Anda di halaman 1dari 43

PROGRAM INOVASI

BIDANG KESEHATAN DI KAB. SLEMAN

Disampaikan Oleh:
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2019
PROGRAM INOVASI

1. GeTAR Thala (Gerakan Tanggulangi Anemia Remaja dan


Thalasemia)

2. PANdu TEMan ( Pelayanan Antenatal Care Terpadu menuju


Triple Eleminasi Melibatkan Semua Layanan)

3. Pecah Ranting (Pencegahan Pada Rawan Stunting)

4. Gambang Stunting (Gerakan Ajak Menimbang Cegah dan


Atasi Stunting)
PROGRAM INOVASI
GETAR THALA

UTK CEGAH STUNTING


APA ITU GeTAR Thala…?

 Adalah suatu program inovasi untuk mengatasi masalah


anemia remaja dan menurunkan prevalensi Thalasemia
Mayor

 GETAR Thala merupakan singkatan dari Gerakan


Tanggulangi Anemia Remaja dan Thalasemia
PREVALENSI ANEMIA REMAJA PUTRI
BERDASAR PENELITIAN SAMPLING
2016 - 2018

25.00 22.86

20.00
15.74
15.00 12.60

10.00

5.00

0.00
2016 2017 2018
PREVALENSI ANEMIA IBU HAMIL
2016 - 2018

Tahun 2016 : 9,00%


Tahun 2017 : 8,06%
Tahun 2018 : 8,90%

1. Data di atas membuktikan bhw dg Program Pemerintah Pusat yg ada


blm dpt menurunkan anemia ibu hamil scr Signifikan
2. Sehingga Perlu Program Inovasi yg mengemas Program Pemerintah
Pusat menjadi lebih Agresif, terstruktur & Didukung Semua Pihak
Dukungan yang dibutuhkan:

1. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) sudah lama


diprogramkan namun dampak yg diharapkan blm tercapai
akibat blm terkonsumsinya TTD secara baik dan benar;

2. Perlu Aturan dari Sektor Pendidikan yg bisa mendorong


Patuhnya remaja putri atau siswi SMP dan SMA minum Tablet
Tambah Darah Seminggu Sekali.

3. Perlu Pemetaan Anemia Semua Siswi utk merencanakan langkah


tindakan berikutnya
CAKUPAN REMAJA PUTRI
MENDAPAT TABLET TAMBAH DARAH
JUMLAH REMAJA PUTRI MENDERITA TALASEMIA
USULAN Dalam PERBUP:
1. SK Kepala Dinas Pendidikan ttg penetapan Hari Minum TTD Bersama
2. Memerintahkan Setiap Sekolah Membentuk Tim Penanggulangan Anemia
Remaja yg akan bekerjasama dg Puskesmas Wilayah setempat
3. Tim Bisa dibentuk dari Kepala Sekolah Sbg Penanggung Jawab, dan Guru UKS
dan Olah Raga sbg Koordinator.
4. Tim terdiri atas Guru2 Wali Kelas dan Siswi2 yg mau membantu sebagai Palang
Marah Remaja atau Kegiatan Lainnya
5. Tim dari siswa siswi diberi reward berupa nilai tambahan Penjas orkes
6. Memasukkan Materi Anemia Remaja dan Cara mengatasinya dlm pelajaran
Penjas Orkes
7. Meminta Hasil Pemeriksaan HB sbg salah satu syarat pendaftaran atau masuk
sekolah yg diinginkan
SEKTOR SWASTA JUGA DITUGASKAN PRESIDEN BERGERAK
TANGGULANGI STUNTING
 Ikatan Istri Pejabat BUMN telah mengambil Sleman dg INOVASINYA GETAR THALA
dan GAMBANG STUNTING sbg Jalan utk mereka Andil dalam penanggulangan
Stunting
 Telah diadakan seminar yg mengundang sejumlah 250 peserta yg terdiri atas Dinas
Pendidikan, Guru-guru UKS di beberapa Sekolah dan Siswi-Siswinya
FOTO PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH
REMATRI
PERAN SEKTOR PENDIDIKAN:

1. Dinas Pendidikan Membuat SK utk mendorong Sekolah Menetapkan 1 hari dalam


seminggu sebagai HARI MINUM TTD BERSAMA;

2. Membuat kebijakan sehingga Materi Anemia & Pencegahannya merupakan


muatan materi dlm Pelajaran Penjasorkes di Kab. Sleman

3. Sekolah Menjamin Pelaksanaan Minum TTD Bersama setiap minggu;

4. Sekolah Mengambil TTD secara teratur ke Puskesmas

5. Sekolah Membagikan TTD secara rutin kepada Siswa Siswi di Sekolahnya


PENANGGULANGAN STUNTING
dg PROGRAM INOVASI

PECAH RANTING & GAMBANG STUNTING


PECAH RANTING
Pencegahan Rawan Stunting

Yaitu:

Suatu rangkaian kegiatan penaggulangan stunting


melalui pemberian PMT pd ibu hamil KEK dan Balita-
balita Gizi Kurang
GAMBANG STUNTING …?

Adalah singkatan dari Gerakan Ajak Menimbang Cegah & Atasi


Stunting
Yaitu suatu program yg terdiri atas rangkaian kegiatan untuk
meningkatkan peran serta balita menimbang dan memantau
status gizi, dengan memobilisasi balita ke posyandu melalui
Kader Pendamping dan Pembina, ataupun meningkatkan peran
serta aktif Guru pendamping PAUD/TK/TPA utk memantau
status Gizi, Pertumbuhan & Perkembangan Anak .
Program Pecah Ranting ada 2 sasaran:

1. Sasaran I : Ibu Hamil yang Kurang Gizi (Kurang Energi Kronis /


KEK)
2. Sasaran II : Balita Yang Kurang Gizi tapi belum terjadi
stunting, missal: Balita Kurus, Balita tdk naik timbangannya
3x berturut-turut, Balita Miskin
RUANG LINGKUP PELAKSANAAN
Prog. Pecah Ranting utk IBU HAMIL

1. Ibu hamil KEK, mendapatkan edukasi ttg bahaya dari Bumil KEK & Cara mengatasinya
2. Ibu Hamil KEK mendapatkan sosialisasi ttg Kerugian BBLR dan Stunting
3. Ibu Hamil diminta mengkonsumsi makan yang cukup dan bergizi, serta MENDAPAT
PMT berupa: Kearifan Lokal atau Program Khusus: Pemberian Telor Fungsional 2 butir
per hari selama 90 hari
4. Konsumsi diawasi dan didampingi kader
5. Kader memobilisasi Bumil ke posyandu
6. Pemantauan BB dan LILA setiap bulan
Mengukur Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil sbg
Deteksi Bumil Yg KEK (Kurang Energi Kronis)
PMT PROGRAM PECAH RANTING
Berupa Telur Fungsional Produksi Peternakan UGM

Telur Diberikan
Kepada
IBU HAMIL KEK
utk Dikonsumsi
2 Butir Sehari
Selama 90 Hari
RUANG LINGKUP PELAKSANAAN
Program Pecah Ranting utk BALITA

1. Ibu Balita mendapatkan Pendamping Kader dan Pembina (Petugas Puskesmas, Unsur
Kecamatan & Desa)
2. Ibu Balita mendapatkan edukasi ttg bahaya dari Balita kurang gizi yg tdk segera
tertanggulangi
3. Balita dg Status Gizi kurang atau buruk mendapat PMT kearifan local maupun dari
Kemenkes RI
4. Pemantauan Status Gizi Balita secara rutin & mobilisasi oleh Kader pendamping
5. Pemberian PMT melalui: POSYANDU, PAUD, TK, Tempat Penitipan Anak / TPA.
6. Pemantauan Pertumbuhan dan Status Gizi oleh Para Kader Di Posyandu, dan
Pendamping PAUD/TK/ TPA
GAMBANG STUNTING DI DESA:
Langkah-langkah Pelaksanaan
GAMBANG STUNTING di Tk Desa:

1. Pembentukan Tim Gambang Stunting (Tim Pendamping)

2. Pelayanan Penimbangan & Pengukur TB di Posyandu;

3. Edukasi & Pemberian PMT kpd Balita dg Status Gizi Kurang, Buruk, atau
Stunting

4. Pendampingan, dan Monitoring Balita dg Masalah Gizi

5. Mobilisasi Balita ke Posyandu

6. Pelaporan hasil pendampingan ke Tim Pembina (Tk. Kecamtn)


RUANG LINGKUP
PROGRAM GAMBANG STUNTING

DI TINGKAT DUSUN
1. Pembentukan Tim Pendamping Balita atau Bumil KEK yg terdiri dari
Kadus, RT, RW, & Kader
2. Mobilisasi Balita & Bumil KEK Ke Posyandu oleh Kader Pendamping
(Gerakan Ajak Menimbang)
3. Monitoring dan Tindak Lanjut oleh Kader Pendamping & Pembina
4. Penanganan Kasus sesuai penyebab oleh Puskesmas
5. Pendampingan dan Edukasi keluarga Balita oleh Pendamping &
Pembina
PREVALENSI STUNTING berdasar
HASIL SURVEY KEMENKES RI th 2013 - 2017

25.44 Nas : 29.6%


DIY : 19.8%

23.1
23.46

10.5

2014 2015 2016 2017


PROPORSI STUNTING
Berdasar Pemantauan Status Gizi (PSG) Rutin Kab. Sleman
Tahun 2014 -2018
13.50
12.87 12.86
13.00

12.50
11.88 11.99
12.00

11.50
11.00
11.00

10.50

10.00
2014 2015 2016 2017 2018
Sosialisasi & Deklarasi
Gambang Stunting utk PAUD &
650 Balita
Gerakan Ajak Menimbang
PANdu TEMan
PANdu TEMan adalah singkatan dari
Pelayanan Ante Natal Care Terpadu
menuju Triple Eleminasi melibatkan semua
layanan.
PROGRAM PANdu TEMan

Program Pandu Teman merupakan


program yang terdiri dari beberapa
kegiatan pelayanan untuk ibu hamil
yang terpadu dan memenuhi standar
pelayanan minimal bidang kesehatan
(10T).
Sasaran program pandu teman

 Sasaran program adalah seluruh ibu hamil.

Program Pandu Teman memungkinkan ibu hamil mendapat pelayanan yang sama
sesuai standar dimanapun mereka melakukan pemeriksaan baik di rumah sakit swasta
maupun rumah sakit pemerintah bahkan klinik dan praktek mandiri bidan
PELAKSANA PROGRAM
PANDU TEMAN

Pelaksana Program Pandu Teman adalah


Pelayanan di setiap Fasilitas Kesehatan yang
sudah distandarkan melalui beberpa workshop
dan bimbingan teknis Ante Natal Care Terpadu
(ANC Terpadu), yang selanjutnya telah
ditindaklanjuti dengan pemenuhan logistik
reagen untuk pemeriksaan laboratorium HIV,
Sipilis dan Hepatitis B oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Sleman
Dengan adanya 3 (tiga) pemeriksaan
laboratorium tersebut maka deteksi dini HIV, Sipilis
dan Hepatitis B dapat segera dilakukan, dan
tindakan-tindakan pencegahan penularan 3
(tiga) penyakit tersebut terhadap janin bisa
segera dilakukan, sehingga akan mengeleminasi 3
(tiga) penyakit tersebut untuk menular ke bayinya
(Triple Elemination).
Tujuan pandu teman
1. deteksi dini 3 (tiga) penyakit infeksi kronis (HIV, Sipilis,
Hepatitis B) yang dapat menular dari ibu hamil ke
janinnya;
2. mencegah dan mengeleminasi penularan 3 (tiga)
penyakit infeksi kronis yaitu HIV, Sipilis, dan Hepatitis B;
3. menurunkan angka kematian ibu;
4. menurunkan angka kematian bayi;
5. menurunkan prevalensi bayi lahir berat badan rendah;
6. menurunkan prevalensi balita status gizi buruk;
7. menurunkan prevalensi balita stunting; dan
8. menciptakan generasi penerus yang berkualitas.
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN
PANdu TEMan
DI TINGKAT KABUPATEN

1. Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Badan Kepegawaian


Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) mengadakan peningkatan
kompetensi petugas kesehatan di seluruh Puskesmas (25
Puskesmas) dan Rumah Sakit Pemerintah di Kabupaten
Sleman tentang Voluntary Conseling and Testing (VCT) dan
Provider Initiation Testing and Counseling (PITC) baik melalui
pelatihan, bimbingan teknis maupun workshop (sudah
dilaksanakan selama tahun 2015 sampai 2016);
2. Dinas Kesehatan bersama lintas sektor terkait, Rumah Sakit,
Puskesmas, dan Faskes menyusun aturan atau regulasi berupa
petunjuk teknis pelaksanaan program Pandu Teman;
DI TINGKAT KABUPATEN

3.Dinas Kesehatan bersama dinas lain yang terkait menjamin


ketersediaan logistik program inovasi, terutama logistik reagen
untuk tes laboratorium yang diperlukan untuk memenuhi standar
pelayanan minimal pada ibu hamil;
4.Dinas Kesehatan mensosialisasikan Program Pandu Teman ke
seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait;
5.Dinas Kesehatan mensosialisasikan Program Pandu Teman ke
seluruh Puskesmas dan Faskes di Wilayah Kabupaten Sleman;
DI TINGKAT KABUPATEN

6. Dinas Kesehatan melakukan Koordinasi dengan SKPD


terkait untuk jalannya program;
7.Dinas Kesehatan melakukan Koordinasi dengan Puskesmas dan
seluruh Faskes di Kabupaten Sleman untuk jalannya program;
8.Dinas Kesehatan melakukan monitoring dan evaluasi program; dan
9.Dinas Kesehatan melakukan pembinaan terhadap Puskesmas dan
Faskes untuk peningkatan kualitas pelaksanaan program.
DI TINGKAT KECAMATAN

1. Puskesmas mensosialisasikan program Pandu Teman


kepada unsur-unsur Kecamatan dan Desa;
2. Puskesmas bersama musyawarah pimpinan
kecamatan mengadakan Sosialisasi tentang
pentingnya ibu hamil melakukan pemeriksaan
Antenatal Care (ANC) Terpadu di Fasilitas Kesehatan
(Faskes) baik Puskesmas, Klinik, BPS, maupun Rumah
Sakit;
DI TINGKAT KECAMATAN

3. Unsur-unsur kecamatan dan desa beserta kader memobilisasi seluruh


ibu hamil di wilayahnya agar melakukan pemeriksaan ANC ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan “ANC
Terpadu Sesuai Standar” minimal 4 (empat) kali selama masa
kehamilan (K4), yaitu:
kunjungan minimal 1 (satu) kali di trimester pertama;
kunjungan minimal 1 (satu) kali di trimester kedua; dan
kunjungan minimal 2 (dua) kali di trimester ketiga.
DI TINGKAT KECAMATAN
4. Puskesmas dan Pemerintah Kecamatan mendorong agar semua fasilitas kesehatan (faskes) di
wilayahnya dapat menyelenggarakan pelayanan ANC terpadu sesuai standar yaitu melakukan
pemeriksaan 10 T, yang meliputi:
1. timbang Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) ibu hamil;
2. ukur tekanan darah;
3. tentukan status gizi dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) untuk deteksi Ibu hamil
Kekurangan Energi atau Gizi Kronis (KEK);
4. pengukuran tinggi fundus uteri;
5. tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ);
6. Screening imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi Tetanus Difteri (Td) jika diperlukan;
7. tes laboratorium Haemoglobin (Hb), golongan darah, protein urine, HIV, sipilis, dan
hepatitis B;
8. pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) 90 hari;
9. temu wicara yang meliputi konseling gizi, psikologi dan gigi; dan
10. tatalaksana kasus sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
DI TINGKAT KECAMATAN
5.puskesmas menyalurkan logistik yang diperlukan kepada faskes
di wilayah kerjanya;
6.faskes yang mendapatkan logistik adalah faskes yang
menyelenggarakan pelayanan ANC Terpadu Sesuai Standar;
7. fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan ANC Terpadu sesuai standar adalah Semua rumah
sakit, klinik, dan bidan praktek, serta dokter praktek yang telah
mendapatkan pelatihan KT HIV atau workshop atau bimtek ANC
Terpadu, dan bimtek SIM KIA SEMBADA serta menerapkannya
dalam pelayanan; dan
8.Puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi serta pembinaan
terhadap faskes di wilayah kerjanya guna menjamin kelancaran
pelaksanaan program.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai