Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN RIWAYAT KEKURANGAN ENERGI KRONIK

PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN STUNTING DI


UPTD PUSKESMAS ABUKI KAB. KONAWE
PROV. SULAWESI TENGGARA

Asnita1,
Program Studi Sarjana Kebidanan STIKes Bakti Utama Pati
Email : asnitaituniita@ymail.com

ABSTRAK
HUBUNGAN RIWAYAT KEKURANGAN ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL DENGAN
KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS ABUKI KAB KONAWE
PROV SULAWESI TENGGARA

Stunting merupakan masalah gizi kronis dengan kejadian stunting tersebut telah menjadi salah satu
masalah gizi yang utama di Indonesia. Tahun 2016 sebesar 27,5%. Dimana kategori pendek sebesar 19,8% dan
sangat pendek 9,8% (Direktorat Gizi Masyarakat, 2018). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan riwayat Kurang Energi Kronik (KEK) ibu hamil dengan kejadian stunting wilayah kerja UPTD
Puskesmas Abuki
Jenis penelitian ini adalah rancangan penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cohort retrospectif,
dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Abuki dari bulan maret 2023 sampai dengan Mei 2023. teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini mengunakan teknik random sampling dengan besar sampel 86 orang.
Analisis data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square (p<0,05).
Hasil penelitian menunjukkan analisis bivariat diperoleh nilai p= 0,074 yang berarti p>0,05 dalam hal
ini Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat Kekurangan
energi (KEK) pada ibu hamil dengan kejadian stunting di wilayah kerja UPTD Puskesmas Abuki.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu tidak ada hubungan antara Riwayat kekurangan energi kronik
pada ibu hamil dengan kejadian stunting

Kata Kunci :Kurang Energi Kronik (KEK), stunting


Daftar Pustaka : 9 buku (2013 – 2019) dan 12 jurnal (2018 – 2020)

ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE HISTORY OF CHRONIC ENERGY DEFICIENCY IN
PREGNANT WOMEN WITH THE INCIDENCE OF STUNTING IN THE UPTD WORK AREA, ABUKI
HEALTH CENTER, KONAWE DISTRICT, SOUTHEAST SULAWESI PROVINCE

Nutrition is the main thing in Indonesia. In 2016 it was 27.5%. Where the short category is 19.8% and
very short is 9.8% (Directorate of Community Nutrition, 2018). The purpose of this study was to determine the
relationship between the history of Chronic Energy Deficiency (SEZ) of pregnant women with the incidence of
stunting in the work area of UPTD Abuki Health Center
This type of research is a correlation analytical research design with a retrospective cohort approach,
carried out in the working area of UPTD Abuki Health Center from March 2023 to May 2023. The sampling
technique in this study used a random sampling technique with a sample size of 86 people. Univariate and
bivariate data analysis using chi-square test (p<0.05).
The results showed that bivariate analysis obtained a value of p = 0.074 which means p>0.05 in this
case Ho was accepted and Ha was rejected, which means there is no significant relationship between a history
of energy deficiency (SEZ) in pregnant women with the incidence of stunting in the work area of UPTD Abuki
Health Center.
The conclusion of the results of this study is that there is no relationship between a history of chronic
energy deficiency in pregnant women with the incidence of stunting

Keywords :Chronic Lack of Energy (SEZ), stunting


Bibliography : 9 books (2013 – 2019) and 12 journals (2018 – 2020)
PENDAHULUAN kegagalan pertumbuhan. Siklus tersebut
Periode 1.000 Hari Pertama diawali dengan ibu hamil yang kurang
Kehidupan (HPK) merupakan masa kritis gizi (terlebih bila miskin dan dibawah
dari awal proses tumbuh kembang seorang umur) melahirkan bayi dengan berat
anak, yaitu mulai dari masa konsepsi badan lahir rendah, yang kemudian bayi
sampai usianya dua tahun. Anak yang tersebut berisiko untuk mengalami
mengalami kekurangan gizi kronik sejak stunting dan gangguan perkembangan
dalam 1.000 HPK ini dapat berisiko (UNICEF, 2017).
menderita stunting (UNICEF, 2017). Kejadian stunting tersebut telah
Stunting atau kerdil yang terjadi pada menjadi salah satu masalah gizi yang
balita mencerminkan kondisi gagal tumbuh utama di Indonesia. Tahun 2015,
pada anak sehingga anak menjadi terlalu prevalensi balita stunting di Indonesia
pendek dibandingkan dengan usianya. sebesar 29%. Angka ini telah mengalami
Stunting menjadi salah satu masalah gizi penurunan pada tahun 2016 menjadi
kronik sehingga di masa yang akan datang 27,5%. Namun prevalensi balita stunting
anak akan mengalami kesulitan dalam kembali meningkat menjadi 29,6% pada
mencapai tumbuh kembang fisik dan tahun 2017. Dimana kategori pendek
kognitif yang optimal. (Kemenkes RI, sebesar 19,8% dan sangat pendek 9,8%
2018). (Direktorat Gizi Masyarakat, 2018).
Menurut data dari WHO tahun Dalam hal tersebut, pemerintah
2018 tentang prevalensi balita stunting, telah menyusun Rencana Kerja
Indonesia yang termasuk kepada regional Pemerintah (RKP) 2020, dimana sektor
Asia Tenggara, berada pada posisi ketiga kesehatan menjadi salah satu prioritas
negara dengan rata-rata prevalensi balita nasional. Menurunkan angka kejadian
stunting tertinggi setelah negara India, stunting termasuk ke dalam salah satu
dimana rata-rata prevalensi balita fokus pembenahan Kemenkes dalam
stunting dari tahun 2005 sampai 2017 di penggunaan anggaran kesehatan 2020.
Indonesia sebanyak 36,4% (Kemenkes Hal itu tentu sejalan dengan visi misi
RI, 2018). presiden RI yakni dalam hal peningkatan
Stunting merupakan masalah gizi gizi masyarakat dan penurunan stunting.
kronis yang disebabkan oleh multi- Strategi nasional dalam menurunkan
faktorial dan bersifat antar generasi. stunting dilakukan dengan intervensi gizi
Faktor yang menyebabkan terjadinya spesifik untuk anak dalam 1.000 hari
stunting adalah kekurangan gizi yang pertama kehidupannya (Kemenkes RI,
dialami ibu saat hamil, kemiskinan dan 2019).
kehamilan ibu dibawah umur, IUGR, Berdasarkan hasil studi status gizi
kelahiran belum cukup bulan atau indonesia (SSGI) 2021 Prevalensi
prematur, serta bayi yang lahir dengan stunting di Sulawesi Tenggara
berat badan lahir rendah (UNICEF, (SULTRA) mencapai 30,02 % dimana
2017). Maka dari itu ibu hamil dengan Angka stunting di Sultra masih berada di
masalah gizi tersebut akan membentuk atas rata-rata nasional, karena angka
suatu siklus interaktif dalam sebuah kasus stunting nasional hanya mencapai
24,4% berdasarkan SSGI 2021, dan untuk
persentase angka Stunting dikabupaten yang tidak seimbang, Berat Badan Lahir
Konawe mencapai 26,2% (Dinas Rendah dan adanya penyakit yang pernah
Kesehatan Kab. Konawe, 2020). diderita sebelumnya. Riwayat penyakit
Berdasarkan data yang diperoleh meliputi riwayat penyakit yang dialami
dari UPTD puskesmas Abuki secara ibu pada saat hamil diantaranya
keseluruhan dengan wilayah kerja kekurangan energi kronis.
sebanyak 11 Desa 1 Kelurahan di peroleh Namun Stunting masih di anggap
data pada tahun 2022 periode januari- menjadi permasalahan biasa oleh orang
desember jumlah keseluruhan balita yaitu tua. Menurut mereka jika anaknya
sebesar 657 balita dimana jumlah balita mengalami stunting, pertumbuhanya akan
yang mengalami stunting sebanyak 121 baik dikemudian hari karena usia anaknya
balita dengan jumlah balita stunting masih balita, faktanya jika kejadian
terbanyak yaitu Kel. Abuki 12 anak, Desa stunting tidak diketahui sejak awal, maka
Asolu 15 anak, desa punggaluku 11 anak, balita akan mengalami masalah gizi balita
desa Punggaluku 11 anak, desa walay 14 yang berdampak pada tahun selanjutnya.
anak, desa padangguni utama10 anak, Oleh karena itu pada masa kehamilan
desa sambeani 11 anak, desa anggoro 13 membutuhkan berbagai unsur gizi yang
anak, desa epeea 11 anak, dan desa unaasi lebih banyak. Gizi pada ibu hamil selain
jaya sebanyak 10 anak (Programer gizi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
UPTD Puskesmas Abuki, 2022). ibu sendiri, diperlukan juga untuk
Kejadian stunting akan berdampak pertumbuhan dan perkembangan janin
secara jangka pendek dan akan berlanjut yang ada dalam kandungannya (Moehji,
pada setiap siklus kehidupannya atau 2013).
secara jangka panjang. Dampak jangka Jelas bahwa kekurangan gizi ibu
pendek dari stunting adalah terganggunya saat hamil berpengaruh pada pemenuhan
perkembangan otak, kecerdasan menjadi gizi janin dalam kandungan. Konsumsi
berkurang, gangguan pertumbuhan fisik, zat-zat gizi selama kehamilan amat
dan gangguan metabolisme dalam tubuh. dibutuhkan ibu selama kehamilan. Hal ini
Sementara itu, dampak jangka panjang terkait dengan risiko ibu hamil untuk
berupa menurunnya kemampuan kognitif mengalami masalah gizi, yaitu Kurang
dan prestasi belajar, menurunnya Energi Kronik (KEK), yang pada
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, gilirannya akan mempengaruhi berat dan
serta risiko tinggi untuk munculnya panjang badan bayi ketika dilahirkan.
penyakit diabetes, obesitas, penyakit Pertumbuhan bayi dengan panjang badan
jantung dan pembuluh darah, kanker, lahir yang pendek dapat selalu tertinggal
stroke, dan disabilitas pada usia tua dibanding bayi normal dan menjauhi
(Ditjen Informasi dan Komunikasi standar pertambahan panjang bayi
Publik, 2019). menurut WHO (Trihono et al., 2015).
Faktor yang dapat menyebabkan Kurang Energi Kronik (KEK)
stunting pada balita sangat berkaitan pada ibu hamil menandakan bahwa ibu
antara yang satu dengan yang lainnya. dalam keadaan malnutrisi. Hal ini
Ada tiga penyebab utama terjadinya disebabkan karena kurangnya konsumsi
stunting berdasarkan pendapat Unicef pangan sumber energi yang berlangsung
Framework yaitu pemberian makanan lama (Rahayu et al., 2018). Kekurangan
gizi yang lama dan berkelanjutan hingga baik. Namun hasil studi menunjukkan
di masa kehamilan akan berakibat umumnya ibu hamil mengalami masalah
buruk pada janin. Ibu hamil akan kekurangan gizi seperti Kurang Energi
mengalami penurunan volume darah yang Kronik (KEK) dan anemia. Riset
akan menyebabkan aliran darah ke Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
plasenta menurun, sehingga transfer zat- menunjukkan prevalensi risiko KEK pada
zat gizi dari ibu ke janin melalui plasenta ibu hamil (15-49 tahun) masih cukup
berkurang dan mengakibatkan terjadinya tinggi yaitu sebesar 17,3%, angka
retardasi pertumbuhan janin tersebut menunjukkan perbaikan dari
(Soetjiningsih, 2013). persentase ibu hamil KEK yang
Penelitian ini sejalan dengan diharapkan dapat turun sebesar 1,5%
penelitian yang dilakukan di Desa setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2021).
Mataram Ilir, Kabupaten Lampung Menurut sumber data direktorat
Tengah menunjukkan adanya hubungan gizi masyarakat tahun 2021 terdapat 7
antara kekurangan energi kronik (KEK) provinsi yang persentase ibu hamil KEK
ibu hamil dengan kejadian stunting. nya masih di atas target 14,5%, sementara
Dimana balita dengan ibu KEK memiliki 27 provinsi lainnya sudah mencapai
risiko 2,2 kali mengalami stunting target yang diharapkan. DKI Jakarta
dibandingkan dengan balita dengan ibu adalah provinsi dengan persentase Ibu
yang tidak KEK (Alfarisi et al., 2019). Hamil KEK yang paling rendah yaitu
Penelitian yang dilakukan oleh Ruaida 3,1% sedangkan provinsi dengan
dan Soumokil di Puskesmas Tawiri, Kota persentase Ibu Hamil KEK tertinggi
Ambon juga menunjukkan adanya adalah Papua Barat (40,7%), Nusa
hubungan antara KEK pada ibu hamil Tenggara Timur (25,1%) dan Papua
dengan kejadian stunting. Dimana (24,7%) (Kemenkes RI, 2021).
didapatkan bahwa ibu yang KEK sewaktu Prevalensi KEK pada wanita
hamil berisiko 4,8 kali memiliki balita hamil di Sulawesi Tenggara berdasarkan
stunting dibandingkan dengan ibu yang data Riskesdas tahun 2018 sebesar 28,0%
tidak KEK sewaktu hamil (Ruaida dan dan berdasarkan profil Kesehatan
Soumokil, 2018). Sulawesi Tenggara bahwa angka kejadian
Fokus perbaikan gizi masyarakat KEK pada ibu hamil tahun 2019 sebesar
adalah peningkatan gizi pada kelompok 28,7% (Dinkes Propinsi Sulawesi
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), Tenggara, 2019). Berdasarkan data
yang mencakup Ibu Hamil, Ibu tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi
Menyusui, Bayi dan anak sampai usia 2 peningkatan angka kejadian ibu hamil
tahun. Program gizi yang fokus pada dengan KEK di Sulawesi Tenggara.
1000 HPK terbukti cost effective dan Persentase ibu hamil risiko KEK di
secara evidence menunjukkan hasil yang Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi
signifikan terhadap perbaikan gizi Tenggara tahun 2016 sebesar 20,2%,
masyarakat secara umum. Kelompok ibu tahun 2017 sebesar 23,8%, tahun 2018
hamil adalah kelompok strategis untuk sebesar 24,6% dan tahun 2019 sebesar
diberikan intervensi perbaikan gizi karena 25,8% (Dinas Kesehatan Kabupaten
ibu dengan status gizi baik cenderung Konawe, 2019).
akan melahirkan bayi dengan status gizi Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan, 3 dari 5 balita yang Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan
memiliki umur 24-60 bulan memiliki distribusi frekuensi riwayat riwayat
tinggi kurang dari -2 SD setelah kekurangan energi kronik sebagai variabel
independendan kejadian stunting sebagai
dilakukan pengukuran tinggi badan anak
variabel dependen. Setelah penelitian
dan dihitung menggunakan rumus z-skor dilaksanankan maka diperoleh data sebagai
indeks antopometri TB/U. Setelah berikut:
dilakukan wawancara kepada ibu balita, 2 Tabel 4: Distribusi Frekuensi Riwayat
orang balita stunting memiliki berat Kekurangan Energi Kronik pada Ibu hamil
badan lahir yang rendah. 3 orang balita diwilayah kerja UPTD Puskesmas Abuki
memiliki riwayat tidak ASI Eksklusif. 2
Riwayat KEK pada Frekuensi Persentase
dari 5 ibu tidak mengetahui dan ibu ibu hamil
cenderung tidak terlalu memperhatikan KEK 24 27,9

apa nutrisi yang diperlukan untuk Tidak KEK/ Normal 62 72,1


pertumbuhan dan perkembangan
Total 86 100
anaknya. 3 dari 5 ibu memiliki LILA <
dari 23,5 saat hamil, serta 3 dari 5 anak Sumber: Data Sekunder UPTD Puskesmas Abuki (Januari-Desember 2022)

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa


berada dalam keluarga dengan
Riwayat kekurangan energi kronik (KEK)
perekonomian yang kurang. pada ibu hamil dengan kategori KEK
Dari uraian diatas, peneliti tertarik sebanyak 24 ibu (27,9%), sedangkan ibu
untuk meneliti mengenai hubungan ibu hamil yang tidak KEK / normal sebanyak
hamil KEK dengan kejadian stunting di 62 ibu (72,1%).
wilayah kerja UPTD Puskesmas Abuki Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Stunting
Kab. Konawe, Prov. Sulawesi Tenggara diwilayah kerja UPTD Puskesmas
Abuki
METODE PENELITIAN Kejadian Stunting Frekuensi Persentase
Penelitian ini menggunakan rancangan
Sangat Pendek 68 79,1
penelitian analitik korelasi dengan (severely stunted)
pendekatan cohort retrospectif Populasi Pendek (stunted) 18 20,9
penelitian ini yaitu balita stunting usia 24-
60 bulan pada bulan Januari – Desember Total 86 100
tahun 2022 di UPTD Puskesmas Abuki Sumber: Data Sekunder UPTD Puskesmas Abuki dan Buku KIA Ibu
dari data tersebut diperoleh jumlah balita (Januari-Desember 2022)

stunting usia 24-60 bulan sebanyak 121 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa
balita. besar sampel dalam penelitian ini
kejadian stunting dengan kategori sangat
adalah sebanyak 86 orang pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan pendek (severely stunted) sebanyak 68
mengunakan teknik random sampling anak
engumpulan data dalam penelitian ini (79,1%), sedangkan kategori pendek
menggunakan data primer dan sekunder (stunted) sebanyak 18 anak (20,9%).
Untuk mengetahui hubungan antara
variabel dilakukan uji Chi-square.

HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan riwayat KEK dengan kejadian
stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Abuki Kab. Konawe
Tabel 6: Hubungan Riwayat Kekurangan Energi Kronik dengan Kejadian Stunting di UPTD
Puskesmas Abuki
Riwayat Ibu Hamil Kejadian Stunting Total P Value
Sangat Pendek % Pendek % N %

KEK 22 91,7 2 8,3 24 100

0,074
Tidak KEK/Normal 46 74,2 16 25,8 62 100

Total 68 79,1 18 20,9 86 100


Berdasarkan tabel 6 menunjukkan tahun 2022. Berdasarkan data tersebut
bahwa dari 86 balita di wilayah kerja dapat dinyatakan bahwa Sebagian besar
UPTD Puskesmas Abuki diperoleh hasil ibu hamil diwilayah kerja UPTD
bahwa responden yang memiliki riwayat Puskesmas Abuki memiliki status gizi
KEK (Kekurangan Energi Kronik) dengan yang baik.
kejadian stunting pada balita dengan Hal ini sejalan dengan Penelitian
kategori sangat pendek sebanyak 22 balita yang dilakukan oleh Eka Aprianti (2017),
(91,7%), sedangkan pada responden prevalensi ibu hamil dengan tidak KEK
dengan riwayat kehamilan tidak KEK atau sebanyak 26 orang (72,2%) dan ibu hamil
normal diperoleh balita dengan kejadian dengan KEK sebanyak 10 orang (27,8%).
stunting pada kategori sangat pendek Dan menurut hasil penelitian yang
sebanyak 46 balita (74,2 %). dilakukan oleh Dyah Ayu Kusumaningrum
Berdasarkan Hasil perhitungan (2020) diperoleh hasil prevelensi ibu balita
dengan korelasi Chi-Square diperoleh nilai yang tidak memiliki riwayat KEK (78,7%)
p= 0,074 yang berarti Tidak Ada dan Ibu balita yang memiliki riwayat KEK
Hubungan Riwayat Kekurangan Energi (21,3%).
Kronik (KEK) pada ibu hamil dengan Berdasarkan hasil penilitian pada 86
Kejadian Stunting di Wilayah Kerja UPTD responden balita stunting diperoleh hasil
Puskesmas Abuki. dengan kategori sangat pendek (severely
stunted (<-3,0 SD)) sebanyak 68 anak
Pembahasan (79,1%). Anak yang sangat pendek adalah
Berdasarkan hasil penelitian dari 86 anak yang tidak memenuhi kriteria antara
responden, diperoleh hasil sebagian besar umur dan tinggi badan sehingga anak
responden tidak mengalami kekurangan tersebut dikatakan sangat pendek dan
energi kronik karena gizi sebagian ibu pendek.
hamil sudah baik ditandai dengan ibu Hasil penelitian Lilik Hartati (2021)
hamil yang tidak (KEK) sebanyak 62 ibu diperoleh hasil bahwasanya kejadian
(72,1%) berdasarkan fakta dari lapangan stunting balita usia 3-5 tahun dengan
dengan pengkajian data dari Buku KIA ibu pendek sebanyak 10 responden (33,3%),
dan Data Simpus Gizi KIA di Puskesmas sedangkan sangat pendek sebanyak 30
Abuki periode januari sampai desember responden (66,7%). Penelitian lain yang
dilakukan oleh I Gusti Putu Suwartikayasa bahwa terdapat variabel variabel lain
(2019) menyatakan bahwa balita sangat diluar penelitian yang tidak dikendalikan
pendek pada wilayah kerja Puskesmas yang kemungkinan dapat mempengaruhi
Amongedo sebesar 24,3% dan balita hubungan Riwayat kekurangan enrgi
pendek sebesar 9,6%. kronik (KEK) pada ibu hamil dengan
Jadi dapat disimpulakn bahwa kejadian stunting, seperti variabel kualitas
Persentase balita sangat pendek yang kunjungan ANC, faktor genetik, dan
masih tinggi sehingga merupakan masalah kebersihan lingkungan. Sehingga Perlu
kesehatan yang harus ditanggulangi. kerjasama dan hubungan yang baik dalam
Banyak faktor yang mempengaruhi memberikan perhatian pada status gizi ibu
terjadinya stunting, tidak hanya ditinjau hamil baik lintas sektor maupun lintas
dari kurangnya gizi pada balita, tetapi juga program agar dapat melakukan
pada ibu dan permasalahan ekonomi penanggulangan masalah gizi terutama
keluarga. pada status gizi ibu hamil dengan
Berdasarkan hasil uji statistik meningkatkan pengetahuan, pendidikan
menggunakan analisis dengan Uji Chi serta sosial ekonomi kearah yang lebih
square dengan perolehan p=0,074 yang baik, sehingga permasalah gizi baik ibu
berarti p>0,05. Jadi dalam hal ini Ho hamil KEK dan stunting dapat segera
diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ditangani.
ada hubungan yang signifikan antara
riwayat Kekurangan energi (KEK) pada Kesimpulan
ibu hamil dengan kejadian stunting di 1. Riwayat Kekurangan energi kronik
wilayah kerja UPTD Puskesmas Abuki. pada ibu hamil di UPTD Puskesmas
Menurut penelitian yang dilakukan Abuki sebagian besar ibu hamil
oleh lilik hartati (2021) tentang hubungan memiliki LILA normal atau tidak KEK
riwayat ibu hamil KEK dengan kejadian sebanyak 62 ibu (72,1%).
stunting pada balita usia 3-5 tahun 2. Jumlah kejadian stunting pada balita
mendapatkan hasil p-value= 0,605 usia 24-60 bulan di UPTD Puskesmas
(0,605>0,05). Oleh karena itu, dapat Abuki sebagian responden mengalami
disimpulkan bahwasanya tidak ada kejadian stunting dengan kategori
hubungan signifikan antara riwayat ibu sangat pendek (severely stunted)
hamil KEK dengan kejadian stunting pada sebanyak 68 anak (79,1%).
balita usia 3-5 tahun. Hal ini juga sejalan 3. Tidak ada hubungan riwayat
dengan penelitian Dyah Ayu kekurangan energi kronik (KEK) pada
Kusumaningrum (2020) Berdasarkan ibu hamil dengan kejadian stunting di
analisis data statistik menggunakan Chi- wilayah kerja UPTD Puskesmas Abuki
Square diperoleh hasil bahwa tidak ada Berdasarkan Hasil perhitungan dengan
hubungan antara riwayat KEK (Kurang korelasi Chi-Square diperoleh nilai p=
Energi Kronik) ibu hamil dengan kejadian 0,074 (>0,05).
stunting pada balita dengan nilai p = 0,626.
Berdasarkan hasil analisis diatas,
riwayat kekurangan energi kronik pada ibu
hamil dengan kejadian stunting tidak Saran
signifikan sehingga dapat disimpulkan
Diharapkan untuk memberikan [Skripsi] : Program Studi Ilmu Gizi
konseling kepada wanita usia subur calon Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
pengantin dan khususnya ibu hamil Muhammadiyah Surakarta
berkesinambungan tentang pentingnya 6. Dinas Kesehatan Provinsi Sul-Tra. Data
status gizi, pemberian ASI, dan tingkat Riskesdas- Profil Kesehatan
asupan zat gizi seimbang untuk ibu dan Prov.Sulawesi Tenggara. 2019.
balita sebagai upaya pencegahan KEK dan Kendari: Dinas kesehatan Provinsi
stunting. Tenaga kesehatan diharapkan 7. I Gusti Putu Suwartikayasa (2019).
dapat memaksimalkan pemanfaatan Gambaran Status Gizi Pada Balita Di
kegiatan sosialisasi, kelas ibu hamil, kelas Wilayah Kerja Puskesmas Amonggedo
balita, KIE gizi dan lain-lain. untuk Kecamatan Amonggedo Kabupaten
mewujudkan keluarga yang memiliki pola Konawe: Program Studi D3 Gizi
asuh tepat dan sadar akan gizi, Perlunya Politeknik Kesehatan Kendari
pemantauan tumbuh kembang bayi dan 8. Kementrian Kesehatan RI. 2018.
balita secara ketat melalui posyandu agar Situasi Balita Pendek (Stunting) di
dapat mendeteksi stunting sejak dini. Indonesia. Pusat Data dan Informasi.
Dalam upaya penanganan stunting Jakarta.
pelaksanaan program perlu dilaksanakan 9. Kementrian Kesehatan RI. 2019. Rp.
secara optimal 132 Triliun RAPBN Untuk Kesehatan.
www.depkes.go.id. 10 Desember 2022
DAFTAR PUSTAKA (07.25).
1. Direktorat Gizi Masyarakat. 2018. 10. Kemenkes RI. 2021. Riset Kesehatan
Buku Saku Pemantauan Status Gizi Dasar, RISKESDAS. Jakarta:
(PSG) Tahun 2017. Ditjen Kesehatan Balitbang Kemenkes RI
Masyarakat Kementerian Kesehatan. 11. Lilik Hartati. 2021. Hubungan
Jakarta. Riwayat Ibu Hamil Kekurangan
2. Ditjen Informasi dan Komunikasi Energi Kronis Dengan Kejadian
Publik. 2019. Bersama Perangi Stunting Pada Balita Usia 3-5 Tahun
Stunting. Ditjen Informasi dan Di Puskesmas Jatinom Klaten
Komunikasi Publik Kemenkominfo. [Skripsi]. Jawa Tengah :Universitas
Jakarta Muhammadiyah Semarang.
3. Dinas Kesehatan Kab.Konawe.Profil 12. Moehji. (2013). Ilmu Gizi I. Jakarta:
Kesehatan Kab.Konawe. 2019. Bratara Karya Aksara.
Konawe: Dinas kesehatan Kabupaten 13. Trihono., Atmarita., D.H. Tjandrarini.,
Konawe A. Irawati., N.H. Utami., T.
4. Dinas Kesehatan Kab.Konawe.Profil Tejayanti., dan I. Nurlinawati. 2015.
Kesehatan Kab.Konawe. 2020. Pendek (Stunting) di Indonesia,
Konawe: Dinas kesehatan Kabupaten Masalah dan Solusinya. Lembaga
Konawe Penerbit Balitbangkes. Jakarta.
5. Dyah Ayu Kusumaningrum. 2020. 14. United Nations Children’s Fund
Hubungan Riwayat Anemia Dan (UNICEF). 2017. Reducing Stunting
Kurang Energi Kronik (Kek) Ibu Hamil in Children Under 5 Years of Age: A
Dengan Kejadian Stunting Pada Balita comprehensive evaluation of
Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo UNICEF’s strategies and programme
performance – Global synthesis
report. Evaluation Office. New York.

Anda mungkin juga menyukai