Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia terutama
dilakukan dengan  melakukan perubahan perilaku kesehatan melalui
promosi kesehatan. Promosi kesehatan meliputi kegiatan pendidikan
kesehatan disertai pemberdayaan masyarakat. Pendidikan kesehatan
memiliki tujuan utama mengubah pengetahuan masyarakat agar terbentuk
perilaku sehat sesuai yang diharapkan. Peningkatan pengetahuan
kesehatan masyarakat diharapkan memicu sikap mendukung perilaku
sehat, bila didukung faktor pemungkin dan pendorong akan membentuk
perilaku sehat. Proses pendidikan kesehatan merupakan proses transfer
informasi tentang kesehatan yang diharapkan melalui komunikasi.
Komponen komunikasi tersusun atas pengirim dan penerima pesan, isi
pesan, media dan efek dari pesan.
Media sebagai saluran informasi merupakan salah satu komponen
penting dalam pendidikan kesehatan. Memilih media sebagai saluran
menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi metode yang
digunakanMedia pendidikan kesehatan pada hakekatnya alat bantu
pendidikan kesehatan. Menurut fungsi sebagai saluran pesan media
pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan atas media cetak, media
elektronik dan media papan (billboard). Beberapa media cetak dikenal
antara lain booklet, leaflet, selebaran (flyer), lembar balik (flip chart),
artikel atau rubrik, poster dan foto. Media elektronik dapat berupa televisi,
radio, video, slide, film strip dan sekarang dikenal internet. Media papan
berupa baliho biasanya dipasang di tempat-tempat umum yang menjadi
pusat kegiatan masyarakat.Alat peraga yang dipergunakan dalam
pendidikan kesehatan dapat berupa alat bantu lihat (visual), alat bantu
dengar (audio) atau kombinasi audio visual.
Penggunaan alat peraga memperhatikan tujuan penggunaannya
(sederhana dan kompleks), sasaran, tempat dan penggunanya. Dengan

1
memahami komunikasi khususnya alat peraga dan media pendidikan
kesehatan diharapkan analis laboratorium mampu menyampaikan
informasi kesehatan terutama preventif sehingga timbul perubahan
perilaku kesehatan masyarakat agar lebih mendahulukan mencegah
penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan. Pendidikan kesehatan yang
tepat akan mendorong peran analis laboratorium untuk mengajak
masyarakat memanfaatkan profesi analis kesehatan bukan hanya pada saat
sakit tetapi dimulai dari pencegahan penyakit serta meningkatkan kondisi
kesehatannya melalui deteksi dini.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Promosi Kesehatan Pekerja


Promosi kesehatan pekerja didefnisikan sebagai upaya untuk
mengubah perilaku yang merugikan kesehatan populasi pekerja (ontologi),
agar didapat kondisi kesehatan dan kapasitas kerja yang optimal (aksiologi)
dengan acara mengkombinasikan dukungan pendidikan, organisasi kerja,
lingkungan dan keluarga (epistemiologi) (Kurnawidjaja, 2008).
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan komponen kegiatan
pelayanan pemeliharaan/perlindungan kesehatan pekerja dari suatu
pelayanan kesehatan kerja. Promosi kesehatan kerja didefinisikan sebagai
proses yang memungkinkan pekerja untuk meningkatkan kontrol terhadap
kesehatannya. Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, promosi kesehatan di
tempat kerja adalah rangkaian kesatuan kegiatan yang mencakup
manajemen dan pencegahan penyakit baik penyakit umum maupun penyakit
yang berhubungan dengan perilaku serta peningkatan kesehatan pekerja
secara optimal.
Promosi kesehatan di tempat kerja diselenggarakan berdasarkan
suatu kerangka konsep (framework), yang dibangunmelalui beberapa kunci
seperti; pendekatan (approach), strategi (strategies), area prioritas (priority
areas), faktor yang mempengaruhi (influence factors), dan lain-lain.

B. Program Promosi Kesehatan Pekerja


Ottawa Charter merupakan hasil konferensi yang memberikan
perhatian lebih pada perkembangan paradigma baru dalam kesehatan
masyarakat di seluruh dunia. Berikut ini adalah tahapan dalam penerapan
promosi kesehatan yaitu:

3
1. Build Health Public Policy untuk memastikan bahwa pengembangan
kebijakan dilakukan oleh semua sector terkait yang berkontribusi
terhadap kesinambungan penerapan promosi kesehatan.
2. Create Supportive Environment (fisik, sosial, ekonomi, budaya, dan
spiritual) yang mendeteksi secara cepat perubahan di masyarakat,
khususnya dalam bidang teknologi dan organisasi di tempat kerja, dan
memastikan bahwa terdapat kontribusi yang positif terhadap kesehatan
masyarakat.
3. Strengthen Community Action sehingga komunitas memiliki
kapasitas untuk mengatur prioritas dan membuat keputusan untuk
masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan mereka.
4. Develop Personal Skills untuk mengajarkan skill dan pengetahuan
kepada masyarakat agar dapat mengatasi perubahan dalam
komunitas mereka.
5. Reorient Health Services untuk menciptakan sistemyang berfokus pada
kebutuhan setiap orang dan merangkul partner sejati di antara
providerdan user pelayanan kesehatan.

C. Pengertian Media Promosi Kesehatan


Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai
alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dan
dirasa untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi.
Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya
menggunakan papan tulis dengan foto dan sebagainya. Tetapi dalam
menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal
yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran
2. Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima
Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-
keuntungan :

4
1. Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan
contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah tafsir
atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari.
2. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah
ditangkap.
3. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang
mengesankan.
4. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
5. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang
dianjurkan.

D. Jenis-Jenis Media
Menurut Pusat Promosi Kesehatan (2008), alat-alat peraga dapat dibagi dalam
4 kelompok besar:
1. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.
Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal,
mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Contoh: Benda sesungguhnya,
misalnya tinja di kebun, lalat di atas tinja, dan lain sebagainya.
2. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Benda tiruan
bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan. Hal
ini dikarenakan menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran
benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari
bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.
3. Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dan
lain-lain.
a. Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar
dengan sedikit kata-kata. Kata- kata dalam poster harus jelas artinya, tepat
pesannya dan dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6
meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat
dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan,
papan pengumuman, dan lain- lain.

5
b. Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-
kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar
yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara berlipat.
c. Booklet, media cetak yang berbentuk buku kecil. Terutama digunakan
untuk topik dimana terdapat minat yang cukup tinggi terhadap suatu
kelompok sasaran. Ciri lain dari booklet adalah:
1. Berisi informasi pokok tentang hal yang dipelajari
2. Ekonomis dalam arti waktu dalam memperoleh informasi
3. Memungkinkan seseorang mendapat informasi dengan caranya sendiri.
4. Gambar Optik, seperti photo, slide, film, dan lain-lain.
Photosebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk:
a. Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan,
menggambarkan suatu cerita, kegiatan dan lain-lain.
b. Dokumentasi lepasan, yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak
disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan
atau titik perhatian. Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur,
leaflet, dan lain-lain.
c. Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok.
Penggunaan slide cukup effektif, karena gambar atau setiap materi
dapat dilihat berkali-kali, dibahas lebih mendalam.
d. Film meruapakan media yang bersifat menghibur, tapi dapat disisipi dengan
pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah kelompok
besar, dan kolosal

E. Pesan Dalam Media


Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau
kata yang sesuai untuk khalayak sasaran. Pesan dalam suatu media harus
efektif dan kreatif, untuk itu pesan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1. Command attention. Mengembangkan suatu idea atau pesan pokok yang
merefleksikan strategi desain suatu pesan. Bila terlalu banyak ide, hal
tersebut akan membingungkan khayalayak sasaran dan mereka akan mudah
melupakan pesan tersebut.

6
2. Clarify the massage. Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan
yang effektif harus memberikan informasi yang relevan dan baru bagi
khalayak sasaran. Kalau pesan dalam media diremehkan oleh sasaran,
secara otomatis pesan tersebut gagal.
3. Create trust. Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau.
Katakanlah masyarakat percaya cuci tangan pakai sabun dapat mencegah
penyakit diare, dan untuk itu harus disertakan bahwa harga sabun
terjangkau dan mudah didapat di dekat tempat tinggalnya.
4. Communicate a benefit. Hasil pesan diharapkan akan memberikan
keuntungan. Khalayak sasaran termotivasi melakukan olahraga misalnya,
karena mereka akan memperoleh keuntungan di mana dengan berolahraga,
tubuh menjadi lebih sehat dan bugar.
5. Consistency. Pesan harus konsisten, artinya bahwa sampaikan satu pesan
utama di media apapaun secara berulang, misal di poster, stiker, dan lain-
lain, tetapi maknanya akan tetap sama.
6. Cater to the heart and head. Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh
akal dan rasa. Komunikasi yang effektif tidak hanya sekedar dengan
alasan teknis semata, tetapi juga harus menyentuh nilai-nilai emosi dan
membangkitkan kebutuhan nyata.
7. Call to action. Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong khlayak
sasaran untuk bertindak sesuatu. “Ayo, makan makanan bebas kolesterol
agar tubuh tetap sehat” adalah contoh ungkapan yang memotivasi ke arah
suatu tindakan.

F. Himbauan Dalam Pesan


Dalam media promosi, pesan dimaksudkan untuk mempengaruhi orang
lain, atau pesan itu untuk menghimbau khalayak sasaran agar mereka menerima
dan melaksanakan gagasan sesuai dengan pesan yang dimaksud (Depkes RI,
2008).
1. Himbauan Rasional. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia
pada dasarnya makhluk rasional. Contoh pesan “Makanlah makanan sesuai

7
dengan Pola Umum Gizi Seimbang untuk menjaga kesehatan.” Kita
mengerti pesan itu, namun kadang tidak bertindak karena keraguan.
2. Himbauan Emosional. Kebanyakan perilaku manusia, lebih didasarkan pada
emosi daripada hasil pemikiran rasional. Beberapa hal menunjukan bahwa
pesan dengan menggunakan himbauan emosional sering lebih berhasil
dibanding dengan imbauan dengan bahasa rasional. Contoh: “Obesitas
berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Cegahlah dengan melakukan pola hidup sehat.” Kombinasikan dalam
poster hubungan gagasan dengan unsur visual dan non verbal, misal dengan
gambar seseorang yang kelebihan berat badan, kemudian tertera pesan
“Cegahlah Obesitas untuk hidup sehat.”
3. Himbauan Ketakutan. Penggunaan imbauan dengan pesan yang
menimbulkan ketakutan harus digunakan secara berhati-hati. Ada sebagian
orang yang mempunyai kepribadian kuat justru tidak takut dengan imbauan
semacam ini, tetapi sebaliknya kelompok orang yang memiliki tingkat
kecemasan tinggi, pesan semacam ini akan lebih effektif.
4. Himbauan Ganjaran. Pesan dengan imbauan ganjaran dimaksudkan
menjanjikan sesuatu yang diperlukan dan diinginkan oleh si penerima pesan.
Teknik semacam ini dirasa cukup masuk akal, karena pada kenyataanya
orang akan lebih banyak mengubah perilakunya bila akan memperoleh
imbalan (terutama materi) yang cukup.
5. Himbauan Motivasional. Pesan ini dengan menggunakan bahasa himbauan
motif yang menyentuh kondisi internal diri si penerima pesan. Manusia
dapat digerakan lewat dorongan kebutuhan biologis seperti lapar, haus,
keselamatan, tetapi juga lewat dorongan psikologis seperti kasih sayang,
keagamaan, prestasi, dan lain-lain.

G. Langkah Mengembangkan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja


Mengembangkan Promosi Kesehatan Di tempat Kerja dapat melalui 8
langkah yaitu :
a. Menggalang dukungan manajemen.

8
Untuk mengembangkan Promosi kesehatan di tempat kerja, dukungan dan
komitmen dari para pengambil keputusan dari semua pihak sangat penting
sekali. Ini termasuk bukan saja sebagai sponsor, tetapi komitmen untuk
pelaksanaan Promosi kesehatan tersebut. Para manager hendaknya membuat
program dan informasi umum tentang pelaksanaan promosi kesehatan yang
diedarkan keseluruh staf untuk di diskusikan.
b. Melaksanakan koordinasi.
Untuk lancarnya proses jalannya pelaksanaan, para pengambil keputusan
membentuk kelompok kerja (team) yang baik, contohnya panitia dari bagian
kesehatan, bagian keselamatan, lingkungan dan ketenagaan. Kelompok kerja
tersebut hendaknya mengikuti semua komponen yang terkait di semua
tingkatan di tempat kerja maupun di sektor terkait.
c. Penjajakan Kebutuhan
Team hendaknya melakukan need assessmen. Hal ini untuk mengumpulkan
segala informasi yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja.
Tujuan dari need assessmen ini adalah mengidentifikasi masalah yang
mempengaruhi kesehatan dan menjadikan nya program.
d. Memprioritaskan Kebutuhan .
Team memproiritaskan masalah berdasarkan keinginan dan kebutuhan masalah
-masalah yang mempengaruhi kesehatan.
e. Menyusun perencanaan.
Berdasarkan prioritas masalah dan kebutuhan, team mengembangkan
perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang dan jangka pendek lengkap
dengan goal dan tujuan, strateginya, aktifitasnya, biaya dan jadwal
pelaksanaan. Biaya perencanaan hendaknya diajukan setiap tahun anggaran.
f. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring dan Evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk melihat
seberapa baiknya program tersebut terlaksana, untuk mengidentifikasi
kesuksesan dan masalah-masalah yang ditemui dan umpan balik (feedback)
untuk perbaikan.
g. Revisi dan perbaikan program.

9
Setelah mendapatkan hasil dari evaluasi tentunya ada kekurangan dan masukan
yang perlu untuk pertimbangan dalam melakukan perbaikan program,
sekaligus merevisi hal yang sudah ada.

H. Metode Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja


Promosi atau pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu
kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,
kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut,
maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan
tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya
diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya
promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap
perubahan perilaku kesehatan dari sasaran.
Promosi/pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses
tersebut mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam suatu
proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan promosi, yakni
perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi
suatu proses pendidikan di samping faktor masukannya sendiri juga faktor
metode, faktor materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya,
dan alat-alat bantu atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Agar
dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama
secara harmonis. Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan)
tertentu harus menggunakan cara tertentu pula. Materi juga harus disesuaikan
dengan sasaran. Demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran
kelompok, maka metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran
individual dan sebagainya.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa metode promosi atau pendidikan
individual, kelompok dan massa (publik).
1. Metode Promosi Individual (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan
untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai
tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.

10
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui
dengan tepat serta membantunya maka perlu menggunakan metode (cara) ini.
Bentuk pendekatan ini, antara lain:
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini, kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut
(mengubah perilaku).
b. Wawancara (interview)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau
belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang
sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.

2. Metode Promosi Kelompok


Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal daro sasaran. Untuk kelompok
yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitasnya suatu
metode akan tergantung pula besarnya sasaran pendidikan.
a. Kelompok Besar
kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari
15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah
dan seminar.
1. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah.

11
2. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian
(presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik
yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.

b. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini
antara lain:
1. Diskusi Kelompok
Dalam suatu kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling
memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi
empat.
2. Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi dari metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompk. Bedanya, pada
permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan
kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah
pendapat).
3. Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan
kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih
kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka
tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.
Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini
bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya
sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
4. Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)

12
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz
group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak
sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan
masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan
kembali dan dicari kesimpulannya.
5. Memainkan Peranan (Role Play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan.
6. Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi
kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli.Cara memainkannya persis
seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk
arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain,
dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.

3. Metode Promosi Kesehatan Massa


Metode pendidikan atau promosi kesehatan secara massa dipakai untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat
yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara yang paling tepat ialah
pendekatan massa. Oleh karena sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti
tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial
ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya.
Beberapa contoh metode promosi kesehatan secara massa ini, antara lain:
1. Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri
Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa rakyat
untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan
salah satu bentuk pendekatan massa.
2. Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV
maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan
massa.

13
3. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan
lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga
merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa.
4. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun
tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan dan penyakit adalah
merupakan bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.
5. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan
sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi kesehatan di tempat kerja dan secara umum pada dasarnya sama,
hanya saja sasaran yang dibidik pada promosi di tempat kerja adalah para pekerja
sedangkan pada promosi kesehatan secara umum yaitu masyarakat umum. Metode
dan media yang digunakan pun sama halnya dengan media promosi kesehatan
pada umumnya

B. Saran
Sebaiknya dalam menentukan media dan metode yang digunakan harus
sesuai dan pas dengan tujuan yg ingin disampaikan. Adapun penggunaan metode
tergantung dengan kejadian atau susana sekitar.

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai