H
DI WILAYAH PUSKESMAS SUNGAI JINGAH
KELURAHAN SUNGAI JINGAH
KECAMATAN BANJARMASIN UTARA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019
Oleh :
YENNI PUSPITASARI
NPM. 161540111326
Oleh :
YENNI PUSPITASARI
NPM. 161540111326
Segala Puji syukur saya panjatkan, atas kehadiran ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir (LTA)
dengan judul Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. H di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Jingah ini telah selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini menjadi
lebih baik. Harapan penulis semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi penulis dan semua pihak yang membacanya. Amiin ya Robbal’Alamin
Penulis
DAFTAR ISI
Kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, KB merupakan suatu keadaan yang fisiologis
namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan keadaan tersebut dapat mengancam jiwa ibu
dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian. Mengurangi angka kematian ibu tergantung
pada memastikan bahwa perempuan memiliki akses ke perawatan berkualitas sebelum,
selama dan setelah melahirkan. Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS KIA) Puskesmas Sungai Jingah pada bulan Oktober kunjungan ibu hamil K1
sebanyak 24 orang dari target sasaran pencapaian sebanyak 277 ibu hamil, K4 sebanyak 17
orang dari target sasaran pencapaian sebanyak 277 ibu hamil, cakupan deteksi resti oleh
Tenaga Kesehatan sebanyak 3 orang dari target sasaran pencapaian sebanyak 55 ibu hamil,
cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sebanyak 8 dari target sasaran pencapaian
sebanyak 55 ibu hamil, cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 19
orang dari target sasaran pencapaian sebanyak 55 ibu bersalin, cakupan ibu nifas sebanyak
19 orang dari target sasaran pencapaian sebanyak 55 ibu bersalin sebanyak orang
(Rekapitulasi PWS KIA puskesmas Sungai Jingah Tahun 2018).
Studi kasus Ny “H” dilaksanakan secara berkelanjutan (continuity of care) dan komprehensif
sejak hamil 34-38 minggu, bersalin, bbl, nifas, hingga kunjungan akseptor keluarga
berencana dengan pendekatan manajemen kebidanan dan pendokumentasian metode SOAP.
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara (data subjektif) dan
observasi (data objektif).
Pada masa kehamilan Ny. “H” telah melakukan ANC secara teratur sesuai dengan referensi
yaitu 2 kali kunjungan pada TM I, 3 kali pada TM II, dan 6 kali pada TM III, pada saat
proses persalinan berjalan dengan normal. Bayi yang dilahirkan berjenis kelamin perempuan
dengan BB: 3.000 gr, dan PB : 46 cm dengan fisik normal dan tidak ada kelainan pada bayi.
Pada saat masa nifas keadaan ibu cenderung normal, tidak anemis serta tidak ikterik, dan
setelah ibu diberikan konseling tentang metode kontrasepsi ibu pun memilih untuk
menggunakan KB suntik 3 bulan.
Simpulannya setelah penulis melakukan studi kasus, ternyata ada kesenjangan antara teori
praktik dengan praktik yang dilaksanakan dilahan, sehingga penulis harus lebih banyak
belajar dari kasus yang ditemukan dari lapangan agar bisa menjadi tenaga kesehatan yang
terampil serta cepat tanggap dengan masalah yang ada dilapangan, sehingga dapat
melaksanakan praktik kebidanan sesuai dengan teori yang benar.
Kata kunci : Asuhan kebidanan komprehensif, continuity of care, SOAP, ANC.
1
) Mahasiswi Prodi D. 3 Kebidanan UM. Banjarmasin
2
) Pembimbing 1
3
) Pembimbing 2
Nama institusi Nama institusi : Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
GAMBARAN KASUS
Angka kematian ibu sangat tergantung memastikan bahwa perempuan memiliki
akses ke perawatan berkualitas sebelum, selama dan setelah melahirkan. Salah
satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan memberikan
asuhan kebidanan secara komprehensif.
