Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

DINAS KESEHATAN
UPTD. PUSKESMAS KUTA I
Alamat : Jalan Raya Kuta 117,Kuta-Badung Telp .(0361)751311
Website: dikes.badungkab.go.id/puskesmaskutasatu
e-mail : upt.puskesmaskuta1@gmail.com

KEPUTUSAN

KEPALA UPTD. PUSKESMAS KUTA I

NOMOR : 029 Tahun 2023

TENTANG

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA, TARGET PROGRAM DAN

PENTAHAPAN PENCAPAIAN KINERJA

DI UPTD. PUSKESMAS KUTA I

KEPALA UPTD. PUSKESMAS KUTA I,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Dinas Kesehatan Nomor 69 Tahun


2023 tentang Penetapan Indikator Kinerja dan target Program
UPTD Puskesmas Kabupaten Badung tanggal 2 Januari 2023;
b. bahwa untuk mengetahui tingkat kinerja pelayanan puskesmas
perlu ditetapkan indikator kinerja, target program dan
pentahapannya sebagai acuan dalam melakukan kegiatan pelayanan
puskesmas ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b, perlu ditetapkan penetapan indikator kinerja, target
program dan pentahapan pencapaian kinerja dengan Keputusan
Kepala Puskesmas;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009


tentang Pelayanan Publik, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144;
3. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua
Atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679 );
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD.
PUSKESMAS KUTA I
NOMOR : 029 TAHUN 2023
TENTANG : PENETAPAN
INDIKATOR KINERJA, TARGET
PROGRAM DAN PENTAHAPAN
PENCAPAIAN KINERJA DI UPTD.
PUSKESMAS KUTA I

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA, TARGET PROGRAM


DAN PENTAHAPAN KINERJA
UPTD. PUSKESMAS KUTA I
TAHUN 2023

A. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAN TARGET PROGRAM

NO PROGRAM TARGET

I UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESSENSIAL

A PROMOSI KESEHATAN DAN UKS

PROMOSI KESEHATAN

5 kader Per
1. Cakupan orientasi kader
Desa

Jumlah kader yang mendapat orientasi di suatu wilayah pada

kurun waktu tertentu

2 Kelp per
2. Cakupan Penyuluhan Kelompok
desa

Jumlah kelompok yang mendapatkan penyuluhan disuatu

wilayah pada kurun waktu tertentu

3. Cakupan Pendampingan SMD dan MMD 100%

Jumlah desa yang melaksanakan SMD dan MMD diwilayah

pada kurun waktu tertentu di bagi jumlah seluruh dcsa di

wilayah pada kurun waktu yang sama di kali seratus persen

4. Cakupan Kunjungan Rumah sebagai intervensi PIS-PK 100%


Jumlah kunjungan rumah sebagai intervensi PIS PK di suatu

wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah rumah yang

mempunyai masalah kesehatan yang masuk dalam kegiatan

PIS-PK di suatu wilayah pada kurun waktu yang sama di kali

seratus persen

5. Persentase Rumah Tangga ber PHBS 85%

Jumlah Rumah tangga yang ber PHBS di suatu wilayah pada

kurun waktu tertentu di bagi jumlah rumah tangga yang di

pantau di suatu wilayah pada kurun waktu yang sama di kali

seratus persen

6.Persentase Posyandu Aktif ( Kategori Purnama dan Mandiri) 95%

Jumlah posyandu katagori purnama dan mandiri di suatu

wilayah pada kurun waktu tertentu di bagi jumlah seluruh

posyandu yang ada di suatu wilayah pada kurun waktu yang

sama di kali seratus persen

7. Persentase Desa Memanfaatkan Dana Desa untuk UKBM 60%

Jumlah Desa yang memanfaatkan dana desa untuk UKBM disuatu wilayah pada
kurun waktu tertentu di bagi jumlahseluruh desa di suatu wilayah pada kurun watu
yang sama dikali sertaus persen

B KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Prosentase Penduduk yg memiliki akses air bersih/ minum 90%

Jumlah penduduk Kabupaten Badung yang memiliki akses air

minum dibagi jumlah pcnduduk di kali 100%

2. Prosentase Kualitas air minum yang memenuhi syarat 90%

Jumlah pemeriksaan kualitas air minum yang memenuhi

syarat dibagi jumlah pemeriksaan seluruhnya dikali 100%

3. Prosentase Tempat Fasilitas Umum (TFU) yang memenuhi


96%
syarat kesehatan
Jumlah pemeriksaan Tempat Fasilitas Umum (TFU) yang

memenuhi syarat dibagi jumlah pemeriksaan TFU seluruhnya

di kali 100%

4. Prosentase Rumah yang memenuhi syarat 90,5%

Jumlah rumah yang memenuhi syarat dibagi jumlah seluruh


rumah yang diperiksa dikali 100%

5. Prosentase Tempat Pengolahan Pangan (TPP) yang memenuhi


88%
syarat kesehatan

Jumlah Tempat Pengolahan Pangan(TPP) yang memenuhi

syarat dibagi jumlah TPP yang diperiksa dikali 100%

6. Prosentase Penduduk yang menggunakan jamban sehat 100%

Jumlah Kepala Keluarga (KK) sudah memiliki/menggunakan/

terakses jamban dibagi jumlah KK dikali 100%

62
7. Jumlah Desa yang melaksanakan STBM Desa/Kelura

han

Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan 5 pilar Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat (STBM)

C KESEHATAN IBU DAN ANAK

a. Kesehatan Ibu

1. Cakupan K1 97%

Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapatkan pelayanan

antenatal oleh tenaga kesehatan pada masa kehamilan di satu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

2. Cakupan K4 100%
1) Kunjungan antenatal adalah jumlah ibu hamil yang

memperoleh pelayanan antenatal (K4) sesuai standar yang

ada di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu

2) Antenatal (K4) sesuai standar adalah Ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan antenatal sebanyak 4 kali selama

periode kehamilan (K4) dengan ketentuan:

· Satu kali pada trimester pertama

·Satu kali pada trimester kedua

· Dua kali pada trimester ketiga

Pelayanan antenatal 4 kali dilakukan sesuai standar kualitasmelalui 10 T antara lain :

1) pengukuran berat badan dan tinggi badan;

2) pengukuran tekanan darah;

3) pengukuran lingkar lengan atas (LiLA);

4) pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);

5) penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin;

6) pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi;

7) pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet;

8) tes laboratorium;

9) tatalaksana/penanganan kasus; dan

10) temu wicara (konseling)

3. Deteksi Resiko tinggi ibu hamil oleh tenaga kesehatan 40%

Faktor risiko yang ditemukan pada masa hamil, bersalin,nifas sedini mungkin yang
dilakukan oleh tenaga keschatanuntuk mengatasi kejadian resiko tinggi dibagi
seluruh sasaranibu hamil resti di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yangsama

4.Deteksi Resikio tinggi ibu hamil oleh masyarakat 60%

Faktor risiko yang ditemukan oleh tenaga kesehatan pada

masa hamil, bersalin, nifas sedini mungkin yang dilakukan

oleh masyarakat untuk mengatasi kejadian resiko tinggi


dibagi seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja

dalam 1 tahun yang sama

5. Cakupan persalinan yang ditolong tenaga Kesehatan di fasilitas pelayanan


100%
kesehatan

Ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan Kesehatan dibagi

seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1

tahun yang sama

6. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80%

Cakupan ibu hamil, ibu bersalin, da nifas dengan komplikasi

yang mendapat pelayanan sesuai standar pada tingkat

pelayanan dasar dan rujukan dibagi seluruh sasaran ibu

hamil resti di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yang sama

7. Cakupan kunjungan Nifas 95%

Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar sedikitnya 4 kali,

kunjungan pertama pada 6 jam setelah persalinan sampai 48

jam, kunjungan ke dua hari ke 3 sampai hari ke 7,kunjungan

ke 3 pada hari ke 8 sampai hari ke 28, kunjungan ke 4 pada

hari ke 29 sampai hari ke 42 dibagi seluruh sasaran ibu nifas

di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yang sama

8. Persentase pelaksanaan kelas ibu hamil di desa 50%

Puskesmas menyelenggarakan kelas ibu hamil di

desa/kelurahan diwilayahnya pada kurun waktu tertentu

dibagi dengan jumlah desa

9. Persentase kematian ibu dan perineonatal (228 minggu s.d 28


100%
hari) yang dilakukan pelaporan dan pelacakan

Jumlah kematian ibu dan perineonatal berdasarkan domisili

yang dilakukan pelaporan dan pelacakan dibagi jumlah

kematian ibu dan perineonatal (≥28 minggu s.d 28 hari) berdasarkan domisili
b. Kesehatan Anak

1. Cakupan KNI 100%

Cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai

standar pada usia 6 jam - 48 jam setelah lahir dibagi seluruh

sasaran bayi lahir hidup di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

yang sama

2. Cakupan KNL 100%

Cakupan neonatus mendapatkan pelayanan sesuai standar

paling sedikit 3 kali dengan distribusiwaktu: 1 x pd usia 6-48jam, 1x pada usia 3 -


7 hari, dan 1 x pada usia 8 - 28 harisetelah lahir dibagi seluruh sasaran bayi lahir
hidup di suatuwilayah kerja dalam 1 tahun yang sama.

3. Cakupan penanganan komplikasi neonatal oleh nakes 80%

Cakupan neonatal dengan komplikasi disatu wilayah kerjapada kurun waktu


tertentu yang ditangani sesuai denganstandar oleh tenaga kesehatan terlatih di
seluruh saranapelayanan kesehatan (Neonatal dengan penyakit dan kelainanyang
dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian.Neonatus dengan
komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia,

tetanus neonatorum,infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat

badan lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernafasan,

kelainan kongenital Penangangan ,dll) dibagi seluruh sasaran

neonates resti di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yang sama

4. Cakupan Pelayanan Kesehatan bayi 100%

Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali padaumur 29 hari-2
bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali padaumur 6-8 bulan, dan 1 kali pada
umur 9-11 bulan. PelayananKesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi
dasar (BCG,DPT/HB/HiB1-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan
pertumbuhanminimal 8 kali, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang(SDIDTK) 4 kali, pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11
bulan,penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI(MP
ASI) dibagi seluruh sasaran bayi surviving infant di suatuwilayah kerja dalam 1
tahun yang sama
5. Cakupan Pelayanan Kesehatan anak Balita 100%

anak balita (12 - 59 bulan) yang memperoleh pelayananpemantauan pertumbuhan


minimal 8 x setahun, pemantauanperkembangan minimal 2 x setahun, pemberian
vitamin A 2 xsetahun, imunisasi, pelayanan balita sakit dibagi dibagi
seluruhsasaran anak balita di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yangsama

6. Persentase kunjungan bayi usia 0-2 bulan di MTBM 100%

Kunjungan bayi sehat/sakit usia 0-2 bulan ke puskesmas yang

dilakukan MTBM dibagi jumlah kunjungan bayi usia 0-2 bulan

7. Persentase balita di MTBS 100%

Kunjungan balita sakit usia >2bulan- 5 th ke puskesmas yang

dilakukan MTBS dibagi jumlah kunjungan balita >2bulan- 5 th ke


puskesmas

8. Persentase pelaksanaan kelas ibu balita di desa 50%

Puskesmas menyelenggarakan kelas ibu balita di desa/kelurahan

diwilayahnya pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah desa

9. Persentase anak pra sekolah di SDIDTK 2 kali setahun 100%

Jumlah anak pra sekolah di SDIDTK 2 kali setahun dibagi

jumlah sasaran anak prasekolah di suatu wilayah kerja pada


kurun waktu tertentu

10.Persentase kematian Postneonatal (29 hari-11 bulan 29 hari)

dan anak balita (12 bulan-59 bulan 29 hari) yang dilakukan 100%

pelaporan dan pelacakan

Jumlah kematian Postneonatal (29 hari-11 bulan 29 hari) dan anakbalita (12 bulan
59 bulan 29 hari) yang dilakukan pelaporan danpelacakan dibagi jumlah kematian
Postneonatal (29 hari-11 bulan29 hari) dan anak balita (12 bulan -59 bulan 29 hari)
berdasarkandomisili

11. Persentase bayi baru lahir yang dilakukan skrining Hipotiroid


30%
Kongenital
Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan skrining hipotiroid

kongenital dibagi jumlah bayi lahir hidup riil

c. Program Reproduksi

1.Cakupan Akseptor KB baru 9%

Pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salahsatu cara/alat
kontrasepsi dan/atau pasangan usia subur yangmenggunakan kembali salah
cara/alat kontrasepsi, termasuk pascakeguguran, sesudah melahirkan, atau pasca
istirahat dibagi jumlahsasaran PUS di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yang
sama

