Anda di halaman 1dari 82

KLASTER 2

PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN


ANAK
Oleh:
Direktorat Gizi dan KIA
DirektoratJenderal Kesehatan Masyarakat

Disampaikan pada Orientasi Integrasi


Layanan Primer (10-14 April 2023)
1. Tujuan
Pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Alur Pelayanan
4. Paket Pelayanan, Penjelasan Teknis,
OUTLIN
Pemantauan Wilayah Setempat
E (PWS) dan tindak lanjutnya
5. Contoh Kasus (untuk diskusi dan
simulasi)
6. Referensi

2
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami
Umum
dapat
dan memfasilitasi (menjelaskan kembali dan
mensimulasikan) pelayanan kesehatan klaster ibu dan
anak
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. TUJUAN 1. Memahami paket dan alur pelayanan kesehatan klaster
ibu dan anak
PEMBELAJARA 2. Memfasilitasi (menjelaskan kembali dan
N mensimulasikan) pelayanan kesehatan klaster ibu dan
anak
*) Pelayanan kesehatan yang dimaksud point 1
dan 2:
a. Ibu hamil, bersalin dan nifas
b. balita dan anak pra sekolah
c. usia sekolah dan remaja
2.
PENDAHULUAN
MASALAH KESEHATAN IBU DAN
ANAK Masalah Kesehatan Balita:
Masalah Kesehatan Ibu Masalah Kesehatan Remaja
• Angka Kematian Ibu : 1. Angka Kematian Bayi 16,85/1.000 KH • Obesitas pada remaja
189/100.000 KH (LF SP (LF SP 2020) ▪ 5 – 12 tahun : 9,2 %
2020) 2. 58,2% inisiasi menyusu dini; ▪ 13 – 15 tahun : 4,8 % (putri 4,3
• 48,9% Ibu Hamil 3. 37,9 % pelayanan %)
dengan Anemia kesehatan neonatus sesuai standar ▪ 16 – 18 tahun : 4,0 % (putri 4,5
• 12,7% Ibu Hamil 4. 66,1% ASI eksklusif; %)
dengan 5. 57,9% imunisasi dasar lengkap • Anemia pada remaja putri
Hipertensi 6. 71,5% vitamin A • 15 – 24 tahun : 32 %
• 17,3% Ibu Hamil 7. Balita Wasting (gizi kurang & buruk • 5 – 14 tahun : 26%
dengan KEK 17,1% (SSGI, 2022) • 10 – 19 tahun yang
• 28% Ibu Hamil dengan 8. Balita Stunting (pendek & pernah mendapat TTD :
resiko Komplikasi sangat pendek) 21,6% 22,9 %
• 87,86% Persalinan di (SSGI,2022) • Prevalensi merokok pada 10 – 18
Faskes 9.
10. Balita Overweight 2,5% (Riskesdas
anemia 28,1% th : 9,1 %
• 86,18% Cakupan ANC 4x (SSGI,2022)
2013 • pertama kali merokok usia
• 70,92% Cakupan ANC 6x 11. Indeks Perkembangan Anak 3-6 ✔5 – 9 th : 1 %
• 80,38% Cakupan KF tahun 88,3% (Thailand 91,1%, ✔10 – 14 th ; 31,2 %
Lengkap Vietnam 88,7%) ✔15 – 19 th :67,9 %
12. Balita penyandang disabilitas 0,26% • Prevalensi Depresi (15 -24 th) : 6,2
(Susenas 2012) %
• Prevalensi Penyakit Jantung (15 –
24 tahun) : 0,7 % 4
• Prevalensi TB (15 – 24 tahun) :
Sebagian Besar Penyebab Kematian Diperlukan Transformasi
Ibu dan Anak dapat Dicegah Pelayanan Kesehatan Primer
✔ Memenuhi pelayanan
• 98,6% penyebab kematian utama kesehatan essensial/SPM untuk
ibu,bayi dan balita, remaja
pada bayi dapat di cegah
✔ Memperkuat layanan di FKTP
• 76,4% penyebab kematian utama dalam deteksi dini,
pada anak dapat dicegah tatalaksana kasus dan
tindakan pra rujukan
• Capaian SPM Kesehatan Ibu, Bayi, Balita
dan ✔ Melaksanakan pelayanan
kesehatan ibu, bayi dan balita,
Remaja tidak ada yang mencapai 100%
serta remaja secara terpadu
dan komprehensif
• 76% kematian ibu terjadi di Fase
Persalinan dan pasca salin dimana faktor ✔ Memperkuat Pemantauan
Wilayah Setempat/PWS
resiko dapat dideteksi sebelum dan saat dengan melibatkan Jejaring
hamil dan jaringan Puskesmas
POKOK
3. Alur BAHASAN
Pelayanan Kesehatan Klaster 2 (Kesehatan Ibu dan
1Anak)

Dalam
& Luar
Gedung

6
4. Paket Layanan Klaster Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas, Pustu,
Posyandu
Sasaran Delivery Unit
Masalah
Puskesmas Pustu Posyandu
Kesehata (Kecamatan) (Desa / (Dusun /
n Kelurahan) RT/RW)
Ibu hamil, 1. ANC Terpadu (6x + USG oleh dokter)
2. Kelas ibu hamil
1.
2.
ANC Terpadu (K2,K3, K4, K6)
Kelas ibu hamil
1. Kelas ibu hamil
2. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu
bersalin, 3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu
Hamil K urang Energi Kronik (KEK)
3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
nifas 4. Persalinan normal 4. Pelayanan Pasca Persalinan ( nifas)
5. Pelayanan Pasca Persalinan (nifas) 5. Pengobatan sederhana
6. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
( KtPA)
7. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
8. Pengobatan

Bayi dan 1.
2.
Pelayanan Neonatal Esensial
Kelas Ibu Balita
1. Pelayanan Neonatal Esensial
2. Kelas Ibu Balita
1.
2.
Kelas Ibu Balita
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
anak pra- 3.
4.
Pelayanan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Pengambilan dan pengiriman sampel SHK
3. Pemantauan Bayi dengan Berat Lahir
Rendah (BBLR)
3.
4.
Imunisasi Rutin Lengkap
Pemberian Vitamin A dan obat c ac ing
sekolah 5. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 4. Pemantauan Pertumbuhan dan 5. Deteksi dini, Pendampingan serta rujukan balita
6. Imunisasi Rutin Lengkap Perkembangan weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk
7. Pemberian Vitamin A dan obat c ac ing 5. Imunisasi Rutin Lengkap dan stunting
8. Penc egahan, deteksi dini , Tatalaksana dan 6. Pemberian Vitamin A dan obat c ac ing 6. Skrining kasus TBC
rujukan balita weight faltering, underweight, gizi 7. Pencegahan, deteksi dini, tatalaksana dan
kurang, gizi buruk dan stunting rujukan balita weight faltering, underweight, gizi
9. Manajemen Terpadu Balita Sakit kurang, gizi buruk dan stunting
(MTBS) 8. Skrining
9. Manajemenkasus
Terpadu
TBC Balita Sakit (MTBS)
10.
11. Skrining kasus TBC
Talasemia 10.Pengobatan
12. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan sederhana
Anak (KtPA)
13. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
14. Pengobatan

Usia 1.
2.
Skrining kesehatan
Vaksinasi / Imunisasi
1.
2.
Skrining kesehatan
Vaksinasi / Imunisasi
1. KIE Kesehatan
Remaja
sekolah 3.
4.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Fasilitasi UKS
3.
4.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Penc egahan anemia
2. Penc egaham anemia

dan remaja 5. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan 5. Pengobatan sederhana


Anak (KtPA)
6. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
7. Pengobatan 19
1. Ibu Hamil
2. Ibu Bersalin
Sasaran 3. Ibu Nifas
Klaster 4. Bayi Baru Lahir (0-28 hari)
Kesehatan 5. Bayi
Ibu dan 6. Balita dan Usia Prasekolah
Anak 7. Anak Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Ibu
Hamil, Bersalin, Nifas
Paket Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin,
Nifas
Sasaran
Delivery Unit
Layanan
Masalah Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehata
Kesehata (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
n
n

Status gizi ibu ANC Terpadu ANC K1, K2, K3, K4, K5 ANC K2, K3, K4 Edukasi, pendataan ibu
hamil dan K6 plus USG dan K6 hamil, deteksi ibu hamil
kehamilan, oleh dokter Ibu hamil normal beresiko (4T),
persalinan sudah pemantauan dan
dan nifas direkomendasika pendampingan sesuai
beresiko. n oleh dokter nasihat dokter, konseling
KB, sweeping serta
edukasi tanda bahaya
kehamilan dan rujukan
fasyankes sesuai
kebutuhan
Kelas Fasilitasi Fasilitasi Kelas ibu hamil : Edukasi menggunakan
Ibu pelaksanaan kelas pelaksanaan edukasi tanda bahaya, Buku KIA, mengikuti
hamil ibu hamil di kelas ibu hamil risiko penyulit kelas ibu hamil
Posyandu di Posyandu kehamilan, senam ibu
hamil, sharing session,
pemantauan TTD (Zat
besi As Folat)
Pemberian Pemantauan status gizi Edukasi gizi Edukasi gizi seimbang Edukasi gizi seimbang,
MT ibu hamil dan asupan, edukasi, seimbang dan dan PMT pemulihan monitoring PMT, mematuhi
KEK PMT, pemberian nasihat dokter
monitoring PMT 10
pemulihan
PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL MELALUI ANTENATAL (ANC)
TERPADU
Trimester
1x KOMPETENSI USG OBSTETRI

ANC 6x 1
2x
DASAR TERBATAS DI
PUSKESMAS (SKDI 4A)
4x (2x oleh Dokter) Trimester
1. Hamil/Tidak
2
ANC dilaksanakan minimal 6x 2. Intra/ Extrauterin
selama masa kehamilan 3x 3. Hidup/Meninggal
Trimester 4. Menghitung DJJ
3 5. Presentasi Janin
ANC IBU 6. Biometri janin (TM1: GS,
HAMIL TM3: BPD, HC,AC,FL)
7. Taksiran Berat Janin
8. Umur Kehamilan
berdasarkan
USG/HPL
9. Taksiran tanggal
Persalinan berdasarkan
USG/HPL
10.Lokasi Plasenta serta
ada/tidaknya Solutio
Plasenta
11.Jumlah C airan Amnion
PELAYANAN ANC TERPADU DI PUSKESMAS DAN
ANC
PUSTU
Nakes PKM Pustu Anamnesa: Menggali Riwayat kehamilan dan
Faktor resiko, Riwayat Penyakit Dahulu,Riwayat

