Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

PERENCANAAN PROGRAM GIZI

PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


CONTOH METODE KRITERIA MATRIKS
Dosen pengampu: Abdullah, SKM

Di Susun Oleh :
ACHMAD DONI SETIAWAN SUKRI (200104001P)

PROGRAM STUDY GIZI FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU T.A 202
1. Teknik Kriteria Matriks (Criteria Matrix Technique)
Dalam teknik penentuan prioritas masalah ini kriteria yang paling banyak digunakan adalah
Pentingnya masalah, kelayakan teknologi dan Sumber daya yang tersedia.
a. Pentingnya masalah

Pentingnya masalah Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin


diprioritaskan penyelesaiannya. Beberapa ukuran pentingnya masalah sebagai berikut:
- Besarnya masalah (prevalence)
- Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity)
- Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
- Derajat keinginan masyarakat yang tidak dipenuhi (degree of unmeet need)
- Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)
- Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
- Suasana politik (political climate) Pemberian

nilai untuk I yaitu :

Nilai 5 : Sangat penting


Nilai 4 : Penting
NIlai 3 : Agak penting
Nilai 2 : Kurang penting
Nilai 1 : Tidak penting

b. Kelayakan teknologi

Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
(technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan teknologi yang
dimaksudkan disini adalah menunjuk pada penguasaan ilmu dan teknologi yang sesuai.

Pemberian nilai untuk T yaitu :

Nilai 5 : Sangat Mudah


Nilai 4 : Mudah
NIlai 3 : Agak Mudah
Nilai 2 : Kurang Mudah
Nilai 1 : Tidak Mudah
c. Sumber daya yang tersedia

Sumber daya yang dimaksudkan disini adalah yang menunjuk pada tenaga(man), dana
(money) dan sarana(material )Makin tersedia sumberdaya yang dapat dipakai seperti tenaga, dana
dan sarana untuk mengatasi masalah (resource ability) makin diprioritaskan masalah tersebut.

Pemberian nilai untuk R yaitu :

Nilai 5 : Sangat tersedia Nilai 4 : tersedia


NIlai 3 : Agak tersedia Nilai 2 : Kurang
tersedia Nilai 1 : Tidak tersedia

Untuk menetukan prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling besar dari hasil
perhitungan Jumlah I X T X R

I
NO Daftar Masalah T R Jumlah Prioritas
IXT
XR
P S RI DU SB PB PC

4
2. Identifikasi masalah

Berdasarkan data yang diperoleh dari diskusi dengan Sekretraris Dinas Kesehatan Kabupaten

Situbondo, dan data yang bersumber dari Profil Kesehatan Kabupaten Situbondo Tahun 2013,

maka beberapa permasalahan kesehatan yang ada di Kabupaten Situbondo antara lain penyakit

kusta, HIV-AIDS, Difteri dan permasalahan kepemilikan jamban.

Prevalensi Kusta di Kabupaten Situbondo juga tergolong tinggi sebab masih berada diatas 1

per 10.000 penduduk. Dalam lima tahun terakhir prevalensi kusta di Kabupaten Situbondo selalu

berada diatas 1 per 10.000 penduduk. Pada tahun 2009 prevalensi kusta di Kabupaten Situbondo

adalah 1,98 per 10.000 penduduk, naik menjadi 2,69 per 10.000 penduduk pada tahun 2010, pada

tahun 2011 menjadi 3,69

per 10.000 penduduk, 4,43 per 10.000 penduduk pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 menjadi

2,68 per 10.000 penduduk. Angka prevalensi kusta ini merupakan salah satu indikator utama

dalam Program Penanggulangan Kusta di Indonesia. Angka prevalensi ini menunjukkan besarnya

masalah penyakit kusta di Kabupaten Situbondo, sebagai alat untuk menentukan beban kinerja

dan juga sebagai alat evaluasi program kusta.


Prevalensi per 10.000 penduduk
4.4
3
3.6
9
2.6 2.6
8 8
1.9
8

200 201 2011 201 201


9 0 Tahu 2 3
n
Sumber : Dinkes Kabupaten Situbondo 2014
Gambar 1.1 Prevalensi penyakit kusta di Kabupaten Situbondo Tahun 2009-
2013

Selain Penyakit Kusta, penyakit lainya yang menjadi masalah kesehatan adalah Penyakit
HIV-AIDS. Berdasarkan data Profil Kesehatan Kabupaten Situbondo, dapat diketahui bahwa angka
penderita baru HIV-AIDS pada tahun 2011 jumlahnya mencapai 65 kasus, dan 33 kasus pada tahun
2012. Pada tahun 2013 jumlah kasus yang tercatat mengalami kenaikan 50% lebih dari tahun 2012.
Dimana pada tahun 2013 ada 55 kasus HIV-AIDS yang baru teridentifikasi. Berdasarkan narasi
profil kesehatan, pada umumnya penderita yang teridentifikasi tersebut berasal dari daerah
berdekatan dengan daerah lokalisasi atau penderita tersebut pernah menjadi driver antar muat
barang antar provinsi selama 15 tahun terakhir.

Jumlah Penderita kasus HIV-AIDS


Kabupaten Situbondo Tahun 2011-
Jumlah Kasus

80 2013
60 65
55
40
33
20

0
2011 2012 2013
Tahun
Sumber : Dinkes Kabupaten Situbondo 2014
Gambar 1.2 Jumlah Kasus Baru HIV-AIDS di Kabupaten Situbondo Tahun 2011- 2013
Permasalah Penyakit lainnya yang menjadi Penting adalah jumlah kasus Difteri. Pada tahun
2010 jumlah kasus Difteri mencapai 33 kasus, naik menjadi 129 kasus baru pada tahun 2012. Pada
tahun 2013 terjadi 16 kasus difteri. Walaupun jumlah relatif turun, tentu tetap saja menjadi KLB
difteri di Kabupaten Situbondo. Sebab 1 kasus difteri saja sudah dapat di kategorikan KLB.

J U M L A H K A S U S BA R U D I F T ER I D I K A B U
JUMLAH KAUS BARU

PATEN
129
150 S I T U B ON DO TA H U N 2 0 1 1 - 2 013

100
33
50 16

2011 2012 2013


TAHUN
Sumber : Dinkes Kabupaten Situbondo 2014
Gambar 1.3 Jumlah kasus Difteri di Kabupaten Situbondo Tahun 2011- 2013

Sanitasi lingkungan yang ada di Kabupaten Situbondo adalah masih rendahnya kepemilikan
Jamban di rumah. Jumlah RT dengan kepemilikan Jamban masih 64%. Itu artinya masih banyak
warga Situbondo yang BAB (Buang Air Besar di sungai atau di kebun). Permasalah ini tentu dapat
menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan dan lingkungan.

3. Daftar masalah

Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumen, maka dapat disimpulkan bahwa
permasalah kesehatan yang ada di kabupaten Situbondo antara lain :

1. Prevalensi Kusta di Kabupaten Situbondo selalu berada diatas 1 per 10.000 penduduk dalam
lima tahun terakhir
2. Jumlah kasus HIV-AIDS meningkat lebih dari 50% dari jumlah tahun lalu ( 55 kasus baru tahun
2013)
3. Jumlah kasus Difteri mencapai 16 kasus di tahun 2013
4. Jumlah RT dengan kepemilikan Jamban masih 64%
5. Simulasi Pembobotan

Berdasarkan simulasi Pembobotan yang dilakuan pada beberapa nara sumber maka didapat
hasil sebagai berikut : a. hasil pembobotan Matrix oleh narasumber no 1
I
NO Daftar Masalah T R Jumlah Prioritas
IXTXR
P S RI DU SB PB PC

1 Prevalensi Kusta di Kabupaten


Situbondo selalu berada diatas 1
per
10.000 penduduk dalam lima tahun 5 4 4 4 4 5 4 4 4 409600 I
terakhir
2 Jumlah kasus HIV-AIDS
meningkat lebih dari 50% dari
jumlah tahun lalu ( 55 kasus baru
tahun 2013) 3 4 4 5 4 3 4 4 3 138240 IV
3 Jumlah kasus Difteri mencapai 16
kasus di tahun 2013 5 4 4 5 3 4 4 4 5 384000 II
4 Jumlah RT dengan kepemilikan
Jamban masih 64%
3 4 3 5 4 3 4 5 4 172800 III

b. hasil pembobotan Matrix oleh narasumber no 2

I
NO Daftar Masalah T R Jumlah Prioritas
IXTXR
P S RI DU SB PB PC

1 Prevalensi Kusta di Kabupaten


Situbondo selalu berada diatas 1
per
10.000 penduduk dalam lima tahun 5 3 4 4 5 2 3 5 3 108000 III
terakhir
2 Jumlah kasus HIV-AIDS
meningkat lebih dari 50% dari
jumlah tahun lalu ( 55 kasus baru
tahun 2013) 5 5 5 4 5 3 4 4 3 360000 II
3 Jumlah kasus Difteri mencapai 16
kasus di tahun 2013 5 5 4 4 5 4 4 4 3 384000 I
4 Jumlah RT dengan kepemilikan
Jamban masih 64%
4 2 2 3 4 3 5 5 3 43200 IV
c. hasil pembobotan Matrix oleh narasumber no 3

I
NO Daftar Masalah T R Jumlah Prioritas
IXTXR
P S RI DU SB PB PC

1 Prevalensi Kusta di Kabupaten


Situbondo selalu berada diatas 1
per 10.000 penduduk dalam lima
tahun terakhir 5 4 4 4 4 4 4 4 4 327680 III
2 Jumlah kasus HIV-AIDS
meningkat lebih dari 50% dari
jumlah tahun lalu ( 55 kasus baru
tahun 2013) 5 5 5 4 4 4 5 4 4 640000 II
3 Jumlah kasus Difteri mencapai 16
kasus di tahun 2013 5 5 5 5 4 4 5 4 4 800000 I
4 Jumlah RT dengan kepemilikan
Jamban masih 64%
5 4 4 3 5 4 4 4 4 307200 IV

d. hasil pembobotan Matrix oleh narasumber no 4

I
NO Daftar Masalah T R Jumlah Prioritas
IXTX
R
P S RI DU SB PB PC

1 Prevalensi Kusta di Kabupaten


Situbondo selalu berada diatas 1
per 10.000 penduduk dalam lima
tahun terakhir 5 4 3 4 5 3 4 3 4 172800 II
2 Jumlah kasus HIV-AIDS
meningkat lebih dari 50% dari
jumlah tahun lalu ( 55 kasus baru
tahun 2013) 3 4 5 3 4 3 4 5 4 172800 II
3 Jumlah kasus Difteri mencapai 16
kasus di tahun 2013 4 4 5 5 3 4 3 4 4 230400 I
4 Jumlah RT dengan kepemilikan
Jamban masih 64%
5 4 3 3 4 3 4 5 4 172800 II
e. hasil pembobotan Matrix oleh narasumber no 5

I
NO Daftar Masalah T R Jumlah Prioritas
IXTX
R
P S RI DU SB PB PC

1 Prevalensi Kusta di Kabupaten


Situbondo selalu berada diatas 1
per 10.000 penduduk dalam lima
tahun terakhir 5 5 5 4 4 5 4 5 5 1000000 I
2 Jumlah kasus HIV-AIDS
meningkat lebih dari 50% dari
jumlah tahun lalu ( 55 kasus baru
tahun 2013) 5 5 4 4 5 4 4 5 5 800000 II
3 Jumlah kasus Difteri mencapai 16
kasus di tahun 2013 4 4 3 3 3 3 3 3 3 34992 II
4 Jumlah RT dengan kepemilikan
Jamban masih 64%
4 4 4 3 3 3 3 3 2 31104 IV

f. hasil pembobotan Matrix oleh narasumber no 6


I
NO
Daftar Masalah T R Jumlah Prioritas
IXTX
R
P S RI DU SB PB PC

1 Prevalensi Kusta di Kabupaten


Situbondo selalu berada diatas 1
per 10.000 penduduk dalam lima
tahun terakhir 5 4 4 3 3 4 3 4 3 103680 II
2 Jumlah kasus HIV-AIDS
meningkat lebih dari 50% dari
jumlah tahun lalu ( 55 kasus baru
tahun 2013) 5 5 5 4 5 4 3 4 5 600000 I
3 Jumlah kasus Difteri mencapai 16
kasus di tahun 2013 5 5 5 3 4 4 5 4 3 360000 III
4 Jumlah RT dengan kepemilikan
Jamban masih 64%
5 4 3 3 4 4 4 4 3 138240 IV
g. hasil pembobotan Matrix oleh narasumber no 7
I
NO
Daftar Masalah P S RI DU SB PB PC T R Jumlah Prioritas
IXTX
R
1 Prevalensi Kusta di Kabupaten
Situbondo selalu berada diatas 1
per 10.000 penduduk dalam lima
tahun terakhir 4 4 3 4 5 4 3 4 4 184320 II
2 Jumlah kasus HIV-AIDS
meningkat lebih dari 50% dari
jumlah tahun lalu ( 55 kasus baru
tahun 2013) 5 5 5 4 5 5 4 4 4 800000 I
3 Jumlah kasus Difteri mencapai 16
kasus di tahun 2013 4 3 4 4 4 3 4 3 4 110592 III
4 Jumlah RT dengan kepemilikan
Jamban masih 64%
4 3 4 4 3 3 4 3 4 82944 IV

i.hasil pembobotan Matrix oleh narasumber no 8

I
NO
Daftar Masalah P S RI DU SB PB PC T R Jumlah Prioritas
IXTX
R
1 Prevalensi Kusta di Kabupaten
Situbondo selalu berada diatas 1
per 10.000 penduduk dalam lima
tahun terakhir 5 4 4 2 3 3 3 4 3 51840 II
2 Jumlah kasus HIV-AIDS
meningkat lebih dari 50% dari
jumlah tahun lalu ( 55 kasus baru
tahun 2013) 4 4 5 3 2 2 3 3 4 34560 III
3 Jumlah kasus Difteri mencapai 16
kasus di tahun 2013 5 4 4 3 3 4 3 5 3 129600 I
4 Jumlah RT dengan kepemilikan
Jamban masih 64%
3 4 4 3 4 2 3 2 3 20736 IV
Berdasarkan hasil kompilasi dan penjumlahan dari delapan nara sumber maka
didapatkan hasil Matriks sebagai berikut :

Jumlah
No Daftar Masalah Total Prioritas
IXTXR

Prevalensi Kusta di kabupaten situbondo selalu berada


1
diatas 1 per 10.000 penduduk dalam lima tahun terakhir
2357920 II

Jumlah kasus HIV-AIDS meningkat lebih dari 50% dari jumlah


2
tahun lalu ( 55 kasus baru tahun 2013)
3545600 I
3 Jumlah kasus Difteri mencapai 16 kasus di tahun 2013 2433584 II
Jumlah Rumah Tangga dengan kepemilikan Jamban masih
4
64% 969024 IV

Sehingga dapat disimpukan bahwa, berdasarkan metode Criteria Matrix Technique


dalam upaya menentukan prioritas masalah kesehatan di kabupaten Situbondo, permasalahan
yang menjadi prioritas adalah masalah no. 2 yaitu Jumlah kasus HIV-AIDS meningkat lebih
dari 50% dari jumlah penderita baru tahun lalu

Anda mungkin juga menyukai