Asuhan kehamilan dilakukan 5 kali, hasil pemeriksaan normal dan sesuai dengan
asuhan yang diberikan. Asuhan persalinan berlangsung selama 5 jam. Hasil
pemeriksaan normal tidak ada penyulit dan asuhan yang diberikan yaitu asuhan
persalinan normal 60 langkah. Asuhan nifas dilakukan 4 kali, hasil pemeriksaan
normal tidak ada penyulit dan asuhan yang diberikan sesuai dengan standar
kunjungan masa nifas dan telah memberikan konseling tentang metode
kontrasepsi ibu pun memilih untuk menggunakan KB suntik 3 bulan. Asuhan bayi
baru lahir dilakukan 3 kali, hasil pemeriksaan normal tidak ada penyulit dan
asuhan yang diberikan sesuai dengan kunjungan neonatus.
Pustaka : 41 (2008-2018)
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
7
8
f. Persiapan laktasi
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir
sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada saat
diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan
sekresi dan membuka duktus sinus laktiferus, sebaiknya
dilakukan secara hati-hati dan benar, karena pengurutan
keliru bisa dapat menimbulkan kontraksi pada rahim,
sehingga terjadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan
janin menggunakan uterotonika. Basuhan lembut setiap
hari pada areola dan puting susu akan dapat mengurangi
retak dan lecet susu.
g. Dana.
h. Penggunaan metode KB pasca persalinan.
2.2.5 Partograf
2.2.5.1 Pengertian partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I
persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik
(JNPK-KR, 2012).
yang benar-benar
c. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan
kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan
dekontaminasi.
8. Dengan menggunakan tekhnik aseptik, melakukan pemeriksaan
dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.
(Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah
lengkap, maka lakukan amniotomi).
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta
merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan
10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan
bahwa DJJ dalam batas normal (100-160 kali/menit).
a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan
semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
11. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan
meneran
Memberitahu ibu bahwa pembukaan lengkap dan keadaan janin
baik. Membawa ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai
dengan keinginannya.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah
duduk dan pastikan ia merasa nyaman)
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran:
a. Bimbing, dukung dan beri semangat
b. Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi
c. Berikan cukup asupan cairan per oral (minum)
d. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Rujuk jika belum lahir atau tidak segera lahir setelah 120 menit (2
jam) meneran pada primigravida dan 60 menit (1 jam) pada
multigravida
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam selang waktu 60 menit.
15. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi
16. Meletakkan kain yang bersih dilipat sepertiga bagian di bawah
bokong ibu.
17. Membuka partus set, perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
29
18. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
19. Menolong kelahiran bayi
Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering.
Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu untuk
meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi, dan meneruskan segera proses kelahiran bayi.
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher janin dengan kuat, klem tali pusat
didua tempat dan potong diantara kedua klem tersebut.
21. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah
luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar
untuk melahirkan bahu posterior
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala
bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan
bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan
kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk
menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata
kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
25. Penanganan bayi baru lahir
Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan
bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah
dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di
tempat yang memungkinkan).
26. Mengeringkan tubuh bayi, mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Letakkan
bayi di atas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin agar uterus dapat
berkontraksi dengan baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
IM (Intra Muskular) dipaha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30
30. Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama(ke arah ibu).
31. Melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat, yaitu:
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di
antara 2 klem tersebut. Lakukan pemotongan tali pusat dalam
waktu 2 menit, karena pada waktu itu masih ada proses auto
tranfusi.
b. Mengikat tali pusat dengan klem plastik/benang DTT.
c. Melepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang disediakan
32. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya.
33. Penatalaksanaan aktif kala III
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
34. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu di tepi atas
simfisis untuk mendeteksi perlekatan plasenta pada dinding uterus,
sementara tangan yang lain menegangkan tali pusat.
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas
(dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya, kemudian
ulangi prosedur diatas. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik;
minta ibu, suami, atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi
puting susu.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas
(dorso kranial) secara hati-hati.
Melakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas mengikuti
poros jalan lahir (sambil tetap melakukan tekanan dorso kranial).
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah
yang telah disediakan. Jika terdapat selaput ketuban robek, pakai
sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa
selaput, kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
38. Segera setelah plasenta dan selaput kertuban lahir, lakukan masase
uterus. Meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase
dengan gerakan melingkar hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras). Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak
31
secara dini.
c. Perhatikan kondisi umum bayi,
apakah ada icterus atau tidak
Sumber : Eny (2010)
55
56
Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit mioma uteri, kista
ovarium, kanker serviks, atau kanker rahim, serta tidak pernah
melakukan operasi pada alat kandungan.
3.1.1.6 Riwayat KB
Ibu mengatkan sebelumnya belum pernah menggunakan alat
kontrasepsi apapun.
57
5) Imunisaasi : TT2
6) Keluhan :-
7) Nasehat : perbanyak istirahat dan atur pola makan
8) Pengobatan : kalk 1 x 1
b. Palpasi
1) Leher : tidak teraba pembengkakkan kelenjar limfe
dan tiroid.
2) Dada/Payudara : tidak teraba adanya benjolan abnormal dan
tidak ada nyeri saat di tekan.
3) Abdomen
Leopold I : TFU teraba 2 jari dibawah prx, pada fundus
teraba bulat, lunak, dan tidak melenting
(Bokong).
Leopold II : dibagian kiri teraba keras memanjang seperti
papan (Punggung kiri), dan bagian kanan
teraba bagian bagian kecil janin
(Ekstremitas).
Leopold III : dibagian bawah teraba bulat, keras, dan
melenting (presentasi kepala)
Leopold VI : teraba bagian terbawah janin sudah masuk
pintu atas panggul (Divergen).
TFU : 26 cm
TBJ : (26 -11) x 155 = 2,325 gr
c. Auskultasi
1) DJJ : (+) Positif
2) Kejelasan : Jelas
3) Keterturan : Teratur (13-12-13)
4) Frekuensi : 152x/menit
d. Perkusi
1) Refleks patella : (+/+), positif kanan, positif kiri
2) Cek ginjal : (-/-), negatif kanan, negatif kiri
e. Pemeriksaan penunjang
63
1) Laboratorium
a) HB : 11,3 gr/dL pada hamil 30 minggu
b) Albumin : Negatif
c) Reduksi : Negatif
2) USG : (pada tanggal 10 Oktober 2018)
Tampak janin tunggal, intrauterine, hidup, presentasi terbawah
janin kepala, DJJ (+), ketuban cukup, gerak (+), plasenta
difundus, perkiraan usia 28-29 minggu.
3.1.3 Analisa
G1P0A0 Hamil 34 minggu 5 hari, JTHIU fisiologis
3.1.4 Penatalaksanaan
3.1.4.1 Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan dan menjelaskan bahwa
keadaan Ibu dan bayi dalam keadaan baik
TD : 100/80 mmHg N : 78x/m
R : 20x/m S : 36,5℃
TP : 28 – 11 – 2018 UK : 34 minggu 5hari
DJJ : 152x/m
3.1.4.2 Memberitahu ibu mengenai kaki bengkak yang dirasakan ibu karena
ibu kurang mobilisasi dan terlalu banyak duduk, dan memberitahu ibu
cara mengatasi dengan cara :
Saat tidur tinggikan kaki dari kepala dengan menaruh bantal dibawah
kaki agar meningkatkan sirkulasi aliran darah.
3.1.4.4 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang teratur, kurangi aktivitas yang
berlebihan, minimal pada siang hari 2 jam dan malam hari 8 jam.
3.1.4.5 Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan
a. Keluarnya lendir yang berlebihan pada vagina
b. Keluarnya lender yang berlebih pada vagina
c. Perdarahan pervaginam
d. Hilangnya gerakan janin
e. Sakit kepala hebat
f. Nyeri kepala hebat
g. Nyeri perut atau abdomen hebat
h. Bengkak pada muka dan ekstrimitas
3.1.4.6 Memberitahu ibu tentang P4K
a. Biaya persalinan
b. Tempat persalinan
c. Penolong persalinan
d. Pendamping persalinan
e. Pendonor
f. Transportasi
3.1.4.7 Menganjurkan ibu untuk minum obat teratur agar memabntu dan
menjaga tumbuh kembang janin dan obat-obatan yang diberikan pada
ibu.
3.1.4.8 Memberitahu ibu untuk kembali memeriksakan kehamilannya 2
minggu yang akan datang atau apabila ada keluhan segera periksakan
ke puskesmas terdekat atau tenaga kesehatan terdekat
3.1.4.9 Dokumentasi
a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan, mengeluhkan perut kencang-kencang
sejak 2 hari yang lalu, mual-mual jika mengkonsumsi air putih dan
kaki kram sejak 5 hari yang lalu.
3.1.5.2 Objektif :
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Compos Menthis
3) Berat badan sekarang : 46 Kg
4) Lila : 25 cm
5) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : 90/60 mmHg
b) Nadi : 76 x/m
c) Suhu : 36,6oC
d) Respirasi : 19 x/m
b. Pemeriksaan khusus
1) Inspeksi
a) Muka : tampak bersih, tidak tampak closma
gravidarum dan tidak tampak odema
b) Mata : tampak simetris tidak nampak anemis,
dan sclera tampak ikterik
c) Leher : tidak tampak pembengkakkan kelenjar
limfe dan tiroid serta tidak ada
bendungan vena jugularis
d) Dada/payudara : tampak simetris, puting susu terlihat
menonjol, dan tidak tampak benjolan
abnormal
e) Abdomen : tidak tampak linea nigra, tidak tampak
luka bekas operasi.
f) Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
g) Ekstrimitas : tampak odema dan tidak tampak
66
varises
2) Palpasi
a) Leher : tidak teraba pembengkakkan kelenjar
limfe dan tiroid
b) Dada/Payudara : tidak teraba adanya benjolan abnormal
dan tidak ada nyeri saat di tekan
c) Abdomen
Leopold I : TFU teraba 3 jari dibawah prx ,pada
fundus teraba bulat, lunak, dan tidak
melenting (Bokong).
Leopold II : dibagian kiri teraba keras memanjang
seperti papan (Punggung kiri), dan
bagian kanan teraba bagian bagian kecil
janin (Ekstremitas)
Leopold III : dibagian bawah teraba bulat, keras, dan
melenting (presentasi kepala)
Leopold VI : teraba bagian terbawah janin sudah
masuk pintu atas panggul (Divergen)
TFU :27 cm
TBJ :(27 – 11) x 155 = 2,480gr
Ekstremitas :tidak teraba odema
3) Auskultasi
DJJ : (+)
Kejelasan : jelas
Keteraturan : teratur
Frekuensi : 150x/m
4) Perkusi
a) Refleks patella : kiri/kanan, (+) (+)
b) Cek ginjal : kiri/kanan, (-) (-)
67
5) Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium
HB : tidak dilakukan pemeriksaan
Albumin : tidak dilakukan pemeriksaan
Reduksi : tidak dilakukan pemeriksaan
b) USG : tidak dilakukan pemeriksaan
P :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
TD : 90/60 mmHg N : 76 x/m
S : 36,6oC R : 19 x/m
UK : 35 minggu 6 hari TFU : 27 cm
TBJ : 2,480gr DJJ : 150x/m
2. Memberitahu ibu mengenai perut kencang-kencang yang dirasakan ibu
karena ibu kurang istirahat dan terlalu banyak beraktivitas, dan
memberitahu ibu cara mengatasi dengan cara :
Latihan napas dalam dan teknik relaksasi agar bisa rileks.
3. Minum 7- 8 gelas sehari supaya tidak mengalami dehidrasi.
4. Memberitahu ibu mengenai mual-mual yang dirasakan ibu saat minum
air putih, bisa diganti dengan mengkonsumsi air putih hangat dan bisa
minum jus buah-buahan.
