Anda di halaman 1dari 19

Musyawarah Masyarakat

Desa (MMD)
Untuk Meningkatkan Partisipasi Dan Motivasi Masyarakat Dalam
Meningkatkan Capaian N/D Di Posyandu Sawah Lebar
Pokok Bahasan

4. Prioritas Masalah Gizi


1. Musyawarah di PKM Sawah lebar
Masyarakat Desa (MMD)

5. Diskusi
2. Posyandu

6. Rencana Tindak Lanjut


3. SKDN (RTL)
Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD)
1. Pengertian Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
MMD atau Musyawarah Masyarakat Desa adalah pertemuan perwakilan warga
desa beserta tokoh masyarakat dan para petugas untuk membahas hasil Survey
Mawas Diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang
diperoleh dari hasil SMD.
2. Tujuan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tujuan diadakannya MMD adalah agar masyarakat mengenal masalah kesehatan
yang ada di desa serta adanya kesepakatan untuk menanggulangi berbagai
masalah kesehatan yang ada di desa.
3. Manfaat Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
untuk membahas hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan merencanakan
penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD.
Manfaat Posyandu

1. Memperoleh kemudahan untuk 3. Efisiensi dalam mendapatkan


mendapatkan informasi dan pelayanan terpadu kesehatan dan
pelayanan kesehatan dasar, terutama sektor lain terkait.
berkaitan dengan penurunan AKI dan
AKB.
4. Mendapatkan informasi terdahulu
tentyang upaya kesehatan yang terkait
2. Memperoleh bantuan sarana professional dengan penurunan AKI dan AKB
dalam pemecahan masalah kesehatan
terutama terkait kesehatan ibu dan anak
Dampak Ibu Yang Tidak Datang
Posyandu

1. Tidak mendapatkan penyuluhan tumbuh kembang balita yang normal


2. Tidak mendapatkan imunisasi dan vitamin A pada anak
3. Kurangnya informasi makanan bergizi bagi balita
4. Banyak balita kurang gizi
5. Rendahnya pengetahuan ibu tentang informasi kesehatan bagi balita
6. Kurang informasi tentang penyakit pada anak
SKDN
SKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana
balok tersebut memuat tentang sasaran balita di suatu wilayah (S), balita yang
memiliki KMS (K), balita yang ditimbang berat badannya (D), balita yang
ditimbang dan naik berat badannya (N), SKDN tersebut diperoleh dari hasil
posyandu yang dimuat di KMS dan digunakan untuk memantau pertumbuhan balita
Analisis SKDN
1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita yaitu jumlah balita
yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada diwilayah kerja posyandu
atau  dengan menggunakan rumus (D/S x 100%), hasilnya minimal harus capai
80 % apabila dibawah 80 % maka dikatakan partisipasi mayarakat untuk
kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badan sangatlah
rendah.
2. Tingkat Liputan Program  yaitu Jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi
dengan Jumlah seluruh balita yang ada di wilayah Posyandu atau dengan
menggunakan rumus (K/S x 100%), hasil yang ducapai harus 100 %.
3. Indikator-indikator lainnya adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang Naik
Berat Badannya di bandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang.
Sebaiknya semua balita yang ditimbang harus memgalami peningkatan berat-
badannya.
4. Indikator lainnya dalam SKDN adalah  Indikator  Drop Out  yaitu balita yang
sudah mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat badannya tetapi
kemudian tidak pernah datang lagi di posyandu untuk selalu mendapatkan
pelayanan kesehatan
Prioritas Masalah Gizi di PKM Sawah lebar
Tabel . Analisa Situasi Gizi Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu
No Upaya Pelayanan Kesehatan/Program/Variabel/Sub Variabel Program Target tahun 2021 Total Sasaran Pencapaian % Cakupan
(T) dalam %
Pelayanan Gizi Masyarakat
1. Pemberian 90 tablet besi pada ibu hamil 98% 248 215 86,69%
Penanggulangan gangguan gizi
1. Pemberian PMT-P pada balita kurus 90% 2 2 100%

2. Ibu nifas yang mendapat vitamin A 100% 39 39 100%

3. Ibu hamil KEK yang mendapat PMT-Pemulihan 95% 9 9 100%

.4. Balita gizi buruk yang mendapat perawatan sesuai standar tatalaksana gizi buruk 100% 0 0 0

Pemantauan status gizi


1. Penimbangan D/S 80% 1096 437 39,87%
2. Balita naik berat badan (N/D) 80% 277 99 35,74%
3. Balita yang mempunyai KMS 100% 1096 1096 100%
4. Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) <16% 404 21 5,20%
5. Ibu hamil anemia 28% 108 5 4,63%
6. Bayi usia 6 (enam) bulan mendapatkan ASI Eksklusif 50% 30 11 36,67%
7. Bayi yang baru lahir mendapat IMD (Inisiasi Menyusui Dini) 50% 39 4 10,3%
8. Balita pendek (Stunting) <25% 437 21 4,81%
9. Balita kurus (wasting) 9,5% 437 12 2,75%
10. Bayi BBLR 8% 39 0 0%
● Keterangan : Dari data di atas yang kurang dari
target yaitu Pemberian 90 tablet besi pada ibu
hamil 86,69%, Penimbangan D/S sebesar
39,87%, Balita naik berat badan (N/D) sebesar
35,74%, Bayi usia 6 (enam) bulan mendapatkan
ASI Eksklusif sebesar 36,67%, dan Bayi yang
baru lahir mendapat IMD (Inisiasi Mmenyusui
Dini) sebesar 10,3%. Sedangkan target yang
sudah tercapai pada data di atas yaitu Pemberian
PMT-P pada balita kurus 100%, Ibu nifas yang
mendapat vitamin A 100%, Ibu hamil KEK
yang mendapat PMT-Pemulihan 100%, Balita
gizi buruk yang mendapat perawatan sesuai
standar tatalaksana gizi buruk 0%, Balita yang
mempunyai KMS 100%, Ibu hamil Kurang
Energi Kronis (KEK) 5,20%, Ibu hamil anemia
4,63%, Balita pendek (Stunting) 4,81%, Balita
kurus (wasting) 2,75% , Bayi BBLR 0%
Menentukan Prioritas Masalah Gizi
Grafik 1. Menentukan Prioritas Masalah Gizi
120

100

80

60
Capain
Target
40

20

0
Prioritas masalah dipilih berdasarkan berbagai metode
antara lain dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan grafik, didapatkan masalah P=IxTxR
gizi yang menjadi prioritas adalah
Pemberian 90 tablet besi pada ibu hamil Keterangan :
86,69%, Penimbangan D/S sebesar P = prioritas masalah
39,87%, Balita naik berat badan (N/D) I = pentingnya masalah
T = kelayakan teknologi
sebesar 35,74%, Bayi usia 6 (enam)
R = sumber daya yang tersedia
bulan mendapatkan ASI Eksklusif Pemberian untuk nilai I :
sebesar 36,67%, dan Bayi yang baru Nilai 5 : sangat penting
lahir mendapat IMD (Inisiasi Nilai 3 : penting
Mmenyusui Dini) sebesar 10,3%. Nilai 1 : kurang penting
Pemberian nilai untuk T :
Nilai 5 : sangat sulit
Nilai 3 : sulit
Nilai 1 : mudah
Pemberian nilai untuk R :
Ya :2
Tidak : 1
Tabel 6. Penentuan Prioritas Masalah

Masalah I T R P Prioritas

N/D
5 3 2 30 I

D/S
3 3 2 18 II

ASI eksklusif
3 3 2 18 II

TTD ibu hamil


3 1 2 6 III

Bayi yang mendapat IMD

3 1 2 6 III
Hasil analisis data puskesmas Sawah Lebar
didapatkan prioritas masalah gizi utama
adalah capaian balita naik berat badannya
(N/D). Sehingga akan dilakukan intervensi
untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
AYOO
BERDISKUSI! 
Hasil Diskusi
Konsep Penerapan Intervensi Gizi Masyarakat
Tingkat Mikro
Hasil analisis data puskesmas Sawah Lebar didapatkan prioritas masalah gizi
utama adalah capaian balita naik berat badannya (N/D). Sehingga akan dilakukan
intervensi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Intervensi gizi masyarakat
tingkat mikro yang dapat dilakukan oleh Puskesmas Sawah Lebar antara lain
Konseling gizi, edukasi gizi, penyuluhan (pemberian makanan tambahan PMT,
pola asuh , sikap ibu, dan sanitasi), Melakukan pemantauan status gizi bayi/balita
di posyandu, pemberian makanan tambahan (PMT) balita, dan peningkatan
kesadaran tentang status gizi balita. Karena keterbatasan waktu dalam melakukan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) kami hanya dapat melakukan salah satu intervensi
gizi yaitu penyuluhan tentang pemberian makanan tambahan (PMT) balita yang
diharapkan dapat meningkakan capaian N/D balita diwilayah kerja puskesmas
sawah lebar.
Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Plan of action (POA)
Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Plan of action (POA)
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai