Puji syukur kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat
dan HidayahNya sehingga kelompok dapat menyelesaikan laporan PBL dengan
judul “Upaya Penanggulangan Kasus TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas
Padang Lua Kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam Tahun 2018”.
i
8. Ibu Hj. Salma selaku pemegang program P2TB di Puskesmas Padang Lua
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan PBL.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan PBL ini.
10. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan PBL
ini.
Kelompok menyadari bahwa laporan PBL ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kelompok mengharap kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan yang akan datang.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada kelompok mendapat
balasan dari Allah SWT.Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkannya.
Kelompok I
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL............................................................................................................... v
B. Tujuan ....................................................................................................................... 4
A. Konsep Tuberculosis.................................................................................................. 39
iii
1. Pengertian ............................................................................................................ 39
7. Penanggulangan TB .............................................................................................. 44
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 56
B. Saran ........................................................................................................................ 57
1. Bagi Puskesmas ......................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 58
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pecapaian Program (Promkes) di Puskesmas Padang Lua Tahun 2018 .......... 19
Tabel 2.2Pecapaian Program (Kesling) di Puskesmas Padang Lua Tahun 2018 ............. 20
Tabel 2.3 Pecapaian Program Kerja (KIA) di Puskesmas Padang Lua Tahun 2018 ....... 21
Tabel 2.4 Pecapaian Program Kerja Gizi di Puskesmas Padang Lua Tahun 2018 ........... 21
Tabel 2.5 Pencapaian Program Kerja (P2P) di Pusksmas Padang Lua Tahun 2018 ....... 22
Tabel 2.6 Pencapaian Program Kerja Imunisasi di Pusksmas Padang Lua Tahun 2018 .. 22
Tabel 3.2 Alternatif Pemecahan Masalah terhadap Peningkatan Kasus TB Paru ............ 30
Tabel 4.1Intervensi yang dilakukan kelompok terhadap masalah yang ditemukan : ........ 46
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Padang Lua Tahun 2019 ............................. 14
Gambar 4.1 Penyebaran Leaflet Dan Kuesioner Di Nagari Sungai Tanang .......... 53
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
menimbulkan kesakitan, kecacatan, dan kematian yang tinggi sehingga perlu
dilakukan upaya penanggulangan. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
yang dapat menyerang paru dan organ lainnya (Kemenkes RI, 2016).
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu dari 10 penyakit infeksi yang
menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Berdasarkan laporan Global
Tuberculosis Report 2017, tingkat penyakit TB di dunia pada tahun 2016,
yaitu 10,4 juta orang terindikasi TB, 1,7 juta diantaranya meninggal, dan 0,4
juta pasien meninggal dinyatakan positif HIV (Esther Aprillia, 2018).
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) 1 juta anak
terkena TB dan 250.000 anak meninggal akibat TB. Indonesia merupakan
negara kedua terbanyak penderita TB setelah India, yaitu dengan total
penderita 1 juta kasus atau 0,4% dari seluruh penduduk Indonesia (Esther Aprillia,
2018).
Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan di Provinsi Sumatera Barat, angka
insidensi semua tipe kasus TB dan Kasus baru TB Paru BTA Positif dapat dilihat
bahwa insidensi semua tipe TB sebesar 131.65 per 100.000 penduduk atau sekitar
6.852 kasus semua tipe TB, Insidensi kasus baru TB BTA Positif sebesar 4.597
per 100.000 penduduk atau sekitar 5.258 kasus baru TB Paru BTA Positif
(Dinkes Provinsi Sumbar, 2017).
Trend jumlah kasus TB seluruhnya mengalami peningkatan dari
Tahunsebelumnya, setelah mengalami penurunan pada tahun 2016 (1.557
kasus),menjadi 2.029 kasus pada Tahun 2017.Tahun 2017 BTA (+) diobati
sebanyak 869 pasien, pasien sembuh 757orang dan pasien yang melakukan
pengobatan lengkap sebanyak 692 orang.Jumlah kematian selama pengobatan
meningkat dari tahun sebelumnya dari 22kasus pada tahun 2016 menjadi 34
kasus di tahun 2017 (Dinkes Kota Padang, 2017).
1
Berdasarkan survei Riskesdas Tahun 2013, prevalensi TB berdasarkan
keadaan sosiodemografi menunjukan perbedaan. Kelompok dengan pendidikan
yang lebih tinggi, prevalensi terkena TB semakin rendah sejalan dengan tingginya
tingkat pendidikan. Prevalensi berdasarkan jenis pekerjaan bahwa penduduk yang
tidak bekerja ternyata memiliki prevalensi tertinggi (Kemenkes RI, 2018).
Penyakit TB paru terjadi ketika daya tahan tubuh menurun. Dalam
perspektif epidemiologi terdapat tiga komponen yang mempengaruhiyaitu
Pejamu (Host), Penyebab (Agent), dan Lingkungan (Environment). Pada sisi
pejamu, kerentanan terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis sangat
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang. Orang dengan status gizi yang
buruk lebih mudah untuk terinfeksi dan terjangkit TB. Sedangkan lingkungan
yang berpengaruh itu adalah adanya perpindahan penduduk yang berdampak pada
penularan TB (Kemenkes RI, 2018).
Penyebaran bakteri Mycobacterium Tuberculosis(Mtb) melalui udara
yang mengandung suatu gelembung cairan (Droplet Nuclei) yang didapat dari
penderita aktif TB. Partikel tersebut berukuran 1-5 µm sehingga tidak dapat
dilihat oleh mata dan dapat bertahan di udara selama beberapa jam. Saat
droplet terhirup melalui mulut atau saluran hidung selanjutnya saluran
pernapasan atas dan masuk ke bronkus kemudian menuju alveolus. Bakteri
Mtb menyerang paru-paru bagian atas dimana terdapat aliran udara yang baik
karena bakteri Mtb merupakan organisme aerobik obligat sehingga
membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Selain itu, bakteri Mtb bersifat parasit
intraseluler fakultatif, yaitu patogen yang dapat hidup serta bereplikasi di
dalam maupun di luar sel hospes (sel fagositik), seperti monosit dan makrofag.
Kemampuan ini diatur dengan baik oleh ESX-1 sebagai sistem sekresi
protein bakteri (Esther Aprillia, 2018).
Gejala utama pasien TB paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari
satu bulan (Agustin Trihartati S, 2016).
2
Penyakit TB memberikan dampak sosial dan psikologis. Beban yang
ditanggung oleh lingkungan yang di dalamnya ada penyakit TB sangat berat
meskipun biaya pengobatan gratis. Karena tidak hanya pasien yang terkena
imbasnya tapi juga orang-orang sekitarnya. Sesorang yang terinfeksi TB
produktivitasnya otomatis akan terganggu, dengan mudah akan mendapat
deskriminasi dari lingkungannya (Sumarti Saelan, 2015).
Tuberkulosis dapat dicegah yaitu dengan mengurangi jumlah penderita
dimasyarakat. Semua pederita yang positif TB agar segera menyelesaikan
pengobatan. Pencegahan lain yaitu pencegahan terhadap populasi yang rentan
dengan penyakit TB, seperti berperilaku hidup bersih dan sehat,
membudayakan perilaku etika berbatuk, makan-makanan bergizi, tidak merokok
dan mengkonsumsi alkohol, melakukan perbaikan kualitas perumahan dan
lingkungan sesuai dengan standar rumah sehat, peningkatan daya tahan tubuh,
penanganan penyakit penyerta TB, penerapan pencegahan dan pengendalian
infeksi TBC di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Leli Yuliana Nasution, 2018).
Penanggulangan tuberkulosis adalah segala upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif
dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat,
menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau kematian, memutuskan penularan,
mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan
akibat tuberklosis (Kemenkes RI, 2016).