5. Memberitahu ibu mengenai kaki kram yang dirasakan ibu karena ibu
kurang mobilisasi dan terlalu banyak duduk, dan memberitahu ibu cara
mengatasi dengan cara :
a) Saat tidur tinggikan kaki dari kepala dengan menaruh bantal
dibawah kaki agar meningkatkan sirkulasi aliran darah.
b) Mengangkat kedua tangan keatas untuk meregangkan otot-otot.
c) Menegangkan lagi kaki yang kram agar otot-otot untuk
meningkatkan fleksibilitas otot-otot ditangan.
6. Menganjurkan ibu untuk meneruskan obat yang masih ada.
68
TFU :27 cm
70
P :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
Tekanan darah : 100/60 mmHg Nadi : 80 x/m
Suhu : 36,7oC Respirasi : 20 x/m
UK : 36 minggu 3 hari TFU : 27 cm
TBJ : 2,480gr DJJ : 152x/m
2. Menganjurkan ibu untuk mengatur pola tidur nya pada siang hari
minimal 2 jam dan malam hati minimal 8 jam.
3. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makan makanan yang bergizi
dan buah-buahan dan sayur-sayuran. Tapi harus tetap mengontrol pola
makannya.
4. Memberitahu ibu tanda awal persalinan :
71
2) Palpasi
a) Leher : tidak teraba pembengkakkan
kelenjar limfe dan tiroid
b) Dada/Payudara : tidak teraba adanya benjolan
abnormal dan tidak ada nyeri saat di
tekan
c) Abdomen
Leopold I : TFU teraba 3 jari dibawah prx, pada
fundus teraba bulat, lunak, dan tidak
melenting (Bokong).
Leopold II : dibagian kiri teraba keras
memanjang seperti papan (Punggung
kiri), dan bagian kanan teraba bagian
bagian kecil janin (Ekstremitas)
Leopold III : dibagian bawah teraba bulat, keras,
73
b. Pemeriksaan khusus
1) Inspeksi
a) Muka : tampak bersih, tidak tampak closma
gravidarum dan tidak tampak odema
b) Mata : tampak simetris tidak nampak anemis,
dan sclera tampak ikterik
c) Leher : tidak tampak pembengkakkan kelenjar
limfe dan tiroid serta tidak ada
bendungan vena jugularis
d) Dada/payudara : puting susu terlihat menonjol, dan tidak
tampak benjolan abnormal
e) Abdomen : tampak ada striae gravidarum, tampak
pembesaran bentuk abdomen sesuai
usia kehamilan, tidak tampak ada linea
nigra.
f) Genetalia : tampak keputihan
g) Ekstrimitas : tampak odema dan tidak tampak varises
2) Palpasi
a) Leher : tidak teraba pembengkakkan kelenjar
limfe dan tiroid
b) Dada/Payudara : tidak teraba adanya benjolan abnormal
dan tidak ada nyeri saat di tekan
c) Abdomen
Leopold I : TFU teraba 3 jari dibawah prx, pada
fundus teraba bulat, lunak, dan tidak
melenting (Bokong).
Leopold II : dibagian kiri teraba keras memanjang
seperti papan (Punggung kiri), dan
bagian kanan teraba bagian bagian
kecil janin (Ekstremitas)
Leopold III : dibagian bawah teraba bulat, keras, dan
76
pinggang yang ibu rasakan adalah dengan melakukan pijat ringan dibagian
pinggang yang sakit, dan kurangi mengangkat alat yang berat.
3. Memberitahukan pada ibu bahwa keputihan yang dirasakan ibu normal
karena itu tanda bahwa akan mendekati tahap persalinan, menganjurkan
ibu untuk selalu menjaga kebersihan vulvanya.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat disela-sela kerja.
5. Tetap atur pola makan dan makan makanan yang bergizi.
6. Menganjurkan ibu untuk meneruskan obat yang masih ada.
7. Memberitahu ibu untuk kembali memeriksakan kehamilannya 1 minggu
yang akan datang atau apabila ada keluhan segera periksakan ke
puskesmas terdekat atau tenaga kesehatan terdekat
8. Dokumentasi
d. Aktivitas
Ibu mengatakan masih bisa beraktivitas seperti biasa dan masih
dapat bekerja dikantor tapi ibu memperbanyak duduk dan
istirahat saat bekerja.
e. Tidur
Siang hari :-
Malam hari : 7-8 jam per hari
Masalah : Tidak ada
79
vena jugularis
4) Dada/payudara : puting susu terlihat menonjol, dan tidak
tampak benjolan abnormal
3.2.4 Penatalaksanaan
3.2.4.1 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu :
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 78x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36.5℃
His : 3 x 10 menit dalam 45 detik
TBJ : 2635 gram
DJJ : 132x menit (11-11-11)
Pembukaan : 8 cm
Porsio tebal-lunak
Selaput ketuban (+)
Hodge 2
3.2.4.2 Menjelaskan pada ibu penyebab rasa mules yang dirasakan pada
perutnya karena adanya kontraksi, cara mengurangi dengan
82
Djj : 140x/m
A : G1P0A0 Hamil 38 minggu inpartu kala II fisiologis
P :
KALA III
S : ibu mengatakan masih ada rasa nyeri sedikit pada perut bagian
bawah
84
P :
O :
TFU : Sepusat
Perdarahan : normal
Refleks moro positif, bayi dikejutkan dengan suara atau gerakan maka
bayi seolah memeluk. Refleks rooting positif, bayi disentuh pada pipi
/ ujung mulutnya maka mulut akan membuka / menoleh. Refleks
sucking positif, suatu benda dimasukkan atau diletakkan ke mulut
bayi, maka bayi langsung mengisap. Refleks grashping positif, telapak
tangan bayi disentuh maka jari-jari bayi akan menggenggam. Refleks
babinsky positif, telapak kaki bayi disentuh, maka jari-jari akan
membuka.
3.2.3 Analisa
Bayi baru lahir 6 jam
3.2.4 Penatalaksaan
3.2.4.1 Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan bayinya
dalam keadaan sehat, jenis kelamin perempuan, berat badan 3.000
gram, panjang badan 46 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 34
cm, nadi 126 x/menit,respirasi 41 x/menit dan suhu 36,70C.
3.2.4.2 Melakukan pencegahan infeksi, yaitu dengan cara :
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
b. Melakukan perawatan tali pusat dengan membungkusnya dengan
kassa steril
c. Melakukanperawatan mata dengan selalu membersihkannya.
3.2.4.3 Memberitahu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yaitu ketika
bayi merasa haus atau minimal setiap 2 jam sekali serta
menyendawakan bayi setiap habis menyusu.
3.2.4.4 Menjaga kehangatan bayi baru lahir dengan cara: mengeringkan tubuh
bayi, selimuti bayi dengan selimut atau kain hangat dan bersih,
selimuti bagian kepala bayi, anjurkan ibu untuk memeluk dan
menyusui bayi dan tempatkan bayi dilingkungan yang hangat.
3.2.4.5 Menjaga kebersihan bayi dengan cara: ganti popok bayi segera jika
bayi BAB/BAK dan memandikan bayi 2 kali sehari.
88
O :
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, nadi 125 x/menit,
respirasi 42 x/menit dan suhu 36,6 0C.
2. Pemeriksaan khusus
Muka tidak ikterik. Mata tidak anemis dan sklera tidak ikterik. Tidak
tampak pernafasan cuping hidung. Pada mulut tampak bibir tidak pucat,
tidak ada kelainan konginetal. Pada leher tidak ada pembesaran
kelenjartyroid dan pembesaran kelenjar vena jugularis. Dada tampak
simetris dan dan tidak ada retraksi dinding dada. Pada abdomen tidak
tampak benjolan abnormal.
Masalah :-
2) BAK
BAK pertama setelah persalinan : 3 jam post partum
Frekuensi : 1x
Warna : Kuning jernih
Bau : Amoniak
Masalah :-
c. Personal Hygiene
Frekuensi mandi : 2x/hari
Frekuensi gosok gigi : 1x sehari
Kebersihan Vulva : setiap setelah BAK, BAB dan saat
mandi
Frekuensi ganti pakaian : 2 x ganti pakaian
d. Aktivitas
Ibu mengatakan setelah melahirkan ibu mencoba perlahan
melakukan mobilisasi secara bertahap dan sudah dapat duduk
untuk menyusukan bayinya.
e. Tidur dan istirahat
Siang hari : ± 2 jam
Malam hari :± 7 jam
Masalah : Tidak ada
d. Data seksual
Tidak ditanyakan
e. Pemberian ASI
Kapan mulai memberikan ASI : Segera setelah lahir
Frekuensi menyusui : On demand
Masalah : ASI masih belum keluar
f. Data Psikososial dan Spiritual
1) Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayinya?
Keluarga senang dengan kelahiran bayinya
2) Tanggapan ibu terhadap perubahan fisiknya?
92
b. Palpasi
3.3.3. Analisa
P3A0 postpartum 6 jam, fisiologis
3.3.4 Pentalaksanaan
3.3.4.1 memberitahu ibu hasil pemeriksaan
Tekanan darah : 100/80 mmHg Nadi : 80x/m
Suhu : 36,6oC Respirasi: 20x/m
Kontraksi Uterus : Baik
TFU : 3 jr dibawah pst
3.3.4.2 menjelaskan kepada ibu cara mengecek kontraksi yang baik agar
tidak terjadi pendarahan setelah melahirkan yaitu dengan meraba
94
rahim ibu dan melakukan putaran searah jarum jam sebanyak 15x
apabila rahim ibu terasa keras seperti bola kasti tidak akan terjadi
pendarahan.
3.3.4.3 Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya minimal 2 jam sekali
tujuannya untuk mencegah pembengkakan pada payudara ibu,
pembengkakan terjadi karena ada bendungan ASI maka dari itu
dianjurkan kepada ibu untuk memberi ASI sesering mungkin pada
bayinya agar bayi ibu mendapat nutrisi yang cukup dan mencegah
agar tidak terjadinya pendarahan.
3.3.4.4 Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap dengan
tujuan mempercepat pemulihan rahim ibu.
3.3.4.5 Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi tanpa pantangan
apapun seperti daging, ikan, ayam, tahu, tempe, dan sayuran hijau,
serta buah- buahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu
3.3.4.6 Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK dan
menjaga daerah genetalia yang terdapat jahitan agar tetap kering
bersih dan mengganti pembalut sebaiknya setiap 4 jam sekali.
3.3.4.7 Memberitahu ibu cara melakukan pijat oksitosin dan mempraktekan
kepada ibu dan keluarga agar dilakukan dirumah agar memperlancar
ASI.
3.3.4.8 Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas
a. Demam tinggi diatas >38.0oC
b. Sakit saat BAB dan BAK
c. Nyeri ulu hati dan sakit kepala yang hebat
d. Ibu kehilangan nafsu makan dan sedih berkepanjangan
e. Payudara bengkak dan sakit
f. Darah nifas berbau busuk
3.3.4.9 menganjurkan ibu agar ASI esklusif yaitu memberikan ASI tanpa
tambahan apapun selama 6 bulan penuh
3.3.4.10 Memberikan ibu terapi vitamin A sebanyak 2 kapsul 1x sehari,
ampisilin 3x sehari, Asam mafenamat 3x sehari
95
S : ibu mengatakan tidak ada keluhan dan sudah bisa berkativitas seperti
biasanya
O:
Pendarahan : normal
Inspeksi
P :
O :
Pendarahan : normal
Inspeksi
P :
O :
Pendarahan : normal
P :
PEMBAHASAN
99
100
Petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat
menyusun sebuah diagnosis diferensial, yakni sebuah daftar penyebab yang
mungkin menyebabkan gejala yang terjadi karena adanya ganguan sistem
pada tubuh. Pemeriksaan yang lengkap akan terdiri dari penilaian kondisi
pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik seperti tanda vital yang
selalu dilakukan pertama kali kunjungan (Sartika, 2010)
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Qiyamah ayat 13, yang artinya :
“Pada hari itu diberitahukan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya
dan apa yang dilalaikannya. (QS. Al-Qiyamah: 13)
Surah tersebut mengandung makna bahwa akan diberitahukan semua amal
perbuatan yang telah dikerjakan, baik di masa lalu maupun di masa yang
sekarang, yang pertama maupun yang terakhir, yang besarnya dan juga yang
101
kecilnya bahkan sesuatu yang menyangkut hak orang lain yang kita lalaikan
walaupun hanya kecil, semua tetap ada pertanggung jawaban dihadapan Allah
SWT, dan pasti akan mendapatkan balasan sesuai amal perbuatannya.
Saat melakukan asuhan antenatal care pada Ny.H penulis tidak memeriksa
genetalia pasien. Alasan penulis tidak melakukan pemeriksaan pada genetalia
disebabkan karena pasien tidak berkenan untuk diperiksa bagian intimnya
dan kurangnya informasi yang diberikan oleh penulis tentang manfaat dari
pemeriksaan tersebut. Padahal pemeriksaan fisik head to toe terutama pada
bagian genetalia penting dilakukan untuk mengetahui apakah ada gangguan
pada genetalia pasien seperti keputihan, gonore, sifilis, herpes genetalia, atau
HPV. Menurut Dewi (2010), pemeriksaan fisik sangat penting dilakukan
secara menyeluruh berguna untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan
janin serta perubahan yang terjadi dalam masa kehamilan.
Pemeriksaan pada tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu
yang dianggap perlu, untuk mengetahui kelainan fisik yang berhubungan
dengan penyakit yang mungkin dialami oleh pasien, agar dapat menegakan
diagnosa dan memilih intervensi kebidanan yang akan diberikan kepada
pasien secara tepat dan cepat (Sartika 2010).
Padahal penting meletakan handuk bersih diatas perut ibu untuk memudahkan
penulis mengeringkan tubuh bayi, kemudian setelah mengeringkan
menggunakan handuk bersih bayi diletakkan lagi diatas perut ibu dengan
handuk atau kain kering agar terjadi kontak dini untuk meningkatkan bonding
and attachment antara ibu dan bayi. Menurut Sulistyawati (2010), bonding
and attachment adalah sentuhan awal atau kontak dini antara ibu dan bayi
pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran serta usaha
untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi baru lahir. Pada proses ini,
terjadi penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari
orangtua terhadap anaknya serta menentukan tumbuh kembang anak menjadi
optimal.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 233, yang
artinya :
konsistensi uterus, dan pengukuran tinggi fundus uteri. Salah satu indikator
dalam proses involusi adalah tinggi fundus uteri.
5.1 Kesimpulan
108
109
5.2 Saran
5.2.1 Bagi pasien
Diharapkan pasien dapat menjaga kesehatan dengan rutin
melakukan pemeriksaan ditenaga kesehatan terutama pada
masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB.
Asih, Risneni. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Dan Menyusui. Jakarta: Trans
Info Media.
Aziz. (2009). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Dewi. (2011) Asuhan Neonates Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba medika.
Eny, R. A & Diah, W. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia
Press.
KemenKes, RI. (2015). Buku Kesehatan Ibu Dan Anak . Jakarta Selatan: Pusat
Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Maryunani, Anik. (2010). Asuhan Pada Ibu Hamil. Jakarta: Cv. Trans Info Media.
Meilani, Dkk .(2009). Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir. Cetakan
Pertama I. Jakarta: Fitramaya.
Ikatan Bidan Indonesia (IBI). 2006. Standar Pelayanan Kebidanan Buku 1. Jakarta:
Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Saifuddin, Abdul Bari. (2009). Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: EGC.
Saleha, Siti (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sartika. (2010). Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik Keperawatan. Bogor: Ghalia Indo
Sunyoto, D. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: P.T Buku Seru.
World Health Organization (2011). The World Medicine Situation 2011 Rational Use
Of Medicine. Geneva: WHO.
NPM : 161540111326
Anak Ke- :2
Kewaganegaraan : Indonesia
Golongan Darah :A