I DENGAN
KASUS HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TANAH KAMPUNG
TAHUN 2021
Oleh :
2014091084
BUKITTINGGI
2021
KATA PENGANTAR
syarat dalam menyelesaikan program studi profesi ners Universitas Fort De Kock
mendapat banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Terutama kepada
Ibu Ns. Imelda Rahmayunia Kartika, M.Kep selaku pembimbing dan ucapan
kock Bukittinggi.
2. Ns. Ratna Dewi, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
De Kock Bukittinggi.
4. Teristimewanya kepada kedua orang tua ayah (Serma Indra Gunawan), Ibu
(Kes Mayanti S.Pd) dan Adinda (Sophie Yolanda) , keluarga besar saya
i
5. Rekan-rekan seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
jauh dari sempurna, hal ini bukanlah suatu kesengajaan melainkan karena
keterbatasan ilmu dan kemampuaan penulis, untuk itu penulis harapkan kritikan
dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusa Masalah..........................................................................................6
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................6
D. Manfaat Penulisan........................................................................................7
B. Konsep Hipertensi......................................................................................23
C. Bawang Putih.............................................................................................37
iii
B. Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Skala Nyeri Kepala pada
Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota
Bengkulu..................................................................................................106
BAB V PEMBAHASAN....................................................................................112
A. Pengkajian................................................................................................112
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................113
C. Intervensi Keperawatan............................................................................114
D. Implementasi Keperawatan......................................................................115
BAB VI PENUTUP............................................................................................119
A. Kesimpulan..............................................................................................119
B. Saran 119
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 5.1 Grafik Tekanan Darah Sistolik .................................................. 120
Grafik 5.2 Grafik Tekanan Darah Diastolik................................................. 121
Grafik 5.3 Grafik Tingkat Nyeri.................................................................. 122
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Derajat Hipertensi Secara Klinis ............................
...................................................................................................28
Tabel 2.2 Skor Penentuan Prioritas Masalah ............................................
...................................................................................................52
Tabel 2.3 Komposisi Keluarga ..................................................................
...................................................................................................58
Tabel 2.4 Pemeriksaan Tiap Individu Anggota Keluarga .........................
...................................................................................................66
Tabel 2.5 Analisa Data ..............................................................................
...................................................................................................69
Tabel 2.6 Prioritas Masalah ......................................................................
...................................................................................................76
Tabel 2.7 Rencana Keperawatan Keluarga ...............................................
...................................................................................................81
Tabel 2.8 Implementasi dan Evaluasi .......................................................
...................................................................................................87
Tabel 2.9 Diagnosa Keperawatan .............................................................
...................................................................................................105
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota selalu
system sosial terkecil yang terbuka dan terdiri atas suatu rangkaian bagian
mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, kakak atau semua individu yang
tinggal di dalam rumah. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu
terbanyak dan pada tahun 2019 meningkat sebanyak 180 kasus dan pada
1
2
2013).
darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140
secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa
(Irianto, 2014).
perubahan dari gaya hidup, social ekonomi masyarakat di duga sebagai hal
2025 akan ada 1,5 miliar orang terkena hipertensidan diperkirakan juga
setiap tahunnya ada 9,4 juta orang yang meninggal akibat hipertensi dan
terus meningkat dan mengkhawatirkan pada tahun 2025 sekitar 29% orang
(63%), 44-54 tahun (11,9%) dan 55-64 tahun (17,2%), sementara tahun
stroke dalam hal ini hipertensi, dapat dicegah dan dikendalikan dengan
melakukan pola makan dan pola hidup yang sehat secara keseluruhan.
pada umumnya dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Umbi ini wajib ada
5
putih dapat juga digunakan sebagai obat anti diabetes, anti hipertensi dan
putih mengandung zat alisin dan hydrogen sulfide. Zat tersebut memiliki
efek selayaknya obat darah tinggi, yaitu memperbesar pembuluh darah dan
pada bulan oktober 2021 bahwa Tn. I mengalami Hipertensi yang ditandai
6
dengan mual, pusing, pasien mengeluh sakit kepala dan nyeri pada leher
B. Rumusa Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2021.
D. Manfaat Penulisan
4. Bagi Mahasiswa
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Keluarga
1. Definisi
Menurut Friedman (dalam Setiana, I.A., 2016) Keluarga
adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang bergabung karena
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
kebudayaan.
dalam satu rumah tangga dan adanya interaksi dan komunikasi satu
sama lain dalam peran sosial keluarga seperti suami, istri, ayah, ibu,
9
10
2. Fungsi Keluarga
keluarga, yaitu :
a. Fungsi Afektif
kesejahteraan individu.
c. Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Ekonomi
pelayanan kesehatan.
a. Fungsi biologis
b. Fungsi Psikologi
c. Fungsi Sosiologi
d. Fungsi Ekonomi
kebutuhan keluarga
e. Fungsi Pendidikan
3. Tipe-Tipe Keluarga
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan
diatas adalah.
14
1) Tradisional Nuclear
2) Reconstituted Nuclear
sekolah/perkawnan/meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
5) Single Parent
diluar rumah.
6) Dual Carrier
7) Commuter Married
waktu tertentu
8) Single Adult
9) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah
10) Institusional
suatu panti
11) Communal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
penyediaan fasilitas
dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak
anaknya di adopsi
16
kawin
kelamin sama.
(Hernilawati,2013)
keluarga
terlalu muda
(Hernilawati, 2013)
17
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah ( anak tertua
anak
tahun)
tahun)
dua arah.
19
rumah)
membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan
istri
pensiunan
pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia
yang kokoh.
4) Komunikasi
dini
4) Imunisasi
6) Keluarga berencana
21
7) Interkasi keluarga
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua
2) Keracunan
sekolah
13 tahun)
2) Kesehatan gigi
4) Penyalahgunaan zat
5) Penyakit menular
6) Penyakit kronik
7) Masalah perilaku
tahun)
4) Keluarga berencana
rumah)
5) Masalah menopouse
pensiunan)
2) Hubungan pernikahan
merawat diri
23
2) Gangguan mobilitas
3) Penyakit kronik
6) Memberikan asuhan
7) Kerentanan psikologis
B. Konsep Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda .
2012).
dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya.
24
kopi.
mimisan.
2. Etiologi Hipertensi
diantaranya :
a. Genetik
2) Hipertensi Sekunder
penyakit, yaitu :
26
h. Kehamilan
i. Luka bakar
140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar
dari 90 mmHg.
besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari
90 mmHg.
28
2016).
3. Klasifikasi Hipertensi
diastolik yaitu :
mmHg.
atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau
4. Manifestasi Klinis
oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun
a. Riwayat keluarga
b. Usia
55 tahun
31
c. Jenis kelamin
daripada wanita.
d. Ras/etnik
a. Merokok
c. Konsumsi alkohol
2018).
penyakit hipertensi.
6. Komplikasi Hipertensi
adalah :
1) Stroke
otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak.
terbentuknya aneurisma.
2) Infark miokardium
3) Gagal ginjal
4) Ensefalopati
7. Penatalaksanaan Hipertensi
a) Terapi Farmakologi
infark miokard.
adrenergic.
bendrofluazid.
atau kadar
6) Berhenti merokok
7) Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat dan pijat refleksi kaki
(Ardiansyah, 2012).
37
C. Bawang Putih
dari allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilakan. Umbi dari
putih ini memiliki batang yang semu yang terbentuk dari pelepah-
resep untuk diet. Di Negara Asia, seperti Jepang atau Cina, bawang
kolesterol. Hal ini karena bawanag putih memiliki zat ajoene yang
secara teratur sekitar 2-3 siung setiap hari dapat membantu mencegah
allicin yang ditemukan oleh bailey dan cavallito tahun 1944, allicin
ini merupakan senyawa yang labil, jika dalam satu menit berada di
putih memiliki kandungan kimia yang terdiri dari 1,5% Allicin yaitu
lemak 0,2 gram, hidrat arang 23,10 gram, vitamin B1 0,22 miligram,
darah. Penurunan yang tipikal adalah 7,7 poin tekanan sistolik dan 5
41
poin diastolik. Hari ini di capai dengan dosis bubuk bawang putih
sebanyak 600 gram samapai 900 mg per hari selama per dua belas
bawang putih apabila dikonsumsi secara rutin selama tiga bulan dapat
bawang putih.
putih per hari. Apabila bawang putih dikonsumsi lebih dari 3 siung
1. Pengkajian
a. Wawancara keluarga
dan sebagainya
a. Data umum
5) Komposisi keluarga
6) Tipe keluarga
tersebut.
7) Suku bangsa
kesehatan.
8) Agama
aktivitas rekreasi.
keluarga ini
Contoh :
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
septic tank, jarak septi tank dengan sumber air minum yang
mempengaruhi kesehatan.
masyarkat setempat.
d. Struktur keluarga
anggota keluarga
3) Struktur peran
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
2) Fungsi sosialisasi
dilingkungan setempat.
masalaah.
keluarga
yang di alami
penyakit
48
masalah kesehatan
yang ada
kesehatan
cara perawatannya)
psikososial)
keluarga
4) Fungsi Reproduksi
keluarga adalah :
keluarga
5) Fungsi ekonomi
adalah:
keluarga
menghadapi permasalahan
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
(Carpenito, 2000).
data objektif dan subjektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara
langsung atau tidak langsung atau tidak yang mendukung masalah dan
penyebab.
Tabel 2.2
Angka tertinggi
53
dukungan masyarakat
mencegah masalah.
keperawatan.
masalah.
sudah berjalan dengan baik atau belum. Apabila hasil tidak mencapai
berbagai tindakan.
perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria
keperawatan
57
A. Pengkajian Keluarga
1. Data Umum
c. Pekerjaan KK : Wiraswasta
d. Pendidikan KK : SMA
e. Komposisi keluarga :
58
59
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien (Tn I)
: Meninggal
: Serumah
60
h. Agama : islam
Tn. I dan Ny. N memiliki dua anak, anak. K berusia 16 tahun anak
masih bersekolah.
remaja.
Tn. I dan Ny. N berharap agar anaknya masih bersekolah dan dapat
Tn I dengan Hipertensi
62
keturunan.
hipertensi.
3. Pengkajian Lingkungan
o. Karakteristik rumah
a. Kepemilikan rumah
dapat masuk saat pagi dengan jendela 6 buah, pada malam hari
d. Jamban
4. Struktur Keluarga
b. Struktur keluarga
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi Sosialisasi
masih ber KB
keluarga
Simetris kiri
Simetris/ Simetris kiri Simetris kiri Simetris kiri kanan
tidak kanan kanan kanan
Normal
Bulu mata Normal Normal Normal
kelainan
Simetris
(6) Bentuk Simetris Simetris Simetris
hidung
Normal
Tulang Normal Normal Normal
hidung
Tidak ada
Peradangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Baik
Penciuman Baik Baik Baik
Baik
Pernafasan Baik Baik Baik
cuping
hidung
Normal
Lubang Normal Normal Normal
hidung
Simetris
Simetris Simetris Simetris
(7) Telinga
ukuran Bersih tidak
Bersih tidak Bersih tidak Bersih tidak ada serumen
Kebersihan ada serumen ada serumen ada serumen
Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Peradangan
Normal
Normal Normal Normal
Pendengara
n Normal
Normal Normal Normal
Lubang
telinga
perkemihan Baik
Baik Baik Baik
Eliminasi
alvi Baik
Baik Baik Baik
(14) Sistem
persyarafan
(15) Pemeriksa
an
penunjang
8. Harapan Keluarga
keluhan Tn I cepat sembuh dan sehat kembali dan tidak ada keluhan
1. Analisa Data
No Data Masalah
1 DS Ketidakmampuan koping
sakit
- Keluarga mengatakan
makanan Tn I sama
70
- Keluarga kurang
masalah Tn I yang
khawatir tensinya
bertambah tinggi
DO
- Keluarga tampak
bingung dengan
Tn. I
- TD : 150/90 mmHg
- HR : 80 x/ menit
- RR : 20 x/ menit
- S : 360C
2 DS Pemeliharaan kesehatan
terasa sakit
- Tn I mengatakan
71
berat
- Tn I mengatakan sulit
- Tn I mengatakan
timbulnya keluhan
karena tekanan
naik
- Tn I mengatakan
- Tn I mengatakan
timbul
- Tn I mengatakan
berat
DO
tensinya naik
- Tn I tampak gelisah
- TD : 150/90 mmHg
- HR : 80 x/ menit
- RR : 20 x/ menit
- SB : 360C
3 DS Kesiapan peningkatan
manajemen kesehatan
- Tn I mengatakan
(D.0112)
khawatir dengan kondisi
akibatnpandemi covid19
mengetahui bagaimana
cara pencegahannya
- Keluarga Tn I terlihat
virus covid19
- Keluarga menyadari
kesehatan keluarga
- Keluarga Tn I
mengatakan ingin
meningkatkan derajat
kesehatan
- Keluarga Tn I
mengatakan
membersihkan
- Keluarga mengatakan
keluarganya supaya
74
DO
- Keluarga dan Tn I
bagaimana cara
kesehatan supaya
diluar rumah
- Keluarga Tn I tampak
virus corona
- Keluarga Tn I banyak
corona
- Tampak keluarga
bersemangat untuk
meningkatkan
75
kesehatannya
- Tn I dan keluarga
di berikan informasi
tentang kesehatan
- Keluarga Tn I terlihat
membersihkan
2. Diagnosa Keperawatan
1. Perioritas Masalah
ot
1 Sifat masalah Tn I mengatakan
Skala : ingin segera
Tidak/Kurang 3 1 3/3x1= sembuh dari
Sehat/Aktual 1 penyakitnya, Tn I
Ancaman 2 mempunyai
kesehatan/ resiko Riwayat hipertensi
1 selama kurang
Keadaan
sejahtera/potensial lebih 1 tahun
2 Kemungkinan masalah Sumber daya dan
dapat diubah dana keluarga
Skala : 1/2x2= tersedia, tetapi
Mudah 2 1 pengetahuan yang
1 2 mereka miliki
Sebagian
0 kurang terkait
Tidak dapat penyakit hipertensi
3 Potensial Masalah Untuk Mengatasi masalah
Dicegah diperlukan waktu
Skala : yang cukup, supaya
Tingggi 3 mereka dapat
2 1 3/3x1= mengenal penyakit
Cukup
3 hipertensi dan
1 mengerti
Rendah
bagaimana cara
mencegah penyakit
hipertensi
4 Menonjolnya masalah Keluarga
Skala : merasakan sebagai
Masalah 2 1 2/2x1= masalah dan ingin
berat,harus segera 1 1 segera untuk
ditangai 0 mengatasinya
Ada masalah tetapi
tidak perlu
ditangani
Masalah tidak
dirasakan
Jumlah 4
Skala : mampu
Ancaman sehat
kesehatan/resiko
Keadaan
sejahtera/potensia
baik
terhindar dari
78
baik
Skala: menyadari
ditangani masalah
tidak perlu
ditangani
masalah tidak
dirasakan
Jumlah 7 3
Skala : bersemangat
sehat/aktual 3 meningkatkan
- ancaman kesehatan
kesehatan/resiko keluarga
- keadaan sejahtera/
potensial
- sebgaian kesehatan
- tidak dapat
- cukup
- rendah
Skala : menyadari
dirasakan anggota
keluarganya
Jumlah 10 2,6
81
- S : 360C
- Tn I tampak gelisah
- TD : 150/90 mmHg
- HR : 80 x/ menit
- RR : 20 x/ menit
CATATAN PERKEMBANGAN
gejala hipertensi
- Promkes tentang hipertensi
- Mengajarkan cara melakukan nafas
dalam kepada keluarga dan Tn. I.
28-11- Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit S :
2021 keluarga dapat memutuskan tindakan yang - Keluarga Tn I mengatakan sakit
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan kepalanya kalau di nilai tingkat
TUK 2 nyeri dari 1-10 tingkat nyerinya
yaitu 5 (nyeri sedang)
Dukungan dalam membuat keputusan
- Keluarga Tn I mengatakan akan
- Membantu keluarga untuk mengingatkan anggota
megklarifikasikan nilai dan harapan yang keluarganya untuk segera ke
mungkin akan membantu dalam fasilitas kesehatan apabila
membuat pilihan yang penting mengalami sakit.
- Membantu keluarga untuk - Tn. I mengatakan masih
mengidentifikasi keuntungan dan meminum air rebusan bawang
putih 2 kali sehari pagi dan siang.
kerugian setiap alternative pilihan
O:
- Memfasilitasi pengambilan keputusan
- Keluarga Tn I tampak mengerti
- Mengajarkan teknik relaksasi nafas dan berpatisipasi dalam
dalam pengambilan keputusan
- Pasien tampak rileks dan tenang
A:
Tujuan tercapai
P:
Intervensi dilanjutkan ke TUK 3 tentang
mengenal masalah
96
P:
Intervensi di hentikan
104
Diagnosa
(D.0093)
(D.0117)
(D.0112).
BAB IV
TELAAH JURNAL
Pada BAB ini penulis melakukan telaah 4 jurnal “Pengaruh pemberian air
perasan bawang putih (allium sativum) terhadap tekanan darah pada pasien
hipertensi, Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Skala Nyeri Kepala pada
obat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral atau campuran dari
2010).
2. Intervention (I)
pendekatan one group pre test posttest without control pada rancangan
rebusan bawang putih) dan sesudah (posttest), hal ini dilakukan untuk
17 orang.
107
sampai halus campurkan dengan 2 sdm air putih, saring air bawang
putih dan minum hasil perasan tersebut 1 kali sehari sebanyak 200 cc
air perasan bawang putih. Pemberian air bawang putih pada penderita
darah yang sudah diberikan air bawang putih setelah minum air
bawang putih.
3. Comperation (C)
4. Outcome (O)
Bengkulu.
berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih (Smeltzer & Bare,
antara lain, genetic, usia, jenis kelamin, geografi, dan lingkungan, pola
2. Intervention (I)
3. Comperation (C)
4. Outcome (O)
nafas dalam 4,37 untuk nyeri sedang 41 dan standar deviasi 0,581.
nafas dalam 3,02 untuk nyeri ringan (36), nyeri sedang (5) dan standar
110
deviasi 0,570. Dari hasil uji statistic didapatkan p=0,000 < 0,05 maka
pengaturan pola makan atau diet yang tepat sehingga hipertensi dapat
(Kemenkes RI, 2010). Konsumsi garam tidak lebih dari 100 mEq/I
(2,4 gram garam natrium atau 6 gram garam dapur) sehari dapat
2. Intervention (I)
responden.
3. Comperation (C)
antara tekanan darah awal dengan tekanan darah akhir pasien diet bisa
4. Outcome (O)
2. Intervention (I)
3. Comperation (C)
4. Outcome (O)
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
gejala diteori dengan tanda dan gejala pasien yang menderita hipertensi. Hal
mengeluhkan pusing, kepala terasa berat dan nyeri di pundak serta istirahat
mungkin dapat di amati antara lain pusing atau sakit kepala, sering merasa
gelisah, wajah merah, bagian tengkuk terasa pegal dan berat, penderita
cenderung mudah marah dan lelah, telinga berdengung, sulit tidur, sesak
2012)
115
tanda dan gejala yang didapatkan yaitu seperti kepala terasa sakit, pusing,
B. Diagnosa Keperawatan
yang berkaitan, catatan medis klien di masa lalu yang dikumpulkan selama
dan koping keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko maupun sejahtera
dalam buku SDKI yang telah disuusn berdasarkan prioritas masalah yaitu :
C. Intervensi Keperawatan
keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang
keperawatan yang telah disusun oleh SDKI,SLKI, dan SIKI sebagai standar.
yang dapat diterima secara logis dan sesuai dengan kondisi klien di
lapangkan. Pada teori dan kasus, serta jurnal tidak ada perbedaan yang
lakukan dan masih sejalan serta sinkron dengan teori yang ada.
