5. Persentase bayi dengan berat bdan lahir rendah 10 10 9 9 8
(berat badan < 2500 gram) 6. Persentase bayi uisa kurang dari 6 bulan 39 42 44 47 50 mendapat ASI Ekslusif 7. Persentase bayi usia 6 bulan mendapat ASI 39 42 44 47 50 Ekslusif 8. Persentase Ibu hamil yang mendapatkan Tablet 82 85 90 95 98 Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan 9. Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) 13 50 65 80 95 yang mendapat makanan tambahan 10. Persentase balita kurus yang mendapat makanan 70 75 80 85 90 tambahan 11. Persentase remaja puteri mendapat TTD 10 15 20 25 30 12. Persentase bayi baru ahir mendapat IMD 38 41 44 47 50 13. Persentase balita yang ditimbang berat badannya 75 76 77 78 80 14. Persentase balita mempunyai buku KIA / KMS 50 57 65 72 80 15. Persentase balita ditimbang yang naik berat 71 72 73 74 76 badannya 16. Persentase balita yang tidak naik berat badannya 3 3 3 4 4 dua kali berturut-turut (2T) 17. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul 80 82 84 87 90 vitamin A 18. Persentase Ibu nifas mendapat kapsul Vitamin A 82 85 90 95 98 19. Persentase rumah tangga mengkonsumsi garam 80 82 84 86 90 beriodium 20. Persentase kasus balita gizi buruk yang 100 100 100 100 100 mendapat perawatan
1. Persentase Balita Underweight
Underweight merupakan masalah gizi yang bersifat umum dapat disebabkan karena masalah kronis ataupun akut, sehingga perlu konfirmasi lebih lanjut. Masalah Underweight yang terjadi lama akan mengakibatkan gangguan pertumbuhanpada anak. Indikator ini sebagai indikator outcome yang bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari upaya program gizi yang dilakukan. Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun (0 sampai 59 bulan 29 hari). Underweight adalah kategori status gizi berdasarkan indikator berat badan menurut umur (BB/U) dengan z-score kurang dari -2 SD. Underweight merupakan gabungan dari gizi buruk dan gizi kurang. Persentase balita underweight adalah jumlah balita dengan kategori status gizi underweight terhadap jumlah seluruh balita yang ditimbang dikali 100% Jumlah Balita Underweight Persentase BalitaUnderweight = ×100 % Jumlah Balita ditimbang
Underweight dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat apabila prevalensi
dibawah 10%. Sumber data / informasi dapat diperoleh dari register penimbangan, kohort bayi, kohort balita dan anak prasekolah. Data yang dikumpulkan adalah berat badan, umur dan jenis kelamin. Mekanisme pelaporan (1) melakukan penimbangan pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja puskesmas baik di posyandu maupun di fasilitas paud, (2) laporan hasil penimbangan dicatat dan dientry oleh puskesmas untuk selanjutnya ditentukan kategori status gizinya, (3) menghitung persentase jumlah balita underweight, (4) apabila penimbangan tidak dapat dilakukan pada seluruh sasaran maka indikator ini dapat diperoleh melalui survei.
2. Persentase Balita Stunting
Stunting merupakan maslaah gizi yang bersifat kronis yang disebabkan oleh banyak faktor baik dari masaah kesehatan maupun banyak faktor dari masalah kesehatan maupun diluar kesehatan dan berlangsung lama. Stunting berdampak pada gangguan kognitif dan risiko menderita penyakit degeneratif pada usia dewasa. Indikator ini sebagai indikator outcome yang bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari upaya program gizi yang telah dilakukan. Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun (0 sampai 59 bulan 29 hari). Baduta adalah anak yang berunur dibawah 2 tahun (0-29 hari). Stunting adalah kategori status gizi berdasarkan indikator tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan z-score kurang dari -2 SD. Stunting merupakan gabungan dari pendek dan sangat pendek. Persentase balita stunting adalah jumlah balita dengan kategori status gizi stunting terhadap jumlah seluruh balita diukur dikali 100%. Persentase baduta stunting adalah jumlah baduta dengan kategori status gizi stunting terhadap jumlah seluruh balita diukur dikali 100%
Jumlah Balita Stunting
Persentase Balita Stunting= ×100 % Jumlah Balita diukur
Jumlah Bad uta Stunting
Persentase Baduta= × 100 % Jumlah Baduta diukur
Stunting dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat apabila prevalensi
dibawah 20%. Sumber data / informasi dapat diperoleh dari register penimbangan, kohort bayi, kohort balita dan anak prasekolah. Data yang dikumpulkan adalah tinggi badan, umur dan jenis kelamin. Mekanisme pelaporan (1) melakukan pengukuran pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja puskesmas baik di posyandu maupun di fasilitas paud, (2) laporan hasil pengukuran dicatat dan dientry oleh puskesmas untuk selanjutnya ditentukan kategori status gizinya, (3) menghitung persentase jumlah balita stunting, (4) apabila pengukuran tidak dapat dilakukan pada seluruh sasaran maka indikator ini dapat diperoleh melalui survei.
