. Indikator ini sebagai indikator outcome yang bertujuan untuk mengevaluasi
dampak dari upaya program gizi yang dilakukan.
Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun (0 sampai 59 bulan 29 hari).
Underweight adalah kategori status gizi berdasarkan indikator berat badan menurut
umur (BB/U) dengan z-score kurang dari -2 SD. Underweight merupakan gabungan
dari gizi buruk dan gizi kurang.
Persentase balita underweight adalah jumlah balita dengan kategori status gizi
underweight terhadap jumlah seluruh balita yang ditimbang dikali 100%
Jumlah Balita Underweight
Persentase BalitaUnderweight = ×100 %
Jumlah Balita ditimbang

Underweight dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat apabila prevalensi


dibawah 10%. Sumber data / informasi dapat diperoleh dari register penimbangan,
kohort bayi, kohort balita dan anak prasekolah. Data yang dikumpulkan adalah berat
badan, umur dan jenis kelamin. Mekanisme pelaporan (1) melakukan penimbangan
pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja puskesmas baik di posyandu maupun di
fasilitas paud, (2) laporan hasil penimbangan dicatat dan dientry oleh puskesmas
untuk selanjutnya ditentukan kategori status gizinya, (3) menghitung persentase
jumlah balita underweight, (4) apabila penimbangan tidak dapat dilakukan pada
seluruh sasaran maka indikator ini dapat diperoleh melalui survei.

2. Persentase Balita Stunting


Stunting merupakan maslaah gizi yang bersifat kronis yang disebabkan oleh
banyak faktor baik dari masaah kesehatan maupun banyak faktor dari masalah
kesehatan maupun diluar kesehatan dan berlangsung lama. Stunting berdampak
pada gangguan kognitif dan risiko menderita penyakit degeneratif pada usia dewasa.
Indikator ini sebagai indikator outcome yang bertujuan untuk mengevaluasi dampak
dari upaya program gizi yang telah dilakukan.
Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun (0 sampai 59 bulan 29 hari).
Baduta adalah anak yang berunur dibawah 2 tahun (0-29 hari). Stunting adalah
kategori status gizi berdasarkan indikator tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan
z-score kurang dari -2 SD. Stunting merupakan gabungan dari pendek dan sangat
pendek.
Persentase balita stunting adalah jumlah balita dengan kategori status gizi
stunting terhadap jumlah seluruh balita diukur dikali 100%. Persentase baduta
stunting adalah jumlah baduta dengan kategori status gizi stunting terhadap jumlah
seluruh balita diukur dikali 100%

Jumlah Balita Stunting


Persentase Balita Stunting= ×100 %
Jumlah Balita diukur

Jumlah Bad uta Stunting


Persentase Baduta= × 100 %
Jumlah Baduta diukur

Stunting dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat apabila prevalensi


dibawah 20%. Sumber data / informasi dapat diperoleh dari register penimbangan,
kohort bayi, kohort balita dan anak prasekolah. Data yang dikumpulkan adalah tinggi
badan, umur dan jenis kelamin. Mekanisme pelaporan (1) melakukan pengukuran
pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja puskesmas baik di posyandu maupun di
fasilitas paud, (2) laporan hasil pengukuran dicatat dan dientry oleh puskesmas
untuk selanjutnya ditentukan kategori status gizinya, (3) menghitung persentase
jumlah balita stunting, (4) apabila pengukuran tidak dapat dilakukan pada seluruh
sasaran maka indikator ini dapat diperoleh melalui survei.

3. Persentase Balita Wasting


Wasting merupakan masalah gizi yang bersifat akut terutama disebabkan oleh
asupan yang kurang atau penyakit infeksi. Wasting berdampak pada gangguan
pertumbuhan pada anak. Indikator ini sebagai indikator outcome yang bertujuan
untuk mengevaluasi dampak dari upaya program gizi yang telah dilakukan.
Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun (0 sampai 59 bulan 29 hari).
Wasting adalah kategori status gizi berdasarkan indikator berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB) dengan z-score kurang dari -2 SD. Wasting merupakan gabungan
dari kurus dan sangat kurus.
Persentase balita wasting adalah jumlah balita dengan kategori status gizi
wasting terhadap jumlah seluruh balita yang ditimbang dikali 100%

Jumlah Balita Wasting


Persentase BalitaWasting= ×100 %
Jumlah Balita diukur

Wasting dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat apabila prevalensi dibawah


5%. Sumber data / informasi dapat diperoleh dari register penimbangan, kohort bayi,
kohort balita dan anak prasekolah. Data yang dikumpulkan adalah berat badan,
tinggi badan, umur dan jenis kelamin. Mekanisme pelaporan (1) melakukan
penimbangan dan pengukuran pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja
puskesmas baik di posyandu maupun di fasilitas paud, (2) laporan hasil
penimbangan dan pengukuran dicatat dan dientry oleh puskesmas untuk selanjutnya
ditentukan kategori status gizinya, (3) menghitung persentase jumlah balita wasting,
(4) apabila penimbangan tidak dapat dilakukan pada seluruh sasaran maka indikator
ini dapat diperoleh melalui survei.

4. Persentase Ibu hamil Anemia


Anemia pada ibu hamil menjadi salah satu penyebab terjadinya BBLR dan
pendarahan pada saat persalinan yang berujung pada kematian ibu. Ibu hamil
anemia di dunia masih cukup tinggi yaitu 38% dan pada umumnya terjadi karena
defisiensi zat besi. Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana jumlah dan ukuran sel
darah merah atau Hemoglobin (Hb) lebih rendah dari normal yang akan
mengakibatkan terganggunya distribusi oksigen oleh darah ke seluruh tubuh. Anemia
sebagai indicator rendahnya kualitas kesehatan dan gizi.
Ibu hamil anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hb <11,0 g/dl. Presentase ibu
hamil anemia adalah jumlah ibu hamil anemia terhadap jumlah ibu hamil yang
diperiksa dikali 100%.

Jumlah Ibu Hamil Anemia


Persentase Ibu Hamil Anemia= ×100 %
Jumlah Ibu Hamil yang Diperiksa

Masalah anemia dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat apabila prevalensi


dibawah 5%. Menurut kriteria anemia yang ditentukan WHO dan pedoman
Kemenkes 1999, masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health
problem) dengan batas prevalensi anemia ≥40 persen.
Sumber data / informasi dapat diperoleh dari laporan monitoring puskesmas (LB3
Gizi dan Kohort Ibu). Data yang dikumpulkan adalah jumlah ibu hamil yang diperiksa,
jumlah ibu hamil anemia. Frekuensi pelaporan setiap tahun, presentase tahunan
menggunakan penjumlahan Januari sampai Desember (kumulatif). Mekanisme
pelaporan (1) melakukan pengukuran Hb Ibu hamil dan mencatat hasil pengukuran
ke dalam register / kohort ibu, (2) mengkategorikan statsu anemia (anemia/normal),
(3) menjumlahkan ibu hamil dengan status anemia dan seluruh ibu hamil yang
diperiksa, (4) menghitung persentase ibu hamil anemia.

5. Persentase Berat Badan Lahir Rendah (<2500 gram)


Berat badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor determinan
terjadinya masalah stunting. BBLR sangat berkaitan dengan kejadian kesakitan dan
kematian pada janin dan neonatal. Indikator ini sebagai indikator outcome dan
kondisi gizi ibu selama kehamilan.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat kurang dari
2500 gram. Persentase BBLR adalah jumlah BBLR terhadap jumlah bayi baru lahir
rendah yang ditimbang dikali 100%.

Jumlah bayi BBLR


Persentase Bayi BBLR= ×100 %
Jumlahbayi baru lahir hidup yang ditimbang

Masalah BBLR dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat apabila presentase


BBLR dibawah target. Sumber data / informasi dapat diperoleh dari kohort bayi dan
LB3 KIA. Frekuensi pelaporan setiap tahun, presentase tahunan menggunakan
penjumlahan Januari sampai Desember (kumulatif). Mekanisme pelaporan (1)
menimbang berat badan bayi baru lahir dan mencatatnya ke dalam registrasi / kohort
bayi, (2) mengkategorikan status berat badan bayi (BBLR/Normal), (3)
menjumlahkan bayi dnegan status BBLR dan seluruh bayi yang lahir hidup dan
ditimbang, (4) menghitung presentase BBLR.

Anda mungkin juga menyukai