Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PROGRAM GIZI

PENANGANAN MASALAH GIZI DI UPT PUSKESMAS


PALAS
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Nama Kelompok :
1. BIYU PUSPITA (200104004P)
2. INDRIYANI (200104006P)
3. RARA QORY ARCHELA (200104009P)
4. RIKA HANDAYANTI (200104010P)

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
T.A 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang-

undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan mutu

gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi

makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi serta

kesehatan sesuai dengan kemajuan dan teknologi.

Diantara banyak faktor, gizi telah terbukti secara ilmiah memegang peranan

yang sangat signifikan dalam membentuk Manusia Indonesia Prima. Asupan gizi yang

baik pada 1000 hari Pertama Kehidupan secara permanen membentuk manusia yang

cerdas. Sebaliknya, asupan gizi yang kurang memadai secara permanen membentuk

manusia yang kurang cerdas karena asupan gizi pada masa-masa penting itu memang

menentukan tingkat kecerdasan otak manusia secara menetap sampai akhir hayatnya.

Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015, 2016, dan 2017

menunjukkan tidak terjadi banyak perubahan prevalensi balita gizi kurang maupun balita

pendek. Pada tahun 2015, 2016 dan 2017 prevalensi balita gizi buruk-kurang secara

berturut-turut adalah 18,8%, 17,8% dan 17,8%. Sedangkan prevalensi balita pendek

berturut-turut sebesar 29,0%, 27,5% dan 29,6%.

Hasil tiga kali Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yaitu pada tahun 2007,

2010, dan 2013 menunjukkan tidak terjadi banyak perubahan pada prevalensi balit gizi

kurang maupun balita pendek. Pada tahun 2007 prevalensi balita gizi buruk-kurang

adalah 18,4%, pada tahun 2010 17,9% dan pada tahun 2013, 19,6%.
Demikian pula dengan prevalensi balita pendek pada tahun 2007, 2010,

2013, dan 2018 berturut-turut sebesar 36,6%, 35,6%, 37,2%, dan 27,28%. Sedangkan

untuk di Kabupaten Lampung Selatan prevalensi balita pendek sebesar 43,01%

berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 dan mengalami penurunan pada tahun 2018

sebesar 29,08%.

Laporan Evaluasi Akhir Tahun Program Gizi Masyarakat Kabupaten Lampung

Selatan mengkaji tentang kegiatan dan cakupan kegiatan yang sudah dilaksanakan pada

tahun 2019 serta realisasi anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut. Pelaksanaan

kegiatan tersebut ditujukan dalam rangka mencapai target Standar Pelayanan Minimal

(SPM).
BAB II
ANALISIS SITUASI

A. PROFIL PUSKESMAS
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi dibawah dinas kesehatan kabupaten.
Puskesmas yang merupakan unit pelayanan kesehatan mempunyai fungsi antara lain
 Penyelenggara UKM tingkat pertama di wilayah tempat kerjanya.
 Penyelenggara UKP tingkat pertama di wilayah tempat kerjanya.
 Wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Puskesmas Palas terletak di kecamatan Palas kabupaten Lampung Selatan yaitu di
5,4o LS–105,7o BT, berada di ketinggian 225 meter di atas permukaan laut. Wilayah kerja
puskesmas Palas kecamatan Palas memiliki luas wilayah lebih kurang 10.331 KM 2.
Wilayah kerja puskesmas Palas terdiri dari 80% berbentuk dataran,20% perbukitan.
Wilayah Kerja Puskesmas Palas terdiri dari 13 desa yang tersebar di sebagian
wilayah Kecamatan Palas meliputi :Desa Bangunan, Palas Pasemah, Palas Jaya, Palas5

Aji, Bandan Hurip, Pulau Tengah, Suka Mulya, Mekar Mulya, Sukaraja , Suka
Bakti, Tanjung Sari, Pematang Baru dan Rejomulyo.