3. Persentase Balita Wasting
Wasting merupakan masalah gizi yang bersifat akut terutama disebabkan oleh asupan yang kurang atau penyakit infeksi. Wasting berdampak pada gangguan pertumbuhan pada anak. Indikator ini sebagai indikator outcome yang bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari upaya program gizi yang telah dilakukan. Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun (0 sampai 59 bulan 29 hari). Wasting adalah kategori status gizi berdasarkan indikator berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dengan z-score kurang dari -2 SD. Wasting merupakan gabungan dari kurus dan sangat kurus. Persentase balita wasting adalah jumlah balita dengan kategori status gizi wasting terhadap jumlah seluruh balita yang ditimbang dikali 100%
Jumlah Balita Wasting
Persentase BalitaWasting= ×100 % Jumlah Balita diukur
Wasting dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat apabila prevalensi dibawah
5%. Sumber data / informasi dapat diperoleh dari register penimbangan, kohort bayi, kohort balita dan anak prasekolah. Data yang dikumpulkan adalah berat badan, tinggi badan, umur dan jenis kelamin. Mekanisme pelaporan (1) melakukan penimbangan dan pengukuran pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja puskesmas baik di posyandu maupun di fasilitas paud, (2) laporan hasil penimbangan dan pengukuran dicatat dan dientry oleh puskesmas untuk selanjutnya ditentukan kategori status gizinya, (3) menghitung persentase jumlah balita wasting, (4) apabila penimbangan tidak dapat dilakukan pada seluruh sasaran maka indikator ini dapat diperoleh melalui survei.
4. Persentase Ibu hamil Anemia
Anemia pada ibu hamil menjadi salah satu penyebab terjadinya BBLR dan pendarahan pada saat persalinan yang berujung pada kematian ibu. Ibu hamil anemia di dunia masih cukup tinggi yaitu 38% dan pada umumnya terjadi karena defisiensi zat besi. Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau Hemoglobin (Hb) lebih rendah dari normal yang akan mengakibatkan terganggunya distribusi oksigen oleh darah ke seluruh tubuh. Anemia sebagai indicator rendahnya kualitas kesehatan dan gizi. Ibu hamil anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hb <11,0 g/dl. Presentase ibu hamil anemia adalah jumlah ibu hamil anemia terhadap jumlah ibu hamil yang diperiksa dikali 100%.
Jumlah Ibu Hamil Anemia
Persentase Ibu Hamil Anemia= ×100 % Jumlah Ibu Hamil yang Diperiksa
Masalah anemia dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat apabila prevalensi
dibawah 5%. Menurut kriteria anemia yang ditentukan WHO dan pedoman Kemenkes 1999, masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health problem) dengan batas prevalensi anemia ≥40 persen. Sumber data / informasi dapat diperoleh dari laporan monitoring puskesmas (LB3 Gizi dan Kohort Ibu). Data yang dikumpulkan adalah jumlah ibu hamil yang diperiksa, jumlah ibu hamil anemia. Frekuensi pelaporan setiap tahun, presentase tahunan menggunakan penjumlahan Januari sampai Desember (kumulatif). Mekanisme pelaporan (1) melakukan pengukuran Hb Ibu hamil dan mencatat hasil pengukuran ke dalam register / kohort ibu, (2) mengkategorikan statsu anemia (anemia/normal), (3) menjumlahkan ibu hamil dengan status anemia dan seluruh ibu hamil yang diperiksa, (4) menghitung persentase ibu hamil anemia.
5. Persentase Berat Badan Lahir Rendah (<2500 gram)
Berat badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor determinan terjadinya masalah stunting. BBLR sangat berkaitan dengan kejadian kesakitan dan kematian pada janin dan neonatal. Indikator ini sebagai indikator outcome dan kondisi gizi ibu selama kehamilan. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2500 gram. Persentase BBLR adalah jumlah BBLR terhadap jumlah bayi baru lahir rendah yang ditimbang dikali 100%.
Jumlah bayi BBLR
Persentase Bayi BBLR= ×100 % Jumlahbayi baru lahir hidup yang ditimbang
Masalah BBLR dinilai bukan masalah kesehatan masyarakat apabila presentase
BBLR dibawah target. Sumber data / informasi dapat diperoleh dari kohort bayi dan LB3 KIA. Frekuensi pelaporan setiap tahun, presentase tahunan menggunakan penjumlahan Januari sampai Desember (kumulatif). Mekanisme pelaporan (1) menimbang berat badan bayi baru lahir dan mencatatnya ke dalam registrasi / kohort bayi, (2) mengkategorikan status berat badan bayi (BBLR/Normal), (3) menjumlahkan bayi dnegan status BBLR dan seluruh bayi yang lahir hidup dan ditimbang, (4) menghitung presentase BBLR.