Dari Laporan Puskesmas Padang Lua Tahun 2018target yang ditetapkan
Puskesmas PadangLua sebesar 125%, sementara yang tercapai hanya 31%,
sehingga terjadi kesenjangan yang cukup tinggi yaitu sebesar 94%(Profil
Puskesmas Padang Lua, 2018).
Bersarkan laporan tersebut terjadi peningkatan pada kasus TB terhitung
pada tahun 2017-2018. Terdapat 16 kasus Positif TB pada tahun 2017 dan 25
kasus positif TB tahun 2018. Dapat dikatakan bahwa angka TB di wilayah kerja
Puskesmas Padang Lua masih cukup tinggi sebesar 94%, diantara tingginya kasus
tersebut ditemukan3 orang yang menderita TB di Nagari Sungai Tanang (Survei
Kelompok, 2019).
3
Berdasarkan dari data tersebut dan juga diskusi dari kelompok, maka
kelompok mengambil kasus TB ini sebagai masalah yang akan di prioritaskan
dalam pembahasan, setelah di lakukan diskusi dancurah pendapat maka kelompok
sepakat menggangkat masalah TB dengan judul“Upaya Penanggulangan Kasus
TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Lua Kecamatan Banuhampu
Kabupaten Agam Tahun 2018”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman dan pemahaman belajar secara langsung dari
institusi pelayanan kesehatan danmasyarakat tentang permasalahan kesehatan
masyarakat dalam upaya penanggulangan penyakit TB Paru di wilayah kerja
Puskesmas Padang Lua Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam Tahun
2018.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengumpulkan dan menganalisis data dasar (baseline
data) dalam mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan penetapan
prioritas masalah kesehatan masyarakat.
3. Mahasiswa mampu menentukan alternatif dan prioritas pemecahan
masalah.
4. Mahasiswa mampu melakukan komunikasi kesehatan dalam upaya
meningkatkan drajat kesehatan masyarakat.
5. Mahasiswa mampu melakukan pengorganisasian dan bekerja sama (team
work) dalam kelompok dan masyarakat.
6. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi dari rencana kerja
dan intervensi yang dilakukan.
C. . Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tidak hanya teoritis tetapi juga
praktek dalam kegiatan di lapangan.
2. Diperolehnya pengalaman belajar secara langsung dari institusi pelayanan
kesehatan dan masyarakat tentang permasalahan kesehatan masyarakat
4
mulai dari mengumpulkan dan menganalisa data dasar, menentukan
prioritas masalah kesehatan dan mencari alternatif pemecahan masalah,
monitoring dan evaluasi masalah kesehatan, komunikasi kesehatan,
pengorganisasian serta kerjasama dimasyarakat.
3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Strata Satu
Sarjana Kesehatan Masyarakat.
4. Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah yang dihadapi.
2. Bagi Institusi
1. Bagi STIKes SYEDZA SAINTIKA Padang bermanfaat sebagai masukan
untuk mengembangkan kurikulum dan mengetahui kondisi lingkungan dan
kesehatan masyarakat wilayah Padang Lua, Kecamatan Banuhampu
Kabupaten Agam.
2. Sebagai sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
mengubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat.
3. Bagi Program Studi
1. Melalui mahasiswa dan dosen pembimbing, diperoleh umpan balik sebagai
bahan pengayaanmateri kuliah dan penyempurnaan kurikulum.
2. Diperoleh bahan masukan bagi peningkatan atau perluasan kerjasama
dengan stakeholder.
4. Bagi Tempat Praktek Belajar Lapangan
1. Mampu berperilaku positif dalam menyikapi trend penyakit yang ada di
Puskesmas, dan upaya mengatasinya.
2. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara mahasiswa dan pihak Puskesmas.
5
D. Ruang Lingkup PBL
Ruang lingkup laporan ini adalah upaya penanggulangan terhadap
peningkatan kasus TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Padang Lua. Pengalaman
belajar lapangan (PBL) ini dilakukan di Puskesmas Padang Lua Kecamatan
Banuhampu Kabupaten Agam dari tanggal 04 Februari sampai 02 Maret Tahun
2019. Penyusunan laporan ini dimulai dari kegiatan pengumpulan data primer dan
data sekunder, setelah itu dilakukan identifikasi masalah, penetapan prioritas
masalah, mencari tahu penyebab masalah, penetapkan alternatif dan prioritas
pemecahan masalah, kegiatan intervensi, melakukan monitoring dan evaluasi.
Metode yang digunakan dalam menganalisa masalah ini menggunakan metode
USG (Urgency,Seriousness,Growth). Dalam menentukan alternative penyelesaian
masalah yang menjadi prioritas, menggunakan metode Efektifitas-Efisiensi
dimana P=MxIxV/Cost.. Data didapatkan dari profil puskesmas Padang Lua
Tahun 2018, laporan tahunan dan laporan bulanan Puskesmas Padang Lua,
wawancara langsung kepada pemegang program yang ada di Puskesmas Padang
Lua, dan observasi kelompok.
6
BAB II
ANALISIS SITUASI
7
Berdasarkan pembagian daerah administrasi pemerintah wilayah kerja
Puskesmas Padang Lua di kecamatan Banuhampu terdiri dari 7 nagari dengan 43
jorong dimana rinciannya sebagai berikut :
NO NAGARI JORONG
1 Padang Lua 1. Padang Lua I
2. Padang Lua II
3. Salimpariak
3 Cingkariang 1. Cingkariang
2. Tanah Bairiang
3. S. Buluah
4. S. Landai
5. Andaleh
6. Baringin
8
12.Lukok
13.Mato Jariang
14.Koto Baru
7 Taluak 1. Taluak
2. Jambu Air
3. Kapeh Panji
Sumber : Profil Puskesmas Padang Lua, Tahun 2018
2.Keadaaan Demografi
a. Jumlah Penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Padang Lua
dapat dilihat dari data berikut:
1. Jumlah Penduduk : 37990 Jiwa
2. Jumlah KK : 8137 KK
3. Jumlah Bayi 0-11 Bulan : 2784 Jiwa
4. Jumlah Balita 12-23 Bulan : 608 Jiwa
5. Jumlah Balita 24-59 Bulan : 1643 Jiwa
6. Jumlah Bumil : 879 Jiwa
7. Jumlah Bufas : 839 Jiwa
8. Jumlah Bulin : 839 Jiwa
9. Jumlah Wus : 5972 Jiwa
10. Jumlah Lansia : 6487 Jiwa
11. Jumlah Pustu :7
12. Jumlah Poskesri :5
13. Jumlah Polindes :3
b. Pendidikan
Jumlah sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja puskesmas Padang Lua
baik negeri maupun swasta sebagai berikut :
No Sarana Pendidikan Jumlah
1 Jumlah TK 16 buah
2 Jumlah SD 24 buah
3 Jumlah SLTP 4 buah
4 Jumlah SLTA 4 buah
5 Pondok Pesantren 2 (MTSN dan Aliyah )
Sumber: Profil Puskesmas Padang Lua, Tahun 2018
9
c. Jumlah Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas Padang Lua sebagai
berikut :
No Tenaga Kesehatan Jumlah
1 Dokter umum 2 Orang
2 Dokter gigi 1 Orang
3 Perawat gigi 2 Orang
4 Perawat 3 Orang
5 Bidan 19 Orang
6 Gizi 1Orang
7 Farmasi 2 Orang
8 Kesling 1 Orang
9 Kesmas 4 Orang
10 Prekarya 2 Orang
11 Analisisi Laboratorium 1 Orang
12 Sopir 1Orang
13 K3 1 Orang
14 Satpam 1 Orang
Sumber: Profil Puskesmas Padang Lua, Tahun 2018
10
Serta upaya pelayanan kesehatan masyarakat (UKM)Pengembangan yang
meliputi :
1. Kesehatan gigi masyarakat
2. Pelayanan kesehatan jiwa
3. Kesehatan lansia
4. Pelayanan kesorga
5. Pelayanan kesehatan indra
6. Pelayanan BATRA
11
Kubang Putih, Mato Jariang, dan Andaleh. Serta tiga (3) buah Polindes
yang terletak di desa Taluak, Kubu Anau dan Cupak
b) Sarana produksi / distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan
Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan
sarana kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan
farmasi dan alat kesehatan. Pada tahun 2018 di puskesmas Padang Lua
terdapat 1 buah apotik dan 1 buah laboratorium.
c) Pelayanan Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Adapun pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat yang
diselenggarakan di Puskesmas Padang Lua yaitu Posyandu Balita, Posyandu
Lansia, UKS, dan nagari siaga.
d) Transportasi
Puskemas Padang Lua memiliki 2 buah kendaraan roda empat
(1AMBULANCE dan 1 PUSKEL) dan 11 buah kendaraan roda 2untuk
menunjang akses pelayanan di wilayah kerja.
12
d. Unit Penanggung Jawab Pelayanan Kesehatan Masyarakat (UKM)
PengembanganKesehatan Gigi Masyarakat, Pelayanan Kesehatan Jiwa,
Kesehatan Lansia, Pelayanan Kesorga, Pelayanan Kesehatan Indra,
Pelayanan BATRA, dan Posbindu,
e. Unit Penanggung Jawab UKP Kefarmasian Dan Laboratorium
Pemeriksaan Umum, Kesehatan Gigi dan Mulut, KIA-KB, Pelayana
Anak, Gawat Darurat, Pelayanan Haji, Laboratorium, Kefarmasian, dan
Loket Pendaftaran
f. Jaringan Pelayanan Puskesmas
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling ,dan Bidan Desa.
13
KEPALA PUSKESMAS
Drg. Nofiyendri KASUBAG TU
Novia Fitri,SKM
14
TUPOKSI PUSKESMAS PADANG LUA
TAHUN 2019
15
8 Fitri Rianti, AMKG Perawat BPG
Gigi
9 Atik Suzana, AMKG Perawat gig BPG
10 Nurhelita, Amd Keb Bidan Pengelola KIA
11 Husni Rosa, SSiT Bidan Tj.KB & PKPR,KIA
12 Nila Delfia,Amd Keb Bidan Tj Poli Anak
13 Fifi Yanti, Amd Keb Bidan Tj Kesehatan Anak& Petugas IGD
14 Yuliana Syafitri,Amd Bidan KIA dan Imunisasi ,Bikor
15 Risna Yanti, AMF A.Apoteker Tj Gudang Obat
16 Deni Saputra,Amd Analisis Labor
AK
17 Maimina Fitriani, Nutrisionis Konseling Gizi & Tj Program Gizi
AMG
18 Nela Ariesta Amd A.A Tj Apotik
Farm
19 Oni Hasbi ADM RR
Umum
20 Elfina Roza, Amd Bidan Klaim Jampersal
Keb
C. Upaya kesehatan Kesehatan Masyarakat Esensial &Keperawatan
Kesehatan Masyarakat
1 Zulhidjah Promkes Posyandu
2 Novia Fitri,SKM Promkes Penyuluhan,TJ UKK
3 Benita Nosy,SKM Promkes Nagari Siaga,PHBS,UKS &
Penanggung Jawab UKM,
Pokestren
4 Hj. Salma Perawat P2TB,Tj HIV, Filariasis
5 Risna Yanti,AMF Asist POM,IRTP
Apoteker
6 Yuhelmi, Skep Perawat PHN
7 Yulia Bidan Imunisasi
Safitri,Amd.Kep
8 Riky Antoni Perawat Kusta,Puskel
9 Jony Novery, SKM SKM Malaria,Rabies,Surveilans DBD
10 Husni Roza, SSiT Bidan ISPA & Diare
11 Fitri Rianti, AMKg Perawat UKGS,SBH
Gigi
12 Nila Safitry, Amd Sanitarian Kesling
KL
16
D. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
1 Benita Nosy, SKM Promkes Penanggung Jawab UKM
17
PETUGAS PUSTU/POSKESRI /POLINDES
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG LUA
TAHUN 2019
18
6. Gambaran Pencapaian Program Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Padang Lua Tahun 2018
Tabel 2.1
Pecapaian Program Kerja Promosi Kesehatan (Promkes)
di Puskesmas Padang Lua Tahun 2018
c. UKS
1) Frekuensi kunjungan 100% 100% 0%
pembinaan
d. PHBS
1) Persalinan nakes 75% 100% +25%
2) ASI Ekslusif 75% 87,6% +12,6%
3) Menimbang bayi dan 75% 87,5% +12,5%
balita setiap bulan
4) Menggunakan air 75% 100% +25%
bersih
5) CTPS 75% 56,3% +18,7%
6) Menggunakan jamban 75% 84% +9%
sehat
7) Memberantas jentik 75% 80,3% +5,3%
dirumah 1X perminggu
19
Tabel 2.2
Pecapaian Program Kerja Kesehatan Lingkungan (Kesling) di
Puskesmas Padang Lua Tahun 2018
20
1) Lubang/timbun - 0% 0%
2) Bakar - 0% 0%
3) Dibuang ke TPS/TPA - 17,02% +17,02%
Tabel 2.3
Pecapaian Program Kerja Kesehatan Ibu da Anak (KIA)
di Puskesmas Padang Lua Tahun 2018
Tabel 2.4
Pecapaian Program Kerja Gizi
di Puskesmas Padang Lua Tahun 2018
21
3. PMT penyuluhan Tidak Bila ada -
ada kasus
target
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Padang Lua, Tahun 2018
Tabel 2.5
Pencapaian Program Kerja Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P)
di Pusksmas Padang Lua Tahun 2018
Tabel 2.6
Pencapaian Program Kerja Imunisasi
di Pusksmas Padang Lua Tahun 2018
22
Tabel 2.7
Pencapaian Pemakaian Obat terbanyak
di Pusksmas Padang Lua Tahun 2018
900
767
800
700
600
500
400 346
298 286
300 196 173 149
200 97 74
100
0
23
BAB III
ANALISIS MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah ini dengan menggunakan data primer, data
sekunder pada laporan tahunan Puskesmas Padang Lua Tahun 2018, wawancara
pemegang program TB di Puskesmas Padang Lua, diskusi kelompok dan
pembimbing lapangan. Kemudian dari laporan ini dilakukan brainstorming
dengan kelompok, pembimbing lapangan dan pemegang program.Hasil
identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut.
24
B. Analisis permasalahan kesehatan berdasarkan Identifikasi masalah di Puskesmas Padang Lua Tahun 2018 :
1 Promkes Rendahnya tingkat kesadaran Dari data, masyarakat yang tidak merokok dalam ruangan hanya 34,2%. Sedangkan
masyarakat untuk tidak merokok dalam target yang ingin dicapai Puskesmas Padang Lua tahun 2018 adalah 75%, sehingga
ruangan terjadinya kesenjangan sebesar 40,8% dari target yang ingin dicapai.
2 P2P (P2TB) Peningkatan kasus TB Paru Pencapaian program P2P (P2TB) Paru dibawah target. Dari wawancara yang
dilalukan secara langsung terhadap pemegang program TB Paru ini, laporan tahunan
dan laporan bulananPuskesmas Padang Lua tahun 2018, tercatatat jumlah penderita
TB Paru hanya 31% Sedangkan target yang ingin dicapai Puskesmas Padang Lua
tahun 2018 adalah 125% sehingga terjadinya kesenjangan sebesar 94% dari target
yang ingin dicapai.
3 P2P Peningkatan kasus ISPA Pencapaian program penyakit ISPA dari laporan tahunan Puskesmas Padang Lua
Tahun 2018 dan laporan 10 penyakit terbanyak tercatat sebanyak 767 kasus penyakit
Ispa yang merupakan peringkat pertama.
4 KIA Tingginya faktor resiko pada ibu hamil Dari laporan tahunan Puskesmas Padang Lua tahun 2018 dan program Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) dan instansi tercatat jumlah capaian 7,4% dari 100% target yang
harus dicapai. Terjadi kesenjangan 92,6% dari target program Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA).
5 P2P (IMUNISASI) Rendahnya cakupan Imunisasi Campak Dari laporan tahunan Puskesmas Padang Lua tahun 2018 tercatat jumlah capaian
untuk imunisasi campak sebesar 41,4% dari target 93% yang harus dicapai. Terjadi
kesenjangan sebesar 51,6% dari target program Imunisasi.
6 P2P (IMUNISASI Rendahnya cakupan Imunisasi IPV Dari laporan tahunan Puskesmas Padang Lua tahun 2018 dan laporan Program
Imunisasi dan instansi tercatat jumlah capaian untuk imunisasi IPV sebesar
42,6%,dari target 93% yang harus dicapai. Terjadi kesenjangan sebesar 50,4 % dari
target program Imunisasi.
25
C. Penetapan Prioritas Masalah
Masalah yang telah di analisa di Puskesmas Padang Lua dilakukan
penetapan prioritas masalah, metode yang digunakan adalah metode USG
Urgency (Urgensi), Seriousness (Keseriusan), Growth (Perkembangan Isu),
merupakan salah satu cara menetapkan prioritas masalah dengan teknik skoring.
Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu
dengan menentukan skala nilai 1-5 atau 1-10. Isu yang memiliki total skor
tertinggi merupakam isi prioritas. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency,
seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut (Mimit Primyastanto,
2016).
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut
atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab
isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu
masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila
dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau
dibiarkan.
Keterangan pemberian Skor
1. Sangat penting :5
2. Penting :4
3. Netral :3
4. Tidak penting :2
5. Sangat tidak penting :1
26
Dari identifikasi masalah yang didapat dari laporan tahunan Puskesmas
Padang Lua tahun 2018, hasil prioritas masalah terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Penetapan Prioritas Masalah dengan Metode USG di Puskesmas Padang Lua
Tahun 2018
NO MASALAH U S G TOTAL
D. Penyebab Masalah
Berdasarkan hasil prioritas masalah yang ditemukan, maka yang menjadi
prioritas masalah di Puskesmas Padang Lua adalah Upaya Penanggulangan
terhadap Peningkatan Kasus TB Paru. dari hasil wawancara dengan pemegang
program TB di Puskesmas Padang Lua, dan pengumpulan data, maka ditemukan
beberapa penyebab masalah yang dapat di gambar dengan diagram Fishbone
yaitu.
27
Analisis penyebab masalah dengan menggunakan diagram sebab-akibat (Fishbone). Berdasarkan skor pada USG diatas maka
masalah utama yang menjadi prioritas adalah Upaya Penanggulangan terhadap Peningkatan Kasus TB Paru di wilayah kerja
Puskesmas Padang Lua.
SEBAB AKIBAT
28
Dari gambar diatas,dapat dijelaskan bahwa penyebab terjadinya
Peningkatan Kasus TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Padang Lua adalah
sebagai berikut :
a. Manusia
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB
2. Belum adanya kader khusus TB
3. Kurangnya kesadaran dan motivasi pasien TB untuk melakukan
pengobatan.
4. Sikap pasien TB yang minum obat tidak teratur
5. Beban petugas pemegang program TB yang rangkap
6. Jumlah petugas terbatas untuk program TB
7. Kurangnya peran dan dukungan tokoh masyarakat terhadap
penanggulangan TB
b. Biaya
1. Kurangnya alokasi dana dalam penyediaan mediaTB.
2. Kurangnya biaya dalam pembentukan dan pelatihan kader khusus TB
d. Metode
1. Penyuluhan TB belum terjadwal
2. Kurangnya inovasi dalam penjaringan suspekTB
3. Kurangnya monitoring Terhadap TB
4. Kurangnya kerjasama lintas sektor dan lintas program
e. Lingkungan
1. Adanya perpindahan penduduk yang berdampak pada penularan TB
29
E. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Tabel 3.2 Alternatif Pemecahan Masalah terhadap Peningkatan Kasus TB Paru di Puskesmas Padang Lua berdasarkan diagram
sebab-akibat (Fishbone)
Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Maslah
a) Manusia 1. Kurangnya pengetahuanmasyarakat 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB,
tentang penyakit TB penularan, pengobatan dan cara mencegah penularan penyakit TB
Melalui kegiatan penyuluhan tentang TB
2. Belum adanya kader khusus TB 2. Mengusulkan untuk membentuk kader TB ke pemegang program
TB.
3. Kurangnya kesadaran dan motivasi 3. Meningkatkankesadaran dan motivasipasien TB agar mau melakukan
pasien TB untuk melakukan pengobatandengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada
pengobatan. penderita TB tentang pentingnya melakukan pengobatan terhadap
Penyakit TB
4. Sikap pasien TB yang minum obat 4. Mengupayakan perubahan perilaku penderita TB agar mau
tidak teratur mematuhi aturan pengobatan dengan memberikan informasi tentang
aturan pengobatan agar penderita TB bisa mengetahui bagaimana
dampak yang ditimbulkan jika tidak segera diobati sebelum menjadi
lebih parah
5. Beban petugas pemegang program 5. Mengupayakan untuk meringankan beban petugas dengan cara
TB yang rangkap memberikan tanggung jawab kepada petugas yang beban kerja nya
lebih ringan berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
6. Jumlah petugas terbatas untuk 6. Mengusulkan untuk menambah petugas terutama untuk program TB
program TB ke pemegang program TB.
30
7. Kurangnya peran dan dukungan 7. Mengusulkan kepada pemegang program TB untuk melakukan
tokoh masyarakat terhadap sosialisasi kepada tokoh masyarakattentang penyakit TB dan
penaggulangan TB membentuk masyarakat Peduli TB
b) Biaya 1. Kurangnya biaya dalam 1. Mengusulkan untuk menambah biaya dalam pelatihan kader khusus
pembentukan dan pelatihan kader TB dengan cara kerjasama lintas sektor.
khusus TB
2. Kurangnya alokasi dana dalam 2. Mengusulkan untuk menambah alokasi danadari pihak Puskesmas
penyediaan media TB terutama dalam penyediaan leaflet, Poster, PMT dan lainnya, serta
menjalin kerjasama lintas sektor.
c) Sarana dan 1. Kurangnya media penyuluhan dan 2. Menambah media penyuluhan dan pencegahan seperti masker,
Prasarana pencegahan seperti masker, Banner, dan Leaflet di Puskesmas Padang Lua dan Pustu di Nagari
banner, leaflet tentang TB Sungai Tanang,
d) Metode 1. Penyuluhan TB belum terjadwal 1. Mengusulkan untuk disediakan jadwal khusus penyuluhan TB secara
berkala minimal 1 kali seminggu ke pemegang program TB
2. Kurangnya inovasi dalam 2. Meningkatkan penjaringangan suspek TB dengan cara melakukan
penjaringan suspekTB advokasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar mau memeriksakan
batuk ke Puskesmas
3. Kurangnya monitoring Terhadap 3. Mengupayakan kegiatan monitoring terhadap pasien TB dengan cara
TB kerjasama lintas program
4. Kurangnya kerjasama lintas sektor 4. Mngusulkan untuk meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas
dan lintas program program dalam penanggulangan penyakit TB.
31
e) Lingkungan 1. Adanya perpindahan penduduk 1. Mengupayakan kerjasama dengan lintas sektor, tokoh masyarakat
yang berdampak pada penularan tentang faktor resiko akibat perpindahan penduduk yang berdampak
TB pada Penyakit TB
32
F. Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam menentukan alternative penyelesaian masalah yang menjadi prioritas,
kami menggunakan metode Efektivitas-Efisiensi dimana P=MxIxV/Cost..
Penggunaan metoda ini dengan memperhitungkan efektifitas dan efisiensi dalam
penetapan pilihan jenis intervensi yang dilakukan.Dengan memberikan skor
padasetiap alternative penyelesaian masalah dari 1- 5 (Chandra Manik, 2015).
Ada 4 komponen penilaian dalam metode Efektivitas Efisiensi ini yang
merupakan cara pandang dalam menilai alternative penyelesaian masalah yaitu :
M = Magnitude (besarnya masalah yangdihadapi)
I = Important (pentingnya jalan keluar Menyelesaikan masalah)
V = Vunerability (ketepatan jalan keluaruntukmasalah)
C = Cost (biaya yang dikeluarkan)
dimana Kriterinya ditetapkan:
Nilai l =Biaya sangat murah
Nilai2 =Biaya murah
Nilai 3 =Biaya cukup murah
Nilai4 =Biayamahal
Nilai5 =Biaya sangat mahal
33
Tabel 3.3 Prioritas alternative pemecahan masalah
3 Meningkatkankesadaran dan 3 4 4 2 24 2
motivasi pasien TB agar mau
melakukan pengobatan dengan
melakukan sosialisasi dan edukasi
kepada penderita TB tentang
pentingnya melakukan
pengobatan terhadap Penyakit TB
4 Mengupayakan perubahan 3 4 3 2 18 3
perilaku penderita TB agar mau
mematuhi aturan pengobatan
dengan memberikan informasi
tentang aturan pengobatan agar
penderita TB bisa mengetahui
bagaimana dampak yang
ditimbulkan jika tidak segera
diobati sebelum menjadi lebih
parah
5 Mengupayakan untuk 2 4 3 4 6 9
meringankan beban petugas
dengan cara memberikan
tanggung jawab kepada petugas
yang beban kerja nya lebih ringan
berdasarkan kemampuan yang
dimiliki.
34
7 Mengusulkan kepada pemegang 4 3 3 4 9 7
program TB untuk melakukan
sosialisasi kepada tokoh
masyarakat tentang penyakit TB
dan membentuk masyarakat
Peduli TB
13 Mengupayakan kegiatan 4 4 4 4 16 4
monitoring terhadap pasien TB
dengan cara kerjasama lintas
program
35
15 Mengupayakan kerjasama dengan 3 4 3 4 9 7
lintas sektor, tokoh masyarakat
tentang faktor resiko akibat
perpindahan penduduk yang
berdampak pada Penyakit TB
36
G. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah proses pengumpulan dan informasi melalui kegiatan
pengamatan dan dilakukan secara terus-menerus tentang kegiatan program
sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program itu
selanjutnya.
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan
masalah kinerja program untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan
kualitas kinerja program.Monitoring dan evaluasi (monev) adalah kegiatan
mengecek, mengawasi, dan menilai jalannya program mulai dari awal hingga
akhir program.
Tabel 3.4 Monitoring dan Evaluasi dari kegiatan intervensi
No Activities Waktu Input Procces Output Impact
Pelaksanaan
1. Memberikan Minggu, 24 Mahasiswa Memberikan Masyarakat Meningkatkan
penyuluhan Februari PBL informasi tahu pengetahuan
dan edukasi, 2019 kepada tentang masyarakat ,
serta masyarakat penyakit serta
Membagikan terkait TB, TB, Mengurangi
Leafletkepada membagikan tersebarnya dampak yang
masyarakat leaflet, serta Leaflet disebabkan
tentang TB di pembagian dari penyakit
nagari Sungai kuesioner TB
Tanang,
Memberikan
penyuluhan
2. dan edukasi, Senin, 25 Mahsiswa Memberikan Masyarakat Meningkatkan
serta Februari PBL informasi tahu pengetahuan
membagikan 2019 kepada tentang masyarakat,
Leafletkepada masyarakat penyakit serta
masyarakat yang TB, Mengurangi
yang berkunjung ke tersebarnya dampak yang
berkunjung Puskemas Leaflet disebabkan
ke Puskesmas terkait TB, dari penyakit
membagikan TB
Kunjungan leaflet, serta
ke rumah pembagian
Keluarga TB kuesioner
(2 KK)
3. Kamis, 28 Mahsiswa Melihat Kondisi Mengurangi
Februari PBL perkembangan pasien resiko
2019 dan sudah mulai penularan TB
pemantauan membaik kepada
37
terhadap anggota
pasien TB keluarga yang
dalam lain
penggunaan
obat
38
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Konsep Tuberculosis
1. Pengertian
Tuberculosis atau dikenal dengan TB Paru merupakan penyakit yang
mematikan. Penyakit ini cukup tinggi di dunia. Indonesia merupakan
Negara dengan urutan kedua tertinggi di dunia. Tahun 2016 penderita
Tuberculosis Paru mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dari 9,6
juta jiwa menjadi 10,5 juta jiwa. Sejak tahun 2016, tujuan program
Tuberculosis Paru adalah mengakhiri epidemic TB Paru melalui penerapan
strategi End TB. Strategi tersebut berupa mengurangi kematian akibat TB
Paru sebesar 90% pada tahun 2030 dan memutuskan kejadian kasus baru
TB sebesar 80%. Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Iwan
Stia Budi, dkk, 2018).
Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan membuat sasaran
strategis pengendalian TB mengacu pada rencana starategis yaitu
menurunkan prevalensi TB dari 235 per 100.000 penduduk menjadi 224 per
100.000 penduduk. Saat ini diperkirakan ada 1 dari setiap 3 kasus TB
yang masih belum terdeteksi oleh program. WHO memperkirakan di
Indonesia terdapat 6.800 kasus baru TB dengan Multi Drug Resistence
(TB MDR) setiap tahun. Diperkirakan 2% dari kasus TB baru dan 12 %
dari kasus TB pengobatan pengulangan merupakan kasus TB MDR.
Diperkirakan pula lebih dari 55% pasien Multi Drug Resistant
Tuberculosis (MDR TB) belum terdiagnosis atau mendapat pengobatan
baik dan benar (Iwan Stia Budi, dkk, 2018).
39
2. Penyebab Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies
Mycobacterium, antara lain: M.tuberculosis, M.africanum, M. bovis, M.
Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).
Kelompok bakteri Mycobacterium. selain Mycobacterium tuberculosis
yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai
MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang
bisamengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TB (Kemenkes RI,
2016).
Secara umum sifat kuman Mycobacterium tuberculosis antara lain adalah
sebagai berikut:
a) Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron, lebar 0,2 –0,6 mikron.
b) Bersifat tahan asam dalam perwanraan dengan metode Ziehl Neelsen,
berbentuk batang berwarna merah dalam pemeriksaan dibawah mikroskop.
c) Memerlukan media khusus untuk biakan, antara lain Lowenstein Jensen,
Ogawa.
d) Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka
waktu lama pada suhu antara 4°C sampai minus 70°C.
e) Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultra violet.