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Palas berdasarkan data statistik


kecamatan Palas tahun 2020 sebanyak 35.928 jiwa yang terdiri dari 18.095 jiwa laki-laki
dan 17.833 jiwa perempuan.dengan jumlah KK 27.541 dan rata-rata jiwa dalam rumah
tangga adalah 4 jiwa/KK, bersifat heterogen, dan rasio antara penduduk laki-laki dan
perempuan.

Jumlah tenaga kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, dan gizi di fasilitas


kesehatan puskesmas Palas tahun 2020 yaitu kesehatan masyarakat 3 orang, kesehatan
lingkungan 1 orang, dan gizi 2. Jumlah tenaga kefarmasian di fasilitas kesehatan
puskesmas Palas tahun 2020 yaitu tenaga teknis kefarmasian 1 orang dan apoteker 0.
B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan di puskesmas Palas

Kabupaten Pringsewu pada tanggal 24-25 April 2020, diperoleh hasil sebagai

berikut:

Target Hasil
No Masalah Cakupan Kesenjangan
SPM
(%)
(%)
Adanya kesenjangan
presentase 19,8% dari target
Presentase balita
28%.
stuntIng (TB/U :
1 28 7,5
pendek dan
sangat pendek)

Presentase bayi
Adanya kesenjangan
usia 6 bulan yang
2 65 20 presentase 45% dari target
mendapat ASI
50%.
eksklusif
Presentase balita Adanya kesenjangan
presentase 9,44% dari target
wasting (BB/TB :
3 9,5 0,06 9,5%. Terdapat 2 balita
kurus dan sangat mengalami mengalami gizi
buruk.
kurus)

Identifikasi masalah gizi yang terdapat pada Puskesmas Palas yaitu :


1. Balita Wasting (BB/TB : kurus dan sangat kurus)

Balita Wasting ditandai dengan kurangnya berat badan menurut panjang/tinggi


badan anak (BB/TB). Panjang badan digunakan untuk anak berumur kurang dari
24 bulan dan tinggi badan digunakan untuk anak berumur 24 bulan ke atas. Balita
kurus disebabkan karena kekurangan makan atau terkena penyakit infeksi yang
terjadi dalam waktu yang singkat. Karakteristik masalah gizi yang ditunjukkan oleh
balita kurus adalah masalah gizi akut. Cakupan balita wasting di UPT Puskesmas
Palas tahun 2019 yaitu 0,06 % dari sasaran balita di ukur 3236 balita. Hasil ini
masih di bawah target SPM yaitu 9,5%.
Terdapat sebanyak 2 orang Balita Gizi Buruk di wilayah UPT Puskesmas

Palas untuk tahun 2019. Angka ini tidak mengalami penurunan dibandingkan

tahun 2018 yaitu sebanyak 3 orang balita. Balita gizi buruk tersebut berasal dari

Desa Sukaraja, Sukamulya, Semua balita gizi buruk tersebut sudah mendapat

perawatan baik rawat jalan maupun rawat inap dan mendapat bantuan berupa PMT

biskuit.

2. Bayi Usia 0-6 Bulan Mendapat Asi Eksklusif

Cakupan bayi umur 6 bulan mendapat ASI Eksklusif di wilayah

Puskesmas Palas tahun 2019 sebesar 99 bayi (31.13%). Angka ini mengalami

penurunan dibandingkan persentase Balita umur 6 bulan mendapat ASI Eksklusif

tahun 2018 sebanyak 127 bayi (40 %). Rata-rata cakupan Balita Mendapat ASI

Eksklusif di 13 desa Puskesmas dapat dilihat pada grafik 3.


Berdasarkan grafik 3, dapat dilihat cakupan tertinggi Bayi umur 6 bulan mendapat

ASI Eksklusif dicapai oleh DesaPalas Aji yaitu sebesar 90 % dan cakupan terendah

dicapai oleh Desa Sukabakti sebesar 10.52 %. Secara keseluruhan, cakupan Balita

umur 6 bulan mendapat ASI Eksklusif tahun 2018 ini baru mencapai 127 bayi (40

%). Hasil ini belum mencapai target SPM yaitu sebesar 50%.