TM1 K1* Dokter √


A penyakit keluarga, P4K, melihat catatan
kunjungan sebelumnya, menanyakan keluhan
Dicatat
dalam
selama hamil, deteksi masalah kejiwaan Buku KIA

TM2 K2 Dokter/ √ √ Pemeriksaan dan Pelayanan sesuai standar (10 T)


Bidan/ Atas 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Perawat rekomen 2. Ukur tekanan darah
dasi 3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
dokter 4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri)
K1 5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
K3 Dokter/
Bidan/
√ √
B 6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan
imunisasi tetanus difteri (Td) bila diperlukan
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet Dicatat
Perawat
selama masa kehamilan dalam
TM3 K4 Dokter/ √ √ 8. Tes laboratorium: tes kehamilan, kadar hemoglobin aplikasi
Bidan/ darah, golongan darah, tes triple eliminasi (HIV, Sifilis elektroni
Perawat dan Hepatitis B), Malaria, gluko-protein urin, gula darah k
sewaktu, BTA
K5* Dokter √ 9. Diagnosis dan Tata laksana/penanganan kasus
sesuai kewenangan
10.Temu wicara (konseling)

K6 Dokter/ √ √
Bidan/
Perawat
C Tindak Lanjut: Rujukan, kunjungan
ulang, pemantauan pengobatan
1
2
PELAYANAN 10 T SAAT ANC
TERPADU Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan Pemeriksaan
dilakukan sesuai tidak
indikasi dilakukan
Pelayanan 10 T saat ANC Plus USG K1 K2 K3 K4 K5
K6
1 Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan

2 Ukur Tekanan Darah

3 Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA)

4 Ukur Tinggi Fundus Uteri (penilaian usia/ besar janin)

5 Tentukan Presentase dan Denyut Jantung Janin (DJJ)


Skrining status imunisasi Tetanus Taksoid (TT)
6 dan pemberian imunisasi TT bila diperlukan

7 Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)

8 Pemeriksaan Laboratorium (Termasuk status Anemia)

9 Tata laksana kasus


1
0 Temu Wicara/konseling
1 USG Obstetri Dasar Terbatas 13
1
1. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan
(Anemia dan KEK)
Pelayanan ANC 2. Pencegahan Malaria Dalam Kehamilan (PMDK)
terintegrasi 3. Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA) 3

}
E
(Elimina
dengan upaya
4. Eliminasi Sifilis si
Penularan
pencegahan HIV,
Sifilis
dan tatalaksana 5. Pencegahan Penularan Hepatitis dari Ibu ke Anak dan Hep
B dari
penyakit 6. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISK dalam Ibu ke
menular dan Anak)

tidak menular kehamilan


7. Penatalaksanaan TB dalam kehamilan (TB-
ANC)
8. Pelayanan Kesehatan Jiwa pada Ibu Hamil
9. Skrining Pre Eklampsia pada Ibu Hamil
14
Penggunaan Buku KIA pada ANC
Terpadu

Fungsi Buku KIA :


❑ Media komunikasi
antar nakes dan
media KIE ibu dan
keluarga
❑ Terdapat lembar skrining
yang harus diisi dokter
saat TM 1 dan TM 3
❑ Terdapat skrining pre
eklamsi untuk deteksi
dini PE/Eklamsi
❑ Lembar ringkasan dokter
spesialis apabila ibu
dirujuk
❑ Lembar Pemantauan
Tatalaksana / Penanganan Kasus pada
ANC
Skrining pre eklampsia pada ibu hamil < 20 • Jika didapatkan tanda
mgg centang di 2 kotak
kuning dan atau 1 kotak
merah ibu berisiko
mengalami preeklamsia
• Segera lakukan rujukan
ke SpOG/FKRTL

Kesimpulan dituliskan sbb :


• Tidak didapatkan
risiko preeklamsia,
atau
• Meragukan untuk
risiko preeklamsia,
atau
• Terdapat risiko
preeklamsia
• Lakukan rujukan segera
jika kesimpulan dokter
meragukan atau terdapat
risiko preeklamsia

1
9
Tatalaksana / Penanganan Kasus pada ANC Penjelasan algoritma
Ibu Hamil Anemia dan Kurang Energi Kronis
Deteksi ibu hamil anemia dan
(KEK) KEK
Ibu hamil melalui ANC:
1▪ Jika KEK saja: diberi MT1
disertai konseling gizi
ANC terpadu
2▪ Jika KEK + Anemia: diberi MT1
sesuai usia kehamilan,
Normal Anemia KE KEK + Anemia KEK + konseling gizi dan
K 1 2 Penyakit 3 tatalaksana anemia (MT1
tidak menggantikan
▪ ANC Rutin ▪ ANC rutin2 ▪ ANC rutin2 kebutuhan dasar makanan
▪ ANC rutin ▪ Tatalaksan ▪ ANC rutin2 ▪ Tatalaksan ▪ Tatalaksan bergizi seimbang sesuai
▪ Konseling gizi a anemia ▪ Konseling gizi a anemia a penyakit kebutuhan ibu hamil)
▪ Konseling ▪ Konseling ▪ Konseling
gizi gizi gizi 3▪ Jika KEK + penyakit: diberi
JikaMT 1 sesuai usia hamil,
ditemukan kadar Hb <7
Pemberian Makanan Tambahan konseling gizi,
gr/dl atau kenaikan tatalaksana
BB di
penyakit
bawah penyerta
1 kg/bulan (T1) atau di
bawah 2 kg/bulan (T2, T3),
maka harus dirujuk

1. MT = makanan tambahan
2. Pemberian suplementasi tablet tambah darah (TTD) termasuk dalam protokol
ANC
sesuai Permenkes No 21 Tahun 2021
Tatalaksana / Penanganan Kasus pada
ANC Ibu Hamil Malaria
Tatalaksana / Penanganan Kasus pada ANC
Skrining HIV, Hepatitis B dan Sifilis (Triple
Eliminasi)

1
6
Tatalaksana / Penanganan Kasus pada
ANC
Ibu Hamil HIV - Ibu Hamil Hepatitis
Sifilis B
Tatalaksana / Penanganan Kasus pada
ANC Skrining TBC pada Ibu Hamil

SASARAN

Setiap Ibu Hamil yang berkunjung ANC


dilakukan skrining TBC di
Puskesmas

METODE

wawancara menggunakan tanda dan gejala


TINDAK LANJUT SKRINING
● pengambilan, pengemasan dan
pengiriman sampel dahak
● Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TC M)
atau Mikroskopis
● Pengobatan yang sesuai, baik obat rutin
atau pemberian Terapi Pencegahan
Tuberkulosis (TPT)
● Kader dan petugas kesehatan
melakukan kunjungan rumah
Tatalaksana / Penanganan Kasus pada ANC
Skrining ibu hamil berisiko
masalah/gangguan jiwa
Tatalaksana / Penanganan Kasus pada
ANC Kecacingan pada Ibu Hamil

Program Penanggulangan Cacingan pada Ibu Hamil:


1. Ibu hamil dengan pemberian Fe masih tetap anemia dilakukan pemeriksaan tinja.
Jika
hasil positif diberikan obat cacing secara selektif.

2. Skrining (pemeriksaan tinja) bagi ibu hamil yang mengalami gejala cacingan atau
anemia pada saat kunjungan ANC dan hasil pemeriksaan tinjanya positif cacingan
diberikan obat cacing secara selektif.

3. Ibu hamil yang mempunyai hasil positif (+) pada pemeriksaan tinja maka pemberian
obat cacing dapat dilakukan mulai trimester ke 2 dan ke 3 dibawah pengawasan
dokter.

2
1
Paket Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin,
Nifas
Sasaran
Delivery Unit
Layanan
Masalah Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehata
Kesehata (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
n
n

Status gizi ibu Persalina Persalinan normal dan - - -


hamil n Normal penyiapan serta
kehamilan, stabilisasi rujukan bila
persalinan diperlukan
dan nifas
beresiko.

Pelayanan Pelayanan nifas dan Pelayanan nifas Edukasi ASI Ekslusif, Sweeping, pemantauan
Nifas (KF pelayanan KB bagi ibu dan bayi PMBA dan kelas ibu kondisi, pendampingan
1-4 pasca persalinan baru lahir kondisi balita dan pemenuhan layanan
dan KN 1- normal termasuk esensial sesuai nasihat
3) kunjungan nifas dokter, edukasi tanda
dan pelayanan KB bahaya Ibu dan Bayi baru
pasca persalinan lahir dan rujukan
fasyankes sesuai
kebutuhan
Pelayanan Sesuai tata laksana - - -
pengobatan penyakit didukung oleh
penunjang
laboratorium 24
Pelayanan Ibu Nifas dan Bayi Baru
Lahir
PERSALINAN
Tim Penolong:
• dokter, bidan dan
perawat;
atau
• dokter dan 2 (dua) bidan.