Pasien Hipertensi
117
D. Implementasi Keperawatan
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
pasien
memberikan perawatan
perawatan
perawatan
b. Mengidentifikasi resiko.
c. Menganjurkan konsultasi.
119
dimana tekanan darah sistolik 150 mmHg dan tekanan darah diastolic
putih yang diberikan 2 kali yaitu pada pagi dan siang hari, tekanan
160
140
120
100
80 Sebelum
Sesudah
60
40
20
0
26-Nov-21 27-Nov-21 28-Nov-21 3-Dec-21 4-Dec-21 5-Dec-21 10-Dec-21
120
92
90
88
86
84
Sebelum
82
Sesudah
80
78
76
74
26-Nov- 27-Nov- 28-Nov- 3-Dec-21 4-Dec-21 5-Dec-21 10-Dec-21
21 21 21
121
2. Nyeri yang dialami oleh Tn. I adalah nyeri dengan tingkat nyeri sedang
yaitu nilai (6), telah diberiikan terapi nafas dalam kepada pasien 1 kali
sehari pada pagi hari selama 7 hari, tindakan nafas dalam sebelum dan
Tn. I.
4
Sebelum
3 Sesudah
0
26-Nov- 27-Nov- 28-Nov- 3-Dec-21 4-Dec-21 5-Dec-21 10-Dec-21
21 21 21
setiap keluar rumah terus memakai masker, menjaga jarak, dan setelah
bersalaman dengan orang lain keluarga dan Tn. M mencuci tangan supaya
PENUTUP
A. Kesimpulan
diambil kesimpulan :
penyakit hipertensi
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan karya
sembuh, dan percaya bahwa penyakit ini hanya ujian dari Allah SWT.
4. Bagi Mahasiswa
Akintobi, O.A., Nwanze,, J.C., Ogele, J.O., Idowu, A.A., Onianwa, O., Okonko,
I.O., 2013, Antimicrobial Activity ofAllium Sativum (Garlic) Extrack
Against Some Selected Pathogenic Bacteria, Nigeria.
Fernalia, Wiwik Priyanti, S. Effendi & Dita Amita. 2017. Pengaruh Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Skala Nyeri Kepala pada Pasien Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.
Yogyakarta
Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia
2016
Untari, ida. 2010. “Bawang Putih Sebagai Obat Paling Mujarab Bagi
Kesehatan”. Jurnal Gaster, Vol 7. Hal: 547-554
Lampiran 1
PRE PLENNING
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu sistem, sebagai sistem keluarga
mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, kakak atau semua individu yang tinggal
di dalam rumah. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota
keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan seluruh sistem.
2012).
terbanyak dan pada tahun 2019 meningkat sebanyak 180 kasus dan pada tahun
(63%), 44-54 tahun (11,9%) dan 55-64 tahun (17,2%), sementara tahun 2016
menunjukkan peningkatan hipertensi pada penduduk usia 18 tahun ke atas
sebesar 32,4% (Kemenkes RI, 2017). Secara Nasional sebesar 30,9% tekanan
darah tinggi pada wanita (32,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki
2017).
dilakukan oleh yuliana (2016), faktor-faktor stroke dalam hal ini hipertensi,
dapat dicegah dan dikendalikan dengan melakukan pola makan dan pola hidup
pasien Hipertensi, salah satunya adalah Air Rebusan Bawang Putih, Air
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Umbi ini wajib ada setiap rumah
putih sebagai bumbu tambahan. Selain untuk dikonsumsi, bawang putih dapat
dilakukan, bawang putih dapat juga digunakan sebagai obat anti diabetes, anti
mengandung zat alisin dan hydrogen sulfide. Zat tersebut memiliki efek
membuat pembuluh darah tidak kaku, sehingga tekanan darah akan menurun.
2011)
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian air bawang putih diharapkan pasien
penderita hipertensi dapat melakukan terapi non farmakologi dengan
meminum air rebusan bawang putih.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pemberian air seduhan bawang putih pada penderita
tekanan darah tinggi supaya mengalami penurunan tekanan darah
E. Strategi Pelaksanaan
Hari/Tanggal : 26 November 2021
Waktu : pagi (08.30 wib) dan siang (14.30 wib)
Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kampung
G. Metode
Metode yang digunakan adalah demonstrasi
H. Media
Lembar Balik
I. Materi (Terlampir)
1. Pengertian air rebusan bawang putih.
2. Manfaat air rebusan bawang putih.
3. Cara pemberian air rebusan bawang putih.
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien yang mengalami tekanan darah tinggi di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanah Kampung.
b. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga dapat melakukan terapi non farmakologi dengan air seduhan
bawang putih dengan mandiri.
b. Kegiatan pemberian air seduhan bawang putih berjalan dengan waktu
yang telah ditentukan.
c. Tn. I tampak sedikit tenang dan rileks.
d. Tekanan darah 150/90 mmHg.
e. Keluarga mengetahui manfaat pemberian air seduhan bawang putih.
PRE PLENNING
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu sistem, sebagai sistem keluarga
mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, kakak atau semua individu yang tinggal
di dalam rumah. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota
keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan seluruh sistem.
2012).
terbanyak dan pada tahun 2019 meningkat sebanyak 180 kasus dan pada tahun
(63%), 44-54 tahun (11,9%) dan 55-64 tahun (17,2%), sementara tahun 2016
darah tinggi pada wanita (32,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki
2017).
dilakukan oleh yuliana (2016), faktor-faktor stroke dalam hal ini hipertensi,
dapat dicegah dan dikendalikan dengan melakukan pola makan dan pola hidup
pasien Hipertensi, salah satunya adalah Air Rebusan Bawang Putih, Air
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Umbi ini wajib ada setiap rumah
putih sebagai bumbu tambahan. Selain untuk dikonsumsi, bawang putih dapat
mengandung zat alisin dan hydrogen sulfide. Zat tersebut memiliki efek
membuat pembuluh darah tidak kaku, sehingga tekanan darah akan menurun.
2011)
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian air bawang putih diharapkan pasien
penderita hipertensi dapat melakukan terapi non farmakologi dengan
meminum air rebusan bawang putih.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pemberian air seduhan bawang putih pada penderita
tekanan darah tinggi supaya mengalami penurunan tekanan darah
D. Sasaran dan Target
Penderita hipertensi yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah
Kampung yang mengalami tekanan darah tinggi dan penderita hipertensi dapat
mengaplikasikan cara pembuatan air seduhan bawang putih.
E. Strategi Pelaksanaan
Hari/Tanggal : 27 November 2021
Waktu : pagi (08.25 wib) dan siang (14.05 wib)
Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kampung
G. Metode
Metode yang digunakan adalah demonstrasi
H. Media
Lembar Balik
I. Materi (Terlampir)
1. Pengertian air rebusan bawang putih.
2. Manfaat air rebusan bawang putih.
3. Cara pemberian air rebusan bawang putih.
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien yang mengalami tekanan darah tinggi di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanah Kampung.
b. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga dapat melakukan terapi non farmakologi dengan air seduhan
bawang putih dengan mandiri.
b. Kegiatan pemberian air seduhan bawang putih berjalan dengan waktu
yang telah ditentukan.
c. Tn. I tampak sedikit tenang dan rileks.
d. Tekanan darah 145/90 mmHg.
e. Keluarga mengetahui manfaat dan cara pemberian air seduhan bawang
putih.
PRE PLENNING
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu sistem, sebagai sistem keluarga
mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, kakak atau semua individu yang tinggal
di dalam rumah. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota
keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan seluruh sistem.
2012).
terbanyak dan pada tahun 2019 meningkat sebanyak 180 kasus dan pada tahun
(63%), 44-54 tahun (11,9%) dan 55-64 tahun (17,2%), sementara tahun 2016
darah tinggi pada wanita (32,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki
2017).
dilakukan oleh yuliana (2016), faktor-faktor stroke dalam hal ini hipertensi,
dapat dicegah dan dikendalikan dengan melakukan pola makan dan pola hidup
pasien Hipertensi, salah satunya adalah Air Rebusan Bawang Putih, Air
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Umbi ini wajib ada setiap rumah
putih sebagai bumbu tambahan. Selain untuk dikonsumsi, bawang putih dapat
mengandung zat alisin dan hydrogen sulfide. Zat tersebut memiliki efek
membuat pembuluh darah tidak kaku, sehingga tekanan darah akan menurun.
2011)
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian air bawang putih diharapkan pasien
penderita hipertensi dapat melakukan terapi non farmakologi dengan
meminum air rebusan bawang putih.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pemberian air seduhan bawang putih pada penderita
tekanan darah tinggi supaya mengalami penurunan tekanan darah
D. Sasaran dan Target
Penderita hipertensi yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah
Kampung yang mengalami tekanan darah tinggi dan penderita hipertensi dapat
mengaplikasikan cara pembuatan air seduhan bawang putih.
E. Strategi Pelaksanaan
Hari/Tanggal : 28 November 2021
Waktu : pagi (08.43 wib) dan siang (14.56 wib)
Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kampung
G. Metode
Metode yang digunakan adalah demonstrasi
H. Media
Lembar Balik
I. Materi (Terlampir)
1. Pengertian air rebusan bawang putih.
2. Manfaat air rebusan bawang putih.
3. Cara pemberian air rebusan bawang putih.
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien yang mengalami tekanan darah tinggi di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanah Kampung.
b. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga dapat melakukan terapi non farmakologi dengan air seduhan
bawang putih dengan mandiri.
b. Kegiatan pemberian air seduhan bawang putih berjalan dengan waktu
yang telah ditentukan.
c. Tn. I tampak tenang dan rileks.
d. Tekanan darah 145/85 mmHg.
e. Keluarga mengetahui manfaat dan cara pemberian air seduhan bawang
putih.
PRE PLENNING
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu sistem, sebagai sistem keluarga
mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, kakak atau semua individu yang tinggal
di dalam rumah. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota
keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan seluruh sistem.
2012).
terbanyak dan pada tahun 2019 meningkat sebanyak 180 kasus dan pada tahun
(63%), 44-54 tahun (11,9%) dan 55-64 tahun (17,2%), sementara tahun 2016
darah tinggi pada wanita (32,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki
2017).
dilakukan oleh yuliana (2016), faktor-faktor stroke dalam hal ini hipertensi,
dapat dicegah dan dikendalikan dengan melakukan pola makan dan pola hidup
pasien Hipertensi, salah satunya adalah Air Rebusan Bawang Putih, Air
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Umbi ini wajib ada setiap rumah
putih sebagai bumbu tambahan. Selain untuk dikonsumsi, bawang putih dapat
mengandung zat alisin dan hydrogen sulfide. Zat tersebut memiliki efek
membuat pembuluh darah tidak kaku, sehingga tekanan darah akan menurun.
2011)
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian air bawang putih diharapkan pasien
penderita hipertensi dapat melakukan terapi non farmakologi dengan
meminum air rebusan bawang putih.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pemberian air seduhan bawang putih pada penderita
tekanan darah tinggi supaya mengalami penurunan tekanan darah
D. Sasaran dan Target
Penderita hipertensi yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah
Kampung yang mengalami tekanan darah tinggi dan penderita hipertensi dapat
mengaplikasikan cara pembuatan air seduhan bawang putih.
E. Strategi Pelaksanaan
Hari/Tanggal : 03 Desember 2021
Waktu : pagi (08.15 wib) dan siang (14.18 wib)
Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kampung
G. Metode
Metode yang digunakan adalah demonstrasi
H. Media
Lembar Balik
I. Materi (Terlampir)
1. Pengertian air rebusan bawang putih.
2. Manfaat air rebusan bawang putih.
3. Cara pemberian air rebusan bawang putih.
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien yang mengalami tekanan darah tinggi di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanah Kampung.
b. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga dapat melakukan terapi non farmakologi dengan air seduhan
bawang putih dengan mandiri.
b. Kegiatan pemberian air seduhan bawang putih berjalan dengan waktu
yang telah ditentukan.
c. Tn. I tampak lebih tenang dan rileks.
d. Tekanan darah 140/80 mmHg.
e. Keluarga mengetahui manfaat dan cara pemberian air seduhan bawang
putih.
PRE PLENNING
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu sistem, sebagai sistem keluarga
mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, kakak atau semua individu yang tinggal
di dalam rumah. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota
keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan seluruh sistem.
2012).
terbanyak dan pada tahun 2019 meningkat sebanyak 180 kasus dan pada tahun
(63%), 44-54 tahun (11,9%) dan 55-64 tahun (17,2%), sementara tahun 2016
darah tinggi pada wanita (32,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki
2017).
dilakukan oleh yuliana (2016), faktor-faktor stroke dalam hal ini hipertensi,
dapat dicegah dan dikendalikan dengan melakukan pola makan dan pola hidup
pasien Hipertensi, salah satunya adalah Air Rebusan Bawang Putih, Air
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Umbi ini wajib ada setiap rumah
putih sebagai bumbu tambahan. Selain untuk dikonsumsi, bawang putih dapat
mengandung zat alisin dan hydrogen sulfide. Zat tersebut memiliki efek
membuat pembuluh darah tidak kaku, sehingga tekanan darah akan menurun.
2011)
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian air bawang putih diharapkan pasien
penderita hipertensi dapat melakukan terapi non farmakologi dengan
meminum air rebusan bawang putih.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pemberian air seduhan bawang putih pada penderita
tekanan darah tinggi supaya mengalami penurunan tekanan darah
D. Sasaran dan Target
Penderita hipertensi yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah
Kampung yang mengalami tekanan darah tinggi dan penderita hipertensi dapat
mengaplikasikan cara pembuatan air seduhan bawang putih.
E. Strategi Pelaksanaan
Hari/Tanggal : 04 Desember 2021
Waktu : pagi (08.24 wib) dan siang (14.30 wib)
Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kampung
G. Metode
Metode yang digunakan adalah demonstrasi
H. Media
Lembar Balik
I. Materi (Terlampir)
1. Pengertian air rebusan bawang putih.
2. Manfaat air rebusan bawang putih.
3. Cara pemberian air rebusan bawang putih.
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien yang mengalami tekanan darah tinggi di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanah Kampung.
b. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga dapat melakukan terapi non farmakologi dengan air seduhan
bawang putih dengan mandiri.
b. Kegiatan pemberian air seduhan bawang putih berjalan dengan waktu
yang telah ditentukan.
c. Tn. I tampak lebih tenang dan rileks.
d. Tekanan darah 140/80 mmHg.
e. Keluarga mengetahui manfaat dan cara pemberian air seduhan bawang
putih.
PRE PLENNING
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu sistem, sebagai sistem keluarga
mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, kakak atau semua individu yang tinggal
di dalam rumah. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota
keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan seluruh sistem.
2012).
terbanyak dan pada tahun 2019 meningkat sebanyak 180 kasus dan pada tahun
(63%), 44-54 tahun (11,9%) dan 55-64 tahun (17,2%), sementara tahun 2016
darah tinggi pada wanita (32,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki
2017).
dilakukan oleh yuliana (2016), faktor-faktor stroke dalam hal ini hipertensi,
dapat dicegah dan dikendalikan dengan melakukan pola makan dan pola hidup
pasien Hipertensi, salah satunya adalah Air Rebusan Bawang Putih, Air
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Umbi ini wajib ada setiap rumah
putih sebagai bumbu tambahan. Selain untuk dikonsumsi, bawang putih dapat
mengandung zat alisin dan hydrogen sulfide. Zat tersebut memiliki efek
membuat pembuluh darah tidak kaku, sehingga tekanan darah akan menurun.
2011)
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian air bawang putih diharapkan pasien
penderita hipertensi dapat melakukan terapi non farmakologi dengan
meminum air rebusan bawang putih.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pemberian air seduhan bawang putih pada penderita
tekanan darah tinggi supaya mengalami penurunan tekanan darah
D. Sasaran dan Target
Penderita hipertensi yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah
Kampung yang mengalami tekanan darah tinggi dan penderita hipertensi dapat
mengaplikasikan cara pembuatan air seduhan bawang putih.
E. Strategi Pelaksanaan
Hari/Tanggal : 05 Desember 2021
Waktu : pagi (08.12 wib) dan siang (14.54 wib)
Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kampung
G. Metode
Metode yang digunakan adalah demonstrasi
H. Media
Lembar Balik
I. Materi (Terlampir)
1. Pengertian air rebusan bawang putih.
2. Manfaat air rebusan bawang putih.
3. Cara pemberian air rebusan bawang putih.
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien yang mengalami tekanan darah tinggi di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanah Kampung.
b. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga dapat melakukan terapi non farmakologi dengan air seduhan
bawang putih dengan mandiri.
b. Kegiatan pemberian air seduhan bawang putih berjalan dengan waktu
yang telah ditentukan.
c. Tn. I tampak lebih tenang dan rileks.
d. Tekanan darah 135/80 mmHg.
e. Keluarga mengetahui manfaat dan cara pemberian air seduhan bawang
putih.
PRE PLENNING
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu sistem, sebagai sistem keluarga
mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, kakak atau semua individu yang tinggal
di dalam rumah. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota
keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan seluruh sistem.
2012).
terbanyak dan pada tahun 2019 meningkat sebanyak 180 kasus dan pada tahun
(63%), 44-54 tahun (11,9%) dan 55-64 tahun (17,2%), sementara tahun 2016
darah tinggi pada wanita (32,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki
2017).
dilakukan oleh yuliana (2016), faktor-faktor stroke dalam hal ini hipertensi,
dapat dicegah dan dikendalikan dengan melakukan pola makan dan pola hidup
pasien Hipertensi, salah satunya adalah Air Rebusan Bawang Putih, Air
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Umbi ini wajib ada setiap rumah
putih sebagai bumbu tambahan. Selain untuk dikonsumsi, bawang putih dapat
mengandung zat alisin dan hydrogen sulfide. Zat tersebut memiliki efek
membuat pembuluh darah tidak kaku, sehingga tekanan darah akan menurun.
2011)
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian air bawang putih diharapkan pasien
penderita hipertensi dapat melakukan terapi non farmakologi dengan
meminum air rebusan bawang putih.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pemberian air seduhan bawang putih pada penderita
tekanan darah tinggi supaya mengalami penurunan tekanan darah
D. Sasaran dan Target
Penderita hipertensi yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah
Kampung yang mengalami tekanan darah tinggi dan penderita hipertensi dapat
mengaplikasikan cara pembuatan air seduhan bawang putih.
E. Strategi Pelaksanaan
Hari/Tanggal : 10 Desember 2021
Waktu : pagi (08.19 wib) dan siang (14.34 wib)
Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kampung
G. Metode
Metode yang digunakan adalah demonstrasi
H. Media
Lembar Balik
I. Materi (Terlampir)
1. Pengertian air rebusan bawang putih.
2. Manfaat air rebusan bawang putih.
3. Cara pemberian air rebusan bawang putih.
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien yang mengalami tekanan darah tinggi di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanah Kampung.
b. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga dapat melakukan terapi non farmakologi dengan air
seduhan bawang putih dengan mandiri.
b. Kegiatan pemberian air seduhan bawang putih berjalan dengan
waktu yang telah ditentukan.
c. Tn. I tampak lebih tenang dan rileks.
d. Tekanan darah 120/80 mmHg.
e. Keluarga mengetahui manfaat dan cara pemberian air seduhan
bawang putih.
Lampiran 2
NO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR