PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cukupan asupan makanan dalam waktu yang lama, kualitas pangan yang
yang tidak sesuai dengan umurnya (TB/U) (Ernawati dkk, 2013). Pada
masih dianggap normal asalkan berat badan anak telah memenuhi standar.
memiliki panjang badan yang rendah ketika lahir, berat lahir yang rendah
pada saat dilahirkan, dan pemberian makanan tambahan yang tidak sesuai
pencernaan, maka akan terjadi gejala seperti (diare, sembelit, muntah atau
mual).
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi atau stunting,
dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat
pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta
memperbaiki gizi ibu hamil, perbaiki gizi yang dapat dilakukan saat
tablet saat melahirkan. Selain itu pada ibu yang mengalami kurang energi
stunting. Inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif selama enam
seimbang, berat badan lahir rendah (BBLR) dan penyakit infeksi. Sebuah
setengah balita stunting didunia berasal dari Asia sebanyak 5.500 juta
balita atau sekitar 55%, sedangkan lebih dari sepertiganya sebanyak 3.900
juta balita atau sekitar 39% tinggal di Afrika. Dari 8.360 juta atau sekitar
dari Asia Selatan sebanyak 5.680 juta atau sekitar 56,8% dan proporsi
paling sedikit di Asia Tengah sebanyak 90 juta atau sekitar 0,9% (World
kejadian stunting pada balita di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 3.300
kasus atau sekitar 3,3% dengan karakteristik jenis kelamin laki-laki lebih
balita sebanyak 1,8% atau sekitar 180 kasus (Dinkes Kabupaten Kerinci,
2019).
pada tahun 2020 dari bulan Januari-Maret kejadian stunting pada balita
kehidupan.
Kota Surakarta”. Didapatkan Hasil dengan berat badan lahir rendah yang
“Berat Badan dan Panjang Badan Lahir Rendah Sebagai Faktor Resiko
II”. Didapatkan hasil berat badan lahir dengan kejadian stunted (OR=4,491
; p=0,000).
B. Rumusan Masalah
maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
lebih lanjut.
penelitian ini adalah fariabel independen (berat badan lahir) dan variabel
dengan pendekatan cross sectional study, yaitu variabel bebas dan terikat
diukur pada saat yang sama, pada waktu penelitian berlangsung dimana
pasien yang berkunjung ke Poli Anak Puskesmas Siulak Mukai tiga bulan
terakhir yang berjumlah yang berjumlah 130 orang dan sampel yang
square.
BAB II
PENDAHULUAN
A. STUNTING
1. Pengertian Stunting
oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama akibat
kematian bayi dan anak terjadi karena kekurangan gizi pada usia
2. Patofisiologi Stunting
kurang gizi pada dewasa. Hal ini berarti dalam kondisi pangan
balita. Kurang gizi pada anak balita bulan sering disebut sebagai
anak. Faktor-faktor dapat berhasil dari diri anak itu sendiri maupun
dari luar diri anak tersebut. Faktor penyebab stunting ini dapat
R.I, 2013).
a. Faktor langsung
atau kegemukan.
dengan kebutuhan.
c) Kurang gizi adalah suatu keadaan yang muncul
perkembangannya.
yaitu :
lainnya
menyebabkan stunting.
2) Penyakit infeksi
1) Ketersediaan pangan
R.I, 2011).
5) ASI Eklusif
6) MP-ASI
2013).
2014).
4. Dampak Stunting
2013).
5. Pencegahan Stunting
dicapai hasil yang lebih baik. pengukuran tinggi badan, berat badan
1. Pengertian
Bayi BBLR (berat badan lahir rendah) adalah bayi yang lahir dengan
lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut
pada berat badan saja, tetapi juga pada tingkat maturitas bayi itu
2. Manifestasi Klinis
berikut :
titik.
labia minora.
terbentuk.
3. Tanda-tanda BBLR
kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama
pergerakannya lemah
2010).
4. Klarifikasi
2500 gram.
SMK).
5. Pentalaksanaan
a. Pengaturan suhu
menelan.
1000 gram, 2-4 gram untuk bayi dengan berat antara 1000-
1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat lebih dari
c. Mencegah infeksi
bayi.
Stunting
Bagan 2.1
Kerangka Teori
STUNTING
Pencegahan dan
Konsumsi Adekuat Penanganan Penyakit
Infeksi
METODE PENELITIAN
2012).
Maret 2019.
1. Populasi
Siulak Mukai pada bulan Januari sampai Maret tahun 2020 sebanyak
orang.
2. Sampel
n = N
1 + N (d)2
Keterangan:
n = Ukuran populasi
N = Jumlah populasi
n = N
1 + N (d)2
n = 130
1 + 30 (0,1)2
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
E. Etika Penelitian
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
informasi yang telah diberikan oleh responden akan dijaga dan tidak
dirahasiakan.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Mukai.
Setelah data didapat dari hasil pengisian kuesioner oleh responden, diolah
analisis yaitu analisis univariat dan analisis bivariat yang diuraikan sebagai
berikut:
1. Analisis Univariat
rumus:
P = f x 100 %
Keterangan:
N : Jumlah responden
2. Analisis Bivariat
H. Kerangka Konsep
sebagai berikut :
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
\\
Berat Badan Lahir Kejadian Diare
I. Hipotesis Penelitian
J. Defenisi Operasional
Tabel 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Hubungan Berat Badan Lebih dengan Kejadian
Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai
Variabel Definisi
No Indikator Alat Ukur Skala Hasil
Dependent Operasioan
1 Berat Badan Bayi yang 1. Berat badan Buku KIA Rasio 0=BBLR jika
Lahir lahir dengan lahir rendah BB<2500gr
Rendah berat badan yaitu bayi 1= Normal ≥
kurang dari lahir dengan 2500gr
2500 gram berat 1500-
tanpa 2500 gram.
Memandang 2. Berat badan
status lahir sangat
kehamilan rendah yaitu
dikecamatan <1500 gram.
dagangan 3. Berat badan
ekstrem
rendah <
1000 gram
(Saifudin,
2009).