PNC IBU NIFAS


• Skrining dengan Bagan
Tata Laksana Terpadu
Nifas
• Skrining kejiwaan
(trias depresi)

KUNJUNGA
KN1 N KN2 KN3

NEONATUS
(6-48 jam) (3-7 hari) (8-28 hari)
Skrining dengan Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit
Algoritma Bayi < 2 bulan
PWS Ibu Hamil, Bersalin dan
Nifas
Catat hasil pelayanan
Kesehatan Ibu ∙ Morbiditas: Ibu hamil anemia, ibu hamil
Analisa beban KEK, ibu hamil hipertensi, ibu
penyakit: hamil DM, ibu
dengan penyakit infeksihamil
(TBC, malaria, HIV,
• Morbidit
Hepatitis, COVID-19), Ibu hamil dengn resiko 4
as
penyaki T
t ∙ Cakupan pelayanan: Jumlah ibu hamil ANC
• Cakupan
terpadu, Persentase K1, K2, K3, K4, K5, K6, K1
pelayanan
Notifikasi Tindak dengan USG, K5 dengan USG, 10 T.
∙ Saat kunjungan rumah, kader dapat berperan
Lanjut pada memberikan edukasi kehamilan sehat, pendataan ibu
Pustu hamil, deteksi ibu hamil beresiko (4T), pemantauan dan
• Kegiatan pendampingan ibu hamil, serta sweeping dan edukasi
Pustu tanda bahaya kehamilan.
• Kunjungan
rumah oleh
Pelayanan Kesehatan Balita
dan Anak Pra Sekolah
Paket Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah
Sasaran
Masalah Layanan Kesehatan Puskesmas Pustu
Delivery Unit
Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehata (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
n

∙ Status gizi Pelayanan Kunjungan Neonatal Kunjungan Neonatal Kunjungan Neonatal Edukasi perawatan
∙ Tumbuh neonatal dengan dengan dengan neonatal, tanda
kembang esensial Manajemen Manajemen Manajemen bahaya, dan
∙ Penyaki Terpadu Bayi Muda Terpadu Bayi Muda Terpadu Bayi Muda pemberian ASI
t (MTBM), Edukasi (MTBM), Edukasi (MTBM), Edukasi eksklusif,
Menular perawatan neonatal perawatan neonatal perawatan neonatal sweeping.
termasuk termasuk termasuk
pemberian pemberian pemberian
ASI eksklusif ASI eksklusif ASI eksklusif
dan konseling dan konseling dan konseling
Kelas Ibu Balita Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Mengajak partisipasi
pelaksanaan kelas pelaksanaan kelas pelaksanaan kelas ibu untuk mengikuti
ibu Balita ibu Balita ibu Balita kelas ibu balita dan
terlibat
dalam
pelaksanaan kelas ibu
balita.

Pelayanan Bayi Pemantauan dan Pemantauan Pemantauan Pendampingan dalam


Berat Lahir Perawatan perawatan sesuai
Rendah Buku KIA Khusus
(BBLR) Bayi Kecil
Pengambilan Pengambilan dan - - -
sampel SHK pengiriman sampel 28
SHK
Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir/Neonatal (0-28 hari)
Esensial Pelayanan Bayi Baru Lahir (KN 1 = 6 – 48 jam setelah lahir) - SDKI
2017

Pelayanan mengacu Pedoman Pelayanan


Kesehatan Neonatal Essensial terdiri dari:
∙ Kunjungan Neonatal (KN1 s/d KN3)
menerapkan
Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM)
∙ Terintegrasi dengan Kunjungan Nifas (KF1 s/d
KF4) baik di puskesmas, Posyandu dan
Kunjungan Rumah
∙ Edukasi perawatan neonatal termasuk IMD,
pemberian ASI Eksklusif dan konseling oleh
Bidan/ perawat
∙ Kader melalui kunjungan rumah melakukan
sweeping, edukasi ( perawatan bayi baru lahir
dan ASI Eksklusif)
∙ Konseling, edukasi dan pencatatan hasil
layanan dan pemantauan harian tanda
bahaya menggunakan Buku KIA
PENERAPAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA
(MTBM)
• Penilaian, klasifikasi dan tindakan/pengobatan bayi muda umur kurang dari 2
bulan
• Terdapat Kolom Penilaian, Klasifikasi dan Tindakan/Pengobatan
• Klasifikasi digolongkan dalam 3 kelompok : warna merah muda, kuning dan hijau
Pelayanan Neonatal Esensial
di Puskesmas, Pustu, Posyandu atau Kunjungan
No Pelayanan Rumah Setelah
lahir (0-6
KN 1
(6-48 jam)
KN 2
(3-7 hari)
KN 3
(8-28 hari)
jam)
1 Menentukan kunjungan neonatal 1 (6-48 jam) /2 (3-7 hari)/3 (8-28 hari) √ √ √ √
2 Pelayanan kesehatan neonatus menggunakan pendekatan MTBM, terdiri dari:
• Pemotongan dan Perawatan tali pusat √ √ √ √
• IMD √
• ASI eksklusif √ √ √ √
• Antropometri : BB, PB, LK √ √ √ √
• Injeksi Vitamin K √ * * *
• Salep mata √ * * *
• Imunisasi HB-O *) (diutamakan < 24 jam) √*) √*) * *
• Skrining Hipotiroid Kongenital √ *
• Pencegahan penularan dari ibu ke Anak(HIV, Sifilis, Hepatitis B) √ √ √ √
3 Penilaian dan Klasifikasi Bayi Muda Umur Kurang Dari 2 Bulan menggunakan Buku Bagan MTBS:
• Memeriksa Kemungkinan Penyakit Sangat Berat, Infeksi bakteri berat atau √ √ √ √
sumbatan saluran cerna
• Memeriksa Ikterus √ √ √ √
• Memeriksa Diare √ √ √ √
• Memeriksa status HIV √ √ √ √
• Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah dan Masalah Pemberian ASI/Minum √ √ √ √
• Memeriksa status Vitamin K1 dan imunisasi √ √ √ √
• Masalah atau Keluhan Lain pada Bayi dan Ibu √ √ √ √
Pelayanan Neonatal Esensial
di Puskesmas, Pustu, Posyandu atau Kunjungan
Rumah
No Pelayanan Setelah lahir (0- KN 1 KN 2 KN 3
6 jam) (6-48 jam) (3-7 hari) (8-28 hari)
4 Tindakan atau Pengobatan Bayi Muda Umur Kurang Dari 2 Bulan:
• Tindakan untuk bayi muda yang memerlukan rujukan √ √ √ √ √
• Tindakan untuk bayi muda yang tidak memerlukan rujukan √ √ √ √ √
5 Pelayanan tindak lanjut pada bayi muda umur kurang dari 2 bulan √ √ √ √ √
(kunjungan ulang, pemantauan pengobatan)
6 Edukasi perawatan neonatal termasuk pemberian, IMD, ASI eksklusif √ √ √ √ √
dan konseling
7 Sweeping bayi muda yang belum mendapat kunjungan neonatal - √ √ √ √

Ketika ditemukan klasifikasi merah, maka Pustu akan merujuk


ke Puskesmas/FKTP untuk mendapatkan pemeriksaan oleh
dokter
Kelas Ibu
Balita
Kelas Ibu Balita adalah kelas dimana para ibu yang Peserta :
mempunyai anak berusia antara 0 sampai 5 tahun ❑ ibu yang mempunyai anak usia
secara bersama-sama berdiskusi, tukar pendapat, tukar antara 0–5 tahun dengan
pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi
pengelompokan 0-1 tahun, 1-2
dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangannya
dibimbing oleh fasilitator dengan menggunakan Buku KIA. tahun, 2-5 tahun.
❑ Peserta kelas ibu paling banyak 15
Dalam pelaksanaan Kelas Ibu Balita, fasilitator bisa orang.
minta bantuan narasumber untuk menyampaikan ❑ Proses belajar dibantu oleh
materi bidang tertentu. Narasumber adalah tenaga seorang fasilitator
kesehatan yang mempunyai keahlian bidang tertentu,
misalnya dibidang gizi, gigi, PAUD (Pendidikan Anak Fasilitator: bidan/perawat/tenaga
Usia Dini), penyakit menular, dsb. kesehatan lainnya yang telah
mendapat pelatihan fasilitator
Kelas ibu umumnya dilaksanakan Kelas Ibu Balita atau melalui on
di Posyandu, namun the job training.
pelaksanaannya dapat juga
bertempat di Puskesmas atau
Pustu.
Kader mendukung pelaksanaan kelas ibu
balita dengan mengajak partisipasi ibu di
lingkungan tempat tinggalnya untuk
mengikuti kelas ibu balita dan terlibat
dalam pelaksanaan kelas ibu balita.
Pelayanan Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR) <2500
gram
∙ Hanya dapat dilaksanakan di Puskesmas mampu
PONED untuk kasus BBLR Stabil dengan BBL diatas
2000 gr.
Jika tidak stabil dan di bawah 2000 gr di
rujuk setelah melakukan resusitasi dan
stabilisasi neonatus ke RS dengan
kemampuan perawatan BBLR
komprehensif
∙ Tenaga kesehatan terlatih PONED harus mampu
mengenali masalah yang didapat, tanda bahaya,
penatalaksanaan kegawatdaruratan, stabilisasi
pra rujukan dan rujukan, merawat serta memantau
pertumbuhan dan perkembangan BBLR yang
benar.
∙ Konseling, edukasi dan pencatatan hasil layanan
menggunakan Buku KIA Khusus Bayi Kecil.
∙ Kader melakukan kunjungan rumah dan
mendampingi ibu dalam perawatan BBLR sesuai
Buku KIA Khusus Bayi Kecil.
Paket Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Pra
Sasaran
Masalah
Sekolah
Layanan Kesehatan Puskesmas Pustu
Delivery Unit
Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehata (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
n

∙ Status Pemantauan Timbang BB, Ukur PB Timbang BB, Timbang BB, Ukur Sweeping, pemantauan dan
gizi tumbuh kembang atau TB, LiLA, LK, Ukur PB/TB, PB/TB, LiLA, LK, edukasi tumbuh kembang
∙ Tumbuh SDIDTK, LiLA, LK, ceklis
kembang penentuan status gizi SDIDTK, perkembangan,
∙ Penyaki penentuan status rujukan
t gizi
Menular Imunisasi Edukasi dan layanan Edukasi dan Edukasi dan DOFU dan edukasi
Rutin Imunisasi rutin layanan Imunisasi layanan Imunisasi Imunisasi rutin lengkap
Lengkap lengkap rutin rutin
lengkap lengkap
Vitamin A dan Obat Pemberian Vitamin Pemberian Vitamin Pemberian Vitamin Sweeping dan edukasi
Cacing A dan obat cacing A dan obat cacing A dan obat cacing Vitamin A dan Obat Cacing

Pelayanan balita Penanganan balita Pemantauan Edukasi dan Edukasi dan


dengan bermasalah gizi pemberian monitoring, rujukan,
masalah gizi (rawat inap / rawat MT sweeping
(weight jalan),
faltering, merujuk ke FKRTL
underweight, bagi balita
gizi kurang, gizi bermasalah gizi
buruk
dan stunting)
Pelayanan MTBS MTBS - Edukasi, tanda bahaya, dan
pengobatan kunjungan rumah pada
3
dengan balita tidak melakukan5
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan terdiri dari:
Pemeriksaan antropometri: BB, PB atau
TB,
LiLA, LK yang dica tat serta diplot
dalam KMS dalam buku KIA
Pemeriksaan perkembangan
menggunakan ceklist
perkembangan sesuai usia dalam
buku KIA dan SDIDTK Interpretasi
hasil pemantauan tumbuh kembang
Edukasi/konseling menggunakan buku
KIA, atau media lainnya (leaflet, poster,
lembar balik)
Rujukan balita berisiko masalah gizi
dan perkembangan

Sasaran: Semua Balita dan Anak Pra Sekolah


Tempat Pelaksanaan: Rumah, Posyandu,
ALUR RUJUKAN HASIL PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Berdasarkan Permenkes No 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak

BB/U PB/U atau TB/U

BB/U
-2 SD < BB/U < +1 SD
< -2SD atau > +1 SD
< -2SD atau > +3 SD 3 SD < PB/U atau TB/U > -2 SD Posyandu
Dusun,
NAIK TIDAK NAIK Kembali ke
Tren mengikuti
Tidak ditimbang
Tren tidak Posyandu bulan
RT/RW
bulan
garis mengikuti garis berikutnya
sebelumnya
pertumbuhan pertumbuhan
Kembali ke
Posyandu bulan
berikutnya
Konfirmasi oleh petugas kesehatan berkompeten

• Status Gizi: BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB, dan atau BB/TB, IMT/U
• Weight Increment (0-24 bulan) & Length/Height increment (0-24 bulan) Pustu
• Tren IMT/U Puskesmas
BB/PB atau IMT/ PB/U atau TB/U
FKTP Lain
BB/U
BB/TB U
> + 1 SD atau
Kenaikan BB kurang
< -2SD atau < -3 SD Pada usia anak >7-8 bulan: jika < -2 SD > +3 SD
dari standar weight
tren IMT meningkat
increment 10-24 bulan
dibandingkan IMT sebelumnya

TATALAKSANA KASUS
Proses Asuhan Gizi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Rujuk ke FKRTL
Fasyankes yang
Bila TETAP atau TIDAK ADA PERBAIKAN lebih tinggi
JADWAL DAN JENIS DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG DI
PUSKESMAS
STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH
KEMBANG
Setiap bulan anak mendapatkan
pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan menggunakan buku
KIA:
Bila hasil pemantauan tidak sesuai
dengan umur maka anak harus
dilakukan deteksi dini pertumbuhan
dan perkembangan dengan
menggunakan Bagan SDIDTK
Bila hasil pemantauan sesuai dengan
umur maka setiap anak tetap
harus dilakukan deteksi dini
pertumbuhan dan perkembangan
dengan menggunakan Bagan
SDIDTK saat berumur
6,9,18,24,36,48,60,72 bulan.
TINDAK LANJUT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
Tenaga kesehatan (dokter/bidan/perawat/ahli gizi) berkolaborasi menindaklanjuti hasil
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) untuk mencari adakah penyakit atau kondisi lainnya yang mendasari sebagai
etiologi masalah gizi dan perkembangan, untuk selanjutnya:
- Tata Laksana Masalah Gizi (termasuk edukasi/konseling dan stimulasi perkembangan)
- Pemantauan Rutin
- Rujukan (jika diperlukan)

Setelah balita memasuki episode sembuh (jika sebelumnya ada penyakit penyerta), maka
dapat dilakukan penilaian perkembangan mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) di Puskesmas dan Pustu.

Kader melalui pelaksanaan Posyandu dusun/RT/RW melakukan pemantauan dan edukasi


tumbuh kembang.

Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader atau nakes untuk sweeping balita yang tidak
datang ke Posyandu.
Pelayanan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Posyandu Kunjunga
No Pelayanan Puskesmas Pustu
Dusun/RT/ n
RW Rumah
1 Melaksanakan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, meliputi: √ √
• Memilih KMS sesuai jenis kelamin anak √ √
• Memastikan identitas anak √ √
• Menentukan usia anak √ √
• Menimbang BB anak* √ √
• Mengukur PB atau TB anak* √ √
• Mengukur LiLA anak* √ √
• Mengukur LK anak* √ √
• Mencatat hasil pengukuran, melakukan plotting dan membuat garis √ √
pertumbuhan pada buku KIA
• Mencatat setiap kejadian yang dialami anak (sakit, tidak nafsu makan, dll) √ √
• Melakukan stimulasi dan pemantauan perkembangan anak dengan mengisi √ √
check- list perkembangan sesuai umur dalam buku KIA.
• Interpretasi hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan √ √
• Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan (merujuk √ √
atau edukasi/konseling menggunakan buku KIA/media lain)
2 Pemeriksaan sesuai alur MTBS √ √
• Penilaian status gizi : mengukur ulang antropometri* dan menilai status √ √
gizi berdasarkan indeks (BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB dan
IMT/U)
• Penilaian tren pertumbuhan : membandingkan penambahan BB dengan √ √
standar, weight increment (< 2 tahun), membandingkan penambahan PB atau
TB, height increment (< 2 tahun) dan kenaikan IMT/U
3 Penilaian perkembangan mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi Intervensi √ √
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) setelah balita sembuh dari episode sakit
4 Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan (pemantauan √ √ √
PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK TERINTEGRASI
(PKAT)
• Sasaran: Bayi usia 6 bulan Merupakan integrasi kegiatan pemantauan Kesehatan dan
sampai sebelum usia 7 bulan. tumbuh kembang anak menggunakan Buku KIA (ONE STOP
Periode kritis perkembangan dan waktu SERVICE), dimana anak tidak hanya mendapatkan pemeriksaan
terbaik untuk evaluasi, terutama: kesehatan saja, tetapi juga evaluasi penilaian tumbuh kembang,
- penglihatan dan pendengaran gizi, imunisasi, deteksi kekhawatiran orangtua dan lingkungan
- perkembangan menggunakan KPSP pengasuhan anak.
- ASI eksklusif,
Langkah-Langkah Pelaksanaan PKAT
- MP-ASI yang optimal
- Vitamin A
- Imunisasi dasar
• Tempat Pelaksanaan: Puskesmas
• Tenaga Pelaksana: kader, perawat,
bidan, dokter atau dokter spesialis anak,
ahli gizi dan psikolog
• Dijadwalkan1-2 kali/ bulan secara rutin
(sekitar 25 sasaran per satu kali
kegiatan)
Alur Operasional PKAT dan Tindak Lanjut

Hasil PKAT:
1. Tidak ada
masalah
2. Tindak lanjut
3. Rujuk FKTL
Algoritma Tatalaksana Masalah Gizi Balita (6 -59
Bulan)
POSYANDU: Balita ditimbang dan dicatat kader di KMS: BB tidak naik atau bawah garis merah (BGM)

Konfirmasi oleh Nakes/Puskesmas:


Status gizi normal dan tidak normal, termasuk status kesehatan

Diobati/
Tidak ada penyakit penyerta Ada penyakit penyerta Rujuk ke
RS

⮚ Normal : -2SD < BB/U < +1SD,


Gizi Buruk disertai: BB Tidak Naik (T)
(SAM) Gizi Kurang (MAM) Gizi Kurang + • BB Naik Tidak Adekuat Stunted Overweight
-3SD < BB/U atau TB/U Stunted • BB Tetap saja
BB/TB < -
< -2SD -3SD < BB/U atau TB/U • BB Turun
3SD
< - 2SD dan TB/U < - ⮚ Underweight -3SD < BB/U < -2SD
(tanpa
2SD dgn BB tidak naik (T) atau
stunted)
• Tidak • Dicari penyebabnya (asupan kurang, Underweight saja • Stimulasi, • Edukasi
komplikasi infeksi atau keduanya) • Edukasi & dan
• Stimulasi, Edukasi dan konselin
□ Tata • Penanganan di FKTP sesuai kondisi anak, Konseling
laksana gizi
Konseling perbaikan pola pertahankan g
jika tidak membaik perlu dirujuk ke RS
buruk di Pusat makan dan pencegahan pola • Pada
• Stimulasi perkembangan kasus
Pemulihan infeksi makan baik
Gizi
• Edukasi dan konseling PMBA • Cegah obesitas
• Bila ada tanda kelainan infeksi □
• Komplikasi 🡪
rujuk RSUD
atau penyakit 🡪 Rujuk Rujuk
PMT Lokal 4-8 minggu PMT Lokal: 2-4 minggu
ke RS

Monitoring dan evaluasi di Posyandu dan Puskesmas


Algoritma Tatalaksana Masalah Gizi Balita (6 -59
Bulan)

PMT Lokal 4-8 minggu


PMT Lokal 4-8 minggu

45
Keterangan (*):
 Kelompok Kerja Perbaikan Gizi Masyarakat tahun 2023 merekomendasikan pemberian makanan tambahan
berbahan pangan lokal pada Balita Berat Badan Tidak Naik, yaitu balita yang kenaikan berat badannya tidak
adekuat, tetap, atau turun dan juga balita underweight (-3 SD < BB/U < -2 SD) selama 2 - 4 minggu.
 Oleh karena itu, dianjurkan dapat mengupayakan pembiayaan lainnya (selain DAK Non Fisik Tahun 2023),
sehingga PMT berbahan pangan lokal dapat diberikan untuk balita tidak naik dan balita underweight selama 2
– 4 minggu.

Keterangan (**):

 Berdasarkan Permenkes No 42 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non
Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023, PMT berbahan pangan lokal diberikan pada balita gizi kurang
selama 90 (sembilan puluh) hari
 Kelompok Kerja Perbaikan Gizi Masyarakat tahun 2023 merekomendasikan bahwa pemberian makanan
tambahan berbahan pangan lokal pada balita gizi kurang dapat dilakukan selama 4 – 8
minggu untuk mencapai perbaikan status gizi.
 Dalam hal setelah 8 (delapan) minggu PMT balita gizi kurang belum mencapai perbaikan status gizi, maka
intervensi tersebut dilanjutkan sampai 90 (sembilan puluh) hari atau sampai adanya perbaikan status gizi.
Apabila sebelum 90 (sembilan puluh) hari balita gizi kurang sudah mengalami perbaikan status gizi, maka
PMT dapat dihentikan dan PMT dapat dialihkan ke sasaran lainnya. 46
Imunisasi Rutin Lengkap
Imunisasi Imunisasi
Umur Dasar
Jenis Interval Minimal Umur Jenis Lanjutan Interval Minimal **)
*)
12 bulan PCV3
0-24 jam Hepatitis B
18-23 DPT-HB-Hib4 12 bulan dari DPT-HB-Hib 3
1 bulan BCG, OPV 1
bulan Campak Rubella 2 6 bulan dari dosis 1
2 bulan DPT-HB-Hib1, OPV2, RV1, PCV1 1 bulan
3 bulan DPT-HB-Hib2, OPV3, RV2, PCV2
4 bulan DPT-HB-Hib3, OPV4, RV3, IPV1 **) setelah imunisasi
dasar
9 bulan Campak Rubella 1, IPV2
10untuk
*) bulan JE** yang sama
jenis imunisasi
**) hanya di wilayah endemis Japanese
Encephalitis No Pelayanan Puskesmas Pustu Posyandu Kunjunga
Dusun/RT/R n
W Rumah
 Pelayanan imunisasi rutin 1 Melaksanakan imunisasi dasar pada bayi sesuai √ √ √
lengkap pada balita terdiri dari jadwal usia:
imunisasi dasar dan imunisasi 0-24 jam Hepatitis B √ √ √
lanjutan. 1 bulan BCG, OPV1 √ √ √

 Bidan/perawat di Puskesmas 2 bulan DPT-HepB-Hib1, OPV2, RV1, PCV1 √ √ √

dan Pustu serta kegiatan 3 bulan DPT-HepB-Hib2, OPV3, RV2, PCV2 √ √ √

Posyandu Dusun/RT/RW 4 bulan DPT-HepB-Hib3, OPV4, RV3, IPV1 √ √ √


melaksanakan imunisasi dan 9 bulan Campak Rubela 1, IPV2 √ √ √
hasilnya dicatat dan dipantau 2 Melaksanakan imunisasi lanjutan pada baduta √ √ √
pada tabel imunisasi dalam 12 bulan PCV3
buku KIA. 18-23 bulan DPT-HepB-Hib4, Campak Rubela 2 √ √ √
 Kader melalui kunjungan 3 Pendataan balita yang belum mendapat imunisasi √ √ √
Pelayanan Pengobatan dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit
∙ MTBS bertujuan untuk mengurangi STRATEGI MTBS
kematian, kesakitan dan kecacatan
✔ Meningkatkan
pada balita
keterampilan petugas
∙ Penerapan MTBS memperhatikan kesehatan dalam
secara cepat semua gejala anak sakit, tatalaksana kasus.
sehingga segera dapat ditentukan
apakah anak dalam keadaan sakit ✔ Memperbaiki sistem kesehatan
berat dan perlu segera dirujuk. agar penanganan penyakit
pada balita lebih efektif.
∙ Deteksi dini dan penanganan kasus
sesuai MTBS mengacu Buku Bagan ✔ Memperbaiki praktik keluarga &
MTBS dan Formulir Pencatatan yang masyarakat dalam perawatan
dilaksanakan oleh bidan/perawat di di rumah dan pola pencarian
Puskesmas atau Pustu. pertolongan.
∙ Kader melaksanakan kunjungan rumah
untuk sweeping balita yang tidak
melakukan kunjungan ulang.
Kolom Penilaian Kolom Kolom
Klasifikas Tindakan/
Pengobatan
Merah muda berarti
i anak mempunyai
penyakit berat dan
butuh penanganan
segera/ rujukan

Merah
Muda Kuning berarti anak
membutuhkan
pengobatan spesifik
seperti antibiotic
yang sesuai, obat
obat oral anti
malaria atau
pengobatan lainnya
Kuning

Hijau berarti anak


tidak perlu
pengobatan spesifik,
petugas Kesehatan
Hija mengajari ibu cara
merawat anak sakit
u dirumah
NO ALGORITMA
KLASIFIKASI HASIL PEMERIKSAAN
KLASIFIKASI

Memeriksa tanda Gagal jantung paru


1
bahaya umum
dengan segitiga
Penyakit sangat berat MTBS BAYI UMUR ≥ 2 BULAN-5
asesmen gawat napas Stabil
TAHUN
No ALGORITMA KLASIFIKASI
Memeriksa Pneumonia berat
Mastoiditis
2 batuk Pneumonia

dan/atau Batuk bukan Pneumonia 5


Memeriksa masalah Infeksi telinga akut

sukar bernapas telinga Infeksi telinga kronis

Diare Dehidrasi Berat Tidak ada infeksi telinga


Gizi buruk dengan komplikasi
Diare Dehidrasi Ringan/Sedang
Gizi Buruk tanpa komplikasi
Diare tanpa dehidrasi
3 Memeriksa diare Gizi kurang
Diare Persisten Berat
Gizi baik
Diare Persisten
Obesitas
Disentri 6
Memeriksa
Gizi lebih
Penyakit berat dnegan demam Status
Berisiko Gizi Lebih
malaria Pertumbuhan
Sangat pendek
Demam mungkin bukan malaria
Memeriks Pendek
Penyakit berat dengan demam
a demam Normal
Demam bukan Malaria
Tinggi
4 Campak dengan komlikasi berat Anemia Berat
Campak dengan koplikasi pada mata
Campak dan/atau mulut
7 Memeriksa Anemia Anemia

Demam Campak
Tidak anemia

Berdarah Infeksi HIV terkonfirmasi


Dengue berat
Dengue (DBD) 8 Memeriksa Status HIV Terpajan HIV
Dengue dengan warning sign
Mungkin Bukan Infeksi HIV 5
Dengue tanpa warning sign 0
Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit
Posyandu Kunjunga
No Pelayanan Puskesmas Pustu
Dusun/RT/R n
W Rumah
1 Melaksanakan pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit, meliputi: √ √
a. Penilaian dan klasifikasi balita sakit umur 2 bulan - 5 tahun √ √
• Memeriksa Tanda Bahaya Umum √ √
• Melakukan anamnesis √ √
• Melakukan pemeriksaan antropometri (BB, PB/TB, LiLA, LK) √ √
• Memeriksa Batuk dan/atau Sukar Bernapas √ √
• Memeriksa Diare √ √
• Memeriksa Demam √ √
• Memeriksa Masalah Telinga √ √
• Memeriksa Status Gizi (Gizi kurang, gizi buruk, obesitas) √ √
• Memeriksa Status Pertumbuhan (Pendek/sangat pendek, makro/mikro cephali) √ √
• Memeriksa Anemia √ √
• Memeriksa status HIV √ √
• Memeriksa status Imunisasi dan Vitamin A √ √
• Memeriksa masalah atau Keluhan lain √ √
• Melakukan penilaian Pemberian Makan √ √
b. Tindakan atau Pengobatan Balita Sakit Umur 2 bulan - 5 tahun √ √
1) Tindakan untuk anak yang memerlukan rujukan √ √
2) Tindakan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan √ √
c. Pelayanan tindak lanjut pada Balita Sakit Umur 2 bulan - 5 tahun (kunjungan ulang, √ √
pemantauan pengobatan)
2 Sweeping balita tidak melakukan kunjungan ulang √

Ketika ditemukan klasifikasi merah, maka Pustu akan merujuk ke Puskesmas/FKTP


untuk mendapatkan pemeriksaan oleh dokter
Alur Layanan TBC pada Balita dan Anak Pra
Sekolah Kontak Erat
Observasi dan
m e m p e r ti m b a n g k a n
sasaran yang
layak diberikan
TPT
Bukan
terduga TBC Edukasi P H B S
M e la kuka n Skrining
Balita d a n A n a k gejala da n tanda T B C
Pra Sekolah Te r d u g a T B C

PUSKESMAS
Pem er iks aan m e n g g u n a k a n T C M atau sistem skoring
KUNJUNGAN RUMAH PUSTU P O SYA N D U

 Kader dan petugas P o s iti f N e g a ti f


kesehatan melakukan
kunjungan
M ela ku ka n Skrining gejala
rumah untuk Kontak serumah Bukan
dan tanda TBC Ta t a l a k s a n a
P M O dan Kontak
O AT sesuai
edukasi TBC Serumah
Te r d u g a T B C standar
 Kader dan petugas
juga m e la ku ka n Edukasi
Bukan Edukasi P HBS
skrinning anggota pencegahan TBC
terduga TBC Edukasi P H B S dan
keluarga sebagai
P e r ti m b a n g k a n
terduga Kontak Erat Pemberian TPT

TINDAK LANJUT SKRINING


SASARAN
● Pengambilan, pengemasan dan pengiriman sampel dahak, Jika
setiap Balita dan anak yang berkunjung ke Puskesmas
kesulitan mendapatkan dahak, penegakan diagnosis TBC klinis
Pustu dan Posyandu atau yg ditemui pada kegiatan
menggunakan sistem skoring
kunjungan rumah baik sehat maupun sakit
● Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) atau Mikroskopis
METODE ● Pengobatan yang sesuai baik obat rutin atau pemberian
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
● Kader dan petugas kesehatan melakukan kunjungan
wawancara menggunakan tanda dan gejala
rumah
Skrining
Thalasemia

Sasaran skrining: Kegiatan: Tindak lanjut


semua bayi berusia 2 ✔ anamnesis setelah skrining:
(dua) tahun keatas kepada ✔ Normal diberikan
yang memiliki keluarga pasien kartu/ sertifikat telah
saudara kandung ✔ pemeriksaan dilakukan deteksi dini
penyandang darah lengkap ✔ Suspek/curiga Rujuk RS
talasemia dan atau ✔ membuat sediaan apus dan dilakukan
orang tua atau ada darah tepi. pemeriksaan lab
riwayat keluarga ✔ Hasil pemeriksaan lanjutan (Pemeriksaan
dengan transfusi dicurigai pembawa sifat Analisis Hb dengan HPLC/
talasemia bila nilai Elektroporesis Capilary)
darah rutin. salah satu dari Hb, MCV ✔ Konseling
atau MCH lebih rendah
dari batas normal (Hb <
11mg/dL, MCV < 80 fL,
MCH < 27pq).
PWS Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah
Catat data hasil
∙ Morbiditas: BBLR, Neonatus SHK+, icteric, HIV, dirujuk,
pelayanan
bayi dan balita dengan penyakit infeksi (TBC, diare,
Analisa beban
pneumonia), kontak erat TB, masalah gizi dan
penyakit:
perkembangan (tidak naik BB, gizi kurang, gizi buruk,
• Morbidit
as stunting, obesitas, masalah perkembangan).
penyaki ∙ Cakupan pelayanan: pelayanan neonatal esensial
t (KN1, KN2, KN3), IMD, Vit.K, Bayi baru lahir dengan
• Cakupan Hb0
pelayanan <24 jam, Bayi baru lahir dengan Hb0 dibawah 7 hari,
Notifikasi Tindak bayi dan balita Jumlah Bayi di timbang bulan ini,
Lanjut pada jumlah bayi dipantau perkembangan bulan ini, balita
Pustu
gizi kurang dapat PMT, balita gizi buruk dirujuk, balita
• Kegiatan
mendapat vitamin A, cakupan imunisasi dasar dan
Pustu
lanjutan, balita dilayani MTBM dan MTBS
• Kunjungan NOTIFIKASI DAN RENCANAKAN KUNJUNGAN ULANG
rumah oleh
Pelayanan Kesehatan Anak Usia
Sekolah dan Remaja
Paket pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan
Remaja
Sasaran Pelayanan Delivery Unit
Masalah Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan Kesehata (Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) atau (Rumah/Masyarakat)
n Sekolah

Status gizi Pelayanan ∙ Skrining kesehatan ∙ Skrining (lihat bagan ∙ riwayat kesehatan
( termasuk Kesehatan dan imunisasi kesehatan dan penjaringan anak dan
anemia remaja) Peduli Remaja ∙ Pelayanan klinis/ imunisasi kesehatan keluarga,
karies gigi, di Dalam pengobatan umum (tertentu) utk sekolah) ∙ pemantauan
penglihatan, Gedung ∙ KIE berupa PKHS ∙ Pelayanan status gizi,
pendengaran, ∙ Konseling klinis/ ∙ kebersihan diri
perilaku pengobatan
∙ riwayat imunisasi
berisiko, ∙ monitoring
umum
penyakit konsumsi TTD,
∙ KIE berupa
menular, mental ∙ SKRINING PTM:
PKHS
emosional, diabetes dan
∙ Konseling
rokok & NAPZA, hipertensi,
talasemia
∙ Edukasi
Pelayanan ∙ Fasilitasi UKS ∙ Fasilitasi UKS • Penjaringan Edukasi kesehatan
Kesehatan kesehtan (masalah indera,
Peduli Remaja dan TBC, merokok dll)
di Luar Gedung pemeriksaan
berkala
• Pendidikan

Kesehatan
Sasaran Pelayanan Delivery Unit
Masalah Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehata Kesehata (Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat
n n )

Skrining Identifikasi, tata Identifikasi, tata


kekerasan laksana dan laksana dan
terhadap mencatat kasus mencatat kasus
Perempuan dan - -
serta serta
Anak (KtPA) menginformasuk menginformasuk
a n ke pihak a n ke pihak
terkait terkait
Pelayanan KIE,
Kesehatan pemeriksaan
Gigi dan deteksi dini
Mulut kelainan/penyakit Edukasi
gigi dan mulut,
merujuk,
pemeliharaan
kesehatan rongga
mulut bayi,
UKGS
Pelayanan Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan dengan Disesuaikan
Pengobatan dengan kasus dengan kasus kasus dan dengan kasus
Catatan:
dan kewenangan
* Pada remaja usia 15 tahun keatas dengan obesitas dan atau dan kewenangan kewenangan dan kewenangan
hipertensi
** Pada remaja putri yang sudah menstruasi
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Sasaran:
1. anak usia sekolah (≥ 6-18
(PKPR) tahun)
di Dalam
Pelayanan : Skrining Kesehatan Gedung
Anak Usia Sekolah dan Sasaran
2. remaja (10-18 tahun)
Waktu/ Tempat
Remaja Frekuen
si
Skrinin • Anamnesis: 5L, sering pusing remaja putri usia 1x Puskesma
g • P.fisik: konjungtiva & telapak tangan anemis ≥12 dalam s Pustu
anemia • P.penunjang: hb meter POCT, dikonfirmasi dg hemato - ≤18 tahun, setahun
analyzer (bila anemia) dengan/ tanpa
• Tatalaksana: anemia ringan, anemia sedang, gejala anemia
anemia berat

Skrinin • Metode skrining dengan Pemeriksaan Rapid R0 lalu remaja dengan HIV ketika Puskesmas
g HIV melihat hasil positif atau negatif. Jika hasil R0 (skrining) / AIDS (ODHA), ditemukan
positif pasien akan dirujuk ke Puskesmas atau RS PDP remaja yang indikasi
agar bisa dilakukan pemeriksaan diagnosis (R1, R2 kontak serumah atau
dan R3 untuk menegakkan diagnosa. dengan pasien ditemukan
• Tindak lanjut jika hasil pemeriksaan R1, R2 dan R3 TBC paru yang kasusnya
Positif maka pasien dinyatakan sebagai orang terkonfirmasi atau
penderita HIV (ODHIV) dan bisa diberikan ARV. bakteriologis, beresiko
remaja yang tertular dari
beresiko lainnya orang lain
(penyakit
imunokompromais,
dll)
Alur Layanan TBC pada Anak Usia Sekolah dan Remaja
Observasi dan
m e m p e r ti m b a n g k a n
Kontak Erat sasaran yang layak
diberikan TPT

Bukan
Edukasi P HBS
Melakukan Skrining terduga TBC dan Obsevasi
Anak Usia Sekolah gejala d a n tanda T B C kemungkinan
dan Remaja Te r d u g a T B C penyakit lain

PUSKESMAS
Pemeriksaan menggunakan T C M
KUNJUNGAN R U M A H PU STU
 Kader dan petugas P o s i ti f N e g a ti f
kesehatan melakukan
kunjungan
M ela ku ka n Skrining gejala
rumah untuk F o t o R o n t g e n To r a k s
dan tanda TBC Ta ta l a k s a n a
P M O dan
O AT sesuai
edukasi TBC
Te r d u g a T B C standar
 Kader dan petugas
juga m elakukan S u g e s ti f T B C Tidak
Bukan
skrinning anggota Edukasi P HBS S u g e s ti f T B C
terduga TBC
keluarga sebagai
terduga
Kontak Erat
P e r t im b a n g k a n Edukasi dan
Observasi
T B C Klinis
K e m u n g k in a n
Penyakit lain

SASARAN TINDAK LANJUT SKRINING


setiap anak usia sekolah dan remaja yang berkunjung ● pengambilan, pengemasan dan pengiriman sampel dahak, Jika kesulitan
ke Puskesmas, Pustu atau yg ditemui pada kegiatan mendapatkan dahak dpt induksi seputum
kunjungan rumah baik sehat maupun sakit. Anak usia ● Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) atau Mikroskopis
sekolah dan remaja tanpa gejala TBC yang kontak erat ● Anak yang kontak serumah dengan pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis
namun tidak menunjukkan gejala TBC, maka diperlukan pemeriksaan foto
atau kontak serumah dengan pasien TBC, remaja
rontgen dada (jika tersedia) dan pemeriksaan infeksi TBC (TST/IGRA)
dengan HIV/AIDS (ODHA) sebelum diberikan TPT oleh puskesmas
METODE ● Pengobatan yang sesuai baik obat rutin atau pemberian Terapi
Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
● Kader dan petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah
wawancara menggunakan tanda dan gejala
Sasaran:
Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan 1. anak usia sekolah (≥ 6-18
tahun)
Remaja
Pelayanan Sasaran
2. remaja (10-18 tahun)
Waktu/ Tempat
Frekuen
si
Skrining • Anamnesi🡪 Pemeriksaan ≥ 6-18 tahun Setiap Puskesma
Obesita Fisik 🡪 P. Antropometri berkunjun s Pustu
s • Cara menghitung IMT g
• Interpretasi IMT
• Tatalaksana sesuai IMT 🡪 edukasi
lifestyle khususnya terkait konsumsi
makanan
Skrining • Skrining DM meliputi anamnesis riwayat ≥ 6-18 tahun 1x Puskesma
Diabete penyakit keluarga dan diri sendiri; pengukuran dengan dalam s Pustu
s tinggi badan, berat badan, lingkar perut, mengompol, setahun
pemeriksaan tekanan darah; pemeriksaan poliuria, polifagi,
Melitus
kadar gula polidipsia,
(DM) • Skrining untuk deteksi dini DM dapat penurunan berat
dilakukan di Posyandu melalui anamnesis badan yang cepat
faktor risiko PTM, pengukuran BB, TB, LP, TD, dan dalam 2-6 minggu
pemeriksaan kadar gula darah dengan sebelum
menggunakan glukometer diagnosis
• Skrining DM di Posyandu dilaksanakan oleh ditegakkan
kader terlatih dan penegakan diagnosa
dilakukan di FKTP.
Sasaran:
Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan 1. anak usia sekolah (≥ 6-18
tahun)
Remaja 2. remaja (10-18 tahun)
Pelayanan Sasaran Waktu/ Tempat
Frekuen
si
Skrining • Pada anak yang memiliki faktor risiko seperti obesitas, ≥ 6-18 tahun Min 1 Puskesm
Hiperten menggunakan obat-obatan yang dapat meningkatkan Tanpa risiko kali a s,
si tekanan darah, penyakit ginjal, riwayat koarktasio aorta atau Hipertensi dalam Pustu
diabetes, maka pemeriksaan tekanan darah tersebut harus setahun Posyandu
dilakukan secara rutin.
• Tujuan skrining Hipertensi untuk deteksi dini adanya
hipertensi asimtomatik, serta mencegah komplikasi
jangka pendek dan panjang.
• pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter digital
dan atau tensimeter aneroid.

Skrining • Skrining dapat dilakukan di Puskesmas dengan anamnesis ≥ 6-18 tahun 1x Puskesm
Talasemia kepada keluarga pasien, ada saudara dan/atau anak remaja yang seumur a s
penyandang Talasemia, ada keluarga yang rutin melakukan memiliki saudara hidup
transfusi darah. Bila ya, periksa darah lengkap yang minimal Hb, kandung
MCV dan MCH, sediaan apus darah tepi. penyandang
Talasemia (keluarga
ring 1)
Skrining • Skrining Indera Penglihatan: mendeteksi adanya penyakit pada ≥ 6-18 tahun 1x Puskesm
Kesehatan mata, gangguan penglihatan seperti kelainan refraksi/gangguan dalam a s
Indera tajam penglihatan dan buta warna pada peserta didik serta setahun
Penglihatan menindaklanjuti hasil pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan).
dan Pemeriksaan kesehatan indera penglihatan dilakukan melalui
Sasaran:
Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan 1. anak usia sekolah (≥ 6-18
tahun)
Remaja 2. remaja (10-18 tahun)
Pelayanan Sasaran Waktu/ Tempat
Frekuens
i
Skrining • mendeteksi adanya gangguan fungsi pendengaran ≥ 6-18 tahun 1 x dalam Puskesmas
Kesehatan serta menindaklanjuti hasil pemeriksaan (bila terdapat setahun
Indera ada kelainan)
Penglihatan • pemeriksaan telinga luar dan fungsi pendengaran
dan (tes berbisik modifikasi dan tes penala)
Pendengaran

Skrining • usia 4-18 tahun) atau Strength and Difficulties ≥ 6-18 tahun 1 x dalam Puskesmas
Kesehatan Jiwa Questionnaire (SDQ) dan menggunakan Kuesioner setahun Pustu
Self- Reporting Questionnaire-20 (SRQ-20) untuk
pelajar/mahasiswa di atas usia 18 tahun.
• Intervensi di pustu dapat berupa KAP (komunikasi
antar personal)
Layanan • diintegrasikan dalam ≥ 6-18 tahun Sesuai Puskesma
Vaksinasi UKS (Pelayanan waktu s Pustu
/ Kesehatan), pemberian
Imunisasi • vaksin COVID-19 dapat
diberikan oleh nakes
puskesmas di luar
sekolah (Boleh bagi
anak 6-11 tahun dan
12-17 tahun)
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Sasaran:
1. anak usia sekolah (≥ 6-18
(PKPR) di Dalam Gedung tahun)
Pelayanan Sasaran 2. remaja (10-18 tahun)
Waktu/ Tempat
Frekuens
i
Menyesuaikan dg hasil asesmen MTPKR, • Algoritma infeksi ≥ 6-18 tahun, Setiap Puskesma
hasilnya ada 3 kategori (merah, kuning, hijau). • Algoritma kesehatan jiwa berkunjun s Pustu
Pelayanan Merah dan kuning perlu dirujuk (medis, sosial, • Algoritma Indera g
Klinis/ hokum), bersamaan dengan asesmen keluhan, • Algoritma lain lain
Pengobatan gali masalah remaja dengan HEEADSSS, • Komunikasi, informasi,
Umum selanjutnya tatalaksana sesuai diagnosis dan edukasi
• Algoritma pertumbuhan dan perkembangan
• Algoritma kesehatan reproduksi
• Algoritma genetalia
• Kesadaran diri • Berpikir kreatif ≥ 6-18 tahun, Setiap Puskesma
Layanan • Empati • Komunikasi efektif berkunjun s Pustu
KIE • Pengambilan • Kemampuan interpersonal g
keputusan • Pengendalian emosi
Kesehata • Pemecahan • Mengatasi stress
n PKHS masalah
• Berpikir
kritis
• Sesuai keluhan yg • Kestabilan emosional ≥ 6-18 tahun, Setiap Puskesma
diasses dg • Penggunaan alkohol, berkunjun s Pustu
HEEADSSS tembakau dan zat g
(MTPKR): lainnya
• Kemampuan/ketrampil • Cedera yang tidak
Konseling an psikososial disengaja
• Pola makan gizi • Kekerasan dan
seimbang penganiayaan
• Aktivitas fisik • Pencegahan kehamilan dan
• Pubertas kontrasepsi
• Kesehatan • Pencegahan HIV AIDS
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Sasaran:
di Luar Gedung 1. anak usia sekolah (≥ 6-18
tahun)
Fasilitasi Usaha Kesehatan Sekolah 2. remaja (10-18 tahun)

(UKS) Pelayanan Sasaran Waktu/ Frekuensi Tempat


• Layanan yang diberikan • Indra penglihatan, pendengaran • kelas 1 • Penjaringan kesehatan sekolah
imunisasi, pemberian • Gigi mulut s.d 10 dilakukan 1 kali setiap
TTD dan pemberian • Kes. Jiwa tahun ajaran baru untuk
Skrining obat cacing • Risiko PTM kelas 1,7, dan 10
Kesehatan • Kuesioner • Kebugaran • pemeriksaan berkala
• Pemeriksaan • Imunisasi rutin bagi selain kelas 1,7
Anak dan 10 (1 kali dalam
: • Anemia
Sekolah • Tanda vital • Risiko merokok setahun)
• Status gizi

• merupakan pemberian • HIV/AIDS, gejala/tanda penyakit • kelas 1 Sesuai kesepakatan sekolah


pengetahuan kesehatan menular dan tidak menular, s.d 10 hari tertentu
dan pembiasaan kekerasan/cidera, serta masalah
Pendidikan perilaku sehat peserta PHBS.
didik. • Contoh bentuk kegiatan: Aksi Bergizi
Kesehatan • Materi yang dengan kegiatan aktifitas fisik,
diberikan meliputi 8 sarapan dan edukasi gizi, konsumsi
isu prioritas: status TTD pada rematri.
gizi, kesehatan
mental, kesehatan
reproduksi, NAPZA
termasuk rokok,
pemeliharaan sanitasi sekolah dan pengelolaan sampah), • kelas 1 Sesuai kesepakatan sekolah
Pembinaan perawatan kebun sekolah, pembinaan kantin sehat, penerapan s.d 10 hari tertentu
kawasan tanpa rokok (KTR) dan kawasan tanpa NAPZA (KTN),
Lingkunga penerapan kawasan tanpa kekerasan (KTK), surveilans dan
pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit serta
n Sekolah pelaksanaan 3R (Reuse, Reduce, Recycle).
Skrining kekerasan terhadap Perempuan dan
Anak (KtPA)
Karakteristik Korban Anak dan Remaja
Sama dengan korban orang dewasa, ditambah dengan:
Tanda-tanda kemungkinan terjadinya
emotional abuse pada anak
Tanda-tanda kemungkinan terjadinya penelantaran
(neglect) pada anak
Kecurigaan Adanya Tanda Kekerasan

SEKSUA
• AdanyaL gejala/penyakit
PSIKI
FISI infeksi menular seksual (IMS)
• Infeksi vagina rekuren pada • S
Takut berlebihan
K bilur
Memar dan anak < 12 tahun
Luka lecet dan luka robek • Siaga berlebihan
• Nyeri/perdarahan/secret dari
Patah • Panik
vagina
tulang Luka
bakar • Nyeri /Gangguan • Perubahan sikap dari periang
Cedera pada pengendalian BAB dan BAK menjadi pendiam
kepala Lain-lain: • Cedera pada buah dada, • Kemunduran perkembangan
Misalnya:
bokong, perut bagian bawah,
dislokasi pada ( misal; kembali ngompol)
paha, sekitar alat kelamin
sendi
atau dubur
bahu atau pinggul dan
tanda- tanda luka yang • Pakaian dalam robek atau
berulang bercak darah dalam
pakaian dalam
• Ditemukan cairan mani di
sekitar
mulut, genital,anus atau
pakaian
Algoritme Pelayanan Kasus KtP/A di
Puskesmas Korban kekerasan
terhadap anak
dan perempuan Datang sendiri/
Rujuk dari rumah diantar orangtua/
aman/ praktik keluarga/
dokter/ UPTD pamong/ guru
PPA/ P2TP2A
Puskesmas
Registrasi
UPTD PPA: unit
pelaksana teknis Tindak Kegawatdaruratan
daerah perlindungan
TATALAKSANA:
perempuan dan anak
Anamnesa
P2TP2A: Pusat Informed
Pelayanan Terpadu C onsent
Pemberdayaan Pemeriksaan fisik
Perempuan dan Rujukan dan status mental Pulang
Anak Non Pemeriksaan
Medis Medis penunjang
Diagnosa
Tindakan
medis
Konseling
Wajib Lapor
Rumah sakit Pencatatan
Pembuatandan
Pelaporan
VeR
PPT/ PKT
Kunjungan Rumah Jejaring
Pelayanan Gigi dan Mulut

• Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut anak usia sekolah dan remaja
berupa Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).
• UKGS dilaksanakan dalam bentuk kegiatan penjaringan, pendidikan
kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan gigi secara berkala, pelayanan
kesehatan gigi dan mulut lanjutan.
• Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut lanjutan dilaksanakan di
Puskesmas oleh tenaga kesehatan dalam rangka menindaklanjuti hasil
penjaringan kesehatan dan/atau pemeriksaan berkala kesehatan gigi
dan mulut yang membutuhkan pendekatan kuratif ataupun pencegahan
caries.
Pelayanan Pengobatan

1. Pengobatan pada anak usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pendekatan Manajemen
Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR) dengan algoritma yang terdiri dari:
• Algoritma pertumbuhan dan perkembangan
• Algoritma kesehatan reproduksi
• Algoritma genetalia
• Algoritma infeksi
• Algoritma kesehatan jiwa
• Algoritma Indera
• Algoritma anemia
• Algoritma lain lain
• Komunikasi, informasi, dan edukasi
2.Hasil pemeriksaan menggunakan pendekatan MTPKR dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu hijau,
kuning, dan merah. Kategori hijau dan kuning dapat ditatalaksana di Puskesmas, sedangkan
kategori merah dilakukan rujukan medis, sosial, dan hukum sesuai dengan masalah yang
ditemukan mengacu pada Pedoman Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR).
3.Pada Puskesmas yang telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional, pada anak
& remaja dilaksanakan pelayanan akupresur, akupunktur dan ramuan serta edukasi asuhan
mandiri kestrad. Misal: membantu mengurangi nyeri haid, meningkatkan daya tahan tubuh,
meningkatkan nafsu makan.
PWS

Remaja
Morbiditas: % anak usia sekolah dan
remaja gizi kurang, %
Input data kasus anak usia sekolah dan remaja gizi baik, % anak usia
pada dashboard sekolah dan remaja gizi lebih, % anak usia sekolah dan
PWS remaja obesitas, % anak usia sekolah dan remaja dengan
karies, % anak usia sekolah dan remaja dengan
Analisa beban hipertensi, % remaja putri anemia, % remaja dengan
penyakit: gangguan refraksi, % remaja dengan gangguan
• Morbidit pendengaran.
as ▪ Cakupan pelayanan: % remaja putri kelas 7 dan 10
mendapatkan pemeriksaan haemoglobin/ skrining anemia,
penyaki
% remaja mendapatkan skrining kesehatan, % remaja putri
t mendapatkan TTD, % remaja putri mengonsumsi TTD, %
• Cakupan anak usia sekolah dasar/sederajat mendapatkan imunisasi
pelayanan rutin lengkap.
Notifikasi Tindak
Lanjut pada
Pustu
NOTIFIKASI DAN RENCANA KUNJUNGAN ULANG
• Kegiatan
Pustu

Referensi
∙ Pedoman ANC Terpadu: https://link.kemkes.go.id/pedomanANCterpadu
∙ Pedoman Kelas Ibu: https://link.kemkes.go.id/pedomankelasibu
∙ Pedoman Bumil KEK: https://link.kemkes.go.id/pedomanbumilkek
∙ Pedoman Persalinan: https://link.kemkes.go.id/pedomanpersalinan
∙ Pedoman Nifas: https://link.kemkes.go.id/pedomannifas
∙ Pedoman Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial: https://link.kemkes.go.id/yankesneonatalesensial
∙ Permenkes 53 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal
Esensial: https://link.kemkes.go.id/permenkes532014
∙ Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita:
https://link.kemkes.go.id/pedomanTLGB
∙ Pedoman Manajemen Terintegrasi Suplementasi Vitamin A:
https://link.kemkes.go.id/suplementasivitaminA
∙ Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi: https://link.kemkes.go.id/permenkes122017
∙ Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Balita:
https://link.kemkes.go.id/pedomanbalita
∙ Buku Bagan MTBS: https://link.kemkes.go.id/bukubaganMTBS
∙ Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala Anak Usia Sekolah dan Remaja pada
link https://link.kemkes.go.id/usekrem
∙ Buku Pedoman Kebugaran Jasmani pada link https://link.kemkes.go.id/pedomanbugarjasmani
∙ Pedoman Bencana dan Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja pada
link https://link.kemkes.go.id/bencanakeswaAR
∙ Buku Juknis Layanan Depresi pada link https://link.kemkes.go.id
/juknisdepresi
∙ Buku Juknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional pada
link https://link.kemkes.go.id/juknismentalemosional
∙ Buku Pedoman Pencegahan dan Penanganan Bunuh Diri pada link
https://link.kemkes.go.id/cegahbunuhdiri
∙ Buku Protokol DKJPS Anak dan Remaja pada link https://link.kemkes.go.id/DKJPSAR
Simulasi Kasus Ibu
Hamil
a.Skenario:
Seorang ibu usia 26 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan tidak haid selama 2 bulan, merasa sering pusing,
mudah lelah dan tidak nafsu makan.
Hasil pemeriksaan didapatkan : TD 110/80 mmHg, nadi
90x/m, pernafasan 20x/m, suhu 36,5 0C, LiLA 22,5 cm.
Dilakukan pemeriksaan laboratorum dengan hasil: tes
kehamilan positif, dengan Hb 10 gr/dl.
b.Sarana:
Buku KIA, antropometri kit, stetoskop, thermometer,
tensimeter digital, USG, meja periksa ginekologi, tempat
tidur periksa, formulir rujukan
c. Langkah-Langkah Simulasi Kasus Ibu
Hamil:
• Pasien ibu hamil registrasi dan diarahkan menuju klaster 2
• Layanan ANC terpadu 10 T, jika diperlukan pemeriksaan oleh
dokter (USG) serta pemeriksaan lanjutan (laboratorium)
• Konsultasi ulang ke dokter
• Mendapatkan konseling gizi dari tenaga gizi dan
pemberian makanan tambahan
• Pasien mengambil TTD dan pulang
• Pencatatan ke dalam PWS
d. Nakes
• 1 Dokter
• 1 Bidan
• 1 Perawat
• 1 Petugas Lab (cek Hb ibu hamil)
• 1 Farmasi
• 1 Gizi
Simulasi Kasus
a.
Balita
Skenario:
Seorang balita laki-laki 18 bulan datang
berusia puskesmas dengan ke 5x/24
keluhan
tampak lemas. BAB Dari hasil pengukuran
jam, kurus,
antropometri
diketahui BB = 7,9 kg PB= 85 cm. dan
b. Sarana:
Antropometri kit, Buku KIA, stetoskop anak, ARI timer, senter,
Bagan MTBS dan formulir pencatatan MTBS/MTBM,
Permenkes 2/2020 ttg Standar Antropometri Anak, alat
stimulasi tumbuh kembang, APD, safety box, termometer,
aplikasi ASIK, IHS/e-kohort, formulir kunjungan rumah.
c. Langkah-Langkah:
• Pasien balita dibawa oleh ibunya registrasi dan diarahkan
menuju klaster 2
• Balita dilakukan pemeriksaan antropometri dan dilayani MTBS
serta dicek status imunisasinya
• Pemeriksaan oleh dokter dan pengobatan,KIE, menetapkan
tanggal kunjungan ulang
• Konseling gizi oleh tenaga gizi (pemberian makanan tambahan)
• Pasien mengambil obat di farmasi dan pulang
• Pencatatan ke dalam PWS
d. Nakes
• 1 Dokter
• 1 Bidan
• 1 Perawat
• 1 Petugas Lab (cek elektrolit)
• 1 Farmasi
• 1 Gizi
Simulasi Kasus
a. remaja
Skenario: Remaja hasil penjaringan UKS (Hb 9 gr/dl), dilayani PKPR, belum
pernah menerima skrining apapun
b. Sarana: Instrumen SDQ/SRQ-20, Kuesioner SDQ (Strength and Difficulties
Questionaire)
c. Langkah-Langkah Simulasi Kasus Remaja:
• Pasien remaja registrasi dan diarahkan menuju klaster 2
• Layanan PKPR, jika diperlukan pemeriksaan oleh dokter serta pemeriksaan
lanjutan (laboratorium)
• Konsultasi ulang ke dokter
• Mendapatkan konseling gizi dari tenaga gizi
• Pasien mengambil TTD dan pulang
• Pencatatan ke dalam PWS
d. Nakes
• 1 Dokter
• 1 Bidan
• 1 Perawat
• 1 Petugas Lab (cek elektrolit)
• 1 Farmasi
• 1 Gizi
CONTOH SOAL IBU HAMIL, BERSALIN,
NIFAS
1. Jumlah minimal kunjungan pelayanan antenatal yang diberikan kepada ibu hamil selama kehamilan
sesuai PMK 21 tahun 2021 adalah:
a. Sesekali
b. 4 kali
c. 6 kali
d. 2 kali
e. 6 tidak perlu
2. Tujuan pelayanan pasca persalinan adalah:
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik secara fisik maupun psikologis
b. Deteksi dini msalah, penyakit dan penyulit pasca persalinan
c. Melibatkan ibu, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir
d. Memberikan pelayanan KB sesegera mungkin setelah bersalin
e. Semua benar
3. Pemeriksaan Antenatal pada ibu hamil yang dilakukan dokter dan dilakukan USG terbatas pada:
a. K1 dan K5
b. K1 dan K6
c. K2 dan K5
d. K3 dan K6
e. K1 dan K4
CONTOH SOAL BAYI DAN
1. BALITA
Pemeriksaan Kesehatan Anak Terintegrasi /PKAT silakukan pada sasaran usia:
a. 0-28 hari
b. 1 bulan sampai sebelum usia 6 bulan
c. 6 bulan sampai sebelum usia 7 bulan
d. 8 bulan sampai sebelum usia 9 bulan
e. 1 bulan sampai sebelum usia 2 bulan
2. Kurva pada KMS digunakan kader untuk ploting hasil pengukuran:
a. BB/U
b. TB/U
c. BB/TB
d. TB/BB
e. Semua benar
3. Apa Warna Klasifikasi pada Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit yang harus di
rujuk?
a. Kuning
b. Hijau
c. Merah
d. Biru
e. Abu abu
CONTOH SOAL USIA REMAJA DAN ANAK
1. SEKOLAH
Berikut yang merupakan bagian dari algoritma Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan
Remaja
kecuali…..
a. Algoritma infeksi
b. Algoritma kesehatan jiwa
c. Algoritma Indera
d. Algoritma gizi
2. Yang termasuk skrining bagi usia sekolah dan remaja baik di Puskesmas maupun Pustu adalah ….
a. Skrining anemia
b. Skrining HIV
c. Skrining indera penglihatan dan pendengaran
d. Skrining talasemia
3. Berikut bagian dari kemungkinan terjadinya penelantaran (neglect) pada anak ….
a. Malnutrisi
b. Gangguan penglihatan
c. Karies gigi
d. Diabetes

Anda mungkin juga menyukai