Inovasi yang telah dilaksanakan untuk mendukung upaya tercapainya ASI

ekslusif adalah : POSGIZI CETING dengan kegiatan pokok gerakan serentak penanaman

tanaman katuk dan kelor serta inovasi kegiatan SERUIT LAMPUNG yang salah satu

indikatornya adalah asi ekslusif.

3. BALITA STUNTING (TB/U ≤ -2SD)

Stunting merupakan masalah gizi yang bersifat kronis yang disebabkan oleh

banyak faktor baik dari masalah kesehatan maupun di luar kesehatan dan

berlangsung lama. Stunting berdampak pada gangguan kognitif dan risiko

menderita penyakit degeneratif pada usia dewasa. Indikator ini sebagai indikator

outcome yang bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari upaya program gizi yang

telah dilakukan. Stunting adalah kategori status gizi berdasarkan indeks Tinggi

Badan menurut Umur (TB/U) dengan Z-score kurang dari -2 SD.

Cakupan balita stunting di UPT Puskesmas Palas tahun 2019 yaitu 7.5 % dari

sasaran balita di ukur 2843 balita. Hasil ini masih di bawah target SPM yaitu

<37.7%.

C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Setelah identifikasi masalah gizi dilakukan, kemudian dilakukan proses


analisis untuk menentukan prioritas masalah yang akan dijadikan acuan utama
program gizi di Puskesmas Palas. Penentuan prioritas masalah gizi tersebut dilakukan
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) yaitu sebagai berikut
:

No Masalah U S G Total Prioritas

Presentase balita alami stunting


1 cukup tinggi yaitu 7,5%, 19,8% 3 3 5 11 III
lebih tinggi dari target 28%.
Presentase bayi mendapat ASI
2 Eksklusif rendah yaitu 20%, 45% 4 4 5 13 II

lebih rendah dari target 65%


Presentase balita wasting (BB/TB :
3 kurus dan sangat kurus) 0,06%, 5 5 5 15 I
9,44% lebih rendah dari target 9,5%

Berdasarkan hasil skoring perhitungan masalah gizi menggunakan metode


skoring tersebut, dapat disimpulkan bahwa prioritas masalah gizi di Puskesmas Palas
dengan total skor tertinggi 15 yaitu balita Wasting.
D. ANALISIS PENYEBAB MASALAH GIZI
Diagram Fishbone Analisis Penyebab Balita Wasting
BAB III

TUJUAN PROGRAM

A. TUJUAN JANGKA PANJANG

Tujuan jangka panjang program gizi di Puskesmas Palas ini yaiu untuk
menyembuhkan penyakit penyertan yang ada pada balita wasting sehingga kondisi
balita menjadi lebih baik sehingga dapat mencapai tumbuh kembang balita normal.

B. TUJUAN JANGKA PENDEK

Berdasarkan tujuan jangka panjang program gizi di Puskesmas Palas tersebut,


tujuan jangka pendek program gizi di Puskesmas Palas ini yaiu

1. Meningkatkan ketersediaandan keragaman pangan rumah tangga


2. Meningkatkan pola asuh orang tua kepada balita
3. Mengoptimalkan konsumsi makanan guna pemenuhan kebutuhan energi dan
protein balita
4. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga
5. Meningkatkan pelayanan kesehatan Ibu dan balita
BAB IV

PERENCANAAN PROGRAM

A. ALTERNATIF PROGRAM GIZI


Wasting adalah bentuk kekurangan gizi yang sangat serius karena sangat
meningkatkan risiko kematian dan kesakitan. Tingkat kematian pada anak dengan gizi
buruk akut (Severe Acute Malnutrition/SAM) adalah 11,6 kali lebih tinggi
dibandingkan pada anak dengan gizi baik, dan mereka yang bertahan hidup dari
keadaan gizi buruk akut dapat terus mengalami masalah perkembangan di sepanjang
hidup mereka (Ologin, McDonald, & Ezzati, 2013). Anak-anak wasting memiliki
risiko kematian 11,6 kali lebih besar daripada anak-anak yang bergizi baik dan mereka
yang bertahan hidup dapat terus mengalami masalah perkembangan sepanjang hidup
mereka.
Prioritas masalah di Puskesmas Palas ini adalah balita wasting dan tujuan
penanganan masalah ini bersumber dari penyebab masalah balita wasting yang
kemudian menjadi tujuan jangka pendek dari program gizi ini. Alternatif program
penanganan balita Wasting yaitu :

1. Mengaktifkan meja penyuluhan kesehatan di posyandu

2. Mengadakan perpustakaan posyandu, tempat ibu balita bisa mendapat

informasi kesehatan melalui buku bacaan/gambar-gambar poster

3. Menggalakkan pemberian ASI Eksklusif

4. Melakukan pencatatan BGM dan Gizi Kurang by name dan dilakukan

monitoring berkelanjutan serta validasi antropometri

5. Pemberian PMT dan Suplementasi Taburia pada makanan bagi balita yang

terdiagnosa Gizi Kurang agar status gizinya tidak jatuh ke Gizi Buruk melalui

demo MP-ASI Lokal


BAB V

MONITORING DAN EVALUASI

NO MONITORING CARA EVALUASI TARGET WAKTU


Mengukur data antropometri bayi Presentase kejadian
balita wasting di
dan balita untuk mengetahui kondisi
Angka kejadian balita Puskesmas Palas
1 Akhir program
wasting wasting dari nilai Z-Score (BB/TB : menurun dari 28%
menjadi
kurus dan sangat kurus)
kurang dari 17%.
Mengukur rerata asupan Peningkatan kualitas
Asupan makan pada energi,protein, lemak, dan dan kuantitas asupan Seminggu 3x
2
balita karbohidrat pada balita makan balita menjadi selama 1 bulan
menggunakan metode recall 24 jam 90%.
Program pemberian Mendata jumlah balita yang Cakupan bayi dan
makanan tambahan memperoleh PMT-P balita yang Selesai kegiatan
3
pemulihan (PMT-P) pada memperoleh PMT-P penyaluran PMT
balita lebih dari 80%.
Mengukur tingkat perilaku ibu
Perilaku ibu terkait
Program pengoptimalan terkait pemenuhan kebutuhan energi
pemenuhan
konsumsi makanan guna dan protein balita dengan melakukan Selesai kegiatan
4 kebutuhan energi
pemenuhan kebutuhan pendampingan oleh tenaga pendampingan
dan protein balita
energi dan protein balita pendamping gizi
meningkat.
Program Penyuluhan Mengukur tingkat pengetahuan ibu
Pengetahuan ibu
tentang gizi seimbang tentang PUGS dengan pretest dan Selesai kegiatan
5 terkait PUGS
untuk balita kepada ibu post test sebelum dan sesudah penyuluhan
meningkat.
balita kegiatan
Mengukur tingkat pemahaman ibu
Program Pemberian Pemahaman ibu
terkait pentingnya memantau
konseling kepada ibu terkait pemantauan
pertubuhan dan perkembangan anak 2 minggu sekali
6 balita tentang pentingnya pertubuhan dan
dengan mengevaluasi hasil konseling selama 1 bulan
memantau pertubuhan perkembangan anak
yang dilakukan pada jadwal
dan perkembangan anak meningkat.
konseling berikutnya.
Mengukur tingkat keterampilan ibu
Program Pemberian tentang menu makan dan cara Keterampilan ibu
alternatif menu makanan penyajian makanan yang menarik terkait menu makan
dan cara penyajiannya untuk balita dengan melakukan dan cara penyajian 1 minggu sekali
7
untuk balita dengan pendampingan oleh tenaga makanan yang selama 1 bulan
melakukan demo masak pendamping gizi dan peningkatan menarik untuk balita
di posyandu setempat BB balita meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Bappenas. (2019). PEMBANGUNAN GIZI DI INDONESIA. Jakarta: Badan Perencanaan


Pembangunan Nasional.

Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman Pendampingan Keluarga Menuju Kadarzi.


Jakarta: Direktorat BGM Dirjen Binkesmas Depkes.

PTP PUSKESMAS PALAS TAHUN (2019)

Anda mungkin juga menyukai