2. Cakupan peserta KB Aktif 80%

Cakupan PUS peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakaialokon dan
masih terlindungi oleh alokon hingga saat ini untukmenjarangkan kehamilan atau
mengakhiri kesuburan dibagi jumlahsasaran PUS di suatu wilayah kerja dalam 1
tahun yang sama

3. Persentase KB Pasca Salin 65%

Pasangan usia subur yang mulai menggunakan alat

kontrasepsi segera setelah melahirkan (0-42 hari pasca

melahirkan) dengan semua metode modern dibagi jumlah ibu

ersalin riil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yang sama

4.Cakupan Efek Samping/kegagalan/komplikasi KB 2%

Peserta KB yang mengalami efek samping yang tidak

diinginkan akibat penggunaan alat kontrasepsi, mengalami

gangguan kesehatan mengarah pada keadaan patologis, dan

terjadinya kehamilan pada peserta KB aktif yang pada saat

tersebut menggunakan metode kontrasepsi dibagi jumlah

peserta kb aktif

5.Puskesmas melaksanakan pelayanan Kesehatan reproduksi calon pengantin 100%

Jumlah kunjungan calon pengantin yang mendapatkan pelayanan kespro catin


dibagi jumlah kunjungan catin

d. Upaya Kesehatan Remaja

1. Puskesmas mampu PKPR 100%

Puskesmas memiliki tenaga kesehatan/terorientasi PKPR, memiliki pedoman


PKPR,memberikan layanan konseling bagi anak usia sekolah dan remaja,serta
membina minimal 1 posyandu remaja (dilakukan pemberian KIE,pelayanan
kesehatan & konseling) dan didampingi petugas puskesmas

2. Puskesmas SNPKPR 100%

Puskesmas melaksanakan pengendalian mutu masukan dan proses kegiatannya


dalam 5 aspek yang berkaitan denganpenyelenggaran PKPR meliputi SDM
Kesehatan, fasilitas kesehatan, remaja, jejaring,dan manajemen kesehatan
dilaksanakan 2 kali setahun

3. Cakupan Remaja yang mendapat pelayanan sesuai MTPKR 5%

Jumlah kunjungan remaja yang di laksanakan MTPKR dibagi jumlah kunjungan


remaja

1Posyandu
4. Jumlah Posyandu Remaja di Puskesmas
remaja/desa

Jumlah desa yang memiliki minmal 1 posyandu remaja di bagi

dengan jumlah desa di wilayah kerja

5. Puskesmas melaksanakan skrining anemia pada remaja puteri 100%

Puskesmas yang melaksanakan skrining anemia pada remaja puteri dibagi jumlah
puskesmas

D PROGRAM GIZI

1. Persentase Ibu hamil anemia 34%

Ibu hamil dengan kadar Hemoglobin (Hb) kurang dari 11,0 g/dl

2. Persentase ibu hamil kurang Energi Kronik 8.8%

Jumlah ibu hanil dengan resiko kurang energi kronik (KEK)yang di tandai dengan
ukuran lingkar lengan atas(LILA)kurang dari 23,5 cm dibagi jumlah seluruh ibu
hamilyang diukur lingkar lengan atas (LILA) di suatu wilayah kerjakurun waktu
dalam 1 tahun yang sama
3. Persentase Ibu hamil konsumsi tablet tambah darah ( TTD)

Jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet tambah darah(TTD) selama


kehamilan di bagi se;uruh sasaran ibuhamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
yang sama

4. Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang


100%
mendapat PMT

Jumlah ibu hamil dengan resiko kurang energi kronik (KEK)

yang di tandai dengan ukuran lingkar lengan atas (LILA)kurang

dari 23,5 cm mendapat tambahan asupan gizi (baik pabrikan

maupun berbasis pangan local) selama 90 hari

5. Cakupan Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)


100%
mengkonsumsi PMT

Jumlah ibu hamil dengan resiko kurang energi kronik (KEK) yang di tandai dengan
ukuran lingkar lengan atas (LILA)kurang

dari 23,5 cm mendapat tambahan asupan gizi (baik pabrikan maupun berbasis
pangan local) selama 90 hari

6. Persentase Ibu Nifas mendapat kapsul Vitamin A 100%

Jumlah ibu nifas mendapat vitamin A disuatu wilayah kerja dalam kurun waktu
tertentu dibagi seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 thun yang
sama

7. Cakupan bayi baru lahir mendapat inisiasi menyusu dini (IMD) 66%

proses menyusu yang dimulai segera setelah lahir dengan cara kontak kulit ke kulit
antara bayi dengan ibunya dan berlangsung minimal 1 (satu) jam

8. Cakupan bayi usia < 6 bulan mendapat ASI Eksklusif 72%

Jumlah bayi usia 0 bulan sampai 5 bulan 29 hari yang diberi

ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin

dan mineral berdasarkan recall 24 jam dibagi bayi usia 0

bulan sampai 5 bulan 29 hari yang dilakukan recall 24 jam di

suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama

9. Cakupan bayi usia 6 bulan mendapat ASI Eksklusif 52%


Bayi yang sampai usia 6 bulan yang hanya diberi ASI saja tanpa makanan atau
cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral sejak lahir

10.Persentase Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A pada bulan


pebruari/Agustus 100%

Jumlah bayi umur 6-11 bulan yang mendapat kapsul vitaminA yang berwarna biru
dengan kandungan vitamin A sebesar

100. 000 Satuan Internasional (SI) dan anak umur 12- 59

bulan yang mendapatkan kapsul vitamin A berwarna merahdengan kandungan


vitamin A sebesar 200. 000 SatuanInternasional (SI) di bagi jumiah seluruh balita
usia 6- 59bulan disuatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama.

11.Persentase Balita Gizi kurang mendapat makanan tambahan 85%

Jumlah Balita gizi kurang berdasarkan indek BB/PB atauBB/TB dengan nilai Z-
Score < -2 SD sampai dengan -3 SDyang mendapat tambahan asupan gizi (baik
pabrikan maupunberbasis pangan local) dibagi jumlah seluruh balita dengannilai
Z-Score <-2 SD sampai dengan -3 SD di suatu wilayahkerja dalam kurun waktu 1
tahun yang sama

12. Cakupan kasus balita gizi buruk mendapat perawatan 100%

Jumlah balita usia 0-59 bulan yang memiliki tanda klinis giziburuk dan atau
indeks Berat Badan menurut Panjang Badan

(BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)dengan nilai z-score
kurang dari -3 SD atau Lila 11,5 cm padabalita usia 6 - 59 bulan yang dirawat
inap maupun dirawatjalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat
sesuaidengan tata laksana gizi buruk dibagi jumlah seluruh balitagizi buruk usia 0-
59 bulan di suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama

13. Cakupan Balita yanng ditmbang berat badnnya (D/S) 90%

Jumlah anak yang berusia 0 bulan sampai 59 bulan yangditimbang berat badannya
dibagi jumlah seluruh anak yangberusia 0 bulan sampai 59 bulan di suatu wilayah
kerjadalam kurun 1 tahun yang sama

14.Cakupan Balita memiliki buku kesehatan anak (KIA)/KMS 100%


Jumlah balita yag berusia 0 bulan sampai 59 bulan yang

memiliki buku berisi catatan Kesehatan ibu ( hamil, bersalin

dan nifas) dan anak (bayibarulahir, bayi dan anak balita )

serta berbagai informasi cara memelihara da merwat

Kesehatan ibu serta grafik prtumbuhan anak yang dapat

dipantau setiap bulan atau kartu yang memuat kurva

pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri

berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis

kelamin dibagi jumlah seluruh balita usia 0-59 bulan di suatu

wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama

15. Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D') 87%

Anak yang berusia 0 bulan sampai 59 bulan yang memiliki

grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau

kenaikan berat badan pada bulan ini dibandingkan bulan

sebelumnya sesuai standar. Persentase balita ditimbang yang

naik berat badannya adalah jumlah balita yang naik berat

badannya terhadap jumlah balita yang ditimbang dikurangi

balita tidak ditimbang bulan lalu dan balita baru dikali 100%

16. Persentase Underweight ( berat badan kurang dan sangat


3,21%
kurang)(BB/U)

Anak umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi

berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)

memiliki Z-score kurang dari-2 SD

17. Persentase stunting ( pendek dan sangat pendek ) pada balita

(TB/U)
4,9%
Jumlah balita usia 0-59 bulan dengan PB atau TB menurut umurnya ≤ 2SD
berdasarkan indeks PB/U atau TB/U dibagi balita yang diukur Panjang/tinggi
badannya di suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama
18. Persentase wasting (Berat badan kurang dan berat badan sangat kurang) pada
Balita (BB/U)

1,55%

19. Cakupan remaja putri mendapat tablet tambahan darah (TTD ) 58%

Jumlah remaja putri siswi SMP dan SMA sederajatyangmendapat tablet tambah
darah sesuai standar dibagi jumlahsiswi SMP dan SMA sederajat yang dikali
100%. Sekolah danmadrasah jenjang SMP dan SMA atau sederajat
mencakupmilik pemerintah maupun swasta,termasuk sekolah khusus.

20.Cakupan remaja putri mengkonsumsi tablet tambahan darah (TTD) 58%

Jumlah remaja putri siswi SMP dan SMA sederajat yang

mengonsumsi tablet tambah darah sesuai standar dibagi

jumlah siswi SMP dan SMA sederajat yang dikali 100%.

Sekolah dan madrasah jenjang SMP dan SMA atau sederajat

mencakup milik pemerintah maupun swasta,termasuk

sekolah khusus. Mengonsumsi TTD sesuai standar adalah TTD

mengandung zat besi setara dengan 60 mg besi elemental dan

0,4 mg asam folat atau TTD lainnya dengan kandungan yang

sesuai dengan standar WHO dan diminum secara rutin 1

tablet setiap minggu minimal 26 tablet dalam setahun.

21. Persentase balita usia 6-23 bulan mendapatkan MPASI 80%

Jumlah anak usia 6-23 bulan dengan status gizi baik dantidak menderita penyakit
yang memerlukan diet khusus yang:a. Sehari sebelumnya mengonsumsi minimal 5
dari 8 kelompok makanan (ASI; sereal,akar dan umbi; kacang-kacangan; susu dan
produk olahannya; daging, ikan; telur;buah dan sayur sumber vitamin A; buah
atau sayur lainnya)

b. Frekuensi minimal 3 kali sehari (kecuali 2 kali sehari untuk perkenalan MP-ASI
pada bayi usia 6 bulan) dibagi jumlah seluruh anak usia 6-23 bulan dengan status
gizi baik dan tidak menderita penyakit yang memerlukan diet khusus yang
dilakukan recall 24 jam di suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun yang sama

UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


E
MENULAR

A. TUBERKULOSIS
1. Treatment Coverage (TC) 90%

Jumlah kasus TBC yang dilaporkan pada kurun waktu

tertentu dibagi target kasus TBC pada kurun waktu yang

sama dikali 100%

2. Treatment success rate 90%

Jumlah kasus TBC yang sembuh (Pasien TBC paru dengan

hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan

yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan

menjadi negatif dan pada salah satu pemeriksaan

sebelumnya) dan pengobatan lengkap (Pasien TBC yang telah

menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada salah

satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif

namun tanpa ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada

akhir pengobatan) pada tahun sebelumnya dibagi Jumlah

kasus TBC yang diobati pada tahun sebelumnya dikali 100%

3. Persentase Pasien TBC yang mengetahui Status HIV 100%

Jumlah kasus TBC yang diobati pada kurun waktu tertentu dan mengetahui status
HIV-nya dibagi jumlah kasus TBC yang diobati dikali 100%

4. Persentase orang dengan terduga Tuberkulosis mendapatkan Pelayanan sesuai 100%

Jumlah terduga TBC yang mendapat pelayanan sesuai

standar (memperoleh salah satu pemeriksaan berikut

diantaranya pemeriksaan tes cepat molekuler, pemeriksaan

mikroskopis, foto thorax, tes Mantoux atau IGRA,

pemeriksaan PA pada kasus TBC ekstra paru) dibagi terduga

TBC yang dijumpai pada kurun waktu tertentu jumlah dikali

100%
B.DEMAM BERDARAH

1. Angka Kematian DBD (Demam Berdarah Dengue) <1%

Persentase Kematian yang disebabkan oleh DBD di suatu wilayah tertentu

Cara Menghitung:Jumlah Kematian yang disebabkan oleh DBD di bagi jumlah


kasus DBD yang ditemukan pada wilayah tertentu pada kurun waktu yang sama
dikalikan 100 %

2. Angka Kesakitan DBD (Demam Berdarah Dengue) 49/100.000

Pddk

Jumlah kasus DBD baru yang terdeteksi oleh faskes sesuai kreteria WHO (klinis
dan laboratorium) disuatu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun.

Cara menghitung: Jumlah kasus DBD di bagi Jumlah Penduduk pada wilayah
tersebut pada waktu yang sama di kali 100.000

3. Container Index <5%

Jumlah TPA atau container yang diperiksa tidak terdapat jentik

Cara menghitung : Jumlah Container yang tidak terdapat jentik di bagi jumlah
container yang di periksa kali 100%

4. ABJ (Angka Bcbas Jcntik) ≥95%

Persentase jumlah rumah/bangunan yang tidak terterdapat jentik.

Cara Menghitung: Jumlah rumah/bangunan yang tidak terdapat jentik di bagi


jumlah yang diperiksa kali 100%

5. Persentase Pelaksanaan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik 40%

Jumlah desa yang telah membentuk Gerakan satu rumah satu jumantik yaitu
melibatkan setaip keluarga dalam pemeriksaan pemantauan dan pemberantasan
jentik nyamuk untuk pengendalian penyakit DBD

Cara menghitung : Jumlah Desa yang sudah GIRJ di Bagi jumlah Desa yang ada
dikalikan 100%

C.MALARIA

1. Angka Kesakitan Malaria <1/mil

Kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai mengigigil) dengan
pemeriksaan sediaan darah dilaboratorium disuatu wilayah dalam kurun waktu
setahun
Cara menghitung : Jumlah kasus positif malaria (dengan pemeriksaan sediaan
darah) di bagi dengan jumlah penduduk dalam wilayah kerja di kalikan 1000.

2. Persentase Kasus Malaria Tertangani Sesuai Standar 100%

Semua kasus malaria positif dilakukan penyelidikan epidemiologi dan


mendapatkan pengobatan standar ( DHP dan Primaquin)

Cara menghitung : Jumlah kasus malaria positif yang sdh ditangani sesuai standar
dibagi jumlah kasus malaria yang ada di kalikan 100%

D. PISP ( Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan (DIARE)

Puskesmas melaksanakan Tatalaksana Diare sesuai standar 100%

Balita Diare ditatalaksana sesuai standar (pemberian oralit dan zinc)

Jumlah balita diare yang dilayani sesuai standar dibagi jumlah penderita diare
balita yang ditemukan di Puskesmas dikali 100%

E. ISPA

1. Cakupan Penemuan kasus Pneumonia pada Balita 75%

Jumlah balita dengan diagnosa pneumonia di wilayah kerja puskesmas dalam


kurun waktu tertentu dibagi target pneumonia pada balita dikali 100%

2. Persentase kasus yang dilakukan Pemeriksaan dan Tatalaksana sesuai standar 80%

Jumlah balita yang berkunjung dengan keluhan batuk dan

kesukaran bernafas yang memperoleh pelayanan sesuai

standar (dihitung nafas dan diperiksa tarikan dinding dada ke

dalam/ TDDK) dibagi jumlah balita yang berkunjung dengan

keluhan batuk dan kesukaran bernafas dikali 100%

F.TYPOID

Puskesmas melaksanakan Advokasi dan/atau Sosialisasi


100%
Pengendalian Typoid

Persentase Puskesmas yang melaksanakan advokasi dan /sosialisasi Pengendalian


PISP (Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan)

G. RABIES

100%
1. Persentase GHPR (Gigitan Hewan Penular Rabies) yang tertangani sesuai
Standar

Kasus GHPR yang telah dilakukan cuci luka dan atau diberikan VAR/SAR sesuai
indikasi gigiten HPR (Hewan Penular Rabies)

Cara Menghitung: Jumlah kasus GHPR yang ditangani sesuai standar di bagi
jumlah GHPR di kalikan 100%

2.Persentase GHPR (Gigitan Hewan Penular Rabies) menjadi


0%
Kasus Rabies

Pasien yang mengalami gejala rabies pasca gigitan oleh hewan

penular rabies.

Cara Menghitung:Jumlah pasien rabies di bagi jumlah gigitan hewan penular


rabies (GHPR) dikalikan 100%

H. FILARIASIS DAN KECACINGAN

Cakupan POPM (Pemberian Obat dan Pencegahan Masal) 75%

Pemberian obat pencegahan masal pada sasaran anak usia 1 - 12 tahun.

I. HIV AIDS

1. Persentase orang berisiko terinfeksi HIV ( Human


100%
Immunodeficiency Virus | mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar

Capaian kinerja pemerintah Kabupaten dalam memberikanpelayanan sesua standar


bagi orang dengan risiko terinfeksiHIV dinilai dari persentsae orang dengan risiko
terinfeksi HIVyang mendapatkan pelayanan HIV sesuai standar di
wilayahkerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan kesehatanyang
diberikan kepada orang dengan risiko terinfeksi HIVsesuai standar meliputi
edukasi perilaku berisiko dan skriningHIV

2.Persentase Ibu hamil mendapatkan Skrining HIV sesuai


100%
Standar

Jumlah ibu hamil yang mendapatkan skrining HIV sesuai standar dibagi seluruh
sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu 1 tahun yang sama

3. Persentase Penderita TBC mendapatkan Skrining HIV sesuai Standar 100%

Jumlah penderita TB yang mendapatkan skrining HIV sesuaistandar dalam kurun


waktu satu tahun dibagi Jumlahpenderita TB yang ditemukan dikali 100%

4. Persentase Penderita IMS mendapatkan Skrining HIV sesuai Standar 100%


Jumlah penderita IMS mendapatkan skirining HIV sesuai standar dalam kurun
waktu satu tahun dibagi dengan jumlah estimasi pasien IMS dalam kurun waktu
satu tahun yang sama dikali 100%

5. Persentase Penjaja Seks mendapatkan Skrining HIV sesuai Standar 100%

Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV pada populasi pekerja seks
mendapatkan skirining HIV sesuai standar dalamkurun waktu satu tahun dibagi
dengan jumlah orang denganrisiko terinfeksi HIV pada populasi pekerja seks di
kabupaten dalam kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%

6.Persentase LSL mendapalkan Skrining HIV scsuai Standar 100%

Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV pada populasi LSL mendapatkan
skirining HIV sesuai standar dalam kurun waktusatu tahun dibagi dengan jumlah
orang dengan risiko

terinfcksi HIV pada populasi LSL di kabupaten dalam kurun waktu satu tahun
yang sama dikali 100%

7. Persentase Waria mendapatkan skrining HIV sesuai standar 100%

Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV pada populasi waria

mendapatkan skirining HIV sesuai standar dalam kurun waktu

satu tahun dibagi dengan jumlah orang dengan risiko

terinfeksi HIV pada populasi Waria di kabupaten dalam kurun

waktu satu tahun yang sama dikali 100%

8. Persentase Penasun mendapatkan Skrining HIV sesuai


100%
Standar

Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV pada populasi

penasun mendapatkan skirining HIV sesuai standar dalam

kurun waktu satu tahun dibagi dengan jumlah orang dengan

risiko terinfeksi HIV pada populasi penasun di kabupaten

dalam kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%

9. Persentase WBP mendapatkan Skrining HIV sesuai standar 100%


Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV pada warga binaan

pemasyarakatan mendapatkan skirining HIV sesuai standar

dalam kurun waktu satu tahun dibagi dengan jumlah orang

dengan risiko terinfeksi HIV pada warga binaan

pemasyarakatan di kabupaten dalam kurun waktu satu tahunyang sama dikali


100%

J. HEPATITIS

1.Persentase Ibu Hamil di Periksa Hepatitis B 100%

Jumlah ibu hamil yang mendapatkan skrining Hepatitis B sesuai standar dibagi
seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu 1 tahun yang
sama

2. Persentase Bayi dan Ibu Terimfeksi Hepatitis B mendapatkan


100%
Vit.K dan HBO<24 Jam dan HBIg <24 Jam

Jumlah bayi yang lahir dari ibu hepatitis B reaktif yang mendapatkan Vit. K,
HBO<24 jam, HBIG<24 jam dalam kurun waktu tertentu dibagi Jumlah bayi yang
lahir dari ibu Hepatitis B reaktif dikali 100%

3. Persentase bayi di Periksa Serologis HBsAg saat bayi berusia 9 -12 bulan 100%

Jumlah bayi yang diperiksa serologis HBsAg saat bayi berusia9-12 bulan dalam
kurun waktu tertentu dibagi Jumlah bayiyang lahir dari ibu Hebattis B reaktif
dikali 100%

K. KUSTA

1. Persentase Penemuan kasus dan Penderita Kusta yang mendapat pengobatan 100%

Jumlah pasien kusta yang memperoleh pengobatan dibagi jumlah kasus kusta
yang ditemukan dikali 100%

<5/100.000
2. New Case detection Rate (NCDR)
Pddk

Jumlah kasus baru kusta yang ditemukan dalam satu tahun dibagi jumlah
penduduk dikali 100.000

<1/10.000
3. Prevalensi Rate
Pddk

Jumlah penderita kusta terdaftar pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah
penduduk dikali 10.000
4. Proporsi Penderita Kusta baru dengan cacat tingkat II 5%

Jumlah kasus kusta baru dengan cacat tangka 2 pada tahun tertentu dibagi jumlah
penderita kusta baru yang ditemukan pada tahun yang sama dikali 100%

5. RFT Rate 90%

Jumlah kasus kusta baru yang RFT (RFT 6-9 bulan pengobatan untuk kasus kusta
PB dan RFT 12-18 bulan pengobatan untuk kasus kusta MB) dibagi jumlah
penderita kusta baru yang ditemukan pada tahun yang sama dikali 100%

L. IMUNISASI

1. Persentase Universal Child Immunization (UCI) Desa/Kelurahan 100%

Definisi Operasional:
Presentase Desa/Kelurahan yang cakupan imunisasi IDL bayinya ≥100% dalam
kurun waktu satu tahun
Cara Menghitung:

Jumlah Desa/kelurahan yang cakupan imunisasi IDL bayi nya ≥100% dibagi
jumlah seluruh Desa/kelurahan dalam kurun waktu satu tahun dikali 100%

2. Persentase bayi usia 0- 11bulan yang mendapat Imunisasi


100%
Dasar Lengkap (IDL)

Definisi Operasional:

Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasidasar lengkap meliputi 1
dosis Hepatitis B pada usia 0-7 hari,1 dosis BCG, 4 dosis Polio tetes (bOPV), 1
dosis Polio suntik(IPV), 3 dosis DPT-HB-Hib, serta 1 dosis Campak Rubela
(MR)di satu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun

Cara Menghitung:
Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasarlengkap yang terdiri
dari: satu dosis Imunisasi Hepatitis B,satu dosis imunisasi BCG, empat dosis
imunisasi Polio oral,satu dosis imunisasi IPV, tiga dosis imunisasi DPT-HB-
Hib,dan satu dosis imunisasiCampak Rubella dalam kurun waktusatu tahun dibagi
95% jumlahbayi usia 0-11 bulan selamakurun waktu yang sama, dikali 100.

3. Persentase imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan 75%

Definisi Operasional:
Persentase anak usia 12-23 bulan yang sudahmendapatimunisasi dasar lengkap
meliputi: a. 1 dosisHepatitis B pada usia 0-7 hari, b. 1 dosis BCG, c. 4 dosis
Poliotetes (bOPV), d. 1 dosis Polio suntik (IPV), e. 3 dosis DPT-HB-Hib f. 1 dosis
Campak Rubela (MR) berdasarkan hasil survei
Cara Menghitung:

Jumlah anak usia 12-23 bulan yang sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap
berdasarkan hasil survei dibagi 95% jumlah anak usia 12-23 bulan pada tahun
survei dikali 100

4. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat antigenbaru 100%

Definisi Operasional:

Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar antigen baru,
meliputi imunisasi PCV dan imunisasirotavirus sesuai dosis jenis vaksin yang
digunakan dalamkurun waktu satu tahun

Cara Menghitung
Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasarPCV dosis terakhir
dalam kurun waktu satu tahun, ditambahjumlah bayi usia 0-11 bulan yang
mendapat imunisasi dasarrotavirus dosis terakhir dalam kurun waktu satu tahun,
dibagi 80% (jumlah seluruh bayi usia 0-11 bulan yang menjadi sasaran introduksi
imunisasi PCV dalam kurun waktu yang sama, ditambah jumlah seluruh bai usia
0-11 bulan yangmenjadi sasaran introduksi imunisasi rotavirus dalamkurun waktu
yang sama) dikali 100

5. Persentase anak usia 12-24bulan yang mendapat imunisasi lanjutan baduta 100%

Definisi Operasional:

Persentase anak usia 12-24 bulan yang sudah mendapat

imunisasi lanjutan baduta (bayi usia di bawah 2 tahun)

meliputi 1 dosis imunisasi DPT-HB-HiB serta 1 dosis imunisasi

Campak Rubela di satu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun

Cara Menghitung:

Jumlah anak usia 12-24 bulan yang mendapat imunisasi

lanjutan baduta (bayi usia di bawah 2 tahun) meliputi 1 dosis

imunisasi DPT- HB-HiB serta 1 dosis imunisasi Campak

Rubela di satu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun, dibagi

90% jumlah anak usia 18-24 bulan dalam kurun waktu yang

sama,dikali 100
6. Persentase anak yang mendapatkan imunisasi lanjutan lengkap di usia sekolah
80%
dasar

Definisi Operasional:

Persentase anak usia kelas 6 Sekolah Dasar (SD)/MI/sederajatyang sudah


mendapat imunisasi lanjutan lengkap meliputi: 1dosis imunisasi Difteri Tetanus
(DT), 1 dosis imunisasiCampak Rubela (MR), 2 dosis imunisasi Td di satu
wilayahdalam kurun waktu satu tahun

Cara Menghitung
Jumlah anak usia kelas 6 SD yang mendapat imunisasilanjutan lengkap yaitu: satu
dosis imunisasi DT, satu dosisimunisasi MR, dua dosis Td dalam kurun waktu
satu tahundibagi jumlah anak usia kelas6 SD/MI/Sederajat selamakurun waktu
yang sama dikali 100

7. Persentase wanita usia subur yang memiliki status imunisasi T2+ 80%

Definisi Operasional :

TT2+ :Ibu hamil yang telah mempunyai status T2 sampaidengan T5. Persentase
ibu hamil yang sudah memiliki statusimunisasi T2+ di satu wilayah dalam kurun
waktu satu tahun

Cara Menghitung

Jumlah ibu hamil yang sudah memiliki status imunisasi T2+ (berdasarkan hasil
skrining maupun pemberian selama masakehamilan) dalam kurun waktu satu
tahun, dibagi jumlah ibuhamil selama kurun waktu yang sama, dikali 100

M. Surveilans

1. Persentase KLB (Kejadian Luar Biasa) yang ditangani kurang


100%
dari 18 jam

Jumlah KLB yang terjadi dalam 1 tahun dibagi Jml KLB terjadi
yang ditanggulangi<18 jam kali 100 %

2. Persentase sinyal kewaspadaan dini mingguan yang direspon 100%

Jumlah alert/sinyal SKDR yang muncul dalam 1 tahun dibagi

jumlah alert/sinyal yang direspon dalam 1 tahun kali 100%

3. Kelengkapan Laporan mingguan (SKDR) / bulanan (STP) ≥90%

Jumlah Laporan Mingguan/Bulanan yang dikirim puskesmas dalam 1 tahun dibagi


jumlah Laporan Mingguan/Bulanan yang seharusnya ada dalam 1 tahun dikali
100%

4. Ketepatan laporan mingguan (SKDR) / bulanan (STP) ≥80%


Jumlah Laporan Mingguan/Bulanan yang dikirim tepat waktu

oleh puskesmas dalam 1 tahun dibagi jumlah Laporan

Mingguan/Bulanan yang seharusnya tepat waktu dalam 1


tahun dikali 100%

F Penyakit Tidak Menular(PTM)

1. Pelayanan kesehatan pada penduduk usia produktif (15-59 th) 100%

Setiap warga Negara Indonesia usia 15-59 tahun mendapatkanpelayanan


kesehatan sesuai standar, meliputi pemeriksaan BB,TB, Lingkar perut, Tekanan
darah, tes gula darah, deteksi gangguan mental emosional & perilaku, test tajam
penglihatan dan pendengaran, deteksi dini kanker leher rahim dengan metode
inspeksi visual dengan asam asetat (IVA test) dan deteksi dini kanker payudara
(sadanis) khusus wanita usia 30- 50 tahun

2. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 100%

Jumlah penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar


dalam kurun waktu satu tahun dibagi jumlah estimasi penderita hipertensi pada
tahun yang sama dikali 100%

3. Pelayanan kesehatan penyandang diabetes mellitus (DM) 100%

Jumlah penyandang diabetes mellitus yang mendapat


pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu
tahun dibagi jumlah estimasi penyandang diabetes melitus

pada tahun yang sama dikali 100%

4. Jumlah Deteksi Dini Gangguan Indera 70%

Jumlah Deteksi dini gangguan penglihatan melalui

pemeriksaan E-tumbling, E-chart, snellen chart dan

pemeriksaan pendengaran melalui tes suara, dan garpu tala


minimal 70% dari jumlah penduduk

5. Persentase orang dengan gangguan jiwa (ODGJ ) berat yang


100%
mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar

Persentase ODGJ Berat (Skizofrenia + Psikotik Akut) yang

medapat layanan sesuai standar di wilayah kerja dalam kurun

waktu satu tahun meliputi pemeriksaan kesehatan jiwa danedukasi serta rujukan
jika diperlukan.
6. Persentase penduduk usia z 15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa 60%
yang mendapat mendapatkan sekrining.

Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalahkesehatan jiwa yang


dilakukan skrining dengan menggunakaninstrument SDQ (untuk usia 15-18 tahun)
atau SRQ-20 (usiadiatas 18 tahun) dan/atau ASSIST, yang dilakukan oleh
tenagakesehatan dan/atau kader kesehatan dan/atau guru terlatih.

7. Persentase penyandang gangguan jiwa yang memperoleh layanan di Fasyankes. 60%

Persentase penderita gangguan jiwa (gangguan campurancemas dan depresi serta


skizofrenia) yang memperoleh layanandi Fasyankes dengan kriteria :

1. Sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi III
(1981)

2. Nakes (UU No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan terlatih membuat
pencatatan dan pelaporan)

8. Persentase penyalahgunaan napza yang mendapat layanan


100%
rehabilitasi medis

Jumlah penyalahgunaan NAPZA baru yang datang secara

sukarela dan/atau pembataran dan/atau kasus putusan

pengadilan dan/atau mendapatkan layanan rehabilitasi medis

rawat jalan dan/atau rawat inap di Institusi Penerima WajibLapor (IPWL)

G Perkesmas

1. Jumlah Keluarga Rawan yang Mendapatkan Perawatan Kesehatan 100%

Jumlah KK Rawan (Penderita dengan penyakit kronis, KK miskin, KK dengan


jumlah balita 2 atau lebih, penderita ODGJ,BBLR,Balita Gizi Buruk, Ibu Hamil
Risiko Tinggi,Penderita cacat,dll)

2. Persentase Keluarga Rawan yang dibina 80%

Jumlah keluarga rawan yang dibina/keluarga rawan yang ada

dikali seratus persen

II UKM PENGEMBANGAN

A Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

1. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat Pada Ibu Hamil 100%

2.Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat Pada Balita 100%


B UKS

1. Persentase Sekolah Tingkat Pertama yang Melaksanakan


100%
Penjaringan Kesehatan Siswa

Jumlah SMP/MTs yang peserta didiknya diperiksakesehatannya melalui


penjaringan kesehatan oleh tenagakesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah
kerja padakurun waktu tertentu dibagi Jumlah SMP/MTs di wilayahkerja dan
kurun waktu yang sama di kali seratus persen

2. Persentase Siswa Kelas I Baru Tingkat SD dan SMP pada


100%
tahun Ajaran Baru yang Mendapat Penjaringan

Jumlah SD/MI yang peserta didiknya diperiksa kesehatannyamelalui penjaringan


kesehatan oleh tenaga kesehatan atautenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada
kurun waktutertentu dibagi Jumlah SD/MI di wilayah kerja dan kurunwaktu yang
sama dikali seratus persen

C Upaya Kesehatan Yankestradkom

1. Pendataan Penyehat Tradisional 100%

Semua Hatra yang ada di wilayah kerja Puskesmas didata sesuai klasifikasinya
(Keterampilan, Ramuan, Kombinasi)

2. Pembinaan Penyehat Tradisional 50%

Pembinaan Penyehat Tradisional 50% dari jumlah Hatra yang ada (Hasi
Pendataan)

3. Pengantar dari Puskesmas untuk Penerbitan STPT 100%

Semua Hatra yang datang ke Puskesmas terlayani untuk pembuatan pengantar


STPT.

4. Pelayanan Asuhan Mandiri ( Akupresur dan ramuan ) dalam Gedung. 100%

Puskesmas melaksanakan Akupresur/Edukasi dan Ramuan/Pojok Jamu serta


terintegrasi dengan lintas program di Puskesmas (minimal 1 program)

5. Pelayanan Asuhan Mandiri ( Akupresur ramuan dan fasilitas) luar gedun Gedung 100%

Melaksanakan dua alau salalı satu dari kcgiatan bcrikut :

· Membentuk dan membina 1 kelompok Asman di Puskesmas;

·Melakukan sosialisasi asuhan madiri dengan lintas sektor.

D UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA


Persentase Puskesmas melaksanakan kesehatan olah raga 100%

Puskesmas yang mampu membina kebugaran jasmani minimalsasaran anak usia


sekolah ( sekolah madrasah/pesantren)dan usia produktif ( OPD/calon jamaah
haji/kelompokolahraga)

Jumlah puskesmas yang meningkatkan aktifitas fisik dibagi total puskesmas dikali
100

E Upaya Kesehatan Usia Lanjut

1. Pelayanan Kesehatan Pra-Lansia 60%

Jumlah warga negara berusia 45-59 tahun yang mendapatskrining kesehatan


sesuai standar minimal 1 kali yang ada disuatu wilayah kerja kabupaten/kota
dalam kurun waktu satutahun dibagi Jumlah semua warga negara berusia 45-59
tahunyang ada di suatu wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurunwaktu satu
tahun yang sama di kali seratus persen

2. Pelayanan Kesehatan lansia 100%

Jumlah warga negara berusia 60 tahun atau lebih yangmendapat skrining


kesehatan sesuai standar minimal 1 kaliyang ada di suatu wilayah kerja
kabupaten/kota dalam kurunwaktu satu tahun di bagi Jumlah semua warga negara
berusia60 tahun atau lebih yang ada di suatu wilayah kerjakabupaten/kota dalam
kurun waktu satu tahun yang sama dikali seratus persen

F Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Persentase Puskesmas melaksanakan kesehatan kerja 100%

Minimal 60% Puskesmas di wilayah kerjanya melaksanakankesehatan kerja.


Pelaksanaan K3 internal di Puskesmas ( identifikasi faktorrisiko/penggunaan
APD/pengukuran kebugaran jasmani bagipetugas) Deteksi dini PM/PTM/PAK
pada pekerja puskesmas,Pembentukan/pembinaan POS UKK

2. Pembinaan Tenaga Kerja 100%

Pembinaan kesehatan kerja di sektor formal adalah kegiatan pembinaan kesehatan


kerja dengan melakukan kegiatan advokasi sosialisasi,koordinasi dan pelaksanaan
program kesehatan kerja.

3. Pelayanan Kesehatan di Pos UKK 100%

III UKP,KEARMASIAN DAN LABORATORIUM

A UPAYA PENGOBATAN

1. Cakupan Rawat Jalan baru 20%


Jumlah Kunjungan rawat Jalan Baru per Jml.penduduk di

satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama kali seratus

persen)

2. Kunjungan Rawat Jalan 70%

Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Baru dan Lama per Jumlah

Penduduk di wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama dikali

seratus persen (Jumlah Kunjungan Semua baik yang sakit

maupun yang sehat)

B UPAYA KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Kunjungan Keluhan Gigi dan Mulut 4%

Jumlah Kunjungan Baru dan Lama dibagi jumlah Penduduk di


wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu dikali seratus
persen (Jumlah Kunjungan Semua baik yang sakit maupun
yang sehat)

C KEFARMASIAN

Layanan Farmasi

1. Pemakaian antibiotika pada kasus Ispa Non Pneumonia ≤20%

Jumlah penggunaan antibiotika untuk menangani kasus ISPA

Non Pneumonia

2. Pemakaian antibiotik pada kasus Diare non spesifik ≤8%

Jumlah penggunaan antibiotika untuk menangani kasus Diare

non spesifik

3. Pemakaian injeksi pada kasus Myalgia ≤1%

Jumlah penggunaan sediaan injeksi untuk menangani kasus

Myalgia

4. Pemakaian rata-rata obat ≤2,6%

Rata-rata jumlah obat dalam resep

Anda mungkin juga menyukai