Paparan langsung terhada sinar ultra violet, sebagian besar kuman akan
mati dalam waktu beberapa menit. Dalam dahak pada suhu antara 30-37°C
akan mati dalam waktu lebih kurang 1 minggu.
3. Gejala Tuberkulosis
Tanda dan gejala tuberkulosis adalah ( Andhisa Shabrina, 2018) ;
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
pada malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan
demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul
b. Penurunan berat badan
c. Batuk lebih 3 minggu, kadang disertai dengan darah
d. Penurunan nafsu makan
40
e. Perasaan tidak enak (malaise) dan juga merasa lemas
f. Sesak dan nyeri dada
g. Kelelahan yang ekstrim
h. Nyeri otot
41
mempengaruhi keberhasilan pengobatan sebagaimana diuraikan
dibawahini:
A. Faktor Sarana
Tersedianya obat yang cukup dan kontinu,Dedikasi petugas kesehatan
yang baik,Pemberian regiment OAT yang adekuat. Faktor penderita
Pengetahuan penderita yang kurang mengenai penyakit TB paru.Cara
pengobatan dan bahaya akibat berobat tidak adekuat, Cara menjaga
kondisi tubuh yang baik dengan makanan bergizi. Cukup istirahat,hidu
pteratur dan tidak minum Alkohol atau merokok. Cara menjaga
Kebersihan diri dan lingkungan dengan tidak membuang dahak
sembarangan,bila batuk menutup mulut dengan saputangan,jendela rumah
cukup besar untuk mendapat lebih banyak sinar matahari. Sikap tidak
perlu merasa rendah diri atau hina karena Tbparu adalah penyakit infeksi
biasa dan dapat disembuhkan bila berobat dengan benar. Kesadaran dan
tekad penderita untuk sembuh.
B. Faktor keluarga dan masyarakat lingkungan
Dukungan keluarga sangat menunjang keberhasilan pengobatan seseorang
dengan cara selalu mengingatkan penderita agar minum obat.
5. Cara Penularan
Sember penularan penyakit TB adalah Pasien TB yang mengandung
kuman Mycobacterium Tuberculosis.Pada waktu batuk atau bersin, pasien
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei /
percik renik). Kuman Mycobacterium Tuberculosis ini masuk dari orang ke
orang, terutama melalui saluran napas dengan menghirup atau menelan tetes-
tetes ludah/dahak (droplet infection) yang mengandung basil dan dibatukkan
oleh penderita TBC terbuka. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak yang mengandung kuman sebanyak 0-3500
M.tuberculosis.Sedangkan kalau bersin dapat mengeluarkan sebanyak 4500 –
1.000.000 M.tuberculosis.Atau juga karena adanya kontak antara tetes
ludah/dahak tersebut dan luka di kulit. Didalam tubuh kuman TB ini akan
dilawan oleh daya tahan tubuh. Jika seseorang memiliki daya tahan tubuh yang
42
lemah, maka penularan TB akan lebih mudah, dan sebaliknya jika seseorang
memiliki daya tahan tubuh yang kuat dan sehata maka kemungkinan seseorang
tersebut tidak akan mudah terserang kuman TB (Kemenkes RI, 2016).
7. Pengobatan
Persedian obat menjadi salah satu faktor terpenting dalam program
penanggulangan TB. Ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan (logistik
TB) merupakan bagian terpenting dalam keberhasilan Program
Penanggulangan TB. Pengelolaan ketersediaan logistik TB merupakan suatu
rangkaian kegiatan untuk menjamin agar logistik Program Penanggulangan
TB tersedia di setiap layanan pada saat dibutuhkan dengan jumlah yang
cukup dan kualitas yang baik. Kebutuhan logistik dalam Permenkes
penanggulangan TB 2016 terdiri dari Logistik Obat Anti Tuberkulosis
(OAT) dan logistik Non OAT. Logistik Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
adalah semua jenis OAT yang digunakan untuk mengobati pasien TB, baik
TB Sensitif maupun TB Resistan Obat (TB-RO). Logistik Non OATadalah
semua jenis bahan dan alat kesehatan selain OAT yang digunakan untuk
mendukung tatalaksana pasien TB. Pengobatan berlangsung selama 6-8 bulan
yang terbagi dalam 2 tahap yaitu pertama Obat diminum setiap hariSelama 2
atau 3 bulan, kemudian Tahap lanjutan obat diMinum 3kali semingguSelama 4
atau 5 bulan (Naili Akrima Faradis, 2018).
43
7. Penanggulangan TB
Penanggulangan TB diselenggarakan secara terpadu, komprehensif dan
berkesinambungan. Penanggulangan TB melibatkan semua pihak terkait baik
pemerintah,swasta maupun masyarakat. Target program Penanggulangan TB
nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia bebas TB tahun 2050.
Untuk tercapainya target program Penanggulangan TB nasional, Pemerintah
Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota harus menetapkan
target Penanggulangan TB tingkat daerah berdasarkan target nasional dan
memperhatikan strategi nasional (Kemenkes RI, 2016).
Strategi nasional Penanggulangan TB terdiri atas:
a. penguatan kepemimpinan program TB
b. peningkatan akses layanan TB yang bermutu
c. pengendalian faktor risiko TB
d. peningkatan kemitraan TB
e. peningkatan kemandirian masyarakat dalam Penanggulangan TB, dan
f. penguatan manajemen program TB
Penanggulangan TB diselenggarakan melalui kegiatan:
i. Promosi kesehatan
Promosi Kesehatan dalam Penanggulangan TB ditujukan untuk:
a. meningkatkan komitmen para pengambil kebijakan;
b. meningkatkan keterpaduan pelaksanaan program; dan
c. memberdayakan masyarakat.
ii. Surveilans TB
Surveilans TB merupakan pemantauan dan analisis sistematis terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit TB
atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhinya untuk
mengarahkan tindakan penanggulangan yang efektif dan
efisien.Dalam penyelenggaraan Surveilans TB dilakukan
pengumpulan data secara aktif dan pasif baik secara manual maupun
elektronik.
44
iii. Pengendalian faktor risiko
Pengendalian faktor risiko TB ditujukan untuk mencegah,
mengurangi penularan dan kejadian penyakit TB.
Pengendalian faktor risiko TB dilakukan dengan cara:
a. membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat;
b. membudayakan perilaku etika berbatuk;
c. melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan
lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat
d. peningkatan daya tahan tubuh;
e. penanganan penyakit penyerta TB, dan
f. penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TB di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan
iv. Penemuan dan penanganan kasus TB
Penemuan kasus TB dilakukan secara aktif dan pasif. Penemuan
kasus TB secara aktif dilakukan melalui:
a) investigasi dan pemeriksaan kasus kontak;
b) skrining secara massal terutama pada kelompok rentan dan
kelompok berisiko; dan
c) skrining pada kondisi situasi khusus.
v. Pemberian kekebalan; dan pemberian obat pencegahan.
Pemberian kekebalan dalam rangka Penanggulangan TB dilakukan
melalui imunisasi BCG terhadap bayi.
45
B. Intervensi yang dilakukan kelompok
2 Memberikan penyuluhan dan Edukasi Lansia yang Selasa, 19 Masjid Jami’ Leaflet 25 Mahasiswa PBL
tentang TB kepada masyarakat di datang ke Februari 2019 Sungai Tanang lembar =
daerah Tabek Gadang, serta Posyandu Lansia Rp.15.000,00
pembagian Leaflet
Masker = Rp.
20.000,00
3 Melakukan pembinanaan terhadap Hanum Selasa,19 Sungai Tanang Mahasiswa PBL
Keluarga penderita TB di nagari Umur 20 tahun Februari 2019 (Rumah pasien
Sungai Tanang,serta memberikan TB)
edukasi dan masker.
3 Memberikan penyuluhan dan Edukasi Lansia yang Rabu, 20 MDA/TPA Mahasiswa PBL
kepada masyarakat di daerah Pandan datang ke Februari 2019 Pandan Gadang
Gadang, Nagari Sungai Tanang, serta Posyandu Lansia
pembagian Leaflet
4. Pembinaan terhadap keluarga Balita umur 3,5 Rabu, 20 Sungai Tanang Mahasiswa PBL
penderita TB di Nagari Sungai tahun (Zakia) dan Februari 2019 (Rumah Pasien
Tanang dan memberikan masker Salwa (9 )Tahun TB)
46
5 Melakukan penyuluhan tentang TB di Pasien yng Kamis, 21 Puskesmas Mahasiswa PBL
dalam gedung, serta pembagian berkunjung ke Februari 2019 Padang Lua
Leaflet Puskesmas
6. Melakukan penyuluhan tentang TB Masyarakat Minggu, 24 Lapangan SDN Leaflet 40 Mahasiswa PBL
dalam kegiatan senam, serta nagari Sungai Februari 2019 O2 Sungai lembar =
pembagian leaflet Tanang Pandan Tanang Rp.10.000,00
Gadang yang ikut
senam Kuesioner 20
rangkap=
Rp.7.500,00
5 Membagikan kuesioner pre test dan Sampel 4 orang Minggu, 24 Lapangan SDN Mahasiswa PBL
post test dalam kegiatan senam masyarakat yang Februari 2019 02Sungai
hadir dalam Tanang
kegiatan senam
6 Melakukan penyuluhan dalam gedung Pasien yang Senin, 25 Puskesmas Leaflet 15 Mahasiswa PBL
berkunjung ke Februari 2019 Padang Lua lembar= Rp.
Puskesmas 8000,00
Padang Lua
7 Membagikan kuesionerpretest dan Sampel 4 orang Senin, 25 Puskesmas Kuesioner+pul Mahasiswa PBL
post test pasien yang Februari 2019 Padang Lua pen = Rp.
berkunjung ke 20.000,00
Puskesmas
47
C. PDCA (Plan, Do, Check, Action)
1. Tahap Plan (Perencanaan)
Hasil analisis masalah yang dilakukan dengan menggunakan data primer
dari kuesioner kesehatan masyarakat dan data sekunder pada laporan tahunan
Puskesmas Padang Lua Tahun 2018 dan wawancara pemegang program TB di
Puskesmas Padang Lua, diskusi kelompok dan pembimbing lapangan
didapatkan masalah yaitu peningkatan kasus TB.
Berdasarkan diskusi dari Kelompok, Pembimbing Lapangan dan staf
pemegang program penyakit TB, didapatkan prioritas masalah yaitu upaya
penanggulangan terhadap peningkatan kasus TB, maka kelompok mengambil
kesimpulan bahwa penyebab dari peningkatan kasus TB karena:
1. Manusia
2. Kurangnya pengetahuanmasyarakat tentang penyakit TB
3. Belum adanya kader khusus TB
4. Kurangnya kesadaran dan motivasi pasien TB untuk melakukan
pengobatan.
5. Sikap pasien TB yang tidak mematuhi aturan pengobatan
6. Beban petugas pemegang program TB yang rangkap
7. Jumlah petugas terbatas untuk program TB
8. Kurangnya peran serta tokoh masyarakat terhadap TB
2) Biaya
1. Kurangnya alokasi dana dalam penyediaan media TB.
2. Kurangnya biaya dalam pembentukan dan pelatihan kader khusus TB
48
4) Metode
1. Penyuluhan TB belum terjadwal
2. Kurangnya inovasi dalam penjaringan suspekTB
3. Kurangnya monitoring Terhadap TB
4. Kurangnya kerjasama lintas sektor dan lintas program
5) Lingkungan
1. Adanya perpindahan penduduk yang berdampak pada penularan TB
2. Tahap Do (Pelaksanaan)
Dari berbagai permasalahan yang didapatkan di lapangan dari proses
Pengalaman Belajar Lapangan telah dilakukan berbagai kegiatan intervensi
yang diharapkan mampu membantu masyarakat dalam memecahkan maslah
kesehatan, khususnya masalah TB:
Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang TB
diprioritaskan pada aspek diantaranya sebagai berikut:
1. Manusia
Melakukan penyuluhan tentang TB untuk meningkatkan
pengetahuanmasyarakat dan Pasien TB
2. Metode
a. Melakukan kegiatan penyuluhan tentang TB. Sasaran penyuluhan
yaitu orang yang berkunjung ke Puskesmas, lansia yang datang
dalam kegiatan posyandu lansia, dan masyarakat yang datang
dalam kegiatan senam serta Pembinaan terhadap Pasien TB.
Kegiatan Penyuluhan terdiri dari penyampaian materi tentang
49
TByang sebelumnya dilakukan uji pre test untuk melihat tingkat
pengetahuan masyarakat. Setelah penyampaian materi
penyuluhan, maka dilakukan uji post test dengan orang yang
sama yang dilakukan di Nagari Sungai Tanang dalam kegiatan
senam, dan dilakukan juga di Puskemas Padang Lua.
b. Penyebaran leaflet dan Kuesioner Pre test dan Post test kepada
masyarakat yang datang dalam kegiatan senam.
50
1. Entrydata Keluarga sehat sebanyak 2 jorong yaitu jorong
51
Tabel 4.2 Hasil Intervensi Alternative Kegiatan Pemecahan Masalah di
Puskesmas Padang Lua yang Dilakukan Kelompok
No. Kegiatan Hasil Intervensi Indikator
Sebelum Sesudah
1. Mengadakan Kurangnya Meningkatnya Dari hasil 8
penyuluhan sebanyak pengetahuan pengetahuan kuesioner pre
5 kali dengan sasaran masyarakat masyarakat test dan post
masyarakat nagari tentang tentang test terdapat
Sungai Tanang dan penyakit TB penyakit TB peningkatan
Pengunjung pengetahuan
Puskesmas Padang masyarakat
Lua
2. PenyebaranLeaflet Kurangnya Disebarkan Tersebarnya
tentang TB kepada penyebaran leaflet tentang Leaflet
masyarakat di leaflettentang TB di
Puskesmas Padang TB Puskesmas
Lua Padang Lua
3. Pembuatan banner Belum Tersedianya Tersedianya
tentang TB tersedianya banner tentang Banner
banner TB di
tentang TB di Puskesmas
Puskesmas Padang Lua
Padang Lua dan Pustu
dan Pustu Nagari Sungai
Nagari Sungai Tanang
Tanang
1. Manusia
Dari segi manusia dapat dilihat tabel tingkat pengetahuan masyarakat
nagari Sungai Tanang dan Pengunjung Puskesmas sebagai berikut:
52
Berikut adalah grafik tingkat pengetahuan masyarakat yang berkunjung ke
Puskesmas Padang Lua sebelum dan sesudah dilakukan intervensi:
100%
100%
80%
60%
40%
25%
20%
0%
Pre Test Post Test
100%
100%
80%
60%
40%
25%
20%
0%
Pre Test Post Test
Grafik 4.2Presentase Tingkat Pengetahuan masyarakat yang hadir dalam kegiatan senam
Sebelum dan Sesudah Intervensi
2. Metode
Dari segi metode dilakukan penyuluhan dan penyebaran leaflet
tentang TB yang sebelumnya masih kurang dilakukan.
53
3. Sarana dan prasarana
Dari segi sarana dan prasarana dilakukan pembuatan banner tentang
TB untuk Pustu Sungai Tanang dan di Puskesmas Padang Lua yang
sebelumnya belum ada menjadi ada.
54
a. Diharapkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang TB
di wilayah kerja Puskesmas Puskesmas Padang Lua.
b. Media tentang TB diberbanyak melalui media cetak.
Perbaikan yang dilakukan terhadap program ataupun kegiatan
intervensi didasarkan atas pemberian feed back atau umpan balik yang baik
kepada pihak penyelenggara.
55
BAB V
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Padang Lua ada beberapa
permasalahan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Padang Lua.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Padang Lua serta melakukan
curah pendapat bersama pembimbing puskesmas terdapat masalah kesehatan
yangdiidentifikasi yakni: Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak
merokok dalam ruangan, Peningkatan kasus TB Paru, Peningkatan kasus ISPA,
Tingginya faktor resiko pada ibu hamil, Rendahnya cakupan imunisasi
Campak, dan Rendahnya cakupan imunsasi IPV.
3. Setelah dilakukan analisis masalah yang ada di Puskesmas Padang Lua,
diperoleh prioritas masalah yaitu Upaya Penanggulangan terhadap peningkatan
kasus TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Padang Lua pada tahun 2018.
4. Berdasarkan fishbone, penyebab terjadinya peningkatan kasus TB Paru di
wilayah kerja Puskesmas Padang Lua adalah dari aspek manusia, biaya, sarana
dan prasarana, metode serta lingkungan.
5. Kegiatan intervensi yang dilakukan berupa pelaksanaan penyuluhan dan
edukasi tentang TB kepada masyarakat di Nagari Sungai Tanang dan
Puskesmas Padang Lua, Pembagian Leaflet, Melakukan Pembinaan terhadap
keluarga penderita TB di Nagari Sungai Tanang, dan pembagian kuesioner
Pretest dan Post test kepada pengunjung Puskesmas dan penyebaran Leaflet
tentang TB kepada pengunjung Puskesmas Padang Lua, kemudian menambah
media seperti Banner di Pustu Sungai Tanang dan Puskesms Padang Lua.
6. Berdasarkan hasil intervensi dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dan
Pendidikan masyarakat sangat mempengaruhi terhadap penyakit TB Paru.
56
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
a. Diharapkan kepada Puskesmas Padang Lua untuk menambah media
promosikesehatan sepertibanner, leaflet dan poster tentang TB
b. Diharapkan kepada pihak Puskesmas Padang Lua untuk menyediakan
jadwal khususpenyuluhan tentang TB secara berkala minimal 1 kali dalam
seminggu di puskesmas
c. Diharapkan kepada Puskesmas Padang Lua untuk mengupayakan
anggaran penambahan mediapenyuluhan TB di wilayah kerja Puskesmas
Padang Lua dengan cara kerjasama lintas sektor
d. Diharapkan kepada Puskesmas Padang Lua untuk meningkatkan
kerjasama lintas program
e. Diharapkan kepada Puskesmas Padang Lua untuk menambah petugas
dalam mengelola program TB dan meningkatkan dalam penjaringan kasus
TB
f. Diharapkan kepada Puskesmas Padang Lua untuk mengadakan pelatihan
kepada tokoh-tokoh masyarakat dan membentuk masyarakat peduli TB
2. Bagi Masyarakat
a. Diharapkan kepada masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan penyakit TB
b. Diharapkan kepada masyarakat untuk berpatisipasi dalam melakukan
pemeriksaan ke tempat pelayanan kesehatan apabila ada riwayat kontak
dengan pasien TB yang tinggal satu rumah, karena riwayat kontak TB
merupakan salah satu faktor resiko terjadi penularan TB
c. Bagi masyarakat yang sudsh terdiagnosis TB sebaiknya melakukan Terapi
secara teratur
57
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Sri & Astuti Yoni. 2017. Prediksi Kejadian Penyakit Tuberkulosis
Paru Berdasarkan Usia Di Kabupaten Ponorogo Tahun2016-2020.
Indonesian Jurnal For Health Science. Fakultas Keperawatan Universitas
Muhammmadiyah:Yogyakarta.
http://jurnal.umpo.ac.id/indec.php/IJHS
Budi, Iwan Stia, dkk. 2018. Analisis Faktor Resiko Penyakit Tuberkulosis Bagi
Masyarakat Daerah Kumuh Kota Palembang. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya:Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia. Palembang.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, 2017. Profil Dinas Kesehatan Tahun
2017. Padang-Sumatera Barat.
Dinas Kesehatan Kota Padang. 2017. Profil Kesehatan Kota Padang 2017.
Padang
58
Manik, Chandra. 2015. Metode Penentuan Prioritas. Mahasiswa Univeristas
Diponegoro. FKM Undip:Semarang.
https://googleweblight.com/i?u=https://chandramanick.blogspot.com/2015
/09/metode-penentuan-prioritas.html?m%3D1&hl=en-ID
Primyastanto, Mimit. 2016. Teori dan Aplikasi Pada Usaha Pembesaran Ikan
Sidat. UB Press Malang.
Puskesmas Padang Lua. 2018. Profil kesehatan puskesmas Padang Lua. 2018.
Bukittinggi.
Shabrina, Andisa. 2018. 7 Gejala TBC Paru yang perlu Anda Waspadai (diakses
online)https://hellosehat.co/hidup-sehat/fakta-unik/gejala-tbc-tuberkulosis/
59
LAMPIRAn
60
LAMPIRAN
KEGIATAN MAHASISWA SELAMA PBL DI PUSKESMAS PADANG
LUA TAHUN 2019
61
7. Kegiatan : Intervensi Penyuluhan tentang Tuberculosis (TB),
membagikan Masker, dan penyululuhan kerumah keluarga
TB
Penyuluh : Novita Wulan Sari
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Februari 2019
Tempat : TPA/MDA Sungai Tanang
62
13. Kegiatan : Presentasi Laporan dan Perlepasan Mahasiswa PBL 1
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Februari 2019
Tempat : Puskesmas Padang Lua
63
DOKUMENTASI KEGIATAN
Gambar 1.1
Serah Terima Mahasiswa PBL 1 dengan Kepala Puskesmas dan pembimbing
lapangan
Gambar 1.2
Penyuluhan tentang DBD di Puskesmas Padang Lua
64
Gambar 1.3
Penyuluhan tentang Vitamin A di Puskesmas Padang Lua
Gambar 1.4
Penyuluhan tentang CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) di Puskesmas Padang Lua
65
Gambar 1.5
Penyuluhan tentang KESLING ( Kesehatan Lingkungan ) di Puskesmas Padang
Lua
66
Gambar 1.6
Intervensi Penyuluhan tentang Tuberculosis (TB) di Masjid Masjid jami’ Sungai
Tanang
67
Gambar 1.7
Intervensi Penyuluhan tentang Tuberculosis, membagikan masker dan penyuluhan
ke keluarga di TB TPA/MDA Sungai Tanang
68
69
Gambar 1.8
Penyuluhan tentang Tuberculosis (TB)
di Pondok Pesantren AL IRSYAD BOARDING SCHOOL
70
Gambar 1.9
Intervensi Penyuluhan tentang Tuberculosis (TB) di Lapangan SDN 02 SUNGAI
TANANG
71
Gambar 1.10
Penyuluhan tentang Rokok dan Dampaknya di Puskesmas Padang Lua
72
Gambar 1.11 Banner tentang TB
73
Gambar 1.12
Pemasangan Banner di Pustu Nagari Sungai Tanang
74
Jadwal Penyuluhan Mahasiswa PBL Di Puskesmas Padang Luar Februari-Maret Tahun 2019
75
5. Operator : Donatul Fitri Fauza
76
77